Laporan Kpi Ku
Laporan Kpi Ku
OLEH :
LESTI VERONIKA SIRAIT
NIM. 5181230003
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
khususnya di Gardu Induk GIS Listrik. Oleh karena itu diperlukan suatu antisipasi
yang tepat dan terencana dengan baik agar sumber arus DC tetap berfungsi
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.
2) Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3) Motto
Listrik untuk Kehidupan yang lebih baik.
4
2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
5
beranggung jawab melaksanakan pemeliharaan instalasi penyaluran tenaga
listrik di wilayah kerjanya yang meliputi fungsi pemeliharaan dan proteksi,
pemeliharaan instalasi penyaluran, pengoperasian dan pemeliharaa gardu
induk, logistik dan pengelolaan lingkungan dan keselamatan
ketenagalistrikan, pengelolaan sumber daya manusia, administrasi dan
keuangan sebagai pendukung kegiatan operasional perusahaan. UPT
membawahi Umit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) yang
bertangung jawab melaksanakan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
rutin transmisi dan gardu induk di wilayah kerjanya untuk menghasilkan
keandalan pasokan Tenaga Listrik.
Secara Struktur organisasi PT. PLN UPT Medan dipimpin oleh
seorang Manager UPT yang bertanggung jawab untuk mengelola Unit
Pelayanan Transmisi yang langsung berada satu tingkat dibawah General
Manager. Manager UPT dibantu oleh Manajer Bagian, Pejabat, dan
Manager ULTG. Struktur organiasi Unit Pelayanan Transmisi Medan
diatur berdasarkan peraturan Direksi PT. PLN (persero) No.
0314.P/DIR/2018 Tentang Susunan Organisasi dan Formasi Jabatan PT.
PLN (persero) UPT Medan. Bagan struktur organisasi UPT medan
ditunjukkan pada gambar 2.2.
4. Unit Layanan Trasnmisi dan Gardu (ULTG) GlugurUnit Layanan
Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Glugur struktur organisasinya
dipimpin oleh seorang Manager ULTG dan membawahi 3 sub bidang
pemeliharaan, 4 sub jaringan dan gardu induk serta 1 pejabat K3L. Unit
Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) dalah unit yang bekerja
untuk memelihara aset Gardu Induk, Jaringan Transmisi dan Proteksi guna
menjaga pasokan listrik agar tetap terjaga dan menjaga peralatan tenaga
listrik tetap dalam keadaan siap operasi.
5. Gardu Induk GIS Jl. ListrikGardu Induk GIS (Gas Insulated Switchgear)
merupakan Gardu Induk pemasangan dalam yang isolasinya menggunakan
gas SF6. Gardu Induk ini merupakan bagian dari ULTG Glugur. Gardu
Induk GIS struktur organisasinya dipimpin oleh seorang Supervisor.
Bagan struktur organisasinya ditunjukkan pada gambar 2.
6
Alifah Farah
Supervisor GI GIS
Listrik
7
15. Penyulang LS2 ke Centre Point
16. Penyulang LS3 ke GH A3 Debur
17. Penyulang LS4 ke GH Carefour
18. Penyulang LS5 ke GH Petisah
19. Penyulang LS6 ke Sei batu ginging
20. Penyulang LS7 ke Jln. Dr. Mansyur
8
BAB III
PENGALAMAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
9
b) Klasifikasi Gardu Induk Berdasarkan Penempatan
PeralatannyaMenurut penempatan peralatannya gardu induk
terbagi lagi menjadi :
1) Gardu induk pemasangan dalam (indoor)
Gardu induk dimana semua peralatannya
(switchgear, CT, PT dan lain-lain) di pasang di dalam
gedung / ruangan tertutup. Sebagai contoh : gardu induk
GIS Listrik yang terdapat di UPT Medan.
2) Gardu induk pemasangan luar (outdoor)
Gardu induk di mana semua peralatannya
(switchgear, CT, PT dan lain-lain) di pasang di ruangan
terbuka. Sebagai contoh : gardu induk Titi Kuning yang
terdapat di UPT Medan.
3) Gardu induk pemasangan dalam bawah tanah (undergroud
substation)
Gardu induk ini biasanya berada di daerah
perkotaan, dimana lahan yang tidak memnginkan lagi untuk
pemasangan gardu induk.
4) Gardu induk pemasangan sebagian bawah tanah (semi-
underground)
Gardu induk ini biasanya di pasang di bawah tanah,
dimana sebagian peralatanya berupa transformator daya,
bus dan lainnya di pasang di atas tanah.
5) Gardu induk mobil (mobile subtation)
Peralatan gardu induk berada di atas mobil trailer
sehingga bisa di pindahkan ke tempat yang dibutuhkan.
Biasanya di pakai unuk keadaa darurat dan bersifat
sementara waktu.
6) Gardu satuan (unit substation)
Merupakan gardu pasangan luar yang di pakai
sebagai ganti transformator 3 fasa dan lemari gardu
distribusi.
10
7) Gardu jenis peti (box type substation)
Merupakan gardu induk distribusi untuk tegangan
dan kapasitas relative rendah dan sama sekali tidak di jaga
misalnya didaerah pertanian atau desa yang kebutuhannya
kecil dan merupakan beban yang tidak begitu penting.
11
tahun 1968 sebagai pemadam busur api dan media isolasi. Tonggak
sejarah yang kemudian membuat semakin berkembangnya teknologi GIS
adalah pemasangan gardu 550 kV GIS di Kanada dengan kapasitas
pemutusan tertinggi yang pernah dicapai senilai 100 kA. Kemudian
adanya gardu 765 kV GIS di Afrika Selatan dan bahkan baru-baru ini
adanya gardu 1000 kV GIS di Jepang.
Konsistensi dari penelitian, pembangunan, serta upaya yang
inovatif membuat teknologi ini berkembang pesat dengan diciptakannya
GIS yang bentuknya semakin terpadu dan dioptimalkan secara
keseluruhan. GIS biasanya didesain modular (dapat dirakit per bagian) dan
sudah diisi dengan SF6 dengan kuantitas yang minimum per bagian
(kompartemen).
Kunci keberhasilan teknologi GIS adalah dari desainnya yang
dibuat semakin terpadu, ketahanan GIS terhadap lingkungan sekitarnya,
keandalan, serta mudah dipahami dan didokumentasikan Pada saat
sekarang ini dimana penilaian terhadap modal sebuah proyek didasarkan
ada biaya total dari keseluruhan umur peralatan, menjadikan GIS bisa
menjadi solusi yang lebih baik jika dibandingkan dengan AIS (Air
Insulated Switchgear).
12
3.1.3 Instalasi Sistem DC
Pada Gardu Induk terdapat sumber tenaga berupa sumber
Alternating Current (AC) dan sumber Direct Current (DC) pada
pengoperasiannya. Sistem suplai DC pada gardu induk memiliki peranan
penting dimana keandalan sistem DC akan sangat berpengaruh terhadap
unjuk kerja peralatan yang terintegrasi dengan peralatan-peralatan utama
pada penyaluran tenaga listrik di Gardu Induk.
Sumber utama suplai DC adalah rectifier yang berfungsi mengubah
tegangan AC sebagai tegangan input ke tegangan DC. Hal yang biasa
terjadi pada suplai AC ke rectifier ialah timbulnya gangguan yaitu
kehilangan tegangan karena transformator pemakaian sendiri padam akibat
dari adanya gangguan pada transmisi maupun transformator daya sehingga
mengakibatkan baterai secara langsung bertindak sebagai back-up catu
daya DC untuk peralatan bantu beban arus searah pada gardu induk dapat
terus bekerja. Baterai harus mampu menyuplai daya ke peralatan meski
kondisi tanpa charger atau blackout sehingga bateraimerupakan salah satu
komponenen pendukung yang sangat vital pada gardu induk.
13
a) Konfigurasi Sistem DC pada Gardu Induk IS Listik
Trafo
ps PS
Rectifi
e
Batera
i
Beba
n
14
Pada Gardu Induk GIS Listrik untuk sistem dengan beban 110
VDC terpasang 3 unit baterai dan3 unit rectifier yang dimana unit 1 dan
unit 2 dalam keadaan operasi dan unit 3 dalam keadaan standby.
Sedangkan untuk sistem dengan beban 48 VDC terpasang 1 unit baterai
dan 1 unit rectifier.
Pada dasarnya sistem DC di Gardu Induk GIS Listrik
menggunakan sistem pada gambar dibawh ini yang dimana baterai dan
beban dirangkai secara paralel. Dalam keadaan normal beban langsung
disuplai melalui rectifier dan mencharger baterai dan ketika terjadi
gangguan pada suplai AC maupun gangguan pada charger maka dengan
otomatis beban akan mendapat suplai dari baterai.
b) Jenis-jenis Instalasi DC
Ada 2 jenis instalasi suplai arus searah yang digunakan pada gardu
induk yang di sesuaikan dengan kebutuhan sistem perangkat pada gardu induk
adalah sebagai berikut :
1) Instalasi DC 110 Volt
Instalasi sistem arus searah tegangan 110 Volt dipasok
melalui rectifier yang dihubungkan dengan baterai pada panel DC
110 Volt. Sistem tegangan 110 Volt digunakan untuk
mengoperasikan peralatan berikut :
1. Motor-motor Penggerak PMT dan PMS
2. Relay Proteksi dan meter-meter digital
3. Signal, Alarm dan Indikasi
4. Tripping dan Closing coil
15
5. Lampu penerangan darurat
Gambar 9. Rectifier
16
Gambar 10. Diagram Sistem Kerja Rectifier
a) Bagian-bagian Utama Rectifier
1) Trafo Utama
Trafo utama yang terpasang pada rectifier biasanya merupakan
Trafo step -down berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan
AC 220/380 Volt menjadi 110 /48 Volt contoh trafo utama sebagai
yang diperlihatkan pada Gambar 3. Besar kapasitasnya harus
disesuaikan dengan kapasitas batere terpasang dan beban sumber DC
di Gardu Induk tersebut, paling tidak kapasitas arus output trafo harus
lebih besar 20% dari arus pengisian batere.
17
konduktor yang dilengkapi dengan satu terminal kontrol untuk
mengatur sudut penyalaan thyristor.
18
Output rectifier yang mengalir ke batere maupun ke beban dapat diset
sesuai kebutuhan.
5) Alarm Unit
Suatu perangkat elektronik yang yang berfungsi memberikan
informasi ketika terjadi kondisi abnormal pada sistem kerja Charger
antara lain :
a. AC Failure (Sumber AC input hilang)
b. DC Failure (Sumber AC output hilang)
c. High DC Voltage (Tegangan DC tinggi)
d. Earth Fault Positip (Hubung tanah pada kutub positip pada
sumber DC)
e. Earth Fault Negatip (Hubung tanah pada kutub negatip
pada sumber DC)
6) Rangkaian Voltage Dropper
Terdiri dari beberapa diode yang terhubung seri yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan pada saat rectifier digunakan untuk tujuan
pemeliharaan pada batere agar selalu dalam keadaan penuh (Full
Charge). Ketika beroperasi dengan pengisian Boost atau Equalizing
tegangan output rectifier disisi batere maupun beban akan tinggi
sehingga dalam kondisi ini akan merusak peralatan, oleh karena itu
supaya tegangan di sisi beban tetap stabil / rendah, maka dipasang
penurun tegangan atau Voltage droper. Besarnya kapasitas droper akan
tergantung kebutuhan besarnya tegangan yang harus diturunkan pada
saat rectifier bekerja dengan pengisian Equalizing atau Boost
19
2) Rectifier 3 fasa
Yang dimaksud dengan rectifier 3 fasa adalah rectifier yang
rangkaian inputnya menggunakan AC suplai 3 fasa (380 VAC).
3.1.5 Baterai
Baterai adalah suatu alat yang merubah energi kimia menjadi
energi listrik secara langsung melalui reaksi elektrokimia antara komponen
zat–zat kimia yang terkandung didalamnya dengan cara perpindahan
elktron dari satu bahan kebahan lain. Batere terdiri dari satuan-satuan
dasar elektrokimia yang disebut cell, terdiri dari satu atau beberapa buah
sel yang dirangkai secara seri, paralel atau kombinasi seri paralel,
tergantung kepada tegangan output dan kapasitas yang diinginkan. Batere
sebagai sumber DC cadangan, energinya digunakan bila sumber AC/
pengisi batere mengalami gangguan.
Pada dasarnya Baterai yang terpasang di Gardu Induk
merupakan sumber DC cadangan yang berfungsi untuk :
1) Sumber tenaga untuk rele proteksi
2) Sumber tenaga untuk Motor-motor PMT, PMS
3) Sumber tenaga untuk alat kontrol, Indikator, Alarm.
4) Sumber tenaga untuk penerangan darurat.
5) Sumber tenaga untuk peralatan komunikasi.
20
1) Proses Discharging pada sel berlangsung menurut skema Gambar 3.8 Bila
sel dihubungkan dengan beban, maka elektron mengalir dari anoda melalui
beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion
positif mengalir ke katoda.
2) Pada proses Charging menurut skema Gambar 3.8 Bila sel dihubungkan
dengan power supply, maka Elektroda positif menjadi anoda dan elektroda
negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sbb :
a. Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui
power suplly ke katoda.
b. Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda
c. Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda.
a) Jenis-jenis Baterai
Baterai terbagi menjadi 2 jenis baterai yaitu baterai primer dan baterai
sekunder :
1) Baterai Primer
Baterai primer adalah baterai kering dimana baterai terdiri dari dua
kutub elektroda yaitu kutub positif dan negatif dan pasta sebagai media
penghantarnya yang terkandung zat aktif didalamnya. Baterai kering
hanya dapat digunakan untuk sekali pemakaian, ketika kapasitas baterai
habis (Fully discharged) maka reaksi kimia dari zat aktif yang ada didalam
baterai tidak dapat dimanfaatkan kembali. Baterai primer terbagi menjadi:
1. Baterai Seng Karbon (Zinc Carbon)
2. Baterai Alkaline
3. Baterai Lithium
4. Baterai Silver Oxide
2) Baterai Sekunder
Baterai sekunder merupakan baterai basah, sama halnya dengan baterai
primer yang terdiri dari 2 kutub elektroda dan elektrolit sebagai media
penghantarnya. Material aktif yang terdapat dalam baterai dapat dimanfaatkan
kembali sehingga baterai memiliki masa guna pakai yang lebih lama.
21
Penggunaan baterai basah lebih banyak digunakan terutama pada dunia
perindustrian dan pembangkitan listrik seperti pada gardu induk selain karena
jangka waktu penggunaan yang lama, harga baterai basah lebih terjangkau
dibandingkan baterai kering. Baterai Sekunder terbagi menjadi :
1. Baterai Asam
2. Baterai Alkali
3. Baterai Lithium Ion
22
3) Separator
Separator biasa disebut juga dengan penyekat, separator pada
baterai memiliki struktur berpori berada diantara elektroda positif dan
elektroda negatif setiap sel baterai sehingga memungkinkan untuk
larutan elektrolit yang terkandung pada sel baterai dapat melewatinya.
4) Sel Baterai
Sel baterai merupakan satu unit tempat elektroda yaitu sebagai
elektroda positif dan elektroda negatif dalam suatu cairan elektrolit yang
dibatasi oleh separator/penyekat.
5) Kotak Baterai/Container
Sel baterai terdiri dari 2 jenis bahan bejana (Container) yang
digunakan yaitu steel container dan plastic container. Biasanya sel-sel
baterai ini diletakkan dalam suatu rak yang terbuat dari kayu pada steel
container dan rak yang terbuat dari besi berisolasi pada plastic
container. Rak sel baterai berfungsi untuk menjaga terjadinya hubung
singkat diantara sel baterai ataupun hubung tanah ketika adanya
kebocoran pada elektrolit baterai.
6) Terminal Baterai
Terminal merupakan kutub positif dan kutub negatif yang ada pada
suatu sel baterai.
7) Penghubung Sel Baterai
Penghubung sel baterai merupakan penghubung antara kutub-kutub
yang ada pada suatu sel baterai.
8) Penutup Baterai
Penutup baterai umunya sifatnya adalah permanen dan tertutup
dengan rapat pada bagian atas baterai yang merupakan tempat dudukan
terminal-terminal baterai.
9) Lubang Ventilasi
Lubang ventilasi berfungsi untuk maintanance baterai yaitu tempat
dilakukannya pengecekan cairan elektrolit ataupun air yang terkandung
pada baterai
23
Gambar 16. Konstruksi Baterai
24
mengalami pengisian kembali pada kondisi high-rate.
4) Rangkaian Baterai
Suatu sel baterai memiliki tegangan yang terbatas sehingga
dibutuhkan suatu cara agar baterai mampu memenuhi kebutuhan
tegangan kerja peralatan sebagaimana yang diharapkan, meningkatkan
kapasitas serta keandalan penggunaan baterai, dengan cara merangkai
baterai dalam beberapa hubungan salah satunya yaitu :
1) Hubungan Seri
Baterai dihubungkan secara seri berfungsi untuk dapat
meningkatkan jumlah tegangan baterai sesuai dengan
kebutuhan tegangan kerja peralatan. Apabila suatu peralatan
membutuhkan tegangan sebesar 110 volt dengan tegangan sel
baterai sebesar 1,4 volt maka diperlukan sejumlah ± 84 sel
baterai yang terhubung seri untuk dapat memenuhi kebutuhan
peralatan tersebut. Namun akan tetapi hubungan seri pada
baterai memiliki kekurangan yaitu apabila salah satu sel
baterai mengalami kelainan maka akan berdampak pada
keseluruhan baterai hingga dapat menyebabkan suplai DC ke
beban terputus.
25
meningkatkan arus baterai dan menjaga keandalan beban
DC pada sistem. Dimana apabila salah satu sel baterai
mengalami kelainan maka tidak akan berdampak pada sel
baterai yang lain sehingga baterai tetap mampu menyuplai
tenaga ke peralatan, dalam arti lain tidak berdampak pada
baterai baterai secara keseluruhan. Namun akan tetapi
baterai hubungan paralel memiliki kekurangan yaitu dapat
menurunkan kapasitas daya.
26
adanya sirkulasi udara yang cukup diruangan baterai tersebut. Selain
dilengkapi dengan exchaust fan juga dibutuhkan ventilasi udara yang
masuk. Ventilasi udara masuk ini harus di desain khusus yang dilengkapi
penyaring udara agar ruangan baterai tidak mudah kotor dan volume udara
yang berputar cukup dengan tujuan membuang gas hidrogen dan oksigen
yang timbul akibat proses kimia baterai.
Kebersihan sangat diutamakan baik lantai ruangan maupun kondisi
sambungan koneksi baterai untu menghindari terjadinya korosi pada
material dan pengosongan sendiri (Self Discharge). Selai itu ada beberapa
perlengkapan pada ruang baterai yang harus terpenuhi yaitu Alat ukur,
serta rambu-rambu peringatan penggunaan safety.
27
dan kabel penghubung dari debu yang memungkinkan dapat menyebabkan
korosi. Kotoran yang menempel pada bagian atas sel bateraipun dapat
merusak permukaan sel baterai saat tercampur dengan cairan elektrolit.
28
4. Pengukuran Tegangan Sel Baterai
Tegangan tiap sel baterai secara periodik harus dilakukan
pengukuran untuk mengetahui nilai tegangan tiap sel masih dalam keadaan
standard atau mengalami penurunan. Besaran tegangan tiap sel harus tetap
dijaga untuk kehandalan sistem suplai DC dalam membackup sumber
tenaga utama. Untuk mengukur tegangan dapat dilakukan dalam kondisi
peralatan beroperasi dengan menggunakan multimeter.
Tahapan dalam mengukur tegangan per sel baterai adalah sebagai
berikut :
1. Membuka penutup klem baterai.
2. Membersihkan permukaan baut atau sambungan positif negatif
baterai dari debu.
3. Mengatur multimeter pada kondisi tegangan DC.
4. Mengukur tegangan tiap sel dengan menempatkan jumper
positif fannegatif multimeter terhadap permukaan sambungan
baterai.
5. Mencatat nilai tegangan yang keluar pada multimeter.
29
5. Pengukuran DC Ground 110 Volt
Pengukuran DC ground bertujuan untuk menjaga sistem 110 VDC
dari gangguan earth faulth. Jika ada salah satu polaritas mengalami earth
faulth maka sangat besar kemungkinan sistem DC akan trip baik itu karena
arus lebih maupun Short Circuit. Hal ini sangat berbahaya karena sistem
110 VDC menyuplai peralatan penting seperti relay proteksi, penggerak
motor PMT dan PMS, serta lampu indikator Alarm.
Berdasarkan pedoman pemeliharaan sistem DC pengukuran ideal
DC ground yaitu :
1. Positif – Ground = 50%
2. Negatif – Ground = 50%
Sementara untuk standardnya yaitu 50% plus minus 12,5%
1. Positif – Ground = 62,5% atau 37,5%
2. Negatif – Ground = 37,5% atau 62,5%
30
3.3 Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian dari pengalaman lapangan yang dibahas
secara rinci tentang pemeliharaan baterai sebagai sistem suplai DC pada Gardu
Induk GIS Listrik. Disini akan dibahas mengenai beberapa pengalaman yang
sudah terlaksanakan, diantaranya adalah :
1. Baterai Pada Gardu Induk GIS Listrik
Gardu Induk GIS Listrik menggunakan baterai jenis alkali Ni-Cd
yang nilai tegangan per selnya adalah 1,4 Volt. Sehingga untuk
menghasilkan tegangan output 110 VDC dan 48 VDC dirangkai secara
seri. Berikut ini merupakan penjelasan dari baterai 110 VDC dan 48 VDC
yaitu :
a) Sistem Beban 110 VDC
Terdapat 3 bank baterai pada sistem beban 110 VDC di Gardu
Induk GIS Listrik. dirangkai secara seri. Untuk bank 1 dan bank 2
jumlah baterai yang digunakan adalah 82 sel sedangkan pada bank 3
sebanyak 92 sel.
Tegangan Total bank 1 dan bank 2 : 1,4 Volt x 82 = 114,8 Volt
Tegangan total bank 3 : 1,4 Volt x 92 = 128,8 Volt
1) Baterai Bank 1
31
Merk : AlCAD
Tipe : MC 240 P
Kapasitas : 200 AH
Tahun operasi : 2006
2) Baterai Bank 2
3) Baterai Bank 3
32
Merk : SAFT
Tipe : SCM 211
Kapasitas : 210 AH
Tahun operasi : 2016
33
2. Pemeliharaan Baterai
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang sangat penting karena
pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur peralatan dan akan menjamin
berfungsinya peralatan dengan baik. Pemeliharaan yang telah dilaksanakan
memang tidak ada bekasnya namun dapat dirasakan pengaruhnya. Tujuan
dilakukan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar
peralatan menjadi tahan lama, peralatan dapat beerfungsi sebagaimana mestinya
dengan demikian kehandalan sebuah sistem terjaga.
a) Jenis pemeliharaan baterai
Baterai seperti peralatan di gardu induk lainnya juga memerlukan
pemeliharaan agar tetap mampu berfungsi baik. Baterai pada gardu
induk berfungsi untuk mem-backup suplai tenaga arus searah menuju
beban peralatan DC ketika suplai tenaga AC (melalui rectifier untuk
diubah menjadi DC) mengalami gangguan atau terputus. Pedoman
pemeliharaan pada baterai dapat dikategorikan seperti berikut.
1) In Service Inspection
In Service Inspection adalah kegiatan inspeksi yang
dilakukan dalam keadaan operasi tanpa pembebasan tegangan
pada sistem DC. Metode yang digunakan dalam melakukan In
service inspection adalah pengecekan dengan panca indera
(visual, penciuman, pendengaran), periodik pelaksanaan in
service inspection pada sistem DC khususnya pada baterai
yaitu :
1. Pemeriksaan Sel
2. pemeriksaan kebersihan sel dan rak baterai
3. pemeriksaan klem sambungan baterai
2) In Service Measurement
In Service Measurement adalah pengujian yang dilakukan
saat peralatan operasi (bertegangan) untuk dapat memprediksi
kondisi dan gejala kerusakan peralatan secara dini yang waktu
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi peralatan.
Pemeliharaan in service measurement pada baterai adalah
34
sebagai berikut :
1. Pengukuran tegangan per-sel pada sistem 110 volt dan
48 volt
2. pengukuran DC ground pada sistem 110 volt
3. Pengukuran berat jenis elektrolit.
35
Tabel 1. Hasil Pengukuran Tegangan Sel Baterai Bank 1 110 VDC
Sel Volt Sel Volt Sel Volt Sel Volt
36
Tabel 2. Pengukuran Tegangan Sel baterai Bank 2 110 VDC
Sel Volt Sel Volt Sel Volt Sel Volt
37
Tabel 3. Hasil Pengukuran Tegangan Sel Baterai Bank 3 110VDC
Sel Volt Sel Volt Sel Volt Sel Volt
38
Tabel 4. Pengukuran Tegangan Sel Baterai 48 VDC
Sel Volt Sel Volt Sel Volt Sel Volt
39
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Kerja Praktek Industri di Gardu Induk GIS
Listrik, sehingga dapat mengambil kesimpulan :
1. Sistem DC Gardu Induk GIS Listrik menggunakan sistem dengan beban
110 VDC terpasang 3 unit baterai dan 3 rectifier yang dimana unit 1 dan
unit 2 dalam keadaan operasi dan unit 3 dalam keeadaan standby.
2. Pemeliharaan yang dilakukan di Gardu Induk GIS Listrik adalah pemeli-
haraan in service inspection dan in service measurement.
4.2 Saran
Setelah melakukan kerja praktik di Gardu Induk GIS Listrik maka penulis
memberikan saran yang bersifat membangun diantaranya :
1. Saat melakukan pengukuran sel baterai disarankan untuk melepas
aksesoris yang ada di tangan demi menghindari terjatuhnya aksesoris
tersebut yang akan menyebabkan terjadinya gangguan pada baterai.
2. Memakai perlengkapan safety seperti helm, sarungg tangan, dan masker.
Karena larutan elektrolit mengandung zak aktif yang dapat membahayan
kesehatan tubuh.
40
DAFTAR PUSTAKA
[1] PLN. 2014. Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan
Penyaluran Tenaga Listrik AC/DC Suplai. Jakarta: PT. PLN (Persero).
[2] PLN. 2014. Buku Petunjuk Batasan Operasi Dan Pemeliharaan Peralatan
Penyaluran Tenaga Compartment. Jakarta: PT. PLN (Persero).
[3] Ricky, Nurhalim, 2016. Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk
150 kV Bangkinang
[4] Salam, Ibnu. 2014. Baterai-Charger Pada Gardu Induk 150 KV Srondol.
Semarang: Universitas Diponegoro. Malang.Widiawati, Anita. 2016. Analisis
Gangguan Pada Sistem Kerja Power Supply Dc 110 Volt Di Gardu Induk
Padalarang Bandung.
[5] Aji, Muhammad. 2016. Sistem DC GIS 150 Kv Mangkunegaran Di PT. PLN
(Persero) Trans Jawa Bagian Tengah Area Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Area
Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Basecamp Surakarta. Universitas Dipenogoro.
Malang.
[7] Anastasya. 2019. Pengaruh Proses Pengosongan (Discharging) Terhadap
Kapasitas Dan Efisiensi Baterai 110 Vdc Di Gardu Induk Sungai Kedukan
Palembang. Universitas Sriwijaya. Palembang.
41
LAMPIRAN
DC Ground Thermovisi
42
B. Kesediaan perusahaan menerima Kerja Praktik Industri
43
44
Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Kerja Praktik Industri
45