Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH P2D

Oleh:
I Ketut Yodo Jantara Serangan Putra : 2216041027:2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

SOAL :
1. Jelaskan secara ringkas apa perbedaan antara pertumbuhan,
perkembangan dan kematangan?
2. Berikan analis kritis anda, terkait pertumbuhan dan perkembangan anak-
anak di zaman modern saat ini?
3. Jelaskan apa Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada masa bayi
dengan anak-anak awal?
4. Berikan analis anda terkait perbedaan, pertumbuhan dan perkembangan
anak di desa dengan di kota?
JAWABAN :
1. Perbedaan pertumbuhan, perkembangan dan Kematangan

Pertumbuhan
a. Yang dapat dihitung atau diukur, seperti Panjang atau berat tubuh.
b. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap dan kemudian
mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia.
c. Bersifat kuantitatif

Perkembangan
a. Perubahan yang bersifat berskesinambungan.
b. suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang
Kembali.
c. Pertumbuhan.

Kematangan
a. Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras
dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkansuatu kematangan.
b. Proses kematangan ini juga sangat tergantung pada gen.
c. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang meliputi keadaan
berpikir, rasa, kemauan dan lain-lain.

2. Perkembangan teknologi sekarang semakin pesat yang menjadikan


semuanya serba digital, sehingga secara langsung maupun tidak langsung
perkembangan teknologi dapat memengaruhi terhadap gaya hidup. Berkat
kemajuan teknologi, berbagai perangkat elektronik yang dulu
beragam, sekarang telah makin terintegrasi dengan ukuran yang makin
kecil. Dampak negatif digital adalah bahwa perkembangan teknologi tidak
hanya berdampak positif, tetapi juga berdampak negatif terhadap
kehidupan. Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dua hal yang
berbeda, tetapi selalu berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan
merupakan perubahan yang sifatnya dapat diukur. Sedangkan
perkembangan adalah perubahan yang semakin bertambah kemampuan
dan fungsi tubuh yang lebih sempurna. Perkembangan terjadi mengikuti
alur yang teratur dengan proses pematangan anak. Mendidik anak di era
digital orang tua harus mampu memahami ragam aplikasi yang mendidik
anak dan memandu anak untuk memainkannya dengan baikserta
mengawasi penggunaan media informasi tersebut.

3. Umumnya bayi baru lahir memiliki tinggi badan sekitar 45,4 cm sampai 55,6
cm sedangkan secara keseluruhan tinggi badan bayi adalah sekitar 69,8 cm
sampai 81,5 cm.Mampu berbicara menggunakan kata-kata atau melafalkan
bunyi sederhana misalnya "a..a..", "ma..ma..", "pa..pa.." atau kata-kata
yang sering ditujukan kepada bayi itu sendiri. Melakukan aktivitas sendiri
secara sederhana misalnya merangkak, makan, dan berjalan. Bayi
terhubung, percaya, dan sangat bergantung kepada seseorang yang
merawatnya. Pertumbuhan perkembangan masa balita : Umumnya balita
memiliki tinggi badan sekitar 87,8 cm sampai 102 cm. Sudah pandai
berbicara menggunakan banyak kata, bahkan beberapa balita mampu
mengucap kata-kata yang agak sulit diucapkan. Ballita sudah mampu
melakukan aktivitas yang tingkatannya lebih tinggi dari bayi misalnya
menari, melompat, berlari. Sebagian balita sudah cukup mandiri dan bisa
melakukan beberapa aktivitas sendiri sehingga balita terkadang tidak perlu
bergantung kepada orang yang merawatnya.

4. anak kota selalu dianggap lebih rewel dan manja sedangkan anak desa bisa
lebih mandiri dan tangguh. Namun sebuah penelitian terbaru menyebut
bahwa pada balita yang terjadi bisa jadi sebaliknya. Balita dari keluarga
yang tinggal di pedesaan cenderung lebih sering menampilkan emosi
negatif seperti frustrasi dan kemarahan. Hal ini tampak ketika dibandingkan
dengan balita yang tinggal di perkotaaan. Hal ini diketahui berdasar hasil
penelitian terbaru yang dimuat pada Journal of Community Psychology.
Bayi yang tinggal di kota besar cenderung tidak rewel dan terganggu oleh
berbagai batasan dari pengasuh mereka. Temuan ini diperoleh dari
penelitian psikolog dari Washington State University, Maria Gartstein dan
Alyssa Neumann. Mereka mempelajari perbedaan temperamen balita,
interaksi anak dan orang tua, serta stres parenting amtara keluarga dengan
kondisi sosioekonomik dan komposisi rasial yang sama. Peneliti
mengetahui bahwa ibu di kota cenderung lebih cepat merespons ketika
bayi mereka membutuhkan sesuatu. Hal ini kemudian membuat balita lebih
tenang dan tidak mudah marah-marah. "Fakta bahwa pada penelitian kami
ibu di pedesaan lebih sering menunjukkan ekspresi marah dan frustrasi dari
balita mereka mungkin berdampak tingginya tingkat frustrasi pada usia
balita dan meningkatkan risiko masalah perhatian, emosional, sosial, dan
perilaku," terang Gartstein. Untuk penelitian ini, dibandingkan data dari
dua penelitian yang pernah dilakukan terkait interaksi ibu dan anak serta
temperamen anak. Penelitian pertama dilakukan terhadap 68 partisipan
beserta balita mereka di San Fransisco Bay Arena. Sedangkan penelitian
kedua dilakukan pada 120 ibu di pedesaan di Inland Northwest, Amerika
Serikat. Para ibu diberi kuisioner untuk mencatat frekuensi dari 191
perilaku anak yang berbeda pada usia 6 dan 12 bulan setelah lahir. Peneliti
kemudian menganalisis bayi dengan 14 dimensi berbeda.

Anda mungkin juga menyukai