Anda di halaman 1dari 30

Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas
dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupun
penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor
yang saling berinteraksi, yaitu lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan
kesehatan.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari
sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar,
mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta
dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya, merasa
nyaman bersama dengan orang lain.
Meskipun tidak tercatat sebagai penyebab kematian maupun kesakitan utama di
Indonesia,bukan berarti kesehatan jiwa tidak ada atau kecil masalahnya. Kurang
terdatanya masalah kesehatan jiwa disebabkan kesehatan jiwa belum mendapat
perhatian. Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai
11.6% (Riskesdas, Departemen Kesehatan RI, 2007). Kesakitan dan kematian karena
masalah gangguan jiwa diketahui semakin meningkat di negara maju.
Berbagai masalah kesehatan jiwa di masyarakat dapat menyebabkan gangguan jiwa
yang berdampak menurunkan produktifitas atau kualitas hidup manusia dan
masyarakat.
Pelayanan Kesehatan Jiwa di masa lalu bersifat spesialistik dan dikembangkan untuk
RSJ maupun RSU. Sedangkan yang bersitat umum dilakukan di Puskesmas. RSJ
dijadikan pusat rujukan dan pembinaan pelayanan kesehatan jiwa agar pelayanan
kesehatan jiwa dapat diselenggarakan secara komprehensif. Pelayanan kesehatan jiwa
dewasa ini mengalami perubahan fundamental, dari pelayanan kesehatan jiwa dengan
perawatan tertutup menjadi terbuka. Dalam penanganan gangguan jiwa, pendekatan
klinis-individual beralih ke produktifsosial sesuai dengan berkembangnya konsep
kesehatan jiwa komunitas.

1.2 Tujuan Pedoman


1. Tujuan Umum

1
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas ini, secara umum bertujuan


untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan jiwa komunitas.
2. Tujuan Khusus
a.Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa
b.Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang masalah
kesehatan jiwa komunitas
c.Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan petugas terkait
lainnya dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan jiwa
komunitas di semua tatanan pelayanan
d.Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanan
kesehatan jiwa komunitas sesuai dengan kondisi dan situasi
setempat.

1.3 Sasaran Program


Lintas Program Sasaran Program Lintas Sektor
KIA/KB Masyarakat Camat
Gizi Kader Kesehatan TP PKK Kecamatan
Kesling Sekolah Danramil
P2/PTM Instansi Kesehatan Kapolsek
UKGM Instansi Kerja KUA
UKK Pondok Pesantren KPP
KESORGA Tempat- Tempat Umum Kepala Desa
LANSIA TP PKK Desa
PROMKES
INDRA
HATRA

2
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

1.4 Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Komunitas


Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas meliputi :
1. Konsep penanganan masalah kesehatan jiwa di bidang promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Dalam penanganan gangguan jiwa, terutama terhadap penderita
gangguan jiwa berat, dilakukan secara manusiawi tanpa mengabaikan
hak-hak azasi mereka. Pendekatan yang dilakukan beralih dari klinis-
individual ke produktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsep
kesehatan jiwa komunitas.

1.5 Batasan Operasional


Batasan operasional Upaya pelayanan kesehatan komunitas di puskesmas adalah
:
1. Kesehatan Jiwa komunitas
Kesehatan jwa komunitas adalah suatu pendekatan pelayanan kesehatan jiwa
berbasis masyarakat, dimana seluruh potensi yang ada di masyarakat
dilibatkan secara aktif. Paradigma baru dalam kesehatan jiwa komunitas
adalah konsep penanganan masalah kesehatan jiwa di bidang promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam penanganan gangguan jiwa, terutama
terhadap penderita gangguan jiwa berat, dilakukan secara manusiawi tanpa
mengabaikan hak-hak azasi mereka. Pendekatan yang dilakukan beralih dari
klinis-individual ke produktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsep
kesehatan jiwa komunitas.

2. Psikiatri Komunitas (Community Psychiatry)


Psikiatri komunitas adalah penyediaan pelayanan kesehatan jiwa untuk
masyarakat setempat yang meliputi prinsip-prinsip dan kebutuhan praktis
penyelenggaraan mencakup 1) menyediakan terapi dan perawatan berbasis
kebutuhan dasar masyarakat, 2) menyediakan sistem jaringan pelayanan dari
berbagai sumber yang mencukupi dan terjangkau, serta 3) menyelenggarakan
pelayanan yang berbasis fakta (evidence-based) bagi semua penderita
gangguan jiwa. Dalam Psikiatri Komunitas pelayanan kesehatan jiwa
diselenggarakan secara komperhensif dan terintegrasi yang melibatkan tim
kerja multidisiplin dengan menekankan deteksi dini, pengobatan sedini
mungkin, perawatan lanjutan, dukungan sosial, serta adanya kerjasama yang
erat antara pelayanan medis dan pelayanan masyarakat terutama di tingkat
pelayanan primer (Tansela, 1986). Pelayanan ini juga menawarkan perawatan

3
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

lanjutan, akomodasi, dukungan sosial dan pekerjaan secara bersama-sama


rnenolonq orang dengan gangguan jiwa dan orang yang mempunyai masalah
kesehatan jiwa sehingga dapat berperan aktif dalam kehidupan
bermasyarakat (Strathdee and Tansela, 1997).
3. Psikiatri Sosial (Social Psychiatry)
Psikiatri Sosial, adalah bidang psikiatri yang berkonsentrasi pada faktorfaktor
lingkungan sosial yang mempengaruhi terjadinya masalah-masalah kesehatan
jiwa yang terdapat di masyarakat (Leff, 1993). Fokus psikiatri sosial adalah
pada mekanisme hubungan antara faktor lingkungan sosial dengan penyebab
dan kejadian :Jangguan jiwa, termasuk kebutuhan untuk penyediaan
pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat ( Bebington, 1990; Bhruga dan
Leff, 1990).
4. Profesi Multidisplin
Profesi Multidisiplin adalah berbagai profesi yang terlibat dalam bidang kerja
kesehatan jiwa masyarakat (psikiatri komunitas) seperti psikiater, psikolog
klinis, perawat kesehatan jiwa, ahli kesehatan masyarakat, pekerja sosial dan
terapis okupasi secara bersama. Profesi multidisiplin ini bekerja secara
komprehensif dan saling mendukung dalam penanganan masalah kesehatan
jiwa secara optimal.
5. Psikiater
Psikiater adalah dokter yang telah menyelesaikan program pendidikan dokter
spesialis ilmu kedokteran jiwa dan memperoleh ijazah sebagai dokter spesialis
kedokteran jiwa dari institusi yang berwenang. Dalam pelayanan kesehatan
jiwa komunitas, psikiater berperan sebagai penentu penanganan medis,
pemberian obat, pernilihan psikoterapi, penentuan kebutuhan kesejahteraan
sosial, rehabilitasi aktivitas keseharian maupun terapi kerja.
6. Psikolog
Psikolog adalah sarjana psikologi yang telah menyelesaikan pendidikan
profesi di fakultas psikologi yang mampu dan boleh melakukan analisis tahap-
tahap perkembangan normal psikologi, melakukan konseling, psikoterapi, dan
penilaian rehabilitasi yang sesuai kebutuhan individu. Psikolog dapat menjadi
manajer kasus sehingga dapat menangani masalah kesehatan jiwa secara
terpadu.
7. Perawat Kesehatan Jiwa
Perawat Kesehatan Jiwa adalah seseorang yang telah menyelesaikan
program pendidikan keperawatan minimal (u3) keperawatan yang memberikan
pelayanan kesehatan jiwa. Perawat Kesehatan Jiwa melakukan asuhan

4
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

keperawatan kesehatan jiwa pada individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat di berbagai fasilitas. Perawat kesehatan jiwa dapat menjadi
manajer kasus dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas (PKJK).
8. Pekerja Sosial
Pekerja Sosial adalah berbagai sarjana yang bekerja di bidang kesejahteraan
sosial. Profesi ini bertugas sebagai penghubung pelayanan kesehatan jiwa
komunitas dengan bidang lain seperti bidang keuangan, pekerjaan,
pendidikan, penyediaan perumahan, hukum, agama dan lain-lain sesuai
dengan kebutuhan individu. Pekerja sosial juga dapat menjadi manajer kasus
sesuai dengan kebutuhan individu.
9. Terapis Okupasi
Terapis Okupasi adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan atau
yang mempunyai pengalaman kerja tertentu sehingga dianggap mempunyai
keahlian di bidang pekerjaan tersebut. Terapis Okupasi mengarahkan individu
agar rnarncu melakukan pekerjaanpekerjaan tertentu mulai dari yang paling
ringan misalnya pekerjaan harian (membersihkan rumah, mencuci piring,
memasak, dan berkebun), pekerjaan sedang (membuat kue, melakukan
kerajinan, bertukang, bertani, beternak, beternak ikan, bekerja di bengkel) dan
pekerjaan berat (di bidang perbankan, sebagai pendidik, dan lain-lain) sesuai
kebutuhan. Terapis Okupasi juga dapat menjadi manajer kasus.
10. Ahli Kesehatan Masyarakat
Ahli Kesehatan Masyarakat adalah sarjana kesehatan masyarakat yang telah
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Ahli Kesehatan
Masyarakat bekerja dalam mengidentifikasi masalah kesehatan jiwa
masyarakat, menyusun rencana dan melaksanakan intervensi kesehatan jiwa
masyarakat, baik promosi maupun preventif serta melakukan penilaian
keberhasilan intervensi tersebut. Ahli Kesehatan Masyarakat dapat menjadi
manajer kasus sehingga dapat menangani masalah kesehatan jiwa secara
terpadu.
11. Rumah Singgah
Rumah Singgah adalah suatu tempat yang merupakan fasilitas sosial yang
menyediakan pelayanan komprehensif untuk kelanqsunqan hidup setiap orang
termasuk kesehatan yang dibutuhkannya. Rumah ini ditempati untuk
sementara sampai seseorang mendapatkan tempat tinggal permanen.
12. Tri Upaya Sehat Jiwa

5
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

Tri Upaya Sehat Jiwa adalah upaya kesehatan jiwa meliputi 3 upaya pokok,
meliputi upaya preventif gangguan jiwa dan promotif kesehatan jiwa, upaya
kuratif dan upaya rehabilitatif.
13. Deteksi dini
Deteksi dini adalah suatu upaya untuk mengenal jenis dan status gangguan
jiwa yang dialami seseorang pada pemeriksaan pertama terhadap kasus.
14. Konseling
Konseling adalah suatu proses komunikasi timbal balik antara 2 orang, yaitu
antara seorang konselor (yang melakukan konseling) dan konselilklien (yang
meminta bantuan konseling) untuk pemecahan masalah yang berorientasi
kepada keadaan, kebutuhan dan kemampuan klien tersebut
15. Pelayanan Kedaruratan
Psikiatri Pelayanan Kedaruratan Psikiatri adalah pelayanan yang diberikan
pada pasien yang datang dalam keadaan yang dapat membahayakan dirinya
dan orang lain. Pelayanan dapat berupa pelayanan kesehatan darurat umum,
tindakan medik psikiatrik dan tindakan lainnya termasuk yang non kesehatan
seperti pengamanan dan lain-lain.

6
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Seorang tenaga pelaksana kesehatan jiwa yang profesional memiliki ciri :
1. Fisik, mental, dan spiritual optimal
2. Hikmat
3. Berpengetahuan luas
4. Mendengarkan dengan nalar dan hati
5. Memelihara dan menjaga reputasi profesi
6. Memberikan pelayanan yang terbaik
7. Mengembangkan nilai kehidupan
Prinsip prinsip yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa
komunitas, adalah sebagai berikut.
1. Keterjangkauan
Keterjangkauan yang utama ialah dalam biaya dan jarak. Biaya pelayanan dan
jarak yang terjangkau memudahkan setiap orang memelihara kesehatannya
secara berkesinambungan.
2. Keadilan
Pelayanan kesehatan jiwa harus menjamin setiap orang mendapatkan
pelayanan secara merata tanpa memandang status sosial.
3. Perlindungan Hak Azasi Manusia .
Hak azasi fundamental individu dengan gangguan jiwa harus terjamin dan
dihormati, sebagaimana pada penderita penyakit fisiko
4. Terpadu,Terkoordinasi dan Berkelanjutan
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas dikelola sebagai suatu kesatuan dari
berbagai pelayanan dan program yang berbeda,dengan mempertimbangkan
berbagai aspek di samping kesehatan seperti aspek sosial, kesejahteraan,
perumahan, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain, secara terkoordinasi dan
berkelanjutan.
5. Efektif
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus berbasis bukti dan efektif. Yang
dimaksud berbasis bukti adalah bila setiap tindakan memberikan hasil yang
konsisten berdasarkan penelitian. Pelayanan. komunitas yang efektif
memadukan pendekatan biologis dan penanganan psikososial untuk
meningkatkan keberhasilan dan kualitas hidup individu.
6. Hubungan Lintas Sektoral

7
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus membangun jejannq dengan


upaya dan pelayanan kesehatan lain dan oleh sektor lain, baik milik
pemerintah maupun masyarakat.
7. Pembagian wilayah pelayanan
Untuk pengembangan dan pengoperasian pelayanan kesehatan jiwa
komunitas dilakukan pembagian wilayah (catchment area), yaitu pelayanan
kesehatan jiwa dikaitkan dengan wilayah geografis tertentu.
8. Kewajiban
Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas bertanggung jawab terhadap kondisi
kesehatan jiwa seluruh populasi di wilayah kerjanya.

Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005


tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa
standar tenaga khusus promosi kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut:
Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum
D3 kesehatan + 1 orang a. Membantu tenaga
minat dan bakat di kesehatan lain
bidang promosi merancang
kesehatan pemberdayaan
kesehatan
b. Melakukan bina
suasana dan
advokasi

2.2 Distribusi Ketenagaan


Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan promosi
kesehatan mulai dari Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung jawab
UKM, dan seluruh karyawan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan
promosi kesehatan di Puskesmas adalah petugas promosi kesehatan.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam upaya promosi kesehatan
dikoordinir oleh Petugas Promkes sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.

2.3 Jadwal Kegiatan.


Jadwal pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan disepakatii dan disusun
bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait.
2018
NO Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
1. Penyuluhan X X X X X X X X X X X X
Pemberdayaan
2. X X X X X X X X X X X X
Masyarakat

8
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

Pelatihan kader
3. X X
kesehatan
4. Advokasi X X X X X X X X X X X X

9
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruang


Koordinasi pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dilakukan oleh Pelaksana
Promosi Kesehatan yang menempati di ruang promosi kesehatan Puskesmas Padang.

3.2 Standar Fasilitas Ruang Promosi Kesehatan


Standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas berdasarkan Buku
Pedoman Standar Puskesmas Tahun 2013 sebagai berikut:
NO JENIS PERALATAN STANDAR
1 A. Set Peralatan Penyuluhan
- Flip chart dan stand 1 buah
- LCD Projector 1 buah
- Laptop 1 buah
- Amplifier 1 buah
- Wireless Microphone 1 buah
- Kamera foto 1 buah
- Megaphone 1 buah
- Portable generator 1 buah
- Radio 1 buah
- Papan informasi 1 buah
- Papan data 1 buah
- Screen 1 buah
- VCD-DVD player 1 buah
- TV 1 buah
- Komputer 1 unit
- Printer 1 unit
- Lemari peralatan promkes 1 buah
B. Media penyuluhan (leaflet, poster, lembar balik, CD, spanduk) 1 paket

Standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas berdasarkan Peraturan


Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
sebagai berikut :
NO JENIS PERALATAN STANDAR
1 Set Promosi Kesehatan:
a. Boneka dan Fantom Payudara 1 paket
b. Alat Permainan Edukasi (APE) 1 paket
c. Biblioterapi 1 paket
d. Boneka bayi 1 buah
e. Papan informasi 1 buah
f. Cetakan jamban 1 buah
g. Cetakan sumur gali 1 buah
h. Komputer dan printer 1 unit
i. Fantom Gigi Anak 2 buah
j. Fantom Gigi Dewasa 2 buah
k. Fantom Mata Ukuran Asli 1 buah
l. Fantom Mata Ukuran Besar 1 buah
m. Fantom Panggul Wanita 1 buah
n. Flipchart dan stand 1 buah
o. Food Model 1 paket
p. Gambar Anatomi Gigi 1 lembar
q. Gambar Anatomi Mata 1 lembar
r. Gambar Anatomi Mata 60 x 90 1 lembar
s. Gambar panggul laki-laki 1 lembar

10
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

NO JENIS PERALATAN STANDAR


t. Kamera foto 1 unit
u. Handicamp 1 unit
v. Laptop 1 unit
w. Screen 1 x 1,5 M 1 buah
x. Leaflet 1 paket
y. Megaphone 1 buah
z. Papan Tulis Putih 1 buah
aa.Poster 1 paket
bb.LCD Proyektor 1 unit
cc. Radio Kaset 1 unit
dd.Televisi dan antenna 1 unit
ee. Wireless microphone 1 unit
2 Bahan Habis Pakai:
a. Cairan desinfektan tangan 1 unit
b. Cairan desinfektan ruangan 1 unit
3 Perlengkapan:
a. Kabel Tambahan (@20m) 1 unit
b. Genset 1 unit
c. Tempat sampah tertutup 2 buah
d. Lemari alat 1 buah
4 Meubelair:
a. Kursi kerja 2 buah
b. Lemari arsip 1 buah
c. Lemari alat audiovisual 1 buah
d. Meja tulis ½ biro 1 buah
5 Pencatatan dan pelaporan:
a. Buku register penyuluhan dan media 1 paket
b. Formulir dan surat keterangan lain 1 paket
c. Kartu status pasien 1 paket

11
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

4.1 Lingkup Kegiatan Promosi Kesehatan


Puskesmas Padang berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014 tentang
Puskesmas, termasuk Puskesmas Kawasan Terpencil sehingga kegiatan dalam Upaya
Promosi Kesehatan yang dilaksanakan meliputi :
1. Kegiatan Promosi Kesehatan di Dalam Gedung
Promosi kesehatan di dalam gedung adalah promosi kesehatan yang
dilaksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas. Adapun tatalaksana
kegiatannya adalah:
a. Petugas menyediakan jenis media yang sesuai untuk digunakan di unit atau
tempat yang ada di gedung puskesmas.
b. Petugas mengkonsultasikan jenis media yang akan digunakan di
puskesmas kepada Kepala Puskesmas
c. Petugas menempelkan atau mendistribusikan media di tiap-tiap unit atau
tempat yang ada di gedung puskesmas yang sesuai dengan
peruntukkannya.
d. Petugas melaporkan kepada Kepala Puskesmas bahwa media sudah
ditempelkan atau disebar di unit atau tempat yang ada di gedung
Puskesmas
Tabel 1. Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas
NO. LOKASI KEGIATAN DI DALAM GEDUNG
1 Tempat Penyebaran informasi melalui media poster, leaflet yang bisa dipasang
Pendaftaran didepan loket pendaftaran. Adapun jenis informasi yang disediakan, yaitu :
a. Informasi kesehatan yang menjdi isu pada saat itu
b. Peraturan kesehatan seprti larangan merokok, dilarang meludah
sembarangan, membuang sampah pada tempatnya, dll.
2 Poliklinik Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau
obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum mungkin dilaksanakan,
maka dapat dibuka klinik khusus bagi pasien rawat jalan yang memerlukan
konseling.(sudah dirujuk ke klinik bagian konsultasi) Disediakan pula media
promosi : lembar balik, poster, gambar atau model anatomi atau leaflet yang
bisa dibawa pulang pasien
3 Ruang tunggu Dipasang media poster, leaflet, media penyuluhan lain tentang penyakit dan
pencegahannya.
4 Ruang pelayanan a. Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan pelayanan yang
KIA & KB didapatkannya. Jika belum mampu dapat dilimpahkan ke klinik khusus
b. Memasang poster atau disediakan leaflet tentang berbagai penyakit yang
menyerang bayi dan balita, (resiko tinggi ibu hamil bayi dan balita)
pentingnya memeriksakan kehamilan teratur, pentingnya tablet Fe bagi
bumil, pentingnya imunisasi lengkap pada bayi, dll
5 Ruang rawat inap a.Menggunakan lembar balik, gambar atau foto
b.Penggunaan bahan bacaan (Biblioterapi) dengan cara dipinjamkan ke
pasien
c. Penyuluhan kelompok bagi keluarga pasien, dengan metode yang bersifat
menghibur seperti permainan, simulasi dan menggunakan media flipchart,
poster atau standing banner. Penyuluhan kelompok di dalam ruangan bisa
digunakan laptop, LCD dan layar untuk menayangkan gambar atau film
d.Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster, penyediaan boks

12
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

leaflet
e.Pendekatan keagamaan dengan mengajak pasien untuk berdoa
6 Laboratorium Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung dan para pengantarnya akan
pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium melalui pemasangan
poster dan penyediaan leaflet yang bisa dibawa pulang.
7 Kamar obat a.Meningkatkan kesadaran tentang manfaat obat generik, kedisiplinan dan
kesabaran dalam penggunaan obat sesuai petunjuk dokter
b.Pemasangan poster dan penyediaan leaflet tentang informasi kesehatan
serta pemutaran tape recorder
8 Tempat Penyampaian salam hangat dan ucapan selamat jalan semoga cepat sembuh
pembayaran dan bertambah sehat
9 Klinik khusus Layanan konseling, misalnya klinik gizi, klinik sanitasi, klinik konsultasi
remaja,dll
10 Tempat parkir Promosi kesehatan dapat berupa pemasangan baliho/billboard di area
lapangan parkir
11 Taman Jika memungkinkan mempromosikan taman obat keluarga dan karangkitri
(jenis tanaman dengan kandungan gizinya), dll
12 Dinding Dipasang spanduk pada momen tertentu asal tidak merusak keindahan
gedung
13 Pagar pembatas Dipasang spanduk pada momen tertentu misalnya kampanye hari-hari
kawasan kesehatan, namun harus diperhitungkan agar tidak merusak keindahan pagar
Puskesmas Puskesmas
14 Kantin/kios Ditampilkan pesan terkait konsumsi gizi seimbang, dll bisa dalam bentuk
Di kawasan poster
Puskesmas
15 Tempat Ibadah Pemasangan poster dan penyediaan leaflet. Pesan yang disampaikan
sebaiknya pesan untuk kesehatan jiwa, pentingnya menjaga kebersihan /
kesehatan lingkungan

2. Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung Puskesmas


Promosi kesehatan di luar gedung adalah promosi kesehatan yang
dilaksanakan di luar lingkungan puskesmas. Adapun tatalaksana kegiatannya
adalah sebagai berikut :
a. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan Puskesmas sebagai tindak
lanjut dan upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas. Adapun
tatalaksananya yaitu:
1) Petugas menentukan sasaran yang akan di bina
2) Petugas bersama kader/RT menyeleksi keluarga yang akan di bina
3) Petugas membuat jadwal kunjungan ke keluarga yang di bina
4) Petugas melakukan pembinaan (penyuluhan) sesuai rencana yang
disusun
5) Petugas membuat janji untuk kunjungan berikutnya
6) Petugas mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya.

b. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat di bidang kesehatan sehingga masyarakat tahu dan memahami cara
pencegahannya. Adapun tatalaksananya yaitu:

13
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

1) Persiapan:
a) Petugas menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
b) Petugas menentukan sasaran pendengaran
c) Petugas mempersiapkan waktu dan tempat yang tepat
d) Petugas mempersiapkan materi
e) Petugas mengemukakan topik dengan hanya satu masalah sesuai
dengan kebutuhan kelompok sasaran
f) Petugas mempersiapkan alat peraga
g) Petugas mengabsensi peserta
2) Pelaksanaan :
a) Petugas memperkenalkan diri
b) Petugas mengemukakan maksud dan tujuan
c) Petugas menjelaskan poin-poin isi penyuluhan dengan bahasa
sederhana, suara jelas, irama yang tidak membosankan, dan
menatap mata pada setiap pendengar
d) Petugas memberikan sesi tanya jawan kepada peserta
e) Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
f) Petugas menutup penyuluhan dengan mengucapkan terima kasih

c. Pemberdayaan masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1) Survei PHBS RT
Pengkajian PHBS yang dilakukan di tatanan rumah tangga. Adapun
tatalaksananya yaitu:
a) Petugas menyiapkan blanko survei PHBS RT
b) Petugas melakukan sampling sasaran dari masing-masing desa
c) Petugas menyusun jadwal survei PHBS RT
d) Petugas mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kecamatan dan
Kepala Desa yang menjadi lokasi survei
e) Petugas mendistribusikan blanko survei PBHS RT kepada PPD untuk
diberikan kepada kader
f) Petugas menerima hasil pencatatan survei PHBS RT dari masing-
masing desa
g) Petugas melakukan perekapan hasil survei dari semua desa
h) Petugas menganalisis dari hasil survei dan diurutkan
permasalahannya
i) Petugas melaporkan hasil survei PHBS RT kepada Kepala Puskesma,
Kecamatan dan Kepala Desa.

14
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

2) Survei PHBS Institusi Kesehatan


Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a) Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko
b) Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal
c) Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat
d) Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS institusi kesehatan
e) Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS institusi kesehatan dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
f) Petugas melaporkan hasil survei PHBS institusi kesehatan kepada
Kepala Puskesmas.

3) Survei PHBS Institusi Pendidikan


Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a) Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko survei.
b) Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
c) Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
d) Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS institusi pendidikan.
e) Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS institusi pendidikan
dan diurutkan prioritas permasalahannya.
f) Petugas melaporkan hasil survei PHBS institusi pendidikan kepada
Kepala Puskesmas.

4) Survei PHBS Pondok Pesantren


Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a) Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko.
b) Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
c) Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
d) Petugas memberikan salinan pencatatan hasil survei PHBS kepada
pondok pesantren.
e) Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS pondok pesantren dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
f) Petugas melaporkan hasil survei PHBS pondok pesantren kepada
Kepala Puskesmas.

15
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

5) Survei PHBS Tempat Umum


Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a) Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko.
b) Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
c) Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
d) Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS tempat umum.
e) Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS tempat umum dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
f) Petugas melaporkan hasil survei PHBS tempat umum kepada Kepala
Puskesmas.

6) Survei PHBS Tempat Kerja


Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a) Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko.
b) Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
c) Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
d) Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS tempat kerja.
e) Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS tempat kerja dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
f) Petugas melaporkan hasil survei PHBS tempat kerja kepada Kepala
Puskesmas.

16
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

d. Pembinaan Desa Siaga Aktif


1) Survei Mawas Diri (SMD)
Survei mawas diri yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan yang ada di desa. Adapun tatalaksana
kegiatannya yaitu:
a) Petugas menyusun kerangka acuan SMD
b) Petugas menyiapkan instrumen SMD
c) Petugas membagikan Instrumen ke Kader Kesehatan
d) Kader kesehatan melakukan pendataan masalah kesehatan yang
ada
e) Kader kesehatan melakukan pengkajian masalah kesehatan yang
ada
f) Petugas kesehatan memfasilitasi kader kesehatan
g) Tim SMD merekap hasil SMD dan didiiskusikan pada saat
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
2) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah masyarakat desa adalah suatu kegiatan musyawarah
untuk menyampaikan hasil SMD dan menentukan solusi dari permasalahan
yang ada. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a) Bidan Desa atau Perawat Desa (PPD) berkoordinasi dengan Kepala
desa untuk menentukan jadwal pelaksanaan MMD
b) Bidan Desa atau Perawat Desa (PPD) membuat Kerangka Acuan
Kegiatan MMD
c) Kepala Desa Mengundang warga masyarakat/Tokoh masyarakat
serta sektor terkait
d) Kepala Desa membuka acara dan memberi sambutan
e) Kader Kesehatan menyampaikan hasil analisis SMD
f) Kader Kesehatan merumusan dan menentukan prioritas masalah
kesehatan
g) Kader kesehatan mengidentifikasi penyebab masalah
h) Kader Kesehatan menyusun rencana usulan kegiatan
i) Kepala Desa menetapkan hasil MMD.

17
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

e. Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)


1) Telaah Kemandirian Poskesdes
Telaah kemandirian Poskesdes dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari poskesdes dan menetukan stratanya. Adapun
tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian poskesdes
b. Petugas melakukan telaah kemandirian di Poskesdes masing-masing
desa.
c. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian Poskesdes
d. Petugas melakukan perekapan hasil telaah kemandirian Poskesdes
e. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan
permasalahannya
f. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas.

2) Telaah Kemandirian Posyandu Balita dan Lansia


Telaah kemandirian posyandu balita dan lansia dilakukan untuk
mengetahui perkembangan dari Posyandu balita dan lansia. Adapun
tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian Posyandu balita dan
lansia
b. Petugas melakukan telaah kemandirian di balita dan lansia setelah
kegiatan posyandu.
c. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian posyandu balita
dan lansia secara cermat.
d. Petugas memberikan hasil telaah kemandirian kepada kader yang ada
Posyandu.
e. Petugas melakukan perekapan hasil telaah kemandirian posyandu
balita dan lansia.
f. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan
permasalahannya
g. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas.

3) Telaah Kemandirian Poskestren


Telaah kemandirian poskestren dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari Poskestren. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian poskestren

18
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

b. Petugas melakukan telaah kemandirian poskestren sesuai jadwal yang


ditentukan
c. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian poskestren secara
cermat.
d. Petugas memberikan hasil telaah kemandirian kepada pihak Pondok
Pesantren
e. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan
permasalahannya
f. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas.

4) Telaah Kemandirian Pos UKK


Telaah kemandirian pos UKK dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari pos UKK. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian pos UKK
b. Petugas melakukan telaah kemandirian Pos UKK sesuai jadwal yang
ditentukan
c. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian Pos UKK secara
cermat.
d. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan
permasalahannya
e. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas.

5) Telaah Kemandirian Posbindu PTM


Telaah kemandirian Posbindu PTM dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari Posbindu PTM. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian Posbindu PTM
b. Petugas melakukan telaah kemandirian Posbindu PTM setelah
kegiatan Posbintu PTM
c. Petugas mencatat hasil telaah kemandirian Posbindu PTM secara
cermat.
d. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan
permasalahannya
e. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas.

19
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

6) Telaah Kemandirian Saka Bakti Husada


Telaah kemandirian Saka Bakti Husada dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari Saka Bakti Husada. Adapun tatalaksana kegiatannya
yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian Saka Bakti Husada
b. Petugas melakukan telaah kemandirian Saka Bakti Husada setelah
kegiatan Saka Bakti Husada dan sesuai jadwal yang ditentukan
c. Petugas mencatat hasil telaah kemandirian Saka Bakti Husada secara
cermat.
d. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan
permasalahannya
e. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas

4.2 Metode Promosi Kesehatan


Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama promosi kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
a) Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan individu dilakukan oleh setiap petugas kesehatan puskesmas
terhadap individu yang datang memanfaatkan pelayanan puskesmas. Tujuan dari
upaya ini adalah memperkenalkan perilaku baru kepada individu yang mungkin
mengubah perilaku yang selama ini dipraktikkan oleh individu tersebut. Metode yang
digunakan dalam pemberdayaan individu dapat berupa pilihan atau kombinasi dari
dialog, demonstrasi, konseling dan bimbingan. Media komunikasi yang digunakan dapat
berupa pilihan atau kombinasi dari lembar balik, leaflet, atau poster yang mudah
diabawa untuk kunjungan rumah.
b) Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga dilakukan dengan melaksanakan kunjungan rumah
keluarga dari individu pengunjung puskesmas atau keluarga yang berada di wilayah
kerja puskesmas. Tujuan dari pemberdayaan keluarga adalah untuk memperkenalkan

20
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

perilaku baru yang mungkin dapat mengubah perilaku yang selama ini dipraktikan oleh
keluarga tersebut. Metode yang dapat digunakan untuk pemberdayaan keluarga antara
lain dialog, demonstrasi, konseling dan media komunikasi seperti lembar balik, leaflet,
atau poster yang mudah diabawa untuk kunjungan rumah.

c) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan terhadap masyarakat (sekelompok anggota masyarakat) yang
dilakukan oleh petugas puskesmas merupakan upaya penggerakan atau
pengorganisasian masyarakat. Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas dalam
pemberdayaan masyarakat yaitu yang berwujud UKBM (upaya kesehatan
nersumberdaya masyarakat).
Selain itu, puskesmas berfungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, yaitu:
1) Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha agar menyelenggarakan
pembangunan yang berwawasan kesehatan
2) Memantau dan melaporkan dampak kesehatan dan penyelenggaraan setiap
program pembangunan
3) Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
penyembuhan dan pemulihan
Ketiga hal di atas bertujuan mendorong lintas sektor/LSM/dunia swasta
untuk membantu pelayanan promosi kesehatan melalui bantuan dana, sarana,
metode yang dimilikinya.

2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif
dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Metode yang tepat dalam melakukan bina
suasana adalah penggunaan media seperti leaflet, pemasangan poster atau
penayangan video yang berkaitan dengan penyakit pasien.

3. Advokasi
Advokasi merupakan upaya terencana untuk mendapatkan komitmen dan
dukungan dari pihak-pihak terkait (tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar
masyarakat di ;lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan
kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.

21
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

Selama proses advokasi perlu diperhatikan bahwa sasaran advokasi diarahkan


untuk menempuh lima tahapan antara lain: (1) memahami persoalan yang diajukan,(2)
tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan,(3) mempertimbangkan
beberapa pilihan yang kemungkinan, (4) menyepakati satu pilihan kemungkinan, dan
(5) menyampaikan langkah tindak lanjut. Apabila kelima tahapan tersebut dapat dicapai
saat proses advokasi, maka advokasi tersebut dikatakan berhasil. Langkah tindak lanjut
di akhir perbincangan (misalnya dengan membuat disposisi pada usulan yang diajukan)
menunjukkan adanya komitmen untuk memberikan dukungan.
Kata-kata kunci dalam penyiapkan bahan advokasi adalah “Tepat, Lengkap, Akurat,
dan Menarik”. Ini berarti bahan advokasi harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikan, jabatan, budaya, kesukaan,
dan lain-lain)
b) Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi
c) Mencakup unsur-unsur pokok apa, mengapa, dimana, bilamana, siapa, dan
bagaimana (5W+1H)
d) Memuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan masalah
e) Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi
f) Memuat data pendukung
g) Ringkas dan jelas, dalam kemasan yang menarik.

4. Kemitraan
Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan dengan sasarannya. Selain itu,
kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan efektivitas
promosi kesehatan, petugas kesehatan harus bekerjasama dengan berbagai pihak
terkait, seperti misalnya kelompok profesi, pemuka agama, LSM, media massa dan
lain-lain.
Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan dipraktikan adalah:
a) Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat
hierarkis (atas-bawah)
b) Keterbukaan diperlukan sebagai bentuk kejujuran dari masing-masing pihak
c) Saling menguntungkan, solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung
keuntungan di semua pihak (win-win solution).
Ada tujuh landasan yang harus diperhatikan dan dipraktikkan dalam
mengembangkan kemitraan, yaitu :
a) Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing
b) Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing
c) Saling berupaya membangun hubungan
d) Saling berupaya untuk mendekati

22
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

e) Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mampu membantu dan dibantu


f) Saling mendukung upaya masing-masing
g) Saling menghargai upaya masing-masing.

4.3 Langkah Kegiatan Promosi Kesehatan


1. Perencanaan
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan promosi kesehatan
yaitu :
b. Kajian perilaku tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas
program di puskesmas
c. Kajian kebijakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada maupun
yang perlu dibuat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerja puskesmas.
d. Lokakaryamini di puskesmas yang membahas upaya promosi kesehatan
yang terintegrasi secara lintas program maupun lintas sektor.
e. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di masyarakat,
melalui kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas dalam
upaya meningkatka pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatannya.
f. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa dan
kecamatan untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik berwawaskan
kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan termasuk penanganan
kejadian luar biasa, dengan mengoptimalkan potensi dan peran jejaring
kemitraan.
g. Penggerakan peran serta masyarakat melalui upaya pemberdayaan
masyarakatdalam pengembangan, pembinaan dan peningkatan kualitas
desa siaga aktif, peningkatan pencapaian PHBS di rumah tangga, PHBS
di institusi pendidikan, serta PHBS di tempat-tempat umum yang ada di
wilayah kerja puskesmas.
h. Pengembangan dan pembinaan berbagai jenis upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) di tingkat desa dalam mengatasi
masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatan masyarakat.
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada periode
sebulumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah

23
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi


kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas
Contoh matrik :
Upaya Target Keb.
Mitra Keb.Ang indk. Smbr
Keseh Keg Tuj Sasaran Sasara PJ Sumbe Waktu
Kerja garan kinerja biaya
atan n r Daya

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan berdasarkan RUK
Contoh matrik :
Upaya Target
Vol.Ke Jadw Rinc. Lokasi
Keseha Keg Tuj Sasaran Sasara PJ
giatan al Pelksn Pelaksn Biaya
tan n

4. Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan jadwal yang telah
disusun bersama. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
promosi kesehatan.

5. Pemantauan
Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan suatu upaya promosi kesehatan dengan tujuan memberikan
umpan balik pada pengelolaan upaya promosi kesehatan untuk perbaikan dan
optimalisasi pelaksanaan upaya promosi kesehatan. Dilakukan untuk :
a. Menetapkan masalah dan situasi
b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi
c. Merumuskan dan merevisi upaya solusi.

6. Penilaian dan Evaluasi


Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman pembelajaran
upaya promosi kesehatan sebagai upaya meningkatkan kualitas rancangan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan upaya promosi kesehatan yang baru.
Rentang waktu :
a. Evaluasi pra kegiatan promosi kesehatan
b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan promosi kesehatan sedang berlangsung
c. Evaluasi setelah upaya promosi kesehatan dilakukan

24
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan


direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai
dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
Adapun kebutuhan untuk perlengkapan kegiatan Promosi Kesehatan adalah
sebagai berikut :
a. Standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas berdasarkan Buku
Pedoman Standar Puskesmas Tahun 2013 sebagai berikut:
NO JENIS PERALATAN STANDAR
1 A. Set Peralatan Penyuluhan
- Flip chart dan stand 1 buah
- LCD Projector 1 buah
- Laptop 1 buah
- Amplifier 1 buah
- Wireless Microphone 1 buah
- Kamera foto 1 buah
- Megaphone 1 buah
- Portable generator 1 buah
- Radio 1 buah
- Papan informasi 1 buah
- Papan data 1 buah
- Screen 1 buah
- VCD-DVD player 1 buah
- TV 1 buah
- Komputer 1 unit
- Printer 1 unit
- Lemari peralatan promkes 1 buah
B. Media penyuluhan (leaflet, poster, lembar balik, CD, spanduk) 1 paket

b. Standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas berdasarkan Peraturan


Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
sebagai berikut :
NO JENIS PERALATAN STANDAR
1 Set Promosi Kesehatan:
a. Boneka dan Fantom Payudara 1 paket
b. Alat Permainan Edukasi (APE) 1 paket
c. Biblioterapi 1 paket
d. Boneka bayi 1 buah
e. Papan informasi 1 buah
f. Cetakan jamban 1 buah
g. Cetakan sumur gali 1 buah
h. Komputer dan printer 1 unit
i. Fantom Gigi Anak 2 buah
j. Fantom Gigi Dewasa 2 buah
k. Fantom Mata Ukuran Asli 1 buah
l. Fantom Mata Ukuran Besar 1 buah
m. Fantom Panggul Wanita 1 buah
n. Flipchart dan stand 1 buah
o. Food Model 1 paket
p. Gambar Anatomi Gigi 1 lembar
q. Gambar Anatomi Mata 1 lembar
r. Gambar Anatomi Mata 60 x 90 1 lembar
s. Gambar panggul laki-laki 1 lembar
t. Kamera foto 1 unit
25
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

NO JENIS PERALATAN STANDAR


u. Handicamp 1 unit
v. Laptop 1 unit
w. Screen 1 x 1,5 M 1 buah
x. Leaflet 1 paket
y. Megaphone 1 buah
z. Papan Tulis Putih 1 buah
aa. Poster 1 paket
bb. LCD Proyektor 1 unit
cc. Radio Kaset 1 unit
dd. Televisi dan antenna 1 unit
ee. Wireless microphone 1 unit
2 Bahan Habis Pakai:
c. Cairan desinfektan tangan 1 unit
d. Cairan desinfektan ruangan 1 unit
3 Perlengkapan:
e. Kabel Tambahan (@20m) 1 unit
f. Genset 1 unit
g. Tempat sampah tertutup 2 buah
h. Lemari alat 1 buah
4 Meubelair:
e. Kursi kerja 2 buah
f. Lemari arsip 1 buah
g. Lemari alat audiovisual 1 buah
h. Meja tulis ½ biro 1 buah
5 Pencatatan dan pelaporan:
d. Buku register penyuluhan dan media 1 paket
e. Formulir dan surat keterangan lain 1 paket
f. Kartu status pasien 1 paket

26
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan

27
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

28
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator PHBS
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap tribulan.

29
Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Puskesmas Padang

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan Puskesmas Padang dan lintas sektor
terkait dalam pelaksanaan promosi kesehatan dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya promosi kesehatan tergantung pada komitmen yang
kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan
peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.

30

Anda mungkin juga menyukai