Skripsi (Sampul - Bab III. Metodologi) - Compressed - 009
Skripsi (Sampul - Bab III. Metodologi) - Compressed - 009
Skripsi (Sampul - Bab III. Metodologi) - Compressed - 009
SKRIPSI
OLEH
AGUS AMIR
14 22 060 415
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis dengan judul :
“Aplikasi abu gosok sebagai filler pada pembuatan sabun colek” adalah benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain,
Agus Amir
iv
SUMMARY
Agus Amir. 14 22 060 415. The application of ash as a filler in making cream
soap. Supervised by A. Ita Juwita and Syamsuar.
Soap is a chemical product that is often found in everyday life. Soap is made
by the saponification method that reacts triglycerides with caustic soda (NaOH) so
as to produce glycerin soap and byproducts. Puff soap is a product that contains
surfactants which are widely used for cleaning process. Soap plugs are used to
clean dishes, household appliances and others. The purpose of soap is to remove
dirt, oil and other unwanted pollutants. The current drip soap content makes it
possible to obtain the same or better results with lower washing temperatures and
less energy and also produces a more efficient biological description process that
can protect the environment from pollution.
This reseach aims to study the process of making cream soap with the
addition of ash as a filler and analyze the quality of soap on the addition of ash
with various concentrations.
This study consisted of four treatments with different concentrations,
persentase in treatment A concentration of 7.5%, treatment B concentration of
10%, treatment C 12.5%, and treatment D concentration of 15%. The observations
made were pH test, viscosity test, specific gravity test, and clean power test.
Based on the results of the pH test, the highest acidity of the cream soap was in
treatment A with a value of 9.1, viscosity test (28.33%), specific gravity (1.71),
and cleannes strength (0.95%) are in treatment A and D.
v
RINGKASAN
Agus Amir. 14 22 060 415. Aplikasi abu gosok sebagai filler pada pembuatan
sabun colek. Dibimbing oleh A. Ita Juwita dan Syamsuar.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, kepada kita semua, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aplikasi abu gosok sebagai filler pada
pembuatan sabun colek” yang sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi pada Program Diploma IV (D4) Program studi Agroindustri jurusan
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibunda saya Nompo serta
Ayahanda Amir tercinta yang dengan penuh ketulusan dan kasih sayang selama
ini telah membimbing serta senantiasa memberikan dukungan moral maupun
dukungan moril kepada penulis yang tak ternilai harganya. Melalui kesempatan
ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
2. Ibu Ir. Nurlaeli Fattah, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan.
3. Ibu Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, SP., MP. Selaku ketua program studi
Agroindustri.
4. Ibu A.Ita juwita, S.Si., M.Si selaku pembimbing I yang telah membimbing
penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Syamsuar, S.Pi., M.Si selaku pembimbing II yang telah membimbing
penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Nur Fitriani, S.Pt., M.si selaku penguji I
7. Ibu Rahmawati Saleh, S.Si., M.Si selaku penguji II
8. Bapak Ir. Tasir, M.Si Selaku Penasehat Akademik
9. Seluruh staf Lab. Biokimia, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
10. Seluruh mahasiswa di jurusan Agroindustri rekan-rekan seperjuangan,
terima kasih atas bantuan dan do’anya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karenanya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
vii
kesempurnaan tugas akhir ini. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima
kasih, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Agus Amir
viii
DAFTAR ISI
Hal.
SUMMARY .................................................................................................... v
RINGKASAN ................................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sabun Colek .................................................................................... 4
2.2 Kandungan Sabun Colek ................................................................ 6
2.3.1. Bahan Baku ........................................................................... 7
2.3.2. Bahan Aktif ........................................................................... 7
2.3.3 Bahan Pengisi ........................................................................ 8
2.3.4. Bahan Pewangi ..................................................................... 9
2.3 Abu Gosok ...................................................................................... 10
2.4 Viskositas ........................................................................................ 11
ix
BAB III. METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat ........................................................................ 14
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 14
3.3 Prosedur Kerja ................................................................................ 14
3.4 Rancangan Percobaan ..................................................................... 16
3.5 Parameter Pengamatan ................................................................... 16
3.5.1. pH ......................................................................................... 16
3.5.2. Viskositas .............................................................................. 17
3.5.3. Bobot Jenis ........................................................................... 17
3.5.4. Daya Bersih .......................................................................... 17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji pH .............................................................................................. 19
4.2 Uji Viskositas .................................................................................. 20
4.3 Uji Daya Bersih ............................................................................... 22
4.4 Uji Bobot Jenis ................................................................................ 23
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 26
5.2 Saran ................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Hal.
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Hasil pengujian pH, Daya Bersih, Viskositas, Dan bobot Jenis .... 30
Lampiran 2. Dokumentasi alat-alat dalam pembuatan sabun colek ................... 32
Lampiran 3. Dokumentasi pembuatan sabun colek ........................................... 33
Lampiran 4. Dokumentasi pengujian ................................................................. 34
Lampiran 5. Riwayat hidup ................................................................................ 35
xiii
BAB I. PENDAHULUAN
produk samping berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa
diproduksi untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, pencuci tangan, pencuci
Salah satu jenis sabun yang banyak dipakai adalah sabun colek pada
awalnya menggunakan alkil benzena sulfonat (ABS). Akan tetapi, ABS ini
memiliki dampak negatif terhadap lingkungan karena molekul ABS ini tidak
air tanah. Selain itu, busa dari ABS ini menutupi permukaan air sungai sehingga
sinar matahari tidak bisa masuk pada dasar sungai yang dapat menyebabkan biota
ABS diganti dengan LAS (linear alkil sulfonat). Sabun colek ini memiliki rantai
karbon yang panjang dan dapat dipecahkan oleh mikroorganisme sehingga tidak
menimbulkan busa pada air sungai. Akan tetapi, LAS juga memiliki kekurangan
1
Surfaktan SLES dapat mengurangi tegangan permukaan di air dan lebih
ramah lingkungan selain surfaktan, bahan lain yang dibutuhkan pada pembuatan
sabun colek adalah bahan pengisi, bahan pengisi yang sering digunakan adalah
sodium sulfat, sodium posfat dan sodium karbonat tetapi bahan tersebut
Salah satu bahan alami yang berpotensi dijadikan bahan pengisi adalah abu
gosok. Abu gosok merupakan limbah dari hasil pembakaran atau abu dari
tumbuhan, biasanya berasal dari sekam padi, abu sekam padi mengandung silikat
penambahan abu gosok pada pembuatan sabun colek agar dapat menghasilkan
sabun colek ramah lingkungan dan diharapakan dapat digunakan oleh masyarakat
dalam menjaga bagian dari lingkungan tempat tinggal dalam kehidupan sehari-
hari.
ini adalah:
2
1.3. Tujuan Penelitian
adalah.
berbagai konsetrasi.
memanfaatkan abu gosok dalam pembuatan sabun colek dan diharapkan bahan
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum istilah dari sabun colek digunakan untuk bahan dan produk
permukaan benda misalnya kotoran dari pakaian, sisa makanan dari piring atau
buih sabun dari permukaan benda serta mendispersi dan menstabilisasi dalam
matriks seperti suspensi butiran minyak dalam fase seperti air (showwel, 2006).
pengunaan sifat alami dari permukaan yang dibersihkan, sifat dari bahan yang di
pisahkan. Oleh karena itu, penetuan formula sabun colek merupakan proses yang
kehidupan sehari-hari. Pembuatan sabun colek telah dilakukan sejak ribuan tahun
yang lalu. Metode pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh
dengan metode yang digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang
dihasilkan saat ini jauh lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu
sabun dan produk samping berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat
sedangkan sabun colek mengandung gugus sulfat atau sulfonat, keduanya berguna
karena larut dalam air dan memiliki rantai karbon panjang yang larut dalam oli
4
atau vaselin. Telah dikenal adanya harga-harga khusus yang digunakan untuk
hidrolisis dan rata-rata berat molekul. Sifat-sifat ini tergantung pada asal dari
lemak.
membersihkan piring, alat rumah tangga dan lain-lain. Tujuan dari sabun colek
adalah untuk memindahkan kotoran, minyak dan polutan-polutan lain yang tidak
diinginkan. Kandungan sabun colek yang telah dibuat pada saat ini
memungkinkan untuk memperoleh hasil yang sama ataupun lebih baik dengan
temperatur pencucian yang lebih rendah dan energi yang sedikit dan juga
menghasilkan proses uraian biologis yang lebih efisien yang dapat melindungi
Sabun adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak
nabati atau hewani yang berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa digunakan
sebagai pembersih, dengan menambahkan zat pewangi, dan bahan lainnya yang
adalah asam lemak dan alkali. Asam lemak merupakan monokarboksilat berantai
panjang dengan panjang rantai yang berbeda-beda, tetapi bukan siklik atau
5
Tabel 2.1. Syarat standar mutu sabun
Sabun colek yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri
mengunakan formula yang kompleks yaitu lebih dari 25 bahan. Namun secara
2000).
6
Aditif adalah bahan tambahan untuk membuat produk lebih menarik, seperti
langsung dengan daya cuci sabun colek. Aditif ini ditambahkan lebih untuk
Bahan baku untuk pembuatan sabun colek terdiri dari beberapa jenis, yaitu
bahan aktif, bahan pengisi, bahan penunjang, bahan tambahan, bahan pewangi dan
antifoam. Pada pembuatan sabun colek skala kecil dan menengah digunakan
Bahan aktif merupakan bahan inti dari detergen sehingga bahan ini harus
ada dalam proses pembuatan deterjen. Secara kimia bahan ini dapat berupa SLES
(Sodium Lauril Eter Sulfonate). Beberapa nama dagang dari bahan aktif ini
diantaranya Luthensol, Emal dan Neopelex (NP). Di pasar beredar beberapa jenis
Emal dan NP, yaitu Emal-10, Emal-20, Emal-30, NP-10, NP-20 dan NP-30.
Secara fungsional bahan aktif ini mempunyai andil dalam meningkatkan daya
bersih. Ciri dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak. ABS (Alkyl Benzene
panjang dan bercabang dengan cincin benzen pada ujungnya. Rantai bercabang
Sulphonate) akan dipenuhi busa, juga dapat menurunkan tegangan permukaan air,
7
Benzene Sulphonate) sebagai bahan pembersih dalam detergen digantikan dengan
LAS (Linier Akyl Sulphonate) yang mudah terdegradasi dalam air (Krismiyati,
2009).
Salah satu komponen detergen non fosfat yaitu LAS (Linear Alkilbenzena
bahwa dengan metode adsorpsi dapat mengurangi konsentrasi LAS dalam air.
Metode adsorpsi merupakan salah satu metode alternatif yang dapat diandalkan
karena prosesnya relatif sederhana, dapat bekerja pada konsentrasi rendah, dapat
didaur ulang, dan biaya operasional relatif murah (Wang et al., 2008). Salah satu
Bentuknya kristal putih, dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapat yang
tersedia secara umum adalah Natrium Klorida (NaCl). Senyawa natrium adalah
penting dalam perindustrian kimia, kaca, logam, kertas, petrolium, sabun dan
tekstil. Sabun pada umumnya merupakan garam natrium dengan beberapa jenis
asam lemak. Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan
volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan baku detergen semata-mata
ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan pengisi detergen
digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai bahan
8
pengisi, yaitu tetra sodium pyrophospate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini
peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun colek. Artinya,
walaupun secara kualitas sabun colek yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah
memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun
colek berbentuk padat berwarna kekuning-kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam
perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter (ml).
Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun colek dapat dibagi ke dalam dua
jenis, yaitu parfum umum dan parfum eksklusif. Parfum umum mempunyai aroma
yang sudah dikenal umum di masyarakat, seperti aroma mawar dan aroma
kenanga. Pada umumnya, produsen sabun colek menggunakan jenis parfum yang
eksklusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen
9
2.3. Abu Gosok
biasanya berasal dari sekam padi. Abu gosok banyak digunakan untuk mencuci
alat-alat rumah tangga, terutama untuk menghilangkan noda hitam pada bagian
bawah panci atau wajan. Hal ini dimungkinkan karena abu gosok mengandung
Limbah abu gosok adalah limbah dari hasil pembakaran kayu yang biasa
digunakan oleh masyarakat sebagai bahan pencuci piring. Namun, pada saat ini
banyak sekali beredar sabun-sabun pencuci piring yang lebih higenis dan lebih
Dengan keadaan seperti ini, banyak penjual abu gosok yang sudah tidak
menjadi tercemar, akan tetapi abu gosok juga dapat merusak pernafasan bagi
tubuh.
10
2.4. Viskositas
terbesar dalam telahan tentang aliran fluida. Viskositas adalah sifat fluida yang
Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut
fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
suatu fluida terhadap tegangan geser tergantung pada kohesinya dan pada laju
jauh lebih rapat dari pada gas, mempunyai gaya-gaya kohesi yang jauh lebih besar
dari pada gas. Kohesi nampaknya merupakan penyebab utama viskositas dalam
cairan, dan karena kohesi berkurang dengan naiknya suhu, maka demikian pula
viskositas. Sebaliknya, gas mempunyai gaya- gaya kohesi yang sangat kecil.
adalah sifat cairan yang sangat erat kaitannya dengan hambatan dari
dipelajari dalam bidang teknik sipil, sedang gas banyak dipelajari dalam
bidang teknik mesin, kimia, aeronotika, dan sebagainya. Zat cair mempunyai
11
1. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair, akan terbentuk permukaan
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser pada
zat cair.zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair kental seperti sirup
atau oli, mempunyai kekentalan besar, sedangkan zat cair encer, seperti air
mempunyai kekentalan kecil. Kekentalan zat cair dapat dibedakan menjadi dua
yaitu kekentalan dinamik (µ) atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematis
(V).
tekanan diantara dua lapisan sejajar, dapat juga dianggap sebagai gaya persatuan
luas yang diperlukan untuk mengerakkan ataupun memindahkan satu lapisan yang
-1
mempunyai kecepatan 1 cm detik melewati garis sejajar yang lain yang berjarak
-2 -1 -1
1 cm. Di dalam SI satuan viskositas adalah Nsm (kgm s ) ata Pa s (pascal
-2 -2 -1
sekon). Didalam CGS satuian viskositas adfalh dyne s cm ( gcm s ). Satuan
12
Viskositas larutan Satuan viskositas lain adalah centipoise ( 1/100 poise) dan
a. Tekanan
b. Temperatur
viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi.
Larutan minyak misalnya CPO memiliki kekentalan tinggi serta laju aliran
13
BAB III. METODOLOGI
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat yang ada di
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SLES, soda ash, abu
2. Abu gosok dimasukkan ke dalam air yang ada di dalam wadah secara
larutan merata
4. Soda ash, waterglass, dan talk dimasukkan kedalam larutan dan aduk
hingga merata
14
Berikut adalah diagram alir Proses Pembuatan Sabun colek dengan
Abu Gosok
- Soda ash 6%
Penambahan II - Waterglass 7%
- Talk 45%
15
3.4. Rancangan Percobaan
Jenis Formulasi
Bahan A B C D
Abu Gosok 7,5 % 10 % 12,5 % 15 %
SLES 11 % 11 % 11 % 11 %
Soda ash 6% 6% 6% 6%
Waterglass 7% 7% 7% 7%
Talk 45 % 45 % 45 % 45 %
Pewarna 0,02 % 0,02 % 0,02 % 0,02 %
Parfum 0,3 % 0,3 % 0,3 % 0,3 %
Anti bakteri 0,4 % 0,4 % 0,4% 0,4 %
Aquadest 22,78 % 20,28 % 17,78 % 15,28 %
Total 100 % 100 % 100 % 100 %
Parameter pengamatan pada penelitian ini yaitu Uji pH, Uji viskositas, Uji
3.5.1. pH
pH meter pada sampel sabun colek kemudian amati untuk mengetahui nilai pH
yang dihasilkan.
16
3.5.2. Viskositas
mengambil sampel 100 gram disiapkan dengan gelas piala 250 ml. Kemudian
spindel dengan nomor tertentu dengan kecepatan tertentu (rpm) disetel lalu di
celupkan dalam sediaan sampai alat menunjukkan viskositas sediaan sabun colek,
nilai viskositas (cPs) yang ditunjukkan pada alat viskometer Hake merupakan
aquadest dimasukkan kedalam piknometer dan diamkan pada suhu 250 C selama
dengan memakai sampel sabun colek sebagai pengganti air. Bobot jenis di hitung
berdasarkan persamaan :
BJ = sabun =
yang menempel pada suatu objek. sampel sebanyak 1% dilarutkan dalam aquades
Kain putih bersih berbentuk bujur sangkar dengan 10 cm2 direndam dalam larutan
pencucian selama 10 menit. Setelah perendaman air kain bersih, larutan diukur
17
Timbang mentega masing-masing 10 gram kemudian dioleskan secara
merata pada seluruh permukaan kain yang akan digunakan dalam pengujian daya
larutan perendam berupa Air saja (kontrol negatif), formula sabun colek (F1, F2,
F3, dan F4) serta sabun colek cream ekonomi (kontrol positif ) selama 10 menit.
Nilai Absorbansi setelah perendaman kain kotor dinyatakan. Semakin besar nilai
absorbansi suatu sampel maka daya bersih semakin baik. Data bersih atau sabun
18