Fisioterapi-2022-Sherly Anjelina
Fisioterapi-2022-Sherly Anjelina
SKRIPSI
Oleh
SHERLY ANJELINA
021811040
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Fisioterapi
Oleh
i
Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan
ii
© Hak Cipta Milik Universitas Binawan
Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang- Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh skripsi ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan Universitas
Binawan.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh skripsi ini dalam
bentuk apa pun tanpa izin Universitas Binawan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan Karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang
berjudul “Analisa Pengaruh Latihan Keseimbangan Untuk Mengurangi Risiko Jatuh
Pada Lansia”. Selama proses penyusunan proposal ini, penulis banyak menerima
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga proposal ini dapat penulis
selesaikan tepat pada waktunya, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
vii
PENGARUH LATIHAN KESEIMBANGAN UNTUK MENGURANGI
ABSTRAK
Latar Belakang : Jatuh dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar yang dapat
menyebabkan seseorang tertunduk dilantai, mendadak terbaring, bahkan dapat
menyebabkan seseorang menjadi luka hingga hilang ingatan. Seiring dengan
bertambahnya usia, insiden jatuh dilaporkan sangat tinggi pada lansia dengan usia di
atas 60 tahun. Faktor yang menyebabkan lansia mudah jatuh diantaranya riwayat jatuh
sebelumnya, usia, obat – obatan, gangguan mobilitas, pola jalan, gangguan kognitif,
visual, masalah pada ekstremitas bawah, alas kaki, dan lingkungan sekitar.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan dalam
mengurangi risiko jatuh pada lansia.
Metode : Dua puluh tiga literature yang menggunakan desain studi Randomized
Controlled Trial (RCT) dan Quasy Eksperimental Study, menggunakan pengukuran
The Time Up and Go Test, Falls Efficacy Scale International (FES – I), Berg Balance
Scale, Functional Reach Test, dan Ontario Modified Stratify, .dengan tahun publikasi
10 tahun terakhir (2011 – 2021), latihan keseimbangan, dan mengurangi risiko jatuh
pada lansia. Kriteria eksklusi yaitu tidak ada kaitannya dengan pertanyaan dan tujuan
penelitian, selain intervensi latihan keseimbangan, tidak dapat mengurangi risiko
jatuh, selain desain studi Randomized Controlled Trial (RCT) dan Quasy
Eksperimental Study.
Hasil : Berdasarkan dua puluh tiga literature yang terpilih, menunjukkan bahwa latihan
keseimbangan terbukti efektif untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia, dengan
frekuensi 2 – 3x/minggu, dengan durasi 15 – 45 menit.
Kesimpulan : Berdasarkan dua puluh tiga literature yang didapatkan, literature
terbanyak yaitu pada tahun ≥ 2018. Desain studi yang terbanyak didapatkan yaitu
Randomized Controlled Trial (RCT). Pengukuran yang terbanyak yaitu menggunakan
The Time Up and Go Test.
viii
THE EFFECT OF BALANCE EXERCISE TO REDUCE THE RISK OF FALLS
ABSTRACT
Background : Falls can occur consciously or unconsciously which can cause a person
to fall on the floor, suddenly lie down, and even cause someone to be injured and lose
memory. Along with increasing age, the incidence of falls is reported to be very high
in the elderly to fall easily include a history of previous falls, age, medications,
impaired mobility, walking patterns, cognitive, visual, disturbances, problems with the
lower extremities, footwear, and the surrounding environment.
Objecvtives : To determine the effect of balance exercise in reducing the risk of falls
in the elderly.
Methods : Twenty three literatures using Randomized Controlled Trial (RCT) and
Quasy Experimental study designs, using measurement of The Time Up and Go Test
(TUG), Falls Efficacy Scale International (FES – I), Berg Balance Scale, Functional
Reach Test, and Ontario Modified Stratify with 10 years of publication (2011 – 2021),
balance xercise, and reducing the risk of falls in the elderly. The exclusion criteria
were that it had nothing to do with the research questions and pbjectives, apart from
the Randomized Controlled Trial (RCT) and Quasy Experimental Study design.
Results : Based on twenty three selected literatures, it shows that balance exercise are
proven to be effective in reducing the risk of falling in the elderly, with a frequency of
2-3x/week, with a duration of 15 – 45 minutes.
Conclusion : based on twenty three literatures obtained, the most literature was in ≥
2018. The study design that was obtained the most was Randomized Controlled Trial
(RCT). The most measurement is using The Time Up and Go Test.
ix
DAFTAR ISI
x
xi
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan adalah hilangnya kapasitas jaringan secara bertahap untuk
menyembuhkan dirinya sendiri dan mempertahankan fungsi normal,
membuatnya tidak mampu bertahan dari infeksi dan memperbaiki kerusakan.
Tubuh mencapai yang terbaik antara usia 20 hingga 30 tahun. Setelah mencapai
puncaknya, fungsi tubuh akan tetap stabil untuk sementara waktu dan
kemudian memburuk secara progresif seiring bertambahnya usia.
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dianggap lansia. Kelompok
usia lanjut usia telah mencapai akhir siklus hidupnya. Populasi ini tergolong
tua dan akan mengalami proses menua (WHO, 2013).
Hingga saat ini, jumlah lansia di dunia telah mencapai 500 juta orang
dengan usia rata-rata 60 tahun. Menurut WHO, pada tahun 2025, jumlah lansia
di dunia akan mencapai 1,2 miliar dan terus meningkat menjadi 2 miliar pada
tahun 2050. WHO memperkirakan 75% populasi lansia akan berada di negara
berkembang pada tahun 2025, dan setengahnya akan berada di Asia. Sejak
tahun 2015, Asia dan Indonesia telah memasuki era penuaan penduduk (aging
population), ketika jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas (penduduk
lansia) melebihi 7%.
Penurunan keseimbangan, penurunan kekuatan otot pada tungkai
bawah, cara berjalan yang lemah, penglihatan menurun, pendengaran
menurun, dan risiko jatuh adalah masalah yang mempengaruhi lansia. Jatuh
adalah kejadian yang menyebabkan seseorang berbaring di lantai atau di
tempat yang rendah, baik disengaja maupun tidak disengaja (Weinberg, J et al,
2011). Usia dapat meningkatkan tingkat jatuh hingga 60%. Lebih dari 33%
orang dewasa di atas 65 tahun jatuh setidaknya sekali setiap tahun, dan 50%
dari mereka jatuh berulang. Penurunan keseimbangan dan gangguan kognitif
yang berkaitan dengan usia adalah variabel intrinsik yang berkontribusi
1
2
B. Rumusan Masalah
Jatuh merupakan masalah kesehatan utama yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup pada lansia. Pada lansia dengan usia > 64 tahun, sekitar 28 –
35% jatuh setiap tahun dan frekuensi jatuh akan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi lansia untuk
jatuh antara lain riwayat jatuh, usia, obat – obatan, gangguan mobilitas, pola
jalan, gangguan kognitif, gangguan penglihatan, masalah pada ekstremitas
bawah, lingkungan (cahaya, lantai, permukaan yang tidak rata), dan alas kaki.
Salah satu upaya untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia yaitu dengan
diberikan latihan keseimbangan. Dengan diberikan latihan keseimbangan
dapat meningkatkan keseimbangan tubuh, mengurangi jatuh, dan
meningkatkan kekuatan pada esktremitas bawah
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana manfaat intervensi latihan keseimbangan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia ?
2. Apakah dampak intervensi latihan keseimbangan terhadap mengurangi
risiko jatuh pada lansia ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa pengaruh latihan keseimbangan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisa pengaruh latihan keseimbangan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia berdasarkan metode pengukuran.
b. Untuk menganalisa pengaruh latihan keseimbangan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia berdasarkan jenis latihan keseimbangan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pengaruh latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia.
2. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai latihan keseimbangan pada lansia.
3. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia adalah sebagai berikut (WHO, 2013) :
Klasifikasi Lansia Usia
Masa Usia
Balita 0 – 5 tahun
Kanak - kanak 5 – 11 tahun
Remaja awal 12 – 16 tahun
Remaja akhir 17 – 25 tahun
Dewasa awal 26 – 35 tahun
Dewasa akhir 36 – 45 tahun
Lansia awal 46 – 55 tahun
Lansia akhir 56 – 65 tahun
Manula > 65 tahun
Tabel 2. 3 Kategori Umur (Depkes RI, 2009)
1) Perubahan Fisik
a) Sel
Perubahan struktur sel, termasuk pengurangan jumlah sel,
peningkatan ukuran rata-rata sel, pengurangan proporsi protein
yang ditemukan di otak, otot, ginjal, dan hati, pengurangan
jumlah total sel otak, dan gangguan pada mekanisme yang
bertanggung jawab untuk perbaikan sel-sel otak yang rusak.
b) Sistem Persyarafan
B. Jatuh
1. Pengertian Jatuh
Jatuh adalah kejadian yang disengaja atau tidak disengaja yang dapat
menyebabkan seseorang jatuh ke tanah atau ke lokasi yang rendah
(Weinberg, J et al, 2011). Jatuh dapat terjadi secara sadar atau tidak
sengaja, dan kejadian ini menyebabkan seseorang jatuh ke lantai, tiba-tiba
rebahan, sehingga mengakibatkan hilang ingatan dan cedera (Kusumawaty,
2018).
Risiko jatuh adalah kemungkinan jatuh yang lebih besar, yang dapat
mengakibatkan cedera tubuh. Lansia rentan jatuh karena beberapa bahaya
yang dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi penyakit muskuloskeletal,
sedangkan faktor ekstrinsik berasal dari lingkungan (Utami, 2017).
2. Klasifikasi Jatuh
Menurut Morse (2009) dalam Wilson, 1998), jatuh dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa, yaitu :
a. Accidental Falls
8. Komplikasi Jatuh
a. Cedera
Cedera menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang
menyebabkan ketidaknyamanan, seperti robek atau tarikan jaringan
otot, robeknya arteri atau vena, dan patah tulang di panggul, tulang
paha, dan humerus, misalnya.
b. Disabilitas
Disabilitas menyebabkan mobilitas berkurang karena terapi
fisik dan jatuh, mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri dan gerakan
terbatas.
c. Kematian
C. Latihan Keseimbangan
1. Pengertian Latihan Keseimbangan
Latihan keseimbangan adalah suatu kegiatan yang berupaya
meningkatkan kekuatan otot tungkai bawah dan sistem vestibular serta
keseimbangan tubuh (Jowir, 2012). Latihan keseimbangan adalah
serangkaian latihan peregangan dan penguatan yang dirancang untuk
meningkatkan keseimbangan statis dan dinamis (Kloos & Heiss dalam
Masitoh, 2013).
Keseimbangan adalah kapasitas untuk mempertahankan stabilitas
postural sebelum, selama, dan setelah gerakan, dan sebagai reaksi terhadap
gangguan eksternal, dengan kecepatan dan efisiensi. Keseimbangan
diperlukan untuk menjaga posisi dan stabilitas saat bepergian dari satu
lokasi ke lokasi lain. Keseimbangan akan mengganggu tugas rutin jika
anda mengabaikannya. Ada dua jenis keseimbangan yaitu keseimbangan
statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan
untuk menahan postur tanpa gerakan, seperti saat duduk atau berdiri. Tidak
seperti keseimbangan statis, keseimbangan dinamis mencakup kontrol
tubuh saat tubuh bergerak, seperti dari posisi duduk ke posisi berdiri
(Supriyano, 2015).
1. Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan adalah jumlah tatap muka latihan yang dilakukan
dalam satu minggu. Dalam melakukan latihan keseimbangan, dapat
dilakukan sebanyak 2 – 3x/minggu.
2. Intensitas Latihan
Intensitas latihan adalah jumlah kekuatan fisik, yang dinyatakan
sebagai presentase maksimum yang digunakan tubuh dalam melakukan
suatu aktivitas. Dalam melakukan latihan keseimbangan menggunakan
intensitas latihan rendah.
3. Waktu Latihan
Waktu latihan adalah ukuran yang menunjukkan lamanya waktu
latihan. Dalam melakukan latihan keseimbangan dapat dilakukan selama
30 menit.
4. Tipe Latihan
Tipe latihan yang dilakukan yaitu latihan keseimbangan.
c. Tandem Standing
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Posisikan satu kaki tepat di depan kaki yang lainnya dengan
menyentuh tumit ke ujung kaki dan tahan.
- Ulangi pada kaki yang lainnya.
- Gunakan kursi yang kokoh untuk menopang tubuh sesuai kebutuhan.
d. Sideways Walking
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Berdiri dengan tegak, pandangan ke depan, dan kaki rapat.
- Kemudian melangkahkan kaki ke samping secara perlahan.
- Gerakkan satu kaki ke samping terlebih dahulu.
- Lalu posisikan kedua kaki rapat.
e. Sit to Stand
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Duduk pada tepi kursi, kaki dibuka selebar bahu, kemudian
condongkan tubuh sedikit ke depan.
- Berdiri secara perlahan dan tetap menatap ke depan.
- Kemudian berdiri tegak dan duduk secara perlahan.
f. Calf Raise
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Posisikan tangan pada kursi untuk mejaga stabilitas.
- Kemudian angkat kedua tumit secara lambat.
g. Plantar Flexi
Latihan ini dilakkukan dengan cara :
- Posisikan kaki kanan seperti pada gambar di bawah ini.
- Kemudian lakukan gerakan seperti ini pada kaki kiri.
Menurut Emma Barry, BMC Geriatrics 2014, the time up and go test
dikategorikan menjadi tiga kelompok sesuai kriteria usia diantaranya :
a. Usia 50 – 59 Tahun
TUG score (sec) Functional Mobility Skill
b. Usia 60 – 74 Tahun
TUG score (sec) Functional Mobility Skill
c. Usia 75 – 89 Tahun
TUG score (sec) Functional Mobility Skill
5m
No. Aktivitas 1 2 3 4
Tidak Kurang Percaya Sangat
percaya percaya diri percaya
diri diri diri
1. Membersihkan
rumah (seperti
menyapu dan
menyedot debu)
2. Berpakaian
3. Menyiapkan
makanan secara
sederhana
4. Mandi
5. Pergi ke toko
6. Menggunakan
kursi atau tidak
menggunakan
kursi
7. Naik atau turun
tangga
8. Berjalan di
lingkungan
sekitar
9. Meraih sesuatu di
lantai
10. Mampu
menjawab
telepon sebelum
berhenti
berdering
11. Berjalan di
permukaan yang
licin
12. Mengunjungi
teman atau
saudara
13. Berjalan di
tempat yang
ramai
14. Berjalan di
permukaan yang
tidak rata (seperti
jalan berbatu)
15. Berjalan naik
atau turun
16. Pergi ke acara
sosial (seperti
ibadah,
pertemuan
keluarga)
Total skor di
awal program
Total skor di
akhir program
Tabel 2. 8 Falls Efficacy Scale International (FES – I)
1: Membutuhkan bantuan
memposisikan kedua kaki, mampu
berdiri 15 detik
0: Membutuhkan bantuan
memposisikan kedua kaki, tidak
mampu berdiri 15 detik
8. Meraih kedepan 4 : Dapat meraih secara meyakinkan
dengan lengan lurus >25 cm (10 inchi)
secara penuh 3 : Dapat meraih >12.5 cm (5 inches)
dengan aman
2 : Dapat meraih >5 cm (2 inchi)
dengan aman
1 : Dapat meraih tetapi dengan
pengawasan
0 : Kehilangan keseimbangan ketika
mencoba
9. Mengambil objek dari 4 : Mampu mengambil dengan aman
lantai dari posisi dan mudah
berdiri 3 : Mampu mengambil, tetapi butuh
pengawasan
2 : Tidak mampu mengambil tetapi
mendekati sepatu 2-5cm (1-2 inchi)
dengan seimbang dan mandiri
1 : Tidak mampu mengambil, mencoba
beberapa kali dengan pengawasan
0 : Tidak mampu mengambil, dan
butuh bantuan agar tidak jatuh
10. Berbalik untuk melihat 4 : Melihat kebelakang kiri dan kanan
ke belakang dengan pergeseran yang baik
G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah adalah gambaran keterkaitan antara variabel-
variabel yang akan diamati dan dinilai dalam penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2012). Adapun kerangka konsep pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Populasi/Problem/Pasien
Lansia
Intervensi
Latihan
Keseimbangan Outcome
Mengurangi
risiko jatuh
Comparison
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana penelitian yang disusun agar peneliti dapat
memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada
jenis penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian dan berperan
sebagai pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2013).
Penelitian ini menggunakan kajian literature (Literature review). Literature
review adalah suatu kerangka atau konsep untuk melakukan analisis yang
dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan, berisi mengenai uraian teori,
temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan
landasan kegiatan penelitian (Nursalam, 2020).
1. Database Pencarian
Literature review ini merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi
penelitian yang ditentukan berdasarkan tema mengenai Pengaruh latihan
keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh pada Lansia. Pencarian literature
dilakukan pada bulan Oktober - November 2021. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang tidak diperoleh dari pengamatan
langsung, namun diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Pencarian literature dalam literature review ini
menggunakan empat database yaitu Google Scholar, ScienceDirect, PEDro dan
Pubmed.
2. Kata Kunci
Kata kunci adalah kata yang menonjol pada judul, catatan isi, dan
abstrak, yang bertujuan untuk melakukan pencarian dalam menemukan seluruh
cantuman yang memuat kata kunci tersebut (Reitz, 2012).
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword sebagai berikut :
- Balance exercise
- Risk of fall
- Elderly
Search Most Recent Queries
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2015). Adapun kriteria
eksklusi dalam penelitian ini yaitu :
a. Sampel penelitian pada literature yaitu seseorang yang berusia < 60 tahun
atau lansia dengan kondisi tertentu.
b. Kemampuan fungsional lansia yang tidak mandiri.
c. Pada literature yang menggunakan intervensi selain latihan
keseimbangan.
d. Literature yang tidak sesuai dengan kata kunci yang berkaitan dengan
pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.
e. Desain penelitian yang digunakan yaitu selain Randomized Controlled
Trial (RCT) dan Quasy Eksperimental Study.
f. Tahun publikasi < 2011.
D. Analisa Data
Dalam penelitian ini setelah melewati tahapan screening sampai dengan
ekstraksi data maka analisa dilakukan dengan menggabungkan semua data yang
memenuhi persyaratan inklusi. Dalam analisa data menggunakan deskriptif statistik
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang didapatkan dari beberapa
literature yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan latihan keseimbangan dalam
mengurangi risiko jatuh pada lansia dan untuk mengetahui dampak intervensi
latihan keseimbangan terhadap mengurangi risiko jatuh pada lansia.
E. Etika Penelitian
Penelitian yang dilakukan tidak membutuhkan kajian etik, tetapi dalam
penulisan perlu memperhatikan dan menghindari plagiarisme. Adapun etika
penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Mencantumkan dari nama peneliti pada hasil atau bagian isi yang diambil.
- Mencantumkan literature ke dalam daftar pustaka.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pencarian
Dalam mencari literature menggunakan empat database yaitu Google Scholar,
ScienceDirect, PEDro dan Pubmed. Pada Google Scholar ditemukan 20 literature,
pada Science Direct ditemukan 5 literature, pada PEDro ditemukan 2 literature, dan
pada Pubmed ditemukan 3 literature. Total pencarian didapatkan 30 literarure,
namun literature yang sesuai kriteria inklusi terdapat 23 literature.
B. Karakteristik Studi
Adapun karakteristik studi pada penelitian ini yaitu terdapat kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, dengan rentang usia 60 – 90 tahun, dengan jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, dengan kondisi pasien lansia yang sehat, lansia
dengan kemampuan fungsional yang mandiri. Yang berasal dari negara Indonesia,
Italia, Amerika, Hungaria, Norwegia, China, Jerman, Thailand, dan Taiwan.
C. Intervensi
Intervensi yang diberikan yaitu latihan keseimbangan dengan beberapa
gerakan diantaranya one leg balance, tandem walking, tandem standing, sideways
walking, sit to stand, calf raise, plantar flexi, knee flexi, hip flexi, dan hip ekstensi.
Latihan keseimbangan diberikan 2-3x/minggu, dengan durasi 15 – 45 menit.
D. Outcome / Pengukuran
Pengukuran yang terdapat pada literature ini diantaranya The Time Up and Go
Test (TUG), Falls Efficacy Scale International (FES – I), Ontario Modified Stratify,
Berg Balance Test (BBS), dan Functional Reach Test.
E. PRISMA Flowchart
2. Bagan 2. 2 Diagram flow literature review
1. Widagdo et al., Indonesia P : 38 n : 30 n : 30 One leg Tidak FRT p < 0,001 Quasy
2021 L : 22 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, calf diberikan FES-I p < 0,001 Eksperimental
raise, tandem intervensi TUG p < 0,001 Study
walking,
sideways
walking, dan
sit to stand.
2. Mujiadi et al., Indonesia P:8 n : 12 Plantar flexi, FES-I p < 0,001 Quasy
2019 L:4 Usia : ≥ 60 - one leg - Pre 52,5 Eksperimental
balance, (SD = 28,9) Study
sideways Post 38,8
walking, dan (SD = 22,6)
knee flexi.
3. Siregar et al., Indonesia P:8 n : 29 Tandem BBS p < 0,001 Quasy
2020 L : 21 Usia : ≥ 60 - walking - Pre 26.38 Eksperimental
(SD = 4.678) Study
Post 42.14
(SD = 5.786)
6. Syapitri et al., Indonesia P : 91 n : 89 n : 93 One leg Edukasi TUG p < 0,05 Quasy
2016 L : 81 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, Eksperimental
sideways Study
walking, sit to
stand, tandem
walking, dan
tandem
standing.
7. Di Fronso et al., Italia P : 20 n : 13 n : 13 Plantar flexi, Edukasi FES-I p < 0, 001 Randomized
2021 L:6 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 one leg Controlled
balance, Trial
tandem
walking,
tandem
standing, dan
sideways
walking.
8. Nunes et al., Amerika P : 15 n : 11 n : 11 One leg Edukasi TUG p < 0,05 Randomized
2021 L:6 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, Controlled
sideways Trial
walking, sit to
stand, dan calf
raise.
9. Miko et al., 2018 Hungaria Tidak n : 51 n : 49 Calf raise, Tidak TUG p < 0,001 Randomized
diketahui Usia : ≥ 65 Usia : ≥ 65 plantar flexi, diberikan Controlled
sideways intervensi Trial
walking, sit to
stand, dan
tandem
walking.
10. Bjerk et al., 2019 Norwegia Tidak n : 80 n : 75 One leg Edukasi FES-I p < 0,001 Randomized
diketahui Usia : > 67 Usia : > 67 balance, Controlled
tandem Trial
walking,
tandem
standing, calf
raise, dan sit
to stand.
11. Zhao et al., 2016 China P : 26 n : 29 n : 32 One leg Tidak OMS p < 0,005 Randomized
L : 35 Usia : 65 -74 Usia : 65 - balance, diberikan Controlled
74 sideways intervensi Trial
walking,
tandem
standing,
tandem
walking, calf
raise, dan sit
to stand.
12. Gschwind et al., Amerika P : 30 n : 27 n : 27 One leg Tidak FES-I p < 0, 005 Randomized
2013 L : 24 Usia : 65 - Usia : 65 - balance, diberikan Controlled
80 80 sideways intervensi Trial
walking, sit to
stand, calf
raise, dan
tandem
walking.
13. Mittaz et al., Jerman P : 36 n : 30 n : 30 One leg Edukasi TUG p < 0, 001 Randomized
2019 L : 24 Usia : ≥ 65 Usia : ≥ 65 balance, Controlled
sideways Trial
walking,
tandem
standing,
tandem
walking, calf
raise, dan sit
to stand.
14. Kovacs et al., Hungaria P : 53 n : 45 n : 45 Calf raise, Tidak TUG p < 0, 001 Randomized
2013 L : 33 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 plantar flexi, diberikan Controlled
sideways intervensi Trial
walking, sit to
stand, dan
tandem
walking.
15. Boongird et al., Thailand Tidak n : 59 n : 61 Calf raise, Tidak FES-I p < 0,005 Randomized
2017 diketahui Usia : 65 Usia : 65 plantar flexi, diberikan Controlled
sideways intervensi Trial
walking, sit to
stand, dan
tandem
walking.
16. Lee et al., 2013 Taiwan Tidak n : 60 n : 65 One leg Edukasi TUG p < 0,001 Randomized
diketahui Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, Controlled
sideways Trial
walking,
tandem
standing,
tandem
walking, calf
raise, dan sit
to stand.
17. Toots et al., 2018 Swedia P : 141 n : 101 n : 85 One leg Tidak FES-I p < 0,005 Randomized
L : 45 Usia : 85 Usia : 85 balance, diberikan Controlled
tandem intervensi Trial
walking,
tandem
standing, dan
sideways
walking.
18. Nurkuncoro et Indonesia P : 15 n : 20 One leg FRT p < 0,05 Quasy
al., 2015 L:5 Usia : 60 - > - balance, - Eksperimental
76 sideways Study
walking,
tandem
walking, dan
calf raise.
juga diberikan
edukasi dalam
mengendalikan
pola makan
dan aktivitas
yang dapat
menggangu
kesehatan
lansia.
19. Astriyana et al., Indonesia P : 32 n : 15 n : 15 Plantar flexi, Tidak TUG p < 0,001 Quasy
2012 L:- Usia : > 60 - Usia : > 60 hip flexi, hip diberikan Eksperimental
2 79 - 79 ekstensi, intervensi. Study
responden tandem
drop out. walking, dan
one leg
standing.
20. Priyanto et al., Indonesia P : 16 n : 15 n : 15 One leg Tidak TUG p < 0,001 Quasy
2019 L : 14 Usia : > 60 - Usia : > 60 balance, diberikan Eksperimental
74 - 74 tandem intervensi. Study
walking,
tandem
standing, calf
raise, dan
plantar flexi.
21. Faidah et al., Indonesia Tidak n : 117 n : 117 Calf raise, Edukasi TUG p < 0,001 Quasy
2020 diketahui Usia : > 60 Usia : > 60 plantar flexi, Kelompok Eksperimental
tandem intervensi : Study
walking, sit to
23. Saraswati et al., Indonesia P:3 n:3 - Tandem - TUG p < 0,001 Quasy
2021 L:- Usia : 60 – walking, Eksperimental
74 sideways Study
walking, one
leg balance,
dan calf raise.
Singkatan
P (Perempuan), L (Laki - laki), FES – I (Falls Efficacy Scale International), BBS (Berg Balance Scale International), TUG (The Time Up and Go Test),
OMS (Ontario Modified Stratify), FRT (Functional Reach Test).
F. Pembahasan
Dalam mempertahankan keseimbangan tubuh, lansia memerlukan
informasi mengenai posisi tubuh terhadap keadaan sekitarnya yang di dapat
dari reseptor sensoris perifer yang terdapat pada sistem visual , vestibular, dan
propioseptif. Dari ketiga reseptor ini, vestibular memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam mempertahankan keseimbangan, yang disusul oleh visual
dan propioseptif.
Kondisi lingkungan di sekitar lansia terletak dalam keadaan stabil atau
tidak stabil. Kondisi yang dapat mengakibtakan keadaan lingkungan menjadi
tidak stabil seperti gerakan objek yang cepat, permukaan lantai yang bergerak,
walking, sit to stand, calf raise, plantar flexi, knee flexi, hip flexi, dan hip
ekstensi.
A. Kesimpulan
Hasil dari dua puluh tiga literature yang telah di analisa, dapat disimpulkan
bahwa latihan keseimbangan dapat menurunkan risiko jatuh pada lansia. Selain itu
latihan keseimbangan juga dapat meningkatkan keseimbangan postural,
meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas bawah, dan dapat meningkatkan
aktivitas fisik pada lansia. Desain penelitian yang ditemukan yaitu Randomized
Controlled Trial (RCT) dan Quasy eksperimental study. Alat ukur yang digunakan
dalam mengukur risiko jatuh yaitu The Time Up and Go Test (TUG), Falls Efficacy
Scale International (FES – I), Ontario Modified Stratify, Berg Balance Test (BBS),
dan Functional Reach Test. Gerakan latihan keseimbangan diantaranya one leg
balance, tandem walking, tandem standing, sideways walking, sit to stand, calf
raise, plantar flexi, knee flexi, hip flexi, dan hip ekstensi. Latihan keseimbangan
diberikan 2-3x/minggu, dengan durasi 15 – 45 menit.
B. Saran
Adapun saran pada penelitian ini yaitu :
1. Bagi Akademis
Dapat disarankan bagi akademisi untuk memilih literature dalam tahun
yang terbaru dan literatur terbaik berdasarkan sampel terbanyak dalam
analisa latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia.
2. Bagi Umum / Masyarakat
Dapat disarankan bagi masyarakat untuk melakukan latihan
keseimbangan pada lansia karena terbukti efektif dalam mengurangi risiko
jatuh pada lansia, dapat meningkatkan keseimbangan postural,
meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas bawah, dan dapat
meningkatkan aktivitas fisik pada lansia. Dapat dilakukan penyuluhan
56
57
Arum, E., Putri, C., Herawati, L., & Oktaviano, Y. H. (2021). STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan Aerobic Exercise in Covid-19 Pandemic For A Better Cardiovascular,
Respiration, and Body Immunity System STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan.
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 104–111.
https://doi.org/10.30994/sjik.v10i1.582
Baharlouei, H., Salavati, M., Akhbari, B., Mosallanezhad, Z., Mazaheri, M., &
Negahban, H. (2013). Cross-cultural validation of the Falls Efficacy Scale
International (FES-I) using self-report and interview-based questionnaires among
Persian-speaking elderly adults. Archives of Gerontology and Geriatrics, 57(3),
339–344. https://doi.org/10.1016/j.archger.2013.06.005
Bjerk, M., Brovold, T., Skelton, D. A., Liu-Ambrose, T., & Bergland, A. (2019).
Effects of a falls prevention balance exercise programme on health-related quality
of life in older home care recipients: A randomised controlled trial. Age and
Ageing, 48(2), 213–219. https://doi.org/10.1093/ageing/afy192
Chodzko-Zajko, W. J. (2013). ACSM’s exercise for older adults. ACSM’s Exercise for
Older Adults, 1–237.
Costa, J. N. A., Ribeiro, A. L. A., Ribeiro, D. B. G., Neri, S. G. R., & Barbosa, D. F.
(2022). Balance Exercise for fall prevention in older adults : a randomized
controlled crossover trial. December 2021.
di Fronso, S., Tamburrino, L., & Bertollo, M. (2021). The effects of balance exercise
in older adults living in nursing homes. Sport Mont, 19(2), 3–9.
https://doi.org/10.26773/smj.210618
Emma Barry, R. G. (BMC Geriatrics 2014). Is the Timed Up and Go test a useful
predictor of risk of falls in community dwelling older adults: a systematic review
and meta- analysis. BMC Geriatrics .
58
59
Faidah, N., Kuswardhani, T., & Artawan E.P, I. W. G. (2020). Pengaruh Latihan
Keseimbangan Terhadap Keseimbangan Tubuh Dan Risiko Jatuh Lansia. Jurnal
Kesehatan, 11(2), 100. https://doi.org/10.35730/jk.v11i2.428
Farlie, M. K., Robins, L., Haas, R., Keating, J. L., Molloy, E., & Haines, T. P. (2019).
Programme frequency, type, time and duration do not explain the effects of
balance exercise in older adults: A systematic review with a meta-regression
analysis. British Journal of Sports Medicine, 53(16), 996–1002.
https://doi.org/10.1136/bjsports-2016-096874
Galloza, J., Castillo, B., & Micheo, W. (2017). Benefits of Exercise in the Older
Population. Physical Medicine and Rehabilitation Clinics of North America,
28(4), 659–669. https://doi.org/10.1016/j.pmr.2017.06.001
Gschwind, Y. J., Kressig, R. W., Lacroix, A., Muehlbauer, T., Pfenninger, B., &
Granacher, U. (2013). A best practice fall prevention exercise program to
improve balance, strength / power, and psychosocial health in older adults : study
protocol for a randomized controlled trial. Gschwind2013. 1–13.
https://doi.org/10.1186/1471-2318-13-105
Iswati (2020). Balance Exercise Untuk Mencegah Kejadian Jatuh Pada Lansia. Jurnal
Ilmu Kesehatan Vol. 8 No. 1 Mei.
Izquierdo, M., Merchant, R. A., Morley, J. E., Anker, S. D., Aprahamian, I., Arai, H.,
Aubertin-Leheudre, M., Bernabei, R., Cadore, E. L., Cesari, M., Chen, L. K., de
Souto Barreto, P., Duque, G., Ferrucci, L., Fielding, R. A., García
Kisner, C. dan Colby, LA. 2012. Therapeutic Exercise Foundations And Techniques
Sixth Edition. Philadelphia: F. A. Davis Company
Kovács, É., Sztruhár Jónásné, I., Karóczi, C. K., Korpos, Á., & GONDOSraquo, T.
(2013). Effects of a balanse exercise program on balance, functional mobility and
fall risk in older adults: A randomized controlled single-blind study. European
Journal of Physical and Rehabilitation Medicine, 49(5), 639–648.
Lee, H. C., Chang, K. C., Tsauo, J. Y., Hung, J. W., Huang, Y. C., & Lin, S. I. (2013).
Effects of a multifactorial fall prevention program on fall incidence and physical
Mawaddah, N., Studi Keperawatan, P., & Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit, S. (n.d.).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGARUH LATIHAN KESEIMBANGAN
TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI UPT PESANGGRAHAN PMKS
MOJOPAHIT MOJOKERTO.
Miko, I., Szerb, I., Szerb, A., Bender, T., & Poor, G. (2018). Effect of a balance-
training programme on postural balance, aerobic capacity and frequency of falls
in women with osteoporosis: A randomized controlled trial. Journal of
Rehabilitation Medicine, 50(6), 542–547. https://doi.org/10.2340/16501977-
2349
Mitchell, R. J., Lord, S. R., Harvey, L. A., & Close, J. C. T. (2014). Associations
between obesity and overweight and fall risk, health status and quality of life in
older people. Australian and New Zealand Journal of Public Health, 38(1), 13–
18. https://doi.org/10.1111/1753-6405.12152
Mittaz Hager, A. G., Mathieu, N., Lenoble-Hoskovec, C., Swanenburg, J., De Bie, R.,
& Hilfiker, R. (2019). Effects balance exercise programmes regarding falls,
quality of life and exercise-adherence in older adults at risk of falling: protocol
for a randomized controlled trial. BMC Geriatrics, 19(1), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s12877-018-1021-y
National Health Service. (2014). Exercises for older people Exercise for older people
Sitting Getting started.
Nunes De Almeida Costa, J., Lima, A., Ribeiro, A., Bueno, D., Ribeiro, G., & Neri, S.
(n.d.). Balance Exercise Circuit for fall prevention in older adults: a randomized
controlled crossover trial Instalações Esportivas View project Obesity and falls
in older people View project.
https://www.researchgate.net/publication/356839382
Nurmalasari, M., Widajanti, N., & Dharmanta, R. S. (2019). Hubungan Riwayat Jatuh
dan Timed Up and Go Test pada Pasien Geriatri. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 5(4), 164–168. https://doi.org/10.7454/jpdi.v5i4.241
Purnamadyawati, P., Bachtiar, F., Prabowo, E., & Agustiyawan, A. (2020). Deteksi
Risiko Jatuh dan Pendampingan Latihan Keseimbangan Pada Pasien Lanjut Usia
di RS Setia Mitra Jakarta. DIKEMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat),
4(2). https://doi.org/10.32486/jd.v4i2.491
Saraswati, R., Afifuddin Fasya, Z., Santoso, E. B., Muhammadiyah, U., Jalan, G.,
Sudarso, Y., Kebumen, G., Tengah, J., & Kunci, K. (2021). BALANCE
EXERCISE MENURUNKAN RISIKO JATUH PADA LANSIA. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 18(1), 42–47. https://doi.org/10.26753
Sherrington, C., Michaleff, Z. A., Fairhall, N., Paul, S. S., Tiedemann, A., Whitney,
J., Cumming, R. G., Herbert, R. D., Close, J. C. T., & Lord, S. R. (2016). Exercise
to prevent falls in older adults : an updated systematic review and meta-analysis.
1–10. https://doi.org/10.1136/bjsports-2016-0965477
Sherwood, LZ., 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC,
595-677.
Siregar, R., Gultom, R., & Sirait, I. I. (2020). Pengaruh Latihan Jalan Tandem terhadap
Keseimbangan Tubuh Lansia untuk mengurangi Resiko Jatuh di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Binjai Sumatera Utara Effects of Tandem Walking Exercise
on Elderly Body Balance to Reduce Falling Risk at UPT Binjai Elderly Social
Services in North Sumatra. In Journal of Healthcare Technology and Medicine
(Vol. 6, Issue 1).
Toots, A., Wiklund, R., Littbrand, H., Nordin, E., Nordström, P., Lundin-Olsson, L.,
Gustafson, Y., & Rosendahl, E. (2018). The Effects of Balance Exercise on Falls
in Older People: A Randomized Controlled Trial. Journal of the American
Medical Directors Association, 20(7), 835-842.e1.
https://doi.org/10.1016/j.jamda.2018.10.009
Widagdo, T. M. M., & Sambudi, R. (2021). Mengurangi Risiko Jatuh pada Lanjut Usia
dengan Latihan Keseimbangan. Nommensen Journal of Medicine, 7(1), 12–15.
https://doi.org/10.36655/njm.v7i1.599
Zhang, W., Low, L. F., Schwenk, M., Mills, N., Gwynn, J. D., & Clemson, L. (2019).
Review of Gait, Cognition, and Fall Risks with Implications for Fall Prevention
in Older Adults with Dementia. In Dementia and Geriatric Cognitive Disorders
(Vol. 48, Issues 1–2, pp. 17–29). S. Karger AG.
https://doi.org/10.1159/000504340
Zhao, Y., Chung, P. K., & Tong, T. K. (2017). Effectiveness of a balance exercise
program for enhancing functional fitness of older adults at risk of falling: A
randomised controlled trial. Geriatric Nursing, 38(6), 491–497.
https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2017.02.011
1. Appraisal Jurnal 1
63
64
2. Appraisal Jurnal 2
3. Appraisal Jurnal 3
4. Appraisal Jurnal 4
5. Appraisal Jurnal 5
6. Appraisal Jurnal 6
7. Appraisal Jurnal 7
8. Appraisal Jurnal 8
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan terbukti efektif terhadap kekuatan
otot, keseimbangan postural, dan mengurangi
risiko jatuh pada lansia.
9. Appraisal Jurnal 9
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu dengan pemberian
latihan keseimbangan dapat mengurangi risiko
jatuh pada lansia.
T : Balance exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh dan
dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia..
Nama Penulis dan Hsuei-Chen Lee, PhD, PT, Ku-Chou Chang, MD,
Tahun Jau-Yih Tsauo, PhD, PT, Jen-Wen Hung, MD,
Yu-Ching Huang, MS, RN, Sang-I Lin, PhD, PT;
and the Fall Prevention Initiatives in Taiwan
(FPIT) Investigators, (2013).
Negara Taiwan
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh dari latihan keseimbangan terhadap
risiko jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 125 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Mengalami jatuh berulang selama satu tahun
sebelumnya, memiliki riwayat medis yang
diketahui membawa risiko jatuh (seperti stroke,
Parkinson, cedera kepala, atau patah tulang
karena jatuhh), jatuh hanya sekali selama satu
tahun sebelumnya, dan adanya masalah pada gaya
berjalan maupun keseimbangan yang dipastikan
dengan The Timed Up and Go Test (TUG).
Kriteria Eksklusi Jika memiliki kondisi medis yang menghalangi
dalam berpartisipasi dalam pemberian intervensi,
memiliki keterbatasan fisik atau pernah
mengalami nyeri dada, mati rasa, palpitasi,
pusing, dan pusing selama latihan atau selama
pemberian intervensi.
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 2x/minggu
I : Rendah
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh
pada lansia.
Negara Indonesia
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise
Negara Indonesia
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise
Nama Penulis dan Tahun Agus Priyanto, Dany Pramuno Putra, dan
Rusliyah, (2019).
Negara Indonesia
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise
Negara Indonesia
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 – 45 menit
T : Balance exercise
Negara Indonesia
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 – 45 menit
T : Balance exercise
Reviewer : Tanggal :
Author : Tahun : Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk kelompok
perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok perlakuan
sama pada saat baseline ?
4. Apakah participant tidak
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang
memberikan perlakuan tidak
mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberikan
perlakuan ?
6. Apakah orang yang mengukur
outcome tidak mengetahui
tentang perlakuan ?
7. Apakah kelompok perlakuan
diberikan perlakuan yang
sama ?
8. Apakah follow up dilakukan
secara lengkap atau tidak ?
Dan apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan dan
dianalisis ?
9. Apakah partisipan dianalisis
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi ?
88
89
Reviewer : Tanggal :
Author : Tahun : Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi ini
apa penyebab dan apa efek
(tidak ada kebingungan
tentang variabel mana yang
lebih dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam studi
ini sebanding atau serupa ?
3. Apakah partisipan yang
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok kontrol
?
5. Apakah ada beberapa
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah intervensi
(pre dan post intervensi) ?
6. Apakah follow up lengkap dan
jika tidak apakah perbedaan
antara kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari
partisipan yang dibandingkan
diukur dengan cara yang sama
?
8. Apakah outcome diukur
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik yang
digunakan sesuai ?
90
LAMPIRAN IV
CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST
1. Jurnal 1
91
92
2. Jurnal 2
3. Jurnal 3
4. Jurnal 4
5. Jurnal 5
6. Jurnal 6
7. Jurnal 7
8. Jurnal 8
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?
9. Jurnal 9
10. Jurnal 10
11. Jurnal 11
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?
12. Jurnal 12
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?
13. Jurnal 13
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?
14. Jurnal 14
15. Jurnal 15
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?
16. Jurnal 16
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?
17. Jurnal 17
18. Jurnal 18
19. Jurnal 19
20. Jurnal 20
21. Jurnal 21
22. Jurnal 22
23. Jurnal 23
118
119
b. Pubmed
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov
c. Scince Direct
https://sciencedirect.com
120
121
132