Anda di halaman 1dari 150

PENGARUH LATIHAN KESEIMBANGAN UNTUK

MENGURANGI RISIKO JATUH PADA LANSIA


(LITERATURE REVIEW)

SKRIPSI

Oleh

SHERLY ANJELINA
021811040

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
2022
PENGARUH LATIHAN KESEIMBANGAN UNTUK
MENGURANGI RISIKO JATUH PADA LANSIA
(LITERATURE REVIEW)

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Fisioterapi

Oleh

Nama : SHERLY ANJELINA


NPM :021811040

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
2022
Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

i
Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

ii
© Hak Cipta Milik Universitas Binawan
Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang- Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh skripsi ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan Universitas
Binawan.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh skripsi ini dalam
bentuk apa pun tanpa izin Universitas Binawan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Sherly Anjelina


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 April 2000
Alamat : Jalan Kamboja No.56 RT 01/ RW 01
Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta
Timur
No. Hp : 081218173331
Email : sherlyanjelina2000@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2005 – 2006 : TK Al-Badriyah
2006 – 2012 : SDN Kebon Pala 01 Pagi
2012 – 2015 : SMPN 275 Jakarta
2015 – 2018 : SMA Angkasa 2 Jakarta
2018 – 2022 : D4 Fisioterapi Universitas Binawan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan Karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang
berjudul “Analisa Pengaruh Latihan Keseimbangan Untuk Mengurangi Risiko Jatuh
Pada Lansia”. Selama proses penyusunan proposal ini, penulis banyak menerima
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga proposal ini dapat penulis
selesaikan tepat pada waktunya, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Illah Sailah, MS selaku Rektor Universitas Binawan.


2. Mia Srimiati, S.GZ, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi.
3. Noraeni Arsyad, SST.Ft., M.Pd selaku Ka. Prodi Fisioterapi.
4. Drs. Slamet Sumarno., M.Fis selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu dan memberikan ilmu kepada penulis.
5. dr. Zeth Boroh., Sp. KO selaku Dosen Pembimbing II dan sekaligus Pembimbing
Akademik.
6. Kedua orang tua yang telah membesarkan, mendoakan, serta memberikan
dorongan, semangat kepada penulis.
7. Kepada teman – teman Fisioterapi Angkatan 2018 yang telah mensupport dari
awal perkuliahan hingga saat ini.
8. Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan lindungan-Nya.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

vii
PENGARUH LATIHAN KESEIMBANGAN UNTUK MENGURANGI

RISIKO JATUH PADA LANSIA (LITERATURE REVIEW)

ABSTRAK

Latar Belakang : Jatuh dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar yang dapat
menyebabkan seseorang tertunduk dilantai, mendadak terbaring, bahkan dapat
menyebabkan seseorang menjadi luka hingga hilang ingatan. Seiring dengan
bertambahnya usia, insiden jatuh dilaporkan sangat tinggi pada lansia dengan usia di
atas 60 tahun. Faktor yang menyebabkan lansia mudah jatuh diantaranya riwayat jatuh
sebelumnya, usia, obat – obatan, gangguan mobilitas, pola jalan, gangguan kognitif,
visual, masalah pada ekstremitas bawah, alas kaki, dan lingkungan sekitar.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan dalam
mengurangi risiko jatuh pada lansia.
Metode : Dua puluh tiga literature yang menggunakan desain studi Randomized
Controlled Trial (RCT) dan Quasy Eksperimental Study, menggunakan pengukuran
The Time Up and Go Test, Falls Efficacy Scale International (FES – I), Berg Balance
Scale, Functional Reach Test, dan Ontario Modified Stratify, .dengan tahun publikasi
10 tahun terakhir (2011 – 2021), latihan keseimbangan, dan mengurangi risiko jatuh
pada lansia. Kriteria eksklusi yaitu tidak ada kaitannya dengan pertanyaan dan tujuan
penelitian, selain intervensi latihan keseimbangan, tidak dapat mengurangi risiko
jatuh, selain desain studi Randomized Controlled Trial (RCT) dan Quasy
Eksperimental Study.
Hasil : Berdasarkan dua puluh tiga literature yang terpilih, menunjukkan bahwa latihan
keseimbangan terbukti efektif untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia, dengan
frekuensi 2 – 3x/minggu, dengan durasi 15 – 45 menit.
Kesimpulan : Berdasarkan dua puluh tiga literature yang didapatkan, literature
terbanyak yaitu pada tahun ≥ 2018. Desain studi yang terbanyak didapatkan yaitu
Randomized Controlled Trial (RCT). Pengukuran yang terbanyak yaitu menggunakan
The Time Up and Go Test.

Kata Kunci : Latihan Keseimbangan, risiko jatuh, lansia

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

viii
THE EFFECT OF BALANCE EXERCISE TO REDUCE THE RISK OF FALLS

IN THE ELDERLY (LITERATURE REVIEW)

ABSTRACT

Background : Falls can occur consciously or unconsciously which can cause a person
to fall on the floor, suddenly lie down, and even cause someone to be injured and lose
memory. Along with increasing age, the incidence of falls is reported to be very high
in the elderly to fall easily include a history of previous falls, age, medications,
impaired mobility, walking patterns, cognitive, visual, disturbances, problems with the
lower extremities, footwear, and the surrounding environment.
Objecvtives : To determine the effect of balance exercise in reducing the risk of falls
in the elderly.
Methods : Twenty three literatures using Randomized Controlled Trial (RCT) and
Quasy Experimental study designs, using measurement of The Time Up and Go Test
(TUG), Falls Efficacy Scale International (FES – I), Berg Balance Scale, Functional
Reach Test, and Ontario Modified Stratify with 10 years of publication (2011 – 2021),
balance xercise, and reducing the risk of falls in the elderly. The exclusion criteria
were that it had nothing to do with the research questions and pbjectives, apart from
the Randomized Controlled Trial (RCT) and Quasy Experimental Study design.
Results : Based on twenty three selected literatures, it shows that balance exercise are
proven to be effective in reducing the risk of falling in the elderly, with a frequency of
2-3x/week, with a duration of 15 – 45 minutes.
Conclusion : based on twenty three literatures obtained, the most literature was in ≥
2018. The study design that was obtained the most was Randomized Controlled Trial
(RCT). The most measurement is using The Time Up and Go Test.

Keywords : Balance Exercise, risk of fall, elderly

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................... Error! Bookmark not defined.


PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ..................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS .................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii
ABSTRAK....................................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Pertanyaan Penelitian................................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
A. Lanjut Usia (Lansia) .................................................................................................... 5
1. Pengertian Lansia ................................................................................................ 5
2. Insiden dan Prevalensi Lansia .............................................................................. 6
3. Patologi Pada Lansia ............................................................................................ 7
B. Jatuh.......................................................................................................................... 11
1. Pengertian Jatuh................................................................................................. 11
2. Klasifikasi Jatuh ................................................................................................ 11
3. Insiden dan Prevalensi Jatuh Pada Lansia ........................................................... 12
4. Etiologi Jatuh Pada Lansia ................................................................................. 12
5. Faktor Risiko Jatuh ............................................................................................ 13

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

x
xi

6 .Upaya Pencegahan dan Penanganan Jatuh Pada Lansia ...................................... 14


7. Problematika berdasarkan Internasional Classification of Functioning,
Disability And Health (ICF) pada Lansia........................................................... 14
8. Komplikasi Jatuh ............................................................................................... 15
C. Latihan Keseimbangan .............................................................................................. 16
1. Pengertian Latihan Keseimbangan ..................................................................... 16
2. Latihan Keseimbangan Terhadap Keseimbangan Tubuh ..................................... 16
3. Komponen Pengontrol Keseimbangan ................................................................ 17
4. Manfaat Latihan Keseimbangan Pada Lansia ..................................................... 19
5. Indikasi Latihan Keseimbangan ......................................................................... 20
D. Dosis Latihan Keseimbangan Pada Lansia ................................................................. 20
E. Gerakan Latihan Keseimbangan ................................................................................. 21
F. Alat Ukur Risiko Jatuh ............................................................................................... 26
1. The Time Up and Go Test (TUG) ....................................................................... 26
2. Ontario Modified Stratify ................................................................................... 28
3. Falls Efficacy Scale International (FES – I) ....................................................... 30
4. Berg Balance Scale (BBS) .................................................................................. 32
5. Functional Reach Test (FRT) ............................................................................. 37
G. Kerangka Konsep ...................................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 40
A. Desain Penelitian ....................................................................................................... 40
B. Strategi Pencarian Literature ..................................................................................... 40
1. Database Pencarian ............................................................................................ 40
2. Kata Kunci ........................................................................................................ 41
C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ...................................................................................... 42
D. Analisa Data .............................................................................................................. 43
E. Etika Penelitian .......................................................................................................... 43
G. Hasil yang diharapkan ............................................................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 44
A. Hasil Pencarian ......................................................................................................... 44
B. Karakteristik Studi ..................................................................................................... 44
C. Intervensi .................................................................................................................. 44
D. Outcome / Pengukuran .............................................................................................. 44
E. PRISMA Flowchart ................................................................................................... 45
F. Pembahasan ............................................................................................................... 53

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 56


A. Kesimpulan ............................................................................................................... 56
B. Saran ......................................................................................................................... 56
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 58
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 63

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 One Leg Balance ................................................................................ 22


Gambar 2. 2 Tandem Walking ................................................................................ 22
Gambar 2. 3 Tandem Standing................................................................................ 23
Gambar 2. 4 Sideways Walking............................................................................... 24
Gambar 2. 5 Sit to Stand ......................................................................................... 24
Gambar 2. 6 Calf Raise .......................................................................................... 25
Gambar 2. 7 Plantar Flexi ...................................................................................... 25
Gambar 2. 8 The Time Up and Go Test ................................................................... 28
Gambar 2. 9 Functional Reach Test ........................................................................ 38

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Klasifikasi Lansia (WHO, 2013) .............................................................. 5


Tabel 2. 2 Klasifikasi Lansia (Depkes RI, 2013) ....................................................... 6
Tabel 2. 3 Kategori Umur (Depkes RI, 2009) ........................................................... 6
Tabel 2. 4 Interpretasi TUG Usia 50 – 59 Tahun ..................................................... 26
Tabel 2. 5 Interpretasi TUG Usia 60 – 74 Tahun ..................................................... 27
Tabel 2. 6 Interpretasi TUG Usia 75 – 89 Tahun ..................................................... 27
Tabel 2. 7 Ontario Modified Stratify ....................................................................... 29
Tabel 2. 8 Falls Efficacy Scale International (FES – I) ........................................... 32
Tabel 2. 9 Berg Balance Scale ................................................................................ 37

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Konsep.................................................................................. 39


Bagan 2. 2 Diagram flow literature review .............................................................. 45

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

xv
DAFTAR SINGKATAN

Lansia : Lanjut usia


WHO : World Health Organization
TUG : The Time Up and Go Test
FES – I : Falls Efficacy Scale International
BBS : Berg Balance Scale
FRT : Functional Reach Test
RCT : Randomized Controlled Trial

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

xvi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penuaan adalah hilangnya kapasitas jaringan secara bertahap untuk
menyembuhkan dirinya sendiri dan mempertahankan fungsi normal,
membuatnya tidak mampu bertahan dari infeksi dan memperbaiki kerusakan.
Tubuh mencapai yang terbaik antara usia 20 hingga 30 tahun. Setelah mencapai
puncaknya, fungsi tubuh akan tetap stabil untuk sementara waktu dan
kemudian memburuk secara progresif seiring bertambahnya usia.
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dianggap lansia. Kelompok
usia lanjut usia telah mencapai akhir siklus hidupnya. Populasi ini tergolong
tua dan akan mengalami proses menua (WHO, 2013).
Hingga saat ini, jumlah lansia di dunia telah mencapai 500 juta orang
dengan usia rata-rata 60 tahun. Menurut WHO, pada tahun 2025, jumlah lansia
di dunia akan mencapai 1,2 miliar dan terus meningkat menjadi 2 miliar pada
tahun 2050. WHO memperkirakan 75% populasi lansia akan berada di negara
berkembang pada tahun 2025, dan setengahnya akan berada di Asia. Sejak
tahun 2015, Asia dan Indonesia telah memasuki era penuaan penduduk (aging
population), ketika jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas (penduduk
lansia) melebihi 7%.
Penurunan keseimbangan, penurunan kekuatan otot pada tungkai
bawah, cara berjalan yang lemah, penglihatan menurun, pendengaran
menurun, dan risiko jatuh adalah masalah yang mempengaruhi lansia. Jatuh
adalah kejadian yang menyebabkan seseorang berbaring di lantai atau di
tempat yang rendah, baik disengaja maupun tidak disengaja (Weinberg, J et al,
2011). Usia dapat meningkatkan tingkat jatuh hingga 60%. Lebih dari 33%
orang dewasa di atas 65 tahun jatuh setidaknya sekali setiap tahun, dan 50%
dari mereka jatuh berulang. Penurunan keseimbangan dan gangguan kognitif
yang berkaitan dengan usia adalah variabel intrinsik yang berkontribusi

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

1
2

terhadap risiko jatuh. Penurunan yang dialami lansia akan menimbulkan


bahaya seperti hilangnya rasa percaya diri dalam melakukan tugas sehari-hari
dan kemungkinan terjatuh. Latihan keseimbangan adalah latihan fisik yang
dilakukan untuk meningkatkan stabilitas tubuh dengan memperkuat kekuatan
otot ekstremitas bawah. Latihan keseimbangan sangat penting untuk lansia
karena membantu menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah jatuh. Tujuan
dari latihan keseimbangan untuk lansia adalah untuk meningkatkan kapasitas
mereka untuk menghindari konsekuensi dari gangguan mereka. Otak, otot, dan
tulang bekerja sama untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh dan
menjaga keseimbangan (Nurul, Mujiadi, 2019).
Memberikan latihan keseimbangan pada lansia, dapat menurunkan
kemungkinan mereka jatuh. Latihan keseimbangan dapat dilakukan tiga kali
setiap minggu selama 12 minggu (Gschwind et al, 2013).
Dengan menurunkan faktor risiko jatuh dan meningkatkan aktivitas fisik
pada lansia, latihan keseimbangan bermanfaat dalam menghindari jatuh pada
lansia (Mittaz et al, 2019).
Lansia dapat menurunkan kemungkinan jatuh dengan latihan
keseimbangan. Latihan keseimbangan dapat dilakukan dua kali dalam
seminggu (Mujiadi, Nurul Mawaddah, 2019).
Latihan keseimbangan dapat meminimalkan kemungkinan jatuh pada
lansia yang menerima intervensi 3 minggu. Latihan keseimbangan adalah
rangkaian gerakan yang dirancang untuk meningkatkan keseimbangan statis
dan dinamis pada lansia (Maria Widagdo, Rambat Sambudi, 2021).

B. Rumusan Masalah
Jatuh merupakan masalah kesehatan utama yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup pada lansia. Pada lansia dengan usia > 64 tahun, sekitar 28 –
35% jatuh setiap tahun dan frekuensi jatuh akan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi lansia untuk
jatuh antara lain riwayat jatuh, usia, obat – obatan, gangguan mobilitas, pola
jalan, gangguan kognitif, gangguan penglihatan, masalah pada ekstremitas

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


3

bawah, lingkungan (cahaya, lantai, permukaan yang tidak rata), dan alas kaki.
Salah satu upaya untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia yaitu dengan
diberikan latihan keseimbangan. Dengan diberikan latihan keseimbangan
dapat meningkatkan keseimbangan tubuh, mengurangi jatuh, dan
meningkatkan kekuatan pada esktremitas bawah

C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana manfaat intervensi latihan keseimbangan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia ?
2. Apakah dampak intervensi latihan keseimbangan terhadap mengurangi
risiko jatuh pada lansia ?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa pengaruh latihan keseimbangan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisa pengaruh latihan keseimbangan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia berdasarkan metode pengukuran.
b. Untuk menganalisa pengaruh latihan keseimbangan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia berdasarkan jenis latihan keseimbangan.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pengaruh latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia.
2. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai latihan keseimbangan pada lansia.
3. Bagi peneliti

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


4

Penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi mengenai


latihan keseimbangan pada lansia dan untuk mengetahui pengaruh latihan
keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia (Lansia)


1. Pengertian Lansia
Lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun atau lebih (WHO, 2013).
Lansia mengacu pada pria atau wanita berusia 60 tahun atau lebih yang
masih aktif bekerja atau tidak dapat mencari nafkah dan karenanya
bergantung pada orang lain untuk mendapatkan bantuan (Tamher, 2009).
Lansia adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan sehari-harinya sendiri (Ratnawati, 2017).

a. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia adalah sebagai berikut (WHO, 2013) :
Klasifikasi Lansia Usia

Usia pertengahan (middle age) 45 – 54 tahun

Lansia (elderly) 55 – 65 tahun

Lansia muda (young old) 66 – 74 tahun

Lansia tua (old) 75 – 90 tahun

Lansia sangat tua (very old) > 90 tahun

Tabel 2. 1 Klasifikasi Lansia (WHO, 2013)

Klasifikasi lansia terdiri dari (Depkes RI, 2013) :

Klasifikasi Lansia Usia


Pra lansia 45 – 59 tahun
Lansia ≥ 60 tahun
Lansia risiko tinggi ≥ 60 tahun
Disertai gangguan pada
kesehatan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


6

Lansia potensial Lansia yang masih mampu


melakukan pekerjaan yang dapat
menghasilkan barang dan jasa
Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya
mencari nafkah, sehingga
kehidupannya bergantung pada
orang lain
Tabel 2. 2 Klasifikasi Lansia (Depkes RI, 2013)

Kategori umur adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :

Masa Usia
Balita 0 – 5 tahun
Kanak - kanak 5 – 11 tahun
Remaja awal 12 – 16 tahun
Remaja akhir 17 – 25 tahun
Dewasa awal 26 – 35 tahun
Dewasa akhir 36 – 45 tahun
Lansia awal 46 – 55 tahun
Lansia akhir 56 – 65 tahun
Manula > 65 tahun
Tabel 2. 3 Kategori Umur (Depkes RI, 2009)

2. Insiden dan Prevalensi Lansia


Baik di negara-negara industri dan negara berkembang, populasi lansia
bertambah dengan cepat. Hal ini disebabkan oleh penurunan tingkat
kelahiran dan kematian, serta peningkatan harapan hidup (life expectancy),
yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan.
Menurut Kementerian Kesehatan (2019), Indonesia memasuki masa
penuaan penduduk yang ditandai dengan peningkatan rata-rata usia
harapan hidup dan peningkatan jumlah lansia. Di Indonesia, penduduk
lansia meningkat dari 18 juta orang (7,56%) pada tahun 2010 menjadi 25,9
juta orang (9,7%) pada tahun 2019 dan diproyeksikan mencapai 48,2 juta
orang (15,77%) pada tahun 2035. Peningkatan populasi lansia di masa
mendatang mungkin akan terjadi baik efek menguntungkan maupun efek
buruk. Jika populasi lansia yang sehat, produktif, dan aktif, ini akan
memiliki efek yang menguntungkan. Namun, peningkatan jumlah lansia

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


7

dengan masalah kesehatan akan berdampak buruk bagi masyarakat


(Kementerian Kesehatan, 2017).
Kesehatan fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan seseorang
menjalani kehidupan yang bermanfaat secara sosial dan ekonomi. (Undang
– Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009).

3. Patologi Pada Lansia


Proses penuaan tidak dapat dicegah dan pasti akan dialami oleh setiap
orang. Proses penuaan adalah melambatnya metabolisme seseorang.
Kapasitas fisik seseorang menurun seiring bertambahnya usia,
menyebabkan mereka menghadapi kemunduran dalam aspek biologis,
fisiologis, lingkungan, psikologis, perilaku, dan sosial.
Proses penuaan pada lansia dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek
diantaranya perbaikan gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, hingga
peningkatan pendidikan dan status sosial ekonomi yang menjadi lebih
baik.

a. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia


Proses penuaan terjadi secara degeneratif yang akan membuat
perubahan pada manusia seiring bertambahnya usia, dan proses ini
akan terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Menurut Ajar (2017),
perubahan berikut terjadi pada lansia:

1) Perubahan Fisik
a) Sel
Perubahan struktur sel, termasuk pengurangan jumlah sel,
peningkatan ukuran rata-rata sel, pengurangan proporsi protein
yang ditemukan di otak, otot, ginjal, dan hati, pengurangan
jumlah total sel otak, dan gangguan pada mekanisme yang
bertanggung jawab untuk perbaikan sel-sel otak yang rusak.
b) Sistem Persyarafan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


8

Perubahan fisik pada sistem persyarafan yaitu respon


menjadi lambat dan hubungan antar saraf berkurang, berat otak
berkurang sebesar 10 - 20%, saraf sensorik menyempit yang
menyebabkan penurunan respon penglihatan dan pendengaran,
mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitive
terhadap suhu, kurang tahan terhadap dingin, kurang sensitif
terhadap sentuhan.
c) Sistem Penglihatan
Perubahan fisik dalam sistem visual termasuk penurunan
ketajaman dan kekuatan visual, penggelapan lensa, yang dapat
menyebabkan katarak, sklerosis pada pupil, dan penurunan
kemampuan untuk membedakan warna.
d) Sistem Pendengaran
Perubahan fisik pada sistem pendengaran, yaitu penurunan
gangguan pendengaran, terutama yang berkaitan dengan suara
bernada tinggi, suara tidak jelas, dan kesulitan memahami kata-
kata. Di atas usia 65 tahun, otosklerosis yang disebabkan oleh
penyusutan membran timpani mempengaruhi sebanyak 50%.
e) Sistem Kardiovaskuler
Perubahan dalam sistem kardiovaskular, seperti kapasitas
jantung berkurang hingga 1% setiap tahun, menyebabkan katup
jantung menjadi tebal dan kaku, mengakibatkan hilangnya
sensitivitas dan fleksibilitas dalam arteri darah. Terjadi
penurunan efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
seperti pada saat transisi dari posisi tidur ke duduk atau berdiri,
sehingga terjadi penurunan tekanan darah menjadi 65 mmHg
dan peningkatan tekanan darah akibat peningkatan pembuluh
darah perifer.
f) Sistem Respirasi
Perubahan fisik pada sistem pernapasan yaitu hilangnya
kelenturan pada paru-paru menyebabkan peningkatan kapasitas

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


9

residu, yang dapat mengakibatkan pernapasan lebih berat,


penurunan kapasitas pernapasan maksimal, dan penurunan
kedalaman pernapasan. Selain itu, kapasitas batuk berkurang
(aktivitas silia lebih rendah), kadar O2 arteri turun menjadi 75
mmHg, sementara kadar CO2 arteri tetap stabil.
g) Sistem Gastrointestinal
Perubahan pada sistem gastrointestinal, antara lain
kehilangan gigi, berkurangnya kepekaan terhadap sensasi
pengecap, pelebaran esofagus, nafsu makan menurun, asam
lambung menurun, peristaltik melemah, konstipasi, dan
penurunan fungsi absorpsi.
h) Sistem Urinaria
Perubahan fisik pada sistem kemih meliputi penurunan
kekuatan otot dan kapasitas kandung kemih hingga 200 mg,
peningkatan frekuensi urin, dan, pada wanita, atrofi vulva,
selaput lendir kering, berkurangnya fleksibilitas jaringan, dan
atrofi vulva. penurunan frekuensi seks sekunder.
i) Sistem Endokrin
Perubahan pada sistem endokrin meliputi penurunan sintesis
sebagian besar hormon (ACTH, TSH, FSH, dan LH) dan
penurunan pelepasan hormon seks termasuk estrogen,
progesteron, dan testosteron.
j) Sistem Kulit
Kerutan yang dihasilkan oleh hilangnya keratinisasi dan
hilangnya jaringan adiposa, hilangnya elastisitas karena
berkurangnya cairan dan pembuluh darah, kuku menjadi keras
dan rapuh, kelenjar keringat berkurang dalam jumlah dan
fungsinya, dan perubahan struktur selubung sel epidermis.
k) Sitem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal antara lain tulang menjadi
rapuh, tulang kehilangan cairan, kifosis, penipisan dan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


10

pemendekan tulang, persendian kaku dan membesar, tendon


mengecil dan mengalami sklerosis, atrofi serabut otot
menyebabkan gerakan menjadi lamban, dan otot mudah kram
dan gemetar.
2) Perubahan Psikososial
a) Kesepian
Ketika pasangan atau teman dekat meninggal, lansia dapat
menderita kesepian, terutama jika kesehatan mereka
memburuk, seperti penyakit fisik yang serius, mobilitas
terbatas, atau masalah sensorik, terutama gangguan
pendengaran.
b) Duka cita (Bereavement)
Duka cita adalah respons alami terhadap kehilangan orang
yang dicintai, apakah itu pasangan, teman dekat, atau bahkan
hewan peliharaan. Hambatan emosional yang halus dari lansia
dapat dengan mudah dilanggar oleh kesedihan. Hal ini dapat
menyebabkan berbagai kesulitan fisik serta masalah kesehatan.
c) Depresi
Depresi yang berlangsung lama dapat menyebabkan
perasaan hampa, diikuti oleh keinginan untuk menangis, dan
akhirnya depresi. Stres lingkungan dan kapasitas adaptasi yang
berkurang adalah dua pemicu potensial lain dari depresi.
d) Gangguan cemas
Gangguan kecemasan diklasifikasikan sebagai fobia,
gangguan panik, gangguan kecemasan, gangguan stres pasca
trauma, dan gangguan obsesif-kompulsif. Gangguan ini
merupakan kelanjutan dari masa dewasa dan berhubungan
dengan penyakit medis, depresi, efek samping farmakologis,
atau gejala penghentian obat secara mendadak.
e) Parafrenia

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


11

Lansia sering mencurigai tetangga mereka mencuri barang-


barang mereka atau berencana untuk membunuh mereka karena
semacam skizofrenia yang ditandai dengan kecurigaan.
Biasanya mempengaruhi lansia yang menarik diri dari kegiatan
sosial.
f) Sindroma Diogenes
Penyakit yang dikenal sebagai sindrom Diogenes ditandai
dengan timbulnya perilaku yang sangat meresahkan pada
lansia. Sama kotor dan menjijikkan seperti kamar atau tempat
tinggal di mana lansia bermain dengan urin dan kotoran mereka.
Bahkan setelah dibersihkan, masalah dapat muncul kembali.

B. Jatuh
1. Pengertian Jatuh
Jatuh adalah kejadian yang disengaja atau tidak disengaja yang dapat
menyebabkan seseorang jatuh ke tanah atau ke lokasi yang rendah
(Weinberg, J et al, 2011). Jatuh dapat terjadi secara sadar atau tidak
sengaja, dan kejadian ini menyebabkan seseorang jatuh ke lantai, tiba-tiba
rebahan, sehingga mengakibatkan hilang ingatan dan cedera (Kusumawaty,
2018).
Risiko jatuh adalah kemungkinan jatuh yang lebih besar, yang dapat
mengakibatkan cedera tubuh. Lansia rentan jatuh karena beberapa bahaya
yang dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi penyakit muskuloskeletal,
sedangkan faktor ekstrinsik berasal dari lingkungan (Utami, 2017).

2. Klasifikasi Jatuh
Menurut Morse (2009) dalam Wilson, 1998), jatuh dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa, yaitu :
a. Accidental Falls

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


12

Penyebab utama accidental falls adalah lingkungan yang


berbahaya, seperti penerangan yang tidak memadai, lantai yang licin,
dan permukaan lantai yang tidak rata. Kecelakaan jatuh juga dapat
disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana rumah sakit, seperti
lantai toilet yang licin, tidak tersedianya alat bantu jalan pasien
(pegangan tangan), dan tempat tidur yang tinggi.
b. Anticipated physiological falls
Anticipated physiological falls adalah kejadian jatuh yang
disebabkan oleh kondisi medis pasien. Sekitar 78% dari jatuh adalah
hasil dari faktor fisiologis diprediksi. Meningkatkan kekuatan otot pada
tungkai bawah dan meningkatkan keseimbangan berjalan adalah
tindakan pencegahan. Lansia rentan jatuh ketika pasien membutuhkan
bantuan berjalan karena kelemahan otot ekstremitas bawah, pasien
pasca operasi, atau cedera pada tungkai bawah. Faktor-faktor yang
memicu terjadinya jatuh seperti riwayat jatuh, cara berjalan yang buruk,
dan kurangnya rasa aman saat menuju ke kamar kecil tanpa kehadiran
keluarga atau staf medis.

3. Insiden dan Prevalensi Jatuh Pada Lansia


Jatuh merupakan 49,4% dari semua cedera yang diderita oleh orang
berusia di atas 55 tahun di Indonesia, dan 67,1% dari semua cedera yang
diderita oleh orang yang berusia di atas 65 tahun di negara ini. Ketika
seseorang berusia di atas 75 tahun, risiko jatuh meningkat menjadi 35%,
naik dari 25% saat berusia 70 tahun (Stanley dan Patricia, 2012).

4. Etiologi Jatuh Pada Lansia


Penyebab jatuh pada lansia dapat berupa penurunan penglihatan dan
pendengaran, kondisi medis yang serius, rasa takut jatuh, riwayat jatuh, dan
disorientasi lingkungan. Penurunan keseimbangan dan penurunan kekuatan
otot ekstremitas bawah, yang ditandai dengan kelemahan fisik dan gaya

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


13

berjalan yang lemah, gangguan pada ekstremitas bawah (kaki),


penggunaan alas kaki yang tidak nyaman, penurunan penglihatan dan
pendengaran, kondisi medis yang serius, dan masalah medis juga dapat
menyebabkan jatuh (Willians, Perry, & Watkins, 2010).
Jatuh dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti (R. J. Mitchell et al.,
2014) :

a. Lingkungan, seperti pencahayaan yang kurang, karpet yang terlipat,


dan kamar mandi tanpa adanya pegangan tangan;
b. Penggunaan obat-obatan, seperti antidepresan, obat tidur, dan obat
hipnotik;
c. Kondisi kesehatan seseorang; dan
d. Kurangnya kebutuhan nutrisi yang dapat menyebabkan kelemahan
fisik.

5. Faktor Risiko Jatuh


Faktor risiko jatuh dibagi menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik,
yaitu (Julimar, 2018) :
a. Faktor Intrinsik
Unsur intrinsik atau psikologis adalah faktor yang berasal dari
individu. Riwayat jatuh berhubungan erat dengan peningkatan risiko
jatuh karena faktor intrinsik. Mereka yang lebih tua dari 65 dan lebih
muda dari 2 tahun memiliki peluang lebih besar untuk jatuh, memiliki
komorbiditas tambahan, memasang jalur intravena, dan menggunakan
bantuan berjalan (misalnya, pasien tergantung pada furnitur,
menggunakan tongkat / alat bantu jalan / kruk, atau tidak menggunakan
alat bantu jalan). Namun, istirahat di tempat tidur diperlukan, kapasitas
berjalan pasien berkurang (karena gangguan yang membuatnya tidak
dapat bergerak), kondisi mental, kurangnya mobilitas fisik (misalnya,
berjalan membutuhkan bantuan orang lain), dan penglihatan terganggu.
b. Faktor Ekstrinsik

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


14

Faktor ekstrinsik adalah elemen lingkungan yang meningkatkan


kemungkinan jatuh. Lingkungan merupakan salah satu unsur yang
dapat mempengaruhi risiko jatuh, yang juga meliputi:
1) Pencahayaan yang kurang.
2) Lantai yang licin.
3) Kondisi lantai yang tidak rata.
4) Sarana yang tidak memadai.

6. Upaya Pencegahan dan Penanganan Jatuh Pada Lansia


Mencegah dan mengobati jatuh merupakan tindakan awal yang harus
ditangani. Langkah-langkah berikut digunakan untuk mencegah dan
mengobati jatuh pada lansia :

a. Memberikan edukasi kepada keluarga atau masyarakat melalui


kegiatan pendidikan kesehatan dengan tujuan mengidentifikasi faktor
risiko jatuh dan mengevaluasi keseimbangan dan gaya berjalan.
b. Latihan Keseimbangan
Dengan melakukan latihan keseimbangan, dimungkinkan untuk
meningkatkan stabilitas tubuh, membangun kekuatan otot pada tungkai
bawah, dan menjaga tubuh agar tidak jatuh.
c. Memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman.
Dengan memperbaiki keadaan lingkungan yang berbahaya,
bertujuan untuk mengurangi tingkat jatuh di antara lansia dengan
menciptakan suasana yang aman bagi lansia.

7. Problematika berdasarkan Internasional Classification of


Functioning, Disability And Health (ICF) pada Lansia
a. Body Structure and Function Impairments
Body Structure and Function Impairments adalah
masalah atau gangguan pada struktur dan fungsi tubuh (WHO, 2001).
Adapun body structure and function impairments pada lansia yaitu :

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


15

1) Menurunnya keseimbangan pada lansia.


2) Menurunnya penglihatan pada lansia.
3) Menurunnya pendengaran pada lansia.
4) Menurunnya kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia.
b. Activity Limitations
Activity Limitations adalah kesulitan yang dialami oleh
seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari (WHO, 2001).
Adapun activity limitations pada lansia yaitu :
1) Kesulitan saat naik turun tangga
2) Kesulitan saat duduk ke berdiri
3) Kesulitan saat berjalan di permukaan yang tidak rata
4) Kesulitan saat menunduk ke berdiri
c. Participation Restrictions
Participation Restrictions adalah masalah yang dialami oleh
seseorang dalam melibatkan diri pada situasi kehidupan (WHO,
2001). Adapun participation restriction pada lansia yaitu :
1) Ketidakpercayaan diri dalam melakukan aktivitas sehari – hari.
2) Kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari – hari.
3) Meningkatnya risiko jatuh.

8. Komplikasi Jatuh
a. Cedera
Cedera menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang
menyebabkan ketidaknyamanan, seperti robek atau tarikan jaringan
otot, robeknya arteri atau vena, dan patah tulang di panggul, tulang
paha, dan humerus, misalnya.
b. Disabilitas
Disabilitas menyebabkan mobilitas berkurang karena terapi
fisik dan jatuh, mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri dan gerakan
terbatas.
c. Kematian

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


16

C. Latihan Keseimbangan
1. Pengertian Latihan Keseimbangan
Latihan keseimbangan adalah suatu kegiatan yang berupaya
meningkatkan kekuatan otot tungkai bawah dan sistem vestibular serta
keseimbangan tubuh (Jowir, 2012). Latihan keseimbangan adalah
serangkaian latihan peregangan dan penguatan yang dirancang untuk
meningkatkan keseimbangan statis dan dinamis (Kloos & Heiss dalam
Masitoh, 2013).
Keseimbangan adalah kapasitas untuk mempertahankan stabilitas
postural sebelum, selama, dan setelah gerakan, dan sebagai reaksi terhadap
gangguan eksternal, dengan kecepatan dan efisiensi. Keseimbangan
diperlukan untuk menjaga posisi dan stabilitas saat bepergian dari satu
lokasi ke lokasi lain. Keseimbangan akan mengganggu tugas rutin jika
anda mengabaikannya. Ada dua jenis keseimbangan yaitu keseimbangan
statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan
untuk menahan postur tanpa gerakan, seperti saat duduk atau berdiri. Tidak
seperti keseimbangan statis, keseimbangan dinamis mencakup kontrol
tubuh saat tubuh bergerak, seperti dari posisi duduk ke posisi berdiri
(Supriyano, 2015).

2. Latihan Keseimbangan Terhadap Keseimbangan Tubuh


Reseptor sensorik perifer dari sistem okular, vestibular, dan
proprioseptif memberikan informasi kepada lansia tentang posisi tubuh
relatif terhadap keadaan lingkungan sekitarnya, yang diperlukan untuk
menjaga keseimbangan tubuh. Reseptor vestibular memiliki dampak
terbesar dalam menjaga keseimbangan, diikuti oleh reseptor okular dan
proprioseptif.
Lingkungan sekitar lansia stabil atau tidak stabil. Keadaan-keadaan
yang dapat menghasilkan kondisi lingkungan yang tidak stabil, seperti

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


17

pergerakan barang yang cepat, permukaan lantai yang bergerak,


permukaan pasir, dan busa, termasuk pergerakan objek yang cepat,
permukaan lantai yang bergerak, permukaan pasir, dan sebagainya.
Lingkungan yang tidak stabil ini memerlukan lebih banyak kontrol
postural untuk lansia.
Latihan keseimbangan adalah rangkaian gerakan yang dilakukan untuk
meningkatkan keseimbangan postural dinamis dan statis (Kloss & Heiss,
2007 seperti dikutip dalam Masitoh, 2013) untuk membantu otak dalam
merespon perubahan sinyal (kalibrasi ulang) agar otak dapat beradaptasi
secara otomatis yang dikenal sebagai central compensation (Kaesler
dalam Masitoh, 2013).

3. Komponen Pengontrol Keseimbangan


Keseimbangan menggambarkan dinamika postur tubuh untuk
mencegah gerak yang tidak stabil. Keseimbangan terpengaruh dari panca
indra yang terdapat pada tubuh manusia. Hasil dari keseimbangan adalah
stabilisasi. Stabilisasi integrasi sensoris sebagai istilah melibatkan seperti
visual, vestibular, dan somatosensoris (tactile & proprioceptive).
Stabilisasi adalah titik awal yang penting untuk setiap gerak dan
manipulasi (Všetečková, 2017).
a. Visual
Visual adalah kontributor penting untuk keseimbangan karena
memberikan informasi tentang lingkungan, posisi, arah, dan jarak
gerakan seseorang, serta kecepatan di mana mereka bergerak. Karena
banyak dari refleks postural sistem vestibular juga dapat diaktifkan oleh
rangsangan atau penglihatan, refleks ini dapat membantu
mengkompensasi beberapa fungsi vestibular yang telah hilang. Di sisi
lain, sebagian besar lansia mengalami penurunan penglihatan, yang
menyebabkan mereka kurang mendeteksi informasi atau informasi
yang terdistorsi. Sebagai konsekuensi langsung dari ini, ketajaman
visual seseorang memburuk. Memiliki korelasi positif dengan jumlah

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


18

lansia yang jatuh. Seiring bertambahnya usia, seseorang sering


kehilangan kemampuan keseimbangan pada mata yang akan membantu
agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan serta sebagai
monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik
(Všetečková, 2017).
b. Vestibular
Sistem vestibular adalah sistem reseptor yang terletak di telinga
bagian dalam dan memberikan informasi mengenai gerakan kepala dan
gerakan mata. Informasi ini disediakan oleh sistem vestibular. Hal ini
dimungkinkan untuk melihat arah dan kecepatan gerakan kepala berkat
sistem vestibular, yang digabungkan dengan sistem visual dan
pendengaran. Nukleus vestibular diberi informasi dari formasi (fusi
retikuler), otak kecil, dan labirin reseptor. Nukleus vestibular
mengirimkan outputnya ke sumsum tulang belakang, yang kemudian
mengirimkannya ke neuron motorik. Terutama, nukleus vestibular
mengirimkan outputnya ke neuron motorik yang mempersarafi otot
proksimal, gabungan otot di leher, dan otot punggung (otot postural).
Karena seberapa cepat reaksinya, sistem vestibular mampu membantu
dalam pemeliharaan keseimbangan tubuh dengan mengerahkan kontrol
atas otot-otot postural (Watson & Black, 2008). Vertigo dan kelainan
keseimbangan lainnya dapat disebabkan oleh masalah fungsi
vestibular. (Všetečková, 2017).
Mampu mengatur gerakan mata, terutama saat menatap benda-
benda yang bergerak, berkat refleks yang disebut refleks vestibulo-
okular. Setelah itu, informasi tersebut dikirim ke nukleus vestibular,
yang terletak di batang otak, melalui saraf kranial VIII (Asosiasi
gangguan vestibular). Neuron vestibular berkurang baik dalam jumlah
dan ukuran serat saraf dengan penuaan, dimulai pada usia sekitar 40
tahun. Orang di atas usia 70 tahun, mungkin telah kehilangan 40% dari
sel sensorik dalam sistem vestibular. Dengan penuaan yang lebih lanjut,

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


19

sensitivitas reseptor perifer sistem vestibular berkurang (Všetečková,


2017).
c. Senmatosensoris
Sistem ini sangat penting untuk keseimbangan dan kontrol
motor, menyediakan informasi yang berkaitan dengan kontak tubuh
dan posisi. Ini termasuk reseptor kulit yang memberikan informasi
tentang sentuhan, getaran dan reseptor otot yang memberikan informasi
tentang posisi tungkai dan tubuh. Reseptor otot juga memberi sinyal
perubahan posisi tungkai dan tubuh. Kontrol gerakan bergantung pada
informasi yang konstan dan akurat dari sistem somatosensori. Reseptor
kulit memberi sinyal ketika rangsangan mekanis diterapkan ke
permukaan tubuh. Jadi ketika kulit dikontakkan dan terjadi perubahan
tekanan pada kulit, impuls saraf diarahkan ke pusat. Individu normal
sering mengalami hilangnya reseptor ini ketika mereka duduk dalam
posisi yang sama dalam waktu yang lama, membatasi suplai darah ke
tungkai bawah. Sensasi kulit mulai kurang sensitif karena penuaan.
(Všetečková, 2017).
Sistem somatosensori adalah sistem sensorik yang
menghasilkan sensasi seperti sentuhan, suhu, proprioception (posisi
tubuh), dan nosiseptif. Ini terdiri dari reseptor dan pusat pemrosesan
(nyeri). Kolom dorsal sumsum tulang belakang bertanggung jawab
untuk transmisi informasi proprioseptif ke otak. Namun, sebagian dari
input proprioseptif berjalan ke korteks serebral melalui lemniskus
medial dan talamus. Cerebellum menerima sebagian besar input
proprioseptif. (Všetečková, 2017).

4. Manfaat Latihan Keseimbangan Pada Lansia


Mempertahankan stabilitas postur seseorang sebelum, selama, dan
setelah gerakan serta sebagai reaksi terhadap gangguan eksternal
merupakan komponen penting dari keseimbangan. Ini mengacu pada
kapasitas untuk bereaksi dengan cepat dan efektif untuk melakukannya.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


20

Ketika berpindah dari satu postur ke postur lainnya, keseimbangan


diperlukan untuk menjaga posisi dan stabilitas seseorang (Supriyono,
2015).
Keseimbangan, kecepatan, dan koordinasi adalah tiga hal yang paling
penting untuk difokuskan pada lansia, tetapi aspek lain juga penting.
Lansia harus berlatih keseimbangan karena membantu mereka menjaga
keseimbangan ketika lansia sedang bergerak atau diam.
Latihan keseimbangan sangat penting bagi lansia karena membantu
menjaga kestabilan tubuh, yang membantu mencegah jatuh. Mereka juga
membantu lansia menjadi mandiri, yang memungkinkan mereka untuk
memaksimalkan kemampuan mereka dan menghindari efek yang terjadi
sebagai akibat dari ketidakmampuan mereka untuk melakukan hal-hal
tertentu. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan
menghindari jatuh tergantung pada upaya koordinasi otak, otot, dan rangka
(Nurkuncoro, 2015).

5. Indikasi Latihan Keseimbangan


Menurut Kisner dan Colby (2012), indikasi dalam melakukan
latihan keseimbangan diantaranya :

a. Seseorang yang mengalami bed rest dalam waktu yang lama.


b. Seseorang yang mengalami penurunan keseimbangan statis atau
dinamis.
c. Seseorang yang mengalami penurunan kewaspadaan dan reflek.
d. Memiliki masalah muskuloskeletal yaitu penurunan kekuatan,
mobilitas sendi, kelenturan dan postur yang buruk.

D. Dosis Latihan Keseimbangan Pada Lansia


Dalam melakukan latihan keseimbangan pada lansia dibutuhkan dosis
yang tepat agar tidak terjadi efek berlebih yang tidak baik bagi tubuh. Adapun
dosis latihan keseimbangan pada lansia diantaranya yaitu :

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


21

1. Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan adalah jumlah tatap muka latihan yang dilakukan
dalam satu minggu. Dalam melakukan latihan keseimbangan, dapat
dilakukan sebanyak 2 – 3x/minggu.
2. Intensitas Latihan
Intensitas latihan adalah jumlah kekuatan fisik, yang dinyatakan
sebagai presentase maksimum yang digunakan tubuh dalam melakukan
suatu aktivitas. Dalam melakukan latihan keseimbangan menggunakan
intensitas latihan rendah.
3. Waktu Latihan
Waktu latihan adalah ukuran yang menunjukkan lamanya waktu
latihan. Dalam melakukan latihan keseimbangan dapat dilakukan selama
30 menit.

4. Tipe Latihan
Tipe latihan yang dilakukan yaitu latihan keseimbangan.

E. Gerakan Latihan Keseimbangan


a. One Leg Balance
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Mengangkat kaki untuk berdiri dengan satu kaki.
- Kemudian kaki yang lainnya tetap menumpu pada lantai.
- Ulangi pada kaki yang lainnya.
- Gunakan kursi yang kokoh untuk menopang tubuh sesuai kebutuhan.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


22

Gambar 2. 1 One Leg Balance


Sumber : (Exercise for Older Adults)

b. Tandem Walking (Heel - to - Toe)


Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Berdiri dengan tegak lurus, pandangan ke depan dan lengan di
samping tubuh.
- Berjalan pada satu garis lurus dengan melangkahkan kaki kanan
kedepan dan letakkan didepan kaki kiri hingga ibu jari kaki kiri
menyentuh tumit kanan.
- Lakukan gerakan yang sama pada kaki kiri.

Gambar 2. 2 Tandem Walking


Sumber : (Exercise for Older People)

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


23

c. Tandem Standing
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Posisikan satu kaki tepat di depan kaki yang lainnya dengan
menyentuh tumit ke ujung kaki dan tahan.
- Ulangi pada kaki yang lainnya.
- Gunakan kursi yang kokoh untuk menopang tubuh sesuai kebutuhan.

Gambar 2. 3 Tandem Standing


Sumber : (Exercise for Older Adults)

d. Sideways Walking
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Berdiri dengan tegak, pandangan ke depan, dan kaki rapat.
- Kemudian melangkahkan kaki ke samping secara perlahan.
- Gerakkan satu kaki ke samping terlebih dahulu.
- Lalu posisikan kedua kaki rapat.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


24

Gambar 2. 4 Sideways Walking


Sumber : (Exercise for Older People)

e. Sit to Stand
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Duduk pada tepi kursi, kaki dibuka selebar bahu, kemudian
condongkan tubuh sedikit ke depan.
- Berdiri secara perlahan dan tetap menatap ke depan.
- Kemudian berdiri tegak dan duduk secara perlahan.

Gambar 2. 5 Sit to Stand


Sumber : (Exercise for Older People)

f. Calf Raise
Latihan ini dilakukan dengan cara :
- Posisikan tangan pada kursi untuk mejaga stabilitas.
- Kemudian angkat kedua tumit secara lambat.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


25

Gambar 2. 6 Calf Raise

Sumber : (Exercise for Older People)

g. Plantar Flexi
Latihan ini dilakkukan dengan cara :
- Posisikan kaki kanan seperti pada gambar di bawah ini.
- Kemudian lakukan gerakan seperti ini pada kaki kiri.

Gambar 2. 7 Plantar Flexi


Sumber : (Exercise for Older People)

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


26

F. Alat Ukur Risiko Jatuh


1. The Time Up and Go Test (TUG)
The time up and go test adalah metode yang digunakan untuk
pemeriksaan keseimbangan, menilai mobilitas, dan risiko jatuh.. Selain itu,
keseimbangan tubuh, kekuatan kaki dan goyangan tubuh penting
diobservasi selama prosedur berlangsung. Media yang harus disediakan
yaitu kursi, stopwatch, alat ukur jarak (meteran), dan penanda untuk
membuat garis batas. Pasien dapat menggunakan alas kaki yang biasa
digunakan, sedangkan pemeriksa wajib menyediakan sebuah kursi dan
membuat sebuah pola garis batas yang berjarak 5 meter dari tempat duduk
pasien. Prosedur untuk melakukan time up and go test yaitu pasien duduk
pada sebuah kursi, jika pemeriksa mengatakan “mulai” maka pasien akan
berdiri dari tempat duduk, berjalan ke garis yang sudah ditandai (berjarak
5 meter dari kursi), dan setelah tiba di garis tersebut maka pasien akan
berbalik dan berjalan kembali ke tempat duduk semula lalu duduk seperti
semula. Waktu mulai dihitung menggunakan stopwatch saat pemeriksa
mengucapkan “mulai” dan berhenti ketika pasien duduk kembali (Emma
Barry, 2014).

Menurut Emma Barry, BMC Geriatrics 2014, the time up and go test
dikategorikan menjadi tiga kelompok sesuai kriteria usia diantaranya :

a. Usia 50 – 59 Tahun
TUG score (sec) Functional Mobility Skill

< 10 Menunjukkan kemandirian

10 – < 20 Menunjukkan risiko jatuh ringan

20 – 30 Menunjukkan risiko jatuh sedang

> 30 Menunjukkan risiko jatuh tinggi

Tabel 2. 4 Interpretasi TUG Usia 50 – 59 Tahun

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


27

b. Usia 60 – 74 Tahun
TUG score (sec) Functional Mobility Skill

< 12 Menunjukkan kemandirian

< 20 Menunjukkan risiko jatuh ringan

20 - 30 Menunjukkan risiko jatuh sedang

> 30 Menunjukkan risiko jatuh tinggi

Tabel 2. 5 Interpretasi TUG Usia 60 – 74 Tahun

c. Usia 75 – 89 Tahun
TUG score (sec) Functional Mobility Skill

< 20 Independen saat melakukan transfer


dasar

> 30 Bergantung pada seseorang untuk


menjemput atau butuh bantuan untuk
masuk/keluar kamar mandi, tidak bisa
sendiri

Tabel 2. 6 Interpretasi TUG Usia 75 – 89 Tahun

5m

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


28

Gambar 2. 8 The Time Up and Go Test

2. Ontario Modified Stratify


Ontario Modified Stratify nama lain dari Sydney Scoring. Ontario
Modified Stratify digunakan untuk menilai risiko jatuh pada lansia yang
berhubungan dengan kejadian jatuh seperti riwayat jatuh, status mental,
penglihatan, toileting, perpindahan dari kursi roda ke tempat tidur, dan skor
mobilitas.
Interpretasi dari Ontario Modified Stratify, yaitu :
0–5 : risiko rendah
6 – 16 : risiko sedang
17 – 30 : risiko tinggi

No. Parameter Skrining Jawaban Keterangan


Nilai
1. Riwayat Apakah pasien datang ke Ya/Tidak Salah satu
Jatuh rumah sakit karena jatuh ? jawaban Ya
Jika tidak, apakah pasien Ya/Tidak = 6
mengalami jatuh dalam 2
bulan terakhir ?
2. Status Apakah pasien delirium ? Ya/Tidak Salah satu
Mental (Tidak dapat membuat jawaban Ya
keputusan, pola pikir tidak = 14
terorganisir, gangguan daya
ingat)
Apakah pasien disorientasi Ya/Tidak
(Salah menyebutkan waktu,
tempat, atau orang)
Apakah pasien mengalami Ya/Tidak
agitasi ? (Ketakutan, gelisah,
dan cemas)

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


29

3. Penglihatan Apakah pasien memakai Ya/Tidak Salah satu


kacamata ? jawaban Ya
Apakah pasien mengeluh Ya/Tidak = 1
adanya penglihatan buram ?
Apakah pasien mempunyai Ya/Tidak
glaucoma/katarak/degenerasi
makula ?
4. Kebiasaan Apakah terdapat perubahan Ya/Tidak Jawaban Ya
berkemih perilaku berkemih ? =2
(Frekuensi, urgensi,
inkontinensia, nocturia)
5. Transfer Mandiri (boleh memakai alat 0 Jumlah nilai
(dari bantu jalan) transfer dan
tempat Memerlukan sedikit bantuan 1 mobilitas
tidur ke (1 orang) atau dalam yaitu :
kursi dan pengawasan - Jika nilai
kembali Memerlukan bantuan yang 2 total 0 -3,
lagi ke nyata (2 orang) maka skor 0.
tempat Tidak dapat duduk dengan 3 - Jika nilai
tidur) seimbang, perlu bantuan total 4 – 6,
total maka skor 7.
6. Mobilitas Mandiri (boleh 0 -
menggunakan alat bantu
jalan)
Berjalan dengan bantuan 1 1
orang (verbal/fisik)
Menggunakan kursi roda 2
Immobilisasi 3
Total
Tabel 2. 7 Ontario Modified Stratify

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


30

3. Falls Efficacy Scale International (FES – I)


Falls Efficacy Scale International (FES – I) merupakan alat ukur untuk
mengukur kekhawatiran mengenai jatuh selama melakukan aktivitas sehari
– hari. Falls Efficacy Scale International (FES – I) terdiri dari 16 item. Falls
Efficacy Scale International (FES – I) memiliki skor minimum 16 yang
merupakan tidak khawatir jatuh dan skor maksimum 64 yang merupakan
kekhawatiran berat terhadap jatuh (Hamzeh Baharlouei et al, 2013).

No. Aktivitas 1 2 3 4
Tidak Kurang Percaya Sangat
percaya percaya diri percaya
diri diri diri

1. Membersihkan
rumah (seperti
menyapu dan
menyedot debu)
2. Berpakaian

3. Menyiapkan
makanan secara
sederhana
4. Mandi

5. Pergi ke toko

6. Menggunakan
kursi atau tidak
menggunakan
kursi
7. Naik atau turun
tangga

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


31

8. Berjalan di
lingkungan
sekitar
9. Meraih sesuatu di
lantai
10. Mampu
menjawab
telepon sebelum
berhenti
berdering
11. Berjalan di
permukaan yang
licin
12. Mengunjungi
teman atau
saudara
13. Berjalan di
tempat yang
ramai
14. Berjalan di
permukaan yang
tidak rata (seperti
jalan berbatu)
15. Berjalan naik
atau turun
16. Pergi ke acara
sosial (seperti
ibadah,
pertemuan
keluarga)

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


32

Total skor di
awal program
Total skor di
akhir program
Tabel 2. 8 Falls Efficacy Scale International (FES – I)

4. Berg Balance Scale (BBS)


Berg Balance Scale berfungsi untuk mengukur keseimbangan dan
kemampuan lansia dengan gangguan fungsi keseimbangan secara objektif
melalui penilaian kinerja dari aktivitas fungsional seperti duduk, berdiri, dan
berpindah tempat. Berg Balance Scale terdiri dari 14 perintah dengan setiap
item terdiri dari lima point yang menggunakan skala ordinal 0 – 4, dengan
0 mengindikasikan level fungsi yang lebih rendah, dan 4 level fungsi lebih
tinggi (Djohan et al, 2016).
Tujuan dari Berg Balance Scale yaitu untuk mengukur keseimbangan
pada lansia dengan gangguan fungsi keseimbangan, menentukan risiko
jatuh pada lansia (rendah, sedang, atau tinggi), dan menilai kemampuan
klien dalam memelihara posisi.
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan Berg Balance Scale
yaitu penggaris atau meteran, dua buah kursi (dengan dan tanpa penyangga),
form pengkajian berg balance scale, stopwatch, footstool.
Interpretasi dari Berg Balance Scale yaitu :
21 - 28 = Resiko jatuh rendah
11 - 20 = Resiko jatuh menengah
0 - 10 = Resiko jatuh tinggi

No. Item keseimbangan Skor (0 - 4)


1. Duduk ke berdiri 4 : Mampu tanpa menggunakan tangan
dan berdiri stabil

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


33

3 : Mampu berdiri stabil tetapi


menggunakan support tangan
2 : Mampu berdiri dengan support
tangan setelah beberapa kali mencoba
1 : Membutuhkan bantuan minimal
untuk berdiri stabil
0 : Membutuhkan bantuan sedang
sampai maksimal untuk dapat berdiri
2. Berdiri tidak 4 : Mampu berdiri dengan aman selama
disanggah 2 menit
3 : Mampu berdiri selama 2 menit
dengan pengawasan
2 : Mampu berdiri selama 30 detik
tanpa penyangga
1 : Butuh beberapa kali mencoba untuk
berdiri 30 detik tanpa penyangga
0 : Tidak mampu berdiri 30 detik tanpa
bantuan
3. Duduk tidak 4 : Mampu duduk dengan aman selama
disanggah tetapi kaki 2 menit
tersanggah pada lantai 3 : Mampu duduk selama 2 menit
atau stool dibawah pengawasan
2 Mampu duduk selama 30 detik
1 : Mampu duduk selama 10 detik
0 : Tidak mampu duduk tidak
disanggah selama 10 detik
4. Berdiri ke duduk 4 : Duduk aman dengan bantuan tangan
minimal
3 : Mengontrol gerakan duduk dengan
tangan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


34

2 : Mengontrol gerakan duduk dengan


paha belakang menopang dikursi
1 : Duduk mandiri tetapi dengan
gerakan duduk tidak terkontrol
0 : Membutuhkan bantuan untuk duduk
5. Transfer 4 : Mampu berpindah dengan aman dan
menggunakan tangan minimal
3 : Mampu berpindah dengan aman dan
menggunakan tangan
2 : Dapat berpindah dengan aba-aba
atau dibawah pengawasan
1 : Membutuhkan satu orang untuk
membantu
0 : Membutuhkan lebih dari satu orang
untuk membantu
6. Berdiri tidak tersangga 4 : Mampu berdiri dengan aman selama
dengan mata tertutup 10 detik
3 : Mampu berdiri 10 detik dengan
pengawasan
2 : Mampu berdiri selama 3 detik
1 : Tidak mampu menutup mata selama
3 detik
0 : Butuh bantuan untuk menjaga agar
tidak jatuh
7 Berdiri tidak disangga 4 : Mampu menempatkan kaki secara
dengan kaki rapat mandiri dan berdiri selama 1 menit
3 : Mampu menempatkan kaki secara
mandiri dan berdiri selama 1 menit
dibawah pengawasan
2 : Mampu menempatkan kaki secara
mandiri dan berdiri selama 30 detik

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


35

1: Membutuhkan bantuan
memposisikan kedua kaki, mampu
berdiri 15 detik
0: Membutuhkan bantuan
memposisikan kedua kaki, tidak
mampu berdiri 15 detik
8. Meraih kedepan 4 : Dapat meraih secara meyakinkan
dengan lengan lurus >25 cm (10 inchi)
secara penuh 3 : Dapat meraih >12.5 cm (5 inches)
dengan aman
2 : Dapat meraih >5 cm (2 inchi)
dengan aman
1 : Dapat meraih tetapi dengan
pengawasan
0 : Kehilangan keseimbangan ketika
mencoba
9. Mengambil objek dari 4 : Mampu mengambil dengan aman
lantai dari posisi dan mudah
berdiri 3 : Mampu mengambil, tetapi butuh
pengawasan
2 : Tidak mampu mengambil tetapi
mendekati sepatu 2-5cm (1-2 inchi)
dengan seimbang dan mandiri
1 : Tidak mampu mengambil, mencoba
beberapa kali dengan pengawasan
0 : Tidak mampu mengambil, dan
butuh bantuan agar tidak jatuh
10. Berbalik untuk melihat 4 : Melihat kebelakang kiri dan kanan
ke belakang dengan pergeseran yang baik

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


36

3 : Melihat kebelakang pada salah satu


sisi dengan baik, dan sisi lainnya
kurang
2 : Hanya mampu melihat kesamping
dengan seimbang
1 : Membutuhkan pengawasan untuk
berbalik
0 : Membutuhkan bantuan untuk tetap
seimbang dan tidak jatuh
11. Berbalik 360º 4 : Mampu berputar 360 derajat selama
4 detik dengan aman
3 : Mampu berputar 360 derajat dengan
aman pada satu sisi selama 4 detik atau
kurang
2 : Mampu berputar 360 derajat dengan
aman tetapi perlahan
1 : Membutuhkan pengawasan dan
panduan
0 : Membutuhkan bantuan untuk
berbalik
12. Menempatkan kaki 4 : Mampu berdiri mandiri dan aman, 8
bergantian ke stool langkah selama 20 detik
dalam posisi berdiri 3 : Mampu berdiri mandiri dan aman, 8
tanpa penyangga langkah selama >20 detik
2 : Mampu melakukan 4 langkah tanpa
alat bantu dengan pengawasan
1 : Mampu melakukan >2 langkah,
membutuhkan bantuan minimal
0 : Membutuhkan bantuan untuk tidak
jatuh

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


37

13. Berdiri dengan satu 4 : Mampu menempatkan dengan


kaki di depan kaki mudah, mandiri dan bertahan 30 detik
lainnya 3 : Mampu menempatkan secara
mandiri selama 30 detik
2 : Mampu menempatkan dengan jarak
langkah kecil, mandiri selama 30 detik
1 : Membutuhkan bantuan untuk
menempatkan tetapi bertahan 15 detik
0 : Kehilangan keseimbangan ketikan
penempatan dan berdiri
14. Berdiri dengan satu 4 : Mampu berdiri dan bertahan >10
kaki detik
3 : Mampu berdiri dan bertahan 5-10
detik
2 : Mampu berdiri dan bertahan = atau
>3 detik
1 : Mencoba untuk berdiri dan tidak
mampu 3 detik, tetapi mandiri
0 : Tidak mampu, dan membutuhkan
bantuan agar tidak jatuh
Skor total (Maximum = 56)
Tabel 2. 9 Berg Balance Scale

5. Functional Reach Test (FRT)


Functional Reach Test adalah alat untuk mengukur jarak maksimal
seseorang dapat mencapai maju melampaui lengan panjang sambil
mempertahankan kaki di tanam dalam posisi berdiri.
Prosedur dalam melakukan pengukuran Functional Reach Test yaitu :

a) Tandai garis di lantai


b) Jelaskan kepada peserta tentang prosedur test .

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


38

c) Pasien di intruksikan untuk berdiri disamping, tetapi tidak menyentuh


dinding dan posisi lengan yang lebih dekat ke dinding pada 900 dari
fleksi bahu dengan kepalan tangan tertutup atau seperti tinju.
d) Posisi tungkai kanan dan kiri sejajar dengan bahu, pandangan lurus ke
depan.
e) Tempatkan garis horizontal berupa kayu atau mid-line di dinding
dengan aman dan tepat.
f) 1 orang pendamping mengamati pergerakan tangan dan 1 orang
pendamping bertugas mencatat posisi awal di kepala metacarpal ke-3
pada garis horizontal tersebut.
g) Score Functional Reach Test < 18,5 cm menandakan bahwa pasien
tersebut mempunyai risiko jatuh. 29 cm menandakan bahwa pasien
tersebut keseimbangannya bagus.

Gambar 2. 9 Functional Reach Test

G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah adalah gambaran keterkaitan antara variabel-
variabel yang akan diamati dan dinilai dalam penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2012). Adapun kerangka konsep pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


39

Populasi/Problem/Pasien
Lansia

Intervensi
Latihan
Keseimbangan Outcome
Mengurangi
risiko jatuh

Comparison
-

Bagan 2. 1 Kerangka Konsep

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


40

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana penelitian yang disusun agar peneliti dapat
memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada
jenis penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian dan berperan
sebagai pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2013).
Penelitian ini menggunakan kajian literature (Literature review). Literature
review adalah suatu kerangka atau konsep untuk melakukan analisis yang
dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan, berisi mengenai uraian teori,
temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan
landasan kegiatan penelitian (Nursalam, 2020).

B. Strategi Pencarian Literature


Bagian strategi pencarian literature terdiri dari poin database pencarian dan
kata kunci.

1. Database Pencarian
Literature review ini merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi
penelitian yang ditentukan berdasarkan tema mengenai Pengaruh latihan
keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh pada Lansia. Pencarian literature
dilakukan pada bulan Oktober - November 2021. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang tidak diperoleh dari pengamatan
langsung, namun diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Pencarian literature dalam literature review ini
menggunakan empat database yaitu Google Scholar, ScienceDirect, PEDro dan
Pubmed.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


41

2. Kata Kunci
Kata kunci adalah kata yang menonjol pada judul, catatan isi, dan
abstrak, yang bertujuan untuk melakukan pencarian dalam menemukan seluruh
cantuman yang memuat kata kunci tersebut (Reitz, 2012).
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword sebagai berikut :

- Balance exercise
- Risk of fall
- Elderly
Search Most Recent Queries

#1 Search Balance Exercise

#2 Search Preventing Falls

#3A Search Older adults

#3B Search Elderly

#4 Search Ontario Modified Stratify

#5 Search The Time Up and Go Test

#6 Search Falls Efficacy Scale International

#7 #1 AND #2 AND #3A

#8 #1 AND #2 AND #3B

#9 #1 AND #2 AND #3A Randomized Controlled Trial (RCT)

#10 #1 AND #2 AND #3B Randomized Controlled Trial (RCT)

#11 #1 AND #2 AND #3A Cohort Study

#12 #1 AND #2 AND #3B Cohort Study

#13 #1 AND #2 AND #3A Quasy Experimental Study

#14 #1 AND #2 AND #3B Quasy Experimental Study

Tabel 3. 1 Kata Kunci

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


42

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh setiap populasi
yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Adapun kriteria
inklusi dalam penelitian ini yaitu :
a. Sampel penelitian pada literature yaitu lansia sehat yang berusia 60 – 90
tahun, dengan jenis kelamin laki – laki dan perempuan.
b. Kemampuan fungsional lansia yang mandiri.
c. Pada literature yang menggunakan intervensi latihan keseimbangan.
d. Literature sesuai dengan kata kunci yang berkaitan dengan pertanyan
penelitian dan tujuan penelitian.
e. Desain penelitian yang digunakan yaitu Randomized Controlled Trial
(RCT) dan Quasy Eksperimental Study.
f. Tahun publikasi 10 tahun terakhir (2011 – 2021).

2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2015). Adapun kriteria
eksklusi dalam penelitian ini yaitu :
a. Sampel penelitian pada literature yaitu seseorang yang berusia < 60 tahun
atau lansia dengan kondisi tertentu.
b. Kemampuan fungsional lansia yang tidak mandiri.
c. Pada literature yang menggunakan intervensi selain latihan
keseimbangan.
d. Literature yang tidak sesuai dengan kata kunci yang berkaitan dengan
pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.
e. Desain penelitian yang digunakan yaitu selain Randomized Controlled
Trial (RCT) dan Quasy Eksperimental Study.
f. Tahun publikasi < 2011.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


43

D. Analisa Data
Dalam penelitian ini setelah melewati tahapan screening sampai dengan
ekstraksi data maka analisa dilakukan dengan menggabungkan semua data yang
memenuhi persyaratan inklusi. Dalam analisa data menggunakan deskriptif statistik
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang didapatkan dari beberapa
literature yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan latihan keseimbangan dalam
mengurangi risiko jatuh pada lansia dan untuk mengetahui dampak intervensi
latihan keseimbangan terhadap mengurangi risiko jatuh pada lansia.

E. Etika Penelitian
Penelitian yang dilakukan tidak membutuhkan kajian etik, tetapi dalam
penulisan perlu memperhatikan dan menghindari plagiarisme. Adapun etika
penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Mencantumkan dari nama peneliti pada hasil atau bagian isi yang diambil.
- Mencantumkan literature ke dalam daftar pustaka.

G. Hasil yang diharapkan


Adapun hasil yang diharapkan pada penelitian ini yaitu mampu memberikan
informasi mengenai pengaruh latihan keseimbangan dalam mengurangi risiko jatuh
pada lansia, dampak intervensi latihan keseimbangan terhadap mengurangi risiko
jatuh pada lansia, dan untuk mendeskripsikan masalah mudah jatuh pada lansia.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


44

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pencarian
Dalam mencari literature menggunakan empat database yaitu Google Scholar,
ScienceDirect, PEDro dan Pubmed. Pada Google Scholar ditemukan 20 literature,
pada Science Direct ditemukan 5 literature, pada PEDro ditemukan 2 literature, dan
pada Pubmed ditemukan 3 literature. Total pencarian didapatkan 30 literarure,
namun literature yang sesuai kriteria inklusi terdapat 23 literature.

B. Karakteristik Studi
Adapun karakteristik studi pada penelitian ini yaitu terdapat kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, dengan rentang usia 60 – 90 tahun, dengan jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, dengan kondisi pasien lansia yang sehat, lansia
dengan kemampuan fungsional yang mandiri. Yang berasal dari negara Indonesia,
Italia, Amerika, Hungaria, Norwegia, China, Jerman, Thailand, dan Taiwan.

C. Intervensi
Intervensi yang diberikan yaitu latihan keseimbangan dengan beberapa
gerakan diantaranya one leg balance, tandem walking, tandem standing, sideways
walking, sit to stand, calf raise, plantar flexi, knee flexi, hip flexi, dan hip ekstensi.
Latihan keseimbangan diberikan 2-3x/minggu, dengan durasi 15 – 45 menit.

D. Outcome / Pengukuran
Pengukuran yang terdapat pada literature ini diantaranya The Time Up and Go
Test (TUG), Falls Efficacy Scale International (FES – I), Ontario Modified Stratify,
Berg Balance Test (BBS), dan Functional Reach Test.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


45

E. PRISMA Flowchart
2. Bagan 2. 2 Diagram flow literature review

Database Jurnal yang digunakan


dalam pencarian pustaka :
Google Schoolar, PEDro, Pubmed,
dan Science Direct.

Jumlah artikel yang terjaring di Eksklusi (n = 120)


awal pencarian : Partisipan
(n = 645 artikel) Lansia (n = 30)
Intervensi
Latihan keseimbangan
tidak relevan (n = 20)
Jumlah artikel yang sesuai Outcome
berdasarkan Tidak mencantumkan
abstrak : risiko jatuh (n = 25)
(n = 55 artikel)
Eksklusi (n = 22)
Partisipan
Lansia 60 – 90 tahun (n
Jumlah artikel yang dapat diakses = 3)
fulltext dan eligible: Intervensi
(n = 33 artikel) Latihan keseimbangan
(n = 5)
Outcome
Tidak mencantumkan
risiko jatuh (n = 5)
Jumlah artikel yang disintesis dan
memenuhi critical appraisal :
(n = 23 artikel)

Bagan 2. 3 Diagram flow literature review

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


46

Tabel 4. 1 Tabel Karakteristik Studi

Populasi / Participant Intervensi


No. Penulis, Tahun Negara Jenis Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Pengukuran Hasil Desain Studi
Kelamin Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Signifikan

1. Widagdo et al., Indonesia P : 38 n : 30 n : 30 One leg Tidak FRT p < 0,001 Quasy
2021 L : 22 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, calf diberikan FES-I p < 0,001 Eksperimental
raise, tandem intervensi TUG p < 0,001 Study
walking,
sideways
walking, dan
sit to stand.

2. Mujiadi et al., Indonesia P:8 n : 12 Plantar flexi, FES-I p < 0,001 Quasy
2019 L:4 Usia : ≥ 60 - one leg - Pre 52,5 Eksperimental
balance, (SD = 28,9) Study
sideways Post 38,8
walking, dan (SD = 22,6)
knee flexi.
3. Siregar et al., Indonesia P:8 n : 29 Tandem BBS p < 0,001 Quasy
2020 L : 21 Usia : ≥ 60 - walking - Pre 26.38 Eksperimental
(SD = 4.678) Study
Post 42.14
(SD = 5.786)

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


47

4. Kiik et al., 2018 Indonesia P : 32 n : 30 n : 30 Sideways FES - I Kelompok Quasy


L : 28 Usia : 60 - Usia : 60 - walking, one - eksperimen Eksperimental
74 74 leg balance, sit (p < 0,001). Study
to stand, dan Kelompok
calf raise. control
(0,147).

5. Purnamadyawati Indonesia P : 24 n : 21 n : 20 One leg Edukasi TUG p < 0,005 Quasy


et al., 2020 L : 17 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, 29 orang : Eksperimental
sideways risiko jatuh Study
walking, ringan.
tandem 4 orang :
walking, dan risiko jatuh
calf raise. sedang.
2 orang :
risiko jatuh
tinggi.

6. Syapitri et al., Indonesia P : 91 n : 89 n : 93 One leg Edukasi TUG p < 0,05 Quasy
2016 L : 81 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, Eksperimental
sideways Study
walking, sit to
stand, tandem
walking, dan
tandem
standing.

7. Di Fronso et al., Italia P : 20 n : 13 n : 13 Plantar flexi, Edukasi FES-I p < 0, 001 Randomized
2021 L:6 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 one leg Controlled
balance, Trial
tandem

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


48

walking,
tandem
standing, dan
sideways
walking.

8. Nunes et al., Amerika P : 15 n : 11 n : 11 One leg Edukasi TUG p < 0,05 Randomized
2021 L:6 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, Controlled
sideways Trial
walking, sit to
stand, dan calf
raise.

9. Miko et al., 2018 Hungaria Tidak n : 51 n : 49 Calf raise, Tidak TUG p < 0,001 Randomized
diketahui Usia : ≥ 65 Usia : ≥ 65 plantar flexi, diberikan Controlled
sideways intervensi Trial
walking, sit to
stand, dan
tandem
walking.
10. Bjerk et al., 2019 Norwegia Tidak n : 80 n : 75 One leg Edukasi FES-I p < 0,001 Randomized
diketahui Usia : > 67 Usia : > 67 balance, Controlled
tandem Trial
walking,
tandem
standing, calf
raise, dan sit
to stand.
11. Zhao et al., 2016 China P : 26 n : 29 n : 32 One leg Tidak OMS p < 0,005 Randomized
L : 35 Usia : 65 -74 Usia : 65 - balance, diberikan Controlled
74 sideways intervensi Trial

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


49

walking,
tandem
standing,
tandem
walking, calf
raise, dan sit
to stand.
12. Gschwind et al., Amerika P : 30 n : 27 n : 27 One leg Tidak FES-I p < 0, 005 Randomized
2013 L : 24 Usia : 65 - Usia : 65 - balance, diberikan Controlled
80 80 sideways intervensi Trial
walking, sit to
stand, calf
raise, dan
tandem
walking.
13. Mittaz et al., Jerman P : 36 n : 30 n : 30 One leg Edukasi TUG p < 0, 001 Randomized
2019 L : 24 Usia : ≥ 65 Usia : ≥ 65 balance, Controlled
sideways Trial
walking,
tandem
standing,
tandem
walking, calf
raise, dan sit
to stand.
14. Kovacs et al., Hungaria P : 53 n : 45 n : 45 Calf raise, Tidak TUG p < 0, 001 Randomized
2013 L : 33 Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 plantar flexi, diberikan Controlled
sideways intervensi Trial
walking, sit to
stand, dan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


50

tandem
walking.
15. Boongird et al., Thailand Tidak n : 59 n : 61 Calf raise, Tidak FES-I p < 0,005 Randomized
2017 diketahui Usia : 65 Usia : 65 plantar flexi, diberikan Controlled
sideways intervensi Trial
walking, sit to
stand, dan
tandem
walking.
16. Lee et al., 2013 Taiwan Tidak n : 60 n : 65 One leg Edukasi TUG p < 0,001 Randomized
diketahui Usia : ≥ 60 Usia : ≥ 60 balance, Controlled
sideways Trial
walking,
tandem
standing,
tandem
walking, calf
raise, dan sit
to stand.
17. Toots et al., 2018 Swedia P : 141 n : 101 n : 85 One leg Tidak FES-I p < 0,005 Randomized
L : 45 Usia : 85 Usia : 85 balance, diberikan Controlled
tandem intervensi Trial
walking,
tandem
standing, dan
sideways
walking.
18. Nurkuncoro et Indonesia P : 15 n : 20 One leg FRT p < 0,05 Quasy
al., 2015 L:5 Usia : 60 - > - balance, - Eksperimental
76 sideways Study
walking,

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


51

tandem
walking, dan
calf raise.
juga diberikan
edukasi dalam
mengendalikan
pola makan
dan aktivitas
yang dapat
menggangu
kesehatan
lansia.
19. Astriyana et al., Indonesia P : 32 n : 15 n : 15 Plantar flexi, Tidak TUG p < 0,001 Quasy
2012 L:- Usia : > 60 - Usia : > 60 hip flexi, hip diberikan Eksperimental
2 79 - 79 ekstensi, intervensi. Study
responden tandem
drop out. walking, dan
one leg
standing.
20. Priyanto et al., Indonesia P : 16 n : 15 n : 15 One leg Tidak TUG p < 0,001 Quasy
2019 L : 14 Usia : > 60 - Usia : > 60 balance, diberikan Eksperimental
74 - 74 tandem intervensi. Study
walking,
tandem
standing, calf
raise, dan
plantar flexi.
21. Faidah et al., Indonesia Tidak n : 117 n : 117 Calf raise, Edukasi TUG p < 0,001 Quasy
2020 diketahui Usia : > 60 Usia : > 60 plantar flexi, Kelompok Eksperimental
tandem intervensi : Study
walking, sit to

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


52

stand, dan one Pre 49,2 ±


leg balance. 7,5
Post 53,4 ±
4,1
Kelompok
control :
Pre 46,9 ±
12,0
Post 48,4 ±
10,5
22. Iswati et al., Indonesia P : 31 n : 26 n : 26 Tandem Edukasi BBS p < 0,001 Quasy
2020 L : 21 Usia : > 60 Usia : > 60 walking, calf Eksperimental
raise, sit to Study
stand, one leg
balance, dan
sideways
walking.

23. Saraswati et al., Indonesia P:3 n:3 - Tandem - TUG p < 0,001 Quasy
2021 L:- Usia : 60 – walking, Eksperimental
74 sideways Study
walking, one
leg balance,
dan calf raise.

 Singkatan
P (Perempuan), L (Laki - laki), FES – I (Falls Efficacy Scale International), BBS (Berg Balance Scale International), TUG (The Time Up and Go Test),
OMS (Ontario Modified Stratify), FRT (Functional Reach Test).

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


53

Tabel 4. 2 Tabel Detail Intervensi

No. Penulis, Tahun Frekuensi Durasi Waktu


1. Widagdo et al., 2021 3x/minggu 15 - 30 menit 3 minggu
2. Mujiadi et al., 2019 2x/minggu 30 menit 4 minggu
3. Siregar et al., 2020 3x/minggu 15 - 30 menit 8 minggu
4. Kiik et al., 2018 2x/minggu 30 menit 8 minggu
5. Purnamadyawati et al., 2020 3x/minggu 30 menit 8 minggu
6. Syapitri et al., 2016 3x/minggu 45 menit 6 minggu
7. Di Fronso et al., 2021 2x/minggu 15 - 30 menit 8 minggu
8. Nunes et al., 2021 2x/minggu 30 menit 4 minggu
9. Miko et al., 2018 3x/minggu 30 menit 6 minggu
10. Bjerk et al., 2019 3x/minggu 30 menit 4 minggu
11. Zhao et al., 2016 2x/minggu 30 menit 6 minggu
12. Gschwind et al., 2013 3x/minggu 30 menit 12 minggu
13. Mittaz et al., 2019 3x/minggu 15 - 30 menit 4 minggu
14. Kovacs et al., 2013 3x/minggu 30 menit 6 minggu
15. Boongird et al., 2017 2x/minggu 30 menit 4 minggu
16. Lee et al., 2013 2x/minggu 45 menit 4 minggu
17. Toots et al., 2018 3x/minggu 30 menit 6 minggu
18. Nurkuncoro et al., 2015 3x/minggu 30 menit 3 minggu
19. Astriyana et al., 2012 3x/minggu 30 menit 3 minggu
20. Priyanto et al., 2019 3x/minggu 30 menit 4 minggu
21. Faidah et al., 2020 3x/minggu 30 - 45 menit 8 minggu
22. Iswati et al., 2020 3x/minggu 30 - 45 menit 4 minggu
23. Saraswati et al., 2021 3x/minggu 30 menit 4 minggu

F. Pembahasan
Dalam mempertahankan keseimbangan tubuh, lansia memerlukan
informasi mengenai posisi tubuh terhadap keadaan sekitarnya yang di dapat
dari reseptor sensoris perifer yang terdapat pada sistem visual , vestibular, dan
propioseptif. Dari ketiga reseptor ini, vestibular memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam mempertahankan keseimbangan, yang disusul oleh visual
dan propioseptif.
Kondisi lingkungan di sekitar lansia terletak dalam keadaan stabil atau
tidak stabil. Kondisi yang dapat mengakibtakan keadaan lingkungan menjadi
tidak stabil seperti gerakan objek yang cepat, permukaan lantai yang bergerak,

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


54

permukaan pasir, busa dan sebagainya. Tubuh lansia memerlukan kontrol


postural yang lebih besar dari lingkungan yang tidak stabil.
Keseimbangan menggambarkan dinamika postur untuk mencegah gerak
yang tidak stabil. Keseimbangan dipengaruhi dari panca indera yang terdapat
pada tubuh manusia. Hasil dari keseimbangan yaitu stabilisasi. Stabilisasi
integrasi sensoris melibatkan visual, verstibular, dan somatosensoris (tactile
dan proprioceptive). Stabilisasi penting untuk setiap gerak dan manipulasi
(Vseteckova, 2017).
Risiko jatuh dapat menyebabkan bahaya secara fisik. Lansia mudah
jatuh dapat diakibatkan dari beberapa faktor risiko yang dibagi menjadi dua
bagian, yaitu berdasarkan faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Adapun faktor
intrinsik diantaranya gangguan musculoskeletal, sedangkan faktor ekstrinsik
merupakan faktor dari lingkungan sekitarnya (Utami, 2017).
Berdasarkan dua puluh tiga literature yang telah di analisa, dapat
disimpulkan bahwa latihan keseimbangan terbukti efektif untuk mengurangi
risiko jatuh pada lansia. Latihan keseimbangan dapat dilakukan 2 – 3x/ minggu
dengan durasi 15 – 45 menit. Latihan keseimbangan bertujuan untuk
meningkatkan keseimbangan tubuh dan menurunkan risiko jatuh. Selain itu,
latihan keseimbangan dapat meningkatkan kontrol postural dan keseimbangan
yang dapat menurunkan risiko jatuh.
Faktor yang dapat mempengaruhi risiko jatuh pada lansia yaitu
penurunan keseimbangan tubuh yang berdampak terhadap aktivitas dan tingkat
kemandirian lansia. Keseimbangn tubuh yang optimal dan risiko jatuh yang
rendah, dapat meningkatkan aktivitas lansia secara mandiri tanpa
mengkhawatirkan risiko jatuh.
Pengukuran yang terdapat pada literature diantaranya The time up and
Go Test (TUG), Falls Efficacy Scale International (FES – I), Ontario Modified
Stratify, Berg Balance Scale (BBS), dan Functional Reach Test (FRT).
Gerakan pada latihan keseimbangan yang dilakukan untuk lansia
mencakup one leg balance, tandem walking, tandem standing, sideways

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


55

walking, sit to stand, calf raise, plantar flexi, knee flexi, hip flexi, dan hip
ekstensi.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hasil dari dua puluh tiga literature yang telah di analisa, dapat disimpulkan
bahwa latihan keseimbangan dapat menurunkan risiko jatuh pada lansia. Selain itu
latihan keseimbangan juga dapat meningkatkan keseimbangan postural,
meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas bawah, dan dapat meningkatkan
aktivitas fisik pada lansia. Desain penelitian yang ditemukan yaitu Randomized
Controlled Trial (RCT) dan Quasy eksperimental study. Alat ukur yang digunakan
dalam mengukur risiko jatuh yaitu The Time Up and Go Test (TUG), Falls Efficacy
Scale International (FES – I), Ontario Modified Stratify, Berg Balance Test (BBS),
dan Functional Reach Test. Gerakan latihan keseimbangan diantaranya one leg
balance, tandem walking, tandem standing, sideways walking, sit to stand, calf
raise, plantar flexi, knee flexi, hip flexi, dan hip ekstensi. Latihan keseimbangan
diberikan 2-3x/minggu, dengan durasi 15 – 45 menit.

B. Saran
Adapun saran pada penelitian ini yaitu :

1. Bagi Akademis
Dapat disarankan bagi akademisi untuk memilih literature dalam tahun
yang terbaru dan literatur terbaik berdasarkan sampel terbanyak dalam
analisa latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia.
2. Bagi Umum / Masyarakat
Dapat disarankan bagi masyarakat untuk melakukan latihan
keseimbangan pada lansia karena terbukti efektif dalam mengurangi risiko
jatuh pada lansia, dapat meningkatkan keseimbangan postural,
meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas bawah, dan dapat
meningkatkan aktivitas fisik pada lansia. Dapat dilakukan penyuluhan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

56
57

mengenai manfaat latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh


pada lansia.
3. Bagi Fisioterapi / Peneliti
Bagi peneliti disarankan untuk meneliti dengan sampel terbanyak agar
mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat dilakukan penelitian lanjutan
mengenai latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia.
Sedangkan bagi fisioterapi, dapat menggunakan latihan keseimbangan
dengan frekuensi 2 - 3x/minggu, selama 15 – 45 menit, untuk mengurangi
risiko jatuh pada lansia.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


Daftar Pustaka

Arum, E., Putri, C., Herawati, L., & Oktaviano, Y. H. (2021). STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan Aerobic Exercise in Covid-19 Pandemic For A Better Cardiovascular,
Respiration, and Body Immunity System STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan.
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 104–111.
https://doi.org/10.30994/sjik.v10i1.582

Astriyana, S., (2012). Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadap Penurunan Risiko


Jatuh Pada Lansia.

Baharlouei, H., Salavati, M., Akhbari, B., Mosallanezhad, Z., Mazaheri, M., &
Negahban, H. (2013). Cross-cultural validation of the Falls Efficacy Scale
International (FES-I) using self-report and interview-based questionnaires among
Persian-speaking elderly adults. Archives of Gerontology and Geriatrics, 57(3),
339–344. https://doi.org/10.1016/j.archger.2013.06.005

Bjerk, M., Brovold, T., Skelton, D. A., Liu-Ambrose, T., & Bergland, A. (2019).
Effects of a falls prevention balance exercise programme on health-related quality
of life in older home care recipients: A randomised controlled trial. Age and
Ageing, 48(2), 213–219. https://doi.org/10.1093/ageing/afy192

Boongird, C., Keesukphan, P., Phiphadthakusolkul, S., Rattanasiri, S., &


Thakkinstian, A. (2017). Effects of a balance exercise program on fall prevention
in older adults: A 12-month primary care setting, randomized controlled trial.
Geriatrics and Gerontology International, 17(11), 2157–2163.
https://doi.org/10.1111/ggi.13052

Chodzko-Zajko, W. J. (2013). ACSM’s exercise for older adults. ACSM’s Exercise for
Older Adults, 1–237.

Costa, J. N. A., Ribeiro, A. L. A., Ribeiro, D. B. G., Neri, S. G. R., & Barbosa, D. F.
(2022). Balance Exercise for fall prevention in older adults : a randomized
controlled crossover trial. December 2021.

di Fronso, S., Tamburrino, L., & Bertollo, M. (2021). The effects of balance exercise
in older adults living in nursing homes. Sport Mont, 19(2), 3–9.
https://doi.org/10.26773/smj.210618

Emma Barry, R. G. (BMC Geriatrics 2014). Is the Timed Up and Go test a useful
predictor of risk of falls in community dwelling older adults: a systematic review
and meta- analysis. BMC Geriatrics .

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

58
59

Faidah, N., Kuswardhani, T., & Artawan E.P, I. W. G. (2020). Pengaruh Latihan
Keseimbangan Terhadap Keseimbangan Tubuh Dan Risiko Jatuh Lansia. Jurnal
Kesehatan, 11(2), 100. https://doi.org/10.35730/jk.v11i2.428

Farlie, M. K., Robins, L., Haas, R., Keating, J. L., Molloy, E., & Haines, T. P. (2019).
Programme frequency, type, time and duration do not explain the effects of
balance exercise in older adults: A systematic review with a meta-regression
analysis. British Journal of Sports Medicine, 53(16), 996–1002.
https://doi.org/10.1136/bjsports-2016-096874

Galloza, J., Castillo, B., & Micheo, W. (2017). Benefits of Exercise in the Older
Population. Physical Medicine and Rehabilitation Clinics of North America,
28(4), 659–669. https://doi.org/10.1016/j.pmr.2017.06.001

Gschwind, Y. J., Kressig, R. W., Lacroix, A., Muehlbauer, T., Pfenninger, B., &
Granacher, U. (2013). A best practice fall prevention exercise program to
improve balance, strength / power, and psychosocial health in older adults : study
protocol for a randomized controlled trial. Gschwind2013. 1–13.
https://doi.org/10.1186/1471-2318-13-105

Hermoso, A., Gutiérrez-Robledo, L. M., Harridge, S. D. R., Kirk, B., … Singh, M. F.


(2021). International Exercise Recommendations in Older Adults (ICFSR):
Expert Consensus Guidelines. Journal of Nutrition, Health and Aging, 25(7),
824–853. https://doi.org/10.1007/s12603-021-1665-8

Iswati (2020). Balance Exercise Untuk Mencegah Kejadian Jatuh Pada Lansia. Jurnal
Ilmu Kesehatan Vol. 8 No. 1 Mei.

Izquierdo, M., Merchant, R. A., Morley, J. E., Anker, S. D., Aprahamian, I., Arai, H.,
Aubertin-Leheudre, M., Bernabei, R., Cadore, E. L., Cesari, M., Chen, L. K., de
Souto Barreto, P., Duque, G., Ferrucci, L., Fielding, R. A., García

Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2018). PENINGKATAN KUALITAS


HIDUP LANJUT USIA (LANSIA) DI KOTA DEPOK DENGAN LATIHAN
KESEIMBANGAN. Jurnal Keperawatan Indonesia, 21(2), 109–116.
https://doi.org/10.7454/jki.v21i2.584

Kisner, C. dan Colby, LA. 2012. Therapeutic Exercise Foundations And Techniques
Sixth Edition. Philadelphia: F. A. Davis Company

Kovács, É., Sztruhár Jónásné, I., Karóczi, C. K., Korpos, Á., & GONDOSraquo, T.
(2013). Effects of a balanse exercise program on balance, functional mobility and
fall risk in older adults: A randomized controlled single-blind study. European
Journal of Physical and Rehabilitation Medicine, 49(5), 639–648.

Lee, H. C., Chang, K. C., Tsauo, J. Y., Hung, J. W., Huang, Y. C., & Lin, S. I. (2013).
Effects of a multifactorial fall prevention program on fall incidence and physical

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


60

function in community-dwelling older adults with risk of falls. Archives of


Physical Medicine and Rehabilitation, 94(4), 606-615.e1.
https://doi.org/10.1016/j.apmr.2012.11.037

Masitoh, I. (2013). Pengaruh Balance Exercise terhadap Keseimbangan Postural pada


Lanjut Usia di Posyandu Abadi Sembilan Gonilan Sukoharjo. Jurnal Fisioterapi.
Diunduh dari www.schoolar.ac.id , tanggal 10 Januari 2018.

Mawaddah, N., Studi Keperawatan, P., & Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit, S. (n.d.).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGARUH LATIHAN KESEIMBANGAN
TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI UPT PESANGGRAHAN PMKS
MOJOPAHIT MOJOKERTO.

Miko, I., Szerb, I., Szerb, A., Bender, T., & Poor, G. (2018). Effect of a balance-
training programme on postural balance, aerobic capacity and frequency of falls
in women with osteoporosis: A randomized controlled trial. Journal of
Rehabilitation Medicine, 50(6), 542–547. https://doi.org/10.2340/16501977-
2349

Mitchell, R. J., Lord, S. R., Harvey, L. A., & Close, J. C. T. (2014). Associations
between obesity and overweight and fall risk, health status and quality of life in
older people. Australian and New Zealand Journal of Public Health, 38(1), 13–
18. https://doi.org/10.1111/1753-6405.12152

Mittaz Hager, A. G., Mathieu, N., Lenoble-Hoskovec, C., Swanenburg, J., De Bie, R.,
& Hilfiker, R. (2019). Effects balance exercise programmes regarding falls,
quality of life and exercise-adherence in older adults at risk of falling: protocol
for a randomized controlled trial. BMC Geriatrics, 19(1), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s12877-018-1021-y

Mora, J. C., & Valencia, W. M. (2018). E x e rc i s e a n d O l d e r A d u l t s Geriatrics


Preventive medicine Exercise Primary care Risk reduction behavior. Clinics in
Geriatric Medicine. https://doi.org/10.1016/j.cger.2017.08.007

Mujiadi, & Mawaddah, N. (2019). Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadap Risiko


Jatuh Pada Lansia Di Upt Pesanggrahan Pmks Mojopahit Mojokerto. Prosiding
Seminar Nasional. Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Seri Ke-3
Tahun 2019, 3, 233–238.

National Health Service. (2014). Exercises for older people Exercise for older people
Sitting Getting started.

Nunes De Almeida Costa, J., Lima, A., Ribeiro, A., Bueno, D., Ribeiro, G., & Neri, S.
(n.d.). Balance Exercise Circuit for fall prevention in older adults: a randomized
controlled crossover trial Instalações Esportivas View project Obesity and falls
in older people View project.
https://www.researchgate.net/publication/356839382

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


61

Nurkuncoro, D., Suratini. (2015). Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadap Risiko


Jatuh Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budhi Luhur
Kasongan Bantul.

Nurmalasari, M., Widajanti, N., & Dharmanta, R. S. (2019). Hubungan Riwayat Jatuh
dan Timed Up and Go Test pada Pasien Geriatri. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 5(4), 164–168. https://doi.org/10.7454/jpdi.v5i4.241

Pires, I. M., Garcia, N. M., & Zdravevski, E. (2020). Measurement of results of


functional reach test with sensors: A systematic review. Electronics
(Switzerland), 9(7). https://doi.org/10.3390/electronics9071078

Priyanto, A., & Pramuno Putra, D. (2019). PENGARUH BALANCE EXERCISE


TERHADAP KESEIMBANGAN POSTURAL PADA LANSIA (Studi di Wilayah
Kerja Puskesmas Burneh).

Purnamadyawati, P., Bachtiar, F., Prabowo, E., & Agustiyawan, A. (2020). Deteksi
Risiko Jatuh dan Pendampingan Latihan Keseimbangan Pada Pasien Lanjut Usia
di RS Setia Mitra Jakarta. DIKEMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat),
4(2). https://doi.org/10.32486/jd.v4i2.491

Saraswati, R., Afifuddin Fasya, Z., Santoso, E. B., Muhammadiyah, U., Jalan, G.,
Sudarso, Y., Kebumen, G., Tengah, J., & Kunci, K. (2021). BALANCE
EXERCISE MENURUNKAN RISIKO JATUH PADA LANSIA. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 18(1), 42–47. https://doi.org/10.26753

Sherrington, C., Michaleff, Z. A., Fairhall, N., Paul, S. S., Tiedemann, A., Whitney,
J., Cumming, R. G., Herbert, R. D., Close, J. C. T., & Lord, S. R. (2016). Exercise
to prevent falls in older adults : an updated systematic review and meta-analysis.
1–10. https://doi.org/10.1136/bjsports-2016-0965477

Sherwood, LZ., 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC,
595-677.

Siregar, R., Gultom, R., & Sirait, I. I. (2020). Pengaruh Latihan Jalan Tandem terhadap
Keseimbangan Tubuh Lansia untuk mengurangi Resiko Jatuh di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Binjai Sumatera Utara Effects of Tandem Walking Exercise
on Elderly Body Balance to Reduce Falling Risk at UPT Binjai Elderly Social
Services in North Sumatra. In Journal of Healthcare Technology and Medicine
(Vol. 6, Issue 1).

Siti Nur Kholifah. 2016. Keperawatan Gerontik.

Supriyono, E. 2015. Aktivitas Fisik Keseimbangan Guna Mengurangi Risiko Jatuh


pada Lansia. Jurnal Olahraga Prestasi Vol. 11(2).

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


62

Suryono, E. (2010). Program Studi Fisioterapi. 0271, 719483.

Syapitri, H. (2016). Pengaruh Latihan keseimbangan untuk mengurangi Risiko Jatuh


pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial. Jurnal INJEC, 1(2), 165–172.

Toots, A., Wiklund, R., Littbrand, H., Nordin, E., Nordström, P., Lundin-Olsson, L.,
Gustafson, Y., & Rosendahl, E. (2018). The Effects of Balance Exercise on Falls
in Older People: A Randomized Controlled Trial. Journal of the American
Medical Directors Association, 20(7), 835-842.e1.
https://doi.org/10.1016/j.jamda.2018.10.009

Všetečková, J. (2017). Measuring the Balance Control System – Review.


researchgate.

Widagdo, T. M. M., & Sambudi, R. (2021). Mengurangi Risiko Jatuh pada Lanjut Usia
dengan Latihan Keseimbangan. Nommensen Journal of Medicine, 7(1), 12–15.
https://doi.org/10.36655/njm.v7i1.599

Zhang, W., Low, L. F., Schwenk, M., Mills, N., Gwynn, J. D., & Clemson, L. (2019).
Review of Gait, Cognition, and Fall Risks with Implications for Fall Prevention
in Older Adults with Dementia. In Dementia and Geriatric Cognitive Disorders
(Vol. 48, Issues 1–2, pp. 17–29). S. Karger AG.
https://doi.org/10.1159/000504340

Zhao, Y., Chung, P. K., & Tong, T. K. (2017). Effectiveness of a balance exercise
program for enhancing functional fitness of older adults at risk of falling: A
randomised controlled trial. Geriatric Nursing, 38(6), 491–497.
https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2017.02.011

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LAMPIRAN I
APPRAISAL JURNAL

1. Appraisal Jurnal 1

Judul Mengurangi Risiko Jatuh pada Lanjut Usia


dengan Latihan Keseimbangan
Nama Penulis dan The Maria Meiwati Widagdo, Rambat Sambudi,
Tahun (2021).
Negara Indonesia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
efektivitas pemberian latihan keseimbangan
terhadap pengurangan risiko jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 60 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Mempunyai risiko jatuh tinggi, memiliki fungsi
fisik yang cukup untuk dapat melakukan latihan
keseimbangan, dan tidak mempunyai gangguan
kognitif.
Kriteria Eksklusi Mempunyai gangguan kognitif.
Metode Pengukuran Falls Efficacy Scale International
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu Latihan
keseimbangan terbukti efektif untuk menurunkan
risiko jatuh pada lansia.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

63
64

2. Appraisal Jurnal 2

Judul Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadp Risiko


Jatuh Pada Lansia Di UPT Pesanggrahan PMKS
Mojopahit Mojokerto.
Nama Penulis dan Mujiadi dan Nurul Mawaddah, (2019).
Tahun
Negara Indonesia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan keseimbangan terhadap risiko
jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Quasy Eksperimental study
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 12 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Lansia di UPT Pesanggrahan PMKS Mojopahit
Mojokerto.
Kriteria Eksklusi Lansia yang tidak tinggal di UPT Pesanggrahan
PMKS Mojopahit Mojokerto.
Metode Pengukuran Falls Efficacy Scale International
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 2x/minggu
I : Rendah
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu :
a. Bahwa lansia dengan risiko jatuh sebelum
diberikan Latihan keseimbangan,
menunjukkan bahwa setengahnya beresiko
rendah jatuh yang berjumlah 6 orang dengan
presentasi 50%.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


65

b. Bahwa lansia dengan risiko jatuh setelah


diberikan Latihan keseimbangan,
menunjukkan bahwa setengahnya beresiko
rendah jatuh yang berjumlah 5 orang dengan
presentasi 41,7%.
c. Setelah diberikan intervensi Latihan
keseimbangan pada lansia di UPT
Pesanggrahan PMKS Mojopahit Mojokerto,
terdapat pengaruh latihan keseimbangan
terhadap penurunan risiko jatuh.

3. Appraisal Jurnal 3

Judul Pengaruh Latihan Jalan Tandem terhadap


Keseimbangan Tubuh Lansia untuk mengurangi
Resiko Jatuh di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Binjai Sumatera Utara
Nama Penulis dan Rinco Siregar, Rumondang Gultom, dan Iin
Tahun Ivining Sirait, (2020).
Negara Indonesia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan jalan tandem terhadap
keseimbangan tubuh lansia untuk mengurangi
risiko jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 26 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai Sumatera Utara.
Kriteria Eksklusi Lansia yang tidak tinggal di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Binjai Sumatera Utara.
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


66

Intervensi Latihan Keseimbangan


Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu jalan tandem dapat
digunakan sebagai salah satu intervensi dalam
meningkatkan stabilitas keseimbangan lansia,
sehingga risiko jatuh pada lansia dapat
diminimalisir.

4. Appraisal Jurnal 4

Judul Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia)


di Kota Depok dengan Latihan Keseimbangan
Nama Penulis dan Stefanus Mendes Kiik, Junaiti Sahar, Henny
Tahun Permatasari, (2018).
Negara Indonesia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan keseimbangan terhadap kualitas
hidup lansia di Kota Depok.
Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 60 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Berusia 60 – 74 tahun, bersedia menjadi
responden, mampu berjalan, tidak menggunakan
alat bantu berjalan, dapat membaca dan menulis,
dan tidak mengalami gangguan penglihatan dan
pendengaran.
Kriteria Eksklusi Berusia < 60 tahun, menggunakan alat bantu
jalan, tidak dapat membaca dan menulis,

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


67

mengalami gangguan penglihatan dan


pendengaran.
Metode Pengukuran Falls Efficacy Scale International
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 2x/minggu
I : Rendah
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan berpengaruh signifikan dalam
meningkatkan kualitas hidup dan dapat
mengurangi risiko jatuh pada lansia. Karena
latihan keseimbangan dapat meningkatkan
kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan
sosial dan hubungan lingkungan.

5. Appraisal Jurnal 5

Judul Deteksi Risiko Jatuh dan Pendampingan Latihan


Keseimbangan Pada Pasien Lanjut Usia di RS
Setia Mitra Jakarta.
Nama Penulis dan Purnamadyawati dan Farahdina Bachtiar, (2020).
Tahun
Negara Indonesia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeteksi
risiko jatuh pada lansia, serta memberikan
pendampingan Latihan keseimbangan untuk
mencegah jatuh.
Jenis Penelitian Quasy Eksperimental study
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 41 sampel
lansia.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


68

Kriteria Inklusi Lansia yang berkunjung ke Rumah Sakit Setia


Mitra Jakarta.
Kriteria Eksklusi Lansia yang tidak berkunjung ke Rumah Sakit
Setia Mitra Jakarta
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil pada penelitian ini yaitu berdasarkan hasil
pemeriksaan Time Up and Go Test adalah 74,36%
lansia memiliki risiko jatuh ringan, 10,20%
memiliki risiko jatuh sedang, dan 5,13% memiliki
risiko jatuh ringan. Dan Latihan keseimbangan
terbukti efektif untuk mengurangi risiko jatuh
pada lansia.

6. Appraisal Jurnal 6

Judul Pengaruh Latihan keseimbangan terhadap


keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh
pada lansia di UPT Pelayanan Sosial
Nama Penulis dan Henny Syapitri, (2016).
Tahun
Negara Indonesia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan keseimbangan terhadap
keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh
pada lansia.
Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


69

Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 172 sampel


lansia.
Kriteria Inklusi Lansia di UPT Dinas Sosial Kabupaten Binjai
Kriteria Eksklusi Lansia selain di UPT Dinas Sosial Kabupaten
Binjai
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu pada lansia yang
berlatih keseimbangan, dirinya akan lebih stabil,
sehingga tidak mudah jatuh.

7. Appraisal Jurnal 7

Judul The Effects of Balance Exercises in Older Adults


Living in Nursing Homes
Nama Penulis dan Selenia di Fronso, Luca Tamburrino, and
Tahun Maurizio Bertollo, (2021).
Negara Italia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan keseimbangan terhadap
pencegahan jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 26 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Berusia ≥ 60 tahun.
Kriteria Eksklusi Berusia < 60 tahun.
Metode Pengukuran Falls Efficacy Scale International.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


70

Intervensi Latihan Keseimbangan


Dosis F : 2x/minggu
I : Rendah
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh
pada lansia.

8. Appraisal Jurnal 8

Judul Balance Exercise for fall prevention in older


adults
Nama Penulis dan Juliana N.A. Costa, Alexandre L.A. Ribeiro,
Tahun Daniele B.G. Ribeiro, Silvia G.R. Neri, Daniel F.
Barbosa, Bruna P. Avelar, Marisete P. Safons,
(2021).
Negara Amerika
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh dari latihan keseimbangan terhadap
pencegahan jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 22 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Berusia ≥ 60 tahun.
Kriteria Eksklusi Berusia < 60 tahun.
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 2x/minggu
I : Rendah
T : 30 menit

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


71

T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan terbukti efektif terhadap kekuatan
otot, keseimbangan postural, dan mengurangi
risiko jatuh pada lansia.

9. Appraisal Jurnal 9

Judul Effect Of a Balance Exercise On Postural


Balance, Aerobic Capacity and Frequency Of
Falls
Nama Penulis dan Ibolya MIKO, MD, Imre SZERB, MD, PhD,
Tahun Anna SZERB, MSc, Tamas BENDER, MD, DSc
and Gyula POOR, MD, DSc, (2018).
Negara Hungaria
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan keseimbangan terhadap
keseimbangan postur, kapasitas aerobic, dan
frekuensi jatuh.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Berusia di atas 65 tahun dan bertempat tinggal di
komunitas (hidup sendiri, dengan atau tanpa
pasangan).
Kriteria Eksklusi Deformitas kongenital atau didapat dari tulang
belakang, dada atau kaki, fraktur traumatis,
gangguan penglihatan atau pendengaran yang
parah, penyakit neuromuskular, psikosindrom
organik, gangguan pernapasan tingkat lanjut atau
penyakit serebrovaskular, kecenderungan untuk
ortostasis atau hipoglikemia, menggunakan alat

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


72

bantu berjalan, ketidakmampuan untuk berjalan


10 meter secara mandiri
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh
pada lansia.

10. Appraisal Jurnal 10

Judul Effects of a falls prevention balance exercise


programme on health-related quality of life in
older home care recipients
Nama Penulis dan Maria Bjerk, Therese Brovold, Dawn A Skelton,
Tahun Teresa Liu Ambrose, Astrid Bergland, (2019).
Negara Norwegia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu pengaruh dari
latihan keseimbangan terhadap pencegahan jatuh
pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 155 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Berusia > 67 tahun, mengalami setidaknya 1 kali
jatuh dalam 12 bulan terakhir, mampu berjalan
dengan atau tanpa alat bantu, dan mengerti
Bahasa Norwegia.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


73

Kriteria Eksklusi Berusia < 60 tahun menggunakan alat bantu, dan


tidak mengerti Bahasa norwegia.
Metode Pengukuran Falls Efficacy Scale International
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu lansia yang
melakukan latihan keseimbangan dapat
meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan
fungsi fisik, dan mencegah jatuh pada lansia.

11. Appraisal Jurnal 11

Judul Effectiveness of a balance exercise program for


enhanching functional fitness of older adults at
risk of falling
Nama Penulis dan Yanan Zhao, Pak – Kwong Chung, Tom K. Tong,
Tahun (2016).
Negara China
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan keseimbangan untuk
meningkatkan kebugaran fungsional lansia yang
beresiko jatuh.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 61 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Lansia yang mandiri, berusia 65 – 74 tahun, tidak
pernah jatuh dalam 12 bulan sebelumnya tetapi
berisiko jatuh.
Kriteria Eksklusi Berusia < 60 tahun.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


74

Metode Pengukuran Ontario Modified Stratify


Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 2x/minggu
I : Rendah
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu setelah diberikan
latihan keseimbangan menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan dalam mengurangi
risiko jatuh pada lansia.

12. Appraisal Jurnal 12

Judul A best practice fall prevention exercise program


to improve balance, strength / power, and
psychosocial health in older adults
Nama Penulis dan Yves J Gschwind, Reto W Kressig, Andre
Tahun Lacroix, Thomas Muehlbauer, Barbara
Pfenninger and Urs Granacher. (2013).
Negara Amerika
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
memberikan wawasan mengenai pengaruh
latihan keseimbangan terhadap pencegahan jatuh
pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 54 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Lansia yang sehat, dengan usia 65 – 80 tahun.
Kriteria Eksklusi Lansia yang tidak sehat.
Metode Pengukuran Falls Efficacy Scale International
Intervensi Latihan Keseimbangan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


75

Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu dengan pemberian
latihan keseimbangan dapat mengurangi risiko
jatuh pada lansia.

13. Appraisal Jurnal 13

Judul Effects balance exercise programmes regarding


falls, quality of life and exercise adherence in
older adults at risk of falling
Nama Penulis dan Anne Gabrielle Mittaz Hager, Nicolas Mathieu,
Tahun Constanze Lenoble Hoskovec, Jaap Swanenburg,
Rob De Bie and Roger Hilfiker, (2019).
Negara Jerman
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan keseimbangan terhadap risiko
jatuh dan terhadap kualitas hidup pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 60 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Berusia ≥ 65 tahun, mampu berjalan tanpa alat
bantu, dan riwayat jatuh dalam 12 bulan
sebelumnya.
Kriteria Eksklusi Berusia < 60 tahun.
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


76

T : Balance exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh dan
dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia..

14. Appraisal Jurnal 14

Judul Effects off a balance exercise program on


balance, functional mobility and fall risk in older
adults
Nama Penulis dan E. Kovacs I, Sztruhar Jonasne, C . K. Karoczi, A
Tahun . Korpos, T. Gondos, (2013).
Negara Hungaria
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
efek latihan keseimbangan pada mobilitas
fungsional dan risiko jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 86 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Sampel dengan usia > 60 tahun.
Kriteria Eksklusi Sampel dengan usia < 60 tahun
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu adanya peningkatan
yang signifikan setelah diberikan latihan
keseimbangan, yaitu dapat mengurangi risiko
jatuh.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


77

15. Appraisal Jurnal 15

Judul Effects of a balance exercise program on fall


prevention in older adults
Nama Penulis dan Chitima Boongird, Prasit Keesukphan,
Tahun Soontraporn Phiphadthakusolkul, Sasivimol
Rattanasiri, andAmmarin Thakkinstian, (2017).
Negara Thailand
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh dari latihan keseimbangan untuk
mengurangi risiko jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 120 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Berusia ≥ 60 tahun.
Kriteria Eksklusi Berusia < 60 tahun.
Metode Pengukuran Falls Efficacy Scale International
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 2x/minggu
I : Rendah
T : 30 menit
T : Balance Exercise
Hasil Hasil pada penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh pada
lansia.

16. Appraisal Jurnal 16

Judul Effects of balance exercise Fall Prevention


Program on Fall Incidence and Physical
Function in Community-Dwelling Older Adults
With Risk of Falls

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


78

Nama Penulis dan Hsuei-Chen Lee, PhD, PT, Ku-Chou Chang, MD,
Tahun Jau-Yih Tsauo, PhD, PT, Jen-Wen Hung, MD,
Yu-Ching Huang, MS, RN, Sang-I Lin, PhD, PT;
and the Fall Prevention Initiatives in Taiwan
(FPIT) Investigators, (2013).
Negara Taiwan
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh dari latihan keseimbangan terhadap
risiko jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 125 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Mengalami jatuh berulang selama satu tahun
sebelumnya, memiliki riwayat medis yang
diketahui membawa risiko jatuh (seperti stroke,
Parkinson, cedera kepala, atau patah tulang
karena jatuhh), jatuh hanya sekali selama satu
tahun sebelumnya, dan adanya masalah pada gaya
berjalan maupun keseimbangan yang dipastikan
dengan The Timed Up and Go Test (TUG).
Kriteria Eksklusi Jika memiliki kondisi medis yang menghalangi
dalam berpartisipasi dalam pemberian intervensi,
memiliki keterbatasan fisik atau pernah
mengalami nyeri dada, mati rasa, palpitasi,
pusing, dan pusing selama latihan atau selama
pemberian intervensi.
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 2x/minggu
I : Rendah
T : 30 menit

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


79

T : Balance Exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan
keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh
pada lansia.

17. Appraisal Jurnal 17

Judul The Effects of Balance Exercise on Falls in Older


People
Nama Penulis dan Annika Toots PhD, Robert Wiklund PT, Hakan
Tahun Littbrand PhD, Ellinor Nordin PhD, Peter
Nordström PhD, Lillemor Lundin-Olsson PhD,
Yngve Gustafson PhD, Erik Rosendahl PhD,
(2018).
Negara Swedia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh latihan keseimbangan pada lansia
dengan risiko jatuh.
Jenis Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 141 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Berusia ≥ 60 tahun.
Kriteria Eksklusi Berusia < 60 tahun.
Metode Pengukuran Falls Efficacy Scale International
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/mingu
I :Sedang
T :30 menit
T : Balance Exercise

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


80

Hasil Hasil dari yang penelitian ini yaitu latihan


keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh
pada lansia.

18. Appraisal Jurnal 18


Judul Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadap
Risiko Jatuh Pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budhi Luhur
Kasongan Bantul

Nama Penulis dan Tahun Irawan Danar Nurkuncoro dan Suratini,


(2015).

Negara Indonesia

Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk


mengetahui pengaruh latihankeseimbangan
terhadap risiko jatuh pada lansia.

Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study

Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 20


sampel lansia.

Kriteria Inklusi Lansia yang sehat, lansia yang bertempat


tinggal di panti sosial Tresna Werda
Yogyakarta Unit Budhi Luhur Kasongan
Bantul, dan lansia yang berusia 60 - > 76
tahun.

Kriteria Eksklusi Lansia yang tidak sehat, lansia yang tidak


bertempat tinggal di panti sosial Tresna Werda

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


81

Yogyakarta Unit Budhi Luhur Kasongan


Bantul, dan berusia < 60 tahun.

Metode Pengukuran Functional Reach Test

Intervensi Latihan Keseimbangan dan diberikan edukasi


dalam mengendalikan pola makan dan
aktivitas yang dapat menggangu kesehatan
lansia.

Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise

Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan


keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh
pada lansia.

19. Appraisal Jurnal 19


Judul Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadap
Penurunan Risiko Jatuh Pada Lansia

Nama Penulis dan Tahun Sevy Astriyana (2012)

Negara Indonesia

Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk


mengetahui apakah terdapat pengaruh latihan
keseimbangan terhadap penurunan risiko
jatuh pada lansia.

Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


82

Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 32


sampel lansia.

Kriteria Inklusi Responden berusia > 60 tahun – 79 tahun,


mampu berjalan tanpa alat bantu, dan bersedia
menjadi responden.

Kriteria Eksklusi Responden berusia < 60 tahun, berjalan


menggunakan alat bantu, dan tidak bersedia
menjadi responden.

Kriteria Drop Out Tidak mengikuti latihan 3x berturut dan


responden memutuskna untuk tidak
melanjutkan program latihan.
Pada penelitian ini terdapat 2 responden yang
drop out.

Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)

Intervensi Latihan Keseimbangan

Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise

Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan


keseimbangan dapat mengurangi risiko jatuh
pada lansia.

20. Appraisal Jurnal 20


Judul Pengaruh Balance Exercise Terhadap
Keseimbangan Postural Pada Lansia

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


83

Nama Penulis dan Tahun Agus Priyanto, Dany Pramuno Putra, dan
Rusliyah, (2019).

Negara Indonesia

Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk


menganalisis pengaruh Balance Exercise
terhadap keseimbangan postural pada lansia.

Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study

Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 30


sampel lansia

Kriteria Inklusi Responden berusia > 60 - 74 tahun, mampu


berjalan tanpa alat bantu, dan lansia yang
sehat.

Kriteria Eksklusi Responden berusia < 60 tahun, mampu


berjalan menggunakan alat bantu, dan lansia
yang tidak sehat.

Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)

Intervensi Latihan Keseimbangan

Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise

Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu Balance


Exercise dapat mempengaruhi keseimbangan
postural, sehingga dapat mencegah terjadinya
jatuh pada lansia.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


84

21. Appraisal Jurnal 21


Judul Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadap
Tubuh dan Risiko Jatuh Lansia

Nama Penulis dan Tahun Nurul Faidah, Tuty Kuswardhani, dan I


Wayan Gede Artawan E. P, (2020).

Negara Indonesia

Tujuan Tujuan dari peneltiian ini yaitu untuk


mengetahui pengaruh latihan keseimbangan
terhadap peningkatan keseimbangan tubuh
dan risiko jatuh pada lansia.

Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study

Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 234


sampel lansia.

Kriteria Inklusi Sampel dengan usia > 60 tahun.

Kriteria Eksklusi Sampel dengan usia < 60 tahun.

Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)

Intervensi Latihan Keseimbangan

Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 – 45 menit
T : Balance exercise

Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu latihan


keseimbangan dapat meningkatkan
keseimbangan tubuh dan menurunkan risiko
jatuh.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


85

22. Appraisal Jurnal 22


Judul Balance Exercise Untuk Mencegah Kejadian
Jatuh Pada Lansia.

Nama Penulis dan Tahun Iswati, (2020).

Negara Indonesia

Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk


menganalisis pengaruh balance exercise
terhadap kejadian jatuh pada lansia.

Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study

Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 52


sampel lansia.

Kriteria Inklusi Sampel dengan usia > 60 tahun, lansia yang


tidak memiliki gangguan (penglihatan,
pendengaran, keterbatasan fisik), serta
memiliki fungsi kognitif yang baik.

Kriteria Eksklusi Sampel dengan usia < 60 tahun, lansia yang


memiliki Riwayat fraktur pada ekstremitas
bawah, hipotensi ortostatik, dan atrofi di salah
satu atau kedua tungkai.

Metode Pengukuran Berg Balance Scale

Intervensi Latihan Keseimbangan

Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 – 45 menit
T : Balance exercise

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


86

Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu terdaoat


pengaruh balance exercise terhadap kejadian
jatuh pada lansia.

23. Appraisal Jurnal 23

Judul Balance Exercise Menurunkan Risiko Jatuh Pada


Lansia
Nama Penulis dan Rina Saraswati, Zaim Afifuddin Fasya, dan Eko
Tahun Budi Santoso, (2021).
Negara Indonesia
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh balance exercise terhadap keseimbangan
tubuh untuk menurunkan risiko jatuh pada lansia.
Jenis Penelitian Quasy Eksperimental Study
Sampel Sampel pada penelitian ini sebanyak 3 sampel
lansia.
Kriteria Inklusi Bersedia menjadi responden, berusia 60 – 74
tahun, composmentis, dan lansia yang sehat.
Kriteria Eksklusi Tidak bersedia menjadi responden, berusia < 60
tahun, lansia yang tidak sehat, dan lansia yang
memiliki gangguan penglihatan.
Metode Pengukuran The Time Up and Go Test (TUG)
Intervensi Latihan Keseimbangan
Dosis F : 3x/minggu
I : Sedang
T : 30 menit
T : Balance exercise
Hasil Hasil dari penelitian ini yaitu pasien mengalami
peningkatan keseimbangan dan tidak ada risiko
jatuh pada lansia. Dan didapatkan bahwa balance

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


87

exercise dapat meningkatkan keseimbangan dan


menurunkan risiko jatuh pada lansia.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LAMPIRAN II
FORMAT CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST STUDI RANDOMIZED
CONTROLLED TRIALS

Reviewer : Tanggal :
Author : Tahun : Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk kelompok
perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok perlakuan
sama pada saat baseline ?
4. Apakah participant tidak
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang
memberikan perlakuan tidak
mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberikan
perlakuan ?
6. Apakah orang yang mengukur
outcome tidak mengetahui
tentang perlakuan ?
7. Apakah kelompok perlakuan
diberikan perlakuan yang
sama ?
8. Apakah follow up dilakukan
secara lengkap atau tidak ?
Dan apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan dan
dianalisis ?
9. Apakah partisipan dianalisis
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

88
89

10. Apakah outcome diukur


dengan cara yang sama untuk
kelompok perlakuan ?
11. Apakah outcome diukur
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic yang
digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba sesuai
? Dan apakah penyimpangan
atau deviasi desain standar
RCT (Randomisasi individu,
kelompok parallel)
diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis
uji coba ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LAMPIRAN III
FORMAT CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST STUDI QUASI
EXPERIMENTAL (NON RANDOMIZED EXPERIMENTAL STUDI)

Reviewer : Tanggal :
Author : Tahun : Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi ini
apa penyebab dan apa efek
(tidak ada kebingungan
tentang variabel mana yang
lebih dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam studi
ini sebanding atau serupa ?
3. Apakah partisipan yang
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok kontrol
?
5. Apakah ada beberapa
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah intervensi
(pre dan post intervensi) ?
6. Apakah follow up lengkap dan
jika tidak apakah perbedaan
antara kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari
partisipan yang dibandingkan
diukur dengan cara yang sama
?
8. Apakah outcome diukur
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik yang
digunakan sesuai ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

90
LAMPIRAN IV
CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST

1. Jurnal 1

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 12


Agusutus 2022
Author : Widagdo et al Tahun : 2021 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up lengkap √
dan jika tidak apakah
perbedaan antara
kelompok dalam follow up
dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

91
92

9. Apakah analisis statistik √


yang digunakan sesuai ?

2. Jurnal 2

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 12


Agustus 2022
Author : Mujiadi et al Tahun : 2019 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


93

3. Jurnal 3

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 12


Agustus 2022
Author : Siregar et al Tahun : 2020 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


94

4. Jurnal 4

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 12


Agustus 2022
Author : Kiik et al Tahun : 2018 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

5. Jurnal 5

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


95

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 12


Agustus 2022
Author : Purnamadyawati et Tahun : 2020 Kode :
al
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

6. Jurnal 6

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 12


Agustus 2022

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


96

Author : Syapitri et al Tahun : 2016 Kode :


No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

7. Jurnal 7

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 12


Agustus 2022
Author : Di Fronso et al Tahun : 2021 Kode :

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


97

No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak


Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


98

13. Apakah desain uji coba √


sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

8. Jurnal 8

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 12


Agustus 2022
Author : Nunes et al Tahun : 2021 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


99

perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

9. Jurnal 9

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 13


Agustus 2022
Author : Miko et al Tahun :2018 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


100

4. Apakah participant tidak √


mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

10. Jurnal 10

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


101

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 13


Agustus 2022
Author : Bjerk et al Tahun : 2019 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


102

11. Apakah outcome diukur √


secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

11. Jurnal 11

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 13


Agustus 2022
Author : Zhao et al Tahun : 2016 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


103

7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

12. Jurnal 12

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 13


Agustus 2022
Author : Gschwind et al Tahun : 2013 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


104

2. Apakah alokasi untuk √


kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


105

parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

13. Jurnal 13

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 13


Agustus 2022
Author : Mittaz et al Tahun : 2019 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


106

9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

14. Jurnal 14

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 13


Agustus 2022
Author : Kovacs et al Tahun : 2013 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


107

perlakuan dan tidak


diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

15. Jurnal 15

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 13


Agustus 2022
Author : Boongird et al Tahun : 2017 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


108

1. Apakah randomisasi yang √


digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


109

penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

16. Jurnal 16

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 14


Agustus 2022
Author : Lee et al Tahun : 2013 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?
5. Apakah orang yang √
memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


110

follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

17. Jurnal 17

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 14


Agustus 2022
Author : Toots et al Tahun : 2018 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah randomisasi yang √
digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk
kelompok perlakuan ?
2. Apakah alokasi untuk √
kelompok perlakuan
dirahasiakan ?
3. Apakah kelompok √
perlakuan sama pada saat
baseline ?
4. Apakah participant tidak √
mengetahui jika diberikan
perlakuan ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


111

5. Apakah orang yang √


memberikan perlakuan
tidak mengetahui tentang
participant yang diberikan
perlakuan dan tidak
diberikan perlakuan ?
6. Apakah orang yang √
mengukur outcome tidak
mengetahui tentang
perlakuan ?
7. Apakah kelompok √
perlakuan diberikan
perlakuan yang sama ?
8. Apakah follow up √
dilakukan secara lengkap
atau tidak ? Dan apakah
perbedaan antara
kelompok yang dilakukan
follow up dideskripsikan
dan dianalisis ?
9. Apakah partisipan √
dianalisis dalam kelompok
yang sudah dirandomisasi
?
10. Apakah outcome diukur √
dengan cara yang sama
untuk kelompok perlakuan
?
11. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
12. Apakah analisis statistic √
yang digunakan sesuai ?
13. Apakah desain uji coba √
sesuai ? Dan apakah
penyimpangan atau
deviasi desain standar
RCT (Randomisasi
individu, kelompok
parallel) diperhitungkan
dalam melakukan dan
menganalisis uji coba ?

18. Jurnal 18

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 14


Agustus 2022

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


112

Author : Nurkuncoro et al Tahun : 2015 Kode :


No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

19. Jurnal 19

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 14


Agustus 2022
Author : Astriyana et al Tahun : 2012 Kode :

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


113

No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak


Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

20. Jurnal 20

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 14


Agustus 2022
Author : Priyanto et al Tahun : 2019 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


114

1. Apakah jelas dalam studi √


ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

21. Jurnal 21

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 14


Agustus 2022
Author : Faidah et al Tahun : 2020 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


115

efek (tidak ada


kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

22. Jurnal 22

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 14


Agustus 2022
Author : Iswati et al Tahun : 2020 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


116

variabel mana yang lebih


dahulu ?
2. Apakah partisipan dalam √
studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

23. Jurnal 23

Reviewer : Mahasiswi Tanggal : 14


Agustus 2022
Author : Saraswati Tahun : 2021 Kode :
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak
Jelas Berlaku
1. Apakah jelas dalam studi √
ini apa penyebab dan apa
efek (tidak ada
kebingungan tentang
variabel mana yang lebih
dahulu ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


117

2. Apakah partisipan dalam √


studi ini sebanding atau
serupa ?
3. Apakah partisipan yang √
dibandingkan menerima
perlakuan yang sama atau
serupa, dibanding dengan
paparan atau intervensi ?
4. Apakah ada kelompok √
kontrol ?
5. Apakah ada beberapa √
pengukuran dari outcome
sebelum dan setelah
intervensi (pre dan post
intervensi) ?
6. Apakah follow up √
lengkap dan jika tidak
apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow
up dideskripsikan dan
dianalisis ?
7. Apakah outcome dari √
partisipan yang
dibandingkan diukur
dengan cara yang sama ?
8. Apakah outcome diukur √
secara reliabel ?
9. Apakah analisis statistik √
yang digunakan sesuai ?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LAMPIRAN V
KATA KUNCI PENCARIAN LITERATURE

Dalam pencarian literatur, mengunakan kata kunci sebagai berikut :

Search Most Recent Queries

#1 Search Balance Exercise

#2 Search Preventing Falls

#3A Search Older adults

#3B Search Elderly

#4 Search Ontario Modified Stratify

#5 Search The Time Up and Go Test

#6 Search Falls Efficacy Scale International

#7 #1 AND #2 AND #3A

#8 #1 AND #2 AND #3B

#9 #1 AND #2 AND #3A Randomized Controlled Trial (RCT)

#10 #1 AND #2 AND #3B Randomized Controlled Trial (RCT)

#11 #1 AND #2 AND #3A Cohort Study

#12 #1 AND #2 AND #3B Cohort Study

#13 #1 AND #2 AND #3A Quasy Experimental Study

#14 #1 AND #2 AND #3B Quasy Experimental Study

Dalam mecari literature, menggunakan empat database yaitu :


a. Google Schoolar
https://googleschoolar.com

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

118
119

b. Pubmed
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov

c. Scince Direct
https://sciencedirect.com

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LAMPIRAN V
HASIL SCREENSHOT JURNAL

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

120
121

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


122

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


123

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


124

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


125

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


126

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


127

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


128

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


129

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


130

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


131

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

132

Anda mungkin juga menyukai