Anda di halaman 1dari 5

TANYA JAWAB SEPUTAR PERJANJIAN KINERJA (PK)

Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK), Rencana Aksi Perjanjian Kinerja (RAPK) dan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Kepala Dinas Kesehatan Nomor :
005/6863/05/2023 tentang Penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2023.
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan kesepakatan antara penerima
dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan
wewenang serta sumber daya yang tersedia.
1. Siapa yang wajib Menyusun Perjanjian Kinerja// Seluruh ASN (PNS, CPNS dan
PPPK)
2. Kenapa wajib Menyusun Perjanjian Kinerja// Perjanjian Kinerja sebagai ukuran
kinerja dari masing-masing pegawai yang disepakati untuk dilaksanakan selama 1
(satu) tahun antara yang bersangkutan dengan atasannya. Perjanjian Kinerja
sebagai dasar penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan e-Kinerja pada tiap
tahunnya.
3. Apabila terjadi penggantian pejabat apakah pejabat yang baru wajib Menyusun PK//
Pejabat yang baru wajib meyusun PK sesuai dengan jabatan yang diemban.
4. Kapan batas waktu penyusunan PK dan berapa kali penyusunannya?// PK
Perangkat Daerah maksimal disusun 1 (satu) bulan setelah APBD ditetapkan, PK
disusun sebanyak 2 (dua) kali pada Penetapan APBD dan Perubahan APBD.
5. Penyusunan Indikator kinerja pada Perjanjian Kinerja mengacu pada dokumen apa?
Indikator kinerja PK pada pejabat structural mengacu pada indikator kinerja yang
diperjanjikan di dokumen anggaran sesuai level indikatornya, sedangkan untuk
pelaksana mengacu pada indikator kinerja atasannya (mendukung kinerja atasan)
sesuai level jabatannya, sedangkan pada JF mengacu pada indikator atasannya
(mendukung kinerja atasan) dengan uraian kegiatan sesuai tugas pokok masing
masing JFT mengacu pada peraturan perundang udangan yang mengatur jft
tersebut.
6. Dalam Menyusun uraian kegiatan harus diperhatikan yang benar benar bisa diukur
penilainannya (SKP uploud data dukung)
7. Level indikator pembagian indikator bagaimana?//
a. Jabatan fungsional: Indikator kinerja Jabatan Fungsional merupakan turunan dari
perjanjian kinerja atasannya (untuk mendukung tercapainya kinerja atasannya),
Indikator berupa rincian aktifitas sesuai dengan sub unsur kegiatan pada angka
kredit untuk mendukung target kinerja atasannya. Dalam Penyusunan uraian
kegiatan ( Sub Unsur ) benar benar memperhatikan uraian kegiatan ( Sub unsur
) yang bisa terukur terkait data dukung yang akan diuplod dalam e-kinerja.
b. Pelaksana: Indikator kinerja pelaksana merupakan turunan dari perjanjian kinerja
atasannya (untuk mendukung tercapainya kinerja atasannya), Indikator berupa
rincian aktifitas dalam mencapai target kinerja atasannya. Aktifitas yang
dilaksanakan disesuaikan dengan tingkatan kelas dari masing-masing
pelaksana.
Indikator kegiatan eselon IV dapat dibagi untuk beberapa Pelaksana, dapat pula
berbagi target pada jabatan pelaksana yang sama.
8. Apakah isian anggaran pada PK terkait jabatan selaku PPTK atau PPKom//
Tanggungjawab angggaran tidak terkait dengan jabatannya sebagai PPTK atau
PPKom, tetapi anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.
9. Apakah Perjanjian Kinerja dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP)// Ya, rincian pada perjanjian kinerja dapat dijadikan sebagai
Rencana Kinerja pada SKP dan e-Kinerja.
10. Jabatan Fungsional: tugas tambahan yang mendukung atasan disandingkan dengan
permenpan, dimasukkan di PK. Yang dimasukkan ke dalam PK adalah pekerjaan
yang mendukung kinerja atasan, apabila tidak mendukung maka dimunculkan di
DUPAK.
11. PERJANJIAN KINERJA KINERJA DIKIRIMKAN KE SUB BAGIAN PERENCANAAN
DAN PROGRAM PALING LAMBAT SEBELUM TANGGAL 13 FEBRUARI 2023.

Anda mungkin juga menyukai