2.2.3.1 Panduan Triase Ok
2.2.3.1 Panduan Triase Ok
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfolus dengan suatu
cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang
paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penangannya. Triase merupakan usaha
pemilahan korban sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau
penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya
kondisi klien / kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam triase, perawat dan
dokter di klinik mempunyai batasan waktu (respone time) untuk mengkaji keadaan dan
memberikan intervensi yaitu < 5 menit.
B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat klinik untuk
mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat kegawat
daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan sumber
daya yang ada.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Klinik Pratama
Sejahtera Mitra Afia baik dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II
RUANG LINGKUP
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Klinik Pratama Sejahtera Mitra Afia
dapat dilakukan dengan :
f. Tag warna.
BAB III
TATA LAKSANA
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang IGD Klinik Pratama Sejahtera
Mitra Afia, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat
singkat melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas
kearah pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang
tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab pasien.
Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan
yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah triase,
setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat,
pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus didokumentasikan
dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi
pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien
mengalami gangguan pada airway, breathing dan circilation, ,maka pasien ditangani dahulu.
Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif sekunder dari pihak
keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan
data subyektif yang berasal langsung dari pasien.
Kategori Triase
pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup
bila ditolong segera.
pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
c. Minimal (warna hijau)
pasien mendapat edera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan.
b. Di ruang triase dilakukan anamnesis dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk
menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat waktu dan datang pasien.
c. Bila jumlah penderita/korban melebihi kapasitas ruangan tindakan, maka triase dapat
dilakukan di luar ruang triase (di depan IGD).
e. Pasien kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan di IGD, tetapi bila
memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat dirujuk ke rumah sakit setelah
dilakukan stabilisasi.
f. Pasien kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien kategori triase merah
selesai ditangani.
g. Pasien kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila memungkinkan
dapat dipulangkan.
h. Pasien kategori triase hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan keluarga.
BAB IV
DOKUMENTASI
b. Keluhan utama
f. Permulaan intervensi