Arisma - 17330071 - Skripsi FIX
Arisma - 17330071 - Skripsi FIX
SKRIPSI
Arisma
NPM : 17330071
SKRIPSI
Arisma
NPM : 17330071
i
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Arisma
NPM : 17330071
ii
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIAT
Nama : Arisma
NPM : 17330071
Jurusan : Farmasi
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tugas
Akhir yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Remaja Putri Di RW 03 Sunter Jaya
Terhadap Keputusan Pembelian Hand and Body Lotion Whitening”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Arisma
iii
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Arisma
NPM : 17330071
DOSEN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
iv
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya
saya dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Institut
Sain dan Teknologi Nasional. Adapun judul dari penulisan skripsi ini adalah :
“Pengaruh Pengetahuan Remaja Putri Di RW 03 Sunter Jaya Terhadap Keputusan
Pembelian Hand and Body Lotion Whitening”
Saya menyadari sepenuhnya bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, selama masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini
sangatlah sulit. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. apt. Yayah Siti Djuhariyah, M.Si. selaku Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Farmasi Institut Sains Dan Teknologi Nasional.
2. apt, Ainun Wulandari, M.Sc. selaku Dosen pembimbing I yang dengan
tulus dan penuh kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, saran, dan petunjuk serta dorongan semangat dalam
penyusunan skripsi ini.
3. apt. Yayah Siti Djuhariyah, M.Si. selaku Dosen pembimbing II yang
dengan tulus dan penuh kesabaran meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk serta dorongan semangat
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Hamdani selaku ketua RW 03 Sunter Jaya yang telah memberikan izin
tempar berlangsungnya penelitian ini.
5. Kedua orang tua saya, terimakasih atas segala kasih sayang yang diberikan
selama ini, doa yang tiada henti, motivasi, semangat, serta dukungan moril
dan materil hingga saya berada dititik saat ini.
6. Teruntuk kakak saya Vera dan Vero yang selalu setia mendengarkan keluh
kesah saya dalam pembuatan skripsi ini. Keponakan saya Octaria Nathania
yang selalu setia menghibur saya dalam pembuatan skripsi ini.
v
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
7. Kepada Beeku terimakasih untuk segala kesabaran, perhatian, memberi
semangat dan motivasi bahkan pengorbanan membantu saya demi
terselesaikannya skripsi guna memperoleh gelar Sarjana.
8. Vira Noviana, Firyal Tsana, Ayu Tyas, Suci Madhani, Dzujajah Gaos dan
Komang Suwarni yang telah memberikan saya semangat, dukungan dan
menemani selama proses penulisan skripsi ini.
9. Nur, Carol, Sabil, Veny, Devi, Kartika yang telah mengisi hari-hari
perkuliahan saya, berjuang bersama, memberikan semangat dan selalu
mendengarkan keluh kesah selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
membantu memberikan doa dan dorongan hingga selesainya skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yesus Kristus berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Terimakasih, Tuhan memberkati.
Arisma
vi
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
Sebagai civitas akademis Institut Sains dan Teknologi Nasional, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Arisma
NPM : 17330071
Fakultas : Farmasi
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan hak bebas royalti non
eksklusif ini Institut Sains dan Teknologi Nasional berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, merawat dan mempublikasi tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat di :Jakarta
Yang menyatakan
Arisma
vii
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
ABSTRAK
Nama : Arisma
Kata Kunci: Pengetahuan, hand & body lotion whitening, keputusan pembelian.
viii
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
ABSTRACT
Name : Arisma
Given the stigma associated with the standard of beauty that suggests that beauty
is white and that it is now a high priority for young women.Cosmetics is part of
what makes young girls look like so many girls use cosmetics. One of the many
USES of cosmetics for young women - the bleach product and one of its products
- hand and body lotion whitening. The product of hand and body lotion is now
much appreciated because it promises to whitening let alone smooth the skin in
relatively short periods. The study aims to know the level of young women's
knowledge of the decision of hand and body lotion whitening. The study USES a
descriptive method with a sectional cross approach by using a simple, linear
regression analysis test. The sample of this study numbered 106 young women
from rw 03 jaya, a questionnaire with 13 questions on knowledge variables and 10
questions on purchasing decision variables. Studies have found that the p-value
sig, 0,000 (p value 0.05) has significant effects between knowledge and decision
purchases.
ix
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
DAFTAR ISI
x
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2.1.5 Pengukuran Tingkat Pengetahuan .............................................................. 8
2.6 Lotion....................................................................................................... 19
xi
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2.9 Hipotesi Penelitian ................................................................................... 22
xii
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
3.10 Etika Penelitian ...................................................................................... 34
xiii
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 57
LAMPIRAN ..................................................................................................... 63
xiv
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
DAFTAR TABEL
xv
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
DAFTAR GAMBAR
xvi
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
1
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Remaja merupakan masa dimana terjadinya perubahan fisik yang cepat,
pergantian sikap serta perilaku yang berlangsung dengan pesat. Pesatnya
perubahan anak muda yang menimbulkan sesuatu mengingini dan meminta suatu
kebebasan, tetapi masih sering timbul rasa khawatir akan akibat yang harus
ditanggungnya (Jannah, 2016). Sehingga masa remaja adalah masa dimana
mereka menginginkan segala sesuatu yang cepat dan instan namun minim akan
pemikiran dampak dari keputusan yang diambilnya. Namun, peneliti akan lebih
berfokus pada remaja putri mengingat perempuan identik dengan kecantikan
maka dari itu, setiap perempuan pasti selalu ingin dirinya tampil cantik dan
menarik agar mendapatkan penilaian dari seseorang (Aqila, 2017).
Menurut hasil dari pengawasan BPOM tahun 2012 di seluruh Indonesia
telah menemukan sebanyak 48 kosmetik yang didalam kandungan sediaan
mengandung bahan berbahaya, yaitu bahan pemutih kulit dan pewarna yang
dilarang —karenanya, penggunaan lotion pemutih bila digunakan pada rentang
waktu yang panjang maka akan menimbulkan dampak negatif buat kulit. Dalam
peraturan kepala BPOM Nomor 17 tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan
kepala BPOM Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 tentang persyaratan
cemaran mikroba dan logam berat dalam kosmetika, menyatakan golongan
kosmetika apapun termasuk pada hand and body lotion tidak boleh memiliki
kandungan lebih dari baku mutu atau nilai ambang batas yang telah ditentukan.
Contohnya pada merkuri (Hg) baku mutu atau nilai ambang batas kandungan
yaitu kurang dari 1mg/kg atau 1 mg/L (1 bpj), bila lebih dari batas yang telah
ditentukan, maka lotion tersebut dinyatakan berbahaya serta tidak layak pakai, dan
mempunyai resiko tinggi yang menyebabkan permasalahan pada kesehatan
(BPOM, 2014).
Kosmetika yang mengandung bahan berbahaya khususnya bahan pemutih
kulit bila dipergunakan dengan jangka waktu panjang akan mengakibatkan efek
samping, maka penting untuk mencari informasi tentang produk maupun
kandungan dari suatu produk sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli
produk tersebut (Suhartini et al., 2013). Informasi dan edukasi tentang kandungan
dalam kosmetik dapat dilihat melalui berbagai sumber, diantaranya seperti media
2
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
sosial dengan persentase sebesar 32,1% serta dari lingkungan keluarga serta
teman memiliki persentase sebanyak 32,9% (Fadhila et al., 2020). Mahardika,
(2019) menyebutkan bahwa pengetahuan masyarakat berpengaruh positif terhadap
minat beli. Artinya, informasi dan sarana edukasi yang tersedia mengenai
kandungan dalam kosmetik akan menambah pengetahuan masyarakat dan akan
meningkatkan minat beli. Valentine & Sunaryo, (2014) menjelaskan bahwa
pengetahuan sebuah produk akan mempengaruhi minat beli produk tersebut
secara signifikan. Semakin banyak konsumen mempunyai informasi yang jelas
dari sebuah produk, maka hal tersebut akan memunculkan minat beli konsumen.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Remaja Putri Di RW
03 Sunter Jaya Terhadap Keputusan Pembelian Hand and Body Lotion
Whitening” dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja
putri Kelurahan Sunter Jaya RW 03 terhadap keputusan pembelian Hand and
Body Lotion Whitening.
3
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang Hand and Body
Lotion Whitening?
c. Mengetahui pengaruh pengetahuan remaja putri terhadap keputusan
pembelian Hand and Body Lotion Whitening?
4
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil setelah seseorang melakukan
penginderaan serta hasil tahu seseorang terhadap sesuatu objek tertentu.
Penginderaan seseorang meliputi indera penglihatan, penciuman,
pendengaran, raba serta rasa. Penginderaan penglihatan serta pendengaran
merupakan panca indera yang sering menghasilkan pengetahuan manusia
(Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan merupakan konsumen yang memiliki jenis serta
pengetahuan suatu produk maupun jasa, dan informasi mengenai fungsinya
sebagai konsumen (Sunyoto, 2013).
2.1.2 Jenis – Jenis Pengetahuan
Peter & Olson, (2013) menyatakan, ada dua jenis pengetahuan yaitu
pengetahuan umum mengenai lingkungan serta perilaku mereka, dan
pengetahuan prosedur mengenai cara melakukan sesuatu.
1) Pengetahuan umum (general knowledge) membahas bagaimana
informasi yang di dapat secara relavan. Contohnya perilaku tertentu, orang
lain atau mereka sendiri.
2) Pengetahuan prosedural (procedural knowledge) membahas bagaimana
cara untuk melakukan sesuatu kegiatan. Pengetahuan ini juga tersimpan
yang sama dengan jenis hubungan.
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo, (2014) menyatakan pengetahuan seseorang bisa di lihat
dengan memiliki objek pengetahuan yang bervariasi. Tingkat pengetahuan
dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, sebagai berikut :
1) Tahu (Know)
Pengetahuan ini merupakan tingkatan paling rendah karena hanya berupa
untuk mengingat kembali akan hal yang sudah dipelajari. Menguraikan,
5
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
menyebutkan, mendefinisikan serta menyatakan merupakan kemampuan
dalam tingkat pengetahuan ini.
2) Memahami (Comprehension)
Pengetahuan pada tahap ini memiliki penjelasan suatu objek dengan tepat.
Setelah seseorang mengerti terhadap materi sehingga harus dapat memberikan
penjelasan, menyimpulkan, serta menginterpretasikan materi tersebut.
3) Aplikasi (Application)
Melakukan aplikasi serta penerapan materi yang sudah dipelajari dalam situasi
yang nyata maupun kondisi yang sebenarnya terjadi merupakan kemampuan
pada tingkat pengetahuan ini.
4) Analisis (Analysis)
Kemampuan pada tahap ini mampu menjabarkan materi atau suatu objek yang
saling berkaitan satu sama lain. Mengilustrasikan dengan membuat bagan,
membandingkan, memisahkan serta mengelompokkan merupakan
kemampuan pada tingkat pengetahuan ini.
5) Sintesis (Synthesis)
Pengetahuan tahap sintesis yaitu seseorang yang melakukan dalam
mengaitkan suatu elemen ataupun berbagai pengetahuan dalam satu pola yang
baru dan lebih menyeluruh. Melakukan penyusunan, perencanaan,
mengkategorikan, mendesain, serta membuat yang baru merupakan
kemampuan pada tingkat pengetahuan ini.
6) Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan pada tahap ini mampu melakukan justifikasi ataupun melakukan
penilaian terhadap materi ataupun objek. Membuat perencanaan,
mendapatkan, serta memberikan informasi penting sebagai alternatif
keputusan merupakan suatu proses dalam penggambaran evaluasi.
Tahapan ini merupakan proses dimana seseorang untuk mencari,
bertanya, mempelajari berdasarkan pengalaman yang ada untuk mendapatkan
informasi yang sesungguhnya.
6
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi
pendidikan, informasi, budaya, lingkungan dan pengalaman yang memuat di
dalamnya sehingga tercapainya tujuan pengetahuan (Budiman, 2013).
a. Usia
Usia merupakan pengaruh pola pikir serta daya tangkap seseorang.
Bertambahnya usia seseorang maka semakin mempengaruhi dalam tingkat
pengetahuan yang pernah didapatkan (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Depkes RI, (2019) usia dikategorikan sebagai berikut:
1. Remaja awal = 18 – 25 tahun
2. Dewasa awal = 26 – 35 tahun
3. Dewasa akhir = 36 – 45 tahun
4. Lansia awal = 46 – 55 tahun
5. Lansia akhir = 56 – 65 tahun
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu cara dalam pengembangan pribadi serta
kemampuan di dalam serta di luar sekolah. Proses belajar mempengaruhi
pendidikan karena semakin tingginya pendidikan seseorang maka lebih mudah
mendapatkan informasi, baik dari media massa serta orang sekitar. Seseorang
yang memiliki pendidikan rendah bukan berarti tidak memiliki pengalaman
(Lukitasari, 2018).
c. Sosial, Budaya dan Ekonomi
Pada sekelompok orang yang melakukan kegiatan secara turun temurun tanpa
diberlakukannya baik atau buruk. Ketika seseorang pengetahuannya
bertambah meskipun tidak melakukan. Fasilitas yang ada dipengaruhi oleh
ekonomi serta status sosial ekonomi dalam pengetahuan seseorang (Sari,
2017).
d. Pengalaman
Pengalaman merupakan cara untuk mendapatkan suatu kebenaran dalam
pengetahuan dengan mengulang kembali pengetahuan dari permasalahan yang
7
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
sebelumnya diperoleh. Pengalaman di bidang pekerjaan jika dikembangkan
akan menambah pengetahuan serta keterampilan profesional.
e. Lingkungan
Lingkungan meliputi semua yang berada disekitar seseorang, misalnya
lingkungan sosial, fisik, serta biologis. Lingkungan mempengaruhi
pengetahuan seseorang dalam proses awal masuknya seseorang dalam
berinteraksi di lingkungan tersebut. Hal ini bisa terjadi karena adanya timbal
balik maupun tidak (Setyaningsih et al., 2007).
f. Informasi
Informasi merupakan teknik dalam pengumpulan, mempersiapkan,
penyimpanan, memanipulasi, memberikan pengumuman, menganalisis serta
melakukan penyebaran informasi pada maksud tertentu. Dalam kehidupan
sehari-hari dapat dijumpai suatu informasi, contohnya dari suatu data atau
pengamatan terhadap sekitar, yang diaplikasikan dalam komunikasi. Informasi
meliputi teks, suara, data, gambar, kode, program komputer serta basis data.
2.1.5 Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Mengukur tingkat pengetahuan biasanya menggunakan wawancara atau
angket dengan memberikan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang akan diukur dari suatu subjek penelitian ataupun responden. Menurut
Arikunto, (2013) tingkat pengetahuan dapat dikategorikan, sebagai berikut :
1) Tingkat pengetahuan kategori Baik nilainya 76% - 100%.
2) Tingkat pengetahuan kategori Cukup nilainya 56% - 75%.
3) Tingkat pengetahuan kategori Kurang nilainya ≤ 50%.
2.2 Remaja
2.2.1 Definisi Remaja
Suatu proses pertumbuhan serta perkembangan yang meliputi fisik
serta psikologis merupakan periode masa remaja. Sifat yang menonjol pada
remaja yaitu memiliki pengetahuan yang besar, menyukai tantangan dan
cenderung mengambil resiko tanpa adanya pengetahuan yang benar atas dasar
perbuatannya (Kemenkes RI, 2015).
8
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Remaja merupakan masa dimana seseorang mulai menunjukan dari
pertama kali tanda-tanda seksual sekundernya hingga mencapai suatu
kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja dalam arti lain yaitu masa
perubahan, yang meliputi perubahan fisik maupun sikap. Pada tahap ini
remaja mengalami banyak perubahan baik dalam emosional, fisik, minat serta
pola pikir (Hurlock, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO), remaja memiliki rentang
usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014
menyatakan bahwa remaja memiliki rentang usia 10-18 tahun serta menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) remaja yang
memiliki rentang usia 10-24 tahun serta belum menikah (BKKBN, 2011).
2.2.2 Perkembangan Remaja
Menurut Sarwono, (2011) dan Hurlock, (2011) menyatakan bahwa
perkembangan remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Remaja Awal (early adolescence) 11-13 tahun.
Tahap remaja awal ini remaja memiliki rasa heran akan suatu adanya
perubahan yang terjadi pada dirinya. Remaja lebih sering mengembangkan
pikirannya kepada sesuatu yang baru, mudah tertarik dengan lawan jenis, serta
mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja akan mengalami
kesulitan untuk mengerti serta dimengerti oleh orang lain. Remaja ingin
kebebasan dan mulai berfikir abstrak.
2. Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun.
Tahap remaja ini membutuhkan ruang lingkup pertemanan dan merasa dicintai
oleh banyak orang. Mencintai diri sendiri serta senang bila ada temannya yang
memiliki sifat yang sama pada dirinya ini merupakan suatu kecenderungan
yang ada pada tahap ini. Pada proses ini juga akan menimbulkan rasa ingin
pergi bersama dengan lawan jenis serta berkhayal tentang aktivitas seksual.
3. Remaja Akhir (late adolescence) 17-20 tahun.
Pada tahap ini remaja akan menuju dewasa dan tanda yang dicapai, meliputi:
a) Memiliki minat terhadap fungsi-fungsi intelek.
9
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
b) Ego untuk mencapai kesempatan bersatu dengan orang-orang serta dalam
pengalaman baru.
c) Terbentuk identitas seksual yang tetap.
d) Memiliki “dinding” pemisah antara pribadinya (private self) dan publik.
10
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
kepercayaan merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen.
b. Faktor Situasional
Faktor ini meliputi suatu sarana dan prasarana tempat berbelanja, waktu
berbelanja, serta kondisi suasana hati pada saat penggunaan produk.
Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian dipengaruhi oleh
kondisi.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi peraturan undang-undang, kelompok, keluarga,
kelas sosial, serta budaya.
2.3.3 Indikator - Indikator Keputusan Pembelian
Menurut Kotler & Amstrong, (2016) keputusan pembelian memiliki
beberapa indikator, antara lain sebagai berikut:
a. Pilihan produk
Konsumen sebelum melakukan suatu keputusan pembelian biasanya akan
memutuskan nama merek serta dari mana produk tersebut dibuat.
b. Pilihan penyalur
Hal yang biasa dilakukan oleh konsumen yaitu memiliki penilaian siapa
penyalur barang atau produk tersebut sebelum menentukan keputusan
pembelian.
c. Waktu pembelian
Sebagai konsumen biasanya memiliki waktu untuk pembelian jika barang
yang ingin dibeli oleh konsumen.
d. Jumlah pembelian
Konsumen biasanya akan memiliki batasan jumlah pembelian suatu
produk atau barang dalam satu perusahaan.
e. Metode pembayaran
Uang adalah suatu alat yang digunakan konsumen dalam melakukan suatu
keputusan pembelian pada suatu produk.
11
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2.3.4 Tahapan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler & Amstrong, (2016) dalam keputusan pembelian
terdapat suatu proses dengan ciri-ciri, antara lain:
1. Pengenalan Kebutuhan
Pembelian konsumen pertama mengenali masalah atau kebutuhan dengan
melakukan perbandingan antara keadaan yang terjadi dan diinginkan.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen akan mencari tahu informasi yang dibutuhkan, pencarian
informasi bisa dilakukan dengan dari pengetahuan yang tersimpan dalam
ingatan dan faktor dari lingkungan.
3. Evaluasi Alternatif
Suatu proses alternatif dalam memilih pilihan yang disesuaikan dalam
memenuhi kebutuhan konsumen.
4. Keputusan Membeli
Setelah proses sebelumnya dilakukan maka konsumen akan memberikan
keputusan hendak membeli ataupun tidak, bahkan konsumen akan lebih
cenderung membeli merek yang disukainya.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah konsumen melakukan pembelian suatu produk maka akan timbul
perasaan kepuasan maupun ketidakpuasan, hal ini dapat mempengaruhi
tingkat keinginan konsumen dalam keputusan pembelian berikutnya.
Peilaku
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan
Setelah
Kebutuhan Informasi Alternatif Pembelian
Pembelian
2.4 Kulit
2.4.1 Definisi Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling luar untuk membungkus serta
melindungi tubuh dan kulit memiliki sifat yang elastis. Kulit memiliki
12
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
keunikan dibandingkan organ tubuh lainnya, karena kulit merupakan organ
terbesar yang dimiliki manusia. Luas kulit yang dimiliki orang dewasa kurang
lebih (-/+) 2 m2 dan memiliki berat kisaran 16% dari total berat badan serta
tebalnya 1-2 cm (Nurlaili et al.2016).
2.4.2 Anatomi dan Fisiologi Kulit
Gambaran struktur lapisan kulit dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
13
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
b. Lapisan bening (stratum lucidum) merupakan penyambung antara
lapisan tanduk dengan lapisan berbutir serta lapisan bening posisinya
tepat di bagian lapisan bawah tanduk. Lapisan bening sangatlah jelas
pada bagian telapak tangan serta telapak kaki. Lapisan bening juga
sebagai awal proses keratinisasi.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun dari sel keratinosit
merupakan bentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasar serta berinti mengkerut. Stratum
granulosum tampak jelas pada bagian kulit telapak kaki serta tangan.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) terdiri dari atas sel yang saling
berhubungan antara jembatan protoplasma yang berbentu kubus.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) lapisan
paling bawah epidermis dan di bentuk dari suatu baris dengan posisi
lurus pada permukaanya. Sel epidermis yang berada dalam lapisan ini
akan bertambah melalui pembelahan sel hingga menjadi lapisan sel
tanduk.
2. Dermis (Kulit Jangat).
Dermis atau kulit jangat disebut sebagai kulit sebenarnya serta
95% dermis akan membentuk suatu kekebalan kulit yang ketebalannya
rata-rata 1-2 mm dan kelopak mata adalah bagian yang paling tipis dan
kelopak tangan serta kaki merupakan bagian yang paling tebal . Dasarnya
dermis terdiri dari suatu kolagen yang merupakan kumpulan serat-serat
elastis yang membuat kulit awalnya berkerut menjadi kembali seperti
semula.
Pada lapisan dermis memiliki 2 macam kelenjar, antara lain:
a. Kelenjar keringat. Kelenjar keringat memiliki 2 jenis kelenjar,
meliputi: kelenjar keringat ekrin serta kelenjar keringat apokrin.
b. Kelenjar palit berada di bagian atas kulit jangat dan dekat dengan
kandung rambut yang terdapat gelembung kecil yang berujung ke
dalam kandung rambut (folikel). Umumnya, kelenjar palit hanya
14
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
terdapat satu dalam satu batang rambut yang bermuara dalam saluran
folikel rambut.
3. Hipodermis (Jaringan Ikat).
Hipodermis adalah lapisan paling bawah kulit serta membentuk
jaringan ikat yang longgar sebagai pemisah kulit dengan otot di bagian
bawah, sehingga kulit dengan mudah bergerak di bagian atas jaringan.
Dalam jaringan ikat terdapat kandungan jaringan lemak, pembuluh darah
serta limfe. Hipodermis memiliki manfaat yaitu untuk menjaga suatu
benturan antara organ yang ada dalam bagian tubuh, menjadi tempat
penyimpanan nutrisi serta membentuk kontur tubuh.
2.4.3 Fungsi Kulit
Menurut Kusantati et al., (2008) menyatakan kulit memiliki fungsi,
yaitu:
1. Pelindung atau proteksi.
Kulit mencegah terjadinya zat kimia serta bakteri yang masuk ke bagian
tubuh dan menahan luka kecil serta suhu tubuh, dan kulit juga menghalau
akan rangsangan fisik misalnya: sinar ultraviolet.
2. Penerima rangsang.
Kulit sangatlah sadar dalam rangsang sensorik serta merupakan alat
sebagai perasa yang berada di ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi.
Kulit dapat mengatur suhu tubuh melalui dilatasi serta mengadakan
penyesuaian seperlunya pada fungsinya terhadap perubahan suhu luar,
darah serta kelenjar keringat kulit.
4. Pengeluaran (ekskresi).
Kulit juga dapat mengeluarkan suatu zat tertentu yaitu keringat melalui
pori-pori keringat dengan membawa yodium, garam serta zat kimia
sebagainya.
5. Penyimpanan.
Kulit memiliki fungsi untuk mengumpulkan lemak dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas.
15
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Zat-zat yang larut dalam lemak serta zat tertentu lainnya dapat diserap
oleh kulit. Penyerapan terjadi melalui folikel serta masuk ke bagian saluran
kelenjar palit melalui dinding pembuluh darah di dalam peredaran darah
dan diedarkan keseluruh bagian anggota tubuh.
7. Penunjang penampilan.
Dalam kecantikan kulit memiliki fungsi sebagai penunjang penampilan
untuk membuat kulit menjadi lebih halus, putih serta bersih.
2.4.4 Jenis Kulit
Menurut Kusantati et al., (2008) menyatakan pada umumnya jenis kulit
dikelompokkan menjadi:
1. Kulit normal.
Kulit yang tidak dirawat maka tingkat kelembutan serta kelembaban kulit
dapat terhambat dan akan menimbulkan masalah jerawat yang disebabkan
karena adanya penumpukan kulit mati atau kotoran, maka kulit jenis ini
harus tetap dijaga dan dirawat. Ciri yang dimiliki pada kulit normal, yaitu:
kulitnya lembut ataupun lembab berembun, segar bercahaya, tidak ada
jerawat, elastis dan tidak ada minyak berlebih juga terlihat kenyal.
2. Kulit berminyak.
Kulit jenis ini sering didapati pada wanita di daerah tropis disebabkan
pengaruh hormonal, kulit jenis ini sering terjadi pada usia remaja putri 20
tahun keatas. Kulit berminyak diakibatkan karena ketika kelenjar minyak
sedang aktif tidak mampu mengontrol jumlah minyak yang akan di
keluarkan oleh kulit. Memerlukan tingkat kebersihan atau perawatan yang
khusus di bandingkan dengan tipe jenis kuliat lainnya.
Faktor penyebab terjadinya kulit menjadi berminyak, antara lain:
a. Faktor internal, terdiri dari faktor genetis serta hormonal.
b. Faktor eksternal, terdiri dari udara bersuhu tinggi atau lembab serta
makanan yang merangsang kulit untuk berkeringat.
3. Kulit kering.
Kulit kering mempunyai kadar minyak yang sangat rendah serta terlihat
sebagai kulit yang sensitif sehingga terlihat adanya parched karena
16
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
kelembaban kulit tidak dapat bertahan. Faktor penyebab terjadinya kulit
menjadi kering, antara lain: faktor genetik, kondisi struktur kulit, pola
makan, faktor lingkungan serta penyakit kulit.
4. Kulit sensitif.
Kulit sensitif memiliki jenis kulit yang lebih tipis dibandingkan jenis kulit
lainnya sehingga lebih cepat menimbulkan adanya alergi. Ciri yang
dimiliki pada kulit sensitif, yaitu: tekstur kulit yang menipis, mudah
terkena alergi serta kulit menjadi kemerahan.
5. Kulit kombinasi.
Kulit jenis ini sering ditemukan di Asia karena faktor genetis. Kulit
kombinasi dapat terjadi ketika kadar minyak yang berlebihan di bagian
muka. Ciri yang dimiliki pada kulit kombinasi, yaitu: kulit berminyak
hanya terdapat di daerah T sedangkan daerah lainnya tergolong normal
ataupun kering bahkan sebaliknya.
2.5 Kosmetika
2.5.1 Definisi Kosmetika
Dalam Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 23 Tahun 2019
mendefinisikan tentang kosmetika ialah suatu bahan ataupun sediaan yang
digunakan untuk melapisi bagian luar tubuh serta bagian organ genital bagian
luar, lapisan membran mulut dalam membersihkan, mewangikan serta
melindungi bagian tubuh.
2.5.2 Penggolongan Kosmetika
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.117/MENKES/PER/VIII/2013 pada
golongan kosmetika digolongkan menurut manfaatnya bagi kulit, sifat modern
maupun sifat tradisionalnya.
a. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi dalam 13 kelompok:
1. Preparat untuk bayi, misalnya bedak bayi, minyak bayi, dll.
2. Preparat untuk mandi, misalnya bath capsule, sabun mandi, dll.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dll.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll.
17
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
5. Preparat untuk rambut, misalnya hair spray, cat rambut, dll.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dll.
7. Preparat make up terkecuali bagian mata, misalnya bedak, lipstik, dll.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dll.
9. Preparat untuk membersihkan badan, misalnya deodorant, dll.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku, dll.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dll.
12. Preparat untuk cukur, misalnya sabun cukur, dll.
13. Preparat untuk sunscreen serta suntan, misalnya sunscreen foundation, dll.
b. Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan :
1. Kosmetik modern ialah dari bahan kimia yang diolah secara modern.
Contonya antara lain cosmetic.
2. Kosmetik tradisional :
a) Tradisional, kosmetik yang dioleh dari suatu bahan alam serta menurut
resep maupun dengan cara yang turun-menurun. Contohnya; mangir,
lulur.
b) Semi tradisional, kosmetik yang diolah dengan campuran bahan
pengawet agar tahan lebih lama dengan proses secara modern.
c) Tradisional hanyalah sekedar nama yang tanpa adanya suatu
komponen tradisional serta diberi zat pewarna yang sama dengan
bahan tradisional.
c. Penggolongan menurut kegunaanya bagi kulit :
Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics)
a) Kosmetik buat membersihkan kulit, misalnya; sabun, cleansing cream,
cleansing milk, serta menyegarkan kulit.
b) Kosmetik melembabkan kulit, misalnya; moisturizing cream, night cream,
anti wrinkle cream.
c) Kosmetik pelindung kulit, misalnya; sunblock cream ataupun lotion,
sunscreen cream serta sunscreen foundation.
d) Kosmetik buat menipiskan ataupun mengelupas kulit, misalnya; scrub
cream.
18
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2.5.3 Persyaratan Kosmetik
Kepala BPOM tahun 2019 memutuskan bahwa kosmetik harus
memenuhi syarat seperti; bahan kosmetik yang aman, bermanfaat serta mutu,
sebelum kosmetik tersebut diproduksi atau diedarkan. Bukti hasil uji
laboratorium atau referensi ilmiah yang relawan merupakan syarat pemenuhan
terhadap keamanan dan kemanfaatan. Untuk syarat mutu haruslah sesuai pada
standar ataupun sesuai pada peraturan perundang-undangan (BPOM, 2019).
2.5.4 Tujuan Kosmetik
2.6 Lotion
2.6.1 Definisi Lotion
Menurut FI edisi III, Lotion adalah sediaan berupa cair seperti suspensi
atau dispersi, digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk zat padat seperti
serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak
dalam air (o/w atau m/a) dengan surfaktan dalam kemasan lotion.
Hand and body lotion merupakan sebutan yang sering ada di pasaran
untuk sediaan lotion. Lotion sendiri ialah sediaan yang masuk dalam golongan
emolien (pelembut) karena mengandung air lebih banyak. Manfaat lotion
19
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
sendiri yaitu; melembabkan kulit, memberi lapisan minyak, membuat tangan
serta badan terasa lembut tetapi tidak berminyak serta lotion mudah dioleskan.
Lotion merupakan sediaan yang menggunakan medium air untuk diaplikasikan
pada kulit tanpa harus digosokkan. Kandungan sediaan biasanya substansi
tidak larut yang tersuspensi, atau larutan serta emulsi yang medianya air.
Gliserin dicampurkan akan memberikan efek untuk mencegah pengeringan,
serta alkohol untuk mempercepat pengeringan saat pemakaian serta memberi
efek penyejuknya (Anief, 2015).
20
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
3. Retinoic acid / Tretinoin (RA) merupakan golongan turunan retinoids yang
merupakan asam karboksilat dari vitamin A (retinol). Pengaplikasian
tretinoin dapat mengakibatkan iritasi kulit dalam dosis tertentu. Golongan
lainnya dari turunan retinoids, yaitu: Retnyl Palmitate (RP).
4. Ascorbic Acid (AA) merupakan golongan turunan asam askorbat yang
merupakan turunan dari vitamin C yang memberikan efek kurangnya
produksi melanin serta meningkatkan kcerah kulit saat diaplikasikan secara
topikal. Golongan turunan asam askorbat lainnya, antara lain: Ascorbyl
Palmitate (ADP), Ascorbyl dipalmitate (ADP), Ascorbyl Stearate (AS),
Magnesium or Sodium Ascorbyl Phospate (MAP,SAP), dan Ascorbyl
Glucoside (AG).
5. Azelaic Acid (KDP) merupakan golongan lainnya yang senyawa rantainya
lurus alami yang berasal dari asam dicarboxylic jenuh dan diproduksi oleh
Pityrosporum ovale, Malassezia furfur serta ragi. Selain itu, kompetitif yang
agak lemah terhadap inhibitor tirosinase merupakan azelaic acid. Golongan
lainnya, antara lain: Kojic Acid (AG), Kojic Dipalmitate (KA), dan
Niacinamide (NC).
21
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2.8 Kerangka Teori
Proses keputusan
pembelian :
a. Pengenalan
Kebutuhan
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi Alternatif
d. Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian
e. Perilaku Setelah
Pembelian
Keterangan :
Diteliti
Gambar 2.3 Kerangka Teori
22
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Ho : Tidak terdapat pengaruh pengetahuan remaja putri terhadap keputusan
pembelian lotion pemutih di RW 03 Sunter Jaya.
Ha : Terdapat pengaruh pengetahuan remaja putri terhadap keputusan
pembelian lotion pemutih di RW 03 Sunter Jaya.
23
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
BAB III
METODE PENELITIAN
24
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur ataupun
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampling purposive menurut
Sugiyono, (2015) merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
Jumlah populasi remaja putri di Kelurahan Sunter Jaya RW 03 tidak
diketahui, maka rumus yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel
menggunakan rumus Lemeshow et al., (1990) sebagai berikut:
𝑍 2𝑥 𝑃 𝑥 𝑄
𝑛=
𝐿²
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Zα = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1.96
P = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50%
Q =1–P
L = Tingkat ketelitian 10%
Berdasarkan rumus, maka :
(1,96)2 𝑥 0,5 𝑥 0,5
𝑛=
(0,1)2
= 96,04 ⁓ 96
Antisipasi kesalahan pengisian kuesioner 10%
10%
𝑥 96 = 9,6
100%
Jadi, 96 + 9,6 = 105,6 ⁓ 106 responden
Jadi, sampel yang diambil dari Remaja Putri Kelurahan Sunter Jaya RW 03
Jakarta Utara adalah sebanyak 106 Responden.
25
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
b. Remaja putri yang bertempat tinggal di RW 03 Sunter Jaya.
c. Remaja putri usia 17-24 tahun.
2. Kriteria Eksklusi
Menurut Notoadmodjo, (2012) kriteria eksklusi merupakan subjek yang
tidak dapat menggantikan sampel dikarenakan tidak memenuhi syarat
yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini kriteria eksklusi sampel, yaitu :
a. Remaja putri yang tidak bersedia mengisi kuesioner.
26
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
3.5.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner tertutup, di
mana kuesioner akan dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Pada penelitian menggunakan
kuesioner buat mengenali apakah variabel pengetahuan yang ditujukan pada
remaja putri yang akan mempengaruhi keputusan pembelian hand & body lotion
whitening. Sugiyono, (2015) mengatakan bahwa kuesioner merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan
ataupun pernyataan tertulis kepada responden buat di jawabnya. Skala pada
penelitian ini menggunakan skala guttman serta skala likert.
1. Pengetahuan
Dalam mengukur pengetahuan, partisipan diminta untuk merespon sejumlah
pertanyaan dengan menggunakan skala guttman, di mana skala ini hanya
menggunakan dua poin, yaitu benar-salah. Pada jawaban yang benar skornya
adalah 1 serta pada jawaban yang salah skornya adalah 0. Skala guttman
digunakan ketika peneliti ingin memperoleh jawaban yang konsisten atas sebuah
permasalahan yang ditanyakan.
Rumus yang digunakan dalam mengukur persentase dari jawaban yang
diperoleh dari kuesioner (Arikunto, 2013) sebagai berikut :
Jumlah nilai yang benar
Presentase = 𝑥 100%
Jumlah soal
Kategori tingkat pengetahuan seseorang dibagi menjadi tiga tingkatan yang
didasarkan pada nilai persentase (Arikunto, 2013) sebagai berikut:
a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya 76-100 %.
b. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56–75 %.
c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya ≤ 55 %.
27
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Efektivitas 3, 13 12 3
Cara penggunaan 4, 11 6 3
Edukasi terkait produk (Efek samping
yang mungkin timbul dan informasi 1 5, 8, 9 4
secara garis besar)
Total 13
2. Keputusan Pembelian
Untuk mengukur keputusan pembelian, peneliti menggunakan kuesioner yang
dikonstruksi oleh peneliti sendiri berdasarkan acuan dari penelitian sebelumnya
oleh Rostiani (2020). Partisipan diminta merespon dengan skala likert 4 poin,
yaitu Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat
Tidak Setuju (STS) = 1.
28
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dengan demikian,
penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk memperoleh informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial.
3.5.4 Variabel
Variabel adalah karakteristik yang diamati dan memiliki variasi serta
merupakan operasionalisasi dari suatu konsep supaya bisa diteliti secara empiris
ataupun tingkatannya dapat ditentukan (Masturoh & Anggita, 2018). Variabel
dalam penelitian ini, yaitu:
a. Variabel bebas (Independen)
Variabel bebas (independen) pada penelitian ini yaitu pengetahuan.
b. Variabel terikat (Dependen)
Variabel terikat (dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu keputusan pembelian.
3.5.5 Cara Kerja
1. Informed consent diberikan kepada setiap remaja putri, lalu pengisian data
identitas diri.
2. Setelah itu, remaja putri mengisi kuisioner yang berisi pertanyaan tentang
pengetahuan , sikap, dan perilaku yang mempengaruhi keputusan pembelian
hand & body lotion whitening. Pada pertanyaan yang berkaitan dengan
pengetahuan serta perilaku responden memilih salah satu jawaban atau
menulis jawaban pada tempat yang telah disediakan sedangkan pada
pertanyaan tentang sikap, responden dapat memberikan tanda checklist (√)
pada kolom.
3. Data penelitian dikumpulkan dan data diolah dengan menggunakan program
komputer.
Kaji Etik Penelitian Kesehatan adalah sebuah upaya untuk menjaga kualitas
penelitian khususnya di bidang kesehatan. Kaji Etik Penelitian Kesehatan ini
merupakan penilaian kelayakan rencana penelitian agar proses penelitian yang
29
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
akan dilakukan oleh seseorang atau profesi dapat berjalan dengan benar
(Mikkelsen, 2011). Persetujuan Kaji Etik dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (KEPKK-
UHAMKA). Nomor Persetujuan Etik : 03/21.09/01284.
30
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2. Sementara, jika nilai Cronbach’s Alpha <0,60 maka kuesioner
atau angket dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten.
3.8 Pengolahan dan Analisa Data
3.8.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu editing, coding,
entry, cleaning data, dan saving.
1. Langkah pertama, editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan
kelengkapan data.
2. Kedua, coding, data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh
peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer. Semua data yang
telah dikumpulkan, dicatat, dikelompokkan, dan diolah
3. Ketiga, entry, data kemudian dimasukkan ke dalam program komputer.
4. Keempat, cleaning data, dengan melakukan pemeriksaan semua data yang
telah dimasukkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
memasukkan data.
5. Terakhir, saving, data kemudian disimpan untuk siap dianalisis.dengan
menggunakan program komputer. Selanjutnya data tersebut ditampilkan
dalam bentuk tabel, diagram, ataupun grafik.
3.8.2 Analisa Data
Analisis Regresi Sederhana
Regresi sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan
hubungan matematis dalam berbentuk suatu persamaan antara variabel tak
bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana analisis
hanya ada satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak
bebas Y. Bentuk-bentuk model umum regresi sederhana menunjukkan antara
dua variabel, yaitu variable X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai
variabel tak bebas adalah:
Ŷ = a + bx
Dimana :
a = Parameter intercept
31
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
b = Parameter koefisien regresi variabel bebas
Ŷ = Variabel tak bebas
X = Variabel bebas
Dalam analisis regresi linier terdapat beberapa uji, yaitu:
1. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan syarat yang harus dilakukan sebelum
melakukan pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, dan
uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Apabila koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka
dapat diartikan bahwa data berdistribusi normal (Mona et al., 2015).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
(independen dan dependen) mempunyai hubungan atau tidak secara signifikan
(Wiliyastuti et al., 2018). Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika nilai Sig. deviation from linearity > 0,05 maka terdapat hubungan linear
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Jika nilai Sig. deviation from linearity < 0,05 maka tidak terdapat hubungan
linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji ini yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan pada pengamatan yang
lainnya (Amrin, 2016). Dasar pengambilan keputusan, berdasarkan pola
scatterplots:
1. Titik – titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
2. Titik – titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
32
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
3. Penyebaran titik – titik tidak membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali.
4. Penyebaran titik – titik data tidak berpola.
2. Pengujian Hipotesis
Apabila syarat untuk ditelitinya suatu model regresi telah terpenuhi semua,
maka langkah selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan:
a. Uji t
Menurut Ghozali, (2016) Uji t digunakan untuk menunjukan seberapa jauh
pengaruh variabel independen secara individual serta dapat menerangkan variabel
independen lainnya. Uji t dilakukan dengan menggunakan level 0,05 (a-5%)
signifikansi. Diterima ataupun ditolaknya hipotesis dengan kriteria, sebagai
berikut:
1. Jika nilai sig < 0,05 maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
2. Jika nilai sig > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
b. Kofisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan alat untuk mengukur tingkat
kecocokan/kesempurnaan model regresi atau untuk menyatakan proporsi
keragaman total nilai-nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai-nilai peubah
X melalui hubungan linier tersebut (Amrin, 2016).
Ghozali, (2011) koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) adalah antara 0
(nol) dan 1 (satu). Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
33
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
3.9 Definisi Operasional
Sugiyono, (2015) Definisi operasional pada variabel penelitian ialah suatu
atribut ataupun sifat maupun nilai dari objek ataupun kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti agar dipelajari dan
disimpulkan. Adapun definisi operasional yaitu:
Tabel 3.3 Definisi Operasional
34
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Suatu persetujuan antara peneliti dengan responden yang dilampirin dengan
lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan calon
responden.
2 Tanpa nama (Anonimity)
Kerahasiaan nama maupun identitas dari calon responden akan dijaga oleh
peneliti yaitu hanya dengan membuat inisial calon responden pada lembar
kuesioner.
3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
4 Perlakuaan adil (Fair Treatment)
Merupakan jaminan yang diberikan kepada responden agar diperlakukan secara
adil dan baik, hal itu dilakukan sebelum, selama, dan sesudah keikut sertaannya
dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi.
5 Penetapan sendiri (Self Determiniation)
Merupakan jaminan yang diberikan kepada responden penelitian agar
dilakukan secara manusiawi. Calon responden memiliki hak untuk
memutuskan bersedia menjadi responden ataupun tidak, tanpa adanya sanksi
apapun.
35
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Uji Validitas
Pada uji validitas ini didapatkan hasil untuk kuesioner mengenai
pengetahuan yaitu 13 pernyataan yang valid dari 13 pernyataan, sedangkan
kuesioner mengenai keputusan pembelian yaitu 10 pernyataan yang valid dari 10
pernyataan. Jika hasil yang diperoleh menyatakan bahwa nilai r hitung > r tabel
yang dimana nilai r hitung > 0,361, maka pengujian validitas terhadap kuesioner
dinyatakan valid.
36
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Hasil uji validitas kuesioner pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.1 dan
hasil uji validitas kuesioner keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.1 Hasil uji validitas kuesioner pengetahuan
Pernyataan r Hitung r Tabel Keteranga
(Pengetahuan) (n=30) n
X1 0.436 0,361 Valid
X2 0.366 0,361 Valid
X3 0.572 0,361 Valid
X4 0.563 0,361 Valid
X5 0.378 0,361 Valid
X6 0.387 0,361 Valid
X7 0.513 0,361 Valid
X8 0.436 0,361 Valid
X9 0.427 0,361 Valid
X10 0.482 0,361 Valid
X11 0.406 0,361 Valid
X12 0.456 0,361 Valid
X13 0.396 0,361 Valid
37
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Y6 0.651 0,361 Valid
Y7 0.499 0,361 Valid
Y8 0.694 0,361 Valid
Y9 0.751 0,361 Valid
Y10 0.504 0,361 Valid
Hasil uji reliabilitas dapat diketahui dari nilai Cronbach’s Alpha dalam
penelitian ini diantaranya nilai pengetahuan 0,649 dan nilai keputusan pembelian
0,755. Kedua nilai Cronbach’s Alpha yang didapat lebih besar dari 0,60 dari hasil
tersebut membuktikan bahwa semua pertanyaan pada kedua variabel dikatakan
reliabel, sehingga semua item pernyataan pada penelitian ini dapat digunakan.
38
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
masing karakteristik sosiodemografi responden kemudian dipisahkan berdasarkan
kriteria masing-masing.
Tabel 4.4 Distribusi Kuesioner Penelitian
Keterangan Jumlah Persen (%)
Kuesioner yang disebar 106 100%
Kuesioner yang kembali 106 100%
Kuesioner yang layak diolah 106 100%
Pada tabel 4.4 menunjukan pada kuesioner yang disebar terdapat 106
kuesioner serta kuesioner tersebut semuanya kembali, dikarenakan remaja putri
mengembalikan saat itu juga setelah melakukan pengisian kuesioner. Pada
kuesioner semuanya dijawab dengan lengkap serta memenuhi kriteria peneliti
sehingga kuesinoer layak untuk dianalisis yaitu sebanyak 106 kuesioner.
Selanjutnya distribusi frekuensi karakteristik sosiodemografi responden dibagi
menjadi lima karakter, yaitu berdasarkan usia, pendidikan yang sedang ditempuh,
penghasilan perbulan, rutin menggunakan hand and body lotion whitening, dan
intensitas penggunaan hand and body lotion whitening. Dalam karakteristik
responden peneliti ingin mengetahui keragaman dari responden. Diharapkan hal
ini dapat memberikan suatu gambaran yang jelas tentang kondisi dari responden
serta berkaitan dengan masalah maupun tujuan dalam penelitian.
Responden dalam penelitian ini yaitu remaja putri yang bertempat tinggal
di RW 03 Sunter Jaya, Jakarta Utara yang berjumlah 106 responden. Penelitian
dilakukan pada tanggal 27 Septermber - 01 Oktober 2021. Adapun karakterisitk
responden sebagai berikut :
4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
39
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Variabel Frekuensi (F)
Jumlah Persen (%)
17 6 5,7%
18 12 11,3%
19 7 6,6%
20 7 6,6%
21 15 14,2%
22 31 29,2%
23 18 17,0%
24 10 9,4%
Total 106 100%
Kriteria responden yang ikut berpartisipasi pada penelitian ini yaitu usia
17-24 tahun. Berdasarkan Depkes RI, (2019) masa remaja terdiri dari masa remaja
awal (18-25 tahun). Hasil gambaran frekuensi usia menunjukkan bahwa dari 106
remaja putri, didapatkan bahwa remaja putri dengan usia 17 tahun berjumlah 6
remaja putri (5,7%), usia 18 tahun berjumlah 12 remaja putri (11,3%), usia 19
tahun berjumlah 7 remaja putri (6,6%), usia 20 tahun berjumlah 7 remaja putri
(6,6%), usia 21 tahun berjumlah 15 remaja putri (14,2%), usia 22 tahun berjumlah
31 remaja putri (29,2%), usia 23 tahun berjumlah 18 remaja putri (17,0%), dan
untuk usia 24 tahun berjumlah 10 remaja putri (9,4%). Dengan demikian jumlah
remaja putri terbanyak pada penelitian ini yaitu remaja putri pada usia 22 tahun
sebanyak 29,2% dari jumlah keseluruhan remaja putri.
Pada kriteria usia remaja putri peneliti masuk dalam kategori remaja akhir,
dan pada usia 22 tahun merupakan usia yang paling banyak dalam penelitian ini
karena pada tahap ini remaja mulai cemas dengan penampilan secara fisik
sehingga remaja cenderung melakukan sesuatu mulai dari merubah gaya
berpakaian serta penampilan diri untuk mendapatkan identitas diri (Menkes,
2010).
4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Yang Sedang
Ditempuh
40
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Variabel Frekuensi (F)
Jumlah Persen (%)
SMA/SMK 12 11,3%
Kuliah 55 51,9%
Karyawan Swasta 39 36,8%
Total 106 100%
41
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Berdasarkan hasil frekuensi penghasilan remaja putri perbulan kurang dari
500 ribu yaitu 35 remaja putri (33,0%), penghasilan lebih dari 500 ribu s/d 1 juta
yaitu 13 remaja putri (12,26%), penghasilan lebih dari 1 juta s/d 3 juta yaitu 18
remaja putri (17,0%), dan penghasilan lebih dari 3 juta yaitu 40 remaja putri
(37,7%). Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa mayoritas remaja putri
di wilayah RW 03 Sunter Jaya memiliki penghasilan dominan lebih dari 3 juta per
bulan disebabkan karena sampel pada penelitian ini lebih banyak mahasiswi dan
karyawan swasta.
4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Rutin Menggunakan Hand
42
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
wanita Indonesia sangat butuh pelindung untuk kulit agar kulit tetap lembab
(Reni, 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiani, (2018) menunjukan
data bahwa dari 183 remaja putri yang rutin menggunakan kosmetik pemutih
sebanyak 183 remaja putri (72,3%), sedangkan responden yang tidak rutin
menggunakan kosmetik pemutih sebanyak 70 remaja putri (27,7%) maka
didapatkan lebih banyak jumlah remaja putri yang rutin menggunakan kosmetik
pemutih daripada remaja putri yang tidak rutin menggunakan kosmetik pemutih.
4.3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Penggunaan Hand
43
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
whitening dengan rajin karena remaja putri merasa puas serta mendapatkan hasil
yang diharapkan dari produk tersebut, serta ada yang jarang menggunakan hand
and body lotion whitening karena remaja putri kurang mereasa puas serta kurang
mendapatkan hasil yang mereka harapkan dari produk tersebut.
44
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
whitening yang aman adalah
produk yang belum lulus uji
standar BPOM dan tidak memiliki
nomor registrasi BPOM pada
kemasan
9 Jika kulit mulai menunjukkan 85 80,19% 21 19,81%
reaksi kemerahan atau gatal,
produk hand and body lotion
whitening tetap bisa digunakan
10 Whitening agent yang umum 74 69,8% 32 30,2%
digunakan adalah vitamin C,
alpha arbutin, glutathione,
niacinamide, dan beberapa zat
asam.
11 Hand and body lotion whitening 67 63,2% 39 36,8%
mengandung berbagai formula
bahan aktif pemutih (whitening
agent) yang tidak dapat digunakan
pada anak balita, karena kulit
balita yang masih sangat sensitif
12 Produk hand & body lotion 55 51,9% 51 48,1%
whitening yang mengandung
bahan merkuri (air raksa) dapat
memutihkan kulit dalam waktu
singkat bila kadar kandungan
tidak melebih batas dari ketentuan
yang ada
13 Efek samping negatif yang dapat 87 82,1% 18 17,9%
ditimbulkan oleh produk hand
and body lotion whitening dengan
kandungan zat berbahaya bila
digunakan dalam jangka waktu
yang lama adalah gatal-gatal dan
panas
45
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
sedangkan responden yang paling banyak mendapatkan skor 0 pada pertanyaan
tentang pengertian melanin sebanyak 57 remaja putri (53,8%).
Dapat diketahui pertanyaan nomor 1 tentang pengertian ada 84 remaja
putri (79,2%) menjawab “benar” dan yang menjawab “salah” ada 22 remaja putri
(20,8%) . Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar remaja
putri memiliki pengetahuan yang baik dalam pengertian hand and body lotion
whitening. Pengetahuan merupakan hasil setelah seseorang melakukan
penginderaan serta hasil tahu seseorang terhadap sesuatu objek tertentu
(Notoatmodjo, 2014), sehingga remaja putri mencari tahu akan pengertian dari
hand and body lotion whitening supaya remaja putri lebih banyak mendapatkan
informasi terkait hand and body lotion whitening. Pada pertanyaan nomor 2
tentang kandungan vitamin C di dalam hand and body lotion whitening ada 73
remaja putri (68,9%) menjawab dengan “benar”. Vitamin C (asam askorbat)
merupakan antioksidan terkenal sebagai agen pencerah dalam bentuk oral dan
topikal. Asam askorbat tidak memiliki efek yang berbahaya (Jutley et al., 2014).
Pengunaan vitamin C dalam sediaan tidak diatur dan vitamin C ditemukan pada
kosmetik dengan konsentrasi 4% hingga 20% (Couteau & Coiffard, 2016). Dari
hasil yang didapat menunjukkan remaja putri belum begitu menggetahui
kegunaan lain dari vitamin c.
Dapat diketahui pertanyaan nomor 3 tentang efektifitas hand and body
lotion whitening ada 84 remaja putri (79,2%) menjawab “benar” dan yang
menjawab “salah” ada 22 remaja putri (20,8%). Dari hasil yang didapat
menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri memiliki tingkat pengetahuan
yang baik dalam efektivitas hand and body lotion whitening karna bagi remaja
putri efektivitas dari hand and body lotion whitening sangatlah penting sehingga
mereka mencari tahu tentang hand and body lotion whitening selengkap mungkin.
Efektivitas adalah suatu pokok dalam hal mencapai suatu tujuan ataupun sasaran
yang telah ditentukan (Rosalina, 2014). Manfaat dari hand and body lotion
whitening sendiri yaitu untuk menjaga kulit dari kekeringan, memutihkan serta
mencerhkan kulit, mempertahankan kelembaban kulit, serta melembutkan
(Purwaningsih et al., 2014). Sedangkan pada pertanyaan nomor 4 tentang cara
46
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
menggunakan hand and body lotion whitening remaja putri yang menjawab
dengan benar ada 92 remaja putri (86,8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Giovansia (2021) dapat diketahui bahwa paling banyak sampel
memiliki tingkat yang baik dalam cara menggunakan kosmetik pemutih sebanyak
45 mahasiswi (55,6%), tingkat yang cukup dalam cara menggunakan kosmetik
pemutih sebanyak 34 mahasiswi (42%), dan tingkat yang kurang dalam cara
menggunakan kosmetik pemutih sebanyak 2 mahasiswi (2,5%).
Pada pertanyaan nomor 5 tentang pengertian melanin ada 49 remaja putri
(46,2%) menjawab “benar” dan yang menjawab “salah” ada 57 remaja putri
(53,8%) . Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar remaja
putri memiliki pengetahuan yang kurang dalam pengertian dari melanin. Melanin
merupakan zat dalam kulit yang mempunyai fungsi untuk melindungi folat dari
efek bahanyanya sinar UV ataupun sering disebut seperti tabir surya alami
(Widyanto, R. M., dkk, 2021). Dapat diketahui pada pertanyaan nomor 6 dan 11
tentang kegunaan hand and body lotion whitening dapat digunakan dalam
kalangan usia ada 53 remaja putri (50%) menjawab “benar” dan yang menjawab
“salah” ada 53 remaja putri (50%) . Tingkat pH kulit pada bayi lebih tinggi
daripada kulit orang dewasa dengan nilai pH berkisar antara 5-5.5 sedangkan pH
kulit orang dewasa adalah asam karena adanya lapisan asam. Lapisan asam
merupakan mekanisme pertahanan kulit melawan infeksi yang mempengaruhi
komposisi flora bakteri kulit. Sehingga, kulit bayi berbeda dengan kulit orang
dewasa karena kulit bayi relatif tipis dan peka sehingga menyebabkan bayi lebih
rentan terkena infeksi, iritasi, dan alergi. Kulit bayi belum berkembang dan
berfungsi secara optimal. Jadi, hand and body lotion whitening kurang tepat
digunakan pada kalangan anak-anak maupun bayi dikarenakan dalam hand and
body lotion whitening terdapat banyak kandungan yang berbahaya.
Dapat diketahui pertanyaan nomor 7 tentang kadar kandungan
hidrokuinon didalam hand and body lotion whitening sesuai standar BPOM ada
73 remaja putri (68,9%) menjawab “benar” dan yang menjawab “salah” ada 33
remaja putri (31,1%). Penggunaan hidrokuinon sudah tidak diperbolehkan lagi
dalam krim pemutih sejak tahun 2008 dan untuk kuku artifisial dengan kadar
47
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
maksimum 0,02% (BPOM, 2015). Pada pertanyaan nomor 8 tentang izin BPOM
ada 73 remaja putri (68,9%) menjawab “benar” dan yang menjawab “salah” ada
33 remaja putri (31,1%). Hand and body lotion whitening termasuk dalam
golongan kosmetik dan kosmetik haruslah memiliki izin edar yang dikeluarkan
oleh BPOM dan mendapatkan nomor registrasi yang dapat diperiksa melalui
website resmi BPOM. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fadhila et
al., (2020) menunjukkan sebanyak 68 responden (52,3%) tidak mengetahui cara
untuk memastikan keamanan produk yang digunakan.
Dapat diketahui pertanyaan nomor 9 dan 13 tentang efek samping
penggunaan hand and body lotion whitening remaja putri lebih dominan
menjawab dengan benar. Efek samping yang didapat antara lain: iritasi kulit,
merubah warna kulit yang akhirnya menimbulkan bintik hitam, alergi, sedangkan
dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kanker, rusaknya ginjal dan otak
permanen, serta mengganggu akan perkembangan janin (BPOM, 2012). Jadi, dari
hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri
memiliki pengetahuan yang baik tentang efek samping penggunaan hand and
body lotion whitening.
Dapat diketahui pertanyaan nomor 10 tentang kandungan umum di dalam
whitening agent ada 74 remaja putri (69,8%) menjawab “benar” dan yang
menjawab “salah” ada 32 remaja putri (30,2%). Dari hasil yang didapat
menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan yang
cukup tentang kandungan umum di dalam whitening agent, whitening agent
sendiri bekerja dalam tingkat produksi suatu melanin didalam kulit dengan cara
menghambat suatu pematangan enzim tirosinase ataupun menghambat
melanosom dari melanosit ke karatinosit di sekitarnya (Dwi, 2020). Kandungan
umum dalam whitening agent terdapat beberapa golongan turunan, antara lain:
Ascorbic Acid (AA) yang merupakan turunan dari vitamin C, turunan golongan
lainnya Niacinamide (NC). Sedangkam dapat diketahui pada pertanyaan nomor 12
tentang hasil yang didapatkan pada bahan merkuri yang terdapat dalam hand and
body lotion whitening ada 55 remaja putri (51,9%) menjawab “benar” dan yang
menjawab “salah” ada 51 remaja putri (48,1%). Merkuri diatas batas aman yang
48
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
di perbolehkan BPOM RI yaitu tidak melebihi 1 mg/L atau 1 ppm dan merkuri
memiliki efek samping skin atrophy, alergi dermatitis kontak, dan diskromia. Dari
hasil yang didapat menunjukkan bahwa remaja putri tidak begitu mengetahui
batas aman kadar merkuri dalam produk hand and body lotion whitening dan efek
samping merkuri, sehingga banyak remaja putri belum begitu memahami akan
efektifitas dari bahan merkuri didalam hand and body lotion whitening.
Menurut Arikunto, (2013) persentase tingkat pengetahuan akan
dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu baik, cukup dan kurang. Tingkat
perilaku dikategorikan ‘baik’ bila nilai yang didapat 76% - 100%, kategori
‘cukup’ bila nilai 56% -75% dan dikategorikan ‘kurang’ bila nilai yang didapat ≤
55%.
Tabel 4.11 Kategori Tingkat Pencapaian Responden Berdasarkan
Pengetahuan
No. Tingkat Pengetahuan Jumlah (f) Persen (%)
1 Baik 45 42,5%
2 Cukup 40 37,7%
3 Kurang 21 19,8%
Total 106 100%
49
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
termasuk kedalam kategori baik, hal ini dikarenakan remaja putri sudah
mengetahui dengan baik tentang informasi hand and body lotion whitening.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Widya, 2018)
menujukkan bahwa dari 100 sampel responden yaitu responden yang memiliki
tingkat pengatuhan baik sebesar 59 responden (59%) dan responden yang
memiliki tingkat pengatuhan cukup sebesar 38 responden (38%) dan responden
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang yakni sebesar 3 responden (3%). Dari
hasil yang diperoleh lebih banyak responden yang memiliki pengetahuan baik.
Namun beberapa penelitian sebelumnya ada yang membuktikan bahwa hasil
tersebut tidak selalu seperti hasil yang didapat diatas, bahkan didalam praktik
sehari-hari dapat terjadi yang sebaliknya. Artinya, sesorang telah berprilaku
positif meskipun pengetahuan atau sikapnya masih negatif (Notoatmodjo, 2018).
50
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
4.5.2 Uji Linieritas
Pengujian linieritas ini menggunakan test for linearity dengan bantuan
SPSS 26, yang dimana nilai signifikan 0,05. Kedua variabel dinyatakan memiliki
hubungan yang linear jika nilai signifikansi (linearity) lebih dari 0,05 (Sugiyono
& Susanto, 2015).
Tabel 4.13 Hasil Uji Linieritas
Deviation from Linearity Hasil Ketentuan
0,128 >0,05
Pada hasil yang diperoleh dalam tabel menunjukkan bahwa hasil nilai sig.
sebesar 0,128 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti terdapat
hubungan yang linear antara variabel bebas yaitu Pengetahuan dengan variabel
terikat yaitu Keputusan Pembelian.
4.5.3 Uji Heterokedastisitas
Dalam uji heteroskedastisitas menggunakan metode scatterplot yang
dimana terbentuknya secara acak penyebaran titik-titik serta tidak membentuk
suatu pola tertentu bahkan penyebaran arahnya ada diatas ataupun dibawah angka
0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013).
Tabel 4.14 Hasil Uji Heterokedastisitas
51
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
untuk memprediksi Keputusan Pembelian dengan variabel yang mempengaruhi
yaitu Pengetahuan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai tingkat signifikansi 0,000 < 0,05
yang berarti bahwa variabel Pengetahuan (X) berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y). Sedangkan nilai t hitung variabel
Pengetahuan diperoleh sebesar 5,790 > 1,983 dari nilai t tabel sehingga dapat
52
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
disimpulkan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya terdapat
pengaruh antara variabel Pengetahuan (X) terhadap variabel Keputusan Pembelian
(Y).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dina Nuraeni (2020), menyatakan
dimana suatu pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian. Dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan terhadap suatu
produk maka akan mempengaruhi seseorang dalam keputusan pembelian suatu
produk dikarenakan sudah memahami betul akan semua perihal terkait produk
yang akan dibeli. Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian Elsya (2020),
menyatakan bahwa nilai t hitung variable pengetahuan sebesar 9,716 ≤ 1,9889 (t
tabel) dan nilai sig sebesar 0,000 ≤ 0,05. Dengan demilikan dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh antara pengetahuan terhadap variabel keputusan pembelian.
4.6.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Sugiyono & Susanto, (2015) bahwa pengujian koefisien
determinasi ini bertujuan agar dapat mengetahui seberapa besar kemampuan
variabel independen (Pengetahuan) terhadap variabel dependen (Keputusan
Pembelian).
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
0,494 0,244 0,237
53
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mutiara & Syahputra, (2018)
menunjukkan bahwa Pengetahuan berpengaruh sebesar 16% terhadap Keputusan
Pembelian sedangkan 84% dijelaskan oleh variabel yang lain dan nilai R square
sebesar 0,400. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fauzani & Fadillah,
(2019) menunjukkan bahwa nilai nilai R square (R2) sebesar 0,176 bahwa
besarnya nilai variabel keputusan pembelian sebesar 17,6% sedangkan sisanya
82,4% dipengeruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pengetahuan sangatlah berpengaruh
terhadap perilaku seseorang dalam mengambil suatu keputusan pembelian
sehingga pada dasarnya ada faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang ialah Pendidikan, Media masa ataupun Informasi, budaya, sosial serta
ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia (Retnaningsih, R. 2016). Hal ini
menunjukkan bahwa dimana semakin tinggi pengetahuan terhadap produk hand
and body lotion whitening maka semakin tinggi yang akan mempengaruhi dalam
keputusan pembelian produk hand and body lotion whitening, sebaliknya jika
pengetahuan sebuah produk hand and body lotion whitening kurang maka
keputusan pembelian seseorang cenderung tidak membeli produk tersebut.
Pengetahuan remaja putri di RW 03 Sunter Jaya terhadap hand and body lotion
whitening sebanyak 42,5% berpengetahuan baik, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat pengetahuan yang baik akan mempengaruhi remaja putri terhadap
keputusan pembelian hand and body lotion whitening yang baik juga.
Beberapa faktor yang menjadi alasan remaja putri memiliki pengetahuan
yang baik terhadap keputusan pembelian hand and body lotion whitening
dikarenakan pengetahuan merupakan langkah awal seseorang dalam menentukan
perilaku, serta pengetahuan sangat penting dalam terbentuknya suatu tindakan
seseorang sebab tindakan seseorang yang dilandasi akan suatu pengetahuan jauh
lebih diingat dibandingkan tindakan seseorang yang tanpa dilandasi pengetahuan
(Nursalam, 2015). Faktor lain yang mempengaruhi antara lain yaitu faktor
psikologi, faktor situasional serta faktor sosial. Dalam faktor psikologi mencakup
sikap serta kepercayaan diri, sehingga bagi remaja putri penampilan sangatlah
penting untuk meningkatkan rasa percaya diri inilah yang membuat kebanyakan
54
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
remaja putri menggunakan produk perawatan tubuh dan salah satu produknya
yaitu hand and body lotion whitening. Seseorang pasti mengingini berpenampilan
cantik agar dapat meningkatkan sikap percaya diri dalam sehari–hari. Rasa
percaya diri sendiri dapat memotivasi diri sendiri dalam hal bekerja maupun
dalam cara berpikir (RayWhite, 2018). Sedangkan dalam faktor situasional
mencakup akan kondisi suasana hati, yang dimana remaja putri merasa puas
ataupun senang akan hasil yang didapatnya dari penggunaan hand and body lotion
whitening. Pada faktor sosial sendiri mencakup budaya seseorang, yang dimana
pada penelitian ini kebanyakan remaja putri di Indonesia memiliki kuliat sawo
matang karena Indonesia merupakan daerah tropis yang memiliki cuaca panas.
Cuaca panas bisa menyebabkan kerusakan kulit, contohnya kulit kusam, kering,
bahkan membuat kulit tampak lebih gelap, jadi remaja putri sangat butuh
pelindung kulit agar tetap lembab (Reni, 2018).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa suatu keputusan pembelian
dipengaruhi oleh pengetahuan yang secara signifikan. Tetapi pada penelitian yang
dilakukan oleh Astuti & Febriaty, (2017) menunjukkan bahwa keputusan
pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor situasional yaitu meliputi sosial serta
keluarga, dan farktor yang paling mempengaruhi merupakan faktor sosail yang
dimana konsumen melakukan keputusan pembelian berbelanja di pasar modern.
Sehingga, suatu keputusan pembelian seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor yang mecankupnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
55
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Terhadap Keputusan Pembelian Hand and Body Lotion Whitening sebagai
berikut:
1. Sampel pada penelitian ini sebanyak 106 responden remaja putri, diperoleh
hasil distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia yang
diketahui mayoritas remaja putri berusia 22 tahun sebanyak 31 remaja putri
(29,2%). Karakteristik tingkat Pendidikan yang sedang ditempuh dengan
mayoritas kuliah sebanyak 55 (51,9%). Sedangkan pada karakteristik
penghasilan bulanan remaja putri mayoritas lebih dari 3 juta sebanyak 40
remaja putri (37,7%).
2. Tingkat Pengetahuan remaja putri terhadap Keputusan Pembelian hand and
body lotion whitening terbagi menjadi tiga kategori yaitu 45 remaja putri
(42,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 40 remaja putri (37,7%)
memiliki tingkat pengetahuan cukup dan sebanyak 21 remaja putri (19,8%)
memiliki tingkat pengetahuan kurang.
3. Terdapat pengaruh antara variabel Pengetahuan terhadap variabel Keputusan
Pembelian dengan nilai sig. 0,000 (p value < 0,05) dan t hitung sebesar 5,7990
> 1,983 dari nilai t tabel.
5.2 Saran
1. Kepada remaja putri disarankan mencari pengetahuan lebih luas lagi mengenai
kandugan serta efek samping dari hand and body lotion whitening secara
karena semakin banyak pengetahuan yang dimiliki maka akan berpengaruh
juga terhadap keputusan pembelian suatu produk hand and body lotion
whitening.
2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengevalusi faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi pengetahuan baik dari tingkat umur, pendidikan,
pekerjaan serta penghasilan secara keseluruhan untuk mengetahui ada
56
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
tidaknya pengaruh pengetahuan dalam keputusan pembelian hand and body
lotion whitening.
DAFTAR PUSTAKA
57
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Katahati.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Astuti, R., & Febriaty, H. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen di Pasar Modern: Studi Kasus Pada Indomaret di
Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Jurnal Riset Sains Manajemen, 1(1),
35–42.
Beautynesia. (2016). Tips Agar Terhindar dari Lotion Pemutih Badan yang
Berbahaya.
BKKBN. (2011). Kajian Profil Penduduk Remaja 10-24 tahun.
BPOM. (2012). Hasil pengawasan kosmetika mengandung bahan berbahaya.
BPOM. (2014). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Republik Indonesia Nomor: 17 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Cemaran
Mikroba dan Logam Berat pada Kosmetika. Jakarta: BPOM RI.
BPOM. (2015). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Kosmetika.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
BPOM. (2019). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Republik Indonesia tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Jakarta:
BPOM RI.
Budiman, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Chisvert, A., Benedé, J. L., & Salvador, A. (2018). Tanning and Whitening
Agents in Cosmetics: Regulatory Aspects and Analytical Methods. Analysis
of Cosmetic Products (Second Edition), 107–121.
https://doi.org/10.1016/B978-0-444-63508-2.00006-0
Couteau, C., & Coiffard, L. (2016). Overview of Skin Whitening Agents: Drugs
And Cosmetic Products. Cosmetics, 3(3), 27.
https://doi.org/10.3390/cosmetics3030027
Depkes RI. (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dewi, N. P. R. A., & Ardani, I. G. A. K. S. (2016). Pengaruh Sikap dan Norma
Subjektif Terhadap Niat Beli Ulang Produk Fashion Via Online di Kota
Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(4), 650–677.
Djajadisastra. (2013). Teknologi Kosmetik Era Modern. Depok: Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia.
Djajadisastra. (2015). Teknologi Kosmetik. Depok: Departemen Farmasi FMIPA
58
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Universitas Indonesia.
Dwi, E. (2020). Pengaruh Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Keputusan
Pembelian Krim Pemutih di RW 06 Sawangan Lama. Institut Sains dan
Teknologi Nasional.
Fadhila, K. R., Ningrum, D. R., Rahmawati, A. F., Azzahrya, A. B., Muntari, D.
F. A., Agustin, R. A., … Nita, Y. (2020). Pengetahuan dan Penggunaan
Produk Pemutih dan Pencerah di Kecamatan Sukolilo Surabaya. Jurnal
Farmasi Komunitas, 7(2), 56–62. https://doi.org/10.20473/jfk.v7i2.21806
Fauzani, M. Z., & Fadillah, A. (2019). Pengaruh Pengetahuan Merek, Asosiasi
Merek, dan Reputasi Merek, Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus
Pada Sepatu Vans di Kota bogor). Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 7(2),
223–231. https://doi.org/10.37641/jimkes.v7i2.224
Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariente dengan Program SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryanti, R. (2017). Krim Pemutih Wajah dan Keamanannya. Majalah
Farmasetika, 2(3), 5–9. https://doi.org/10.24198/farmasetika.v2i3.15888
Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Absolute Media.
Jannah, M. (2016). Remaja dan Tugas-Tugas Perkembangannya dalam Islam.
Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, 1(1), 243–256.
https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v1i1.1493
Janti, S. (2014). Analisis Validitas dan Reliabilitas dengan Skala Likert Terhadap
Pengembangan SI/TI dalam Penentuan Pengambilan Keputusan Penerapan
Strategic Planning Pada Industri Garmen. Prosiding Seminar Nasional
Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST), 155–160.
Jutley, G. S., Rajaratnam, R., Halpern, J., Salim, A., & Emmett, C. (2014).
Systematic Review of Randomized Controlled Trials on Interventions for
Melasma: An Abridged Cochrane Review. Journal of the American Academy
of Dermatology, 70(2), 369–373. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2013.07.044
Kemenkes RI. (2015). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Perindustrian. (2019). Kemenperin Optimistis Pertumbuhan Industri
Kosmetik Sentuh 9 Persen.
59
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Kotler, P., & Keller, K. . (2016). Marketing Management (15th Ed). New Jersey:
Pearson Pretice Hall, Inc.
Kotler, Philip, & Amstrong, G. (2016). Prinsip-Prinsip Pemasaran (Edisi 13).
Jakarta Selatan: Erlangga.
Kusantati, H., Pipin, T, P., & Winwin, W. (2008). Tata Kecantikan Kulit (Jilid 1).
Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.
Lemeshow, S., Hosmer, D. W., Klar, J., Lwanga, S. K., & WHO. (1990).
Adequacy of Sample Size in Health Studies. Chichester: Wiley.
Lukitasari, W. (2018). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Ketepatan
Pemilihan Produk Kosmetik Pemutih Kulit Pada Mahasiswa Universitas
Brawijaya Malang. Universitas Brawijaya.
Mahardika, T. P. (2019). Pengaruh Pengetahuan dan Religiusitas Terhadap Minat
Beli dengan Sikap Konsumen Sebagai Variabel Mediasi (Studi pada
Pengguna Kosmetik Wardah di Yogyakarta). Jurnal Ilmu Manajemen, 16(2),
83–93. https://doi.org/10.21831/jim.v16i2.34766
Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Mikkelsen, B. (2011). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya
Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Misbahudin, I. H. (2013). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Mona, M., Kekenusa, J., & Prang, J. (2015). Penggunaan Regresi Linear
Berganda untuk Menganalisis Pendapatan Petani Kelapa (Studi Kasus: Petani
Kelapa di Desa Beo, Kecamatan Beo Kabupaten Talaud). D’Cartesian:
Jurnal Matematika Dan Aplikasi, 4(2), 196–202.
https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v1i1.1493
Mutiara, I., & Syahputra. (2018). Pengaruh Pengetahuan Produk dan Produk Halal
Terhadap Keputusan Kembelian pada Produk Kecantikan Korea. Jurnal
Indonesia Membangun, 17(2), 153–154.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
60
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Nurlaili, Hafifah, N., & Sitorus, D. R. (2016). Modul Guru Pembelajaran Paket
Keahlian Tata Kecantikan Kulit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan (Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional). Jakarta: Salemba Medika.
Peter, J. P., & Olson, J. . (2013). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran
(Edisi 9). Jakarta: Salemba Empat.
Peter, J. P., & Olson, J. . (2014). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Jakarta: Salemba Empat.
Prasetya, E. G., Yulianto, E., & Sunarti. (2018). Pengaruh Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian (Survei Pada mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi
Bisnis Progam Studi Administrasi Bisnis Angkatan 2014 Konsumen Air
Mineral Aqua). Jurnal Administrasi Bisnis, 62(2).
Purwaningsih, S., Salamah, E., & Budiarti, T. (2014). Formulasi Skin Lotion
dengan Penambahan Karagenan dan Antioksidan Alami dari Rhizophora
Mucronata Lamk. Jurnal Akuatika Indonesia, 5(1), 52–62.
RayWhite. (2018). Percaya Diri: Pengertian, Manfaat, Tips Meningkatkan PD
anda.
Reni, D. A. (2018). Analisis Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek dan
Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian pada Handbody Lotion
Citra (Studi Pada Mahasiswa Kota Kebumen). STIE Putra Bangsa.
Rosalina, I. (2014). Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan Pada Kelompok Pinjaman Bergulir di Desa Mantren
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Madetaan. 2(2), 1–9.
https://doi.org/10.26740/publika.v2n2.p%25p
Sangadji, E. M., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Sari, R. (2017). Konstruksi Makna Cantik Bagi Mahasiswi Universitas Riau
Berkulit Coklat. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Riau, 4(1).
Sarwono. (2011). Psikologi Remaja (Ed. Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.
Setiani, F. A. (2018). Gambaran Frekuensi Makanan Kariogenik Terhadap
Indeks DMF-T pada Anak Sekolah Dasar. Politeknik kesehatan Kemenkes
Bandung.
Setyaningsih, D., Hambali, E., & Nasution, M. (2007). Aplikasi Minyak Sereh
Wangi (Citronella Oil) dan Geraniol dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak
Nyamuk. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 17(3), 97–103.
Siahaan, S., Usia, T., Pujiati, S., Tarigan, I. U., Murhandini, S., Isfandari, S., &
61
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Tiurdinawati. (2017). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat dalam
Memilih Obat yang Aman di Tiga Provinsi di Indonesia. Jurnal Kefarmasian
Indonesia, 7(2), 136–145. https://doi.org/10.22435/jki.v7i2.3492
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, & Susanto, A. (2015). Cara Mudah Belajar SPSS & Lisrel. Bandung:
Alfabeta.
Suhartini, S., Fatimawali, & Citraningtyas, G. (2013). Analisis Asam Retinoat
Pada Kosmetik Krim Pemutih yang Beredar di Pasaran Kota Manado. Jurnal
Ilmiah Farmasi, 2(01), 1–7. https://doi.org/10.35799/pha.2.2013.879
Sujarweni, V. W. (2014). Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sukisman, J. M., & Utami, L. S. S. (2021). Perlawanan Stigma Warna Kulit
terhadap Standar Kecantikan Perempuan Melalui Iklan. Koneksi, 5(1), 67–
75. https://doi.org/10.24912/kn.v5i1.10150
Sunyoto, D. (2013). Perilaku Konsumen (Panduan Riset Sederhana untuk
Mengenali Konsumen). Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publishing
Service).
Valentine, E., & Sunaryo. (2014). Pengaruh Pengetahuan Produk terhadap Minat
Beli melalui Sikap Pada Produk Kerajinan Keramik Dinoyo - Kota Malang.
Junal Ilmiah Mahasiswa FEB, 4(2), 1–15.
Wiliyastuti, Kemalasari, P. R., & Sudodo, Y. (2018). Sikap Generasi Millenials
Terhadap Iklan Online dalam E-Commerce di Situs Youtube. Jurnal
Manajamen Dan Bisnis, 1(2). https://doi.org/10.37673/jmb.v1i2.20
62
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
LAMPIRAN
Lampiran 1
SK Penetapan Judul dan Dosen Pembimbing
63
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 2
Permohonan Pengambilan Data
64
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 3
Pemberian Izin Pengambilan Data
65
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 4
Surat Keterangan Menyelesaikan Penelitian
66
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 5
Permohonan Persetujuan Kaji Etik
67
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 6
Persetujuan Kaji Etik
68
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 7
Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Dengan Hormat,
Hormat saya,
Arisma
69
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
KUESIONER
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Responden
( )
70
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
A. Karakteristik Responden
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan cara melingkari salah satu opsi jawaban
yang ada.
Nama : …………………………………………
Usia : …………………………………………
a. Ya b. Tidak
*) Jika “Tidak” kapan terakhir saudari menggunakan hand and body lotion
whitening?
Bagian I. Pengetahuan
Mohon isi kuesioner berikut ini mengenai pengetahuan yang saudari ketahui
tentang produk Hand and Body Lotion Whitening. Pilih salah satu opsi pilihan
untuk setiap nomor dengan memberikan tanda centang (√).
Keterangan :
71
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
B : Benar
S : Salah
No. Pernyataan
Pengetahuan B S
1) Hand and body lotion whitening adalah lotion yang berfungsi
untuk membuat kulit menjadi putih atau cerah, karena biasanya
hand and body lotion dibekali berbagai formula bahan aktif
pemutih (whitening agent).
2) Vitamin C merupakan bahan yang tidak boleh digunakan
dalam produk hand and body lotion whitening
3) Penggunaan produk hand and body lotion whitening efektif
untuk mencerahkan dan melembabkan kulit
4) Cara menggunakan produk hand and body lotion whitening
adalah dengan mengoleskannya secara merata ke seluruh tubuh
5) Melanin adalah pigmen atau zat pewarna kulit yang dapat
membahayakan kulit
6) Produk hand and body lotion whitening dapat digunakan oleh
semua usia
7) Hidrokuinon merupakan salah satu bahan pemutih yang
berbahaya jika kandungannya melebihi batas yang
diizinkan oleh BPOM, yaitu 2%
8) Produk hand and body lotion whitening yang aman adalah
produk yang belum lulus uji standar BPOM dan tidak memiliki
nomor registrasi BPOM pada kemasan
9) Jika kulit mulai menunjukkan reaksi kemerahan atau gatal,
produk hand and body lotion whitening tetap bisa digunakan
10) Whitening agent yang umum digunakan adalah vitamin C,
alpha arbutin, glutathione, niacinamide, dan beberapa zat asam.
72
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
11) Hand and body lotion whitening mengandung berbagai
formula bahan aktif pemutih (whitening agent) yang tidak
dapat digunakan pada anak balita, karena kulit balita yang
masih sangat sensitive
12) Produk hand & body lotion whitening yang mengandung bahan
merkuri (air raksa) dapat memutihkan kulit dalam waktu
singkat bila kadar kandungan tidak melebih batas dari
ketentuan yang ada
13) Efek samping negatif yang dapat ditimbulkan oleh produk
hand and body lotion whitening dengan kandungan zat
berbahaya bila digunakan dalam jangka waktu yang lama
adalah gatal-gatal dan panas
Mohon isi kuesioner berikut ini mengenai alasan atau pertimbangan yang
mendasari saudari memutuskan untuk membeli produk Hand and Body Lotion
Whitening. Pilih salah satu opsi pilihan untuk setiap nomor dengan memberikan
tanda centang (√).
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
No. Pernyataan
Keputusan Pembelian SS S TS STS
1) Saya membeli produk hand and body lotion whitening
73
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
karena adanya kebutuhan bagi saya untuk mencerahkan
kulit
2) Sebelum membeli produk hand and body lotion
whitening, saya mencari informasi tentang produk yang
akan saya gunakan.
3) Saya tidak pernah kecewa setelah membeli produk
hand and body lotion whitening karena saya sudah
mendapatkan hasil yang sesuai yaitu memutihkan kulit.
4) Kurangnya pengetahuan akan zat yang aman digunakan
maupun zat berbahaya yang terkandung dalam produk
hand and body lotion whitening, yang membuat saya
memilih produk yang berbahaya bagi kulit saya
5) Saya membeli produk hand & body lotion whitening
yang sedang trend saat ini dipasaran
6) Saya tetap membeli produk hand & body lotion
whitening karena saya mengetahui kualitas produk
tersebut
7) Saya membeli produk hand and body lotion whitening
karena harga produk sesuai dengan kondisi keuangan
saya
8) Saya membeli produk hand and body lotion whitening
karena saya memiliki pengalaman yang memuaskan
akan produk tersebut
9) Saya merasa puas dengan produk hand and body lotion
whitening yang saya gunakan dan saya akan
merekomendasikan produk yang saya gunakan kepada
teman/keluarga
10) Saya membeli produk hand and body lotion whitening
karena tertarik dengan pengalaman orang lain ketika
menggunakan produk tersebut.
74
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 8
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 3 4 4 2 2 4 3 3 3 3
3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3
4 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 4 4 4 1 2 4 4 4 4 2
5 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 4 4 3 1 3 3 3 2 2 3
6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3
7 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 4 4 4 1 3 3 4 4 4 3
9 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3
10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
11 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2
12 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4
14 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 4 2 1 2 3 3 3 2 3
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 4 4 3 3 2 2 3 2 2 3
19 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 3 1 3 3 4 2 3 2
21 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 4 4 2 1 3 3 3 3 3 3
23 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 2 3 3 3 2 4 4
24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3
75
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
25 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 3 1 2 4 4 4 4 4
27 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2
28 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
29 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 3 2 2 1 2 3 4 2 2 3
30 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3
31 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 4 3 4 3 3 4 1 4 4 3
32 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3
33 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3
34 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3
35 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2
36 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3
37 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
38 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3
40 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3
41 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3
42 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 3 3 3 1 1 2 2 3 3 3
43 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 4 4 2 1 2 2 3 3 3 3
44 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 4 4 4 2 1 3 3 4 4 4
45 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 4 1 1 3 2 3 3 1 2 3
46 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 3 4 3 2 1 2 3 3 3 3
47 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2
48 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3
49 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
50 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 2 2 3 2 3 3 4
51 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 3 2
76
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
52 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
54 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3
55 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 3 3 2 1 2 4 4 3 3 2
56 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 3 3 2 2 1 2 3 3 3 1
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4
59 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
60 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 4 4 1 2 4 3 3 3 2
61 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3
62 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 2 4 3 3 4 3
63 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 4 4 3 1 2 4 4 3 3 3
64 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2
65 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2
66 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 4 4 3 1 2 3 3 3 3 3
67 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3
68 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 3 3 1 3 2 3 3 2 2 2
69 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3
70 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2
71 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
72 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
73 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4
74 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2
75 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2
76 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2
77 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
78 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3
77
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
79 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
80 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 4 3 2 1 2 3 3 3 3 3
81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 1 2 4 4 4 3 3
82 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2
83 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 3 4 3 2 2 4 4 3 3 3
84 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3
85 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3
86 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3 3 3 1 1 3 3 2 3 1
87 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3
88 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3
89 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 4 4 3 3 1 3 3 2 2 2
90 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
91 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 3 2 1 1 3 4 3 1 4
92 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4
93 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3
94 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 3 4 4 2 2 3 3 3 4 4
95 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 3 3 2 3 2 1 3 3 2 3
96 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 4 3 3 2 1 2 3 3 3 2
97 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3
98 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 3 4 3 2 1 2 3 4 3 2
99 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3
100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3
101 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
102 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3
103 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
104 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 3 2 1 2 3 4 3 2 2
105 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
78
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
106 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3
79
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 9
Total Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
80
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
45 53,84% Kurang 71 46,15% Kurang
81
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
97 53,84% Kurang 102 53,84% Kurang
82
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 10
Uji Statistika
83
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2. Uji Validitas Keputusan Pembelian
84
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
3. Uji Reliabilitas Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.649 13
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.755 10
85
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
II. Frekuensi Karatreristik Responden
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17 6 5.7 5.7 5.7
18 12 11.3 11.3 17.0
19 7 6.6 6.6 23.6
20 7 6.6 6.6 30.2
21 15 14.2 14.2 44.3
22 31 29.2 29.2 73.6
23 18 17.0 17.0 90.6
24 10 9.4 9.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
86
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Rutin Menggunakan Hand and Body Lotion Whitening
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 36 34.0 34.0 34.0
Ya 70 66.0 66.0 100.0
Total 106 100.0 100.0
87
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
III. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Keputusan Pembelian * Between Groups (Combined) 649.761 11 59.069 4.63 .000
Pengetahuan Linearity 450.183 1 450.183 35.356 .000
Deviation from 199.578 10 19.958 1.567 .128
Linearity
Within Groups 1196.890 94 12.733
Total 1846.651 105
88
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
3. Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21.091 1.473 14.318 .000
Pengetahuan .924 .159 .494 5.790 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .494 .244 .237 3.664
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
89
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 11
90
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
91
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
92
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
93
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
94
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
95
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Lampiran 12
Dokumentasi
96
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL