07 - Devi Muliasari - 17330074 - Skripsi - Rev
07 - Devi Muliasari - 17330074 - Skripsi - Rev
SKRIPSI
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Devi Muliasari
17330074
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2021
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
(Devi Muliasari)
Devi Muliasari
SKRIPSI
DEVI MULIASARI
NPM : 17330074
Disetujui Oleh :
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : Maret 2022
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa, tanda baca, maupun isi. Maka dari itu, dengan lapang
dada penulis membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberikan kritik ataupun saran demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Devi Muliasari
Sebagai sivitas akademika, Institus Sains dan Teknologi Nasional, saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Devi Muliasari
NPM : 17330074
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institus Sains Dan Teknologi Nasional Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non
exclusive Royalty – Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Perilaku Swamedikasi
Gastritis Dengan Antasida di Apotek Kimia Farma Putri Tunggal.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Royalti Nonekslusif
ini Institus Sains Dan Teknologi Nasional berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) soft copy
dan hard copy, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, Februari 2022
Devi Muliasari
Abstract
Gastritis is the 10 biggest disease suffered by people in Indonesia and is one of the
mild diseases that can be treated with self-medication if the symptoms are mild.
Self-medication is a person's attempt to heal himself without going to a doctor.
The purpose of this study was to see how the influence of knowledge on self-
medication behavior. This research is an observational study with a cross-
sectional descriptive research design. Technique of entering sample is purposive-
sampling using the Slovin formula. The results showed from 82 respondents
79.3% were women, 81.7% gastritis sufferers were aged 18-25 years, based on
education the highest percentage was SMA, and based on work were employee.
Consumer knowledge is in good category of 27% with good behavior of 51.2%.
The analysis used to see the effect is simple linear regression analysis with
regression equation Y = 19,171 + 1,178 X.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................................. vi
ABSTRAK................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL....................................................................................................... xv
BAB I............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
BAB II.......................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................... 5
2.1 Swamedikasi......................................................................................... 5
2.2 Gastritis.............................................................................................. 12
2.1 Konsumen........................................................................................... 29
2.2 Apotek................................................................................................ 30
BAB III....................................................................................................................... 34
METODE PENELITIAN............................................................................................ 34
3.3 Populasi.............................................................................................. 34
3.4 Sampel................................................................................................ 35
BAB IV....................................................................................................................... 51
BAB V........................................................................................................................ 83
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 83
5.2 Saran................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 85
Lampiran 1.................................................................................................................. 89
Lampiran 2.................................................................................................................. 90
Lampiran 3.................................................................................................................. 91
Lampiran 4.................................................................................................................. 92
Lampiran 5.................................................................................................................. 93
Lampiran 6.................................................................................................................. 94
PENDAHULUAN
prasarana, terakhir faktor penguat yang meliputi dukungan orang sekitar dan
tenaga kesehatan (Irwan, 2017).
Swamedikasi dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi serta
menghilangkan gejala penyakit ringan yang kadangkala dialami masyarakat,
seperti pilek, batuk, nyeri, sakit mag, diare, demam, gatal-gatal, cacingan dll.
Masyarakat akan secara mandiri membeli obat berlandaskan keluhan dirinya.
Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan obat yang boleh digunakan
masyarakat dalam praktik swamedikasi karena merupakan obat yang terbilang
tidak berbahaya bila digunakan dalam dosis yang seharusnya (Restiyono,
2016).
Gastritis ialah penyakit ringan yang sering ditemui dikehidupan sehari-
hari. Gastritis menunjukkan gejala atau sindrom berupa nyeri ulu hati,
muntah, mual, perasaan penuh pada perut, sendawa, dan rasa panas yang
menjalar ke bagian dada (Dharmika D, 2014)
Menurut studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tentang kejadian gastritis pada tahun 2012, diperoleh hasil 12,5% di Jepang,
22% di Inggris, 29,5% di Prancis, 31% di Cina, dan 35% di Kanada. Menurut
statistik dari Organisasi Kesehatan v Gastritis termasuk kedalam 10 penyakit
terbesar di Puskesmas Kota Depok sejak tahun 2018-2020 (Depkes Kota
Depok, 2020).
Penyakit gastritis umunya diawali dengan pola makan yang tidak terjadwal
dan juga pola hidup yang tidak sehat. Gastritis menimbulkan efek mual,
muntah dan perasaan tidak nyaman pada lambung. Gastritis termasuk penyakit
yang dapat di swamedikasi karena termasuk dalam penyakit ringan yang
sering dialami oleh masyarakat. (Restiyono, 2016). Disisi lain, swamedikasi
juga memiliki resiko potensial berupa gejala penyakit serius yang mungkin
tersamarkan, adanya interaksi obat yang mungkin terjadi, dosis yang kurang
tepat, juga adanya resiko dari pilihan obat yang tidak tepat (BPOM, 2014).
Apotek Kimia Farma Putri Tunggal merupakan salah satu sarana
kefarmasian yang terpercaya sehingga menjadi pilihan utama masyarakat di
sekitar wilayah Harjamukti Kota Depok dalam membeli obat. Dilakukan
penelitian mengenai pengaruh tingkat pengetahuan terhadap perilaku
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Swamedikasi
2. Gaya hidup
Saat ini tidak sedikit dari pasien atau pengguna obat lebih memilih
kenyamanan untuk membeli obat dimana saja bisa diperoleh dibandingkan
dengan harus mengantri lama di Rumah Sakit maupun klinik.
Dengan adanya praktik sanitasi yang baik, pemilihan nutrisi yang benar
Keinginan untuk merawat diri, mengurus keluarga yang sakit, kurang puas
terhadap pelayanan kesehatan yang tersedia, dan semakin banyaknya pilihan
obat merupakan beberapa contoh faktor yang mendukung pelaksanaan praktik
swamedikasi (Phalke dkk., 2006).
3. Penggunaan tidak memerlukan alat atau cara khusus yang harus dibantu oleh
dokter, perawat, maupun tenaga kesehatan yang lainnya.
Golongan obat yang rasional untuk swamedikasi merupakan obat yang aman
dan mempunyai efektivitas yang baik terhadap suatu gejala penyakit. Obat tanpa
resep adalah obat untuk suatu jenis penyakit yang dapat dilakukan untuk
pengobatan sendiri oleh masyarakat dan tidak membahayakan saat digunakan oleh
masyarakat tersebut (Zeerot, 2013).
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran
hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : paracetamol, antasida, rivanol,
multivitamin, bedak salicyl.
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : ibuprofen, antimo,
difenhidramin, bodrex ekstra, chlorpheniramine.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : ibuprofen, antimo, difenhidramin,
bodrex ekstra, chlorpheniramine. Tanda peringatan selalu tercantum pada
kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam
berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih
sebagai berikut :
P no. 1 P no. 4
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya Hanya untuk dibakar
P no. 2 P no. 5
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan Tidak boleh ditelan
ditelan
P no. 3 P no. 6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar badan Obat wasir, jangan ditelan
Obat wajib apotek (OWA) masuk ke dalam jenis obat keras yang tersedia di
apotek dan dapat dibeli tanpa resep dokter, tetapi harus diserahkan langsung
apoteker di apotek. Penggunaan obat wajib apotek (OWA) dalam pelaksanaan
swamedikasi harus melibatkan apoteker (BPOM RI, 2004). Contoh : Asam
Mefenamat, Natrium Diklofenak, Kalium Diklofenak, Etoricoxib, Antalgin.
3) Obat mulut dan tenggorokan : hexetidine untuk obat sariawan dan radang
tenggorokan
6) Antiparasit : Mebendazol
4) Diklofenak
1) Ranitidine
2) Asam Fusidat
3) Alopurinol
2.2 Gastritis
(Huzaifah, 2017).
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
2. Gastritis Kronik
5. Stress
Nyeri serta rasa panas pada ulu hati dan mual kadang disertai muntah dan
perut kembung (Depkes RI, 2006). Gejala-gejala umumnya tidak ada atau
kurang nyata, kadang kala dapat berupa gangguan pada pencernaan, nyeri
lambung dan muntah-muntah akibat erosi kecil di selaput lendir serta ada
kalanya terjadi pendarahan (Tjay dan Rahardja, 2007).
c) Makan tidak kurang dari 3 jam sebelum tidur sehingga memberi waktu
untuk pengosongan pada lambung
1. Golongan Antasida
Contoh obat :
ginjal.
b. Kalsium karbonat, kurang larut dan bereaksi lebih lambat daripada natrium
bikarbonat dengan HCI untuk membentuk karbondioksida dan kalsium
klorida (CaCl). Seperti natrium bikarbonat, kalsium karbonat dapat
menyebabkan bersendawa dan alkalosis metabolik. Kalsium karbonat
digunakan untuk sejumlah indikasi selain dari sifat antasidnya. Pemberian
berlebihan natrium bikarbonat atau kalsium karbonat dengan produk-
produk susu yang mengandung kalsium dapat menyebabkan
hiperkalsemia, insufisiensi ginjal, dan alkalosis metabolik (sindrom susu-
alkali).
c. Neurotoksisitas
Inhibitor pompa proton diberikan sebagai obat inaktif. Untuk melindungi zat
inaktif obat yang labil-asam dari kerusakan di dalam lumen lambung, produk oral
diformulasikan untuk lepas tunda (delayed release) sebagai tablet atau kapsul bersalut
enterik yang tahan asam. Setelah melewati lambung untuk masuk ke dalam lumen
usus halus, salut enterik kemudian larut dan prodrug terserap. Tersedia enam inhibitor
pompa proton untuk pemakaian klinis omeprazol, esomeprazol, lansoprazol,
Berbeda dari antagonis H2, inhibitor pompa proton menghambat sekresi baik
saat puasa maupun setelah makan karena obat golongan ini menghambat jalur umum
akhir sekresi asam, pompa proton.
Farmakokinetik dari obat ini adalah obat ini cepat diserap dan dimetabolisme
menjadi asam bebas yang aktif secara metabolis. Waktu paruhnya dalam serum
kurang dari 30 menit, oleh sebab itu misoprostol harus diberikan sebanyak 3-4 kali
sehari. Obat ini diekresi dalam urin (Katzung, 2011:1058).
Penyakit gastritis memiliki ciri, gejala dan penyebab yang sama dengan
dispepsia, oleh kerana itu digunakan algoritma terapi dispepsia.
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah
dipelajari dan diterima dari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
telah dipelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan suatu materi secara benar.
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
suatu masalah dan berkaitan satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai
pada tingkat analisis, apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek
tertentu.
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
1. Tingkat pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Dengan
bertambahnya umur individu, daya tangkap dan pola pikir seseorang akan lebih
berkembang, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
4. Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni, sehingga seseorang
memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
6. Lingkungan
7. Informasi
2. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
2. Secara Langsung
Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau
pernyataan ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar
dan salah.
Pengukuran perilaku secara tidak langsung ini, berarti peneliti tidak secara
langsung mengamati perilaku orang yang diteliti (responden). Peneliti
dapat menggunakan media angket atau kuesioner dengan skala likert
(Notoatmodjo, 2010).
“semangat kerja tinggi” selain kurang efisien juga akan menghadapi resiko
kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor yang terletak di sekitar mean
kelompok (Azwar, 2012).
2.1 Konsumen
1) Faktor Budaya.
Budaya adalah penyebab paling dasar dari keinginan dan perilaku
seseorang.
2) Faktor Sosial.
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-
faktor referensi kelompok sosial, keluarga, serta peran dan status.
3) Faktor Personal.
Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen
terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
Institut Sains dan Teknologi Nasional
30
4) Faktor Psikologis.
Faktor-faktor psikologis terdiri dari faktor motivasi, persepsi,
pembelajaran, keyakinan dan sikap.
2.2 Apotek
Salah satu contoh pelayanan farmasi klinis pada penelitian ini adalah
penyampaian informasi obat (PIO). Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
apoteker dalam penyediaan dan pemberian informasi mengenai obat yang
tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam
segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau
masyarakat. Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute
dan metoda pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif,
efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping,
interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan
lain-lain (KEMENKES, 2019).
GEJALA
GASTRITIS
Faktor predisposisi
SWAMEDIKASI (Teori Green)
→ Pengetahuan
Prilaku dalam
melakukan
swamedikasi
Pemilihan terapi
Dan penggunaan
obat
Sakit gastritis
sembuh
1.
Ha : Terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku
swamedikasi gastritis konsumen di Apotek Kimia Farma Putri
Tunggal.
2.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap
perilaku swamedikasi gastritis konsumen di Apotek Kimia Farma
Putri Tunggal.
METODE PENELITIAN
3.3 Populasi
Populasi adalah keseluruhan bagian dari subjek atau objek yang memiliki nilai
dan juga karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti, untuk selanjutnya
ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2017 : 117).
populasi pada penelitian ini sebanyak 75,5 atau dibulatkan menjadi 76.
3.4 Sampel
Menurut Sugiyono (2014: 120), sampel adalah bagian yang memiliki
karakteristik dari suatu populasi yang mampu mewakili keseluruhan populasi.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang diterapkan pada
penelitian ini, dimana sampel ditentukan atas standar tertentu. Sujarweni
(2016:86) juga mengatakan bahwa purposive sampling merupakan
pengambilan sampel dengan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Karena jumlah populasi pengunjung di Apotek Kimia Farma Putri
Tunggal ini tidak diketahui pasti, maka dihitung populasinya adalah dengan
rata-rata pembelian obat antasida pada 6 bulan terakhir (Mei-Oktober 2021).
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan tentang banyaknya
jumlah transaksi penjualan obat lambung sebanyak 991 dan transaksi
penjualan obat antasida sebanyak 453 sehingga jika dibagi 6, rata-rata
transaksi penjualan obat antasida sebanyak 75,5 atau dibulatkan menjadi 76.
Sampel penelitian ini terdapat pada kriteria inklusi dan eksluki yang diambil
dengan perhitungan rumus Slovin.
N
𝑛= 2
1+ Ne
Ket =
𝑛 : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan (5%)
Perhitungan :
76
𝑛= 2 = 74,81
1+ 76(5 %)
Kriteria eksklusi adalah sampel yang tidak dapat disertakan atau tidak cocok
untuk penelitian (Arikunto, 2015). Responden yang tidak mengisi kuesioner
dengan lengkap serta tidak pernah menggunakan obat antasida merupakan
keiteria eksklusi pada penelitin ini.
Definisi
No. Variabel Pengamatan Skala
Operasional
1 Jenis Perbedaan jenis 1. Perempuan Nominal
Kelamin gender berdasarkan 2. Laki-laki
biologis serta
anatomis.
(Nursalam, 2014)
6 Perilaku Tindakan yang Evaluasi kuesioner Ordinal
swamedikasi dilakukan dan hasilnya
mag. responden saat dikategorikan :
melakukan Kurang (x<19)
swamedikasi Cukup ( 19 ≤ x < 31)
gastritis. Baik ( 31 ≤ x )
(Azwar, 2012)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
38
Sumber : (Definisi Operasional dari Bahiyah Teh, 2020 dan telah diolah kembali)
Pengetahuan mengenai
swamedikasi penyakit Perilaku Swamedikasi
gastritis.
Responden 2
mengetahui gejala
penyakit gastritis.
Responden 3
mengetahui
penyebab penyakit
gastritis.
Pengetahuan Responden 4
tentang mengetahui
pencegahan dan pencegahan
terapi pada penyakit gastritis.
menyakit gastritis.
Responden 5
mengetahui terapi
farmakologi dan
non-farmakologi
penyakit gastritis.
Responden 7
mengetahui efek
samping obat
antasida.
Responden 9
mengetahui tampat
membeli obat
antasida.
Kuisioner perilaku ini adalah hasil modifikasi dari kuisioner Bahiyah Teh,
2020. Berisikan 10 pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif.
a. Selalu = skor 4
b. Sering = skor 3
c. Kadang-kadang = skor 2
Satuan distribusi normal standar terbagi atas enam bagian atau enam satuan
deviasi standar seperti gambar di atas. Tujuan pengkategorisasian ini adalah
menempatkan sampel pada kelompok yang posisinya berjenjang. Pada
penelitian ini, perilaku responden akan dikategorikan menjadi perilaku baik,
Perilaku Responden 8
pencegahan dan mengetahui
terapi pada tindakan
menyakit gastritis. selanjutnya jika
keluhan tidak
membaik.
Responden 9,10
mengetahui cara
penyimpanan obat.
Pengukuran uji ini merujuk pada seberapa jauh hasil pengukuran dari objek
yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2017). Pengujian ini
menggukanan metode Cronbach’s alpha, variabel disebut reliabel apabila nilai
Cronbach α > 0,70 dan bila < 0,70 maka tidak reliabel (Ghozali, 2013).
Tahapan awal pada pengujian ini yaitu menetapkan nilai r tabel pada program
SPSS. Setelah itu, cari hasil r. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa item
tersebut reliabel jika r α > r tabel, dan tidak reliabel jika r α < r tabel. Menurut
(Budi, 2006), tingkat reliabilitas metode Cronbach’s alpha diukur berdasarkan
skala alpha dari 0 - 1. Apabila skala dikelompokan kedalam 5 kategori dengan
interval yang sama, urutan stabilitas alfa dijelaskan seperti dibawah ini :
Reliability Statistics
.834 14
Reliability Statistics
.839 10
(Agus I, 2007)
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas.
Uji normalitas data bertujuan untuk menunjukkan bahwa sampel data berasal
dari populasi yang terdistribusi normal. Setelah seluruh data sampel penelitian
terkumpul, maka dilakukan uji normalitas.
Terdapat beberapa pilihan uji dalam uji normalitas data, yaitu analisis grafik,
Uji Shapiro-Wilk dan Kolmogorov-Smirnov. Kriteria kenormalan uji
Kolmogorov-smirnov adalah seperti dibawah ini (Juliansyah, 2014) :
b. Uji Linieritas
Jika nilai probabilitas > 0,05 maka hubungan antara variabel (X)
Jika nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antara variabel (X)
dengan (Y) adalah tidak linear.
a. Uji Heteroskedastisitas
b. Uji Autokorelasi
3. Uji Hipotesis
1. Menentukan hipotesis
4. Tabulasi (Tabulating)
Etika penelitian merupakan kode etik yang berlaku pada setiap kegiatan
penelitian yang melibatkan peneliti, pihak yang diteliti (objek penelitian), dan
masyarakat yang akan terkena dampak dari hasil penelitian (Notoatmodjo,
2012).
Setiap manusia memiliki hak pribadi dasar, termasuk hak atas privasi
Responden
No Jenis Kelamin
N %
1 Perempuan 65 79,3%
2 Laki-laki 17 20,7%
TOTAL 82 100%
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rantung & Malonda, 2019)
dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perempuan berpeluang 6,667
kali terjadi gastritis dari pada laki-laki; dengan kata lain perempuan lebih
berisiko untuk mangalami gastritis. Pada penelitiannya juga dijelaskan
beberapa penyebab nya adalah kebutuhan gizi antara perempuan dan laki-laki
berbeda serta perempuan cenderung lebih memperhatikan postur tubuh
dibandingkan dengan laki-laki.
Responden
No Usia
N %
1 18 - 25 tahun 67 81,7%
2 26 - 35 tahun 13 15,9%
3 36 - 45 tahun 2 2,4%
TOTAL 82 100%
No Pendidikan Responden
N %
1 SMP/MTS 3 3,7%
2 SMA/MA 34 41,4%
3 Diploma 8 9,8%
4 Sarjana 30 36,6%
5 Lainnya 7 8,5%
TOTAL 82 100%
Responden
No Pekerjaan
N %
1 Pelajar/ mahasiswa 32 39%
2 PNS 4 4,9%
3 Karyawan swasta 35 42,7%
4 Pedagang 3 3,7%
5 Lainnya 8 9,8%
TOTAL 82 100%
Tabel 4. 5 Responden Berdasarkan Obat Antasida Yang Sedang Atau Sudah Pernah
Digunakan
Responden
No Terakhir Konsumsi
N %
1 < 1 minggu 33 40%
2 < 1 bulan 49 60%
3 < 3 bulan 0 0%
total 82 100%
Responden
No Gejala Hilang/Berkurang
N %
1 Ya 80 98%
2 Tidak 2 2%
total 82 100%
Responden
No Efek Samping
N %
1 Ada 12 15%
2 Tidak ada 70 85%
total 82 100%
Jumlah
Kategori responden Jumlah (n)
Baik (76-100%) 27 %
22
Cukup (56-75%) 44 %
36
Kurang (<56%) 24 29 %
TOTAL 82 100 %
80%
60%
40%
20%
0%
BENAR
SALAH
atas, berupa nyeri pada perut yang akan hilang jika diberi makan atau
antasida, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah, dan
bersendawa (Yolanda, 2015).
3. Penyebab penyakit gastritis
Penyataan nomor 3, “Makan tidak teratur dapat menyebabkan penyakit
gastritis”. Pada pernyataan ini sebanyak 71% responden menjawab benar
dan 29% responden menjawab salah. Hal ini terjadi karena sebagian besar
responden sudah mengetahui dan merasakan pentingnya untuk tetap
menjaga pola makan dengan baik agar kesehatan lambung tetap terjaga.
Menurut teori Oetoro (2018) Gastritis disebabkan oleh kebiasaan
makan yang tidak teratur. Makan terlambat dan makan terlalu banyak
makanan pedas dan asam dapat merangsang peningkatan asam lambung,
yang juga dapat menyebabkan mulas dan sakit perut, disertai mual dan
muntah. Sedangkan pola makan yang seharusnnya untuk remaja adalah pola
makan yang mengandung 3 komponen pola makan yang baik, jenis
makanan yang dimakan harus bervariasi dan bergizi, termasuk yang
mengandung zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh yaitu karbohidrat, protein,
vitamin, lemak. dan mineral, ukuran porsi yang cukup dan frekuensi makan
yang teratur
Mylanta, Magasida.
skor 1 untuk jawaban tidak pernah, skor 2 untuk jawaban kadang-kadang, skor 3
untuk jawaban sering, dan skor 4 untuk jawaban selalu. Rentang minimum-
maksimumnya adalah 10x1=10 sampai dengan 10x4=40, sehingga luas jarak
sebarannya adalah 40-10=30. Diketahu bahwa kurve normal terdiri atas 6 standar
deviasi, maka tiap standar deviasi nilainya adalah σ=30/6=5. Juga diketahui
bahwa dalam kurve normal, nilai mean selalu berada di tengah, dengan demikian
μ = (10+30) / 2 = 25 atau μ =10x2,5=25. Berikut ini distribusi frekuensi responden
berdasarkan pengkategorian di atas :
Tabel 4. 14 Distribusi Frekuensi Kategori Perilaku
Kategori Perilaku
Kumulatif
Frekuensi Persen Valid Persen Persen
Valid Kurang 4 4.9 4.9 4.9
Cukup 36 43.9 43.9 48.8
Baik 42 51.2 51.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
Pada tabel di atas disajikan data dengan hasil bahwasannya 51,2% dari
responden pada penelitian ini berperilaku baik dalam melakukan swamedikasi
gastritis, sebanyak 43,9 % dikategorikan berperilaku cukup, dan sebanyak 4,9%
responden berperilaku kurang.
Berdasarkan paparan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwasannya setengah
lebih dari keseluruhan responden sudah memiliki perilaku yang baik dalam
melakukan swamedikasi gastritis. Hasil yang sesuai juga dibuktikan pada
penelitian (Oi et al., 2019) dimana 75,83% dari respondennya berperilaku positif
saat melakukan swamedikasi gastritis. Penelitian yang dilakukan (Teh, 2020) juga
mendapatkan hasil serupa, dengan hasil responden yang masuk dalam kategori
perilaku swamedikasi baik sebanyak 53,8% atau lebih dari setengah keseluruhan
responden. Hasil serupa juga didapatkan pada penelitian (Widyayanti, 2018) yang
menyatakan bahwasannya 69,2% respondennya berperilaku baik dalam
swamedikasi gastritis.
Kadang- Tidak
No Selalu Sering
Pernyataan kadang Pernah
Soal n % n % n % n %
Saya berkonsultasi
dengan apoteker atau
tenaga teknis
1 11 13 42 51 26 32 3 4
kefarmasian (TTK)
sebelum membeli obat
antasida.
Saya membeli obat
antasida berdasarkan
2 rekomendasi apoteker 16 20 44 54 19 23 3 4
atau tenaga teknis
kefarmasian (TTK).
Penelitian yang dilakukan oleh (Siahaan et al., 2017) bahwa apotek merupakan
tempat terbaik untuk membeli obat, baik itu obat keras, obat bebas,
vitamin/suplemen (>75%). Selain itu, apotek merupakan tempat praktik bagi
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, sehingga apabila responden
melakukan pembelian obat di apotek, maka akan mendapatkan informasi atau
bantuan dalam melakukan swamedikasi, berupa akan diberikan saran dan pilihan
obat untuk mengatasi keluhannya. Tenaga kesehatan merupakan sumber informasi
kesehatan dan obat yang profesional dan dapat dipercaya (Siahaan et al., 2017).
Kadang- Tidak
No Selalu Sering
Pernyataan kadang Pernah
Soal n % n % n % n %
Saya membaca
aturan pakai dan
3 peringatan yang 18 22 41 50 20 24 3 4
tertera pada kemasan
obat.
Apabila saya belum
paham cara
pengunaan obat, saya
6 bertanya pada 18 22 46 56 17 21 1 1
apoteker atau tenaga
teknis kefarmasian
(TTK).
Bila menggunakan
antasida tablet, saya
7 mengunyahnya 22 27 37 45 18 22 5 6
dahulu sebelum
menelannya.
Sub variabel kedua adalah perilaku penggunaan obat antasida, yang diuraikan
dalam 3 bentuk pernyataan. Hasilnya 22% responden selalu membaca aturan
pakai yang tertera pada kemasan obat, 56% responden sering bertanya pada
petugas farmasi bila belum paham tentang penggunaan obat, serta 27% responden
selalu mengunyah antasida sebelum menelannya dan 6% responden tidak pernah
mengunyah tablet antasida sebelum menelannya.
Informasi obat dapat diketahui dari berbagai sumber, misalnya cetakan (seperti
buku/broshur), melalui sejawat farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya (Aslam. M,
dkk, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh (Dini & Lestari, 2015), sebesar 64%
dari responden selalu membaca informasi yang ada dalam kemasan obat yang
dijual bebas. Hal tersebut dilakukan sebelum meminum obat dan dilakukan
dengan keinginan sendiri, tanpa ada paksaan orang lain untuk. Harapannya
melakukan hal itu adalan untuk antisipasi dari kesalahan meminum obat. Hal itu
dilakukan agar selalu aman dengan maksud tidak salah mengkonsumsi dengan
kelebihan dosis minum dan sudah habis masa berlakunya.
Pernyataan ke-7 berbunyi “Bila menggunakan antasida tablet, saya
mengunyahnya dahulu sebelum menelannya”. 27% responden selalu melakukan
cara tersebut dan 45% responden sering mempraktikan hal itu. Jawaban positif
sesuai dengan pertanyaan pendahuluan, dimana sejumlah tim peneliti dari Pusat
Ilmu Kesehatan University of Oklahoma, Amerika, menemukan fakta jika obat
antasida lebih aman dikonsumsi dengan cara dikunyah atau dihisap. Hal ini
bermanfaat untuk mengontrol keasaman di kerongkongan, dan memudahkan obat
diserap tubuh. Sementara itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Alimentary
Pharmacology and Therapeutics, menyebut jika obat antasida jauh lebih efektif
jika ditelan dalam kondisi yang sudah hancur. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
dikunyah atau dihisap. Tim peneliti menjelaskan jika obat antasida (tablet) yang
dikonsumsi dengan cara ditelan akan langsung masuk ke dalam lambung. Kondisi
ini membuat obat tidak langsung bekerja, dan tingkat efektifitasnya berkurang.
Sementara obat antasida yang dikunyah, dihisap atau dilarutkan ke dalam air
sebelum dikonsumsi, akan langsung menetralkan asam lambung sejak berada di
mulut, hingga melewati kerongkongan. Saat sampai di dalam lambung, obat ini
pun akan langsung bekerja menetralkan asam lambung. (Dikutip dari :
https://promag.id/article/detail/alasan-obat-maag-harus-dikunyah-atau-dihisap-
dulu// 2 Februari 2022)
Kadang- Tidak
No Selalu Sering
Pernyataan kadang Pernah
Soal n % n % n % n %
Saya meminum obat
2
4 antasida sebelum 21 41 50 18 22 2 2
6
makan.
Jika saya terlewat
minum antasida,
2
5 maka saya tidak 21 36 44 20 24 5 6
6
meminum obat dua
kali lipat.
Sub variabel ketiga, yaitu perilaku saat dan setelah konsumsi obat antasida.
Diwakilkan melalui 2 pernyataan dan didapatkan hasil 26% responden selalu
meminum obat antasida sebelum makan, dan 26% responden tidak meminum obat
double bila terlupa.
Menurut penelitian (Susetyo et al., 2020) Sebanyak 67% (n=87) responden
menjawab benar bahwa obat antasida harus diminum saat perut kosong, hal ini
sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan RI (2008). Selain itu menurut
Departemen Kesehatan RI (2007), obat antasida diminum 1 jam sebelum makan.
Kadang- Tidak
No Selalu Sering
Pernyataan kadang Pernah
Soa
n % n % n % n %
l
Jika dalam 3 hari
keluhan tidak membaik 1 4
8 22 37 27 33 0 0
atau obat habis, saya 8 5
periksa ke dokter
Institut Sains dan Teknologi Nasional
74
6.1
6.2
6.3
6.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Uji normalitas pada penelitian ini juga digunakan nilai Sig. dari
Kolmogorov-smirnov dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Data dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai Sig. > 0,05, baik pada Kolmogorov-Smirnov
maupun Shapiro-Wilk. (Setyawan, 2020). Hasil uji normalitas dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4. 19 Hasil Uji Normalitas
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Sig. dari residual sebesar
0.704 lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi
normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.
b. Uji Linieritas
Institut Sains dan Teknologi Nasional
77
Uji linearitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui apakah setiap
variabel independen dan variabel dependennya mempunyai hubungan yang
linear atau tidak secara signifikan. Pengambilan keputusan pada pengujian
linieritas ini adalah bila nilai probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua
variabel adalah linier dan sebaliknya (Setiawan & Yosepha, 2020). Hasil
pengujian linieritas dapat dilihat pada tabel 4.21 di bawah ini :
Tabel 4. 20 Hasil Uji Linieritas
ANOVA Tabel
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
* Tingkat Linearity
Data penelitian dikatakan linier jika nilai deviation from linearity lebih
dari 0,050.
c. Uji Heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi dari data t dan data ke t-1. Autokorelasi
dapat diuji dengan melihat nilai Durbin-Watsonnya pada kolom Model Summary.
Model regresi yang baik yakni yang terbebas dari autokorelasi. Salah satu cara
yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji
Durbin-Watson.
Metode pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan uji
Durbin-Watson (uji D-W) yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 21 Nilai Durbin-Watson
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,581 a
,337 ,329 4,81487 1,836
a. Predictors: (Constant), Tingkat_Pengetahuan
b. Dependent Variabel: Perilaku_Swamedikasi_Gastritis
Sumber: data primer yang diolah, 2022
Dari tabel 14.22 dapat diketahui nilai Durbin-Watson sebesar 1,836, nilai
tabel D-W dengan n = 82 dan k (jumlah variabel independen) = 1 adalah dL =
1,6164 dan dU = 1,6657. Karena d (1,836) > dU (1,6657) dan 4-d (2,164) > dU
(1,6657) atau du < d < 4 – du maka tidak terjadi autokorelasi positif dan
negatif. Asumsi non-autokorelasi terpenuhi.
e. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi yang telah dilakukan diperoleh koefisien regresi nilai t
hitung dan tingkat signifikansi sebagaimana ditampilkan pada tabel 4.17 berikut :
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 19,171 1,646 11,646 ,000
Tingkat Pengetahua Konsumen (X) 1,178 ,185 ,581 6,379 ,000
a. Dependent Variabel: Perilaku Swamedikasi Gastritis Dengan Antasida (Y)
Sumber: data primer yang diolah, 2022
Dari hasil tersebut, persamaan regesi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = 19,171 + 1,178 X
Keterangan:
Y : Perilaku Swamedikasi Gastritis Dengan Antasida
X : Tingkat Pengetahuan
Persamaan regresi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Konstanta sebesar 19,171 artinya jika variabel independen bernilai 0, nilai
variabel Y tetap, yaitu sebesar 19,171
Koefisien X positif, yaitu sebesar 1,178 artinya jika variabel X atau variabel
pengetahuan mengalami kenaikan sebesar 1 poin, maka variabel Y atau
perilaku akan naik sebesar 1,178
Hasil uji F pada kedua model regresi penelitian ditunjukkan pada tabel berikut:
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 943,375 1 943,375 40,693 ,000b
Residual 1854,637 80 23,183
Total 2798,012 81
a. Dependent Variabel: Perilaku Swamedikasi Gastritis Dengan Antasida (Y)
b. Predictors: (Constant), Tingkat Pengetahuan Konsumen (X)
Sumber: data primer yang diolah, 2022
α=5%, df 1= k-1=1, F-Tabel(n-k)(82-1) = F-Tabel 81 = 3.96
Berdasarkan hasil uji ANOVA pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai F
hitung lebih besar daripada nilai F tabel (40,693 > 3.96) dan nilai signifikansi
adalah 0,000, yang berarti kurang dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan
(X) dapat mempengaruhi variabel terikat yaitu perilaku (Y).
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 19,171 1,646 11,646 ,000
Model Summary
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of the
l Square Estimate
1 ,581 ,337 ,329 4,81487
a. Predictors: (Constant), Tingkat_Pengetahuan
Nilai koefisien determinasi adalah R square sebesar 0,337 artinya variabel Y yang
merupakan perilaku dipengaruhi oleh variabel X dalam penelitian ini sebesar
33,7% dan sisanya sebesar 66,3 % dipengaruhi faktor lain di luar penelitian.
Berdasarkan teori Lawrence Green, memang ada 3 faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang yaitu faktor predisposisi (pengetahuan), faktor pemungkin
(sarana dan prasarana, pelatihan), serta faktor penguat (peraturan dan undang-
undang).
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Dari seluruh sampel yang dikumpulkan, dapat dilihat
karakteristik responden pada swamedikasi gastritis
berdasarkan jenis kelamin yaitu 79,3% adalah
perempuan, berdasarkan usia penderita gastritis pada
penelitian ini terbanyak pada usia 18-25 tahun dengan
persentase 81,7%, berdasarkan pendidikan terakhir adalah
SMA/MA dengan persentase 41,4%, kemudian
berdasarkan pekerjaan persentase tertinggi yaitu pada
pekerjaan karyawan kemudian pelajar/mahasiswa.
2. Tingkat pengetahuan konsumen berada dengan kategori
baik sebesar 27%, kategori cukup dengan persentase
sebesar 44%, dan kategori kurang dengan persentase
29%.
3. Perilaku swamedikasi responden dikategorikan menjadi
perilaku baik, cukup, dan kurang dengan persentase
berturut turut senilai 51,2%, 43,9 %, dan 4,9%.
4. Hasil analisis pengaruh regresi linier sederhana antara
variabel terikat terhadap variabel bebas didapatkan hasil
bahwasannya Tingkat Pengetahuan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Perilaku. Dengan persamaan
regresi :
Y = 19,171 + 1,178 X
Dimana :
Konstanta sebesar 19,171 artinya jika variabel independen bernilai 0, nilai
variabel Y tetap, yaitu sebesar 19,171
5.2 Saran
5. Studi serupa diperlukan dalam penelitian masa depan yang meneliti faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap, seperti
faktor pengalaman, lingkungan, dan sosial budaya, yang juga dapat
ditambahkan dan dikaitkan dengan variabel lain seperti sikap masyarakat.
6. Bagi masyarakat, perlu adanya kesadaran dalam melakukan swamedikasi
gastritis yang tepat dengan meningkatkan pengetahuan sebelum
melakukan swamedikasi
7. Bagi petugas kesehatan, agar senantiasa memberikan edukasi yang cukup
untuk menambah wawasan masyarakat dalam melakukan swamedikasi.
Susetyo, E., Agustin, E. D., Hanuni, H., Chasanah, R. A., Lestari, E. Y. D., Rana,
R., Leo, Y. A. L., Rizqulloh, Z. A., Meldaviati, G., Fardha, J., Febriansyah,
F., Susanto, D. P. M., Sholikah, F., & Pristianty, L. (2020). Profil
Pengetahuan Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Terhadap
Penggunaan Obat Antasida. Jurnal Farmasi Komunitas, 7(2), 48.
https://doi.org/10.20473/jfk.v7i2.21805
Syam, A. F., Simadibrata, M., Makmun, D., Abdullah, M., Fauzi, A., Renaldi, K.,
Maulahela, H., & Utari, A. P. (2017). National Consensus on Management of
Dyspepsia and Helicobacter pylori Infection. Acta Medica Indonesiana,
49(3), 279–287.
Teh, B. (2020). Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Swamedikasi Maag Pada
Mahasiswa Thailand Di Malang. SELL Journal, 5(1), 55.
Tussakinah, W., Masrul, M., & Burhan, I. R. (2018). Hubungan Pola Makan dan
Tingkat Stres terhadap Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 217.
https://doi.org/10.25077/jka.v7.i2.p217-225.2018
U.S Pharmacopeia. (2019). Pharmaceutical Compounding—Nonsterile
Preparations. 0–12.
https://www.uspnf.com/sites/default/files/usp_pdf/EN/USPNF/revisions/gc-
795-postponement-rb-notice-20191122.pdf
Ulfa, A. M., & Abidin, Z. (2014). Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
Perilaku Pengobatan Sendiri (Swamedikasi) Yang Rasional Oleh Pengunjung
Apotek “X” Kota Bandar Lampung,. Jurnal Dunia Kesmas Volume 3. Nomor
3, 3(April), 145–153.
Widyayanti, E. (2018). Gambaran Swamedikasi Penggunaan Obat Gastritis Di
Apotek Kimia Farma Sutoyo Malang.
http://repository.pimedu.ac.id/id/eprint/279/
LAMPIRAN
Lampiran 1
SK Penetapan Judul dan Dosen Pembimbing
Lampiran 2
Balasan Surat Izin Penelitian
Lampiran 3
Balasan Surat Izin Penelitian
Lampiran 4
Lembar Kaji Etik
Lampiran 5
Lembar Informed Consent
Lampiran 6
Kuisioner Penelitian
I. Karakteristik responden
Nomor reponden :
o Perempuan
o Laki – laki
2. Usia ....
o 18-25 tahun
o 26-35 tahun
o 36-45 tahun
o SMP/MTS
o SMA/MA
o Diploma
o Sarjana
o Lainnya : .......................
o Pelajar / mahasiswa
o PNS
o Karyawan swasta
o Pedagang
o Lainnya : .......................
o Mylanta suspensi
o Polysilane tablet
o Lainnya : ...............
o < 1 minggu
o < 1 bulan
o < 3 bulan
antasida ?
o Ya
o Tidak
antasida ?
o Ada
o Tidak
penyakit gastritis.
penyakit gastritis.
kambuh.
Magasida.
BAB).
antasida.
berdasarkan rekomendasi
kefarmasian (TTK).
sebelum makan.
(TTK).
periksa ke dokter.
suspensi.
Lampiran 7
Dokumentasi
Lampiran 8
Hasil Coding
No Jenis kelamin...
Usia... Pendidikan
Pekerjaan
terakhirRiwayat
...
saat iniobat
... Terakhir konsumsiBegejala Gejala berkurang Efek samping P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P TotalS1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S Total
1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 1 1 5 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 10 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
3 1 3 3 5 3 1 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 37
4 1 1 3 3 1 1 1 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 31
5 1 2 5 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 31
6 2 1 4 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
7 1 2 5 3 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 11 2 3 4 4 1 4 4 4 4 4 34
8 1 1 4 3 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
9 1 1 3 1 3 2 1 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 37
10 2 1 2 4 3 2 1 1 2 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 37
11 1 1 3 1 1 2 1 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
12 2 1 5 4 3 1 2 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 7 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 34
13 1 1 3 1 3 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 14
14 1 1 3 3 3 2 2 1 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 23
15 1 1 3 1 3 1 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 26
16 1 1 5 3 1 1 1 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 6 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 26
17 1 1 3 5 1 1 1 1 2 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 26
18 2 1 5 3 2 1 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 23
19 1 3 3 3 3 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 6 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 20
20 1 1 5 2 3 2 1 1 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29
21 1 1 4 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 10 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 26
22 1 1 3 3 3 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 7 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 23
23 2 1 5 1 1 2 2 1 2 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 31
24 1 1 5 3 3 1 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 4 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 14
25 1 1 3 5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 23
26 1 1 3 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 8 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 26
27 2 1 5 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
28 1 1 3 3 4 1 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 7 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 23
29 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 9 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31
30 2 1 5 3 4 2 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 6 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 26
31 1 1 5 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 12 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
32 1 1 3 1 2 2 1 1 2 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
33 1 2 5 5 2 2 2 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 34
34 2 1 5 3 1 2 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 3 4 3 2 3 4 2 4 4 2 31
35 1 1 5 3 2 2 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
36 1 1 4 3 2 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 34
37 2 1 3 1 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
38 1 2 6 3 3 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
39 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37
40 1 2 6 3 4 2 1 1 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 37
41 1 1 4 1 4 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 11 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31
42 1 2 5 3 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 34
43 1 2 6 4 3 2 2 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 26
44 1 1 5 2 3 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 20
45 1 2 6 3 3 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 23
46 1 1 5 3 1 2 1 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1 1 2 3 1 2 2 2 17
47 2 1 5 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
48 1 2 6 3 4 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 34
49 1 1 5 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
50 1 2 5 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 10 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31
51 1 1 3 1 4 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
52 1 1 3 1 3 2 2 1 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 7 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 29
53 2 2 6 2 2 1 2 1 2 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 8 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 26
54 1 2 6 3 3 2 1 2 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 10 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37
55 1 1 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 11 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 20
56 1 1 5 5 4 1 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 8 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 26
57 1 1 3 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 29
58 1 1 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 34
59 1 1 4 5 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31
60 2 1 3 1 3 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31
61 1 2 5 5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 34
62 2 1 4 3 2 2 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 26
63 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 11 2 4 4 3 4 4 4 4 4 1 34
64 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 9 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 34
65 1 1 2 1 4 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
66 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 10 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 34
67 1 1 5 3 3 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 8 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 34
68 1 1 5 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 8 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 29
69 2 1 5 3 1 1 2 1 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 34
70 1 1 3 3 3 2 1 1 2 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 6 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 29
71 1 1 5 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 20
72 1 1 4 3 2 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 3 2 3 1 1 3 1 1 2 2 1 17
73 1 1 5 3 2 1 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 23
74 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
75 1 1 5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
76 1 1 3 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 9 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 34
77 1 1 3 5 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 34
78 1 1 3 1 3 2 1 1 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37
79 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 7 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 23
80 2 1 5 3 2 1 1 1 2 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
81 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 11 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 29
82 1 1 3 1 3 1 2 1 2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 3 4 4 1 3 2 4 4 4 31
Lampiran 9
Hasil Output SPSS
1. Uji Validitas Kuisioner
a. Valisitas Pengetahuan
b. Validitas Perilaku
a. Reliabilitas Pengetahuan
b. Reliabilitas Perilaku
3. Uji Normalitas
a. Histogram
b. Kolmogorov-Smirnov
4. Uji Linieritas
5. Uji Heteroskedastisitas
6. Uji Autokorelasi
8. Uji F
Lampiran 10
DATA TRANSAKSI OBAT LAMBUNG DAN ANTASIDA