Anda di halaman 1dari 119

MODUL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG

JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-

Nya, sehingga Modul Praktik Kerja Lapangan (PKL) I Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta

Magelang, Jurusan Pertanian Yogyakarta Tahun Akademik 2022/2023 ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Modul PKL I secara garis besar berisi pelaksanaan dan evaluasi penyuluhanyang dijabarkan

dalam beberapa capaian kompetensi. Modul PKL I ini diharapkan menjadi acuan pelaksanaan PKL

bagi mahasiswa, pembimbing serta panitia. Disadari petunjuk teknis ini belum sempurna, oleh karena

itu saran perbaikan dalam rangka penyempurnaan sangat dihargai. Akhir kata, semoga pelaksanaan

PKL I di lapangan berjalan lancar dan disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Yogyakarta, Maret 2023


Ketua Jurusan Pertanian

Dr. Endah Puspitojati, S.TP., MP


NIP. 198102282005012003

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................. iii
UNIT KOMPETENSI 1. MENYUSUN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN .................................................. 4
ELEMEN KOMPETENSI 1 MEMETAKAN POTENSI WILAYAH ............................................................................. 5
TEKNIK ANALISIS WILAYAH BERORIENTASI AGRIBISNIS ................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 6
BAB I IDENTIFIKASI FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL WILAYAH ..................................... 7
BAB III MATRIKS SWOT ...................................................................................................................................... 11
BAB IV PEMECAHAN MASALAH DALAM PENYULUHAN .................................................................................. 13
BAB V STRATEGI & PERENCANAAN PENYULUHAN........................................................................................ 16
BAB VI PENUTUP ................................................................................................................................................. 18
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH ...................................................................................................................... 20
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 20
BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........................................................................................... 22
BAB.III ANALISIS DAN PERUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 50
BAB. IV. PENUTUP ................................................................................................................................................ 54
ELEMEN KOMPETENSI 2 MENYUSUN KONSEP PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN ............64
PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN ........................................................................................................... 64
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 65
BAB II PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN ............................... 68
BAB III UNSUR - UNSUR PROGRAMA PENYULUHAN ...................................................................................... 72
BAB IV MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN .................................................................... 76
BAB V TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN ......................................................................... 82
BAB VI PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN TINGKAT KECAMATAN/BPP .....85
BAB VII P E N U T U P ........................................................................................................................................... 92
UNIT KOMPETENSI 2 MENYIAPKAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN ..................................................... 94
ELEMEN KOMPETENSI 1 MENETAPKAN MATERI ............................................................................................. 94
ELEMEN KOMPETENSI 2 MENYUSUN MATERI ................................................................................................. 94
MATERI PENYULUHAN PERTANIAN ................................................................................................................... 94
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 95
BAB II TINJAUAN UMUM MATERI PENYULUHAN PERTANIAN ......................................................................... 96
BAB III SUMBER-SUMBER MATERI PENYULUHAN PERTANIAN .................................................................. 102
BAB IV PEMILIHAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN ................................................................................ 104
BAB V PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN .......................................................................... 106
BAB VI PENUTUP .............................................................................................................................................. 110
LAMPIRAN ........................................................................................................................................................... 113

iii
UNIT KOMPETENSI 1.

MENYUSUN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

4
ELEMEN KOMPETENSI 1 MEMETAKAN POTENSI WILAYAH

TEKNIK ANALISIS WILAYAH BERORIENTASI AGRIBISNIS


DESKRIPSI Materi ini mencakup tentang: Identifikasi faktor lingkungan
eksternal dan internal wilayah, Penyusunan Matrik SWOT,
Pemecahan Masalah dalam Penyuluhan, Strategi dan
Perencanaan Penyuluhan
POKOK BAHASAN 1. Identifikasi faktor lingkungan eksternal dan internal wilayah
2. Penyusunan matrik SWOT
3. Pemecahan Masalah dalam Penyuluhan.
4. Strategi dan Perencanaan Penyuluhan
KOMPETENSI DASAR Mahasiswa dapat memahami teknik analisis faktor eksternal
dan internal wilayah sebagai dasar penetapan strategi untuk
pemecahan masalah.
INDIKATOR HASIL 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor- faktor
BELAJAR ekstenal dan internal wilayah atau lingkunganpedesaan.
2. Mahasiswa mampu membuat matrik SWOT.
3. Mahasiswa mampu membuat kegiatan untuk pemecahan
masalah.
4. Mahasiswa mampu merumuskan strategi dan perencanaan
penyuluhan.
ALAT dan BAHAN Alat tulis, Data sekunder wilayah

5
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan hidup melalui peningkatan produksi pertanian dan pendapatan. Untuk
mencapai maksud tersebut kegiatan penyuluhan mesti dirancang sesuai dengan kebutuhan
petani untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani, sehingga mengetahui
kebutuhan petani merupakan faktor penentu sekaligus celah masuk (entry- point) dalam
menetapkan kegiatan dan materi penyuluhan.

Kebutuhan petani umumnya dikenal dalam dua jenis, yaitu: kebutuhan nyata (real-needs)
dan kebutuhan yang dirasakan (felt-needs)). Kebutuhan nyata adalah kebutuhan yang
mesti dipenuhi segera dan bila tidak terpenuhi maka akan ada resiko, sedangkan
kebutuhan yang dirasakan adalah kebutuhan yang tidak mengandung resiko bila tidak
segera dipenuhi. Oleh karena itu mencari resolusi untuk mengatasi masalah atau
kebutuhan nyata petani adalah pekerjaan utama dan pertama bagi penyuluh, kemudian
barulah mengupayakan atau mewujudkan kebutuhan yang dirasakan.

Untuk mengetahui kebutuhan nyata petani, penyuluh harus mengidentifikasi dan observasi
langsung pada kelayan. Kegiatan identifikasi dimaksud sedapat mungkin dilakukan dengan
melibatkan peran serta kelayan (petani sasaran) secara maksimal. Hasil identifikasi
masalah atau kebutuhan petani memerlukan teknik dan cara dalam menganalisis, sehingga
kebutuhan dan masalah yang ditemukan memiliki akurasi yang tinggi dan merupakan
representasi kebutuhan petani, kelompok, atau masyarakat sesungguhnya.

Berbagai cara atau teknik dalam menganalisi kebutuhan atau masalah dapat dilakukan,
namun yang pasti setiap cata tersebut haruslah didahului dengan mengidentifikasi masalah
atau situasi wilayah.

6
BAB II. IDENTIFIKASI FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN
INTERNAL WILAYAH
Ketika membahas isu tentang penyuluhan khususnya dan pemberdayaan masyarakat
umumnya yang lebig baik, hal utama yang mesti diketahui adalah kebutuhan petani,
kelompok, atau kebutuhan masyarakat (community needs). Setiap pelaku atau organisasi
pelaksana pembaruan haruslah memperhatikan usulan dari kelayan agar dapat
memberikan layanan yang tepat dan dibutuhkan. Tetapi masalah dapat terjadi bila usulan
yang diberikan masyarakat ternyata bukan kebutuhan tetapi ’keinginan’ (want) mereka.

Kebutuhan tidaklah selalu bersifat mutlak, karena kebutuhan memiliki dua komponen yang
perlu diperhatikan, yaitu: (1) prioritas dan (2) kerelatifan (Goodin dalam Rukminto 2003).
Dijelaskan, bahwa prioritas terkait dengan pihak yang memiliki otoritas seringkali harus
mengarahkan bila terjadi konflik antara keinginan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sementara kerelatifan dimaksudkan, bahwa kebutuhan itu bersifat relatif dan sangat
bergantung dengan waktu, tempat, dan lingkungan sosial.

Identifikasi faktor eksternal dan internal suatu wilayah (IFEIW) adalah suatu proses
penggalian dan analisis informasi (masalah, potensi, dll) Keadan wilayah pertanian, baik
berupa data sekunder maupun data primer, yang dilakukan secara bersama oleh sebuah
tim dengan menggunakan prinsip dan metode partisipatif.

Hasil yang diharapkan dari identifikasi faktor eksternal dan internal adalah tersedianya
gambaran keadaan wilayah pertanian secara menyeluruh untuk Kecamatan /wilayah kerja
balai penyuluhan pertanian (WKBPP) mengenai masalah dan potensi pengembangan
sistem usaha tani yang ada diwilayah tersebut.

Informasi atau data yang diperoleh dari IFEI dapat dimanfaatkan sebagai dasar
perencanaan usaha tani dan pemanfaatan sumberdaya petanian yang ada di
kecamatan/WKBPP, perancangan kegiatan penyuluhan (Programa Penyuluhan Pertanian)
dan perancangan program lingkup pertanian lainnya di wilayah tersebut. Analisis dapat
dilakukan dengan beberapa teknik, salah satunya yaitu dengan analisis kekuatan,
kelemahan, peluan dan ancaman (SWOT).

Analisis SWOT dapat diterapkan untuk melihat desa secara keseluruhan, namun juga dapat
digunakan untuk setiap unit kelembagaan di desa, misalnya untuk memahami bagaimana
mengembangkan sebuah koperasi, sebuah kelompok tani, sebuah kelompok usaha industri
rumah tangga, dll. Analisis SWOT merupakan salah satu bentuk analisis terhadap situasi
yang tengah dihadapi, sehingga alat ini mampu menyediakan kerangka analisis terhadap

7
situasi yang dihadapi, untuk menggali masukan dari masyarakat, membangkitkan solusi
serta kendala-kendala potensial, serta untuk mengumpulkan informasi yang berguna dalam
aktivitas evaluasi nantinya.

A. Faktor Lingkungan Eksternal dan Internal

Langkah pertama dalam membuat analisis SWOT adalah membuat sebuah lembaran
kerja dan membentuk empat kuadran (kotak), masing-masing kota berisis satu
kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman. Langkah berikutnya
adalah adalah membuat daftar item spesifik yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi berdasarkan topiknya masing-masing. Daftar tersebut sebaiknya dibatasi
sampai 10 poin saja, untuk menghindari generalisasi yang berlebihan. Untuk mengisi
masing-masing kotak tulislah jawaban untuk berbagai pertanyaan-pertanyaan berikut,
atau dapat juga dengan pertanyaan yang serupa.
(1) Untuk mengetahui kekuatan, jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa kelebihan yang kita miliki?
Pekerjaaan spesifik apa yang dikerjakan kita, lebih terampil dibandingkan orang
lain?
Apa sumber daya yang relevan yang kita miliki?
Apakah orang lain melihat kelebihan kita tersebut?
(2) Untuk mengetahui kelemahan:
Apa aspek yang dapat ditingkatkan di dalam organisasi kita?
Bagian apa yang kinerjanya selalu jelek?
Kesalahan apa yang harus dihindari dan tidak terulang lagi terus menerus?
(3) Untuk mengetahui peluang:
Dimana kesempatan baik dimiliki?
Gejala apa yang sedang berkembang atau menjadi trendi di lingkungan kita?
(4) Untuk mengetahui ancaman:
Apa hambatan yang sedang dihadapi?
Apa yang dilakukan oleh pesaing usaha kita?
Apakah dibutuhkan perubahan untuk ragam produk dan jasa kita?
Apakah perubahan teknologi mengancam posisi kita?
Adakah masalah utang-piutang dan finansial?
Akankah segala kelemahan yang dimiliki akan mengancam bisnis kita secara
keseluruhan?

8
Analisis lingkungan ekstenal dan internal akan menghasilkan informasi yang cukup banyak
dan beragam, dimana sebagian besar mungkin tidak terlalu relevan. Dengan analisis
SWOT informasi yang terjaring akan lebih sedikit dan relevan dan menjadikannya tertata
(manageable). Hasil analisis ini berupa profil atau matriks SWOT.

Analisis faktor strategis internal (Internal Factor Strategic Analysis Summary = IFSAS)
dilakukan dengan perhitungan/pembobotan faktor-faktor internal seperti tabel berikut:

Tabel 1. Analisis faktor internal

Faktor Internal (1) Bobot (2) Rating (3) B x R (2x3)/(4) Komentar (5)
A. Strengths

Jumlah (A) ------------- - ------------------ -


B. Weaknesses

Jumlah (B) ------------ - ------------------ -


Jumlah A + B 1.00 - ------------------ -

Analisis faktor strategis internal (Internal Factor Strategic Analysis Summary = IFSAS)
dilakukan dengan perhitungan/pembobotan faktor-faktor eksternal seperti tabel berikut:

Tabel 2. Analisis faktor eksternal

Faktor Eksternal (1) Bobot (2) Rating (3) B x R (2x3)/(4) Komentar (5)
A. Opportunities

Jumlah (A) ------------- - ------------------ -

B. Threats

Jumlah (B) ------------ - ------------------ -

Jumlah A + B 1.00 - ------------------ -

9
B. Rangkuman

(1) Faktor-faktor eksternal dan internal lingkungan agribisnis merupakan penentu dalam
kegiatan penyuluhan.
(2) Faktor ekstenal dan internal dalam diperoleh dengan menjawab pertanyaan tentang
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada suatu unit organisasi,
kelompok, masyarakat, atau desa.
(3) Esensi dari Identifikasi faktor eksternal dan internal adalah untuk mengetahui kebutuhan
petani.

C. Latihan

(1) Indentifikasikan faktor-faktor internal kelompok tani dalam berusahatani lalu masukkan
ke dalam Tabel 1 untuk dianalisis.
(2) Identifikasikan faktor-faktor eksternal kelompok tani dalam berusahatan lalu masukkan
ke dalam Tabel 2 untuk dianalisis.
(3) Kelompokkan dan klasifikasikan faktor-faktor tersebut sesuai dengan tingkat
kepentingannya (skala prioritas).

10
BAB III. MATRIKS SWOT

SWOT merupakan kependekan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan),


opportunities (kesempatan), dan threats (ancaman). Analisis ini adalah suatu analisis
dengan menggunakan keempat faktor dimaksud secara bersamaan. Keempat faktor
merupakan dua faktor eksternal dan dua faktor internal. Faktor internal terdiri atas kekuatan
dan kelemahan, dan dua faktor eksternal yaitu kesempatan dan ancaman. Dari sisiberbeda,
kekuatan dan kesempatan dipandang sebagai faktor positif, sedangkan kelemahan dan
ancaman sebagai faktor yang negatif (Syahyuti 2006). Dalam sumber yangsama, analisis
SWOT pertama kali digunakan untuk menyusun rencana pemasaran dalam manajemen
perusahaan bisnis sekitar tahun 1960-an.
Analisis SWOT dapat dilakukan secara individual atau dapat juga oleh sekelompok orang.
Tekniks secara kelompok akan lebih efektif khususnya dalam menggambarkan struktur,
objektivitas, kejelasan dan fokus untuk diskusi mengenai strategi; sehingga tidak akan
melantur, atau bahkan terpengaruh interest perseorangan yang kuat. Idealnya tim analisis
terdiri atas beragam bidang dan latar belakang (cross funcional team).

A. Matrik SWOT
Matrik SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis. Matrik ini
dapat menggambarkan mengenai peluang dan ancaman eksternal yang dihadapai dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik SWOT
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.
Matrik SWOT
IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
• Tentukan 5 – 10 faktor- • Tentukan 5 – 10 faktor-
faktor kekuatan internal faktor kelemahan internal
EFAS
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Ciptakan strategi yg meng- Ciptakan strategi yg memi-
• Tentukan 5 – 10 faktor-
gunakan kekuatan untuk nimalkan kelemahan untuk
faktor peluang eksternal
memanfaatkan peluang. memanfaatkan peluang.
THREATHS (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
Ciptakan strategi yg meng- Ciptakan strategi yg memi-
• Tentukan 5 – 10 faktor-
gunakan kekuatan untuk nimalkan kelemahan dan
faktor ancaman eksternal
mengatasi ancaman. menghindari ancaman.

11
B. Rangkuman
(1) Matriks SWOT terdiri atas empat kuadran, yakni: (I) strengths, (II) weaknesses,
(III) opportunities, dan (IV) threaths.
(2) Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan.
(3) Faktor eksternal mencakup kelemahan dan ancaman.
(4) Strategi S - O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang.
(5) Strategi S - T adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman.
(6) Strategi W - O adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
(7) Strategi W - T adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman.

C. Latihan
(1) Tentukan 5 - 10 faktor peluang, masukkan ke dalam kuadran opportunities matriks
SWOT.
(2) Tentukan 5 - 10 faktor ancaman, masukkan ke dalam kuadran threaths matriks
SWOT.
(3) Tentukan 5 - 10 faktor kekuatan, masukkan ke dalam kuadran strengths matriks
SWOT.
(4) Tentukan 5 - 10 faktor kelemahan, masukkan ke dalam kuadran weaknesses
matriks SWOT.
(5) Rumuskan masing-masing strategi: (S – O), (S – T), (W – O), dan (W – T) yang
terdapat dalam matriks SWOT.

12
BAB IV. PEMECAHAN MASALAH DALAM PENYULUHAN

Sebagai penyuluh, pekerja pembangunan atau profesional lainnya, kita sering menghadapi
situasi: yang membingungkan, yang menghadirkan ketidak-pastian, dan menimbulkan
kesulitan. Situasi itu membuat kita limbung, hilang keseimbangan dan tidak berdaya.

Dalam keadaan itu, wajar bila kita ingin segera keluar dari situasi yang sulit itu. Kita ingin
segera memulihkan kembali equilibrium atau keseimbangan mental yang sempat
terganggu itu.
Kita ingin kembali berdaya seperti semula. Namun demikian, tepatkah tindakan coba-coba
(trial and error), yang biasanya langsung kita lakukan?

Dewey (dalam van Dahlen, 1973), pakar “berpikir reflektif,” yang menemukan proses
pemecahan masalah ini pada 1910, menyarankan: agar kita menunda dulu tindakan itu,
apa lagi yang sifatnya masih coba-coba. Pikirkan dulu, definisikan dulu apa yang
menimbulkan kebingungan, ketidak pastian dan kesulitan yang merusak equilibrium kita
tadi itu. Dengan kata lain, rumuskan dulu “apa masalah yang kita hadapi!”

Kendala atau hambatan yang mencegah pencapaian tujuan yang kita inginkan. Dalam
identifikasi masalah, kita harus bisa membedakan mana gejala dan mana masalah yang
sesungguhnya. Carilah akar permasalahan tersebut. Untuk itu kita memerlukan cukup
informasi.

Informasi tersebut haruslah diperoleh dari sumber-sumber yang tepat dengan


menggunakan instrumen dan metoda yang andal. Ketika merumuskan masalah, ingatlah
sejenak level posisi dimana kita berada: Individualkah?, Organisasi atau bisniskah?
Komunitaskah? atau Pemerintah pusat atau daerah?

Level tersebut menentukan kompleksitas permasalahan yang kita hadapi. Semakin


kompleks suatu masalah, maka semakin luas ramifikasinya dan semakin banyak pihak
yang harus dilibatkan, baik dalam proses identifikasi maupun pemecahannya. Sekali
suatu masalah telah didefinisikan, maka masalah tersebut haruslah dijadikan agenda bagi
seluruh pihak terkait.

Masalah itu harus dapat menarik perhatian pihak-pihak tersebut. Masalah itu perlu mereka
akui, terima dan jadikan agenda bersama untuk dipecahkan. Jadi keterlibatan dan
partisipasi berbagai pihak yang terkait sangatlah penting, baik pada fase identifikasimaupun
pada fase-fase pemecahan masalah itu selanjutnya.

13
A. Penetapan Tujuan

Dalam perencanaan program, masalah sering dinyatakan sebagai kesenjangan diantara


dua situasi. Kesenjangan antara situasi saat ini, yang tidak lagi memuaskan, dan situasi
baru, yang lebih baik, dan diinginkan. Menghilangkan atau mengurangi besarnya
kesenjangan inilah yang kemudian menjadi tujuan program yang hendak kita capai.
Mencari atau Merancang berbagai Solusi
1. Menemukan atau merancang berbagai solusi alternatif untuk memecahkan masalah itu
memerlukan kemampuan, ketrampilan dan kreativitas pihak-pihak yang terlibat.
2. Mereka harus bisa mengatasi kompleksitas permasalahan yang dihadapi dan
merancang solusi-solusi alternatif yang berkualitas dan dapat memecahkan masalah itu.
3. Selain itu, solusi-solusi tersebut haruslah dapat diterima oleh berbagai pihak yang
terkait.

Evaluasi Solusi-solusi Alternatif


1. Setelah solusi-solusi alternatif itu mereka formulasikan, maka tibalah saatnya untuk
mengevaluasi setiap solusi yang ada.
2. Setiap solusi akan dikaji kefektifannya secara teknis, keefisienannya dalam menyerap
sumberdaya, dan berbagai konsekuensi maupun dampak yang ditimbulkannya pada
stakeholders terkait dan pada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
Pemilihan Solusi Terbaik
1. Evaluasi yang dilakukan pada setiap solusi alternatif akan menunjukkan kekuatan
maupun kelemahannya.
2. Setelah melalui proses ini, pilihan mungkin akan jatuh pada solusi optimum.
3. Solusi ini akan memberi manfaat yang cukup besar bagi stakeholders dan tidak
menuntut biaya sosial, ekonomi dan politik yang besar.
Penarikan Kesimpulan
1. Implementasikan solusi terbaik yang telah terpilih itu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
2. Masalah terpecahkan.
3. Kesulitan, kebingungan dan ketidak pastian dapat dihilangkan.
4. Equilibrium atau keseimbangan pulih kembali.

B. Rangkuman
Pada dasarnya, kelima tahap yang telah diuraikan di depan dapat dipilah menjadi proses
pemecahan masalah dan proses pembuatan keputusan. Proses pemecahan masalah

14
meliputi tiga tahap pertama, yaitu identifikasi masalah, penentuan tujuan dan pencarian
atau perancangan berbagai solusi alternatif untuk memecahkan masalah. Proses
pembuatan keputusan meliputi dua tahap selebihnya, yaitu: evaluasi solusi-solusi alternatif
dan pemilihan alternatif terbaik untuk memecahkan masalah.
1. Secara reguler masalah, kecil atau besar selalu akan timbul dalam organisasi.
2. Untuk memecahkan setiap masalah, kita harus tahu penyebabnya.
3. Namun, definisikanlah dulu masalah tersebut dengan jelas
4. Tundalah dulu keinginan kuat untuk segera menghilangkan “penyebab masalah”
tersebut.
5. Kumpulkan terlebih dahulu informasi/data yang dibutuhkan tentang apa, dimana,kapan
dan intensitas kejadiannya untuk menentukan apa penyebab masalah itu yang
sebenarnya.
6. Analisis informasi/data yang telah dikumpulkan itu, dengan menggunakan pola pikir
“jika – maka” untuk menentukan penyebab masalah tersebut yang sebenarnya.
7. Evaluasilah analisis tersebut sebelum bertindak.
8. Aplikasikan proses tersebut pada suatu kasus masalah.
9. Aplikasikan proses tersebut pada masalah yang timbul dalam suatu pekerjaan.
10. Hilangkan masalah serupa yang timbul kembali.
11. Turunkan biaya yang menyangkut masalah-masalah proses/produk
12. Perbaiki teamwork dengan menggunakan proses yang telah umum diketahui.
13. Hindari kesalahan/solusi yang biayanya mahal.

C. Latihan
Buatlah rumusan tentang program aksi penyuluhan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi petani/kelompok tani, sesuai dengan tahapan yang saudara ketahui.

15
BAB V. STRATEGI & PERENCANAAN PENYULUHAN

Strategi dasar dalam kegiatan penyuluhan pada umumnya dilandasi pada upaya
optimalisasi fungsi manajemen, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau
evaluasi/monitoring.
Perencanaan dalam kegiatan penyuluhan sangat diperlukan dan yang utama harus
dikerjakan, karena alasan: (a) Efisiensi. Hakikat dari efisiensi adalah usaha mencapai
tujuan dengan biaya dan upaya yang menimal tetapi mendapat hasil yang sama baiknya.
(b) Keefektifan. Diukur berdasarkan variabel-variabel kriteria yang diciptakan dalam
hubungannya pencapaian tujuan. (c) Akuntabilitas. Ada dua bentuk pertanggungjawaban
yaitu akuntabilitas institusi dan akuntabilitas individu. Dimanapun akuntabilitas itu
mengarah, namun suatu perencanaan yang seksama/cermat dapat mengarah pada
perencana untuk menunjukkan profesionalitas mereka. (d) Moral. Bahwa perencaan yang
dibuat akan dapat mempengaruhi moral institusi. Melalui pendekatan institusi/organisasi,
para perencana membutuhkan penyaluran kreativitas, perasaan mampu untuk mencapai
sesuatu dan kepuasaan dalam upaya meningkatkan kinerja.

A. Perencanaan Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dalam proses perencanaan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, Skidmore (dalam Rukminto 2003) menjelaskan tujuh tahapan yang luwes,
yaitu:
(1) Menentukan tujuan (objectivities); tujuan merupakan hal yang relatif dan sangat
tergantung dengan sasaran dan tujuan umum. Ada dua tujuan, yaitu: (a) tujuan
menyeluruh dan jangka panjang, dan (b) tujuan khusus dan berjangka pendek. Tujuan
jangka panjang terkait dengan tujuan dan keberadaan institusi, sedangkan tujuan
jangka pendek menyangkut operasionalisasi dari keseluruhan tujuan jangka panjang
dengan mempertimbangkan masa kini dan esok hari.
(2) Pertimbangan sumber daya fisik, ekonomi, dan sumber daya manusia. Mengaitkan
antara sasaran yang akan dicapai dengan fasilitas, SDM, ketersediaan dana, dan
dukungan masyarakat.
(3) Pertimbangan berbagai alternatif. Pada tahapan ini seorang perencana dituntut untuk
mengoptimalkan kreatifitas dan pengalamannya agar dapat mengembangkan pilihan-
pilihan yang lebih baik.
(4) Antisipasi dari masing-masing alternatif. Sebagai proses antisipatif, perencanaan harus
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan di masa mendatang agar dapat

16
memilih dan memprakirakan apa yang akan terjadi bila suatu langkah tertentu akan
dilakukan.
(5) Pilihlah rencana yang terbaik. Setelah mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada
dengan seksama. Data dan pemikiran/pengalaman yang terkumpul sebaiknya menjadi
bahan perbandingan guna memilih jalan terbaik untuk mengatasi masalah yang
ditemukan.
(6) Buatlah program aksi yang terbaik. Setelah ditetapkan rencana yang terbaik, segera
memformulasikan rencana tersebut menjadi program yang akan dijalankan. Tahapan
ini merupakan tahap pembuatan cetak biru (blue print), dimana kegiatan dijabarkan
tahap demi tahap. Karenanya fungsi ’kerangka waktu’ untuk mencapai tujuan program
memerankan peranan penting dalam tahapan ini.
(7) Bersikaplah terbuka terhadap perubahan. Keluwesan merupakan hal penting dalam
proses perencanaan. Rencana awal memang harus diikuti, kecuali bila fakta-fakta
yang ada telah berubah dan telah ditemukan prosedur-prosedur yang lebih baik
daripada yang telah dikembangkan sebelumnya. Seorang perencana yang
kompeten akan dapat menyesuaikan rencana setiap saat selama perubahan rencana
itu akan memungkinkan tercapainya tujuan secara lebih baik.

B. Rangkuman
(1) Empat hal utama dalam perencanaan kegiatan penyuluhan, yaitu: efiseinsi,
keefektifan, akuntabilitas, dan moral.
(2) Tujuh tahapan dalam perencanaan penyuluhan atau pemberdayaan masyarakat
adalah: (a) Menentukan tujuan, (b) Pertimbangan sumber daya fisik, ekonomi, dan
sumber daya manusia, (c) Pertimbangan berbagai alternatif, (d) Antisipasi dari
masing-masing alternatif, (e) Pilihlah rencana yang terbaik, (f) Buatlah program
aksi yang terbaik, dan (g) Bersikaplah terbuka terhadap perubahan.

C. Latihan
Rumuskan sebuah strategi pemecahan masalah dalam penyuluhan berdasarkan
masalah yang saudara ketahui.

17
BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang penyuluh harus mampu mengambil keputusan yang rasional berdasarkan
proses analisis faktor untuk menghasilkan sebuah strategi dalam mencapai tujuan dan
sasaran melalui sebuah program aksi penyuluhan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi sasaran. Dalam mengasilkan strategi melalui proses analisis, penyuluh
dituntut untuk lebih mengenali keadaan lingkungan strategis dengan teknik analisis
yang merupakan kompetensi yang harus dimiliki, bagaimana merinci dan menilai suatu
keadaan lingkungan atau wilayah untuk memperoleh faktor-faktor eksternal dan
internal penentu dalam merumuskan sebuah program aksi penyuluhan.

Keberhasil Penyuluh dalam menjalankan tugas dan fungsinya ditentukan oleh


sejauhmana kemampuannya mengenali lingkungan, dan kecermatan dalam
menentukan masalah yang sesungguhnya (real needs) yang sedang dihadapi sasaran
(petani/kelompoktani).

B. Rencana Tindak Lanjut


Berdasarkan pembekalan teknik analisis faktor lingkungan, perlu ditindalanjuti dalam
penerapan teknis analisis dimaksud, yaitu:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang menjadi kebutuhan dari sasaran.
2. Menentukan strategi untuk pencapaian tujuan sasaran.
3. Menetapkan program aksi untuk mengatasi masalah sasaran.

C. Kunci Jawaban Latihan


Bab II (Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal dan Internal Wilayah)
(1) Faktor-faktor internal kelompok tani dalam berusahatani dimasukkan ke dalam
Tabel 1.
(2) Faktor-faktor eksternal kelompok tani dalam berusahatani dimasukkan ke dalam
Tabel 2.
(3) Faktor-faktor eksternal dan internal diperingkat sesuai skala prioritas.
Bab III (Matriks SWOT)
(1) Faktor peluang dimasukkan ke dalam kuadran opportunities matriks SWOT.
(2) Faktor ancaman dimasukkan ke dalam kuadran threatths matriks SWOT.
(3) Faktor kekuatan dimasukkan ke dalam kuadran strengths matriks SWOT.
(4) Faktor kelemahan dimasukkan ke dalam kuadran weaknesses matriks SWOT.

18
(5) Diperoleh rumusan masing-masing strategi: (S – O), (S – T), (W – O), dan (W –
T).
(6) Ranking faktor internal dan eksternal.
Bab IV (Pemecahan Masalah dalam Penyuluhan)
Rancangan program aksi penyuluhan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
petani/kelempok.
Bab V (Strategi dan Perencanaan Penyuluhan)
Rumusan strategi pemecahan masalah dalam penyuluhan berdasarkan hasil analisis
wilayah.

REFERENSI

Everest Training & Consulting. “Problem Solving: Systematic Approach to Solving Internal
and External Customer Concerns.” Didapat dari htpp://www.everesttraining.com/
ProblemSolving.shtml; Internet; Diakses pada 27/09/2005.
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Teknik-Teknik Analisis Manajemen: Modul Diklat
Kepemimpinan Tingkat III. Jakarta: LAN.
Rangkuti, Freddy. 1998. Analisis SWOT Teknik Membeda Kasus. Jakarta: Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Rukminto, Inbandi Adi. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.
Syahyuti. 2006. Tiga puluh Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian.
Jakarta: PT. Bina Rena Parawira.
Simon, Herbert A., George B. Dantzig, Robin Hogarth, Charles R. Piott, Howard Raiffa,
Thomas C. Schelling, Kenneth A. Shepsle, Richard Thaier, Amos Tversky, and
sidney Winter. “Decision Making and Problem Solving.” Didapat dari
htpp://dieoff.org/page163.htm; Internet; Diakses pada 23/09/2005.
Swanson, Burton E., Robert P. Bentz, Andrew J. Sofranko. 1997. Improving Agricultural
Extension. Rome: FAO.
Van Dahlen, Deobold. Understanding Educational Research. New York: McGraw-Hill Book
Co., 1973.

19
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH
BAB I PENDAHULUAN

Potensi secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan;
kesanggupan; daya dan wilayah dalam hal ini bermakna ingkungan daerah (propinsi,
kabupaten, kecamatan). Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi
potensi wilayah desa. Jadi “potensi desa mengandung arti kemampuan yang dimiliki desa
yang memungkinkan untuk dikembangkan
Kemampuan yang dimiliki suatu lingkungan tertentu misalnya desa yang mungkin
untuk dikembangkan tetap selamanya menjadi “potensi” bila tidak diolah, atau
didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan kepada masyarakat. Karena
itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya bermanfaat
kepada masyarakat.
Penyuluh yang bergerak di sektor pertanian harus mampu menggali potensi
agroekosistem wilayah pertanian tertentu dan menjadi suatu “kenyataan” memberi manfaat
kepada pembangunan pertanian khususnya di bidang agribisnis. Bermanfaat dapat berarti
meningkat produktivitas, pendapatan, nilai tambah atau secara umum dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang bergerak dan terkait dengan sektor pertanian.
Penyuluh harus mengasah kemampuannya agar mampu melihat dan menggali
potensi agroekosistem wilayah dimana ia bekerja untuk bersama-sama dengan masyarakat
pelaku utama dan pelaku usaha mengubahnya menjadi pertanian yang lebih bermanfaat.
Untuk mencapai hasil yang baik, seorang penyuluh perlu mempersiapkan suatu “instrumen”
untuk menggali potensi wilayah agroekosistem sehingga fenomena agroekosistem menjadi
mudah dipahami dan akan memudahkan dalam penyusunan rencana pembangunan dan
pengembangan usahatani tertentu.
Identifikasi Potensi wilayah dan agroekosistem dilakukan untuk memperoleh data
keadaan wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan data primer maupun data
sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang
terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau
dari sumber-sumber lain yang relevan.

1. Identifikasi data primer menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara semi


tersetruktur menggunakan teknik PRA

20
2. Identifikasi data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data
potensi wilayah dan agroekosistem dari data monografi desa/kecamatan/BPP dan
sumber lain yang mendukung.
3. Penetapan impact point. Dengan menggunakan analisis masalah dan penyebab
masalah, penetapan prioritas dan menetapkan faktor penentu.

21
BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

A. Identifikasi Data Primer


1. Wawancara Semi Terstruktur
Pengertian
Teknik wawancara keluarga petani ádalah teknik PRA yang dipergunakan untuk
mengkaji sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga petani, yang
disusun didalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini sifatnya semi terbuka
karena hanya merupakan bahan acuan wawancara, yang dapat dirubah dan disesuaikan
dengan proses diskusi untuk mencapai tujuan kajian
Jenis Wawancara Semi Terstruktur
1) Wawancara Individu
a. Wawancara informan kunci : dilakukan jika dibutuhkan kajian dengan sumber
informasi yang dianggap dimiliki oleh sumber informasi khusus. Informan kunci
ádalah orang yang dianggap pengalaman dan memiliki pengetahuan yang luas
mengenai sesuatu. Informan kunci tersebut misalnya orang luar yang sudah
lama tinggal seperti guru, dokter, pendatang lain, dsb, Sesepuh/tetua, pejabat
desa atau mereka yang memiliki kedudukan ditengah masyarakat, atau
masyarakat yang terlibat aktif dalam berbagai kegiatan/organisasi
b. Wawancara perorangan pilihan yaitu orang tertentu yang dapat dianggap
mewakili kelompok masyarakat tertentu misal petani buruh, tuan tanah, petani
pembaharu dan sebagainya, hasilnya disebut profil perorangan
2) Wawancara Keluarga/ Rumahtangga Petani
a. Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai aspek
kehidupan keluarga petani, hasilnya disebut Profil Keluarga Petani
b. Yang disebut keluarga ádalah keluarga inti (ayah,ibu,anak) atau keluarga besar.
Rumahtangga ádalah unit pengelolalaan perekonomian didalam keluarga
3) Wawancara Kelompok ( Petani)
a. Wawancara dilakukan untuk membahas sejumlah topik informasi yang telah
ditetapkan didalam pedoman wawancara tetapi dibahas dan didiskusikan dalam
kelompok
b. Hal yang didiskusikan tergantung dari kebutuhan informasi biasanya untuk
mencek (triangulási)

22
Langkah-Langkah Penerapan:

1) Persiapan
a. Menyusun Pedoman wawancara ( pedoman disusun sesuai topik kajian)
Daftar topik-topik pertanyaan hanya sebagai bahan acuan
b. Memilih keluarga/rumahtangga yang akan diwawancara
Keluarga yang mewakili berbagai keadaan dimasyarakat misal berbagai tingkat
ekonomi.
c. Keluarga yang lengkap dan yang tidak lengkap
2) Pelaksanaan Wawancara
a. Menyepakati dan mengatur waktu dengan keluarga yang akan diwawancara
b. Pewawancara menjelaskan maksud kegiatan secara sederhana tetapi jelas
c. Amati keadaan sekitar untuk membantu mengetahui tarf kesejahteraannya
d. Lakukan obrolan pendahuluan, biasanya tentang kebunnya
e. Lanjutkan wawancara dari satu topik ketopik lain dengan menggunakan
pedoman wawancara
f. Jawaban petani untuk mengembangkan topik obrolan
g. Gunakan pertanyan yang dapat memancing pendapat mereka tentang berbagai
hal
h. Buat catatan proses dan hasil wawancara secara cermat
i. Cantumkan nama responden,pewawancara, tempat dan tanggal wawancara

2. Teknik Pembuatan Peta Sumberdaya


Pengertian
Pemetaan ádalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai
keadaan wilayah desa beserta lingkungannya. Keadaan-keadaan itu digambarkan ke
dalam peta atau sketsa desa. Ada peta yang menggambarakan keadaan sumber daya
umum desa dan ada peta dengan tema tertentu yang menggambarkan hal-hal yang sesuai
dengan ruang lingkup tema tersebut (misalnya peta desa yang menggambarkan jenis-jenis
tanah, peta sumber daya pertanian, peta penyebaran penduduk, peta pola pemukiman, dan
sebagainya).

23
Beberapa cara pemetaan :
1). Pemetaaan diatas tanah.
a. Pemetaan diatas tanah dapat dilakukan di halaman dengan peralatan sederhana,
misal kayu untuk menggaris, biji-bijian, batu-batuan, dan sebagainya. Bisa juga
bahan-bahan lain yang tersedia untuk menandai bagian-bagian penting.
b. Cara ini memiliki keunggulan yaitu dapat dilakukan oleh banyak orang secara
mudah. Kesalahan informasi mudah diperbaiki dan informasi dapat
digambarkan lebih jelas dan mendetail. Cara ini disukai karena menimbulkan
kegembiraan dan suasana santai.
2). Pemetaan diatas kertas.
a. Pemetaan dilakukan di atas kertas dengan menggunakan alat tulis. Mula-mula
dilakukan penandaan dengan simbol-simbol dengan menggunakan spidol
bermacam warna agar menarik dan mudah dikenal. Arti simbo-simbol informasi
yang dicantumkan diatas peta diberi keterangan disudut kertas.
b. Pemetaan dapat ditinggalkan di desa sebagai dokumentasi, tetapi gambar
dengan kertas memiliki kelemahan luas kertas yang terbatas sehingga
menyulitkan dalam menggambar. Partisipasi masyarakat tidak sebesar
pemetaan diatas tanah.
3). Pembuatan model atau maket.
a. Pemetaan dapat pula dibuat dengan model atau maket dalam 3 dimensi. Model
merupakan pengembangan dari pemetaan diatas tanah, yang berbeda adalah
bahwa dalam kegiatan ini simbol-simbol dibuat dalam bentuk menyerupai
sesungguhnya.
b. Keuntungan cara ini adalah model lebih menarik dari segi penampilan,
menimbulkan partisipasi peserta yang lebih baik karena lebih menyenangkan.
Kekurangan model adalah membutuhkan persiapan yang lebih lama,
keterampilan yang lebih khusus.

Jenis informasi kajian


Secara garis besar jenis informasi yang biasa dikaji dengan pemetaan adalah:
1). Peta sumber daya desa
Peta dibuat untuk melihat keadaan umum desa dan lingkungannya yang
menyangkut sumber daya dan sarana prasarana, keadaan fisik lingkungan desa,
luas dan letak lahan-lahan, penyebaran daerah pemukiman, daerah berhutan,
lahan-lahan kritis, mata air, sungai atau aliran air, pasar, jalan raya, dan sebagainya.

24
2). Peta sumber daya alam desa
Peta ini untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai potensi
sumber daya alam serta permasalahan-permasalahannya, terutama sumberdaya
pertanian. Yang diperhatikan dalam hal ini adalah kebun, sawah, hutan, sumber air
pertanian, dan lain-lain.
3). Peta khusus
Peta dibuat untuk menggali aspek tertentu dalam sebuah wilayah seperti pertanian,
kehutanan, peternakan, perikanan, ekonomi, keagamaan, kemasyarakatan,
pendidikan, kesehatan (misalnya peta khusus penyebaran penduduk berdasarkan
kelas-kelas sosial, pemetaan penyebaran hama tikus, peta penyebaran kebun dan
lahan pertanian, dan sebagainya). Yang dikaji adalah berbagi sumber daya yang
ada, berbagai masalah, serta harapan-harapan masyarakat.

Tujuan Kajian Pemetaan Desa


1). Untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengungkapkan keadaan desa dan
lingkungannya sendiri seperti: lokasi sumber daya dan batas-batas wilayah,
keadaan jenis-jenis sumber daya baik yang bermasalah maupun yang berpotensi.
2). Untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengkaji perubahan-perubahan keadaan
dari sumber daya, mengenal sebab-sebab dan akibat dari perubahan tersebut.

Langkah-langkah Penerapan
1). Terangkan maksud dan proses pemetaan.
2). Diskusikan jenis-jenis sumberdaya yang ada di desa dan lokasi sumberdaya
tersebut.
3). Sepakati bersama peserta;
a. Jenis sumberdaya penting yang akan dicantumkan kedalam peta serta perlu
didiskusikan lebih lanjut
b. Simbol setiap jenis sumberdaya yang akan dicantumkan dalam peta
4) Mintalah masyarakat untuk membuat peta di atas tanah atau di atas kertas dengan
cara sebagai berikut:
a. Dimulai dari titik awal yang diinginkan masyarakat, seperti rumah ibadah, kantor
desa dan sebagainya
b. Kemudian lengkapi secara detil keadaan yang lain seperti jalan, sungai, batas
dusun, dan sebagainya.

25
c. Lengkapi peta dengan gambar detil dengan hal-hal khusus seperti lahan kritis,
hutan dan sebagainya.
d. Pastikan bahwa dalam gambar tidak ada yang terlewat

5) Cantumkan disudut peta, simbol-simbol beserta artinya.


6) Setelah peta selesai diskusikan lebih lanjut:
a. Bagaimana keadaan sumberdaya, apa masalah-masalah yang terjadi dengan
sumberdaya tersebut
b. Apa akibat dari perubahan-perubahan dan masalah-masalah tersebut dengan
kehidupan masyarakat
c. Apakah terdapat hubungan sebab akibat diantara perubahan tersebut.
d. Catatlah seluruh masalah, potensi, informasi yang muncul dalam dikusi dengan
cermat, sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan
teknik lain (Tim PRA mencatat proses dan hasil diskusi).
e. Dokumentasikan peta yang dihasilkan sebagai bahan acuan dikemudian hari
f. Cantumkan pada sudut peta, peserta, pemandu, tempat, tanggal diskusi

26
Peta Sumberdaya

Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Tim 1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota
10. Anggota

27
3. Teknik Penelusuran Lokasi /Transek

Pengertian
Arti harfiah transek adalah gambar irisan muka bumi. Pada awalnya transek
digunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati wilayah-wilayah
ekologi. Sebagai teknik PRA, Teknik Penelusuran Lokasi (transek) adalah teknik PRA untuk
melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumberdaya masyarakat, dengan jalan
menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil
pengamatan dan lintasan tersebut kemudian dituangkan dalam bagan atau gambar irisan
muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.

Jenis-jenis Transek
a. Transek Sumberdaya Alam
Transek ini dilakukan untuk mengenali dan mengamati secara lebih tajam mengenai
potensi sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya, terutama sumberdaya
pertanian. Informasi yang biasanya muncul antara lain adalah:
1) Bentuk dan keadaan permukaan alam (topografi) termasuk didalamnya: jenis tanah
dan kesuburannya, kemiringan lahan, daerah tangkapan air, sumber-sumber air,
dan sebagainya)
2) Pemanfaatan sumberdaya tanah (tataguna lahan) yaitu wilayah pemukiman, sawah,
ladang, hutan, bangunan, jalan, padang rumput, dan sebagainya
3) Pola usahatani mencakup jenis tanaman penting dan kegunaannya (pangan, obat,
ternak), produktivitas lahan dan hasilnya, dan sebagainya.
4) Teknologi setempat dan cara pengelolaan sumberdaya alam termasuk teknologi
tradisional seperti penahan erosi dari batu, pagar hidup, sistem penutup tanah,
pengelolaan air dan lain-lain
5) Pemilikan sumberdaya alam: perorangan, milik adat, umum, desa, milik pemerintah
Kajian lebih lanjut adalah:
1) Kajian mata pencaharian yang memanfaatkan sumberdaya baik oleh pemilik atau
bukan pemilik
2) Kajian hal-hal lain yang mempengaruhi pengelolaan sumberdaya, seperti perilaku
berladang, upacara panen, sistem berternak dan sebagainya.
Selain transek sumberdaya dapat pula dilakukan transek umum atau transek khusus seperti
transek untuk kondisi lingkungan kesehatan desa dan lain-lain.

28
b. Jenis-Jenis Transek berdasarkan lintasan
1) Transek lintasan garis lurus, dilakukan dengan menelusuri jalan utama dan jalan
dipemukiman, atau berjalan dari titik terendah ketitik tertinggi atau sebaliknya
2) Transek lintasan bukan garis lurus dimulai dari lokasi yang telah direncanakan,
transek dimulai dari lokasi yang paling dekat menuju ke paling jauh, sehingga
lintasan yang dilalui bisa zig-zag, berputar, atau menyapu
3) Transek lintasan saluran air, dilakukan dengan melintasi aliran air secara sistematis

Tujuan
Penelusuran dilakukukan untuk memfasilitasi masyarakat agar mendiskusikan keadaan
sumber daya, dengan cara mengamati langsung hal yang didiskusikan dilokasi
1) Hal-hal yang biasanya didiskusikan adalah : masalah-masalah pemeliharaan
sumberdaya pertanian seperti menanggulangi erosi, kurangnya kesuburan tanah,
hama penyakit tanaman/hewan, pembagian air, penggundulan hutan dan
sebagainya
2) Potensi-potensi yang ada
3) Pandangan dan harapan petani mengenai keadaan tersebut
4) Hal-hal lain sesuai jenis transek dan tujuannya

Langkah-Langkah Penerapan
1) Persiapan
Mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, alat tulis dan lain-lain
2) Pelaksanaan
a. Membahas kembali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran lokasi serta
proses yang akan dilakukan
b. Sepakati bersama lokasi-lokasi yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian
c. Sepakati titik awal
d. Lakukan perjalanan, amati keadaan, biarkan masyarakat menunjukkan hal-
hal yang dianggap penting untuk dibahas
e. Diskusikan keadaan sumberdaya tersebut dan amati dengan seksama
f. Buatlah catatan hasil diskusi dilokasi
3) Setelah Perjalanan
a. Buat bagan transek, jelaskan cara dan proses membuat
b. Sepakati simbol-simbol yang akan digunakan untuk menggambar bagan
transek, cata simbol dan artinya dipojok kertas

29
c. Mintalah masyarakat membuat bagan transek dengan bahan yang mudah
dihapus, tim PRA mendampingi
d. Diskusi dengan bahan bagan transek apa permasalahan dan potensi serta
harapan masyarakat
e. Buat catatan hasil diskusi, cantumkan nama peserta dan pemandu serta
tanggal terjadinya diskusi

30
Bagan Transek

Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Tim 1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota

Contoh Bagan Transek

Pengguna Kawasan Hutan Terlantar Sawah Sawah Irigasi


an Lahan Hutan Kebun, Sawah Tadah Hujan dan Kebun
Pemukiman Laut
Tadah Hujan dengan
Pemukiman
Ketinggian > 140 dpl 100 dpl 50 dpl 20 dpl 10 dpl 0 dpl
Hutan
Semak belukar - Padi
Campuran
Alang-alang - Kelapa - Padi - Perahu
Kayu
Vegetasi Bamboo - Kakao - Kelapa Pemukiman - Ikan laut
Rotan
Kelapa - Buah- - Cengkeh
Padi
Jagung buahan
Kapok
- Penangka
- Pangan/
- Pangan/ pan
- Pangan/ Konsumsi
Pemanfaat Konsumsi - Hutan bakau ikan laut
- Konsumsi - Pendapata
an -Pendapatan - Pemukiman - Pangan
- Pendapatan - Tempat
- Pendapatan
tinggal
-Pemanfaatan
lahan kurang
produktif - Alat dan
- Pengaiaran
Pengambil -Pegairan - Tenaga - Modal prasarana
Masalah belum ada
an rotan -Penyedian kerja Nelayan penangkapan
irigasi
semprotan
-Produksi
rendah

31
4. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan Dan Perubahan
Pengertian
Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan adalah teknik PRA yang
dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan
masyarakat dari waktu kewaktu. Dari besarnya perubahan, hal-hal yang diamati yang dapat
berati berkurang, tetap atau bertambah, kita bisa memperoleh gambaran adanya
kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa yang akan datang.

Jenis Informasi yang dikaji


1) Perubahan dan perkembangan keadaan berbagai sumberdaya seperti produktivitas
lahan dan tingkat kesuburan tanah, curah hujan, ketersediaan air, ketersediaan
kayu bakar dan kayu bangunan
2) Perubahan dan perkembangan tataguna lahan (luas lahan untuk bersawah,
berladang, pemukiman, hutan, luas rata-rata pemilikan lahan, dan sebagainya).
3) Perubahan dan perkembangan penanaman pepohonan (jenis pohon, hasil, dan
sebagainya)
4) Perubahan dan perkembangan penduduk (kelahiran, kematian dan perpindahan)

Tujuan Kajian Kecenderungan dan Perubahan


Memfasilitasi masyarakat untuk:
1). Mengenali berbagai perubahan terpenting yang terjadi dalam berbagai bidang
2). Kehidupannya serta mengkaji berbagai hubungan antara berbagai perubahan
tersebut.
3). Diskusi ini akan memberikan pemahaman tentang perubahan-perubahan dan cara
pandang masyarakat tentang perubahan tersebut.
4). Dapat memfasilitasi masyarakat dlam menilai dan menemukan cara-cara mengatasi
dan mencegah perubahan yang buruk.

Langkah-Langkah Penerapan:
1) Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan
2) Mulailah diskusi dengan topik yang ringan, biasanya bagi petani masalah kebun
menjadi perhatian utama. Apabila sebuah topik telah selesai dibahas, lanjutkan
dengan topik berikutnya.
3) Ajak masyarakat untuk mendiskusikan:
a. Perubahan –perubahan penting yang terjadi di desa,

32
b. Apa sebab-sebab terjadinya perubahan-perubahan tersebut
4) Setelah cukup tergambarkan, sepakati bersama peserta:
a. Topik-topik utama (perubahan-perubahan yang penting) yang akan
dicantumkan kedalam bagan serta perlu didiskusikan lebih lanjut,
b. Simbol topik-topik bahasan yang dicantumkan dalam bagan, berupa gambar-
gambar sederhana yang mudah dikenali.
c. Simbol untuk memberikan informasi bahan – bahan lokal yang tersedia seperti
kerikil, biji jagung dan sebagainya.
d. Titik-titik atau selang waktu yang akan dicantumkan
5). Mintalah masyarakat untuk membuat bagan diatas kertas besar yang ditempelkan
di dinding beserta topik-topik informasi sesuai hasil diskusi
6). Cantumkan pada sudut kertas simbol-simbol beserta artinya, serta penjelasan lain
untuk memahami gambar.
7). Lakukan diskusi bagan perubahan lebih lanjut yaitu:
a). apa akibat dari perubahan-perubahan (yang sudah dan akan terjadi)
b). Apakah ada hubungan sebab akibat diantara perubahan
c). Apakah perubahan itu akan berlanjut terus diwaktu yang akan datang
8). Catatlah seluruh masalah, potensi, informasi yang muncul dalam dikusi dengan
cermat, sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan
teknik lain.( Tim PRA mencatat proses dan hasil diskusi).
9). Cantumkan nama-nama peserta diskusi (jumlah, L/P, latar belakang peserta).

33
Bagan Kecenderungan dan Perubahan Sektor Pertanian

Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Tim 1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota

Tahun
Jenis Usaha 1965 1970 1975 1980 1985 1990 catatan
1960
Pertanian        Pertanian
musiman  bergeser karena
       banyaknya
    peluang menjadi
Buruh tani        pegawai
     
    Pendatang
Pertanian   datang sebagai
pegawai
bunga − − − − − 

Pertanian
Pegawai        tradisional
negeri       kekurangan
    tenaga sehingga
Pegawai        banyak diganti
swasta       dengan tanaman
    impor yang
Dagang        dilakukan oleh
      sedikit orang
    dengan harga
Penduduk       jual tinggi
pendatang −     
  

Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan dalam proses kegiatan:


1. Perubahan-perubahan apa yang terjadi di lingkungan desa? Misal iklim, kekeringan,
banjir, erosi, perambahan hutan dll
2. Adakah keterkaitan perubahan-perubahan lingkungan tersebut?
3. Apa kecenderungan perubahan di bidang ekonomi? Misal perubahan biaya hidup, upah
buruh, produksi tanaman dan ternak, pemasaran hasil, pendapatan keluarga dll
4. Apa kecenderungan perubahan di bidang kependudukan? Misal tingkat kelahiran dan
kematian, perpindahan penduduk
5. Keadaan apa yang makin baik dan makin buruk?
6. Perubahan-perubahan apa yang dampaknya/akibatnya/pengaruhnya berbeda
terhadap laki-laki dan terhadap perempuan

5. Pembuatan Sketsa Kebun


Pengertian
Teknik Pembuatan sketsa kebun merupakan teknik PRA yang memfasilitasi
34
kegiatan pengkajian beberapa aspek pengelolaan kebun di wilayah tersebut. Hasil kajian
digambarkan dalm bentuk sketsa atau peta kebun yang memperlihatkan berbagai aspek
pengelolaan kebun tersebut terutama pada pola tanam dan teknologi yang diterapkan

Jenis-Jenis informasi Kajian


1) Informasi Fisik
Pola tanam, luas lahan, jenis-jenis tanaman, praktek konservasi, tataletak sarana,
pembagian lahan dan sebagainya
2) Informasi Non Fisik
Informasi Pendapatan
Pembinaan yang diperlukan (yang sudah/belum)
Teknologi yang khas diwilayah tersebut
Informasi khusus misalnya lembaga adat, pengaturan lahan dan lain-lain

Tujuan Kajian Sketsa


Teknik ini bertujuan untuk mengkaji keadaan dan pengelolaan kebun antara lain:
1) Keadaan berbagai aspek kebun seperti kesuburan, ketersediaan air,
kebaika/keburukan pola tanam, memuaskankah teknologinya, dan sebagainya
2) Masalah-masalah yang terjadi dalam pengelolaan kebun, apa penyebab dan
akibatnya
3) Bagaimana petani mencari jalan keluar

Pertanyaan-pertanyaan untuk membantu dalam menggali pengetahuan dan teknologi


lokal dalam berusahatani:
1. Adakah teknologi atau pengetahuan yang telah diterapkan secara turun temurun oleh
masyarakat setempat dalam melaksanakan kegiatan usahatani? Bila ada
sebutkan/tuliskan
2. Dari mana asal teknologi atau pengetahuan tersebut?
3. Siapa yang biasanya menerapkan teknologi atau pengetahuan tersebut?
4. Untuk apa dan kapan teknologi atau pengetahuan tersebut digunakan
5. Bagaimana cara menggunakan atau menerapkannya? (Buat bagan alur)

Langkah Penerapan
1) Persiapan
a. Pengamatan awal kebun, Tim PRA dengan Petani menyepakati kriteria kebun
yang akan dikaji yaitu:
➢ kebun tersebut mewakili keadaan kebun lain pada umumnya di desa dan
menunjukkan keanekaragaman cara pengelolaan
35
➢ kebun itu merupakan kebun terbaik yang ada didesa atau sebaliknya
b. Pemilihan bersama hendaknya dapat menghilangkan bias, seperti hanya
menampilkan kebun-kebun percobaan saja
2) Pelaksanaan
a. Bahas kembali maksud dan tujuan pembuatan sketsa kebun serta proses
kegiatannya
b. Sepakati peserta kebun yang akan didatangi, datang kekebun yang disepakati
dengan berkeliling untuk melihat kebun-kebun yang lain
c. Mengamati kebun terpilih, kemudian mulai membuat sketsa. Sepakati simbol-
simbolnya catat disudut kertas beserta artinya
d. Mintalah masyarakat membuat sketsa tersebut sekaligus mendisakusikannya
e. Lakukan analisis sketsa kebun dan pengelolaannya serta keterlibatan gender,
tim PRA mencatat proses dan informasi yang dikaji selama proses diskusi
f. Cantumkan nama peserta, pemandu, tanggal dan tempat diskusi disudut
gambar

6. Teknik Pembuatan Bagan Peringkat

Pengertian
Teknik pembuatan bagan peringkat atau teknik analisa pilihan atau matriks ranking
adalah teknik untuk mengkaji sejumlah topik dengan memberi nilai pada masing-masing
aspek kajian berdasarkan sejumlah kriteria perbandingan
Kriteria perbandingan tersebut berdasarkan pendapat masyarakat sehingga sesuai dengan
keadaan setempat
Biasanya yang dibandingkan adalah topik-topik bahasan terpenting yang perlu
dipertimbangkan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan

Jenis Informasi Kajian


Teknik ini lebih merupakan teknik analisis, daripada teknik untuk mengumpulkan
informasi. Karenanya kegiatan ini biasanya untuk melengkapi kajian oleh teknik-teknik
lainnya. Informasi-informasi yang dikaji ditentukan berdasarkan suatu keperluan tertentu.
Jenis informasi kajian yang sering kali dilakukan antara lain adalah:
1) Pilihan teknologi pertanian (misal saat melakukan transek)
2) Pilihan jenis tanaman yang perlu dikembangkan (saat kunjungan kebun)
3) Pengurutan mata pencaharian-mata pencaharian utama
4) Pengurutan kelas sosial masyarakat
5) Pilihan masalah utama /prioritas yang perlu diatasi

36
Tujuan
1) Memfasilitasi pilihan masyarakat tentang sejumlah topik informasi dengan cara
memberikan penilaian sehingga bisa diperoleh statu urutan atau peringkat keadaan.
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam penilaian adalah:
a. Manfaat-manfaat pilihan
b. Ketersediaan potensi-potensi untuk mengembangkan status hal/keadaan
c. Hambatan-hambatan yang ada untuk mengembangkan status hal/keadaan
2) Secara sederhana pengurutan biasanya dilakukan untuk memberikan urutan jumlah
(volume) statu keadaan

Langkah-Langkah Penerapan
1) Sampaikan kembali informasi –informasi yang pernah disepakati yang memerlukan
kajian dengan menggunakan bagan peringkat

2) Jelaskan tujuan dan proses membuat bagan peringkat


3) Sepakati hal-hal sebagai berikut:
a. Kriteria-kriteria penilaian antara lain mengenai manfaat pilihan, potensi yang
tersedia, juga faktor-faktor pembatas (hambatan) dari setiap pilihan
b. Simbol-simbol yang akan dipergunakan
c. Cara melakukan penilaian serta skala nilai (1-10)
4) Mintalah masyarakat membuat bagan tersebut. Pemandu PRA mendampingi
masyarakat dalam proses tersebut
5) Sepakati pemberian nilai untuk masing-masing kriteria melalui proses diskusi.
Penentuan nilai didasarkan atas kesepakatan peserta, bukan pendapat seseorang
6) Jumlahkan nilai dari masing –masing kriteria dari semua topik. Penjumlahan nilai
tersebut merupakan nilai total dari setiap topik
7) Diskusikan lebih lanjut matriks tersebut serta periksa kembali pilihan –pilihan yang
telah dilakukan. Sering muncul pertimbangkan baru yang dapat merubah keputusan
penilaian
8) Catat semua proses diskusi, pendapat, pertimbangan dan keputusan-keputusan
yang dikemukakan oleh peserta (oleh tim PRA)
9) Cantumkan nama peserta, jumlah peserta, nama pemandu, tanggal dan tempat
diskusi

37
7. Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan/Diagram Venn

Pengertian
Teknik pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan merupakan teknik PRA yang
digunakan untuk memfasilitasi kajian hubungan anatara masyarakat dengan lembaga –
lembaga yang terdapat dilingkungannya. Hasil pengkajian dituangkan dalam Diagram Venn
(sejenis diagram lingkaran /intersecsion), yang akan menunjukkan besarnya manfaat,
pengaruh dan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat.

Jenis Informasi Kajian


Informasi yang dikaji adalah:
1) Lembaga secara umum yaitu informasi mengenai semua lembaga yang
berhubungan dengan masyarakat desa, baik yang berada dalam desa tersebut
maupun yang berada diluar desa tetapi berhubungan dengan masyarakat desa.

Hal-hal yang dikaji: lembaga lokal/tradisional, lembaga pemerintah, lembaga


swasta.
2) Lembaga khusus yaitu informasi mengenai lembaga-lembaga tertentu saja
misalnya lembaga yang kegiatannya berhubungan dengan pertanian saja.
Sumber Informasi
1) Sumber informasi utama adalah masyarakat yang secara langsung/tidak langsung
mempunyai pengalaman menyangkut lembaga yang bersangkutan
2) Informasi masyarakat dicek silang (trianggulasi) dari pengelola lembaga yang
bersangkutan
3) Data sekunder bisa digunakan sebagai pembandi
Tujuan Kajian Bagan Hubungan Kelembagaan
Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai:
1) Keberadaan, manfaat dan perannya sebagai lembaga desa
2) Saling hubungan diantara lembaga-lembaga tersebut
3) Keterlibatan berbagai kelompok masyarakat didalam kegiatan kelembagaan
tersebut
Langkah-Langkah Pelaksanaan
1) Jelaskan maksud, tujuan dan proses kajian kelembagan desa
2) Diskusikan mengenai jenis-jenis lembaga yang berhubungan dengan masyarakat
desa langsung baik itu berada didesa atau diluar desa
3) Mintalah masyarakat untuk membuat daftar nama lembaga-lembaga tersebut diatas
kertas
38
4) Fasilitasi masyarakat untuk diskusi kegiatan atau program yang telah
dikembangkan oleh masing-masing lembaga, juga mengenai anggota dan
pengurusnya
5) Pemandu menjelaskan cara membuat bagan
6) Sepakati penggunaan simbol, pengertian dan kriteria penting atau bermanfaatnya
suatu lembaga, pengertian dan kedekatan suatu lembaga
7) Pemandu meminta salah satu peserta diskusi untuk memilih besarnya lingkaran
sebagai simbul lembaga tertentu yang telah didiskusikan dan dinilai manfaat
kegiatannya bagi masyarakat. Pendapat ini harus pendapat bersama
8) Menempatkan lingkaran kelembagaan dengan jarak yang telah disepakati terhadap
lingkaran masyarakat
9) Lakukan pemeriksaan kembali ketepatan informasi yang diperoleh
10) Diskusikan dan bahas lebih lanjut bagan tersebut, terutama tentang masalah dan
potensi kelembagaan, serta kegiatan dan pola hubungan yang diharapkan
masyarakat
11) Catalah proses, pendapat, penilaian, dan seluruh informasi

Bagan Hubungan Kelembagaan/Diagram Venn

PAS PKK
AR

MASYARAKAT

BRI
KELOMPOK
TANI
BKD

PPL
KARANG BPD
TARUNA

MITRA
USAHA

39
8. Penyusunan Kalender Musim

Pengertian
Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi
pengkajian kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian yangn terjadi berulang dalam satu
kurun waktutertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat
Kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan itu dituangkan dalam kalender kegiatan atau
keadaan-keadaan, biasanya dalam jarak satu tahun musim (12 bulan).

Jenis Informasi Kajian


Informasi-informasi yang biasanya muncul adalah:
1). Penanggalan atau sistem kalender yang biasa digunakan oleh masyarakat
2). Iklim, curah hujan, ketersediaan air
3). Pola tanam/panen, biaya pertanian, hasil pertanian dan tingkat produksi
4). Ketersediaan pangan dan pakan ternak terutama pada masa paceklik
5). Ketersediaan tenaga kerja
6). Musim bekerja ke kota pada musim paceklik
7). Masalah hama dan penyakit tanaman/ternak
8). Kesehatan (musim wabah penyakit) dan kebersihan lingkungan
9). Pola pengeluaran (konsumsi, produksi, investasi)
10).Kegiatan sosial kemasyarakatan, adat, agama, dan sebagainya.

Tujuan Kajian Kalender Musim


Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji:
1). Keadaan dan pola kegiatan masyarakat, sehingga diperoleh profil kegiatan utama
mereka sepanjang tahun
2). Profil kegiatan-kegiatan masyarakat sehingga terlihat pola p-emanfaatan waktu
masyarakat, yaitu saat mereka sibuk bekerja, saat sibuk dengan kegiatan lain,
(sosial, agama, adat) dan saat mereka mempunyai waktu luang
3). Tujuan utamanya adalah memfasilitasi diskusi mengenai masalah-masalah yang
terjadi pada suatu keadaan atau dalam menyelenggarakan suatu kegiatan

Langkah-langkah kegiatan:
1). Terangkan maksud dan proses kegiatan
2). Ajak masyarakat untuk mendiskusikan secara umum:
a. Jenis kegiatan apa yang paling sering terjadi dibulan-bulan tertentu

40
b. Apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ketahun
c. Selain kegiatan, keadaan apa yang juga sering terjadi pada bulan-bulan tertentu
(mis kekeringan, wabah penyakit)
3). Setelah cukup tergambarkan, sepakatilah bersama peserta:
a. Kegiatan – kegiatan utama yang akan dicantumkan kedalam kalender serta
perlu didiskusikan lebih lanjut
b. Keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat yang akan
dicantumkan dalam kalender
c. Simbol topik-topik bahasan yang dicantumkan dalam bagan berupa gambar-
gambar sederhana yang mudah dikenali.

d. Simbol untuk memberikan nilai dengan bahan-bahan lokal yang tersedia (biji
jagung, kerikil, dll).
4). Mintalah masyarakat untuk menggambarkan kalender di atas kertas besar yang
ditempelkan didinding yang mencantumkan kolom topik-topik informasi sesuai
dengan hasil diskusi
5). Cantumkan disudut kertas simbol-simbol beserta artinya, serta penjelasan lain untuk
memahami gambar
6). Lakukan analisis kalender musim yaitu:
a. Apa sebab terjadi maslah-masalah didalam pengelolaan kegiatan mereka
b. Apa sebab terjadi masa-masa kritis dimasyarakat (kekeringan , wabah,
paceklik, dan sebagainya).
c. Apakah ada hubungan sebab akibat masalah-masalah dengan keadaan-keadaan
tersebut.
d. Apakah jalan keluar masyarakat untuk mengatasinya
7). Catatlah seluruh masalah, potensi, informasi yang muncul dalam dikusi dengan
cermat, sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan
teknik lain ( Tim PRA mencatat proses dan hasil diskusi).
8). Cantumkan peserta , pemandu, tanggal dan tempat diskusi.

41
Kalender Musiman

Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Tim 1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota
10. Anggota

42
Contoh Kalender Musiman

9. Kajian Mata Pencaharian

Pengertian
Teknik kajian mata pencaharian adalah teknik PRA yang digunakan memfasilitasi
diskusi mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat. Jenis-jenis mata
pencaharian beserta aspek-aspeknya, digambarkan dalam sebuah bagan.

Jenis Informasi Kajian


1) Kajian mata pencaharian bidang pertanian seperti pertanian tanaman pangan,
peternakan, perkebunan, perikanan dan sebagainya

43
2) Mata pencaharian bidang non pertanian seperti industri makanan, pertenunan,
kerajinan, gerabah dan lain-lain.
3) Mata pencaharian bidang jasa seperti buruh, tukang, transpot dan lain-lain
Sumber Informasi
1) Langsung dari masyarakat
2) Pelaku mata pencaharian yang bersangkutan
3) Data sekunder

Tujuan Kajian Mata Pencaharian


Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai aspek-aspek dari mata pencaharian
masyarakat baik yang dilakukan didalam desa maupun diluar desa dengan kajian:
1) Jumlah orang yang melakukan setiap jenis mata pencaharian
2) Keadaan mata pencaharian tersebut (memenuhi kebutuhan /tidak)
3) Keadaan pasar dan pemasaran
4) Ketersediaan dan keadaan bahan baku
5) Ketersediaan dan dan keadaan tenaga kerja, baik perempuan maupun laki-laki dan
ketrampilannya
6) Tingkat pendapatan
7) Perubahan-perubahan jenis pekerjaan yang berkembang akibat pembangunan

Langkah Penerapan
1) Persiapan
Menggali pengetahuan awal peserta tentang jenis-jenis mata pencaharian dan
mengkaji data sekunder
2) Pelaksanaan
Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan
Mintalah peserta menuliskan semua jenis–jenis mata pemcaharian yang
sebelumnya didiskusikan lebih dahulu
Bahaslah berbagai keadaan pekerjaan tersebut antara lain Pekerjaan masyarakat
yang paling utama, dan masalah-masalah didalam pekerjaan tersebut
3) Sepakati bersama jenis pekerjaan yang akan dicantumkan kedalam bagan yang
akan didiskusikan lebih lanjut.

Aspek-aspek kajian yang akan dibahas tentang mata pencaharianSimbol topik


bahasan yang dicantumkan dalam bagan
Simbol untuk memberi nilai
4) Mintalah masyarakat untuk membuat bagan di atas kertas besar dan tempelkan di
dinding beserta topik-topik informasi hasil diskusi
44
5) Cantumkan simbol dan artinya dipojok ketas
6) Bagan didiskusikan kembali terutama mengenai maslah-masalahnya
7) Catat seluruh masalah, potensi, dan informasi yang muncul
8) Cantumkan nama peserta, jumlah peserta, nama pemandu, tempat dan tanggal
pelaksanaan diskusi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Juml Rank
Bulan Sumber
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
Pendapatan
Tembakau • •• • • • • • • • • • • 14 II

Ayam •• •• • • • • • • • • • • 15 I

Kam bing •• •• 8 IV
•• ••
Sapi •• 6 V
••
••
Kacang tanah • •• •• 6 V

Kacang Hijau •• 4 VI
••
Sayur Petsai •• 3 VII

Telur Ayam • • • • • • • • • • • • 12 III

Catatan : Nilai didasarkan atas jumlah uang yang dihasilkan perbulan Ranking diberikan atas
dasar jumlah uang yang dihasilkan pertahun
Teknik ini merupakan gabungan antar matriks ranking daengan kalender musim

45
B. Identifikasi data sekunder

Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk mempelajari


keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen
tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll).
Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan
masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa yang diperlukan dalam
kegiatan PRA.

Tujuan :
• Diketahuinya gambaran dasar keadaan wilayah baik masyarakat dan
lingkungannya .
• Sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat pada teknik/instrumen PRA lainnya .

Cakupan data/informasi yang dikumpulkan


Pengumpulan data sekunder harus terarah sesuai dengan tujuan pelaksanaan PRA.
Jika pengumpulan data sekunder ini sejak awal tidak diarahkan dengan baik, maka tim akan
menghabiskan waktu mengumpulkan data yang tidak diperlukan atau bahkan
membingungkan.
Di desa-desa terpencil, biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen tentang keadaan
wilayah tersebut, tetapi data sekunder kini sifatnya sebagai data pendukung dari
informasi/data yang diperoleh secara langsung melalui teknik/instrumen PRA.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA
untuk penyuluhan agribisnis diantaranya:
• Data agroklimat wilayah
• Batas wilayah
• Kependudukan
• Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
• Tata guna lahan
• Jenis usaha masyarakat
• Tingkat pendapatan rata-rata
• Sarana dan prasarana di wilayah
• Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang
pernah dilaksanakan di wilayah
• Teknologi yang diterapkan
• Data produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama
yang dikembangkan di wilayah

46
Tahapan Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk menyusun
perencanaan penyuluhan agribisnis desa .
2. Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di
kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM dll).
3. Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang dimaksud, sebelum
membagi tugas diantara anggota tim untuk melakukan pengumpulan data.
4. Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota tim dapat
membaca, mengerti dan memahami kondisi/keadaan wilayahnya .
5. Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan pengkajian
yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan antara satu data dengan
data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-masalah, potensi atau peluang
pengembangan agribisnis di wilayah tersebut.

1.Data Monografi dan Potensi

Penduduk

Jumlah Jumlah JUMLAH KELUARGA TANI (KK)


No Nama Penduduk Keluarga Pemilik Lahan Pemilik lahan Penggar ap Buruh Total
. Desa (org) (KK) Tani Tani
Tidak Penggarap
menggarap

Tanah

Tanah Darat (Ha) Tanah Sawah irigasi (Ha) Jumlah


No. Nama Desa Tegalan Pekarangan Jumlah Tek ½ Tersier Tadah Jumlah Kolam Tambak Tanah
nis Tek Huja (Ha) (Ha) Pertanian
nis n

47
Iklim/Curah Hujan

Tahun 20… 20… 20… 20….


No Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
mm³ Harinya mm³ Harinya mm³ Harinya mm³ Harinya
Bulan
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember

Rangkuman

Potensi agroekosistem suatu wilayah tertentu adalah kemampuan, kekuatan atau


kesanggupan suatu wilayah (propinsi, kabupaten, kecamatan atau desa) dalam mengelola
tanaman, lahan penggembalaan, peternakan, tumbuhan dan hewan lainnya, udara, tanah
dan air, termasuk juga lahan-lahan yang belum diusahakan, jaringan drainase, dan
masyarakat perdesaan yang memungkinkan untuk dikembangkan bila diolah atau
dieksploitasi dengan baik. Ringkasnya potensi agroekosistem mencakup sumberdaya alam
dan sumberdaya manusia serta lingkungannya.
Langkah-langkah untuk dapat mengolah potensi agroekosistem menjadikan suatu
kenyataan yang dapat memberi manfaat kepada masyarakat, terlebih dahulu kita perlu
mengetahui potensi yang dimiliki wilayah tersebut. Identifikasi potensi wilayah dan
agroekosistem dapat dilakukan dengan mengidentifikasi data primer melalui pendekatan
partisipatif menggunakan teknik PRA dan wawancara semi terstruktur, sedangkan untuk
data sekunder dapat diperoleh dari monografi desa/kecamatan atau data yang relevan.
Instrumen PRA yang digunakan terdiri dari:
1) Wawancara semi terstruktur,
2) Teknik pembuatan peta sumberdaya
3) Teknik penelusuran lokasi/transek
4) Pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan

48
5) Pembuatan sketsa kebun
6) Teknik pembuatan bagan peringkat
7) Pembuatan bagan hubungan kelembagaan/diagram venn
8) Penyusunan kalender musiman
9) Kajian mata pencaharian

Latihan
1. Buatlah contoh pertanyaan untuk menggali pengetahuan dan teknologi lokal yang
mengandung unsur 5 W + 1 H pada instrumen pembuatan sketsa kebun
2. Jelaskan tujuan kajian pembuatan skema kebun?

49
BAB III. ANALISIS DAN PERUMUSAN MASALAH

Analisis PRA tingkat desa dilakukan setelah semua data/informasi diperoleh


melalui teknik/instrumen PRA dan data sekunder. Proses analisis ini dilakukan oleh
seluruh anggota tim, apabila diperlukan dapat pula dilibatkan nara sumber lain yang
dapat melengkapi informasi yang telah diperoleh. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam analisis PRA ini adalah:
1. Analisis Potensi
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah
dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi potensi-potensi yang ada di wilayah
tersebut yang menyangkut potensi :
• Sumberdaya manusia
• Sumberdaya alam
• Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
b. Diskusikan kembali hasil rekapitulasi potensi, barangkali masih ada potensi
yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data melalui instrumen
PRA.
Kelompokan potensi-potensi yang sama, karena mungkin saja ada kesamaan
potensi yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW, sehingga akan
diperoleh rekapitulasi potensi yang ada di desa.

Tabel Rekapitulasi Potensi Desa

Aspek Potensi Dusun/RW I Dusun/RW II Dusun/RW III


Sumberdaya
manusia
Sumberdaya alam

Kelembagaan
sistem dan usaha
agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem
dan usaha agribisnis

50
Analisis Masalah
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah
dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi masalah-masalah yang ada di
wilayah tersebut yang menyangkut masalah :
• Sumberdaya manusia
• Sumberdaya alam
• Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
b. Diskusikan kembali hasil rekapitulasi masalah, barangkali masih ada masalah
yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data melalui instrumen
PRA.
c. Kelompokan masalah-masalah yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan masalah yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW, sehingga
akan diperoleh rekapitulasi masalah yang ada di desa.
d. Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas masalah, dengan menggunakan
teknik pemeringkatan yang disepakati. Apabila data/informasi dari hasil
pemeringkatan telah dilakukan untuk masing-masing dusun/RW maka data
tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan pemeringkatan di
tingkat desa. Apabila masalah yang ditemukan di desa cukup banyak,
sepakatilah masalah-masalah mana saja yang akan dijadikan prioritas. Pilih 3-
5 masalah prioritas dengan menggunakan kriteria-kriteria yang disepakati
misalnya ; dihadapi oleh sebagian besar petani, memiliki nilai strategis dll.
e. Merumuskan faktor penyebab masalah dari urutan masalah prioritas yang telah
disusun secara partisipatif.

Tabel Rekapitulasi Masalah di Tingkat Desa

Aspek Masalah Dusun/RW I Dusun/RW II Dusun/RW III


Sumberdaya
manusia
Sumberdaya alam

Kelembagaan
sistem dan usaha
agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem
dan usaha agribisnis

51
Tabel Peringkat Masalah dan Faktor Penyebab Masalah Di Tingkat Desa

Aspek Peringkat Masalah Faktor Penyebab Keterangan


Masalah
Sumberdaya
manusia
Sumberdaya alam
Kelembagaan sistem
dan usaha agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem
dan usaha agribisnis

Tabel Analisis Hasil PRA di Tingkat Desa

Aspek Peringkat Faktor Penyebab Potensi Keterangan


Masalah Masalah
Sumberdaya Manusia 1. ............. 1. .................
2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
Sumberdaya alam 1. ............. 1. .................
2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
Kelembagaan sistem 1. ............. 1. .................
dan usaha agribisnis 2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
Sarana dan 1. .............. 1 .................
Prasarana sistem dan 2 .................
usaha agribisnis 3 .................
2 .............. 1. .................
2. .................
3. .................

52
RANGKUMAN

Analisis PRA tingkat desa dilakukan setelah semua data/informasi diperoleh melalui
teknik/instrumen PRA dan data sekunder. Proses analisis ini dilakukan oleh seluruhanggota
tim, apabila diperlukan dapat pula dilibatkan nara sumber lain yang dapat melengkapi
informasi yang telah diperoleh
Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas masalah dengan menggunakan
teknik pemeringkatan yang disepakati, apabila masalah yang ditemukan di desa cukup
banyak, sepakatilah masalah-masalah mana saja yang akan dijadikan prioritas. Pilih 3-5
masalah prioritas dengan menggunakan kriteria-kriteria yang disepakati misalnya ; dihadapi
oleh sebagian besar petani, memiliki nilai strategis.

Hasil rumusan analisis PRA tingkat desa, tentang sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, kelembagaan agribisnis dan sarana dan prasarana usaha agribisnis. dibuat dalam
bentuk tabulasi serta diketahui masalah dan faktor penyebabnya.

Latihan

1. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan kegiatan analisis PRA


2. Aspek apa saja yang dianalisis dari potensi wilayah desa dan agroekosistem

53
BAB IV. PENUTUP
Identifikasi Potensi wilayah dan agroekosistem dilakukan untuk memperoleh data
keadaan wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan data primer maupun data
sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang
terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau
dari sumber-sumber lain yang relevan.

Rencana tindak lanjut


Identifikasi data primer menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara semi
tersetruktur menggunakan teknik PRA, sedangkan Identifikasi data sekunder dilakukan
dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi wilayah dan agroekosistem dari data
monografi desa/kecamatan/BPP dan sumber lain yang mendukung.
Penetapan impact point. Dengan menggunakan analisis masalah dan penyebab masalah,
penetapan prioritas dan menetapkan faktor penentu.

Kunci Jawaban
Bab II
1 Contoh pertanyaan ubtuk menggali pengetahuan dan penerapan teknologi lokal
- Adakah teknologi atau pengetahuan yang telah diterapkan secara turun temurun oleh
masyarakat setempat dalam melaksanakan kegiatan usahatani? Bila ada
sebutkan/tuliskan
- Dari mana asal teknologi atau pengetahuan tersebut?
- Siapa yang biasanya menerapkan teknologi atau pengetahuan tersebut?
- Untuk apa dan kapan teknologi atau pengetahuan tersebut digunakan
- Bagaimana cara menggunakan atau menerapkannya?

.2. Teknik ini bertujuan untuk mengkaji keadaan dan pengelolaan kebun antara lain:
1) Keadaan berbagai aspek kebun seperti kesuburan, ketersediaan air,
kebaika/keburukan pola tanam, memuaskankah teknologinya, dan sebagainya
2) Masalah-masalah yang terjadi dalam pengelolaan kebun, apa penyebab dan
akibatnya
3) Bagaimana petani mencari jalan keluar

54
Bab III

1. Langkah-langkah kegiatan analisis PRA


a. Analisis potensi diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah dikumpulkan
maka lakukanlah rekapitulasi potensi-potensi yang ada di wilayah tersebut yang
menyangkut potensi:
• Sumberdaya manusia
• Sumberdaya alam
• Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
b. Kelompokan potensi-potensi yang sama, karena mungkin saja ada kesamaan
potensi yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW, sehingga akan diperoleh
rekapitulasi potensi yang ada di desa.

2. Aspek potensi wilayah dan agroekosisem yang dianalisis


a. Sumberdaya manusia
b. Sumberdaya alam
c. Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
d. Sarana dan prasarana sistem dan usaha agribisnis

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk


Perencanaan Penyuluhan Partisipatif. Pusat Pengembangan Penyuluhan
Pertanian. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.

Anonimous, 2005. Diktat Participatory Rural Appraisal Bagi Penyuluh Pertanian. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor.

Cooper R. Donald. 2006. Marketing Research, McGraw-Companies, Inc., N.Y.

Miles B. Matthew., 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode
Baru, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

55
Lampiran

Potensi Agroekosistem
Nama Desa : …………………………………………………………….
Tahun : ……………………………………………………………

No. Jenis Usahatani Jumlah luas Jumlah KK Rata2 luas Produksi ditingkat Produktivitas
(pada lahan) tanam (Ha) Petani perorang (Ha/org) Kec. (Ton) (Ton/Ha)
1 Lahan Sawah irigasi
a
b
dst
2 Lahan sawah tadah
hujan
a
b
dst
3 Lahan sawah pasang
surut
a
b
dst
4 Lahan Kering
a
b
dst
5 Perairan umum:
Perairan pantai
a
b
Danau
a
b
Sungai
a
b
6 Usaha off farm
a
b
dst

Data kelembagaan
1. Kelembagaan Petani

a. Jumlah Kelembagaan
Jumlah Kelompok Tani
Tani Dewasa Tani Wanita Taruna Tani
No Nama Desa Jml Kelompok Tani Jml Kel. Jml. Angg. Jml Kel. Jml.Angg. Jml Kel. Jml. Angg.

b. Nama Kelompok Tani dan kedudukan


No. Nama Nama Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Luasan
Desa Kelompok Ketua Wakil Sekre Bendahara Anggota Kelompok usaha Ha Ekor Petak
Tani
Pokok
(Utama)

56
c. Nama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kedudukan

Nama Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Luasan


No Nama Desa Gapoktan Ketua Wakil Sekretaris Bendahara anggota Gapoktan Usaha Ha ekor petak
Tani
pokok
(Utama)

2. Kelembagaan Ekonomi Pedesaan

No Nama Jumlah Koperasi Pertanian Bank Unit Desa Kios Lembaga Lumbung
Desa BUUD/KUD diluar KUD (BPR,BRI) Saprotan Swadaya Desa padi/desa
Buah Anggota Buah Anggota (LSD)

Data Usahatani Petani / Kelompoktani

1. FASILITAS USAHATANI PETANI / KELOMPOK TANI


a. Pertanian
Kepemilikan
No Nama Jumlah Huller Hand sprayer Motor/power sprayer Traktor
Desa Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

b. Ternak
Kepemilikan
No Nama Mesin Tetas Inseminasi Buatan Alat pendingin Kandang
Desa Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

c. Perkebunan
Kepemilikan
No Nama Jumlah Huller Hand sprayer Motor/power sprayer Traktor
Desa Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

57
2. PRODUKSI USAHATANI
a. Pertanian
Jenis Tanaman Luas Harga rata- rata Biaya
Produksi
Tanam Panen produksi produksi Jumlah
rata-rata
No Nama Tanaman Perkebunan (ha) (ha) waktu panen rata-rata Petani Keterangan
tiap Ha
Desa Pangan Hortikultur Pelaksana
(Kw) Per Kw (Rp.) tiap Ha
a (Rp.)

b. Ternak
Jenis Ternak
Nama
No. Kerbau Sapi Kambing Domba Ayam Bebek Babi Lain- Keterangan
Desa
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) lain

c. Perkebunan Rakyat
No. Nama Desa Tanaman ……… Tanaman…. Tanaman ………………
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan

d. Hortikultura
No. Nama Desa Tanaman ……… Tanaman…. Tanaman ………………
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan

e. Pemasaran

Lokasi Pemasaran Jenis Produksi yang


No Nama Desa Nama Kelompok
produk dipasarkan

f. Kemitraan
Jenis/bentuk Tahun
No Nama Desa Nama Kelompok Mitra
Kemitraan kemitraan

58
Matrik 1. Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya

Nama Desa : ………………………………………………..


Tahun : ………………………………………………..

Penyebab Tindakan/Kegiatan
No. Masalah Potensi
Masalah yang Dibutuhkan
1
2
3
4
5
dst

Matrik 2. Uji Prioritas Masalah Dan Faktor Penentu

Uji Prioritas Masalah

Skor
No Jenis Masalah Jumlah Skor
Gawat Mendesak Penyebaran
1. Pupuk tidak tersedia 4 2 4 10
2.
3.
n.

Gawat *) 3**)
Agak gawat 2
Tidak gawat 1
Mendesak 3
Agak mendesak 2
Tidak mendesak 1
Penyebaran tinggi 3
Penyebaran cukup 2
Penyebaran rendah 1

*) Skor ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan petani


**) Jumlah skor tertinggi menjadi prioritas

Daftar Faktor Penentu

Jenis Usahatani Urutan prioritas Tinjauan Aspek Masalah


masalah Pengetahuan Ketrampilan Sikap

59
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data Sekunder

Pengertian
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk
mempelajari keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah
ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu
(dinas/instansi/LSM dll).
Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah
dan masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa yang
diperlukan dalam kegiatan PRA. Keseluruhan data tersebut akan
digunakan dalam penyusunan profil keluarga, Rencana Usaha Keluarga,
Rencana Usaha Kelompok, Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa.
Tujuan
• Diketahuinya gambaran dasar keadaan wilayah baik
masyarakat dan lingkungannya .
• Sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh secara
langsung dari masyarakat pada teknik/instrumen PRA lainnya .

Cakupan data/informasi yang dikumpulkan


Pengumpulan data sekunder harus terarah sesuai dengan tujuan
pelaksanaan PRA. Jika pengumpulan data sekunder ini sejak awal tidak
diarahkan dengan baik, maka tim akan menghabiskan waktu
mengumpulkan data yang tidak diperlukan atau bahkan membingungkan.
Di desa-desa terpencil, biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen
tentang keadaan wilayah tersebut, tetapi data sekunder kini sifatnya
sebagai data pendukung dari informasi/data yang diperoleh secara
langsung melalui teknik/instrumen PRA.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung
PRA untuk penyuluhan agribisnis diantaranya:
• Data agroklimat wilayah
• Batas wilayah
• Kependudukan
• Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
• Tata guna lahan
• Jenis usaha masyarakat
• Tingkat pendapatan rata-rata
• Sarana dan prasarana di wilayah
• Program-program pembangunan pertanian yang sedang
berjalan atau yang pernah dilaksanakan di wilayah
• Teknologi yang diterapkan
• Data produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi
utama yang dikembangkan di wilayah

Tahapan Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk
menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa .
2. Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di
kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM
dll).
3. Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang
60
dimaksud, sebelum membagi tugas diantara anggota tim untuk
melakukan pengumpulan data.
4. Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota
tim dapat membaca, mengerti dan memahami kondisi/keadaan
wilayahnya .
5. Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan
pengkajian yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan
antara satu data dengan data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-
masalah, potensi atau peluang pengembangan agribisnis di wilayah
tersebut.

3. Analisis PRA
Analisis PRA tingkat desa dilakukan setelah semua data/informasi
diperoleh melalui teknik/instrumen PRA. Proses analisis ini dilakukan oleh
seluruh anggota tim, apabila diperlukan dapat pula dilibatkan nara sumber lain
yang dapat melengkapi informasi yang telah diperoleh. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam analisis PRA ini adalah:

1) Analisis Potensi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah
dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi potensi-potensi yang ada di
wilayah tersebut yang menyangkut potensi :
• Sumberdaya manusia
• Sumberdaya alam
• Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
Diskusikan kembali hasil rekapitulasi potensi, barangkali masih ada potensi
yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data melalui instrumen
PRA.
Kelompokan potensi-potensi yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan potensi yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi potensi yang ada di desa.

Tabel Rekapitulasi Potensi Desa


Aspek Potensi Dusun/RW I Dusun/RW II Dusun/RW III
Sumberdaya
manusia
Sumberdaya alam

Kelembagaan
sistem dan usaha
agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem
dan usaha
agribisnis

2) Analisis Masalah
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang
telah dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi masalah-masalah
yang ada di wilayah tersebut yang menyangkut masalah :

61
• Sumberdaya manusia
• Sumberdaya alam
• Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
b. Diskusikan kembali hasil rekapitulasi masalah, barangkali masih ada
masalah yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data
melalui instrumen PRA.
c. Kelompokan masalah-masalah yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan masalah yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi masalah yang ada di desa.
d. Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas masalah, dengan
menggunakan teknik pemeringkatan yang disepakati. Apabila
data/informasi dari hasil pemeringkatan telah dilakukan untuk masing-
masing dusun/RW maka data tersebut dapat digunakan sebagai
bahan untuk melakukan pemeringkatan di tingkat desa. Apabila
masalah yang ditemukan di desa cukup banyak, sepakatilah masalah-
masalah mana saja yang akan dijadikan prioritas. Piliha 3-5 masalah
prioritas dengan menggunakan kriteria-kriteria yang disepakati
misalnya ; dihadapi oleh sebagian besar petani, memiliki nilai strategis
dll.
e. Merumuskan faktor penyebab masalah dari urutan masalah prioritas
yang telah disusun secara partisipatif.

Tabel Rekapitulasi Masalah di Tingkat Desa


Aspek Masalah Dusun/RW I Dusun/RW II Dusun/RW III
Sumberdaya
manusia
Sumberdaya alam

Kelembagaan
sistem dan usaha
agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem
dan usaha
agribisnis

Tabel Peringkat Masalah dan Faktor Penyebab Masalah Di Tingkat Desa


Aspek Peringkat Masalah Faktor Penyebab Keterangan
Masalah
Sumberdaya
manusia
Sumberdaya alam

Kelembagaan
sistem dan usaha
agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem
dan usaha
agribisnis

62
Tabel Analisis Hasil PRA di Tingkat Desa
Aspek Peringkat Faktor Penyebab Potensi Keterangan
Masalah Masalah

Sumberdaya Manusia 1. ............. 1. .................


2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
Sumberdaya Alam 1. ............. 1. .................
2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
Kelembagaan sistem 1. ............. 1. .................
dan usaha agribisnis 2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
Sarana dan Prasarana 1. ............. 1. .................
sistem dan usaha 2. .................
agribisnis 3. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
3. .................

63
ELEMEN KOMPETENSI 2 MENYUSUN KONSEP
PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

64
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan


Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa
penyelenggaraan penyuluhan menjadi wewenang dan tanggaung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggungjawab pemerintah
tersebut diwujudkan antara lain dengan menyelenggarakan Revitalisasi
Penyuluhan Pertanian yang meliputi aspek-aspek penataan kelembagaan,
ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan
penyuluhan.
Agar Revitalisasi Penyuluhan Pertanian dapat berjalan secara produktif,
efektif dan efisien, perlu dilakukan identifikasi sumberdaya dan program-program
pembangunan pertanian, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta
maupun masyarakat. Hal tersebut diperlukan dalam rangka penyusunan rencana
penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang komperhensif dengan memadukan
seluruh sumberdaya yang tersedia.
Program penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun
setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan
memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan
pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) juga mengamanatkan bahwa
programa penyuluhan pertanian terdiri dari atas programa penyuluhan
desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan,
programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan
programa penyuluhan nasional. agar programa penyuluhan ini dapat merespon
secara lebih baik aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha diperdesaan,
penyusunan programa penyuluhan diawali dari tingkat desa/kelurahan.
Programa Penyuluhan Pertanian disusun dengan memperhatikan
keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan.
keterpaduan mengandung maksud bahwa programa penyuluhan pertanian
disusun dengan memperhatikan programa pertanian penyuluhan tingkat

65
kecamatan, tingkat kabupaten/kota tingkat propinsi dan tingkat nasional, dengan
berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. sedangkan yang
dimaksud dengan kesinergian yaitu bahwa programa penyuluhan pertanian pada
tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan
demikian semua programa penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan
antara programa penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan.
Berbagai permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan programa
penyuluhan pertanian antara lain sebagai berikut:
1) Belum tertibnya penyusunan programa penyuluhan pertanian disemua
tingkatan;
2) Naskah programa penyuluhan pertanian belum sepenuhnya dijadikan sebagai
acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
3) Keberadaan penyuluh pertanian tersebar pada beberapa dinas/instansi, baik
dipropinsi maupun kabupaten/kota;
4) Programa penyuluhan pertanian kurang mendapat dukungan dari
dinas/instansi terkait;
5) Penyusunan programa penyuluhan pertanian masih didominasi oleh petugas
(kurang partisipatif).
Dengan berlakunya Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) maka programa
penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan
pertanian sepsifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi
terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan
petani. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam programa
penyuluhan pertanian ini akan mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan
pelaku usaha dan memberikan dukungan terhadap program-program prioritas
dinas/instansi terkait.
Programa penyuluhan pertanian ditingkat provinsi, kabupaten/kota
kecamatan, dan desa/kelurahan akan menentukan besarnya pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk penyelenggaraan
penyuluhan pertanian. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan
di Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan bersumber dari
APBD yang jumlah dan alokasinya disesuaikan dengan programa penyuluhan.

66
Dengan memposisikan programa pertanian secara strategis, maka
diharapkan masalah-masalah yang selama ini dirasakan menghambat persiapan,
perencanaan, dan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian dapat diatasi.
Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggara penyuluhan
pertanian dipusat dan daerah sebagai dasar persamaan persepsi dalam
persiapan, perancanaan, dan pelaksanaan program penyuluah pertanian,
dipandang perlu untuk menerbikan Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian.

67
BAB II PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP
PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
A. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan :
a. Sistem Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disebut sistem
penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui
penyuluhan.
b. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah upaya mendudukkan,
memerankan, memfungsikan dan menata kembali penyuluhan pertanian
agar terwujud saru kesatuan pengertian, satu keratuan korps dan satu
kesatuan arah serta kebijakan.
c. Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasi dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas evisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
d. Programa Penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian penyuluhan.
e. Materi Penyuluhan adalah bahan yang akan disampaikan oleh para
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagi bentuk
yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi
hukum dan kelestarian lingkungan.
f. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah jadwal kegiatan yang disusun
oleh penyuluh berdasarkan programa penyuluhan setempat yang
dilengkapi dengan hal-hal yang dianggap perlu untuk berinteraksi dengan
pelaku utama dan pelaku usaha.
g. Penyuluh Pertanian, baik penyuluh PNS, swasta maupun swadaya, yang
selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan warga negara Indonesia
yang melakukan kegiatan penyuluhan.
h. Pelaku Utama Kegiatan Pertanian yang selanjutnya disebut pelaju utama
adalah masyarakat petani, pekebun, peternak, beserta keluarga intinya.

68
i. Pelaku Usaha adalah perorangan warga indonesia atau koporasi yang
dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian,
perikanan dan kehutanan.
j. Petani adalah perorangan warganegara indonesia beserta keluarganya
atau koporasi yang mengelola usaha dibidang pertanian yang meliputi
usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.
k. Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan adalah kelelmbagaan penyuluhan pada
tingkat desa/kelurahan yang merupakan unit kerja nonstruktural yang
dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama.
l. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara RI
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
m. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsun penyelenggara pemerintah daerah.
n. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenag untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
o. Kelompoktani (POKTAN) adalah kumpulan petani/peternaka/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi
lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
p. Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa
kelompoktani yang tergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala
ekonomi.

B. Maksud dan Tujuan


1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi
para penyelenggara.
2. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana
kegiatan penyuluhan pertanian.
3. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk
disampaikan dalam forum musrenbangtan tahun berikutnya.

69
C. Prinsip-Prinsip Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
Penyusunan programa penyuluhan tersebut harus memenuhi syarat yaitu:
Harus terukur, Realistis , Bermanfaat, Dapat dilaksanakan serta dilakukan secara
partisipatif, Terpadu, Transparan, Demokratis, Dan bertanggung gugat (anonim,
2006).
• Terukur : Programa yang disusun dapat diukur kberhasilannya
• Realistis : Programa yang disusun sesuai dengan keadaan/kenyataan
sebenarnya.
• Bermanfaat : Programa penyuluhan harus memberikan nilai manfaat bagi
peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan prilaku untuk meningkatkan
produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku
usaha.
• Dapat dilaksanakan : bahwa programa penyuluhan dapat dilaksanakan
oleh penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha dalam mencapai tujuan
• Partisipatif : penyusunan programa mlibatkan secara aktif pelaku utama
dan plaku usaha dan penyuluh sejak dari perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi.
• Terpadu : bahwa programa penyuluhan yang disusun dengan
memperhatikan program penyuluhan kecamatan, kabupaten, provinsi, dan
nasional dengan berdasar kebutuhan pelaku utama dan plaku usaha.
• Transparan : programa penyuluhan diselengarakan secara terbuka antara
pnyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha sehingga dapat diketahui oleh
sesama unsur terkait.
• Demokratis : penyusunan programa yang diselenggarakan dengan saling
menghormati pendapatantara penyuluh, pemerintah, dan pelaku utama
serta pelaku usaha.
Bertanggung gugat : bahwa evaluasi programa penyuluhan dikerjakan
dengan membandingkan pelaksanaan yang tlah dilaksanakan dengan
perencanaan yang telah dibuat dngan sederhana, terukur, dapat dicapai,
rasional, dan kgiatannya dijadwalkan.

70
D. Rangkuman
Programa Penyuluhan Pertanian yaitu rencana tertulis yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan pertanian.
Inti programa adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang
disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah
dan masalah/kebutuhan pelaku utama (petani, pekebun, peternak) serta
dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari programa ini adalah kegiatan-
kegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di
wilayah kerja (desa, BPP, Kabupaten, Provinsi, Nasional) selama satu tahun
Programa penyuluhan memuat rencana penyuluhan tahun
berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran masing-masing tingkatan
mencakup pengorganisasian dan pengelolaan sumber daya sebagai dasar
pelaksanaan penyuluhan.

A. Latihan
Jawablah/kerjakan soal latihan berikut :
1. Apa yang dimaksud programa penyuluhan pertanian ?
2. Sebutkan tujuan penyusunan programa penyuluhan pertanian ?
3. Sebutkan manfaat programa penyuluhan pertanian ?
4. Sebutkan prinsip-prinsip penyusunan programa penyuluhan pertanian ?

71
BAB III. UNSUR - UNSUR PROGRAMA PENYULUHAN

A. Keadaan
Keadaan yang menggambarkan fakta-fakta berupa data dan informasi
mengenai potensi, produktifitas dan lingkungan usaha pertanian,
perilaku/tingkat kemampuan petani dan pelaku dalam usahanya diwilayah
(Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional). Pada
saat akan disusunnya programa penyuluhan pertanian dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Potensi Usaha menggambarkan peluang usaha dari hulu sampai hilir yang
prospektif untuk dikembangkan sesuai dengan peluang pasar, kondisi
agro ekosistem setempat, sumberdaya dan teknologi yang tersedia untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku
usaha.
2. Produktifitas usaha menggambarkan perolehan hasil usaha persatuan unit
usaha saat ini (faktual maupun potensi perolehan hasil usaha yang dapat
dicapai untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama
dan pelaku usaha.
3. Lingkungan usaha menggambarkan kondisi ketersediaan sarana dan
prasarana usaha (Agroinput, Pasca panen, Pengolahan distribusi dan
pemasaran)serta kebijakan yang mempengaruhi usaha pelaku utama dan
pelaku usaha.
4. Perilaku berupa kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
pelaku utama dan pelaku usaha dalam penerapan teknologi usaha
(teknologi usaha hulu, usaha tani dan teknologi usaha hilir).
5. Kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha menggambarkan keperluan
akan perlindungan, kepastian, kepuasan yang dapat menjamin
terwujudnya keberhasilan melaksanakan kegiatan usaha pertanian untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi pelaku utama dan
pelaku usaha.

B. Tujuan
Tujuan dalam hal ini memuat pernyataan mengenai perubahan perilaku
dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang dicapai dengan cara
menggali dan mengembangkan potensi yang tersedia pada dirinya keluarga

72
dan lingkungan untuk memecahkan masalah yang dihadapai dan merespon
peluang.
Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuannya itu: SMART:
specific (khas); measurable (dapat diukur); actionary (dapat
dikerjakan/dilakukan); Realistic (Realistis); dan Time Frame (Memiliki batasan
waktu untuk mencapai tujuan.
hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah:
ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behavior (Perubahan perilaku yang
dikehendaki); Condition (Kondisi yang akan dicapai); dan Degree (Derajat
kondisi yang akan dicapai).

C. Permasalahan
Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktir-faktor yang dinilai
dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual) dengan
kondisi yang ingin dicapai. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor yang bersifat perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan tingkat
adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu
inovasi/teknologi baru, misalnya belum yakin, belum mau, atau belum
mampu menerapkan dalam usahanya.
2. Faktor yang bersifat non perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan
ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana pendukung usaha pelaku
utama dan pelaku usaha, misalanya ketersediaan pupuk benih/bibit atau
modal.
Dari sekian banyak permasalahan yang diidentifikasi, perlu dibuat
pemeringkatan sesuai dengan perioritas pembangunan pertanian disuatu
wilayah, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. apakah masalah itu menyangkut mayoritas para pelaku utama dan pelaku
usaha;
b. apakah erat kaitannya dengan potensi usaha, produktifitas, lingkungan
usaha, perilaku, kebutuhan, efektifitas dan efisiensi pelaku uusaha; dan
c. apakah tersedia kemudahan biaya, tenaga, teknologi/inovasi untuk
pemecahan masalah.

73
Penetapan urutan prioritas masalah tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik identifikasi faktor penentu (impac point) dan teknik
pemeringkatan masalah lainnya.

D. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk mencapai
tujuan, bagaimana caranya, siapa yang melakukan, siapa sasarannya,
dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa hasil yang akan dicapai untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang yang ada. Untuk
merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku utama
dan pelaku usaha;
2. Ketersedian teknologi/inovasi, sarana dan prasarana, serta sumberdaya
lain yang mendukung kegiatan penyuluhan pertanian;
3. Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keternampilan dan Sikap) Penyuluh
Pertanianl;
4. Situasi lingkungan fisik sosial dan budaya yang ada; dan
5. Alokasi pembiayaan yang tersedia.

Rencana kegiatana harus memuat unsur-unsur :


SIADIBIBA: siapa yang akan melaksanakan?; Bilamana/kapan waktu
pelaksanaan?; Berapa banyak hasil yang ingin dicapai (Kwantitas dan
Kwalitas)?; Berapa korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll)?; serta
Bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)?.
Rencana kegiatan yang disajikan dalam bentuk tabulasi/matriks yang
berisi masalah, kegiatan, metode, keluaran, sasaran, volume/frekuensi,
lokasi, waktu, biaya, sumber biaya, penanggungjawab pelaksanaan dan pihak
terkait.

E. Rangkuman

Programa penyuluhan pertanian terdiri dari empat unsur yaitu keadaan ,


tujuan, masalah dan cara mencapai tujuan. Keadaan merupakan fakta yang
ditunjukkan oleh data yang terdapat pada saat akan disusunnya suatu programa.

74
Tujuan yaitu pernyataan penyelesaian masalah atau pernyataan apa yang
ingin dicapai. Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan
petani dan keluarganya . Tujuan dirumuskan untuk menggambarkan perubahan
perilaku petani dan keluarganya dalam berusahatani. Unsur-unsurnya dalam
tujuan penyuluhan adalah (1) Sasaran (2) Perubahan perilaku yang dikehendaki
(3) Materi (4)Kondisi / situasi .
Suatu wilayah dikatakan mempunyai masalah kalau ada fakta yang
belum memuaskan atau fakta tersebut belum sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk mengetahui apa masalahnya perlu dianalisis atau diketahui lebih lanjut
factor-faktor apa yang menyebabkan keadaan tersebut menjadi tidak memuaskan.
Permasalahan adalah rangkaian keterkaitan berbagai masalah dalam suatu
bidang tertentu. Masalah bersumber dari (1) Inovasi teknis (2) Inovasi ekonomi (3)
Inovasi sosial. Juga ada masalah prilaku dan non prilaku.

Programa penyuluhan pertanian merupakan program pembelajaran yang


bertujuan merubah perilaku petani yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan yang terjadi karena kehendak mereka sendiri (partisipatif) sehingga
masalah yang diambil adalah masalah prilaku bukan non prilaku

Cara mencapai tujuan dirumuskan setelah kita merumuskan tujuan dan


masalah dari programa. Hubungan antara keadaan, masalah, tujuan, dan cara
mencapai tujuan. Cara mencapai tujuan dapat berupa matriks yang berisi
masalah, tujuan, materi kegiatan , metode, lokasi, frekuensi, volume, sasaran,
pelaksana, waktu, biaya.

F. Latihan

1. Jelaskan penetapan keadaan dalam penyusunan programa penyuluhan


pertanian.
2. Jelaskan penetapan masalah dan sumber masalah serta faktor penyebab
masalahnya dalam programa penyuluhan pertanian.
3. Jelaskan penetapan tujuan penyusunan programa penyuluhan pertanian.
4. Jelaskan cara pembuatan matriks cara mencapai tujuan programa
penyuluhan pertanian.

75
BAB IV MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN

A. Keterkaitan dan keterpaduan penyusunan programa penyuluhan


pertanian dengan Proses Perencanaan Pembangunan

Penyuluhan pertanian terintegrasi dengan subsistem program


pembangunan pertanian. Dengan demikian proses penyusunan programa
penyuluhan pertanian dilakukan secara sinergis dan terpadu dengan proses
perencanaan pembangunan pertanian.

Programa penyuluhan pertanian disusun setiap tahun dan memuat rencana


penyuluhan pertanian tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran
pada masing-masing tingkatan, serta mencakup pengorganisasian dan
pengelolaan sumberdaya sebagai dasar penyelenggaraan penyuluh pertanian.

Penyusunan programa penyuluhan pertanian dilakukan secara partisipatif


untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku
usaha. Adapun jumlah dan alokasi pembiayaan kegiatan-kegaitan penyuluhan
pertanian yang tercantum pada programa penyuluhan dipusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan menjadi dasar dalampenyusunan
APBD dan APBN.

Kelembagaan penyuluhan dimasing-masing tingkatan memfasilitasi proses


penyusunan programa penyuluhan pertanian agar programa penyuluhan nasional,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan dapat berlangsung
seiring sejalan, serta materi kegiatan penyuluhannya saling mendukung.

Keterkaitan programa penyuluhan pertanian dengan perencanaan


pembangunan dapat dilihat pada bagan berikut ini:

76
Keterkaitan dan Keterpaduan Penyusunan Programa Penyuluhan Dengan
Perencanaan Pembangunan

Program Kelembagaan Penyuluhan Rencana


Pusat Pertanian Nasional

Program Kelembagaan Penyuluhan Rencana


Provinsi Pertanian Provinsi

Program Kelembagaan Penyuluhan Rencana


Kabupaten/Kota Pertanian Kab/Kota

Program Kelembagaan Penyuluhan Rencana


Kecamatan Pertanian Kecamatan

Program Pos Penyuluhan Rencana


Pertanian

Penyusunan Identifikasi Pitensi


RDK/RDKK Wilayah (PRA) Desa

Arus Penyusunan Programa Penyuluhan Data dan Informasi Rencana Pembangunan

B. Proses Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


Proses penyusunan programa penyuluhan, terdiri atas kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1. Identifikasi program-program pembangunan pertanian dari masing-masing
Eselon I lingkup Departemen Pertanian, dinas/instansi lingkup pertanian di
provnsi dan kabupaten/kota, serta kelembagaan pelaku utana dan pelaku
usaha. khusus untuk tingkat desa, identifikasi keadaan, masalah dan tujuan
digali secara langsung dari pelaku utama dan pelaku usaha di desa memalui
metoda/ teknik PRA dan atau teknik lainnya.
2. Sintesa kegiatan penyuluhan pertanian yang ada dalam program
pembangunan pertanian menjadi prioritas dari mesaing-masing Eselon I
lingkungan Departemen Pertanian, dinas/instansi lingkup pertanian di provinsi
dan kabupaten/kota dengan program kelembagaan pelaku utama dan pelaku
usaha untuk menghasilkan draf programa penyuluhan pertanian.

77
3. Penetapan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan.
4. Pengesahan programa penyuluhan dilakukan oleh Kepala Balai Penyuluhan,
Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten.Kota, Ketua Badan
Koordinasi Penyuluhan Provinsi, atau Kepala Badan Penyuluhan sesuai
dengan tingkat administrasi pemerintahan (khusus untuk tingkat
desa/kelurahan tidak perlu disahkan, namun cukup diketahui oleh kepala
desa/kelurahan).
5. Pembubuhan tanda tangan pimpinan pemerintahan dimasing-masing
tingkatan dan wakil-wakil Eselon I lingkup Kementerian Pertanian ,
dinas/instansi lingkup pertanian di provinsi dan kabupaten/kota pada lembar
pengesahan programa penyuluhan pertanian, agar programa penyuluhan
pertanian menjadi bagian dari perencanaan pembangunan.
6. Penjabaran programa penyuluhan pertanian kedalam rencana kerja tahunan
setiap penyuluh pertanian.
7. Apabila dipandang perlu, dapat dilakukan revisi programa penyuluhan
pertanian dan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian yang dilakukan
setelah keluarnya APBD dan APBN.

C. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


1. Tingkat Desa/Kelurahan
a. Penyuluh pertanian yang bertugas di desa/kelurahan memfasilitasi
proses penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat
desa/kelurahan.
b. Apabila di satu desa belum ada penyuluh yang ditugaskan, maka
penyusunan programa penyuluhan pertanian di desa/kelurahan
tersebut difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang wilayah kerjanya
meliputi desa/kelurahan.
c. Penyusunan programa desa/kelurahan dimulai dengan penggalian
data dan informasi mengenai potensi desa, monografi desa, jenis
komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya, keberadaan
kelompok tani (GAPOKTAN)/Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN), keberadaan kelembagaan agribisnis desa, masalah-
masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha.
Penggalian data dan informasi ini dilakukan bersama-sama dengan
tokoh dan anggota masyarakat guna menjaring kebutuhan nyata,
harapan dan aspirasi

78
pelaku utama dan pelaku usaha, antara lain dengan menggunakan
metode dan instrumen Participatory Rural Appraisal (PRA) atau
teknik identifikasi keadaan wilayah lainnya.
d. Hasil penggalian data informasi tersebut merupakan masukan untuk
menyusun rencana kegiatan poktan/gapoktan dalam setahun yang
mencerminkan upaya perbaikan produktivitas usaha di tingkat
kelompoktani/gabungan kelompoktani (Rencana Definitif
Kelompok/RDK), yang dilengkapi dengan rincian kebutuhan sarana
produksi/usaha yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
rencana tersebut (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok/RDKK).
Hal ini sekaligus dimaksudkan guna memudahkan penyuluh dalam
merekapitulasi kebutuhan sarana produksi dan mengupayakan
pemenuhannya secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat
sasaran, tepat harga.
e. Selanjutnya hasil rekapitulasi RDK dan RDKK seluruh
poktan/gapoktan di desa akan disintesakan dengan kegiatan-
kegiatan dinas.instansi lingkup pertanian yang dialokasikan di desa
tersebut.
f. Sintesa kegiatan POKTAN/GAPOKTAN ditingkat desa dengan
kegiatan-kegiatan dinas/instansi lingkup pertanian di desa, sesuai
dengan tahapan proses, dilakukan melalui serangkaian pertemuan-
pertemuan yang dimotori oleh para penyuluh pertanian di
desa/kelurahan dan dihadiri kepala desa, pengurus kelembagaan
pelaku usaha, penyuluh swasta dan penyuluh swadaya yang
bertugas di desa.
g. Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan yang sudah final
ditandatangani oleh para penyusun (perwakilan pelaku utama dan
pelaku usaha serta penyuluh pertanian), kemudian ditandatangani
oleh kepala desa/kelurahan, sebagai tanda mengetahui.
h. Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan diharapkan telah
selesai disusun paling lambat bulan September tahun berjalan, untuk
dilaksanakan pada tahun berikutnya.
i. Programa Penyuluhan Pertanian Desa.Kelurahan yang sudah final
disampaikan kepada Balai Penyuluh di Kecamatan sebagai bahan
penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan, dan untuk

79
disampaikan dalam Forum Musrenbangdes (Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Pembangunan Desa) sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan desa.

2. Tingkat Kecamatan
a. Kepala Balai Penyuluhan di kecamatan memfasilitasi penyusunan
programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan yang dilakukan
oleh penyuluh bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha.
b. Penyuluh bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha
melakukan rekapitulasi programa desa/kelurahan yang ada di
wilayah kerjanya sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan
kecamatan.
c. Proses penyusunan programa penyuluhan kecamatan dimulai dari
perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan.
Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus
pembangunan diwilayah kecamatan.
d. penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan dilakukan
oleh para penyuluh pertanian dikecamatan dan perwakilan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian
pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa
penyuluhan kecamatan.
e. Selanjutnya draf programa penyuluhan pertanian kecamatan yang
sudah final ditanda tangani oleh pejabat yang membidangi
perencanaan dari dinas/instansi terkait dan perwakilan kelembagaan
pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka sintesa kegiatan
penyuluhan.
f. Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah final
ditandatangani oleh para penyusunnya (perwakilan pelaku utama
dan pelaku usaha serta penyuluh pertanian), kemudian disahkan
oleh Kepala Balai Penyuluhan, dan diketahui pimpinan dinas/instansi
terkait.
g. Programa penyuluhan pertanian kecamatan diharapkan telah
disahkan paling lambat bulan Oktober bulan berjalan, untuk
dilaksanakan pada tahun berikutnya.

80
h. Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah disahkan
disampaikan ke kelembagaan penyuluhan kabupaten sebagai bahan
penyusunan programa penyuluhan pertanian kabupaten, dan untuk
disampaikan di dalam Forum Musrenbang Kecamatan sebagai
bahan penyusunan perencanaan pembangunan kecamatan.
i. Programa penyuluhan pertanian kecamatan selanjutnya dijabarkan
oleh masing-masing penyuluh petanian kedalam Rencana Kerja
Tahunan Penyuluh (RKTP) di kecamatan.

D. Rangkuman
Programa penyuluhan Pertanian disusun setiap tahun dan memuat
rencana penyuluhan pertanian tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus
anggaran pada masing-masing tingkatan.
Penyusunan programa penyuluhan dulakukan sebaiknya secara partisipatif untuk
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha

E. Latihan
1. Jelaskan menurut saudara keterkaitan dan keterpaduan penyusunan
programa penyuluhan dengan perencanaan pembangunan !
2. Jelaskan langkah-langkah yang saudara lakukan sebelum menyusun
programa penyuluhan tingkat Kecamatan

81
BAB V TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA
PENYULUHAN

Penyusunan programa penyuluhan dilakukan oleh penyuluh pertanian


bersama para pelaku utama dan pelaku usaha serta organisasi petani secara
partisipatif, memalui tahapan sebagai berikut:

A. Perumusan Keadaan
Perumusan keadaan adalah penggambaran fakta berupa data dan
informasi disuatu wilayah pada saat program disusun yang diperoleh setelah
melakukan pengumpulan dan pengolahan data. Sebelum keadaan dirumuskan,
perlu dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, perilaku/tingkat kemampuan pelaku
utama dan pelaku usaha, dan kebutuhan pelaku utama dalam usahanya disuatu
wilayah. Hasil analisis data dan informasi dapat digali melalui berbagi metode
partisipatfi, diantaranya PRA (Participatory Rural Appraisal), dari rencana kegiatan
pelaku utama dan pelaku usaha (RDK/RDKK) serta dari rekapitulasi programa
penyuluhan setingkat dibawahnya.

B. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat-kalimat
perubahan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai.
Penetapan tujuan tersebut dilakukan bersama-sama pemerintah, pelaku utama
dan pelaku usaha, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga
rumusan tersebut berupa keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak.

C. Penetapan Masalah
Penetapan masalah adalah perumusan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Faktor-faktor tersebut terutama dicari dari
kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha. Faktor-faktor tersebut disusun berdasarkan:
1. Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan pelaku
usaha dan organisasi petani.

82
2. Apakah erat kaitannya dengan program pembangunan pertanian yang sedang
berlangsung di wilayah kerja yang bersangkutan.
3. Apakah kemampuan (biaya, tenaga, peralatan, dsb) tersedia untuk
pemecahan masalah. Urutan prioritas masalah dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik faktor penentu (impac-point) atau teknik peningkatan
masalah lainnya.

Selain itu, penetapan masalah dilakukan secara partisipatif dengan


merujuk pada hasil identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya
tujuan.
Penetapan Masalah dilakukan dengan tahapan:
1. Menetapkan kriteria untuk menetapkan prioritas (melibatkan banyak pelaku
utama dan pelaku usaha, sebaran lokasi luas, kerugian yang diakibatkan
tinggi, kemudahan untuk mengatasi masalah, mendesak/penting);
2. Menetapkan skoring/pembobotan untuk setiap kriteria sesuai dengan
kesepakatan;
3. Melakukan penilaian terhadap setiap masalah berdasarkan skoring;
4. Menetapkan prioritas masalah.

D. Penetapan Rencana Kegiatan


Pada tahap ini dirumuskan cara mencapai tujuan, yaitu menetapkan
rencana kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua
rencana yang harus disusun, yaitu :
1. Rencana kegiatan penyulhan yang meliputi data dan informasi mengenai
tujuan, masalah, sasaran, lokasi, metode/kegiatan, waktu, lokasi, biaya dan
penanggungjawab serta pelaksana. Masalah dalam rencana kegiatan
penyuluhan berupa masalah-masalah yang bersifat perilaku, yang antara lain
bisa disidik (identifikasi) berdasarkan teknik faktor penentu.
2. Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan
pengaturan yang meliputi data dan informasi mengenai tujuan, sasaran,
lokasi, jenis kegiatan, waktu, penanggungjawab serta pelaksana. Masalah
petani bersifat non perilaku antara lain masalah-masalah yang berkaitan
dengan kondisi sarana dan prasarana usahatani, pembiayaan, pengaturan,
pelayanan dan kebajikan pemerintah/iklim usaha yang kurang kondusif.

83
E. Rangkuman
Inti programa adalah Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang
disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan
masalah/kebutuhan petani serta dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari programa
ini adalah kegiatan-kegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang akan
dilaksanakan diwilayah kerja penyuluhan pertanian selama satu tahun.
Sesuai dengan rumusan pengertian programa penyuluhan pertanian,
maka penulisan penyusunan programa dapat disusun sebagai berikut, yaitu:
Perumusan Keadaan, Penetapan Tujuan, Penetapan Masalah, Penetapan
Rencana Kegiatan, Rencana Monitoring dan Evaluasi.

F. Latihan
1. Bagaimana Langkah kerja dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian ?
2. Apa saja yang harus ditulis dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian ?

84
BAB VI PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN
PERTANIAN TINGKAT KECAMATAN/BPP

FORMAT PROGRAMA PENYULUHAN

A. Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan diuraikan informasi yang melatarbelakangi
perlunya penyusunan programa penyuluhan disuatu tingkatan wilayah (pusat,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan).

B. Keadaan Umum
Dalam bab ini gambarkan mengenai potensi sumberdaya pembangunan
pertanian secara umum dan sumberdaya yang erat kaitannya dengan penyuluhan
pertanian da merupakan bagian dari program-program pembangunan
pembangunan pertanian disuatu tingkat (pusat, provinsi, kabupaten/kota,
kecamatam, atau desa/kelurahan) yang perlu didukung dengan data informasi
yang menunjang, baik kualitatif dan kuantitatif.

C. Tujuan
Dalam bab ini digambarkan pernyataan mengenai perubahan
pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku usaha, pelaku utama, kelembagaan
petani, penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian serta pemangku
kepentingan yang akan dicapai untuk berubah potensi sumberdaya pembangunan
pertanian ditingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau
desa/kelurahan menjadi peluang yang nyata dan bermanfaat untuk peningkatan
produktivitas, pendapat, dan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini
menggambarkan target yang secara realistis dapat dicapai dalam kurun waktu
setahun.

D. Masalah
Dalam bab ini digambarkan faktor-faktor yang menyebabkan belum
tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan. Uraian ini dimulai
dengan analisa permasalahan yang bersifat non perilaku yang menghambat
pencapaian tingkat ptoduktivitas, baik yang berkaitan dengan aspek kebijakan,
sarana/prasarana, pembiayaan, maupun pengaturan dan pelayanan. Selanjutnya

85
analisa non perilaku ini diikuti dengan analisa perilaku yang berkaitan dengan
pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama, pelaku usaha,
kelembagaan petani, penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian, serta
seluruh pemangku kepentingan yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan
pembangunan pertanian yang diharapkan.

E. Rencana Kegiatan Penyuluhan


Dalam bab ini menggambarkan berbaga kiegiatan/metodepenyuluhan
yang dipandang tepat untuk mentransformasi terjadinya perubahan pengetahuan,
wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh
pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Secara lengkap rencana kegiatan penyuluhan ini dituangkan dalam
bentuk matriks programa penyuluhan yang mengisi mengenai keadaan, tujuan,
masalah, sasaran (target beneficiers), materi, kegiatan/metoda, volume, lokasi,
waktu, sumber biaya, pelaksana dan penanggung jawab.
Kegiatan-kegiatan yang bersifat non perilaku , misalnya kegiatan-
kegiatan untuk membantu/mengikhtiarkan kemudahan bagi pelaku utama, pelaku
usaha, kelembangaan petani, yang berkaitan dengan aspek kebijakan,
sarana/prasarana, pembiayaan, pengaturan dan pelayanan, dituangkan dalam
bentuk matriks (terlampir). Kegiatan-kegiatan tersebut selanjutnya diusulkandalam
Forum Musyawarah perencanaan pembangunan tahun yang berjalan disetiap
tingkatan wilayah untuk mendapat dukungan dari dinas/instansi lingkup pertanian
dan dinas/instansi terkait.

F. Rangkuman
Penyusunan programa penyuluhan pertanian sangatlah penting bagi
seorang penyuluh karena programa penyuluhan merupakan program yang
disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan
memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan
pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan.

G. Latihan
1. Isilah matriks programa penyuluhan pertanian tingkat desa sesuai dengan
form !
2. Masalah-masalah apa yang saudara temukan pada wilayah kerja saudara
dan bagaimana solusinya sehingga permasalahan tersebut dapat
terpecahkan !

86
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
TAHUN ...........................................

Sasaran
Pelaku Petuga KEGIATAN PENYULUHAN Ket.
Pelaku Utama
N Keadaan Tujuan Usaha s
Masalah
o Kegiatan
Wanita Taruna Petani Materi Vol Lokasi Waktu Sumber Penanggung Pelaksana
L P L P /Metod
Tani Tani Dewasa Biaya Jawab
a
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Ket.:
Disahkan oleh kepala BPP, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi pemerintahan.

88
PENJELASAN MATRIK PROGRAMA PENYULUHAN

A. Keadaan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai status pemanfaatan potensi
sumberdaya pembangunan pertanian secara umum yang berkaitan dengan
tingkat produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.

B. Tujuan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai upaya yang akan ditempuh untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan pertanian
secara umum, khususnya yang berkaitan dengan perubahan pengetahuan,
wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh
pemangku kepentingan dalam peningkatan produktivitas usaha pertanian di
suatu wilayah.

C. Masalah
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai factor-fakror yang menyebabkan belum
tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan, baik yang bersifat
perilaku maupun non perilaku, yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku
usaha serta seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan produktivitas
usaha pertanian di suatu wilayah.

D. Sasaran
Kolom ini menjelaskan mengenai siapa yang direncanakan untuk mendapat
manfaat dari penyelenggaraan suatu kegiatan/metode penyuluhan pertanian di
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan, yaitu:
1. Pelaku usaha, pelaku utama dan kelembagaan petani (untuk programa
penyuluhan di semua tingkatan).
2. Penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian yang bertugas
setingkat di bawah wilayahnya, serta pemangku kepentingan lainnya (untuk
programa penyuluhan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional).

Penetapan sasaran perlu dilakukan berdasarkan hasil analisis gender yang


dilakukan terhadap pelaku utama dan pelaku usaha pertanian ditingkat
rumahtangga petani dan masyarakat pedesaan pada umumnya, khususnya
untuk menentukan “siapa melakukan apa” dan “Siapa memutuskan

89
apa?”. Dengan demikian, sasaran penyelenggaraan suatu kegiatan/metode
penyuluhan akan menjadi lebih spesifik karena diarahkan langsung kepada
petani dengan penjelasan laki-laki perempuan atau keduanya yang berdasarkan
hasil analisis gender merupakan pelaku kegiatan tersebut. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari bias gender dan distorsi pesan akibat penyamarataan
sasaran yang dilakukan tanpa mempertimbangkan peran masing-masing (laki-
laki atau perempuan) dalam kegiatan usaha, maupun dalam pengambilan
keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan usahanya.

E. Materi
Kolom ini berisi mengenai jenis informasi teknologi yang menjadi pesan bagi
sasaran baik dalam bentuk pedoman-pedoman, petunjuk teknis suatu
komoditas tertentu dan lain-lain.

F. Kegiatan/Metode
Kolom ini berisi kegiatan-kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat
memecahkan masalah untuk mencapai tujuan.

G. Volume
Kolom volume berisi mengenai jumlah dan frekwensi kegiatan yang akan
dilakukan agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang
disampaikan melalui kegiatan/metode penyuluhan, atau agar terjadinya
perubahan perilaku pada sasaran.

H. Lokasi
Kolom ini memuat mengenai lokasi kegiatan penyuluhan yang akan
dilaksanakan) desa, kecamatan, kabupaten/kota,dll).

I. Waktu
Kolom ini berisikan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
tercantum dalam programa penyuluhan.

J. Sumber Biaya
Kolom sumber biaya diisi mengenai beberapa biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang ditetapkan, serta dari mana sumber
biaya yang tersebut diperoleh.

90
K. Penanggungjawab
Kolom ini berisi mengenai siapa penanggung jawab pelaksanaan kegiatan
penyuluhan, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan dapat dengan
jelas diminta pertanggung jawaban.

L. Pelaksana
Kolom ini berisi mengenai siapa yang melaksanakan kegiatan-kegiatan
penyuluhan tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh, petani/kontaktani
dan/atau pelaku usaha.

M. keterangan
Kolom ini berisi uraian mengenai hsl-hsl ysng perlu dijelaskan tentang pihak-
pihak yang diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

N. Matriks
Matriks Programa Penyuluhan Pertanian seperti tercantum pada Form 3

91
BAB VII P E N U T U P
A. Kesimpulan

Tolok ukur keberhasilan membangun perilaku profesional petani dalam


mengembangkan usaha agribisnis dapat diukur dari tingkat dinamika para
pelakunya ditinjau dari jenis, bentuk, kualitas serta derajat partisipasinya pada
setiap aspek kegiatan dalam sistem agribisnis.
Programa Penyuluhan Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan pertanian. Rencana tentang kegiatan penyuluhan
pertanian yang memadukan aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan
potensi wilayah dan program pembangunan pertanian, yang menggambarkan
keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah dan alternatif
pemecahannya serta cara mencapai tujuan yang disusun secara partisipatif,
sistematis dan tertulis setiap tahun.
Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian didasarkan pada Undang-
undang no 16 tahun 2006 yaitu bahwa programa penyuluhan terdiri atas programa
penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan
kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi,
dan programa penyuluhan nasional.

B. Tindak Lanjut

Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti


akan menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di lapangan.
Untuk itu para penyuluh harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu belajar,
mengadakan inovasi sehingga perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan akhirnya didapatkan hasil
yang optimal

92
REFERENSI

Anonim. 2009. Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian,


Departemen Pertanian
Anonim. 2000. Perumusan Programa Penyuluhan Pertanian, Departemen
Pertanian.
Anonim. 2003. Proses Penyuluhan Kemitraan, Departemen Pertanian.
Anonim. 2006. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen
Pertanian

93
UNIT KOMPETENSI 2 MENYIAPKAN MATERI
PENYULUHAN PERTANIAN
ELEMEN KOMPETENSI 1 MENETAPKAN MATERI
ELEMEN KOMPETENSI 2 MENYUSUN MATERI

MATERI PENYULUHAN PERTANIAN


Deskripsi Materi ini mempelajari tinjauan umum,
sumber-sumber, pemilihan dan
penyusunan materi penyuluhan
pertanian
Pokok Bahasan 1. Tinjauan umum materi
penyuluhan pertanian
2. Sumber-sumber materi
penyuluhan pertanian
3. Pemilihan materi penyuluhan pertanian.
4. Penyusunan materi penyuluhan
pertanian
Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menerapkan,
menganalisis dan mensintesis dengan
benar materi penyuluhan pertanian
Indikator Hasil Belajar Setelah selesai pembelajaran peserta
dapat menjelaskan tinjauan umum,
sumber- sumber dan pemilihan materi
penyuluhan pertanian serta mampu
melakukan
penyusunan materi penyuluhan pertanian
Alat dan Bahan LCD, laptop, kertas koran, kertas HVS,
spidol, lackban, alat tulis (opsional)

94
BAB I PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah


penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya. Iinformasi
dan teknologi pertanian tersebut sering kita sebut sebagai pesan penyuluhan atau
materi penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian diharapkan dapat
memberikan dampak yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karenanya didalam memilih materi penyuluhan haruslah benar-benar sesuai
dengan kebutuhan sasaran dalam hal ini pelaku utama dan pelaku usaha
pertanian. Oleh karena itu maka materi penyuluhan pertanian yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harus
diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan
pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan
masyarakat. Dengan demikian materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi
dilarang untuk disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.

95
BAB II TINJAUAN UMUM MATERI PENYULUHAN
PERTANIAN

A. Pengertian

Menurut pengertian bahasa materi berarti segala sesuatu yang tampak.


Dalam pengertian yang lebih luas materi sering diartikan sesuatu yang menjadi
bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, atau disampaikan.
Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan
yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran senyuluhan. Pesan
penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan
kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan
(instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment). Dalam
bahasa teknis penyuluhan, materi penyuluhan seringkali disebut sebagai
informasi pertanian (suatu data/bahan yang diperlukan penyuluh, petani-
nelayan, dan masyarakat tani). Materi penyuluhan antara lain dapat berbentuk
pengalaman misalnya pengalaman petani yang sukses mengembangkan
komoditas tertentu, hasil pengujian/hasil penelitian, keterangan pasar atau
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, materi
penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan
disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam
berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial,
manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.

B. Tujuan

Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan


kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Karena itu materi
penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan
pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi
yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan
pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial
ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian
materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.

96
C. Ruang Lingkup

Dalam proses komunikasi antara penyuluh dengan sasaran, penyuluh


pertanian akan menyampaikan segala sesuatu yang menyangkut ilmu (teori)
dan teknologi (praktis) pertanian, kesemuanya itu disebut materi penyuluhan.
Dapat dikatakan bahwa materi penyuluhan pertanian adalah segala isi
(content) yang terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian
(Samsudin, 1987 dan Kartasapoetra, 1988). Jadi, ilmu sebagai materi
penyuluhan yang disampaikan kepada petani dapat berupa pengetahuan,
misalnya pemberian informasi tentang perkembangan pertanian, atau informasi
tentang varietas dari suatu komoditi yang sifatnya hanya untuk diketahui,
sedangkan yang bersifat praktis, misalnya materi tentang budidaya tanaman
seperti, cara memilih benih, cara mengolah tanah, cara memupuk, atau dalam
bidang peternakan, seperti cara melakukan vaksinasi, pembuatan pakan dan
teknologi yang berhubungan dengan kegiatan petani. Dengan demikian,
informasi teori sifatnya memberikan motivasi, merangsang, dan memperluas
wawasan petani terhadap perkembangan dunia luar, sedangkan informasi
teknologi menyangkut cara-cara yang sifatnya membimbing dan mengajarkan
petani agar terampil mengerjakan materi yang disampaikan dalam kegiatan
penyuluhan. Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi :
a. Segala informasi pertanian yang mencakup :
1) Pengalaman praktek para petani yang "lebih" berhasil baik dari wilayah
yang bersangkutan maupun dari luar wilayahnya yang mempunyai
kondisi agroklimat yang (hampir) serupa;
2) hasil-hasil pengujian, terutama dari pengujian lokal (local verification
trials);
3) Saran rekomendasi yang telah ditetapkan oleh instansi yang
berwenang;
4) Keterangan pasar seperti : catatan harga hasil-hasil pertanian,
penawaran dan atau permintaan akan sarana produksi dan hasil-hasil
pertanian, dan lain-lain;
5) Berbagai kebijaksanaan dan atau peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah setempat yang
berkaitan dengan sektor pertanian seperti kebijaksanaan harga-dasar,
peraturan tentang permohonan dan pengembalian kredit, dan lain-lain.

97
b. Latihan ketrampilan tentang:
1) teknis pertanian seperti penggunaan alat-alat/mesin pertanian,
teknik/cara memupuk, menggunakan sprayer, dan lain-lain;
2) mengelola usahatani berupa mengerjakan soal-soal latihan analisa
usahatani, pengumpulan informasi pasar dan lain-lain.
c. Dorongan dan atau rangsangan menuju swakarsa, swakarya, dan
swadaya masyarakat berupa:
1) perlunya berusahatani secara berkelompok, pembentukan organisasi
dan atau lembaga-Iembaga pelayanan seperti koperasi, kios produksi,
perkreditan, transportasi, dan lain-lain;
2) menciptakan berbagai kemudahan fasilitas yang diperlukan seperti
penyediaan alat-alat/mesin pertanian, perlengkapan rumah-tangga
untuk yang punya hajat, dan lain-lain.
Ditinjau dari subject-matter (materi pokok) yang harus diberikan sebagai
bahan penyuluhan pertanian, pada dasarnya materi penyuluhan pertanian dapat
dikelompokkan dalam:
a. llmu Teknik Pertanian yang tidak hanya mencakup mengenai apa yang
harus dilakukan, tetapi juga mengapa, bagaimana, kapan dan di mana
harus dilaksanakan. Materi yang diberikan harus dlkaitkan dengan
pengalaman yang dimiliki petani setempat dan harus disertai kepercayaan
kepada realitas-realitas yang ditemui di lapangan. Termasuk dalam materi
tentang teknik pertanian adalah :
1) kegiatan pra panen yang meliputi: (a) pola bertanam dan teknik
pertanamannya. (b) pemupukan yang efektif. (c) pemanfaatan air
secara efisien. (d) perlindungan tanaman secara terpadu dengan
menerapkan teori ambang ekonomi. (e) penggunaan varietas unggul;
2) kegiatan pasca panen meliputi: (a) panen perontokan (b)pengangkutan
(c) pengeringan (d) pengolahan dan (e) penyimpanan.
b. Ilmu Ekonomi Pertanian yang terutama diarahkan kepada usaha
pengelolaan usahatani yang lebih bermanfaat secara ekonomis maupun
non ekonomis. Termasuk dalam materi ilmu ekonomi pertanian adalah:
1) pengelolaan usahatani yang lebih efisien dengan menerapkan prinsip-
prinsip optimisasi yakni: (a) hasil fisik yang maksimum (b) keuntungan
optimum (c) penekanan biaya (masukan);
2) penguasaan dan pemasaran hasil-hasil pertanian;

98
3) penggunaan atau pemanfaatan kemudahan kredit produksi pertanian;
4) kelembagaan ekonomi pertanian: koperasi dan lain-lain.
Didalam penyampaian ilmu ekonomi pertanian harus selalu menerapkan
pendekatan multi disiplin dengan analisis interdisiplin yang tidak hanya bagi
usaha menaikkan pendapatan dan atau keuntungan usahatani dalam
waktu terbatas tetapi juga memperhatikan prinsip-prinsip perluasan
lapangan dan kesempatan kerja serta usaha pelestarian lingkungan hidup.
c. Ilmu Tatalaksana Rumah Tangga Petani, mengingat bahwa kegiatan
usahatani dalam kenyataannya adalah merupakan bagian dari kegiatan
rumah tangga petani secara keseluruhan, maka untuk menuju efisiensi
pengelolaan usahatani harus selalu dilakukan kegiatan penyuluhan
mengenai tatalaksana rumah tangga petani. Termasuk dalam materi untuk
bidang tatalaksana rumah tangga petani adalah :
1) Pengenalan tentang makna usahatani bagi rumahtangga petani yang
dapat diresapi;
2) Proses manajemen secara keseluruhan yang mencakup:
(a) Pembuatan atau inventarisasi sumber-sumber
(b) Penetapan tujuan berikut skala prioritasnya
(c) Penetapan masalah berikut skala prioritasnya.
(d) Studi tentang alternatif-alternatif yang mungkin tentang:
• apa yang diinginkan;
• apa yang akan dibayar;
• apa yang lebih baik dibayar;
• dapat dilaksanakan.
(e) Mengembangkan perencanaan anggaran, meliputi kebutuhan
uang yang diperlukan, pola pertanaman, produksi yang
diharapkan, kemungkinan besarnya pengeluaran (pembiayaan)
dan penerimaan yang diharapkan;
(f) Perencanaan ikutan tentang catatan singkat yang dapat
dipergunakan untuk pemeriksaan kekayaan, pendapatan, danlain-
lain hal yang tercakup di dalam perencanaan anggaran;
(g) Evaluasi hasil yang dapat dipergunakan sebagai umpan balik bagi
kegiatan berikutnya yang akan diulangi;
3) Persiapan anggaran berupa analisis usahatani per tahun;
4) Penerapan perencanaan tatalaksana rumahtangga dan usahataninya.

99
d. Dinamika Kelompok, kegiatan penyuluhan pertanian pada hakikatnya
adalah suatu kegiatan yang selalu berurusan dengan "manusia" petani
yang harus dapat diajak mengubah sikapnya, cara bertindak, cara bekerja,
bahkan juga polapikirnya untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi
melalui usaha menaikkan produktivitas dan pendapatan/keuntungan
usahataninya. Tetapi, jika harga diri mereka direndahkan, jika potensi yang
terpendam di dalam diri tidak digali dan dikembangkan, perubahan yang
diharapkan itu tak akan mungkin terjadi. Sehubungan dengan itu,
mengingat petani adalah golongan masyarakat yang sangat erat ikatan
kelompoknya, maka kepada mereka disamping materi penyuluhan
pertanian yang lain perlu diberi materi tentang dinamika kelompok.
Termasuk di dalam materi ini antara lain :
1) dasar-dasar pengertian tentang dinamika kelompok;
2) makna dari dinamika kelompok;
3) beberapa latihan pengembangan dinamika kelompok seperti : diskusi,
kegiatan-latihan gotong-royong untuk mengerjakan sesuatu, dan lain-
lain;
4) dorongan untuk selalu bekerja dan bereksperimen (trials and error).
e. Politik Pembangunan Pertanian, di samping pokok-pokok materi yang
telah disebutkan di atas, maka dalam penyuluhan pertanian perlu juga
diberikan pokok materi tentang politik pembangunan pertanian yang
sedang menjadi program pemerintah. Hal ini penting, sebab tujuan
usahatani tidak hanya untuk menuju kesejahteraan orang seorang atau
bagi petani saja, melainkan mempunyai tugas yang penting bahkan sangat
penting arti dan peranannya bagi kesejahteraan masyarakat dan bangsa
pada umumnya. Tidak saja untuk mencukupi kebutuhan pokok, tetapi juga
peran dan artinya ditinjau dari martabat bangsa, dari segi keamanan, dan
stabilitas nasional dalam arti yang sangat luas. Termasuk dalam materi ini
adalah :
1) makna pertanian atau usahatani bagi kehidupan manusia;
2) makna usahatani bagi stabilitas nasional;
3) makna usahatani bagi kehidupan umat manusia;
4) berbagai peraturan dan atau kebijaksanaan “baru” dari pemerintah
pusat dan daerah

100
D. Rangkuman

Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai


pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan.
Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun
pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif),
larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment).
Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya dengan
memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian.
Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi :
segala informasi pertanian, latihan ketrampilan, dorongan dan atau
rangsangan menuju swakarsa, swakarya, dan swadaya masyarakat perlunya
berusahatani secara berkelompok, pembentukan organisasi dan atau
lembaga-Iembaga pelayanan seperti koperasi, kios produksi, perkreditan,
transportasi, dan lain-lain, ilmu teknik pertanian, ilmu ekonomi pertanian, ilmu
tatalaksana rumah tangga petani, dinamika kelompok, dan politik
pembangunan pertanian.

E. Latihan
1. Bagaimana saudara memahami materi penyuluhan pertanian sebagai
pesan penyuluhan pertanian ?
2. Apa tujuan menggunakan materi penyuluhan pertanian terhadap
sasaran ?
3. Bagaimana ruang lingkup materi penyuluhan pertanian ?

101
BAB III SUMBER-SUMBER MATERI PENYULUHAN
PERTANIAN
A. Sumber Materi

Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa sumber materi penyuluhan pertanian


dapat kelompokkan menjadi:
1. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti :
a. Kementrian /dinas-dinas terkait
b. Lembaga penelitian dan pengembangan
c. Pusat-pusat pengkajian
d. Pusat-pusat informasi
e. Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh
2. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat
yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi
3. Pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari
petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa
bimbingan penyuluhnya.
4. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para
pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.
Sehubungan dengan adanya beragam materi tersebut, maka kiranya perlu diingat
bahwa:
1. Materi yang berasal dari lembaga-lembaga resmi (pemerintah dan atau
swasta) seringkali tidak sesuai dengan kondisi pengguna, meskipun telah teruji
melalui metode ilmiah tertentu. Hal ini disebabkan karena, baik lingkungan fisik
maupun sumberdaya yang digunakan tidak selalu sama seperti yang dimiliki
atau yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna, khususnya yang berkaitan
dengan : peralatan yang digunakan, pengetahuan dan ketrampilan yang
dikuasai dan tersedianya modal yang terbata, sehingga tidaklah
mengherankan jika materi-materi yang disampaikan seringkali :
a. Secara teknis tidak dapat dilaksanakan
b. Secara ekonomis tidak menguntungkan
c. Secara politis dan sosial budaya setempat tidak dapat diterapkan
2. Materi yang berasal dari pengalaman petani seringkali masih diragukan
keterandalannya (ketepatan dan ketelitiannya), karena sering tidak
memperhatikan metode ilmiah tertentu yang telah dibakukan.

102
3. Materi yang berasal dari sumber lain, seringkali kurang jujur, karena dari
padanya melekat kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan dan kepenitngan pengguna maupun masyarakat secara
keseluruhan.

Oleh karena itu, seyogyanya agar setiap pengguna inovasi selalu bersikap hati-
hati, dengan selalu mencoba terlebih dahulu dalam skala usaha yang relatif kecil
sebagai petak pengalaman atau dengan melakukan pengujian lokal (local
ferification trials). Penerapan langsung setiap inovasi dalam skala luas hanya dapat
diterima manakala pengguna telah memiliki pengalaman yang “baik” dengan setiap
sumber materi yang diterimanya.

B. Rangkuman

Materi penyuluhan pertanian dapat digali dari berbagai sumber, antara lain: sumber
resmi dari instansi pemerintah, sumber resmi dari lembaga-lembaga
swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian,
pengkajian dan penyebaran informasi, pengalaman petani, baik pengalaman
usahataninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara
khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya dan sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan
lain-lain.

C. Latihan

1. Menurut pengalaman, dari mana saja saudara mengambil bahan untuk


dikemas menjadi materi penyuluhan pertanian ?
2. Apa kesulitan-kesulitan yang ditemukan pada saat proses pengambilan
bahan untuk materi penyuluhan pertanian ?

103
BAB IV PEMILIHAN MATERI
PENYULUHAN PERTANIAN

A. Ragam Materi

Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-


tama harus diingat bahwa materi tersebut harus senantiasa mengacu kepada
kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Tetapi didalam
prakteknya seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih dan
menyajikan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat sasarannya. Hal
ini disebabkan oleh karena keragaman sasaran yang dihadapi, sehingga menuntut
keragaman kebutuhan yang berbeda atau keragaman materi yang harus
disampaikan pada saat yang sama. Kesulitan lain juga dapat muncul manakala
pemahaman tentang sasaran dan waktu menjadi pembatas.

Sehubungan dengan hal tersebut, Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993)


memberikan acuan agar setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi
penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya ke dalam:
1) Materi Pokok (Vital)
Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan harus
diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya mencakup 50
persen dari seluruh materi yang disampaikan.
2) Materi Penting (Important)
Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi ini
diberikan sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
3) Materi Penunjang (Helpful)
Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan yang
sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala
pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi ini
maksimal 20 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
4) Materi Mubazir (Super flous)
Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada gayutannya dengan
kebutuhan yang dirasakan oleh sasaran. Karena itu dalam setiap kegiatan
penyuluhan sebaiknya justru dihindari penyampaian materi seperti ini.

104
B. Pertimbangan Memilih Materi

Agar materi yang akan kita sampaikan benar-benar efektif (sesuai dengan
kebutuhan sasaran), maka dalam melakukan pemilihan materi penyuluhan
pertanian hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1. Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran;
2. Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer daripada
kegiatan yang ada sekarang
3. Competibility, tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kebudayaan
masyarakat
4. Simplicity, sederhana mudah dilaksanakan, tidak memerlukan ketrampilan
yang terlalu tinggi
5. Availability, pengetahuan, biaya dan sarana yang diperlukan, dapat
disediakan oleh sasaran
6. Immediate Aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil
yang nyata
7. In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu mahal
8. Law risk, tidak mempunyai resiko yang besar dalam penerapannya
9. Spectaculer impact, impact dari penerapannya menarik dan menonjol
10. Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas
dalam kondisi yang berbeda-beda

C. Rangkuman

Ragam materi penyuluhan pertanian yang ingin disampaikan pada setiap kegiatan
penyuluhan pertanian adalah meliputi:
1) Materi Pokok (Vital)
2) Materi Penting (Important)
3) Materi Penunjang (Helpful)
4) Materi Mubazir (Super flous)

D. Latihan

Pertimbangan apa saja yang saudara gunakan dalam memilih materi


penyuluhan di lapangan?

105
BAB V PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN
PERTANIAN

A. Penyusunan LPM

Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran


selanjutnya disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM).
Penyusunan LPM dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh
menyampaikan materi penyuluhannya, karena didalam LPM dicantumkan
hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait
dengan materi penyuluhan. Berikut adalah contoh format LPM.

B. Penyusunan Sinopsis

Selain LPM perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang dapat
dituangkan kedalam “sinopsis”. Sinopsis berasal dari kata synopical yang
artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan:
ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi)
dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi.
Sinopsis terdiri dari dua versi, yaitu:
1. Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau
sudah ditulis secara lengkap
2. Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan
yang akan dituangkan dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.

Langkah-langkah membuat sinopsis karya yang sudah ada adalah:


a. Membaca materi dengan seksama dan penuh konsentrasi;
b. Menyediakan waktu khusus untuk membaca;
c. Membaca dalam kondisi rileks – tanpa tekanan;
d. Pahami materi;
e. Pikirkan sinopsis yang akan ditulis siapa pembacanya?;
f. Tulis sinopsis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Sedangkan langkah-langkah membuat snopsis untuk menyampaikan’
ide atau gagasan, adalah:
a. Pemetaan materi yang akan disampaikan: siapa sasarannya?
b. Sinopsis yang telah ditulis perlu disertai lembar-lembar presentasi detail
gagasan sebagai pendukungnya;

106
c. Siap menerima kritikan dan melakukan revisi (apabila dianggap perlu)
bahkan mungkin merombak (re-writing);
d. Mempertimbangkan segi ekonomi
e. Siap mempresentasikan sinopsis.

C. Rangkuman
Materi yang akan disampaikan kepada sasaran disusun dalam Lembar
Persiapan Menyuluh (LPM) dan dibuat sinopsis. Sinopsis adalah ringkasan
dari suatu materi yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi).

D. Latihan
1. Apa manfaat LPM dan Sinopsis untuk kegiatan penyuluhan pertanian di
lapangan?
2. Apa kesulitan saudara dalam menyusun LPM dan sinopsis?

Tugas:
1. Bentuk kelompok kecil (5-7 orang per kelompok)
2. Susunlah lembar persiapan menyuluh beserta sinopsisnya secara
berkelompok, materi dapat diambil dari berbagai sumber yang tersedia.

107
(Contoh Format)

Lembar Persiapan Menyuluh (LPM)

Judul : …………………………………………………………………

Tujuan : …………………………………………………………………

Metode : …………………………………………………………………

Media : …………………………………………………………………

Waktu : …………………………………………………………………

Alat Bantu : …………………………………………………………………

Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu Keterangan

Pendahuluan

Isi / Materi

Pengakhiran

Tempat dan Tanggal Penyusunan LPM


Penyuluh,

Nama dan Tanda tangan

108
(Contoh Format)

SINOPSIS

Judul Materi : …………………………………………………….

Bagian awal

Bagian utama

Bagian akhir

Tempat dan Tanggal Penyusunan LPM


Penyuluh,

Nama dan Tanda tangan

109
BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan
Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai
pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan.
Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun
pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan
(instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment).
Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Materi tersebut harus
diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan
pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan
masyarakat.
Materi penyuluhan pertanian dapat digali dari berbagai sumber, antara
lain: sumber resmi dari instansi pemerintah, sumber resmi dari lembaga-
lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang
penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi, pengalaman petani, baik
pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang
dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya dan
sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para
pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.
Ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatan
penyuluhan pertanian adalah meliputi:
1. Materi Pokok (Vital)
2. Materi Penting (Important)
3. Materi Penunjang (Helpful)
4. Materi Mubazir (Super flous)

Materi yang akan disampaikan kepada sasaran disusun dalam Lembar


Persiapan Menyuluh (LPM) dan dibuat sinopsis. Sinopsis adalah ringkasan dari
suatu materi yang panjang (baik fiksi maupun non fiksi).

110
B. Saran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan para mahasiswa mampu
menerapkan, menganalisis dan mensintesis materi penyuluhan pertanian untuk
digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Seorang penyuluh pertanian
dituntut untuk lebih kreatif didalam menentukan materi penyuluhan. Pemilihan
materi secara tepat sangat disarankan mengingat tidak ada materi yang paling
baik yang dapat digunakan oleh sasaran penyuluhan pertanian kecuali yang
benar-benar dibutuhkan oleh mereka.
Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku
utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu
oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi
penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

111
DAFTAR PUSTAKA

Ban, Van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian, Kanisius.
Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Mardikanto, T. 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina
Cipta, Bandung
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan, Jakarta.

112
LAMPIRAN
FORM. 1. DATA MONOGRAFI DAN POTENSI DESA

1.A. DATA USAHA AGRIBISNIS

Kabupaten/Kota :
Kecamatan :
Desa :
Jumlah Penduduk :
Pengusaha Agro Produk (On Farm) (KK)
No. Jumlah Pengusaha Pengusaha Pengusaha Pengusaha
Keluarga Agro Input Pemilik Agroindustri Agroniaga Agrosupport
Pemilik
Tani (KK) Lahan Penggarap Buruh Total (Pengolahan (Pemasaran (Penunjang)
lahan
(Kepala Tidak Tani Hasil) Hasil) (KK) (KK)
menggarap
Keluarga) menggarap (KK)

1.B. DATA TANAH PERTANIAN

Tanah Darat (Ha) Tanah Sawah irigasi (Ha) Jumlah


No. Nama Tegalan Pekarangan Jumlah Tehnis ½ Tersier Tadah Jumlah Kolam Tambak Tanah
Desa Tehnis Hujan (Ha) (Ha) Pertanian

113
1.C. DATA IKLIM/CURAH HUJAN

Tahun 20… 20… 20… 20….


No Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
mm³ Harinya mm³ Harinya mm³ Harinya mm³ Harinya
Bulan

1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember

114
1.D. DATA PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

Nama Desa : …………………………………………………………….


Tahun : ……………………………………………………………
No. Jenis Usaha Agribisnis Luas/Volum Jumlah Rata2 Produksi Produktivitas
e KK luas/volume
(Ha/Ekor/Uni Petani per orang
t)
1 Tanaman Pangan
a
b
dst
2 Tanaman Hortikultura
a
b
dst
3 Tanaman Perkebunan
a
b
dst
4 Peternakan
a
b
dst
5 Pengolahan hasil
a
b
dll
6 Pemasaran
a
b
dst
7 Usaha Penunjang Agribisnis
a
b
dst

115
1.E. DATA KELEMBAGAAN

a. Kelompok Tani

NO Nama Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Luasan


Gapoktan Ketua W.Ketua Sekretaris Bendahara Anggota Kelompok Usaha Ha Ekor Petak
Utama

b. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

NO Nama Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Luasan


Gapoktan Ketua W.Ketua Sekretaris Bendahara Anggota Kelompok Usaha Ha Ekor Petak
Utama

116
c. Kelembagaan Ekonomi Pedesaan

No Nama Desa Jumlah BUUD/KUD Koperasi Pertanian diluar Bank Unit Kios Lembaga Lumbung
KUD Desa Saprotan Swadaya padi/desa
Jumlah KUD Anggota Jumlah Anggota (BPR,BRI) Desa (LSD)
Koperta.

1.F. DATA USAHA AGRIBISNIS PETANI/KELOMPOKTANI

1.F.1. DATA FASILITAS USAHA PETANI/KELOMPOKTANI


a. Pertanian
Kepemilikan
No Nama Desa
Jumlah Huller Hand sprayer Motor/power sprayer Traktor
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

b. Ternak

Kepemilikan
No Nama Desa Mesin Tetas Inseminasi Buatan Alat pendingin Kandang
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

117
c. Perkebunan

Kepemilikan
No Nama Desa Jumlah Huller Hand sprayer Motor/power sprayer Traktor
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

1.F.2. PRODUKSI USAHATANI

g. Pertanian
Jenis Tanaman Luas Produksi Harga rata- Biaya Jumlah
Tanaman Hortikultura Perkebunan Tanam Panen rata-rata rata produksi produksi Petani Keterangan
No Nama pangan (Ha) (Ha) tiap Ha waktu panen rata-rata Pelaksana
Desa (Kw) per Kw (Rp.) tiap Ha
(Rp.)

h. Ternak
No. Nama Jenis Ternak Keterangan
Desa Kerbau Sapi (ekor) Kambing Domba Ayam Bebek Babi (ekor) Lain-lain
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor)

118
i. Perkebunan Rakyat
No. Nama Desa Tanaman ……… Tanaman….. Tanaman ………………
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan

j. Hortikultura
No. Nama Desa Tanaman ……… Tanaman….. Tanaman ………………
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan

119

Anda mungkin juga menyukai