Cicilan Modul 4
Cicilan Modul 4
Fathan Ramayani
2020-11-229
MODUL 4
KENDALI KECEPATAN MOTOR SEARAH DENGAN KONTROL PROPORSIONAL
Abstrak
Sistem control atau system kendali merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai mengendalikan,
memerintahkan, dan mengatur keadaan dari suatu system.Dimana system control ini
menggunakan system untuk mempertahankan sebuah nilai keluaran dari suatu variable proses
dengan yang diinginkan (set point).Motor arus searah (DC) adalah termasuk salah satu alat
penggerak yang berfungsi sebagai pengatur beban dan pengatur kecepatan. Motor DC ini bisa
dibilang kurang stabil atau kurang baik maka dibutuhkan disini alat tambahan yakni Kontroler
PID . controller PID itu merupakan alat controller yang berfungsi sebagai memperbaikin suatu
system.PID itu sendiri adalah PID (Proportional–Integral–Derivative controller) yang dimana
merupakan salah satu jenis pengontrol atau pengendalikan sebuah sistem PID (Proportional–
Integral–Derivative controller) merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem
instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tersebut.
Abstract
The control system or control system is a tool that functions as controlling, ordering, and
regulating the state of a system. Where this control system uses the system to maintain an output
value of a process variable with the desired (set point). Direct current motor (DC) ) is one of the
driving tools that functions as a load regulator and speed controller. This DC motor is arguably
less stable or not good, so an additional tool is needed here, namely a PID controller. PID
controller is a controller tool that functions to improve a system. PID itself is a PID
(Proportional-Integral-Derivative controller) which is one type of controller or controller of a
system. PID (Proportional-Integral-Derivative controller) is a controller to determine precision of
an instrumentation system with the characteristics. of the presence of feedback on the system.
2.1 Teori
Umumnya yang disebut motor adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi
putaran mekanik. Adapun motor DC merupakan motor arus searah yang terdiri dari elemen
kumparan penguatan (field winding) dan kumparan jangkar (armature winding). Kecepatan
motor bergantung dari seberapa besar tegangan yang diberikan.
Untuk mendapatkan kontrol proporsional yang dibutuhkan, maka sebuah sistem harus
diidentifikasi terlebih dahulu sehingga didapatkan fungsi alihnya. Dengan didapatkan fungsi
alihnya, maka nilai dari kontrol proporsional dapat diperoleh. Sistem kendali kecepatan
motor pada praktikum ini merupakan sistem kendali tertutup. Adapun diagram bloknya
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Pada gambar 4.1, ada tiga blok, blok pertama adalah pengendali proporsional yang
merupakan pengendali motor, yang kedua adalah motor yang merupakan plant, dan
tachogenerator yang merupakan sensor pengubah kecepatan menjadi tegangan. Masukan
pada sistem ini merupakan tegangan yang dilambangkan dengan V dan keluarannya adalah
kecepatan yang dilambangkan dengan ω. Pada praktikum ini, satuan dari V adalah volt (V)
dan satuan dari kecepatan adalah radian per menit (rpm).
Pengendali proporsional sebenarnya merupakan rangkaian dengan operational amplifier
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Dari persamaan (4.2) terlihat bahwa pengendali proporsional menghasilkan sinyal kendali
berupa sinyal eror yang dikalikan (proporsional) dengan konstanta proporsional Kp .
Pengendali proporsional digunakan untuk memperbesar penguatan dan mempercepat respon
transien. Perbedaan respon transien yang dihasilkan oleh pengendali proporsional yang
berbeda dapat dilihat pada Gambar 4.3. Dari Gambar 4.3, dapat kita peroleh informasi
bahwa semakin besar nilai Kp semakin cepat respon transien yang dihasilkan.
Kontrol Integral
Pada kontroler dengan kontrol integral, harga keluaran kontroler 𝑚(𝑡) diubah
dengan laju yang sebanding dengan sinyal kesalahan penggerak 𝑒(𝑡). Jadi,
dm (t)
=Kie(t)
dt
atau,
1
𝑚(𝑡) = Ki ∫ e ( t ) dt
0
dimana 𝐾𝑖 adalah konstanta yang dapat diatur. Fungsi alih kontroler integral adalah
M (s) ki
=
E( s) s
Jika harga 𝑒(𝑡) diduakalikan, maka harga 𝑚(𝑡) berubah dengan laju perubahan menjadi
duakali semula. Jika kesalahan penggerak nol, maka harga 𝑚(𝑡) tetap stasioner
Kontrol Derivative
Untuk kontroler dengan kontrol Derivative, hubungan antara keluaran kontroler 𝑚(𝑡)
dan sinyal kesalahan penggerak 𝑒(𝑡) adalah:
de
m ( t )=kd
dt
atau dalam besaran transformansi laplace,
M (s)
=kds
E( s)
Referensi :
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/teknoka/article/download/782/317/
4. Click Setup COM, Pilih COM yg sesuai di device manager. Kemudian click OK
Set Point = 2 V
Resistor Kp Present Error
Value
10k 1 148 261
50k 5 335 75
90k 9 343 64
Set Point = 5 V
5.2 Saran
Penjelasan lebih dibuat terperinci supaya praktikan lebih mengerti detail dan dengan
menggunakan kata yang mudah dipahami praktikan agar dapat menunjang pembelajaran
dengan baik.