Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH MATAKULIAH KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL


"PREMATURITAS"

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Anggun Angraini (2003001)
2. Dinda Febriana (2003003)
3. Ghina Atikah (2003004)
4. Meri Rahmayani (2003011)
5. Rani Angraini (2003012)
6. Ratifa Juliya (2003013)
7. Yulia Vivra Rahayu Putri (2003019)
8. Lisa Sestia Utary (211015201101)
9. Artia Herawati (211015201154)
10. Welly Mulyani (211015201247)
11. Vintya Olinsa (211015201248)

Dosen Pengampu : Novia Rita Aninora, S.SiT, M.Keb

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT senantisa kita ucapkan Atas karunia-
Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa shalawat dan salam kita curahkan bagi Baginda
Rasulullah saw yang mana syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Adapun penulisan makalah berjudul “Prematuritas” ini dibuat untuk
memenuhi tugas Matakuliah Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Kami sadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen Matakuliah Gangguan Pada Sistem
Reproduksi, kami mohon koreksi serta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan iating dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

Lubuk Alung, 20 Mei 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 Defenisi Premature ................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Bayi Premature ...................................................................... 3
2.3 Etiologi Bayi Premature ........................................................................... 4
2.4 Ciri-Ciri Bayi Premature .......................................................................... 5
2.5 Patofisiologi Bayi Premature ................................................................... 6
2.6 Masalah yang Terjadi pada Bayi Premature ............................................ 7
2.7 Pemeriksaan Penunjang pada Bayi Premature ......................................... 13
2.8 Penatalaksanaan pada Bayi Premature ..................................................... 13
2.9 Asuhan Kebidanan Bayi Premature ......................................................... 14
BAB III (PENUTUP)
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 30
3.2 Saran ........................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dari persalinan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu (Manuaba, 2013). Bayi prematur salah satu penyebab
angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). Kejadian bayi prematur masih merupakan persoalan yang
harus diperhatikan secara bersama, bayi prematur berisiko tinggi mengalami
mortalitas dan morbiditas pada masa pertumbuhannya (Nurlaila, et al., 2015).
Kejadian prematuritas pada kehamilan disebabkan oleh multifaktor : faktor
maternal, faktor janin, dan faktor lainnya (Saifuddin, 2012). Menurut Fraser
keberlangsungan hidup bayi baru lahir bergantung pada kemampuannya untuk
beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin. Kemampuan adaptasi ini meliputi
sirkulasi kardiopulmonal dan penyesuaian fisiologis untuk menggantikan fungsi
plasenta dan mempertahankan homeostasis (Fraser & Cooper, 2012).
Kelahiran prematur menyebabkan organ tubuh belum dapat berfungsi secara
sempurna, sehingga penyesuaian fungsi organ terhadap perubahan kondisi dari
intrauterin ke ekstrauterin sangat sulit bagi bayi. Perubahan kondisi ekstrauterin
dapat menimbulkan stres pada bayi prematur. Respon stres yang dialami pada
bayi dapat melalui perubahan fisiologis seperti frekuensi napas, nadi, perubahan
suhu dan respon perilaku bayi. Selain itu, respon stres akan berdampak terhadap
metabolisme sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi
(Wong, et al., 2009). Perawatan bayi prematur pada masa-masa awal kelahirannya
sangat penting karena bayi masih dalam proses beradaptasi dengan lingkungan.
Bayi prematur yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik, lebih mudah
mengalami infeksi (Saifuddin, 2012). Maka diperlukan penatalaksanaan pada bayi
prematur dengan cara mengendalikan respon stres terhadap perubahan fisiologis
seperti frekuensi napas, nadi, perubahan suhu, BB dan respon perilaku bayi
(Ismawati & Cahyo, 2010).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan premature?
2. Apa saja klasifikasi bayi premature?
3. Apa penyebab dan factor resiko terjadinya kelahiran premature?
4. Bagaimana ciri-ciri dari bayi premature?
5. Bagaimana patofisiologi bayi premature?
6. Apa masalah yang akan terjadi pada bayi premature?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada bayi premature?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada bayi premature?
9. Bagaimana asuhan kebidanan terhadap bayi premature?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan premature
2. Untuk mengetahui klasifikasi bayi premature
3. Untuk mengetahui penyebab dan factor resiko terjadinya kelahiran
premature
4. Untuk mengetahui ciri-ciri dari bayi premature
5. Untuk mengetahui patofisiologi bayi premature
6. Untuk mengetahui masalah yang akan terjadi pada bayi premature
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada bayi premature
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada bayi premature
9. Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada bayi premature

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Premature


Prematur merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas utama
selama periode neonatus. Permasalahan yang timbul akibat kelahiran prematur
pada periode perinatal meliputi sistem serebrospinal yang disebabkan asfiksia atau
iskemik, perdarahan intraventrikuler, sindrom disstres pernafasan, displasia
bronkopulmoner, fibroplasia retrolental, infeksi atau sepsis dan masalah metabolik
(asidosis,hipoglikemia,hiperbilirubinemia).
Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal
minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37. Persalinan premature
merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara
20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Masalah utama
dalam persalinan prematur adalah perawatan bayinya, semakin muda usia
kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitasnya.
Bayi prematur atau bayi preterm merupakan bayi dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan yang ditimbang
pada saat bayi baru lahir sampai dengan 24 jam pertama saat lahir (Pantiawati,
2012).
Pantiawati (2012) telah menyusun definisi sebagai berikut:
a. Preterm infant (prematur) atau bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari.
b. Term infant atau bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan
mulai dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-293) hari.
c. Post term atau bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai
dari 42 minggu atau lebih (294) hari atau lebih.

2.2 Klasifikasi Bayi Premature


Menurut Tanto (2014), kelahiran prematur dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Bayi prematur digaris batas
1. Bayi dengan kelahiran 37 minggu, masa gestasi.

3
2. 16% seluruh kelahiran hidup.
3. Berat bayi sekitar 2.500-3.250 gr.
4. Biasanya normal.
5. Masalah yang sering terjadi biasanya : ketidak stabilan, kesulitan
menyusu, ikterik, RDS mungkin muncul.
6. Penampilan : lipatan pada kaki sedikit, payudara lebih kecil, lanugo
banyak, genetalia kurang berkembang.
b. Bayi prematur sedang
1. Bayi dengan kelahiran 31-36 minggu, masa gestasi.
2. Berat badan bayi sekitar 1.500-2.500 gr.
3. 6-7% seluruh kelahiran hidup
4. Masalah : ketidakstabilan, pengaturan glukosa, RDS, ikterik, anemia,
infeksi, kesulitan menyusu.
5. Penampilan : seperti pada bayi prematur digaris batas tetapi lebih parah,
kulit lebih tipis,lebih banyak pembuluh darah yang nampak.
c. Bayi sangat premature
1. Bayi dengan kelahiran 20 -30 minggu, masa gestasi.
2. Berat bayi sekitar 500-1.400 gr.
3. 0,8% seluruh kelahiran hidup.
4. Masalah : semua
5. Penampilan : kecil tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis, kedua mata
mungkin berdempetan.

2.3 Etiologi Bayi Premature


Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Ibu
Faktor ibu merupakan hal yang dominan dalam mempengaruhi kejadian
prematur, faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:
1. Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).
2. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum,
malnutrisi dan anemia sel sabit.

4
3. Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).
4. Tumor (misal: mioma uteri, eistoma).
5. Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala panas
tinggi (misal: thypus abdominalis, dan malaria) dan penyakit kronis
(misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal).
6. Trauma pada masa kehamilan.
7. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotika, rokok dan alkohol).
8. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
9. Bekerja yang terlalu berat.
10. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
b. Faktor Janin
Beberapa faktor janin dapat mempengaruhi kejadian prematur antara lain:
1. kehamilan ganda.
2. Hidramnion.
3. ketuban pecah dini.
4. cacat bawaan.
5. kelainan kromosom.
6. Infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplasmosis).
7. insufensi plasenta.
8. inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B
dan O).
9. infeksi dalam rahim.
c. Faktor Lain
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu :
1. faktor plasenta, seperti plasenta previa dan solusio plasenta.
2. faktor lingkungan, radiasi atau zat-zat beracun, keadaan sosial ekonomi
yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan merokok.

2.4 Ciri-ciri Bayi Premature


Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan gejala yang
dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai berikut :
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.

5
b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
d. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
e. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
f. Rambut lanugo masih banyak.
g. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
h. Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.
i. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
j. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
dan klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki).
k. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
l. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
m. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang.
n. Vernix caseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

2.5 Patofisiologi Bayi Premature


Penyebab terjadinya kelahiran prematur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki
sosial ekonomi rendah. Kejadian ini kurangnya perawatan pada ibu hamil karena
tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus, dan komplikasi obstetrik yang lain
merupakan pencetus kelahiran bayi prematur.
Ibu hamil dengan usia yang masih muda, mempunyai kebiasaan merokok dan
mengkomsumsi alhohol juga dapat menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor
tersebut juga dapat mengakibatkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan
memaksa bayi untuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa
gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir
prematur memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar (Tanto, 2014).
Dan bayi prematur juga relatif kurang mampu untuk bertahan hidup karena

6
struktur anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum bekerja
seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap
kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam
batas normal. Bayi berisiko tinggi lain juga mengalami kesulitan yang sama
karena hambatan atau gangguan pada fungsi anatomi, fisiologi, dan biokimia
berhubungan dengan adanya kelainan atau penyakit yang diderita. Bayi prematur
atau imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal karena
pusat pengatur suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen
dan lemak coklat sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak
subkutan dan permukaan tubuh yang relative lebih luas akan menyebabkan
kehilangan panas tubuh yang lebih banyak. Respon menggigil bayi kurang atau
tidak ada, sehingga bayi tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas.
Selain itu kontrol reflek kapiler
kulit juga masih kurang (Tanto, 2014).

2.6 Masalah yang Terjadi pada Bayi Premature


Menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), terdapat beberapa masalah
yang dapat terjadi pada bayi prematur baik dalam jangka panjang maupun jangka
pendek. Masalah jangka pendeknya antara lain adalah sebagai berikut:
a. Gangguan metabolik, antara lain sebagai berikut :
1. Hipotermia
Terjadi karena sedikitnya lemak tubuh pada bayi prematur dan pengaturan
suhu tubuh bayi yang belum matang.
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum
yang rendah pada bayi yaitu kurang dari 45 mg/dL. Gula darah berfungsi
sebagai makanan otak dan membawa oksigen ke otak. Jika asupan glukosa
kurang, maka dapat menyebabkan sel-sel saraf di otak mati dan dapat
mempengaruhi kecerdasan bayi kelak. Oleh karena itu bayi prematur
membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah lahir dan minum sering atau
setiap 2 jam.
3. Hiperglikemia

7
Hiperglikemia sering terjadi pada bayi sangat prematur karena mendapat
cairan glukosa berlebihan secara intravena.
4. Masalah pemberian ASI
Masalah pemberian ASI terjadi karena ukuran tubuh bayi yang kecil, dan
keadaan bayi yang kurang energi, lemah serta lambungnya yang kecil dan
tidak dapat mengisap.
b. Gangguan imunitas, antara lain sebagai berikut :
1. Gangguan imonologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena kadar Ig G maupun
gamma globulin yang rendah. Bayi prematur belum sanggup membentuk
antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi yang belum
baik.
2. Kejang saat dilahirkan
Kejang dapat terjadi karena infeksi sebelum lahir (prenatal), perdarahan
intrakranial atau akibat vitamin B6 yang dikonsumsi ibu.
3. Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi)
4. Bayi prematur menjadi kuning lebih awal dari pada bayi cukup bulan pada
umumnya.
c. Gangguan pernafasan, antara lain sebagai berikut :
1. Sindroma gangguan pernapasan
Sindroma gangguan pernapasan pada bayi prematur adalah perkembangan
imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan
pada paru-paru.
2. Asfiksia
Dampak kelahiran prematur adalah proses adaptasi bayi terhadap
pernapasan waktu lahir sehingga mengalami asfiksia waktu lahir dan
membutuhan resusitasi.
3. Apneu periodik (henti napas)
Organ paru-paru dan susunan saraf pusat yang belum sempurna
menyebabkan bayi dengan kelahiran prematur berhenti bernapas.
4. Paru-paru belum berkembang

8
Organ paru-paru yang belum berkembang menyebabkan bayi mengalami
sesak napas (asfiksia) dan membutuhkan resusitasi dengan cepat.
5. Retrolental fibroplasia
Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh
gangguan oksigen yang berlebihan. Kelainan ini sering terjadi pada bayi
prematur dengan berat badan kurang dari 2000 gram dan telah mendapat
oksigen dengan konsentrasi tinggi atau lebih dari 40%.
d. Gangguan sistem peredaran darah, antara lain sebagai berikut
1. Masalah perdarahan
Perdarahan pada bayi yang lahir prematur dapat disebabkan karena
kekurangan faktor pembekuan darah atau karena faktor fungsi pembekuan
darah yang abnormal atau menurun.
2. Anemia
Anemia pada bayi prematur dapat terjadi lebih dini karena disebabkan oleh
supresi eritropoesis pasca lahir, persediaan zat besi janin yang sedikit,
serta bertambah besarnya volume darah sebagai akibat pertumbuhan yang
lebih cepat.
3. Gangguan jantung
Gangguan jantung yang sering ditemui pada bayi prematur adalah patent
ductus ateriosus (PDA) yang menetap sampai bayi berumur 3 hari,
terutama pada bayi dengan penyakit membran hialin. Gangguan jantung
lain yang sering terjadi pada bayi prematur adalah defek septum ventrikel
yang sering dialami oleh bayi prematur dengan berat badan kurang dari
2500 gram dan masa gestasinya kurang dari 34 minggu.
4. Gangguan pada otak
Gangguan pada otak yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah
intraventricular hemorrhage, yaitu perdarahan intrakranial yang dapat
mengakibatkan masalah neurologis, seperti gangguan mengendalikan otot,
keterlambatan perkembangan, dan kejang. Selain itu, bayi juga dapat
mengalami periventricular leukomalacia (PVL) yaitu kerusakan dan
pelunakan materi putih (bagian dalam otak yang mentransmisikan
informasi antara sel-sel saraf dan sumsum tulang belakang, juga dari satu

9
bagian otak ke bagian otak yang lain) yang biasanya terjadi pada bayi
dengan masa gestasi kurang dari 32 minggu.
5. Bayi prematur dengan icterus
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah mengakibatkan perubahan warna
kuning pada kulit, membran mukosa, sklera, dan organ lain pada bayi.
6. Kejang
Suatu kondisi yang terjadi pada bayi prematur yang ditandai dengan
adanya tremor dan disertai penurunan kesadaran, terjadi gerakan yang
tidak terkendali pada mulut, mata, dan anggota gerak lain, serta terjadinya
kekakuan seluruh tubuh tanpa adanya rangsangan.
7. Hipoglikemia
Suatu kondisi dimana kadar gula darah bayi yang rendah dan di bawah
normal, yang dapat mengakibatkan bayi menjadi gelisah dan tremor,
apatis, kejang, lemah, letargis, kesulitan makan, keringat banyak,
hipertermi bahkan henti jantung.
e. Gangguan cairan dan elektrolit, antara lain sebagai berikut :
1. Gangguan eliminasi
Pada bayi prematur dapat terjadi edema dan asidosis metabolic karena
ginjal yang imatur baik secara anatomis maupun fisiologis, kerja ginjal
yang masih belum matang, kemampuan membuang sisa metabolisme dan
air yang belum sempurna, serta produksi urine yang sedikit.
2. Distensi abdomen
Kelainan ini berkaitan dengan usus bayi akibat dari motilitas usus yang
berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah, daya untuk mencerna dan mengabsorbsi zat lemak,
laktosa, vitamin, yang larut dalam lemak dan beberapa mineral tertentu
berkurang. Kerja dari sfingter kardioesofagus yang belum sempurna
memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah
terjadi aspirasi.
3. Gangguan pencernaan
Saluran pencernaan pada bayi prematur masih belum berfungsi dengan
sempurna sehingga penyerapan nutrisi masih lemah dan kurang baik.

10
Aktifitas otot pencernaan masih belum sempurna yang mengakibatkan
pengosongan lambung menjadi berkurang. Bayi prematur mudah kembung
karena stenosis anorektal, atresia ileum, peritonitis meconium, dan mega
colon.
4. Gangguan elektrolit
Cairan yang diperlukan tergantung dari masa gestasi, keadaan lingkungan,
dan penyakit bayi. Kebutuhan cairan sesuai dengan kehilangan cairan
insensibel, cairan yang dikeluarkan ginjal dan pengeluaran cairan yang
disebabkan oleh keadaan lain. Pada bayi prematur gangguan elektrolit
dipengaruhi oleh kulit bayi yang tipis, kurangnya jaringan subkutan dan
oleh luasnya permukaan tubuh.
f. Masalah jangka panjang yang dapat terjadi pada bayi premature
Menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Masalah psikis, antara lain adalah sebagai berikut :
a) Gangguan perkembangan dan pertumbuhan
Pada bayi prematur pertumbuhan dan perkembangan berlangsung lebih
lambat karena berkaitan dengan maturitas otak bayi.
b) Gangguan bicara dan komunikasi
Penelitian longitudinal menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam
hal kecepatan berbicara antara bayi prematur dan BBLR dengan bayi
cukup bulan dan berat lahir normal (BLN). Pada bayi prematur dan
BBLR kemampuan bicaranya akan terlambat dibandingkan bayi cukup
bulan dengan berat lahir normal sampai usia 6,5 tahun.
c) Gangguan neurologi dan kognisi
Gangguan neurologis yang sering dialami adalah cerebral palsy. Makin
kecil usia kehamilan bayi, maka semakin tinggi resikonya. Gangguan
neurologi lain adalah retardasi mental, MMR (motor mental retardasi)
dan kelainan EEG (dengan atau tanpa epilepsi).
d) Gangguan belajar atau masalah Pendidikan
Suatu penelitian longitudinal di negara maju (UK dan Eropa)
menunjukkan bahwa lebih banyak anak dengan riwayat kelahiran

11
prematur dan BBLR dimasukkan di sekolah khusus. Namun di negara
berkembang sulit untuk menilainya karena factor kemiskinan juga dapat
mempengaruhi.
e) Gangguan atensi dan hiperaktif
Gangguan ini sekarang dikenal dengan ADD dan ADHD yang termasuk
dalam gangguan neurologi. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan
ini lebih banyak terjadi pada bayi premature dengan berat badan lahir
kurang dari 2041 gram.
2. Masalah fisik antara lain adalah sebagai berikut :
a) Penyakit paru kronis
Penyakit paru kronis pada bayi prematur dapat disebabkan oleh infeksi,
kebiasaan ibu yang merokok selama kehamilan danradiasi udara
lingkungan.
b) Gangguan penglihatan (retinopati) dan pendengaran
Gangguan penglihatan sering dikeluhkan meskipun telah diberikan
terapi oksigen terkendali. Retinopathy of prematury (ROP) biasanya
terjadi pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1.500 gram dan masa
gestasi kurang dari 30 minggu.
c) Kelainan bawaan (kelainan kongenital)
Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah kelainan yang terjadi
pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh bayi saat dilahirkan.
Kelainan kongenital lebih sering ditemukan pada bayi prematur baik
SMK maupun KMK, tapi paling tinggi pada bayi dengan pertumbuhan
intrauterin yang terlambat. Kelainan yang sering ditemukan adalah
kelainan celah bibir atau langit-langit mulut (sumbing), defek tabung
saraf, kelainan jantung, cerebral palsy, clubfoot, dislokasi panggul
bawaan, hipotiroidisme kongenital, fibrosis kistik, defek saluran
pencernaan, sindroma down, fenilketonuria, sindroma X yang rapuh,
distrofi otot, anemia sel sabit, penyakit tay-sachs, sindroma alkohol
pada janin.

12
2.7 Pemeriksaaan Penunjang pada Bayi Premature
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada bayi prematur dan BBLR adalah sebagai berikut:
a. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3. Neutrofil meningkat hingga 23.000-
24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila ada sepsis.
b. Hematokrit (Ht) : 43%-61%. Peningkatan hingga 65% atau lebih menandakan
polisitemia, sedangkan penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal/perinatal.
c. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl. Kadar hemoglobin yang rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis yang berlebihan.
d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2 hari,
dan 12 gr/dl pada 3-5 hari.
e. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40-50 mg/dl dan meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : dalam batas normal pada awal kehidupan.
g. Pemeriksaan analisa gas darah.

2.8 Penatalaksanaan pada Bayi Premature


Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012), beberapa penatalaksanaan atau
penanganan yang dapat diberikan pada bayi prematur adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi,
perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh
sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta
pertahankan suhu tetap hangat.

13
f. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu.
g. Tali pusat dalam keadaan bersih.
h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI

2.9 Asuhan Kebidanan Bayi Premature


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”I”
DENGAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SYEKH YUSUF GOWA
TAHUN 2018
No. Reg / Medical record : 509xxx
Tanggal Pengkajian : 21 September 2018, pukul 10.30 wita
Nama Mahasiswa : Eka Riskawati
A. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar (Pengkajian )
1. Identifikasi Bayi dan Orangtua
a. Identitas Bayi
Nama : By”I”
Tanggal Lahir :21 September 2018, jam 10.35 Wita
Umur : 0 hari
Anak Ke : pertama (1)
Jenis Kelamin : Laki-Laki
b. Identitas Ibu / Ayah
Nama : Ny “I” / Tn” H”
Umur : 29 tahun / 33 tahun
Nikah : 1 kali
Lamanya : 2 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : BTN Anak Gowa
2. Data Biologis / Fisiologis
a. Riwayat Selama Hamil

14
Anak pertama dan tidak pernah keguguran, Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) tanggal 24 Januari 2018, Taksiran Persalinan (TP) tanggal 31
Oktober 2018, umur kehamilan ± 8 bulan, pemeriksaan kehamilan
sebanyak 3 kali di puskesmas.
b. Riwayat Kesehatan
Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, asma,
tidak ada riwayat keturunan kembar baik dari keluarga suami maupun
keluarga istri, dan tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan obat.
c. Riwayat Kelahiran
Umur kehamilan 34 minggu 2 hari, tanggal lahir 21 September 2018,
pukul 10.30 wita di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa,
penolong persalinan adalah bidan, jenis persalinannya yaitu Presentase
Belakang Kepala (PBK), spontan, lahir kurang bulan, dan perlangsungan
kala II-1V normal. Segara menangis dengan apgar score 7/9, Berat Badan
Lahir (BBL) 2200 gram, Panjang Badan Lahir (PBL) 45 cm, dan Jenis
Kelamin (JK) Laki- Laki.
d. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar bayi
1) Nutrisi/Cairan
Kebutuhan nutrisi/cairan bayi sementara di peroleh dari pemberian
ASI eksklusif oleh ibu dan dilakukan pemasangan OGT.
2) Personal Hygene
Bayi belum dimandikan, rambut bayi belum pernah dicuci dan
pakaian bayi diganti tiap kali basah/ habis BAK/BAB.
3) Eliminasi
Bayi sudah BAK selama pengkajian, Frekuensi BAK 1 kali selama
pengkajian, warna kuning jernih dengan bau amoniak dan bayi
belum pernah BAB selama pengkajian.
4) Istirahat
Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika bayi lapar dan
pakaiannya basah dan waktu tidur belum dapat ditentukan.
e. Pemeriksaan Fisik

15
Jenis kelamin laki-laki, Berat badan 2200 gram, panjang badan 45cm,
lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 29 cm, lingkar perut 29 cm, dan lila 8
cm, pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu denyut jantung 123x/I,
pernapasan 44x/I, suhu 36,5ºC dan pemeriksaan fisik dengan cara
inspeksi, palpasi, dan auskultasi yaitu:
1) Wajah
Simestris kiri dan kanan, tidak pucat, dan tidak ada tanda lahir.
2) Mata
Simestris kiri dan kanan, kongjuntiva merah mudah, sclera tidak
ikterus, tidak ada secret.
3) Mulut
Refleks menghisap lemah, pallatum tidak ada kelainan, lidah
bersih,merah muda, bibir tampak agak kering dan pucat.
4) Leher
Tidak ada pembesaran atau pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
ditandai bayi tidak menangis.
5) Dada dan perut
Simestris kiri dan kanan, gerakan dada sesuai dengan napas bayi,
tidak ada tonjolan dada pada bayi, tonus otot bayi baik, tali pusat
masih basah.
6) Genitalia dan Anus
Tidak ada kelainan pada genitalia
7) Ektreminitas
a) Tangan : pergerakan baik, jari tangan kiri dan kanan lengkap,
reflex mengenggam baik.
b) Kaki : pergerakan aktif, jari-jari kaki kiri dan kanan lengkap,
refleks babi sky dan refleks moro baik.
8) Kulit
Integrasi kulit tampak tipis, lemak kulit kurang, tampak kemerahan,
dan tidak ada lanugo
9) Karakteristik menurut Ballard
a) Maturitas Neoromuskuler

16
 Postur :2
 Jendela pergelangan tangan :3
 Gerakan lengan membalik :2
 Sudut popitella :1
 Tanda selempang :2
 Lutut ke telinga :2+
 Jumlah : 12
b) Maturitas fisik
 Kulit :1
 Lanugo :3
 Permukaan plantar kaki :2
 Payudara :2
 Mata/daun telinga :3
 Genetalia :2+
 Jumlah : 13
c) Tingkat kematangan 12 + 13 =25, umur kehamilan 32-34
minggu
f. Data Psikologis, spiritual dan ekonomi
Orangtua sangat senang dengan kelahiran bayinya dan sedih karena umur
kehamilannya kurang dari 9 bulan dan berat badan bayinya kurang dari
normal dan kecil, orangtua dapat bekerjasama dengan bidan dan dokter
dalam perawatan bayinya terutama pemberian ASI, orangtua rajin sholat
dan rajin berdoa agar anaknya segera sehat dan dapat berkumpul dengan
keluarganya, hubungan ibu suami dan lingkungan sekitarnya baik, dan
kedua orangtua berharap agar nutrisi bayinya dapat terpenuhi dengan ASI
saja.

B. Langkah II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual


Diagnosa actual : NKB/KMK/SPT/PBK, dengan umur 0 hari.
NKB/KMK/SPT/PBK ( Neonatus Kurang Bulan / Kecil Masa Kehamilan /
Spontan / Presentase Belakang Kepala )
1. Data subjektif

17
Ibu melahirkan dengan kurang bulan (8 bulan), HPHT tanggal 24 Januari
2018, dan bayi lahir secara normal, dan kepala duluan lahir tanggal 21
September 2018.
2. Data objektif
Masa gestasi 34 minggu 2 hari dan Taksiran Persalinan tanggal 31 Oktober
2018, berat badan lahir 2200 gram.
3. Analisa dan Interpretasi Data
Dilihat dari taksiran persalinan tanggal 31 Oktober 2018 dan bayi lahir
secara spontan dan presentase belakang kepala tanggal21 September 2018
dengan berat badan lahir 2200 gram, artinya bayi lahir spontan dan
presentase belakang kepala dengan masa gestasi / usia kehamilan 34
minggu 2 hari dan mempunyai berat badan kurang dari seharusnya untuk
masa kehamilan biasa disebut neonatus kurang bulan dan kecil untuk masa
kehamilan (NKB/KMK/SPT/PBK) (Amiruddin, R, & Hasmi, 2014:138).

C. Langkah III. Merumuskan Diagnosa/ Masalah Potensial


1. Terjadi Hipotermi
a. Data subjektif
Taksiran persalinan tanggal 31 Oktober 2018,bayi lahir kurang bulan
pada tanggal 21 September 2018, dengan berat badan lahir 2200 gram.
b. Data objektif
Berat badan yaitu 2200gram, masa gestasi 34 minggu 2 hari, denyut
jantung 140x/menit, pernapasan 44x/menit, suhu 36,5°c, dan bayi
terbungkus kain dan dirawat dalam inkubator.
c. Analisa dan interpretasi data
Hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan
panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas, di
samping itu otot-otot yang belum memadai, jaringan lemak subkutan
yang sedikit, dan luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan
berat badan sehingga mudah kehilangan panas (Maryunani, A, 2013).
2. Terjadi Hipoglikemia
a. Data subjektif

18
Bayi masih lemah dan banyak tidur.
b. Data objektif
Berat badan sekarang 2200 gram, umur kehamilan 34 minggu 2 hari,
dan refleks menghisap dan menelan lemah.
c. Analisa dan interpretasi data
Isapan bayi lemah saat di beri ASI dan banyak tidur yang menyebabkan
hipoglikemia sehingga terjadi sedikitnya simpanan energi pada bayi
atau cadangan glukosa dalam hati berkurang sehingga kadar gula dalam
darah akan menurun.
3. Terjadi Hiperbilirubinemia
a. Data subjektif
Bayi lahir kurang bulan (8 bulan) pada tanggal 21 September 2018, dan
berat badan kurang dari 2000 gram.
b. Data objektif
Masa gestasi 34 minggu 2hari dan berat badan 2200 gram dan Panjang
badan 45 cm.
c. Analisa dan interpretasi data
Bayi lahir kurang bulan dan berat badan 2200 gram kurang dari normal
(2500-4000 gram) maka organ-organ pada bayi belum terbentuk
sempurna atau belum matang sehingga dapat terjadi hyperbilirubinemia
yaitu terjadi karena fungsi hati belum matang pada bayi menjadi kuning
lebih awal dan lebih lama daripada bayi yang cukup beratnya
(Maryunani, A, 2013)
4. Terjadi perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral
a. Data subjektif
Bayi lahir kurang bulan (8 bulan) pada tanggal 21 September 2018
dengan berat badan 2200 gram dan panjang badan 45 cm.
b. Data objektif
Masa gestasi 34 minggu 2 hari dan berat badan 2200 gram.
c. Analisa dan interpretasi data
Bayi lahir kurang bulan yaitu 8 bulan sehingga dapat menyebabkan
perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral ini berhubungan belum

19
matangnya sistem pembekuan darah dan organ pada bayi belum
matang.
D. Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak ada data yang menunjang
E. Langkah V. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
1. Tujuan :
a. Berat badan naik, tetap atau penurunan tidak lebih dari 10% dari berat
badan sebelumnya
b. Kebutuhan bayi akan nutrisi terpenuhi/teratasi.
c. Tidak terjadi hipotermi, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, dan
perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral.
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Kriteria
a. Berat badan bayi bertambah.
b. Bayi dapat minum sesuai dengan kebutuhan.
c. Bayi dapat menyusui pada ibunya dengan baik
d. Bayi tidak dirawat di inkubator.
e. Tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu denyut jantung
(120x/menit160x/menit), pernapasan (40x/menit-60x/menit), dan suhu
(36,5ºC37,5ºC).
3. Rencana Tindakan
Tanggal 21 September, 10.35 wita.
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Rasional : Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembang
biaknya migroorganisme, dimana apabila menyentuh pasien dapat
terkontaminasi
b. Melakukan pemasangan selang Oral Gastric Tube (OGT)
Rasional : Refleks menghisap dan refleks menelan bayi masih lemah
sehingga selangnya digunakan untuk memasukkan ASI atau obat
dengan menggunakan spoit.
c. Memberikan intake ASIP sebanyak 3 cc dengan menggunakan spoit
lewat OGT tiap 3 jam.

20
Rasional : Intake yang adekuat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
khususnya glukosa sehingga tidak tejadi hipoglikemia.
d. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Tanda-tanda vital memberikan gambaran dalam
menentukan tindakan selanjutnya
e. Timbang BB bayi setiap hari
Rasional : BB bayi sangat penting untuk menetapkan kalori dan
cairan bayi dengan mengetahui perubahan BB bayi maka kita dapat
mengetahui kondisi bayi.
f. Pertahankan suhu bayi dengan perawatan inkubator dan tetap
terbungkus
Rasional : Perawatan bayi dengan terbungkus dalam inkubator akan
menghindari terjadinya konduki dan evaporasi
g. Rawat tali pusat
Rasional : Adanya luka yang terbuka dan lembab dapat terjadi
tempat berkembang biaknya mikroorganisme.
h. Kaji tanda-tanda infeksi
Rasional : Bayi sangat rentan terhadap infeksi, terutama pada tali
pusat yang dapat menjadi tempat masuknya migroorganisme
i. Observasi eliminasi pasien
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan antara intake dan output
j. Gantikan pakaian/popok bayi setiap kali basah
Rasional : Pakaian bayi akan mempengaruhi suhu badan yang dapat
mengakibatkan evaporasi.
k. Anjurkan kepada ibu untuk memberikan Asi pada bayinya
Rasional : Pemberian ASI dan susu tambahan (formula) secara
teratur sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi.
l. Anjurkan pada ibu untuk mengkomsumsi makanan dengan gizi
seimbang
Rasional : kecukupan asuhan gizi pada ibu menyusui sangat
mempengaruhi produksi ASI yang di butuhkan Bayi.
m. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar

21
Rasional : Agar ibu tahu cara menyusui yang benar dan bayi merasa
puas

F. Langkah VI. Penatalaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan


Tanggal : 21 September 2018,
Pukul : 10.35 wita
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Hasil : Petugas sudah mencuci tangan
2. Melakukan pemasangan selang Oral Gastric Tube (OGT)
Hasil : Telah dilakukan pemasangan OGT pada bayi.
3. Memberikan intake ASIP sebanyak 3 cc dengan cara menggunakan spoit
lewat OGT tiap 3 jam.
4. Hasil : Intake yang adekuat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi khususnya
glukosa sehingga tidak terjadi hipoglikemia.
5. Mengobservasi tanda – tanda vital
Hasil :
 Denyut jantung : 144 x/i
 Pernapasan : 40 x/i
 Suhu : 36,5°c
6. Menimbang berat badan bayi setiap hari
Hasil : Berat badan bayi 2200 gram
7. Menyelimuti bayi dan meletakkan kedalam inkubator.
Hasil : Bayi telah didalam incubator
8. Merawat tali pusat
Hasil : Tali pusat belum puput,masih basah dan nampak bersih
9. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
Hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi
10. Mengobservasi eliminasi bayi
Hasil : Bayi bak satu kali dan bab belum pernah sejak lahir sampai
Pengkajian
11. Mengganti popok bayi saat basah
Hasil : Bayi sudah memakai popok

22
12. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu memberikan asi ekslusif pada
bayinya selama 6 bulan dan mengkomsumsi sayur-sayuran hijau seperti
daun katuk agar produksi ASI lancer
Hasil : Ibu mau menyusui bayinya dengan ASI ekslusif menganjurkan
kepada ibu untuk mengkomsumsi makanan bergizi
13. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar
Hasil : Ibu paham dan mengerti cara menyusui yang baik dan benar

G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan


Tanggal : 21 September2018,
Jam : 10.35 wita
1. Berat Badan sekarang: 2200 gram, Panjang Badan 45 cm.
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu :
 Denyut Jantung : 144 x/ i
 Pernapasan : 40 x/ i
 Suhu : 36,5 ºC
3. Kebutuhan bayi akan nutrisi belum terpenuhi, ditandai dengan minum
menggunakan spoit lewat OGT dengan refleks menelan dan menghisap
bayi masih lemah dan bayi tidak dapat menyusui pada ibunya dengan baik.
4. Tidak terjadi hipotermi, ditandai dengan suhu tubuh 36,5 ºC dan suhu
tubuh teraba hangat serta dirawat di inkubator.
5. Tidak terjadi hipoglikemia ditandai dengan bantuan ASI serta susu
formula untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

23
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”I” DENGAN PREMATUR
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF GOWA
TAHUN 2018

Pengumpulan Data Interprestasi data Ox Tindakan Perencanaan pelaksanaan evaluasi


Potensial Segera
Tanggal:  Diagnosa 1. Cuci tangan 1. Mencuci tangan 1. Petugas sudah
Pukul: Ibu melahirkan dengan sebelum dan sebelum dan mencuci tangan
kurang bulan (8 bulan), sesudah sesudah menyentuh
-Data Subjektif HPHT tanggal 24 menyentuh bayi bayi
1. Ibu Januari 2018, dan bayi Petugas sudah
melahirkan lahir secara normal, dan mencuci tangan
dengan kepala duluan lahir 2. Melakukan 2. Melakukan 2. Telah dilakukan
kurang tanggal 21September pemasangan pemasangan selang pemasangan OGT
bulan (8 2018. Ibu melahirkan selang Oral Oral Gastric Tube pada bayi.
bulan) dengan kurang bulan (8 Gastric Tube (OGT)
2. Ibu bulan), HPHT tanggal (OGT)
mengatakan 24 Januari 2018, dan 3. Memberikan 3. Memberikan 3. Intake yang adekuat
bayi lahir bayi lahir secara intake ASIP intake ASIP memenuhi

24
secara normal, dan kepala sebanyak 3 cc sebanyak 3 cc kebutuhan nutrisi
normal duluan lahir tanggal 21 dengan dengan cara bayi khususnya
September 2018. menggunakan menggunakan spoit glukosa sehingga
spoit lewat OGT lewat OGT tiap 3 tidak terjadi
-Data Objekktif  Data dasar tiap 3 jam. jam. hipoglikemia.
1. Pemeriksaan 1. .Masa gestasi 34 4. Observasi 4. Mengobservasi 4. a. Denyut jantung :
umum minggu 2 hari tanda-tanda vital tanda – tanda vital 144 x/i
1. Jenis dan b. Pernapasan : 40
kelamin 2. Taksiran x/i
laki-laki, Persalinan c. Suhu : 36,5°c
2. Berat badan tanggal 5. Timbang BB 5. Menimbang 5. Berat badan bayi
2200 gram, 31Oktober bayi setiap hari berat badan bayi 2200 gram
3. panjang 2018, setiap hari
badan 3. berat badan lahir 6. Pertahankan 6. Menyelimuti 6. Bayi telah didalam
45cm, 2200 gram. suhu bayi bayi dan incubator
4. Lingkar dengan meletakkan
kepala 30  Masalah perawatan kedalam inkubator.
cm, 1. Hipotermia, inkubator dan
5. Lingkar 2. Hipoglikemia, tetap terbungkus

25
dada 29 cm, 3. Hiperglikemia 7. Rawat tali pusat 7. Merawat tali 7. Tali pusat belum
6. lingkar 4. Hyperbilirubine pusat puput,masih basah
perut 29 mia dan nampak bersih
cm, dan lila 8. Kaji tanda-tanda 8. Mengkaji adanya 8. Tidak ada tanda-
8cm,  Kebutuhan infeksi tanda-tanda infeksi tanda infeksi
TTV: 1. . Cuci tangan 9. Observasi 9. Mengobservasi 9. Bayi bak satu kali
1. denyut sebelum dan eliminasi pasien eliminasi bayi dan bab belum
jantung sesudah pernah sejak lahir
123x/I, menyentuh bayi sampai Pengkajian
2. pernapasan 2. Melakukan 10. Gantikan 10. Mengganti 10. Bayi sudah memakai
44x/I, pemasangan pakaian/popok popok bayi saat popok
3. suhu 36,5ºC selang Oral bayi setiap kali basah
Gastric Tube basah
(OGT) 11. Anjurkan 11. Menganjurkan 11. Ibu mau menyusui
3. Memberikan kepada ibu kepada ibu untuk bayinya dengan ASI
intake ASIP untuk selalu memberikan ekslusif
sebanyak 3 cc memberikan Asi asi ekslusif pada menganjurkankepad
dengan pada bayinya bayinya selama 6 a ibu untuk
menggunakan bulan dan mengkomsumsi

26
spoit lewat OGT mengkomsumsi makanan bergizi
tiap 3 jam. sayur-sayuran hijau
4. Observasi seperti daun katuk
tanda-tanda vital agar produksi ASI
5. Timbang BB lancar
bayi setiap hari 12. membantu 12. Mengajarkan 12. Ibu paham dan
6. Pertahankan dalam kepada ibu cara mengerti cara
suhu bayi pemenuhan menyusui yang menyusui yang baik
dengan kebutuhan baik dan benar dan benar
perawatan nutrisi bayi.
inkubator dan 13. Anjurkan pada
tetap terbungkus ibu untuk
7. Rawat tali pusat mengkomsumsi
8. Kaji tanda-tanda makanan
infeksi dengan gizi
9. Observasi seimbang pada
eliminasi pasien ibu cara
10. Gantikan menyusui yang
pakaian/popok benar

27
bayi setiap kali
basah
11. Anjurkan
kepada ibu
untuk
memberikan Asi
pada bayinya
12. membantu
dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi bayi.
13. Anjurkan pada
ibu untuk
mengkomsumsi
makanan
dengan gizi
seimbang
14. pada ibu cara

28
menyusui yang
benar

29
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Prematur merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas utama
selama periode neonatus. Permasalahan yang timbul akibat kelahiran prematur
pada periode perinatal meliputi sistem serebrospinal yang disebabkan asfiksia
atau iskemik, perdarahan intraventrikuler, sindrom disstres pernafasan, displasia
bronkopulmoner, fibroplasia retrolental, infeksi atau sepsis dan masalah
metabolik (asidosis,hipoglikemia,hiperbilirubinemia).
Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah
awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37. Persalinan
premature merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37
minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.
Masalah utama dalam persalinan prematur adalah perawatan bayinya, semakin
muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitasnya.
Penyebab terjadinya kelahiran prematur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki
sosial ekonomi rendah. Kejadian ini kurangnya perawatan pada ibu hamil karena
tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus, dan komplikasi obstetrik yang
lain merupakan pencetus kelahiran bayi prematur.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena kurangnya referensi dan pengetahuan pada saat pembuatan
makalah ini. Kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi. Demikian makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan dan
informasi yang dapat berguna demi kepentingan bersama. Terimakasih.

30
DAFTAR PUSTAKA

Riskawati, Eka.2018.Manajemen Asuhan Kebidanan Dengan Prematur. Sulawesi


Selatan.UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR.
Rohsiswatmo.R & Amandiro R.2019. Optimalisasi Pertumbuhan Bayi Prematur
dan Pasca Prematur di Indonesia;Mengacu pada Pedoman Nutrisi Bayi
Prematur di Rumah Sakit Cipto Mangankusumo.Depertemen Kesehatan
Anak.DKI Jakarta
Joewono, Hermanto Tri.2020.Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan (Prematur).
Sulawesi Tenggara. Yayasan Avicenna Kendari.
Indrayani, Moudy Emma, 2013, Asuhan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir,Jakarta:CV.Trans Info Media
Krisnadi, S. R. & dkk. Prematuritas. (Sub Bagian Kedokteran Fetomaternal
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran RS Dr. Hasan Sadikin, 2009). WHO. New global estimates on
preterm birth published. (2018).
WHO. Preterm Birth. (2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Ministry of Health Indonesia (2018).
doi:10.1002/qj
Dinas Kesehatan DI Yogyakarta. Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2017. (Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta,
2017).
Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga Cetakan Ketujuh. (Jakarta, YB-PSP,
2007).
Wagura, P. M. Prevalence and Factors Associated With Preterm Birth At
Kenyatta National Hospital. 2–9 (2018). doi:10.1186/s12884-018-1740-2
Kartikasari, R. I. Hubungan Paritas dengan Persalinan Preterm di RSUD
Dr. Soegiri Lamongan. Surya 01, 61–66 (2014).
Wahyuni, R. & Rohani, S. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Preterm.
J. Ilmu Kesehat. 2, 61–68 (2017).

31

Anda mungkin juga menyukai