Anda di halaman 1dari 6

1.

Judul Artikel Jurnal


Fishing with Light: Ecological Consequences For Coastal Habitats
(Memancing Dengan Cahaya: Dampak Ekologi untuk Habitat Pasir
2. Penulis
a Ogunola Oluniyi Solomon
b Onada Olawale Ahmed
3. Publikasi
Internasional Journal Of Fisheries And Aquatic Studies
4. Link jurnal https://www.fisheriesjournal.com/archives/?
year=2016&vol=4&issue=2&part=F&ArticleId=722

5. Latar Belakang
Penangkapan ikan dengan cahaya umumnya sudah dilakukan sejak dahulu
kala, penangkapan ikan dengan cahaya ini diawali oleh ketidak sengajaan
orang terdahulu yang menyalakan api di pantai. Sejak saaat itu orang-
orang menemukan bahwa ikan tertarik dengan cahaya. Sejak saat itu
orang-orang mulai memanfaatkan cahay dalam proses penangkapan ikan.
Pada awalnya mereka menggunakan cahaya yang berasal dari lampu obor
yang terbuat dari sabut kelapa, bambu yang dibelah, yang dibawa nelayan
berlayar kelaut lepas, alat bantu penangkapan ini menggunakan bius,
tombak, dan keranjang.
Seirinng berjalannya waktu penangkapan ikan dengan menggunakan cahay
semakin berkembang, salah satu contohnya yatitu di negara filipina dan
Hawaii yang menggunakan tangki dengan bahan bakar minyak tanah
dipunggung mereka. Namun pemanfaatkan cahaya dalam penangkapan
ikan sekrang semkin canggih dengan memanfaatkan lampu led, lampu
pijar, neon, dan metal halide yang kuat, penggunaan beberapa cahaya ini
digunakan dalam penangkapn ikan secara komersial pemilihan beberapa
sumber cahaya tersebut dinilai lebih aman, nyaman, mudah untuk
dipindahkan, namun penggunaan beberapa sumber cahaya ini juga
menimbulkan beberapa permasalahan yaitu biaya pemeliharaannya yang
cukup mahal, dan penggunaan sumber cahaya ini cenderung menyebabkan
peningkatan persaingan antar nelayan komersial akrena tingkat keluaran
cahaya yang cenderung berlebihan.
Selain itu dampak lain yang ditimbulkan yaitu pada lingkungan atau
ekologi, yang mana penggunaan cahaya tersebut dapat menyebabkan
peningkatan emisi gas yang berupa karbon dioksida, peningkatan biaya
bahan bakar, dan peningkatan polusi cahaya. Jika penangkapan ini tidak
dilakukan pemeriksaan oleh pemerintah maka akan menyebabkan
penangkapan ikan yang berlebihan.

6. Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam artikel tersebut yaitu untuk
meninjau dampak penangkapan ikan ringan pada perikanan berkelanjutan
dan menemukan solusi dalam pengendalian tindakan tersebut.
7. Sampel
Sampel yang digunakan dalam artikel yaitu Negara Indonesia yaitu pada
pulau Sulawesi Selatan, Gahana, Afrika Timur pada danau Victoria dan
Danau Tanganyika.
8. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis deskriptif dan studi
pustaka. Dalam penerapan metode ini peneliti mengambila beberapa
sampel yaitu Indonesia, Ghana dan Afrika Timur yang didapat dari
berbagai sumber yang terpercaya.
9. Hasil
Gambaran Penggunaan Penangkapan Ikan dengan Cahaya di Dunia
Perikanan (Studi Kasus)
Indonesia
Pengoperasian penangkapan ikan di Indonesia Secara Intensif terjadii
Daerah Sulawesi Bagian Selatan. Pengoperasian ikan tangkap di Daerah
Sulawesi Selatan menggunakan bagan Rambo yang dikembangkan secara
khusus yaitu dengan menggunakan jarring angkut skala besar yang
dioperasikan dari anjungan rakit yang dioperasikan di kabupaten Barru
dan penggunaan Pukat cincin di daerah Jenepoton. Mata jarring yang
digunakan pada bagan berbentuk koyak dengan ukuran mata pancing 0,5
cm yang dioperasikan dengan memanfaatkan lampu. Penghasilan
maksimum yang didapatkan dari pengoperasian penangkapan ikan di
Sulawesi Selatan di Laut Cina Selatan Indonesia yaitu sebanyak 621.500
MT/ Tahun, sedangkan pada Kawasan selat Malaka Termasuk Laut
Andaman Mencapai 147.300 MT/Tahun. Sebagian besar nelayan di daerah
Sulawesi Selatan menggunakan rumpon dan Light Agregat olam sebelum
penangkapan hal ini dinilai dapat meningkatan efesiensi penangkapan ikan
sehingga penangkapan ikan semakin meningkat, jika daya tangkap ikan
meningkat maka hal ini kemungkinan besar akan mengakibatkan
eksploitasi berlebihan pada perairan tertentu.
Gahana
Di daerah Gahan Sendiri terdapat tiga wilayah penangkapan ikan yaitu
Tema, Mumford & Elmina dan Sekondi karena pada tinga tempat ini
terdapat fasilitas pelabuhan yang memadai untuk proses pendaratan hasil
tangkapan. Penggunaan alat tangkap pada wilayah Gahana Terdiri dari
Pukat Cincin dan Tarikan Ringan. Operasi penangkapan ikan di Gahana
biasanya menggunakan alat tangkap Purse Seine dengan generator Kecil
yang berfungsi menyalakan lampu pijar. Selain menggunakan Purse Seine
Nelayan Gahana juga memanfaatkan teknologi pencarian ikan, alat
komunikasi radio dua arah dan drum derek bertenaga diesel untuk
mempermudah pencarian dan penangkapan ikan.
Afrika Timur
Danau Viktoria merupakan danau yang terbesar di tiga di Dunia dengan
Luas 68.800 Km dengan Kedalaman Rata-rata 40 M.. Alat tangkap ikan
yang digunakan nelayan yaitu berupa jarring yang berdiameter 30 meter
dengan pelampung dan lampu di tengahnya. Operasi penangkapan ikan
yang dilakukan oleh nelayan berkisar 14-21 malam per bulan selama
delapan hingga dua belas jam per malam. Namun dari tahun ke tahun
telah terjadi penurunan pendaratan dan hal ini mengakibatkan migrasi
musiman nelayan ke lokasi berbeda yang lebih baik dalam hal
penangkapan ikan. Sama halnya dengan penangkapan di Danau
Tanganyika yang telah terjadi penurunan secara terus menerus dalam 10
tahun terakhir. Namun nelayan di daerah danau Tanganyika dapat
mempertahankan rata-rata penghasilan mereka dengan menggunakan
jaring yang lebih besar, lampu pancing yang lebih baik dan memilih lokasi
penangkapan yang lebih produktif
Dampak Ekologi penangkapan ikan dengan cahaya
Dampak ekologi di perairan Indonesia dari hasil penelitian menunjukan
bahawa Sebagian besar spesies yang tertangkap di wilayah perairan
Indonesia berukuran kecil dan belum matang gonad. Hal ini berarti
aktivitas pemijahan, reproduksi, dan terutama dinamika populasi dari
spesies yang bersangkutan akan berpengaruh negative pada masa berikut.
Selain itu penangkapan dengan tidak memperhatikan ukuran dan spesies
yang menjadi target akan mengakibatkan pembuangan ikan yang bukan
target dengan berbagai alasan seperti ukurannya yang tidak dapat
dipasarkan, harganya rendah dan lainnya. tangkapan yang tidak sesuai
dengan target penangkapan ini akan menyebabkan pemborosan sumber
daya perikanan dan hal ini akan mengakibatkan penurunan stok ikan di
perairan atau bahakan spesies tersebut akan terancam punah. Selain ada
beberapa dampak dari penangkapan ikan ringan dengan memanfaatkan
cahaya:
a Emisi gas rumah kaca: Emisi gas karbon dioksida tahunan dari
110.000 lentera minyak tanah bertekanan diperkirakan 85.000 Metrik
ton per tahun. Hal ini dapat berkontribusi terhadap pemanasan global.
b Tumpahan Minyak yang mencemari laut
c Mengancam keseharan manusia
Pengendalian
1) Pengendalian armada penangkapan ikan dengan membatasi total dan
aktivitas penangkapan ikan di armada
2) Menerbitkan izin untuk nelayan dengan kano atau kapal pendaftaran
3) Larangan penangkapan ikan ukuran trtentu dan jenis tertentu
4) Membatasi ukuran mesh atau ukuran jaring yang dipakai oleh nelayan
agar tidak terjadi penangkapan ikan yang belum dewasa
5) Pengurangan tangkap ikan sampingan
b. Kelebihan :
Artikel yang dilengkapi dengan banyak sekali sumber artikel dan
jurnal dari berbagai sumber yang relevan. Kelebihan lain dari
artikel di atas yaitu penggunaan diagram batang, tabel dan grafik
yang memudahkan pembaca dalam menganalisi dan membaca
artikel. Selain itu Bahasa yang digunakan cukup ringan sehingga
mudah dipahami
c. Kelemahan :
Artikel ini dilengkapi dengan berbagai sumber yang relevan atau
dengan kata lain artikel ini dibuat dengan menggunakan studi
Pustaka atau artinya tidak dilakukan penelitian langsung ke
lapangan. Kemudian dampak ekologi yang ditimbulkan dari
penggunaan alat tangkap dengan bantuan cahaya ini tidak bergitu
terperinci dijelaskan sehingga pembaca akan kebingungan. Solusi
atau Tindakan pengendalian dalam pencegahan dampak ekologi
sebagiknya dijelaskan dalam point-point agar lebih mudah
dipahami.
Kesimpulan
Penangkapan ikan ringan saat ini merupakan sarana yang baik dan cara yang
efisien untuk mendapatkan tangkapan ikan umpan dan cephalopoda yang
memadai seperti sarden, herring, teri, mackerel, cumi-cumi, dll. Penangkapan ikan
ringan atau dengan cahaya ini tidak selalu merusak tetapi cenderung akan
menghilangkan waktu istirahat ikan dan menimbulkan dampak negative yang
berkelanjutan dan diperburuk oleh penggunaan alat tangkap ikan yang tidak
selektif dan teratur. Selain itu, kepatuhan yang ketat terhadap larangan
penangkapan ikan ringan adalah salah satu cara untuk mengurangi upaya
penangkapan, memungkinkan stok ikan meningkat dan memberikan waktu
istirahat untuk tumbuh dan berkembang biak. Pemerintah juga harus menyediakan
sumber pendapatan alternatif bagi para nelayan. Selain itu, teknologi penangkapan
ikan ringan yang ramah lingkungan harus diteliti dan diterapkan dalam waktu
dekat.

Anda mungkin juga menyukai