Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Bobot pada Serangga

Default (GPT-3.5)

User

Buatkan pembahasan laporan praktikum hama tentang pengaruh bobot terhadap perilaku makan
serangga bahas juga mengenai hama sytophilus oryzae

Berikut hasil pengamatan:

minggu pertama

BKP U1 = 5 hidup 11 mati

BKP U2 = 5 hidup 10 mati

BKP U3 = 4 hidup 2 mati

BB U1 = 5 hidup 1 mati

BB U2 = 6 hidup 6 mati

BB U3 = 6 hidup 6 mati

BKH U1 = 5 hidup 1 mati

BKH U2 = 6 hidup 0 mati

BKH U3 = 6 hidup 0 mati

Minggu kedua

BKP U1 = 5 hidup 1 mati

BKP U2 = 3 hidup 3 mati

BKP U3 = 4 hidup 2 mati

BB U1 = 4 hidup 2 mati

BB U2 = 6 hidup 0 mati

BB U3 = 6 hidup 0 mati
BKH U1 = 4 hidup 2 mati

BKH U2 = 5 hidup 1 mati

BKH U3 = 6 hidup 0 mati

Minggu ketiga

BKP U1 = 4 hidup 1 mati

BKP U2 = 5 hidup 1 mati

BKP U3 = 3 hidup 3 mati

BB U1 = 3 hidup 3 mati

BB U2 = 6 hidup 0 mati

BB U3 = 6 hidup 0 mati

BKH U1 = 4 hidup 2 mati

BKH U2 = 4 hidup 2 mati

BKH U3 = 5 hidup 2 mati

Pembahasan Laporan Praktikum Pengaruh Bobot Terhadap Perilaku Makan Serangga (Stylophilus
oryzae)

Laporan praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh bobot terhadap perilaku makan serangga
Stylophilus oryzae. Berdasarkan hasil pengamatan, data dikelompokkan berdasarkan tiga variabel bobot
yang berbeda: U1, U2, dan U3. Observasi dilakukan selama tiga minggu.

Minggu Pertama:

Pada minggu pertama, serangga dari ketiga kelompok bobot (U1, U2, U3) dimasukkan ke dalam tiga jenis
bahan pakan yang berbeda: BKP, BB, dan BKH. Hasil pengamatan menunjukkan variasi dalam
kelangsungan hidup serangga dan seberapa banyak yang mati setelah makan.

Pada BKP: Dalam semua kelompok bobot, serangga lebih banyak yang hidup daripada yang mati. Ini
menunjukkan bahwa serangga cenderung makan dengan baik pada minggu pertama.

Pada BB: Hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok bobot, terutama pada U2
dan U3 yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. Ini bisa menandakan bahwa bobot serangga
memengaruhi perilaku makan pada bahan pakan ini.

Pada BKH: Terlihat bahwa pada BKH, U1 dan U2 memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi
daripada U3.
Minggu Kedua:

Pada minggu kedua, serangga tetap diberikan tiga jenis bahan pakan yang sama. Perilaku makan
serangga bisa berubah dari minggu pertama.

Pada BKP: Serangga dari semua kelompok bobot tetap cenderung makan dengan baik pada BKP.

Pada BB: Pada minggu kedua, kelompok U2 dan U3 menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih
baik dibandingkan dengan minggu pertama, mungkin menandakan penyesuaian serangga terhadap
bahan pakan ini.

Pada BKH: Kelompok U2 dan U3 menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup dibandingkan dengan
minggu pertama, sementara U1 tetap relatif stabil.

Minggu Ketiga:

Pada minggu ketiga, serangga tetap diberikan tiga jenis bahan pakan yang sama. Berikut hasilnya:

Pada BKP: Terjadi penurunan kelangsungan hidup pada semua kelompok bobot, menunjukkan bahwa
serangga mungkin mengalami kesulitan dalam makanan ini setelah beberapa minggu.

Pada BB: Kelompok U2 dan U3 tetap menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang baik, sementara U1
mengalami penurunan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa kelompok bobot lebih ringan lebih
mungkin bertahan dalam bahan pakan ini.

Pada BKH: Semua kelompok bobot mengalami penurunan dalam kelangsungan hidup pada minggu
ketiga.

Kesimpulannya, hasil praktikum ini menunjukkan bahwa bobot serangga Stylophilus oryzae dapat
mempengaruhi perilaku makan mereka terhadap jenis bahan pakan yang berbeda. Bobot yang lebih
ringan mungkin lebih adaptif dalam menghadapi bahan pakan tertentu, sementara serangga yang lebih
berat mungkin memiliki kesulitan dalam makanan yang sama. Selain itu, faktor lain seperti adaptasi
seiring waktu juga memainkan peran penting dalam perilaku makan serangga.
:

Stylophilus oryzae adalah jenis serangga yang menjadi subjek penelitian dalam praktikum ini. S. oryzae
adalah hama yang sering ditemukan pada tanaman padi dan dapat menjadi masalah serius dalam
pertanian, terutama di daerah yang memproduksi beras.

Dalam laporan praktikum ini, S. oryzae digunakan sebagai model organisme untuk memahami pengaruh
bobot terhadap perilaku makan serangga. Hasil pengamatan pada berbagai bobot serangga tersebut
memberikan wawasan tentang bagaimana S. oryzae merespons dan beradaptasi terhadap tiga jenis
bahan pakan yang berbeda, yaitu BKP, BB, dan BKH.

Pengamatan Terhadap S. oryzae:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa S. oryzae memiliki perilaku makan yang berbeda berdasarkan
bobotnya, dan ini dapat memiliki implikasi pada populasi serangga ini dalam ekosistem pertanian.
Beberapa temuan yang signifikan dalam pengamatan melibatkan:

Perbedaan dalam Kelangsungan Hidup: Serangga dengan berat yang lebih ringan (kelompok U2 dan U3)
cenderung memiliki kelangsungan hidup yang lebih baik dalam beberapa jenis bahan pakan, seperti BB
pada minggu pertama dan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa bobot serangga dapat mempengaruhi
sejauh mana mereka dapat bertahan hidup dalam kondisi pertanian.

Adaptasi Terhadap Bahan Pakan: Beberapa kelompok bobot (misalnya, U2) menunjukkan peningkatan
dalam kelangsungan hidup selama pengamatan, yang mungkin menandakan bahwa S. oryzae mampu
beradaptasi dengan bahan pakan tertentu seiring waktu.
Kurangnya Kelangsungan Hidup pada Minggu Ketiga: Pada minggu ketiga, terjadi penurunan umum
dalam kelangsungan hidup S. oryzae, menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti ketahanan serangga
terhadap bahan pakan bisa berubah seiring waktu.

Dengan demikian, praktikum ini membantu memahami perilaku makan dan adaptasi S. oryzae yang
dapat memiliki implikasi dalam manajemen hama pertanian. Studi lebih lanjut tentang perilaku serangga
ini dan pengaruh bobotnya pada tingkat populasi dapat memberikan wawasan berharga dalam
mengembangkan strategi pengendalian hama yang lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai