Anda di halaman 1dari 16

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ( PTS )

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENULIS


PTK MELALUI IN HOUSE TRAINING DI MI NEGERI 2
SUMBAWA BARAT TAHUN 2021

DISUSUN OLEH

JAUHARI ARIFIN, S.Pd.I


NIP : 197212311996011001

TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
2018
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ( PTS )

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENULIS PTK MELALUI IN HOUSE TRAINING


DI MIN 2 SUMBAWA BARAT TAHUN 2018

DISUSUN OLEH :

NAMA                                                   : JAUHARI ARIFIN


NIP                                                        : 197212311996011001

DISAHKAN DI                        : Taliwang


TANGGAL DISAHKAN         : 19 Agustus 2021
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur yang sangat dalam penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis / calon pengawas sekolah dapat menyelesaikan
Laporan Supervisi Akademik ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Terima kasih
banyak  penulis sampaikan kepada Ibu Amalia Puspayanti, M.Pd.I yang telah memberikan
arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyusun proposal ini dalam rangka
memenuhi tugasmembuat proposal  Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) pada Diklat calon
pengawas sekolah.

   Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar


Pengawas Sekolah/Madrasah berisi standar kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah.
Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah yakni: (a)
kompetensi kepribadian, (b) kompetensi supervisi manajerial, (c) kompetensi supervisi
akademik, (d) kompetensi evaluasi pendidikan, (e) kompetensi penelitian dan
pengembangan, dan (f) kompetensi sosial. Kompetensi penelitian dan pengembangan
sangat diperlukan karena kompetensi ini cerminan dari kualitas dari seorang pengawas
sekolah.

Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan, khususnya kualitas pengelolaan kelas


sangat ditentukan oleh penguasaan kompetensi secara memadai oleh guru. Guru banyak
sekali mengalami masalah dalam proses pembelajarannya. Guru juga dituntut untuk dapat
memecahkan masalah – masalah tersebut. Cara yang efektif untuk memecahkan masalah
tersebut adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Namun tidak semua guru
mampu dan mau melaksanakan PTK ini.  Untuk itulah, maka melalui kegiatan ini, calon
pengawas sekolah melakukan Penelitian Tindakan Sekolah untuk meningkatkan
kemampuan atau kompetensi guru dalam menulis PTK.  PTS ini dilaksanakan oleh
Pengawas Sekolah berkolaborasi dengan kepala sekolah dan guru - guru.

Selanjutnya penulis mohon adanya perbaikan atas proposal ini, karena penulis


menyadari, bahwa dimungkinkan terdapat sejumlah kekuarangannya. Semoga
saja proposal penelitian Tindakan Sekolah ini mendapatkan perhatian dan saran yang
konstruktif dari berbagai pihak yang berkompeten.

Taliwang, Agustus 2021


Calon Pengawas Sekolah/Madrasah

Jauhari Arifin
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................................  v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang....................................................................................................................... 1

1.2.       Rumusan Masalah................................................................................................................. 3

1.3.       Tujuan....................................................................................................................................  3

1.4.       Manfaat..................................................................................................................................  3

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1.     Pengertian.............................................................................................................................  4

           a. Menulis..............................................................................................................................  4

           b. Kemampuan...................................................................................................................... 5

           c. Penelitian Tindakan Kelas................................................................................................. 6

           d. IHT.....................................................................................................................................  7

2.2.     Konsep..................................................................................................................................  8

2.3.     Kekuatan dan Kelemahan In House Traning........................................................................ 8

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1.     Setting Penelitian ................................................................................................................ 10

3.2.     Rancangan Tindakan........................................................................................................... 12

3.3.     Rancangan Pengambilan Data............................................................................................ 14

3.4      Analisis Data........................................................................................................................ 15
3.5      Indikator Kinerja................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 16

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Pengembangan profesi guru adalah kegiatan - kegiatan guru dalam rangka


pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk peningkatan mutu. Mutu
yang ditingkatkan itu adalah mutu dalam  proses belajar mengajar,  profesionalisme tenaga
kependidikan, dan usaha dalam  rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
pendidikan dan kebudayaan. Adapun kegiatan pengembangan  profesi seperti yang
termaktub dalah peraturan Depdiknas tahun 2001 ayat 1  adalah:
1.    Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan,
2.    Menemukan teknologi di bidang pendidikan,
3.    Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan,
4.    Menciptakan karya tulis ilmiah, dan mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum,

Berdasarkan bunyi peraturan depdiknas tersebut dapat diartikan bahwa menulis karya
ilmiah merupakan syarat mutlak bagi guru yang akan naik pangkat dan golongan tertentu.
Pada umumnya guru masih banyak yang kesulitan naik pangkat dan golongan IV a /
Pembina ke IV b / Pembina Tingkat I keatas yang kendalanya adalah pembuatan karya tulis
ilmiah yang disyaratkan harus dipenuhi angka kredit minimal 12 dari unsur pengembangan
profesi yang antara lain meliputi melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dalam bidang
pendidikan. Keputusan Menteri No. 14 tahun 2009 karya tulis ilmiah sudah menjadi syarat
kenaikan dari golongan III b ke III c. Oleh karena itu, di depan, guru harus mempunyai
kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah.
Pembuatan karya tulis ilmiah oleh guru masih sangat terbatas jumlahnya. Sebagaian
besar guru masih mengalami kesulitan untuk kenaikan pangkat mereka karena adanya
persyaratan menulis karya tulis ilmiah. 75% nilai PKG guru dalam kompetensi Profesional
guru rendah. Nampak bahwa para guru kurang mempunyai keinginan untuk menulis karya
tulis ilmiah karena kurang pengetahuan dan kemampuan tentang pembuatan karya tulis
ilmiah.
Berdasarkan uraian diatas, dipertimbangkan perlu dilakukan kegiatan pelatihan
penulisan karya ilmiah bagi para guru, yang karena keterbatasan waktu, tenaga dan
pengetahuan serta kemampuan guru-guru. untuk itu dilaksanakanlah In House Training
( IHT ) bagi guru difokuskan pada peningkatan kemauan ( intentions ) dan kemampuan
(motivasi) guru menulis karya tulis ilmiah berjenis penelitian tindakan kelas ( PTK ).
Harapannya guru-guru menjadi produktif dalam menghasilkan karya tulis ilmiah.
Penelitian Tindakan Kelas sangat penting untuk dilakukan karena tujuan utama PTK
adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memperbaiki proses pembelajarannya.
PTK dapat dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan yang sama yang terjadi di
kelas lain. Karena semua guru ( 100%) menemukan masalah selama proses belajar
mengajar  berlangsung Selanjutnya PTK juga dapat dijadikan sebagai syarat untuk
kenaikan pangkat. 8 guru dari 26 guru terhambat naik pangkat karena belum mempunyai
PTK yang dipersyaratkan
In House Training  ( IHT ) dilaksanakan di sekolah guru itu sendiri sehingga bisa
efektif dan efiseien dalam pelaksanaannya. Selanjutnya IHT langsung melatih guru untuk
meningkatkan keterampilan dalam menulis PTK. Berdasarkan urain diatas, maka penulis
akan melaksanakan penelitian tindakan sekolah dengan judul “MENINGKATKAN
KEMAMPUAN GURU DALAM MENULIS PTK MELALUI IN HOUSE TRAINING DI MIN 2
SUMBAW BARAT TAHUN 2021”
1.2.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan termasuk beberapa pemikiran di atas,
teridentifikasi sejumlah permasalahan, sehingga penulis dapat merumuskan masalah
seperti berikut:
1.      Apakah IHT dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menulis PTK ?

2.      Seberapa besar  peningkatan menulis PTK guru setelah dilaksanakannya IHT menulis PTK?

1.3.     Tujuan
Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk:
1.    Mendeskripsikan proses IHT menulis PTK sehingga dapat meningkatkan kemampuan
menulis PTK guru
2.    Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis PTK guru setelah IHT Menulis PTK
dilaksanakan.
1.4.     Manfaat
PTS ini diharapkan dapat memberikan manfaat
a. Manfaat bagi guru:
  Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang ada dalam kelas.
  Menumbuhkan motivasi dalam menyusun PTK pada guru.
b. Mamfaat bagi sekolah:
  Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis.
  Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesio nalisme guru.

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian

a.    Menulis

Menurut DR.H. Wina Sanjaya. 2016. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta. Prenada Media.
Penelitian Tindakan Kelas adalah satu teknik peningkatan mutu pembelajaran  lewat
perbaikan berkesinambungan proses pembelajaran mulai perancangan sampai
pelaksanaannya. Sementara itu, Tarigan  dalam Muhammad Dirham S. Peningkatan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Inpres Batulappa Kabupaten Barru Melalui
Sistem Pembelajaran Emosional. Jurnal Pendidikan KONFIKS Volume 1 nomor 1. Jakarta.
2018.  http://lp3m.unismuh.ac.id/jurnal/index.php/konfiks . menyatakan bahwa Menulis
adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Darminto dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya Volume  4  Nomor 2,  Oktober 2016, ISSN I2302-6405 Faaqih
Hidayaturrakhman Herman, Kundharu Saddhono, Budi Waluyo FKIP Universitas Sebelas
Maret  E-mail: hfaaqih@gmail.com menerangkan bahwa Menulis adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang   untuk  menghasilkan  tulisan.  Maksudnya adalah melahirkan  pikiran
atau perasaan dengan tulisan. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan 
orang lain.
Nurjamal dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya Volume  4  Nomor 2,  Oktober 2016, ISSN I2302-6405 Faaqih
Hidayaturrakhman Herman, Kundharu Saddhono, Budi Waluyo FKIP Universitas Sebelas
Maret  E-mail: hfaaqih@gmail.com menyatakan Menulis adalah meracik. Meracik sebuah
teks tidak semudah meracik ucapan. Meracik teks perlu keterampilan yang luar biasa dalam
mengolah dan menyusun kalimat.Untuk mengatakan sebuah tulisan dapat dikatakan
berhasil atau tidak, yaitu apabila tulisan tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh
pembaca. Maka tulisan dapat dianggap memberi informasi bilamana tulisan tersebut dapat
dipahami oleh pembaca.
Dengan demikian menulis adalah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan
seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang lain, menulis
adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan . dalam
penelitian ini menulis yang dimaksud adalah menulis Penelitian Tindakan Kelas  ( PTK )
oleh guru.

b.    Kemampuan

Louise Moquist dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuna Guru mata pelajaran
melalaui In-House Training. Jurnal Pendidikan Penabur 2016. menyatakan
bahwa Competency is a description of something which a person who works in a given
occupation area should be able to do. It is a description of an action, behaviour or outcame
which a person should be able to demonstrate. Pendapat ini menunjukkan bahwa
kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang kegiatan, perilaku, atau hasil
yangseyogyanya dapat dilakukan ( Be able to ) sesuatu dalam pekerjaannya tentu saja
seseorang harus memiliki kemampuan ( ability ) dalam bentuk pengetahuan ( knowledge ) ,
sikap ( attitude ) dan keterampilan ( skill ) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Kemampuan adalah suatu kapasitas atau bakat yang diperoleh secara sengaja atau
secara natural yang memungkinkan seorang individu untuk melaksanakan pekerjaan atau
tugas tertentu dengan sukses. Kemampuan bisa berhubungan dengan kesanggupan dalam
melakukan tindakan atau mencapai hasil tertentu melalui seperangkat bakat, ciri khas,
fungsi, proses, atau layanan yang bisa dikendalikan dan diukur, atau suatu tingkatan
tertentu dari kompetensi dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.
Kemampuan guru dam menulis PTK merupakan bukti kesanggupan guru menuangkan
ide dan pikiran tentang permasalah yang dihadapi di dalam kelas dalam tulisan.

c.     Penelitian Tindakan Kelas


Wibawa  dalam Mohammad Mukhlas, Sofwan Hadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo, sofwan@iainponorogo.ac.id (2013),  menyebutkan bahwa Penelitian tindakan
kelas juga merupakan merupakan salah satu usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas
dari guru. selanjutnya Prof. Dr. IG AK Wardani, M.Sc.Ed. Penelitian Tindakan Kelas.
Universitas Terbuka 1 ( 370.7) 1-36. 2014. Jakarta menyatakan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi
diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Madya dalam Mohammad Mukhlas, Sofwan Hadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo, sofwan@iainponorogo.ac.id (2013), menerangkan bahwa sanya Penelitian
tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas tindakan
yang selama ini telah dilakukan. Seluruh prosesnya tindakan ditelaah, diagnosis,
direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dianalasis evaluasi diri dan perkembangan
professional
Jadi penelitaian tindakan kelas ( PTK ) merupakan penelitian praktis yang dimaksudkan
untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru
atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. 
d.    IHT
Flipo ( 1961 )  dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuan Guru mata pelajaran
melalaui In-House Training. Jurnal Pendidikan Penabur menyebutkan bahwa IHT dilakukan
di tempat sendiri, dengan mengoptimalkan potensi – potensi yang ada di sekolah. Training (
pelatih ) adalah tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sumber daya
dalam suatu organisasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.
Sherwood dan Best ( 1958 ) dalam dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuna
Guru mata pelajaran melalui In-House Training. Jurnal Pendidikan Penabur Training
( pelatihan ) adalah proses membantu sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi
untuk memperoleh efektifitas dalam pekerrjaan mereka yang sekarang atau yang akan
datang melalui pengembangan skill, knowledge atau attitude.
Jadi In House Traning ( IHT ) yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pelatihan
yang diselenggarakan oleh sekolah untuk guru – guru yang ada disekoalh itu sendiri.
Dengan mendatangkan nara sumber dari luar sekolah. Tujuannya adalah untyuk lebih
memaksimalkan kegiatan pelatihan sehingga dapat meningkatkan kemampuan para
pesertanya.

2.2. Konsep

Kemampuan menulis guru tidak dapat disamaratakan antara guu stu dengan guru yang
lainnya.  Hal ini didasarkan karena:
1.    Kemampuan guru berbeda

2.    Usia guru berbeda

3.    Latar belakang pendidikan guru berbeda

4.    Latar belakang pangkat guru berbeda

5.    Masa kerja guru berbeda

Untuk itulah dilaksanakan In House Training ( IHT ). IHT diharapkan dapat mengakomodir
perbedaan diatas karena IHT akan langsung menyentuh kepada permasalah guru secara individual.
Walaupun sudah ada penelitian yang membahas tentang upaya untuk meningkatkan kemampuan
guru, namun penelitian ini fokus kepada: 

  Peningkatan kemampuan guru  mata pelajaran melalui In House Training

  Keefektifan In House Training dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di  SMP Negeri
Bernas

  Peningkatan Kompetensi guru dalam menyusun PTK melalui kegiatan IHT

2.3. Kekuatan dan Kelemahan In House Training

IHT adalah Program pelatihan yang diselenggarakan oleh suatu organsasi yang dalam hal ini
sekolah dngan menggunakan tempat pelatihan sendiri yakni sekolah itu sendiri, peralatan sendiri dan
peserta dari organisasi / sekolah itu sendiri dengan mendatangkan pelatih atau trainer sendiri.

a. Kekuatan  In house Training


1.    IHT meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( guru )

2.    IHT dapat meningkatkan interaksi antara peserta

3.    IHT dapat mempererat rasa kekeluargaan  kebersamaan

4.    IHT dapat meningkatkan motivasi dan budaya belajar yang berkesinambungan

5.    Biaya lebih murah

6.    Hasil lebih maksimal

7.    Materi lebih spesifik

8.    Peserta dari satu organisasi


b.    Kelemahan dari In House Training

1.    Mengeluarkan biaya sendiri

2.    Harus menyiapkan peralatan, tempat dan kebutuhan lainnya sendiri

3.    Perlu persiapan yang lebih matang

Untuk melaksanakan In House Training mamang perlu persiapan yang matang  sehingga
semua kelemahan dapat diatasi.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian.


 
a.      Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Bernas dengan pertimbangan :


1.    SMP Negeri Bernas menjadi salah satu sekolah binaan colaon pengawas sekolah
2.    SMP Negeri Bernas merupakan sekolah yang guru – gurunya masih muda sehingga
mereka  kreatif dan inovatif dalam pembelajaran

b.    Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018 -
2019 dan berlangsung selama lima tahap pertemuan yang meliputi tahapan :
1.    Perencanaan/persiapan penelitian,
2.    Koordinasi persiapan,  
3.    Tindakan pelaksanaan,
4.    Observasi penelitian ,
5.    Refleksi/evaluai hasil penelitian.
c.   Sasaran

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Guru – Guru SMP Negeri Bernas. Dengan
data guru seperti tabel dibawah ini.

DATA GURU SMP NEGERI BERNAS

TAHUN 2018

MATA MASA
NO NAMA PANGKAT / GOL
PELAJARAN TUGAS
1 WARSONO, S.Pd. M.SI Pembina Tk 1/IV b B. INGGRIS 23 Tahun
2 TRISNA YUNAILIS, S.Pd Penata Tk 1/ III d IPA 30 Tahun
3 KHASMINIWATI, S.Pd Pembina / IV a B. INDONESIA 14 Tahun
4 INDRAYANI, S.Pd Penata Tk 1/ III d B. INGGRIS 14 tahun
5 WITRIYENTI, M.PdI Pembina/ IV a P. A.ISLAM 14 tahun
6 IDDADI MUDRA, S.Pd Penata Tk 1/ III d SENI BUDAYA 13 Tahun
7 SINARYATI, S.Pd Penata Tk 1/ III d MATEMATIKA 13 Tahun
8 RINI MARTINI, S.Pd Penata / III c PPKN 12 Tahun
9 ADI ZAINAL, S.Pd Penata Muda Tk 1 / III b PJOK 12 tahun
10 MUDI UMA ESI, S.Pd Penata Muda Tk 1 11/ III b IPA 12 Tahun
11 HENDRA SAPUTRA, S.Pd Pe12nata / III c IPS 12 Tahun
12 DODI INDRA, S.S Penata / III c B. INGGRIS 11 Tahun
13 DESTELITA, S.Pd Penata Muda Tk 1 / III b IPS 10 tahun
14 DESLIA FATIMAH, S.Pd Penata Muda Tk 1 / III b B. INDONESIA 10 Tahun
15 SAFITRI OKTAVIA, S.Pd Penata Muda Tk 1 / III b MATEMATIKA 10 Tahun
16 ANDI SETIAWAN, S.Pd Penata Muda / III a PJOK 3 Tahun
17 INDRA PERMANA, S.Pd Penata Muda / III a SENI BUDAYA 3 Tahun

18 ROMI SUSANTI, S.EI IPS / PPKN 15 Tahun

19 SUSI MARLINA, S.PdI P. A. ISLAM 15 Tahun

20 NANDA PRATAMA, S.Pd B. INGGRIS 14 Tahun

21 DESI WULANDARI, S.Pd IPA 13  Tahun

22 EMELIA ELFIANA, S.PdI P. A.ISLAM 6 Tahun

23 ADE WIDYA NINGSIH, S.Pd MATEMATIKA 6 Tahun


24 KHAIRUL RAHMAD, S.PdI P. A. ISLAM 6 Tahun

25 TRIYONO, S.Pd BK 6 Tahun

26 ANISA SURYA, S.Pd IPA 2 Tahun

27 IRMA NOVIANI, S.Pd IPA 4 Tahun

28 HAMDAN, S.E PPKN 2 Tahun

29 YUDA PRATAMA TIK 3 Tahun

30 ROSDIANA, S.Pd B. INDONESIA 4 Tahun

3.2.       Rancangan Tindakan.

RANCANGAN TINDAKAN SIKLUS 1


BAHAN DAN
TAHAPAN KEGIATAN YANG  AKAN DILAKUKAN PERALATAN YANG 
DISIAPKAN

Perencanaan1.     Menganalisis peserta pelatihan 1.     Daftar hadir


2.     Menyiapkan lembar obsservasi 2.     Instrumen Observasi
3.     Evaluasi In House Training

Pelaksanaan1.     Mengadakan rapat guru untuk mensosialisasikan 1.     Daftar Gadir


program IHT
2.     Lembar Observasi
2.     Menunjuk guru yang akan ikut IHT
3.     Menginformasikan tutur yang akan membimbing
4.     Melaksanakan program IHT
Pengamatan Melakukan pemantauan Lembar Observasi
Dan 
1.   Mengumpulkan data tentang aktivitas guru
Pengumpulan
Data 2.   Mengumpulkan data tentang hasil kerja guru dalam
IHT

Evaluasi dan 1.     Mencatat hasil pengamatan Catatan hasil


Refleksi Pengamatan
2.     Mengevaluasi hasil pengamatan
3.     Menganalisis tingkat pemahaman guru dalam
mengikuti IHT
4.     Membuat perbaikan tindakan untuk program IHT
selanjutnya

RANCANGAN TINDAKAN SIKLUS 2

Perencanaan1.     Menganalisis peserta pelatihan 1.     Daftar hadir


2.     Menyiapkan lembar obsservasi 2.     Instrumen Observasi
3.     Evaluasi In House Training

Pelaksanaan1.     Mengadakan rapat guru untuk mensosialisasikan 1.     Daftar Gadir


program IHT 2
2.     Lembar Observasi
2.     Menunjuk guru yang akan ikut IHT 2
3.     Menginformasikan tutur yang akan membimbing
4.     Melaksanakan prigram IHT 2
Pengamatan 1.     Melakukan pemantauan Lembar Observasi
Dan 
2.     Mengumpulkan data tentang aktivitas guru
Pengumpulan
Data 3.     Mengumpulkan data tentang hasil kerja guru dalam
IHT 2

Evaluasi dan 1.     Mencatat hasil pengamatan Catatan hasil


Refleksi Pengamatan
2.     Mengevaluasi hasil pengamatan
3.     Menganalisis tingkat pemahaman guru dalam
mengikuti IHT 2
4.     Membandingkan hasil siklus 1 dan siklus 2
5.     Membuat perbaikan tindakan untuk program IHT
selanjutnya

3.3.        Rancangan Pengambilan Data  

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari :
1.    Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam melaksanakan In house Training
2.    Rubrik Penilaian Laporan Penelitian Tindakan Kelas
3.    Format Pedoman Observasi untuk mengetahui kendala yang ditemukan Guru-guru selama
bimbingan.

Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:


  

Apa yang akan ditingkatkan Data yang akan Instrumen untuk mengambil data
diambil

Kemampuan peserta  dalam: Hasil kegiatan IHT i PTK di IHT 1


dan IHT 2
Membuat PTK PTK di IHT 2

Keaktifan peserta  dalam: -   Aktivitas peserta Presensi / Daftar hadir


dalam mengikuti IHT
Pelaksanaan IHT dan Membuat Observasi dan chek list untuk melihat
PTK -   Hasil PTK yang aktivitas dlm bertanya, dan berdiskusi
dikumpulkan dalam kegiatan

Sikap peserta   dalam : Sikap peserta Observasi dan chek list untuk melihat
terhadap  kegiatan aktivitas/sikap dlm bertanya, dan
Pelaksanaan IHT 1 dan IHT 2
IHT 1 dan IHT 2 berdiskusi saat pelaksanaan diskusi.

3.4.                Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan merujuk pada teknik analisis yaitu interpretasi
data hasil observasi, hasil analisis kegiatan dan hasil laporan PTK , dengan kategori :

Rentang niiai Kualifikasi

>_80 % Sangat baik

70 - 80 % Baik

60 - 70 % Cukup

50 - 60 % Kurang

< 50 % Sangat kurang

3.5.                Indikator Kinerja

Kualitas bimbingan dan pelatihan  terhadap kemampuan menulis PTK meliputi:


1.    Pemahaman konsep penyusunan PTK.
2.    Pelaksanaan PTK
3.    Kemampuan menulis laporan PTK

Indikator Kinerja
1.    70 % guru mengalami peningkatan dalam memahami konsep menulis PTK
2.    70 % guru mengalami peningkatan Kemampuan menulis PTK.
3.    90 % guru melaksanakan PTK
4.    75 % guru menyusun laporan PTK
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA

Darminto dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Volume  4  Nomor 2,  Oktober 2016, ISSN I2302-6405 Faaqih Hidayaturrakhman Herman,
Kundharu Saddhono, Budi Waluyo FKIP Universitas Sebelas Maret  E-
mail: hfaaqih@gmail.com
DR.H. Wina Sanjaya. 2016. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta. Prenada Media.
Flipo ( 1961 )  dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuan Guru mata pelajaran melalaui In-
House Training. Jurnal Pendidikan Penabur
Louise Moquist dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuna Guru mata pelajaran melalaui In-
House Training. Jurnal Pendidikan Penabur 2016
Madya dalam Mohammad Mukhlas, Sofwan Hadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo,
sofwan@iainponorogo.ac.id (2013)
Nurjamal dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Volume  4  Nomor 2,  Oktober 2016, ISSN I2302-6405 Faaqih Hidayaturrakhman Herman,
Kundharu Saddhono, Budi Waluyo FKIP Universitas Sebelas Maret  E-
mail: hfaaqih@gmail.com
Sherwood dan Best ( 1958 ) dalam dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuna Guru mata
pelajaran melalui In-House Training. Jurnal Pendidikan Penabur
Wardani,Prof. Dr. IG AK M.Sc.Ed. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka 1 ( 370.7) 1-36.
2014. Jakarta
Wibawa  dalam Mohammad Mukhlas, Sofwan Hadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo,
sofwan@iainponorogo.ac.id (2013),

Anda mungkin juga menyukai