Anda di halaman 1dari 6

a.

Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung kualitas pembelajaran


b. Memberi penghargaan kepada siswa yang berprestasi
c. meningkatkan fungsi Bursa Kerja Khusus,
d. meningkatkan kegiatan siswa dalam bidang sosial, budaya, dan agama,
e. melakukan penelusuran alumni dan pengarsipan data alumni, dan
f.menyediakan fasilitas dan memfungsikan seluuruh sumber belajar.

standar isi

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam


penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
2. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak
terpisahkan dari standar isi.
4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan

a. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
c. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
e. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
k. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
l. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Jenis-jenis Penilaian Autentik


Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar peserta didik, dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten
sebagai akuntabilitas publik. Selain melakukan penilaian autentik berdasarkan regulasi
saat ini guru harus juga menerapkan Penilaian berbasis Higher Other Thingking Skills
(HOTS). Penilaian berbasis Higher Other Thingking Skills (HOTS) adalah penilaian
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif,
dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Penilaian ranah pengetahuan dilakukan melalui berbagai teknik, antara lain tes tulis
(pilihan ganda beralasan, isian), tes lisan, penugasan, dan portofolio. Pemilihan teknik
penilaian disesuaikan dengan karakteristik KD yang akan dinilai. Penilaian
keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan
abstrak cenderung pada keterampilan seperti mengamati, menanya, mengolah,
menalar, dan mengomunikasikan yang lebih dominan pada kemampuan mental
(berpikir). Sedangkan untuk keterampilan kongkret cenderung pada kemampuan fisik
seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan
bantuan alat. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui kinerja, produk, proyek
dan portofolio.
9) Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya
dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai.Guru dapat melakukannya
dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang
akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Cara
merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
(a). Daftar cek (checklist).
(b). Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
(c). Skala penilaian (rating scale).
(d). Memori atau ingatan (memory approach).

10) Penilaian Proyek (project assessment)


Merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh
peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud
berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.
Tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam penilaian proyek adalah sebagai
berikut:
(a). Keterampilan dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang
diperoleh, dan menulis laporan.
(b). Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
(c). Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh
peserta didik.
11) Penilaian Portofolio
Merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan
dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau
diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan
dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio dilakukan
dengan menggunakan langkah- langkah seperti berikut ini:
(a). Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
(b). Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis
portofolio yang akan dibuat.
(c). Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri
atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio
pembelajaran.
(d). Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik
pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal
pengumpulannya.
(e). Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria
tertentu. (f).Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik
membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
(g). Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.
12) Penilaian tertulis.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

reliabel.
a) Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
1) Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah
dan mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,
baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun
jejaring, dan lain-lain.
2) Guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi
pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari
luar sekolah.
b) Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
3) Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran autentik yang
mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam
kenyataannya di luar sekolah.
4) Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama,
pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan
dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat
kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan
keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis
proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas
perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
5) Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan
informasi dengan pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena
atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta
mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar
sekolah.
6) Penilaian autentik mendorong peserta didik mengonstruksi,
mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan,
menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria

sambung halaman 35

Anda mungkin juga menyukai