Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan

I. Kasus (Masalah Utama) : Gangguan Isi Pikir (Waham)


A. Definisi
1. Pengertian
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan,
tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
keyakinan ini berdasar dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol(Depkes RI 2000).
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
2. Tanda dan Gejala

 Menolak makan

 Tidak ada perhatian pada perawatan diri

 Mendekati orang lain dengan ancaman

 Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai

 Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan

 Mempunyai rencana untuk melukai

 Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,


kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan

 Klien tampak tidak mempunyai orang lain


 Curiga

 Bermusuhan

 Merusak (diri, orang lain, lingkungan)

 Takut, sangat waspada

 Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas

 Ekspresi wajah tegang

 Mudah tersinggung (Aziz R, 2003)

3. Tingkatan Waham

1. Fase Lock Of Human Need adalah waham diawali dengan terbatasnya


kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik
klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status social
dan ekonomi terbatas. Keinginan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
mendorong melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara
social ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self idea
sangat tinggi.

2. Fase Lock Of Salf Esteem adalah tidak adanya pengakuan dari lingkungan
dan tingginya kesenjangan antara salf idea dan salf reality (kenyataan
dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi, sedangkan
standar lingkungan sudah melampaui kemampuannnya, misalnya saat
lingkungan sudah banyak yang kaya menggunakan teknologi komunikasi
yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuatan yang luas.
Seseorang tetap memasang salf idea yang melebihi lingkungan tersebut.
Padahal salf realitynya sangat jauh.
3. Fase Control Internal Eksternal adalah klien mencoba berfikir rasional
bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan,
menutupi kekurangan dan tidak sesuai kenyataan. Lingkungan sekitar klien
mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak
benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi
dan keinginan menjaga perasaan lingkungan hanya menjadi pendengar pasif
tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan
klien tidak mengatakan orang lain.

4. Fase Environment Support adalah diantara orang yang mempercayai klien


dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama-kelamaan
klien menganggap sesuatu yang dialkuakn tersebut sebagai sesuat kebenaran
karena sering diulang-ulang.

5. Fase Comforting adalah klien merasa nyaman dengan keyakinan dan


kebohongannya, serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan
mempercayai dan mendukungnya, keyakinan sering disertai halusinasi pada
saat menyendiri dari lingkungannya.

6. Fase Improfing adalah apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya


koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat.
Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan dengan normatik masa
lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).

4. Klasifikasi

a. Waham agama : keyakinan seseorang bahwa ia dipilih oleh Yang Maha


Kuasa atau menjadi utusan Yang Maha Kuasa.

b. Waham somatik : keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya


sakit atau terganggu.
c. Waham kebesaran : keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kekuatan yang
istimewa.

d. Waham curiga: kecurigaan yang berlebihan atau irasional dan tidak percaya
dg orang lain

e. Waham paranoid : kecurigaan seseorang yang berlebihan atau tidak rasional


dan tidak mempercayai orang lain, ditandai dengan waham yang sistematis
bahwa orang lain “ingin menangkap “ atau memata-matainya.

f. Siar pikir ; waham tentang pikiran yang disiarkan ke dunia luar.

g. Sisip pikir ; waham tentang pikiran yang ditempatkan ke dalam benak orang
lain atau pengaruh luar.

h. Kontrol pikir: merasa perilakunya dikendalikan oleh pikiran orang lain

i. Waham Tak Berguna. Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga
sering berpikir lebih baik mati (bunuh diri)

5. Rentang Respon

Respon adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Disorientasi Pikiran Gg.Pikiran/Waham


Persepsi Akurat Ilusi Sulit Berespon
Emosi Konsisten Reaksi Emosi Ber (+/-) Prilaku Kacau
Prilaku Sesuai Prilaku Aneh/Tdk Biasa Isolasi Sosial
Berhubungan Social Menarik Diri

6. Faktor Predisposisi
 Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf
yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.

 Neurobiologis; Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks


limbic

 Neurotransmitter ; abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.

 Virus paparan virus influensa pada trimester III

 Psikologis; ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli


7. Faktor Presipitasi
 Proses pengolahan informasi yang berlebihan
 Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
 Adanya gejala pemicu
8. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
meliputi :
 Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk mengatasi ansietas
 Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
 Menarik diri
9. Pohon Masalah
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan proses pikir: Waham

Isolasi Sosial: Menarik Diri

II. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


a. Masalah keperawatan
1) Resiko kerusakan komunikasi verbal
2) Perubahan proses pikir: waham
3) Isolasi sosial
4) Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis.

b. Data yang perlu dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Perubahan proses pikir : Subjektif
waham - klien mengatakan bahwa dirinya
adalah yang paling hebat
- klien mengatakan bahwa ia memiliki
kebesaran atau kekuasaan khusus
objektif
- klien terlihat terus ngoceh tentang
kemampuan yang dimilikinya
- pembicaraan klien cendrung berulang
- isi pembicaraan tdak sesuai dengan
kenyataan

III. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan Isi/ Proses Pikir : Waham

IV. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa : Gangguan Isi/Proses Pikir : Waham

Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan Pasien mampu : Setelah … kali SP 1
Isi Fikir : pertemuan, pasien dapat  Identifikasi
Waham  Berorientasi memenuhi kebutuhan pasien.
kepada realita kebutuhannya, mampu:  Bicara konteks
secara bertahap.  Menyebutkan realita(tidak
 Berinteraksi kegiatan yang mendukung atau
dengan orang sudah dilakukan. membantah waham
lain dan  Menyebutkan pasien)
lingkungan. serta memilih  Latih pasien untuk
 Menggunakan kemampuan yang memenuhi
obat dengan dimiliki. kebutuhannya.
prinsip 6 benar.  Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
SP 2
 Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1)
 Identifikasi
potensi/kemampuan
Keluarga mampu :
yang dimiliki
 Mengidentifikasi
 Latih kemampuan
waham pasien.
yang dipilih
 Memfasilitasi
 Masukkan dalam
pasien untuk
jadwal kegiatan
memenuhi
pasien
kebutuhannya
SP 3
 Mempertahankan
program  Evaluasi kegiatan

pengobatan yang lalu (SP 1 &

pasien secara SP 2)

optimal.  Memilih
kemampuan ketiga
yang dapat
dilakukan
 Pilih dan latih
potensi kemampuan
lain yang dimiliki
 Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
Setelah … kali SP 1
pertemuan, keluarga  Identifikasi masalah
mampu mengidentifikasi keluarga dalam
masalah dan menjelaskan merawat pasien
cara merawat pasien.  Jelaskan proses
Keluarga mampu : terjadinya waham
 Menyebutkan  Jelaskan tentang
kegiatan yang cara merawat
sesuai dilakukan pasien
 Memperagakan  Main peran dalam
cara merawat merawat pasien
pasien waham
 Mengidentifikasi  Susun RTL
masalah dan keluarga/jadwal
mampu keluarga untuk
menjelaskan cara merawat pasien
merawat pasien SP 2
 Evaluasi
kemampuan SP 1
 Latih keluarga
langsung ke pasien
 Menyusun RTL
keluarga/ jadwal
kegiatan untuk
merawat pasien
SP 3
 Evaluasi
kemampuan
keluarga
 Evaluasi
kemampuan pasien
 RTL keluarga
- Follow up
- Rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung,
2000
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

Anda mungkin juga menyukai