Laporan Kasus Klinik - Wanti
Laporan Kasus Klinik - Wanti
RS HIKMAH MAKASSAR
DISUSUN OLEH :
WANTI
PO714241194040
JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan kasus yang
lumbal l4-l5”.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankan kami untuk mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak guna perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
C. Inspeksi/Observasi ..................................................................................................... 33
E. Pemeriksaan Spesifik.................................................................................................. 35
H. Problematik Fisioterapi............................................................................................... 42
BAB V PROSEDUR INTERVENSI DAN EVALUASI FISIOTERAPI
E. Evaluasi ................................................................................................................... 53
BAB VI PEMBAHASAN
DOKUMENTASI .................................................................................................................. 62
BAB I
PENDAHULUAN
nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi beban
negara industri tiap tahun mengalami nyeri punggung bawah, dan 15% dari
Patologi dasar dari nyeri punggung dapat berupa kelainan di dalam ataupun di
luar vertebra. Penyebab nyeri punggung ada bervariasi, salah satunya nyeri
punggung spondilogenik. Nyeri tipe ini berasal dari kolumna vertebra dan
paling utama. Nyeri biasanya diperberat dengan pergerakan, dan menjadi lebih
ringan dengan istirahat. Etiologi nyeri dapat berupa suatu lesi yang melibatkan
komponen vertebra, perubahan sendi sakroiliaka, atau yang paling sering ialah
yang diikuti perubahan tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti
anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan inferior
populasi yang asimtomatis. Di Amerika Serikat, lebih dari 80% individu yang
3% pada individu berusia 20-29 tahun. Di dunia spondilosis lumbal dapat mulai
berkembang pada usia 20 tahun. Hal ini meningkat, dan mungkin tidak dapat
dihindari, bersamaan dengan usia. Kira-kira 84% pria dan 74% wanita
30% pria dan 28% wanita berusia 55-64 tahun mempunyai osteofit lumbalis.
Kira-kira 20% pria dan 22% wanita berusia 45-64 tahun mengalami osteofit
terbatasnya lingkup gerak sendi lumbal, adanya kelemahan otot perut dan
membungkuk, berjalan dalam waktu yang lama dan duduk dalam waktu yang
lama karena adanya nyeri yang dirasakan. Disability dalam aktifitas sehari-hari
TINJAUAN KASUS
1. Anatomi lumbal
a. Vertebra lumbal
seiring dengan adanya peningkatan beban yang harus disokong. Pada bagian
depan dan sampingnya, terdapat sejumlah foramina kecil untuk supalai arteri
dan drainase vena. Pada bagian dorsal tampak sejumlah foramina yang lebih
besar dan satu atau lebih orificium yang besar untuk vena basivertebral.
Corpus vertebrae berbentuk seperti ginjal dan berukuran besar, terdiri dari
lubang. Permukaan bagian atas dan bawahnya disebut dengan endplate. End
plates menebal di bagian tengah dan dilapisi oleh lempeng tulang kartilago.
Bagian tepi end plate juga menebal untuk membentuk batas tegas, berasal dari
epiphyseal plate yang berfusi dengan corpus vertebrae pada usia 15 tahun.
kuda, terdiri dari lamina dan pedikel. Dari lengkung ini tampak tujuh tonjolan
setengah bagian atas tulang vertebrae lumbal. Lamina adalah struktur datar
sendiri merupakan suatu struktur datar, lebar, dan menonjol ke arah belakang
lamina. Processus transversus menonjol ke lateral dan sedikit ke arah
posterior dari hubungan lamina dan pedikel dan bersama dengan processus
b. Sacrum
lumbal, bagian lateral dengan ilium, dan bagian distal dengan coccyx. Di
sacral crest ini, dan sedikit di medial foramina sacralis posterior, terdapat satu
c. Coccygeus
Coccygeus yang disebut juga dengan tulang ekor, terdiri dari tiga
hingga lima vertebra yang berfusi secara bervariasi. Segmen pertama dan
spinalis.
d. Diskus intervertebralis
bagia (33%) dari seluruh panjang vertebra lumbal (20% pada vertebra
thoraks dan cervical) dan berbentuk dari tiga komponen. Berfungsi sebagai
e. Nukleus pulposus
seperti gel yang dipadatkan dalam suatu bentuk mukoprotein terbuat dari air
dan sejumlah mukopolisakarida (88% air pada bayi baru lahir dan 70% pada
orang tua berumur kurang lebih 70 tahun), sehingga dapat menyerap cukup
banyak tekanan.
Matriks ini bersifat hidrofilik, mendapatkan air melalui mekanisme
tekanan. Nukleus pulposus mencakup 40% total area potong lintang diskus.
f. Annulus fibrosus
gaya yang dipaparkan pada diskus. Kombinasi gaya yang dipaparkan pada
annulus.
bercampur dengan serabut fibril periosteal. Dua pertiga dari bagian luar
annulus fibrosus melekat kuat pada tubuh vertebral diatas dan dibawahnya
menahan nucleus pulposus. Jika terdapat stress internal yang cukup besar
joint, facet articularisnya terletak lebih dekat kedalam bidang sagital. Facet
facet bagian bawah adalah konveks. Karena bentuk facet ini, maka vertebra
Tekanan mekanik pada facet terjadi karena adanya perubahan posisi tubuh
berdekatan, dimana facet tersebut menjadi bidang tumpu dari beban (berat
badan) yang menyebabkan iritasi pada synovial dan inflamasi pada sendi (
setiap arah dan mencegah aksi translasi (shearing) yang besar. Walaupun
fungsional.
tektorial, yang berjalan dari bagian basal tulang occipital, pada foramen
canalis lumbal, ligamen ini mulai menyempit saat melalui corpus pada
3. Ligamen flavum
terputar.
Secara histologis, ligament flavum terdiri dari 80% elastin dan 20%
4. Ligamen interspinosus
yang berjalan dari dasar processus spinosus yang satu ke ujung processus
thoraks dan berukuran lebar serta tebal di bagian lumbal. Hanya bagian
terpisah.
5. Ligament supraspinosus
tebal dan lebar, tetapi lebih tipis pada bagian thoraks. Berfungsi
lumbosakral.
6. Ligamen intertransversal
transversus yang lainnya. Pada bagian cervical tidak begitu jelas, pada
bagian thoraks berbentuk bundar dan tebal sementara pada bagian lumbal
2 yaitu :
1. Core muscle
Core muscle terdiri dari otot silinder yang menyelimuti lapisan dalam
dari perut, yaitu terdiri dari 4 group otot utama yaitu otot transversus
dan otot-otot dasar panggul. Keempat grup otot ini bekerja secara
2. Global muscle
Biomekanik adalah sendi tentang struktur dan fungsi dari sistem biologis dengan
joint). Adapun bidang geraknya antara lain bidang gerak sagital, trasversal dan
frontal. Sedangkan gerakan yang terjadi yaitu fleksi, ekstensi, rotasi dan lateral
Gerakan ini menempati bidang sagital dengan axis gerakan frontal. Sudut
yang normal gerakan fleksi lumbal sekitar 60°. Gerakan ini dilakukan oleh
otot fleksor yaitu otot recturabdominis dibantu oleh otot-otot esktensor spinal
(Kapanji, 2010).
Gerakan ini menempati bidang sagital dengan axis frontal, sudut ekstensi
lumbal sekitar 35°. Gerakan ini dilakukan oleh otot spinalis dorsi, otot
sudut normal yang dibentuk 45° dengan otot pergerakan utama M. iliocostalis
lumborum untuk rotasi ipsi leteral dan kontra lateral, bila otot berkontraksi
Gerakan ini dibatasi oleh rotasi samping yang berlawanan dan ligamen
Gerakan pada bidang frontal dan sudut normal yang di bentuk sekitar 30°
dengan otot pergerakan m. Abliques internus abomiminis, m rektus abdominis.
harmonisasi gerak, yaitu antara otot dan ligamen. Bagian lumbal mempunyai
kokoh (Cailliet, 2003). Posisi berdiri sudut normal lumbosakral untuk laki-
laki 30° dan wanita 34°. Semakin besar sudut lumbosacral, semakin besar
Gerakan fleksi trunk 50% juga berasal dari rotasi pelvis, demikian juga geraka
dari posisi membungkuk ke berdiri (fleksi- ekstensi) juga akan terjadi rotasi
pelvis ke depan yang diikuti ekstensi tulang belakang. Beban pergerakan dari
fleksi 90° ke 45° akan ditanggung oleh ligament sedangkan beban dari fleksi
45° ke posisi tegak akan di tanggung oleh otot. Tekanan intra discus di daerah
lumbal pada posisi tidur terlentang 20 kg. Tidur miring 75 kg, duduk tegak
175 kg, duduk membungkuk 190 kg. Jadi tekanan intradiskus pada posisi
tegak lebih rendah dari pada posisi membungkuk, dan tekanan intradiskus
1. Definisi
jaringan lunak menekan medulla spinalis atau saraf spinal. Menurut Kelly
Redden (2009), nyeri pinggangdibagi atas 2 yaitu mekanikal nyeri pinggang dan
oleh orang yang berusia 40 tahun keatas. Spondylosis lumbal terjadi pada usia
30 – 45 tahun namun paling banyak terjadi pada usia 45 tahun dan lebih banyak
pada corpus vertebra tepatnya pada tepi inferior dan superior corpus. Osteofit
pada lumbal dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri pinggang karena
ukuran osteofit yang semakin tajam. Proses degenerasi umumnya terjadi pada
2. Etiologi
spondylosis lumbal.
3. Patofisiologi
menjadi rata. Tonjolan tulang oleh permukaan osteofit tampak ditepi anterior
dan posterior pada korpus vertebra. Tonjolan tulang yang muncul dibagian
radiks saraf yang keluar pada sisi sebelahnya. Diskus intervertebralis akan
mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus
terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan
menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Penonjolan facet dapat
mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis
Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus dan
crush fracture.
mengelilingi akar saraf dan ini menimbulkan inflamasi karena jarak diskus
dapat menyebabkan penekanan pada akar saraf dan mengurangi lumen pada
foramen intervertebralis.
4. Gambaran Klinis
Perubahan degeneratif dapat menghasilkan nyeri pada axial spine akibat iritasi
gambaran klinis dari stenosis spinalis, atau penyempitan didalam canalis spinal
claudication, yang mencakup nyeri pinggang, nyeri tungkai, serta rasa kebas
dan kelemahan motorik pada ekstremitas bawah yang dapat diperburuk saat
berdiri dan berjalan, dan diperingan saat duduk dan tidur terlentang (Kimberley
Karakteristik dari spondylosis lumbal adalah nyeri dan kekakuan gerak pada
pagi hari. Biasanya segmen yang terlibat lebih dari satu segmen. Pada saat
aktivitas, biasa timbul nyeri karena gerakan dapat merangsang serabut nyeri
dilapisan luar annulus fibrosus dan facet joint.Duduk dalam waktu yang lama
dapat menyebabkan nyeri dan gejala-gejala lain akibat tekanan pada vertebra
2010).
BAB III
History Taking :
Pasien merasakan nyeri pada punggung bagian bawah. Nyeri bertambah pada saat pasien berjalan
jauh dan duduk dalam waktu yang lama. Rasa nyeri berkurang ketika istirahat kemudian pasien
ke RS untuk diperiksa dan dokter menyarankan untuk dilakukan fisioterapi
Inspeksi :
Statis
• Pasien tampak normal dan baik-baik saja
Dinamis
• Pasien dapat berjalan tanpa bantuan orang lain
• Pasien merasakan nyeri pada saat berjalan jauh dan duduk dalam waktu lama
Pemeriksaan fisik
Diagnosa ICF :
Radicular pain et causa spondylosis lumbal L4-L5
B. Tinjauan Tentang Intervensi Fisioterapi
1. InfraRed (IR)
Infrared merupakan salah satu alat yang sudah lazim sekali digunakan oleh
gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi
gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra,
sengaja oleh Raden mas Pursito, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang
Lampu terapi infrared ini sebenarnya bukan hanya untuk orang yang sakit,
tapi juga untuk orang sehat. Pada orang sehat ketika pegal dan capek setelah
pun berkurang. Lampu terapi infrared hati-hati jika digunakan pada penderita
diabetes, Pada penderita diabetes sebenarnya bisa dilakukan namun harus hati-
hati, yang dihindari adalah timbulnya luka bakar karena biasanya penderita
diabetes yg kadar gulanya sangat tinggi sensasi atau indra perasa panasnya
contusion
2) Gangguan sensibilitas
4) Luka terbuka
listrik yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan peripheral motor
penggunaan energi listrik dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe
nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik syaraf berdiamater besar maupun kecil
nyeri dihantarkan ke tingkat yang lebih tinggi di susunan saraf pusat. nyeri
• Efek fisiologis
(TENS) secara fisiologi dapat menurunkan tingkat nyeri ini sesuai dengan
teori gate control. Reseptor tidak nyeri diduga memblok transmisi sinyal
nyeri ke otak pada jaras asenden system saraf pusat. Mekanisme ini akan
sama seperti pada cedera saat TENS digunakan pada pasien pasca operatif
endorfin, yang juga memblok transmisi nyeri. Sesuai dengan Riset yang
jumlah pereda nyeri yang sama besar lebih besar efeknya daripada pereda
tidak mersakan manfaatnya. Pasien mana yang dapat ditolong tidak dapat
ini biasanya berawitan cepat tetapi dengan cepat berkurang saat stimulator
mengirimkan sinyal nyeri menuju otak dan saraf tulang belakang sehingga
nyeri perlahan berkurang. Selain itu efek terapeutik pada tens adalah
- Indikasi
2) Nyeri kepala
4) Nyeri viseral
5) Nyeri miofasial
8) Nyeri psikogenik
- Kontraindikasi
1) Wanita hamil
7) Gangguan sensoris
8) Pasien dg plate post operasi fraktur
macam gerak yang menonjolkan pada penurunan lordosis lumbal (terjadi fleksi
lumbal). William flexion exercise telah menjadi dasar dalam manajemen nyeri
program latihan ini digunakan ketika penyebab gangguan berasal dari facet
joint (kapsul-ligamen), otot, serta degenerasi corpus dan diskus. Tn. William
fleksibilitas / elastisitas pada group otot fleksor hip dan lower back
pinggang bawah.
lunak dan kulit yang mengalami kontraktur dan merupakan suatu bentuk terapi
pemendekan secara patologis dan dengan dosis tertentu dapat menambah range
of motion.
a. Indikasi
b. Kontraindikasi
Bony block membatasi sendi, fraktur baru, terdapat nyeri tajam dan akut
pada gerak sendi atau pemanjangan otot, terdapat hematoma, dan terjadi
hipermobilitas.
5. Manual traksi
menggunakan lengan dan/atau kaki pasien, suspensi terbalik yaitu, traksi yang
diberikan oleh gaya gravitasi, melalui berat badan pasien dengan.Ia telah
(Krause, 2000).
6. Mobilisasi saraf
dengan jaringan saraf yang dapat bergerak secara bebas dari sistem saraf.
BAB IV
A. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. H
• Umur : 62 tahun
• Pekerjaan : IRT
• Agama : Islam
B. HISTORY TAKING
bagian bawah. Nyeri bertambah pada saat pasien berjalan jauh dan duduk
dalam waktu yang lama. Rasa nyeri berkurang ketika istirahat kemudian
fisioterapi
C. REGIONAL SCREENING TEST
ekstensi.
D. INSPEKSI/OBSERVASI
1. Statis
2. Dinamis
• Pasien merasakan nyeri pada saat berjalan jauh dan duduk dalam waktu
lama
3. TIMT
F. PEMERIKSAAN SPESIFIK
1. Palpasi
a. Teknik pelaksanaan
Pasien dalam keadaan tengkurap. Terapi mempalpasi otot daerah lumbal
dengan ujung jari
b. Hasil
- M. Erector Spine = Spasme otot
a. Interprestasi
Pasien terasa nyeri ketika ditekan otot area lumbal, terjadi odema, suhu
abnormal, tonus otot
2. Neri test
b. Teknik pelaksanaan : Gerakan sama dengan tes SLR hanya ditambah gerakan
fleksi kepala secara aktif dan biasanya dilakukan pada 40-60 derajat.
c. hasil (+)
3. Bragard test
b. Teknik Pelaksaanan:
ankle.
c. Hasil : (+)
terprovokasi. jika nyeri pada 35-70 derajat maka nyeri berasal dari lumbar
Anterior unilateral vertebral pressure juga dalam posisi yang sama tetapi
c. Hasil (+)
d. Interprestasi
Tidak terdapat nyeri ketika test dilakukan. Positive test apabila pasien
merasakan nyeri.
G. PENGUKURAN FISIOTERAPI
Hasil :
Nyeri diam : 0
Nyeri tekan : 3
Nyeri gerak : 5
2. Oswestry Disability Index (ODI)
1. Intensitas Nyeri 0
pereda nyeri
secara keseluruhan
2. Perawatan Diri 1
nyeri
nyeri saya
ditempat tidur
3. Mengangkat 2
nyeri
nyeri
benda
4. Berjalan 1
jarak
km
merangkak ke toilet
5. Duduk 2
saya suka
6. Berdiri 1
menambah nyeri
menmbah nyeri
7. Tidur 0
0 = nyeri tidak menghambat saya tidur nyaman
nyeri
8. Kehidupan sosial 2
bertambah
9. Bepergian 1
saya
membersihkan rumah)
ringan
pekerjaaan/rumah tangga
0 – 20 : cacat minimal
H. DIAGNOSA FISIOTERAPI
I. PROBLEMATIK FISIOTERAPI
Kondisi/penyakit :
Radicular pain et causa spondylosis lumbal L4-L5
1. Impairment
2. Activity Limitation
3. Participant Restriction
hari
BAB V
1. Impaiment
William flexion
2. Activity Limitation
Nyeri pada saat berjalan Meningkatkan stabilitas IRR, TENS, William
3. Participant Restriction
1. Infrared
Infrared (IRR) di posisikan sejajar pada bahu kanan pasien dengan pasien
baring rileks
a) Persiapan pasien
yang timbul
b) Persiapan alat
dan kabel.
c) Pemasangan infrared
alergi terhadap suhu panas. Terapis akan menjelaskan sekali lagi tujuan
berbeda.
mungkin,
2. TENS
1) Tujuan
2) Persiapan Alat
Pastikan mesin dalam keadaan baik. Siapkan elektroda yang sama besar
dan elektroda dalam kondisi yang cukup basah. Harus diperhatikan pula
tentang terapi yang akan dilakukan meliputi nama terapi, alasan pemberian
F : 2-3 kali/minggu
I : 25 Mhz
T : 10 menit
T : TENS
e. Pelvic tilting
Posisi awal : Terlentang, kedua lutut menekuk dan kedua kaki rata pada
permukaan matras.
Gerakan : Pasien diminta untuk memfleksikan satu lutut kearah dada sejauh
hingga dagu menyentuh dada dan bahu lepas dari matras, tahan 5
hamstring.
g. Double knee to chest
Gerakan : Pasien diminta untuk melakukan latihan yang sama dengan nomor
otot hamstring.
h. Partial sit up
Posisi awal : Terlentang, kedua lutut menekuk dan kedua kaki rata pada
permukaan matras.
sebanyak 10 kali.
Posisi awal : Duduk di kursi yang disandarkan pada dinding, kedua tungkai
terpisah
lantai.
j. Hamstring stretch
Gerakan : Tempatkan kedua tangan di jari kaki. Lalu luruskan lututnya sebisa
mungkin.
k. Squat
Posisi awal : Berdiri dengan punggung lurus dan kedua lengan diluruskan ke
Gerakan : Perlahan lahan jongkok, dengan kedua lengan masih lurus kedepan.
Pertahankan 5 - 10 detik.
4. Stretching exercise
b) F: 2 kali/minggu
T : Stretching quadriceps
T : 8 kali hitungan
c) Penatalaksanaan
a. Persiapan pasien
b. Persiapan terapis
• Frekuensi : 2x seminggu
c. Teknik Pelaksanaan : pasien berbaring rileks, tangan terapis berada pada 1/3
1. Edukasi
perlu diberikan penjelasan dan saran kepada pasien dan keluarganya agar
c. Gunakan postur tubuh yang benar saat duduk, berdiri dan berbaring.
2. Home program
pasien. Sebab pasien menjadi latihan tidak hanya di rumah sakit tapi juga di
a. Secara rutin melakukan latihan yang telah di ajarkan oleh terapis yaitu metode
William Fleksi,
Vertebra,
d. Melakukan terapi secara rutin dan teratur di mana pengobatan selama 6x itu
pasien.
E. Evaluasi
Intervensi Evaluasi
No. Problematik
Fisioterapi Awal Terapi Akhir Terapi
stretching
Spasme M.
1. exercise dan Spasme Spasme Kurang
erector spine
william flexion
exercise
IRR, TENS,
William Flexion
VAS : 5/10 VAS : 3/10
2 Radicular pain exercise, manual
(nilai 5: nyeri sedang) (nilai 3: nyeri ringan)
traksi, mobilisasi
saraf
ODI : 1/5
ODI : 0/5
IRR, TENS, (nilai 1: nyeri
Nyeri pada saat (Nilai 0: nyeri tidak
William flexion menghambat saya
3. berjalan jauh menghambat saya
exercise berjalan lebih dari 1
berjalan dalam
km)
berbagai jarak)
sehari-hari) nyeri)
BAB VI
PEMBAHASAN
1. Anamnesis
Anamnesis adalah pengumpulan data dengan jalan tanya jawab antara terapis
dengan pasien. Anamnesis atau tanya jawab tentang identitas pasien (nama,
umur, jenis kelamin, agama, alamat, pekerjaan) serta hal-hal yang berkaitan
keluarga, riwayat pribadi yang ada kaitannya dengan penyakit pasien dan
lain-lain. Dilihat dari segi pelaksanaannya anamnesis ada dua macam yaitu
rumah tangga, alamat : Jln pongtiku 1. Keluhan utama yaitu pasien merasakan
sakit pada punggung bagian bawah. Nyeri bertambah pada saat pasien
berjalan jauh dan duduk dalam waktu yang lama. Rasa nyeri berkurang ketika
2. Inspeksi
yang bisa dilihat atau diamati seperti keadaan umum, sikap tubuh, adanya
spasme otot, ekspresi wajah. Inspeksi statis pasien tampak normal dan baik-
baik saja, dan inspeksi dinamis pasien dapat berjalan tanpa bantuan orang
lain, pasien merasakan nyeri saat posisi duduk ke berdiri, jalan jauh dan
gerakan.
a. Gerakan Aktif
pemeriksaan gerak Aktif pada trunk ke segala arah gerakan tidak Full
b. Gerakan Pasif
pasif. Hasil pemeriksaan gerak Pasif untuk trunk ke segala arah Full
oleh pasien. Hasil pemeriksaan untuk trunk ke segala arah gerakan ada
keluhan nyeri.
4. Pemeriksaan Spesifik
1. Palpasi
nyeri tekan, perubahan suhu, oedem, dan lain-lain. Pada saat pemeriksaan
palpasi area yang dipalpasi terbebas dari pakaian. Data yang diperoleh dari
palpasi yang dilakukan yaitu adanya nyeri tekan pada erector spine, suhu
lokal pada daerah pinggang lebih hangat dari suhu di sekitarnya, adanya
2. Tes spesifik
Tes-tes khusus ini dilakukan untuk lebih mengetahui secara khusus letak
asal dari nyeri dan berguna menegakkan diagnosa. Dari pemeriksaan yang
5. Pengukuran Fisioterapi
moderat)
Kekuatan Otot Dari pemeriksaan kekuatan otot didapatkan hasil bahwa untuk
• Infrared
spasme, mengurangi nyeri. Infrared atau yang biasa kita kenal dengan
antara 700nm hingga 1mm. Gelombang ini lebih panjang daripada gelombang
cahaya dan lebih pendek daripada gelombang radio. gelombang ini dapat
digunakan sebagai media transmisi jarak dekat karena sifatnya yang tidak
untuk Memelihara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi
paling efektif.
• Manual traksi
Traksi manual lumbal yaitu, traksi yang diberikan oleh terapis, menggunakan
lengan dan/atau kaki pasien, suspensi terbalik yaitu, traksi yang diberikan
(Krause, 2000).
• Mobilisasi saraf
berdekatan dengan jaringan saraf yang dapat bergerak secara bebas dari
sistem saraf.
DAFTAR PUSTAKA
Mechanism of Low Back Pain : a Guide for Diagnosis and Therapy. Ver 2. Ref :
3 Approved, Italy.
Anga.N, Soames.R. 2012. Anatomy and Human Movement structure and function.
Fahrrurazi. 2012. Tidak Ada Perbedaan Efek Intervensi William’s Flexion Exercise
Lance T. Twomey, James R. Taylor. 1994. Physical Therapy Of The Low Back.
Fungsional Dari Pada William’s Flexion Excercise Pada Pasien Nyeri Punggung
pain-lbp-5012.html
DOKUMENTASI