Spinal cord injury (SCI) atau cedera medula spinalis adalah suatu
dengan gejala fungsi neurologis mulai dari fungsi motorik, sensorik, dan
Pada saat ini, istilah paraparese umumnya dipakai untuk semua keadaan
berkurang lebih dari 50%, gaya mekanik pada bagian depan korpus
menyerang siapa saja baik kaum wanita maupun pria. Hingga kini kanker
payudara masih menjadi momok terutama pada kaum wanita oleh karena
pada kantung dan atau saluran penghasil susu. Tingkat bahaya keganasan
dan kanker pada payudara sama saja. Hanya saja, jumlah penderita kanker
yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000
Eropa dan kurang lebih 175.000 atau setiap jam terdapat 19 kasus baru
dan 2.240 pria sedangkan kasus kematian akibat kanker payudara sejumlah
tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN KASUS
sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak. Medula spinalis terdiri
dari substansia alba (serabut saraf bermielin) dengan bagian dalam terdiri
berfungsi sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen antara berbagai
dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris
saraf torakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf sakral dan 1 pasang
saraf koksigeal. Akar saraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut
foramina. Saraf spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan
juga oleh meningen spinal dan CSF. Struktur internal medula spinalis
terdiri dari substansi abu abu dan substansi putih (Gambar 2). Substansi
substansi putih. Terbagi menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior
median fissure san median septum yang disebut dengan posterior median
septum.
Keluar dari medula spinalis merupakan akar ventral dan dorsal dari
saraf spinal. Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan
neuron efferen, akson tak bermyelin, saraf sensoris 8 dan motoris dan
dan terdiri dari tiga bagian yaitu: anterior, posterior dan komisura abu-abu.
2. Defenisi
akut adalah pola perjalanan yang singkat dan relative berat. Jadi,
motorik yang disebabkan olah lesi mekanisme saraf atau otot yang
Paraparesis juga dapat berasal dari lesi pada lokasi lain yang
perifer).
3. Etiologi
Paraparese dapat di sebabkan oleh suatu infeksi, satu hingga dua segmen
dari medulla spinalis dapat rusak secara sekaligus. Infeksi langsung dapat
dan virus dan faktor lingkungan Selain itu paraparese juga dapat
pembulu darah medulla spinalis, yang bisa berujung pada stroke medulla
spinalis.
metastase tumor. Pada anak-anak atau dewasa muda, sindrom ini lebih
selain gangguan motorik, timbul pula gangguan sensorik. MRI spinal atau
Jika refleks tendon hilang disertai tidak adanya sensorik pada pasien
dengan paraparesis akut maka kasus yang sering terjadi adalah sindrom
paraplegia.
4. Patofisiologi
otot bagian tubuh yang terletak di bawah tingakt lesi. Lesi yang memotong
melintang (transversal) medula spinalis pada tingkat servikal, misalnya C5
C5, yaitu sebagian dari kedua otot – otot kedua lengan yang berasal dari
miotoma C6 sampai miotoma C8, kemudian otot – otot thorax dan dan
penderita tidak dapat melakukan buang air besar dan kecil, serta tidak
serupa dengan lesi yang terjadi pada daerah servikal yaitu pada tingkat lesi
mengenai kornu anterior medulla spinalis. Dan dibawah tingkat lesi dapat
5. Gambaran Klinis
adalah:
e) Kesulitan berjalan.
f) Goyah/mudah terjatuh.
g) Gejala ini mulai muncul dengan cepat dan pada saat yang sama
B. Tinjauan Tentang Spinal Cord
1. Definisi
sensori dan motorik dengan susunan saraf pusat dan saraf perifer,
(Ariana, 2016a)
2. Etiologi
keras. (Anggraini. dkk. 2018). Menurut Jones & Fix (2009, dalam
Muryati (2015) ada beberapa penyebab dari spinal cord injury (SCI),
antara lain:
a. Trauma tumpul
b. Trauma tusuk
c. Spondilitis ankilosa
d. Artritis reumatoid
e. Abses spinal dan tumor, khususnya limfoma dan mieloma
multipel.
3. Patofisiologi
kompresi atau rotasi dada tulang belakang Fraktur ada cedera spinal
anestesi.(Moshinsky, 2016)
4. Manifestasi Klinis
c. Spasme otot
pergerakan.
d. Spinal shock
Tanda dan gejala spinal shock meliputi flacid paralisis dibawah garis
distensi bladder.
2021)
5. Tanda gejala pada penderita Spinal Cord Injury diantaranya :
c. Kelumpuhan ringan
bertambahhyperesthesia)
1. Definisi
kinerja sel-sel normal. Sel yang mengalami abnormalitas ini bisa jadi sel
organ dalam, sel jaringan otot, sel tulang, sel otak, bahkan sel darah.
Tidak ada satu sel pun di dalam tubuh yang tidak memiliki kemungkinan
tempat mengikuti aliran darah dan cairan limfa. Sehingga banyak kasus
2. Etiologi Ca Mammae
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,
membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa.
pascamenopause.
penghentian medikasi.
payudara.
12. Beberapa factor risiko seperti usia dan ras, tidak dapat diganggu
3. Patofisiologi Ca Mammae
Untuk dapat menegakkan diagnosa kanker dengan baik,
2016b)
jaringan dan lapisan kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka
kanker. Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk
bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker dan proses infeksi itu
nyeri yang hebat. Sel kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur
pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat
penderita.
Puting susu terasa seperti terbakar, gatal dan muncul luka yang
jarang terjadi.
panas.
2016b)
BAB III
TINJAUAN ASSESSMEN DAN INTERVENSI FISIOTERAPI
A. Tinjauan Assesmen Fisioterapi
Algoritma Assesment
History Taking :
Inspeksi:
a. Statis: Kedua Hamstring mengalami artropi
b. Dinamis: Pasien datang dengan kursi roda, Pasien kesulitan dalam menggerakkan kedua
tungkai
Pemeriksaan fisik
Palpasi : Normal Tes sensani Nyeri: Normal Pemeriksaan Refleks ADL (Indeks Barthel) :
Suhu: Normal Tes suhu : Normal Tendon Patellaris: Tidak 7 ketergantungan berat
Tonus Otot: Tidak ada Tes Sensasi taktil: Normal ada refleks
Tendon Achilles: Tidak
ada refleks
Diagnosa:
Gangguan Kemampuan Aktivitas Fungsional et causa
Paraparese Suspek Cancer Mammae
B. Tinjauan tentang intervensi Fisioterapi
1) Definisi
e) Terapis akan melakukan setting dosis waktu dan posisi alat infra
merah.
h) Selesai terapi akan ditandai oleh bunyi timer dari alat infra
2) Efek terapeutik
nyeri.
dalam keadaan hangat dan rasa nyeri tidak ada. Oleh karena itu,
melalui keringat.
3) Efek fisiologis
jaringan lemak.
strain, contusion
neuritis
c. Gangguan sirkulasi daran, seperti : tromboplebitis, Raynold’s
disease
b. Gangguan sensibilitas
oleh mesin. Denyut ini menghambat pesan nyeri yang dikirim ke otak
3. Terapi Latihan
Latihan.
a. Nyeri
1) Latihan Pasif
luar dapat berasal dari orang lain ataupun dari mesin. Latihan
2) Latihan Aktif
4. Strengthening
(Amaliyah,2016).
(Oktavianty,2017).
1) Tujuan dan Indikasi Strengthening Exercise
a) Meningkatkan Kekuatan
serabutotot.
lifting dan lowering pada suatu otot atau group otot, atau
relatif kecil.
c) Meningkatkan power
sesuai.
diharapkan.
latihan yang lebih besar dan jangka waktu yang singkat yang
a) Inflamasi
b) Nyeri
sustansial dikurangi.
a) Kelelahan
b) Recovery
kelelahn maksimal.
c) Gerakan substitusi
d) Nyeri otot
5. Core Stability
terkativasi dalam pola yang berbeda dari fungsi primer atau utamanya.
stabilisator saat aktifasi dari bidang frontal. Gerakan yang terjadi pada
sebagai stabilisasi.
stabilisasi pada core untuk integrasi dari bagian proximal dan distal.
rotasi spine.
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 53 Tahun
Pekerjaan : IRT
B. History Taking
tradisional.
C. Inspeksi/Observasi
1. Statis
2. Dinamis
1. Vital Sign
2. Palpasi
a. Suhu : Normal
Hip
Ankle
Lengan: Normal
Lengan: Normal
5. Pemeriksaan Refleks
a. Refleks Fisiologis
1+ atau + : Hipoaktif
2+ atau ++ : Normal
rubber hummer.
c. Reflex Achilles
Achilles.
Nilai Keterangan
ROM
Nilai Otot
Grup Otot
Dextra Sinistra
Extremitas
M. Hamstring 3 3
Inferior
M. Quadricep 3 3
M. Gastrocnemius 3 3
5 5
3 3
a. Nyeri diam = 0
b. Nyeri gerak = 8
c. Nyeri tekan = 7
Interpretasi:
20 = Mandiri
Pemeriksaan/Pengukuran yang
No. Komponen ICF
membuktikan
1. Impairment
Kelemahan pada kedua tungkai MMT
Keterbatasan ROM PFGD
Gangguan keseimbangan Inspeksi
2. Activity Limitation
Kesulitan menggerakkan kedua tungkai Index Barthel
Kesulitan saat baring ke duduk Inspeksi
3. Participation Retriction
Kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- Index Barthel
hari
BAB V
PROSEDUR INTERVENSI DAN EVALUASI FISIOTERAPI
2) Meningkatkan keseimbangan
1. Impairment
exercise
meningkatkan
ROM
2. Activity Limitation
kemampuan strengthening,
melakukan stretching
aktivitas
menggerakkan
kedua tungkai
tanpa keluhan
kemampuan baring
ke duduk tanpa
keluhan.
3. Participan Restriction
di lingkungan
keluarga maupun
pekerjaan tanpa
keluhan dan
hambatan
Time : 15 menit
darah
dalam keadaan baik. Kemudian nyalakan alat dan letakkan pad pada
gunakan 2 pad yang telah dibasahi pada daerah shoulder, 1 pad pada
Dosis :
F : 1 x seminggu
I : Toleransi pasien
T : 10 menit
T:-
3. Terapi Latihan
a. Passive Exercise
sendi
Teknik :
1) Ankle joint dan finger joint kaki, fisioterapis memegang jari jari
ekstensi jari jari kaki (Gb. a), dilanjutkan dengan gerakan inversi
dan eversi (Gb. b) serta gerak plantar fleksi dan dorsal fleksi
2) Knee joint dan hip joint dilakukan secara bersamaan : satu tangan
dengan fleksi dan ekstensi pada sendi lutut (Gb. 4.9) kemudian
Dosis :
F : 3 x seminggu
I : Toleransi pasien
T : Passive
T : 10 kali repitisi
pengulangan.
5. Strengthening Exercise
Dosis : F : 3 x seminggu
I : Toleransi pasien
T : Bridging
T : 8 kali repitisi
6. Stretching exercise
cara mengangkat kaki pasien ke arah atas dengan angkle yang tekan ke
Dosis : F : 1 x seminggu
I : Toleransi pasien
T : 3 menit
T : 8 kali repitisi
7. Core Stability
a. Bridging Exercise
Teknik pelaksanaan :
7) Ambulasi
Teknik Pelaksanaan:
a) Tempatkan klien pada posisi terlentang
temapt tidur.
tempat tidur
1. Edukasi
2. Home Program
Evaluasi
No Problematik Intervensi
Fisioterapi Awal Terapi Akhir Terapi
Evaluasi Jangka Pendek
1 Nyeri pada TENS VAS : VAS :
kedua lutut Nyeri diam : 0 Nyeri Nyeri diam
tekan: 7 : 0 Nyeri
tekan :5
Nyeri gerak : 8
Nyeri gerak
:6
2 Kelemahan Strenghening,
MMT MMT
pada
Aktif exercie
ekstremitas -Dextra: -3 -Dextra: +3
superior sisi
-Sinistra: -3 -Sinistra:+3
Dextra dan
sinistra
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Assesment Fisioterapi
1. History Taking
Anamnesis adalah cerita atau wawancara pada pasien mengenai
2. Inspeksi
2, yaitu inspeksi statis (inspeksi pada saat diam atau tidak bergerak)
3. Pemeriksaan/Pengukuran Fisioterapi.
a. Index Barthel
Indeks Barthel adalah suatu indeks untuk mengukur
secara mandiri.
sampai 40.000 GHz (10 pangkat 13). Sinar infra merah dihasilkan
dalam bentuk sinar infra merah. Oleh karena itu, sinar infra merah
dari radiasi gelombang radio. Bawah merah (dari bahasa Latin infra,
diatas.
fisioterapis
4. Stretching
5. Strengthening
Strengthening atau penguatan mampu untuk melatih dan
membangun otot-otot tubuh,bentuk dari Latihan ini juga nantinya
mampu mengurangi lemak dan menambah massa otot.
strengthening exercise juga merupakan bentuk latihan sistematis
yang berguna untuk meningkatkan keseimbangan dan memperbaiki
postur. Selain itu, latihan ini mempengaruhi stabilitas tangan dan
kaki untuk mengembangkan kemampuan koordinasi gerakan yang
merupakan dasar dari keterampilan keseimbangan
6. Core stability
Core stability exercise merupakan suatu bentuk Latihan yang
dapat meningkatkan kelompok otot batang yang mengelilingi tulang
bagian belakang dan perut agar dapat mengendalikan posisi dan
gerak batang tubuh untuk menghasilkan gerak yang lebih optimal.
7. Ambulasi
Ambulasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera
pada pasien pasca operasi dimulai dari bangun, dan duduk di sisi
tempat tidur hingga pasien turun dari tempat tidur, berdiri dan mulai
belajar berjalan. Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki
sirkulasi, mencegah flebotrombosis (thrombosis vena
profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca
operasi, mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat
pasien pasca operasi(Solfiata, 2014)
BAB VII
A. Kesimpulan
keras.
menyerang siapa saja baik kaum wanita maupun pria. Hingga kini
B. Saran