Teori Belajar
Teori Belajar
Belajar menurut teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon, adapun akibat adanya interaksi antara
dengan respon siswa mempunyai pengalaman baru yang menyebabkan mereka mengadakan
tingkah laku dengan cara yang baru.
Pembelajaran dengan teori ini adalah Teacher Centered Learning. Aplikasi yang salah
menyebabkan pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa. Kejelian dan kepekaan
seorang guru terhadap situasi membaca dan kondisi belajar sangat penting sebelum memutuskan
apakah akan menggunakan metode ini. Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode
ini. Materi yang cocok untuk metode ini antara lain materi yang memerlukan latihan dan
pembiasaan, seperti: B. Materi percakapan bahasa asing, penanganan komputer, dll.
Menurut teori ini, proses belajar berjalan dengan baik bila materi baru (terus menerus)
beradaptasi dengan tepat dan mengikuti struktur kognitif siswa yang sudah ada. Oleh karena itu,
sains dibangun melalui proses interaksi berkelanjutan dengan lingkungan. Proses ini tidak terjadi
secara sendiri-sendiri atau sepotong-sepotong, melainkan melalui proses yang cair,
berkesinambungan dan menyeluruh.
Misalnya, ketika seseorang membaca teks, alih-alih membaca huruf satu per satu, kata-kata,
kalimat, atau paragraf semuanya tampak menjadi satu, dan keseluruhannya mengalir dan
mengalir pada saat yang bersamaan. Menurut teori kognitif, beginilah seharusnya belajar.
Dalam pembelajaran dengan teori pembelajaran kognitif, pembelajaran lebih berpusat pada
siswa, bersifat analitis, dan lebih terfokus pada proses pembentukan pengetahuan dan penalaran.
Tujuan utama pendidik di sini adalah membantu siswa mengembangkan diri. Ini tentang
mengenali diri kita sebagai manusia yang unik dan membantu mereka menyadari potensi yang
ada di dalam diri mereka. Para ahli humaniora percaya ada dua bagian dalam proses
pembelajaran. proses memperoleh informasi baru dan proses personalisasi informasi tentang
individu.
Dalam studi teori humanistik, guru bertindak sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai
protagonis yang menafsirkan proses pengalaman belajar mereka sendiri. Tujuan belajar adalah
proses belajar, bukan hasil belajar.