F34180089 - Githa Sushanti - LAPORAN KEMAJUAN PROYEK INVESTIGASI
F34180089 - Githa Sushanti - LAPORAN KEMAJUAN PROYEK INVESTIGASI
GITHA SUSHANTI
F34180089
Disetujui oleh:
Pembimbing 1:
Diketahui oleh:
Ketua Departemen:
1.3. Tujuan
1) Mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak teh hijau
2) Mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak teh hijau yang ditambah
lemon
3) Mengetahui aktivitas antioksidan pada lotion tabir surya
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah dan menunda
kerusakan akibat radikal bebas dengan cara menghambat mekanisme oksidatif.
Antioksidan dapat mencegah penyakit terkait radikal bebas seperti kanker, penyakit
kardiovaskular dan penuaan dini. Jenis senyawa antioksidan yang terdapat pada
tumbuhan antara lain vitamin C, vitamin E, karotenoid, asam fenolik, dan polifenol
(Prakash et al. 2007).
Bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan salah satunya dalah
daun teh hijau (Camellia sinensis L). Menurut Hapsari (2013), aktivitas antioksidan
berbanding lurus dengan kenaikan temperatur. Semakin besar temperatur maka
energi panas yang dipasok pun akan semakin besar serta senyawa yang terekstrak
akan semakin banyak. Menurut penelitian Fajar et al. (2018), Perlakuan suhu awal
penyeduhan, lama penyeduhan, dan interaksi antara keduanya sangat berpengaruh
terhadap rendemen, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau.
Suhu awal penyeduhan 95oC dan lama penyeduhan 15 menit menghasilkan
karakteristik ekstrak teh hijau terbaik yaitu rendemen ekstrak sebesar 26,2± 0,50%,
total flavonoid 252,3± 1,71 mg/g QE berat kering bahan, dan aktivitas antioksidan
173,5± 1,34μg/ml.
Aktivitas antioksidan juga dipengaruhi oleh jumlah senyawa flavonoid yang
ada pada ekstrak teh hijau, semakin banyak senyawa flavonoid maka aktivitas
antioksidan akan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rohman et
al. (2007) bahwa total flavonoid berbanding lurus dengan aktivitas
antioksidan.Suatu antioksidan dinyatakan mempunyai aktivitas kuat apabila
memiliki nilai IC50 kurang dari 100 µg/ml. Sementara itu antioksidan dengan
aktivitas sedang apabila nilai IC50 nya antara 100-200 µg/ml dan aktivitas lemah
apabila nilai IC50 nya lebih dari 200 µg/ml (Pribadi et al. 2008).
2.3. Kitosan
Kitosan adalah polisakarida alami yang berasal dari hasil transformasi kitin
yang mengalami perubahan bertahap melalui tahapan demineralisaso,
deproteinisasi, dan deasetilasi (Kurita 2006). Rumus molekul (C6H11NO4)n kitosan
merupakan hasil hidrolisis senyawa kitin secara kimia dan enzimatis. Kandungan
kitin terdapat ditemui pada krustasea, serangga, moluska, artropoda, atau sebagai
endoskeleton (squid pen) pada cumi-cumi. Selain itu kitin juga terdapat pada
kelompok fungi (Taufan dan Zulfahmi 2010). Kitin umumnya kristal putih sampai
kuning pucat, tidak berasa, tidak berbau, dan berat molekul besar. Kitin secara
kimiawi stabil terhadap reaksi kimia, tetapi memiliki reaktivitas kimia yang rendah,
tidak beracun, dan dapat terurai secara hayati. Kitin tidak larut dalam air
(hidrofobik), alkohol dan basa encer. Namun, larut dalam asam format, asam asetat,
asam laktat dan asam sitrat pada pH di bawah 6,3 (Taufan dan Zulfahmi 2010).
Perbedaan antara kitin dan kitosan adalah bahwa setiap cincin molekul kitin
memiliki gugus asetil (-CH3-CO) pada atom kedua, sedangkan kitosan memiliki
gugus amina (-NH).
Kitosan memiliki berbagai aplikasi di berbagai bidang seperti pengawet,
penyerapan logam berat, antibakteri, antijamur, perangkap lemak tubuh, kosmetik
dan farmasi. Keunggulan kitosan dalam bidang pertanian adalah sebagai vaksin
atau pestisida. Di bidang pengolahan air sebagai membran ultrafiltrasi. Di bidang
makanan, terutama sebagai pengawet buah dan sayuran, dan sebagai perangkat
lemak untuk program diet. Chitosan dikenal memiliki aktivitas antibakteri. Oleh
karena itu, kitosan dapat digunakan sebagai bahan tambahan alami alternatif untuk
berbagai makanan (Friedman dan Juneja 2010). Dalam bidang medis, kitosan
digunakan dalam pengobatan bakteriostatik, imun, antikanker, homeostatis,
antikoagulan, salep luka, oftalmologi, ortopedi dan jahitan (Kusmawati 2009).
Kitosan adalah juga dapat mencegah penyakit tifus karena dapat menghambat
pertumbuhan berbagai patogen seperti S. enterica var, Salmonella enterica.
Sedangkan pada bidang personal care, kitosan dapat digunakan sebagai kosmetik
pelembab, antioksidan dan tabir surya (Pratiwi 2014). Kitosan juga memiliki
khasiat untuk perawatan mulut (pasta gigi), penghilang jerawat, hidrasi kulit,
kelembutan kulit dan nutrisi rambut (Rinaudo 2006). Jenis antioksidan dalam
kitosan adalah gugus amino, NH2, yang berperan sebagai penangkap radikal bebas
(Xie et al. 2002).
2.4. Lemon
Lemon yang terklasifikasi dalam kingdom Plantae, dengan famili Rutaceae,
bergenus Citrus, memiliki nama latin Citrus limon (L.) Burm merupakan pohon
dataran rendah yang tumbuh di ketinggian 800 meter. Lemon merupakan buah yang
mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan dan kecantikan. Seperti
menyeimbangkan pH dalam tubuh, menghilangkan racun, mengurangi stres,
mencegah kanker, meningkatkan kekebalan. (Muaris 2014). Sari lemon juga efektif
untuk penyembuhan sariawan, demam dan radang sendi serta dapat membunuh
bakteri pada luka (Indrani et al. 2015). Lemon tinggi serat dan tidak mengandung
lemak jenuh. Lemon mengandung limonene, asam folat, tanin, vitamin (C, A, B1,
P) dan mineral (kalium, magnesium), asam sitrat, asam askorbat, flavonoid, minyak
atsiri, polifenol, flavonoid, kumarin, dan vitamin yang mudah menguap. adalah.
Minyak seperti limonene (± 70%), -terpinene, -pinene, coumarin, -pinene, polifenol
(Nizhar 2012). Kulit lemon terdiri dari dua lapisan. Bagian luar mengandung
minyak atsiri (6%) yang mengandung bahan limonene (90%) dan citral (5%) (Nisa
2018). Berdasarkan morfologinya, lemon dikategorikan sebagai berikut:
Sari lemon mengandung asam sitrat yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri. Asam sitrat bekerja dengan cara menurunkan pH dan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Asam sitrat memiliki karakteristik seperti tidak
berwarna, asam, dan tidak berbau, serta mudah larut dalam air panas (Nurlaely
2016). Lemon mengandung antioksidan yang sangat baik karena memiliki
kandungan asam askorbat yang sangat tinggi. Keasaman lemon disebabkan
kandungan asam sitrat yang mencapai sekitar 8%. Asam sitrat umumnya digunakan
sebagai pemutih dan penghilang noda karena dapat bertindak sebagai chelating
agent yang molekulnya dapat membentuk ikatan rangkap dengan ion logam atau
mineral serta sebagai pengawet alami (Marwati et al. 2005). Menurut Larasati et
al. (2019) Asam organik seperti asam askorbat dan asam sitrat dapat digunakan
untuk mencegah pencoklatan dan menonaktifkan enzim polifenol oksidase dengan
menurunkan pH. Asam askorbat dapat menurunkan angka pencoklatan sebesar
21%, sedangkan asam sitrat dapat menurunkan angka pencoklatan sebesar 39%. Itu
tergantung pada konsentrasi asam yang digunakan.
6. SPF - Minimal 4
III METODE
Menyusun Rencana
Kegiatan
Persiapan bahan dan
metoda:
Mencari literatur
metoda yang sesuai,
Mempersiapkan
bahan dan alat.
Pengumpulan Data:
Ekstraksi teh hijau,
mengukur
karakteristik teh
hijau, mengukur
antioksidan.
Membuat Poster PS
Pengolahan dan
Analisa Data
Penyusunan
SD
Laporan
Keterangan:
PS: Poster Session
SD: Sidang Proyek Investigasi
Tabel 5 pH sampel
pH
Ekstrak Teh Hijau Ekstrak Teh Hijau + Lemon
5,37 2,54
Pengulangan I Pengulangan II
6,84 % 6, 38 %
60.000
50.000
40.000
30.000
y = -5.9984x + 54.209
%Inhibisi
20.000
R² = 0.929
10.000
0.000
-10.000 0 5 10 15
-20.000
-30.000
-40.000
Konsentrasi (ppm)
Gambar 7 Grafik hubungan inhibisi dengan konsentrasi pada larutan stok asam
askorbat
% Inhibisi
50.000
40.000
30.000
20.000 y = -4.1334x + 68.502
10.000 R² = 0.8796
0.000
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
Berdasarkan data inhibisi yang didapatkan pada larutan stok dan masing-
masing sampel didapatkan persamaan linear yang kemudian digunakan untuk
menghitung IC50. Hasil perhitungan IC50 disajikan pada Tabel 10.
V RENCANA SELANJUTNYA
Formulasi lotion
Pengumpulan Data:
Aktivitas antioksidan, warna,
kadar air, dan pH
Pengolahan dan analisa
data
Penyusunan laporan SD
Keterangan:
SD : Sidang projek investigasi
VI KESIMPULAN SEMENTARA
Penambahan ekstrak lemon pada ekstrak teh hijau dapat mempengaruhi tingkat
keasaman dari 5,37 menjadi 2,54. Selain itu, penambahan ekstrak lemon juga
meningkatkan aktivitas antioksidan menjadi semakin kuat dari 4,476 ppm menjadi
3,189 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI 16-4399-1996 Sediaan Tabir Surya.
Jakarta (ID): Dewan Standarisasi Nasional.
Agustin R, Oktadefitri Y, dan Lucida H. 2013. Formulasi krim tabir surya dari
kombinasi etil p-metoksisinamat dengan katekin. Prosiding Seminar Nasional
Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinis III.Padang(ID): Universitas
Andalas.
Arifiansyah ME, Wulandari, Chairunnisa H. 2015. Karakteristik kimia (kadar air
dan protein) dan nilai kesukaan keju segar dengan penggunaan koagulasi jus
jeruk nipis, jeruk lemon dan asam sitrat. E-journal Student Unpad . 4(1): 1-14.
Association of Official Analitycal Chemist (AOAC). 1995. Official Methods of
Analisys Chemist. AOAC Inc., Washington.
Association of Official Analytical Chemist [AOAC]. 2005. Official Methods of
Analysis (18 Edn). Association of Official Analytical Chemist Inc. Mayland.
USA.
Blois MS. 1958. Antioxidant determinations by the use of a stable free radical.
Nature. 18(1): 1199- 1200.
Chatterjee, AT. Das A. Basu K. Adak S, Banerjee, and S Ghosh. 2016. Adverse
effects of tea metabolites extracted during Indian household tea preparations on
digestive enzymes and iron. International Journal of Advanced Research. 4(9):
1179-1189.
Fajar RI, Wrasiati LP, dan Suhendra L. 2018. Kandungan senyawa flavonoid dan
aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau pada perlakuan suhu awal dan lama
penyeduhan. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 6(3): 196-202.
Friedman M dan Juneja V K. 2010. Review of antimicrobial and antioxidative
activities of chitosans in food. Journal of Food Protection. 2(1): 1737-1761.
Habiburrohman D dan Sukohar A. 2018. Aktivitas antioksidan dan antimikrobial
pada polifenol teh hijau. Jurnal Agromedicine Unila. 5(2): 587-591.
Hapsari AT. 2013. Pengaruh Temperatur dan Rasio F:S Terhadap Aktivitas
Antioksidan, Kadar Flavonoid, dan Kadar Total Fenol dalam Ekstraksi
Antioksidan Daun Salam. [Skripsi]. Program Studi Teknik Kimia. Bandung
(ID): Universitas Katolik Parahyangan.
Kaemba A, Suryanto E, dan Mamuaja CF. 2017. Karakteristik fisiko-kimia dan
aktivitas antioksidan beras analog dari sagu baruk (arenga microcarpha) dan ubi
jalar ungu (ipomea batatas l. poiret). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 5 (1):
1-8.
kurita k. 2006. mini-review chitin and chitosan : functional biopolymers from
marine crustaceans. Marine Biotechnology. 8(2): 203-22.
Larasati DA, Zulkifli, Handayani TT, Cahyani EN. 2019. Kontrol browning
enzimatik buah pisang kepok (musa acuminata colla.) dengan kombinasi
larutan asam askorbat dan asam sitrat. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan.
20(1): 1-9
Marwati T, Rusli MS, Mulyono E. 2005. Minyak daun cengkeh dengan metode
khelasi menggunakan asam sitrat. Jurnal teknik Industri Pertanian. 17(2):61-
68
Muaris H. 2014. Khasiat Lemon Untuk Kestabilan Kesehatan. Jakarta(ID):
Penerbit Gramedia Pustaka Utara.
Nindyasari, S. 2012. Pengaruh suhu dan waktu penyeduhan teh hijau (Camellia
sinensis) serta proses pencernaan in vitro terhadap aktivitas inhibisi lipase.
Skripsi S1. Tidak Dipublikasikan. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Nisa NZ. 2018. Daya hambat air perasan jeruk lemon (citrus limon) pada
pertumbuhan bakteri (Escherichia coli). Karya Tulis ilmiah. STIKES
Muhammadiyah.
Nizhar UM. 2012. Level optimum sari buah lemon (citrus limon) sebagai bahan
penggumpal pada pembentukan curd keju cottage. skripsi. Makasar(ID):
Universitas Hasanudin.
Nurlaely E. 2016. Uji efektivitas air perasan jeruk lemon (citrus limon (l.) burm.
f. ) terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus. Karya Tulis llmiah.
STIKES Muhammadiyah.
Phongpaichit, Phongpaichit S, Nikom J, Rungjindamai N, Sakayaroj J, Hutadilok-
Towatana N, Rukachaisirikul V, and Kirtikara K. 2007. Biological Activities
of Extracts From Endophytic Fungi Isolated From Garcinia Plants. Chem
Pharm Bull : Immunology & Medical Mycrobiology
Prasetyo E, Kharomah NZW, dan Rahayu TP. 2021. Uji aktivitas antioksidan
menggunakan metode dpph (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) terhadap ekstrak
etanol kulit buah durian (durio zibethinnus l.) dari desa alasmalang kabupaten
banyumas. Jurnal Pharmascience. 8 (1): 75-82.
Prashanth H K V, Tharanathan RN. 2007. Department of biochemistry & nutrition.
Trends in food science & technology. Central Food Elsevier. India:
Technological Research Institute:117-131.
Pratiwi R. 2014. Manfaat kitin dan kitosan bagi kehidupan manusia. Oseana. 39(1):
35 -43.
Pratiwi S, Husni P. 2017. Potensi penggunaan fitokonstituen tanaman indonesia
sebagai bahan aktif tabir surya. Jurnal farmaka. 15(4): 18-25
Pribadi, I., M.Da’i, dan W. Utami. 2008. Uji Aktivitas Antiradikal Buah Psidium
guajava L. dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikril Hidrazil) serta
Penetapan Kadar Fenolik dan Flavonoid. Dalam Jurnal Farmasi Indonesia
Pharmacon. 9(2):52-56.
Puspitasari AD, Susanti E, dan Khustiana A. Aktivitas antioksidan dan penetapan
kadar vitamin c perasan daging buah lemon (citrus limon (l.) osbeck)
menggunakan metode abts. Jurnal Ilmiah Teknosains. 5(2): 99-104.
Rinaudo M. 2006. Chitin and Chitosan: properties and applications. Prog.
Polym.Sci. 31:603-632
Ritonga N B. 2020. Formulasi dan evaluasi skin lotion tabir surya berbahan baku
vco (virgina coconut oil) dengan penambahan ekstrak berbagai bahan alami.
skripsi. Padang(ID): Universitas Andalas.
Rohman, A., S. Riyanto, dan N. K. Hidayati. 2007. Aktivitas Antioksidan,
Kandungan Fenolik Total, dan Flavonoid Total Daun Mengkudu (Morinda
Citrifolia L). Agritech. 27(4): 147-151.
Sari, MP. 2014. Formulasi Krim tabir Surya Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang Ambon
Putih (Musa (AAA group) dan Penentuan Nilai Faktor Pelindung Surya (FPS)
Fraksi Etil Asetat Secara in Vitro. Program Studi Farmasi. Universitas Islam
Bandung
Sundari, D., Budi, N dan M. Wien, W. 2009. Toksisitas Akut (LD50) dan Uji
Gelagat Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) Pada Mencit. Media
Peneliti dan. Pengembangan Kesehatan, 14(4): 198-203.
Suryanto B, Syarief SH. 2013. Uji aktivitas tabir surya paduan oktil p-metoksi
sinamat (opms) nanopartikel emas sebagai bahan kosmetik. Journal of
Chemistry. 2(3): 32-37.
Syah AN. 2006. Taklukkan Penyakit Dengan Teh Hijau. Jakarta(ID): Agromedia
Pustaka.
Tahir I, Jumina, dan Yuliastuti. 2002. Analisis aktivitas perlindungan sinar uv
secara in vitro dan in vivo dari beberapa senyawa ester sinamat produk reaksi
kondensasi benzaldehida tersubstitusi dan alkil asetat. Jurnal Farmasi Sains
dan Komunitas (JFSK). 2(3): hal. 136.
Taufan MRS, Zulfahmi. 2010. Pemanfaatan limbah kulit udang sebagai bahan anti
rayap (bio-termitisida) pada bangunan berbahan kayu. skripsi.
Semarang(ID):Universitas Diponegoro.
Trisnawati I, Hersoelistyorini W, dan Nurhidajah. 2019. Tingkat kekeruhan, kadar
vitamin c dan aktivitas antioksidan infused water lemon dengan variasi suhu
dan lama perendaman. Jurnal Pangan dan Gizi. 9(1): 27-38.
Xie W, Xu P, Wang W, dan Liu Q. 2002. Preparation and antibacterial activity of
a water-soluble chitosan derivative. Carbohydrate Polymer. 50: 35-40.