Anda di halaman 1dari 10

MATERI PEMBERITAAN FIRMAN UNTUK SEKTOR

MINGGU PERTAMA - JUNI 2023

Tema : Pendewasaan melalui ujian iman


Bacaan : Matius15 : 21 - 28
Fokus : Tematis
Metode : Diskusi

Pengantar

Dalam pembacaan ini dicatat bahwa Yesus sedang menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon setelah Ia
bersoal jawab dengan beberapa orang Farisi dan ahli Taurat. Dicatat dalam Markus7:24-30 bahwa Yesus
tidak mau diketahui oleh orang lain. Namun sekalipun demikian ternyata kedatangan Yesus tidak bisa
dirahasiakan karena ke mana pun Yesus pergi, Dia akan selalu menjadi fokus perhatian banyak orang.
Kedatangan-Nya itu diketahui oleh seorang perempuan Kanaan yang mempunyai seorang anak yang
sedang kerasukan setan.

Kisah ini sangat menarik mengingat perempuan ini adalah seorang Kanaan (golongan kafir) yang bagi
orang Yahudi tidak layak untuk bergaul dengan orang-orang Yahudi. Namun iman yang diperoleh dari
keberanian dan ketabahan perempuan ini dalam menghadapi tantangan, mendapat pujian dari Yesus dan
apa yang diinginkannya akhirnya didapatkannya. Ujian iman harus kita lalui untuk mendapatkan suatu hasil
yang memuaskan. Dari kisah ini kita dapat melihat ada beberapa ujian iman yang dilalui oleh perempuan
Kanaan yang sering kali kita mengalaminya juga.

1. Ketika Tuhan seolah-olah terdiam (ay. 23)


Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada tidak dipedulikan oleh seseorang yang sangat kita harapkan
mampu menolong kita. Ketika kita sudah berharap sepenuhnya kepada orang tersebut namun orang orang
itu sama sekali tidak memberi perhatian, hal itu akan sangat mengecewakan. Hal yang sama dialami oleh
perempuan Kanaan ini. Dia datang kepada Yesus dengan harapan yang besar bahwa Yesus akan
menolongnya. Namun apa yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya. Yesus tidak menjawabnya
sama sekali. Suatu keadaan yang sangat menyakitkan. Tapi sikap perempuan ini sangat mengagumkan,
dia tidak undur sedikitpun. Satu sikap yang patut diteladani oleh semua orang.
Ketika Tuhan seolah-olah tidak berbicara apa-apa, seolah-olah tidak mendengar sama sekali seruan kita
dalam kesesakan kita, seolah-olah Tuhan tidak mau menolong kita, jangan menyerah, teruslah berseru
kepada-Nya. Tuhan belum menjawab atau Tuhan belum merespons permohonan kita buka berarti tidak
peduli tetapi Ia sementara menguji iman kita .
2. Ketika Tuhan seolah-olah menolak kita (ayat 24, 25)
Ketika Tuhan tidak memberi jawaban / respon dan murid-murid berusaha mengusirnya, perempuan ini
tetap berharap penuh kepada Yesus dan dia tidak berbalik pulang dengan kekecewaan. Dia terus berada
di tempat itu. Akan tetapi ujian iman selanjutnya harus dilalui oleh perempuan ini. Kali ini Yesus membuka
suara namun bukan suatu pernyataan yang diharapkan oleh perempuan ini, karena kalimat yang
diucapkan Yesus bernada penolakan. Yesus mengatakan bahwa Dia diutus tidak untuk orang-orang di luar
Israel. Suatu penantian dan pengharapan yang lagi-lagi menyakitkan. Seolah-olah Yesus menolak
memberikan pertolongan. Kembali perempuan ini memperlihatkan sikap yang sangat mengagumkan. Dia
tidak putus asa, sebaliknya dia malah semakin mendekat dan menyembah Yesus. Dia lebih merendahkan
dirinya dengan pengharapan yang besar.Terkadang kita merasa ditolak Tuhan dan sepertinya Tuhan
memalingkan wajah dan tidak memberi pertolongan sama sekali ketika kita sedang dalam tekanan. Namun
dalam keadaan seolah-olah Tuhan menolak kita dan semua jalan keluar dari masalah kita sepertinya
ditutup, jangan pernah menyerah! Karena dalam keadaan seperti ini, Tuhan sedang menguji kesabaran
kita dan kesabaran itu akan membuahkan hasil yang sangat indah.

3. Ketika Tuhan seolah-olah merendahkan dan mempermalukan (ayat 26,27)


Ujian iman ketiga yang dilalui oleh perempuan Kanaan ini adalah direndahkan dan dipermalukan. Matius
mencatat bahwa ketika perempuan ini semakin mendekati Yesus dan menyembah, Yesus menjawab
bahwa tidak patut memberikan makanan anak-anak kepada anjing.
Dicap sebagai anjing tentu bukan hal yang menyenangkan sebaliknya itu akan sangat menyakitkan. Akan
tetapi perempuan ini tetap bertahan dan tidak menyerah, dia membenarkan apa yang dikatakan Yesus,
dan semakin merendahkan dirinya di hadapan Yesus. Suatu sikap yang sangat menakjubkan dan
mengagumkan sehingga Yesus pun memberi pujian. Dan imannya yang besar itulah yang menyembuhkan
anaknya seketika itu juga. Iman yang diperoleh melalui berbagai ujian yang cukup berat.
Seringkali sebagai anak-anak Tuhan kita mengalami situasi di mana kita merasa sangat dipermalukan dan
sangat direndahkan. Jangan berputus asa dan kehilangan harapan. Yesus tidak sedang mempermalukan
kita, sebaliknya Dia sedang menguji ketabahan, kesetiaan dan kerendahan hati kita. Ujian kerendahan hati
adalah ujian yang paling berat. Tetapi jika kita berhasil melaluinya, kita akan memperoleh hasil yang luar
biasa, seperti perempuan Kanaan itu.

Bagi orang2 yang setia kepada-Nya selalu tersedia rancangan2 yang sangat mengagumkan meskipun
didahului oleh kesunyian, penolakan dan direndahkan. Tuhan diam bukan karena marah atau tidak peduli
atau melupakan kita, tetapi Ia sedang membawa kita kepada satu jawaban yang tidak pernah kita pikirkan
sebelumnya.

PERTANYAAN PENGARAH UNTUK DIDISKUSIKAN :

1. Faktor apa yang mendorong perempuan Kanaan itu terus mengikuti Yesus dan
meminta belas kasihan demi penyembuhan anaknya ?
2. Apakah kisah Perempuan Kanaan ini mirip dengan kondisi yang pernah anda
jumpai dalam kehidupan masa kini ?
3. Apa respons kita bila hal yang kita mohonkan dalam doa tidak atau belum Tuhan
kabulkan ?

Selamat berdiskusi
TUHAN YESUS MEMBERKATI

MATERI PEMBERITAAN FIRMAN UNTUK WADAH PP GPI


MINGGU PERTAMA - JUNI 2023

Tema : Pendewasaan melalui ujian iman


Sub Tema : Pemberian Persembahan Persepuluhan
Bacaan : Maleakhi 3 : 6 - 12
Fokus : Tematis
Metode : Diskusi

Pengantar
Pendalaman Teks
Persembahan Persepuluhan adalah salah satu bentuk pemberian yang diwajibkan
Allah bagi umat Istael. Kitab Maleakhi menyatakan ketertinggalan bangsa Israel dalam
mewujudkan ketaatannya kepada Allah. Meskipun demikian Allah tetap mengasihi
mereka. Maleakhi mengajak bangsa ini untuk memulihkan hubungan mereka dengan
Tuhan dengan cara memulihkan kerohanian mereka. Tidak hanya kepada seluruh
suku, tetapi juga sampai kepada pelayan Tuhan yaitu Lewi dan Imam. Persepuluhan
adalah bentuk peribadatan dan wujud keaktifan dalam mendukung kegiatan
keimamatan dalam bait Allah.
Pengabaian persepuluhan berdampak kepada terhambatnya pelayanan karena para
imam bekerja bagi nafkah mereka masing-masing. Perbuatan baik adalah penting,
tetapi persepuluhan juga penting. Tidak boleh mengabaikan salah satunya. Suku Lewi
tidak menerima persepuluhan sebagai upah, tetapi sebagai warisan. Persepuluhan
adalah wajib. Tidak memandang pekerjaan ataupun tingkat penghasilan. Suku Lewi
hidup dari persepuluhan, namun mereka juga memberikan persepuluhan terbaik
mereka kepada para imam. Bangsa Israel telah menghina Tuhan, khususnya para
imam dengan tidak hormat dan tidak takut kepada Tuhan, mereka mengabaikan
persembahan persepuluhan.
Maleakhi menyerukan pertobatan dan supaya bangsa Israel mengingat kembali akan
kesetiaan Tuhan. Mereka dituduh telah merampok milik Tuhan karena lalai pada
persepuluhan dan persembahan khusus yang adalah nafkah para imam. Persepuluhan
adalah serius, sehingga dengan tidak memberikannya sama saja dengan merampok
milik Tuhan. Cara untuk kembali kepada Tuhan di antaranya adalah dengan
menghiraukan persepuluhan. Bangsa Israel tidak memberikan persepuluhan atau
memberikan namun tidak sebagaimana seharusnya. Kesulitan ekonomi menjadi
alasan bangsa Israel untuk tidak memberikan persepuluhan. Mereka merasa dirinya
begitu susah sehingga layak jika bertindak tidak hormat kepada Tuhan. padahal justru
pengabaiannya terhadap persepuluhan itulah yang membuat berkat mereka
terhambat. Mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka justru memperburuk keadaan
karena mendatangkan pengadilan, peringatan dan kutuk dari Tuhan. “Dengan
kutukan kamu terus menerus dikutuk, tetapi masih tetap terus menerus merampok
Tuhan”. Kutuk itu mengikat dan membatasi berkat. Bangsa Israel menjadi bangsa
yang besar karena Tuhan, namun mereka tetap merampok milik Tuhan.
Ketaatan umat Israel memenuhi persembahan persepuluhan adalah wujud ketaatan
kepada Allah. Ada jaminan bagi yang taat. “Ujilah Aku” perintah Tuhan sebagai bukti
kesetiaan-Nya. Bangsa Israel meragukan pemeliharaan Tuhan dalam ketidaktahuan
mereka, karena itu tantangan dari Tuhan ini muncul. Mereka bertanggungjawab jika
Imam dan Lewi kelaparan karena absen nya persepuluhan. Karena memberi
persepuluhan semata-mata karena menghormati Tuhan. Kegagalan persepuluhan
sebenarnya berakar kepada kekikiran karena tidak percaya/ meragukan Allah.
Memberikan Persepuluhan merupakan bentuk ketaatan. Allah adalah sumber berkat
dan hanya dirasakan oleh orang yang takut kepada-Nya. Berkat adalah Kekuatan dari
Allah yang datang dari Allah yang mendatangkan keberuntungan dan kekayaan bagi
manusia.

Pendalaman Konteks
Gereja Protestan Indonesia di Papua melalui Sidang Sinode IX tahun 2018 di
Jayapura mengarakan warganya memberi persembahan persepuluhan. Pemberian
persembahan persepuluhan itu dialokasikan untuk membayar gaji para pegawai
Gereja ( Pendeta, Pengajar dan staf yang bekerja ditiap lingkup). Mengapa
demikian ? sebab hamba-hamba Tuhan inilah yang keseharian melaksanakan
tugas keimamatan melalui panggilan pelayanannya.
Umat diarahkan untuk memberi persembahan persepuluhan secara rutin, utuh,
penuh keikhlasan dan terfokus pada jemaat setempat. Rutin artinya berapapun
penghasilan umat dalam sebulan rutin memberi sepersepuluh kepada Tuhan
melalui GerejaNya. Utuh artinya tidak membagi-bagikan sepersepuluh
penghasilannya itu untuk pemberian pengucpan syukur atau kolekta atau untuk
sumbangan pembangunan dan lainnya tetapi seluruh nilai persepuluhan itu
diberikan sekaligus ke pos / kotak yang telah ditentukan. Keikhlasan artinya
tidak lagi mempersoalkan pemberian itu sebab lembaga GPI Papua telah
menentukan mekanisme dan tujuan dari pemberian persepuluhan dimaksud
sehingga pengunaannya tertanggung jawab. Fukus pada jemaat setempat bahwa
dimana kita terdaftar dan terlayani di jemaat setempat, maka pemberian
persepuluhan kita harus juga tertujuh kesitu, bukan sebaliknya kita terdaftar dan
terlayani di Jemaat A selanjutnya memberikan persepuluhan di Jemaat B yang jauh
disana.

Pertanyaan untuk didiskusikan :


1. Apakah anda secara rutin sudah memberi persembahan persepuluhan kepada
Tuhan melalui GerejaNya ?
2. Faktor apa saja yang menghambat kita untuk belum atau masih ragu memberikan
persembahan persepuluhan secara rutin ?

Selamat Berdiskusi
TUHAN YESUS MEMBERKATI
MATERI PEMBERITAAN FIRMAN UNTUK WADAH PERWATA
MINGGU PERTAMA - JUNI 2023

Tema : Pendewasaan melalui ujian iman


Sub Tema : Pemberian Persembahan Persepuluhan
Bacaan : Maleakhi 3 : 6 - 12
Fokus : Tematis
Metode : Diskusi

Pengantar
Pendalaman Teks
Persembahan Persepuluhan adalah salah satu bentuk pemberian yang diwajibkan
Allah bagi umat Istael. Kitab Maleakhi menyatakan ketertinggalan bangsa Israel dalam
mewujudkan ketaatannya kepada Allah. Meskipun demikian Allah tetap mengasihi
mereka. Maleakhi mengajak bangsa ini untuk memulihkan hubungan mereka dengan
Tuhan dengan cara memulihkan kerohanian mereka. Tidak hanya kepada seluruh
suku, tetapi juga sampai kepada pelayan Tuhan yaitu Lewi dan Imam. Persepuluhan
adalah bentuk peribadatan dan wujud keaktifan dalam mendukung kegiatan
keimamatan dalam bait Allah.
Pengabaian persepuluhan berdampak kepada terhambatnya pelayanan karena para
imam bekerja bagi nafkah mereka masing-masing. Perbuatan baik adalah penting,
tetapi persepuluhan juga penting. Tidak boleh mengabaikan salah satunya. Suku Lewi
tidak menerima persepuluhan sebagai upah, tetapi sebagai warisan. Persepuluhan
adalah wajib. Tidak memandang pekerjaan ataupun tingkat penghasilan. Suku Lewi
hidup dari persepuluhan, namun mereka juga memberikan persepuluhan terbaik
mereka kepada para imam. Bangsa Israel telah menghina Tuhan, khususnya para
imam dengan tidak hormat dan tidak takut kepada Tuhan, mereka mengabaikan
persembahan persepuluhan.
Maleakhi menyerukan pertobatan dan supaya bangsa Israel mengingat kembali akan
kesetiaan Tuhan. Mereka dituduh telah merampok milik Tuhan karena lalai pada
persepuluhan dan persembahan khusus yang adalah nafkah para imam. Persepuluhan
adalah serius, sehingga dengan tidak memberikannya sama saja dengan merampok
milik Tuhan. Cara untuk kembali kepada Tuhan di antaranya adalah dengan
menghiraukan persepuluhan. Bangsa Israel tidak memberikan persepuluhan atau
memberikan namun tidak sebagaimana seharusnya. Kesulitan ekonomi menjadi
alasan bangsa Israel untuk tidak memberikan persepuluhan. Mereka merasa dirinya
begitu susah sehingga layak jika bertindak tidak hormat kepada Tuhan. padahal justru
pengabaiannya terhadap persepuluhan itulah yang membuat berkat mereka
terhambat. Mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka justru memperburuk keadaan
karena mendatangkan pengadilan, peringatan dan kutuk dari Tuhan. “Dengan
kutukan kamu terus menerus dikutuk, tetapi masih tetap terus menerus merampok
Tuhan”. Kutuk itu mengikat dan membatasi berkat. Bangsa Israel menjadi bangsa
yang besar karena Tuhan, namun mereka tetap merampok milik Tuhan.
Ketaatan umat Israel memenuhi persembahan persepuluhan adalah wujud ketaatan
kepada Allah. Ada jaminan bagi yang taat. “Ujilah Aku” perintah Tuhan sebagai bukti
kesetiaan-Nya. Bangsa Israel meragukan pemeliharaan Tuhan dalam ketidaktahuan
mereka, karena itu tantangan dari Tuhan ini muncul. Mereka bertanggungjawab jika
Imam dan Lewi kelaparan karena absen nya persepuluhan. Karena memberi
persepuluhan semata-mata karena menghormati Tuhan. Kegagalan persepuluhan
sebenarnya berakar kepada kekikiran karena tidak percaya/ meragukan Allah.
Memberikan Persepuluhan merupakan bentuk ketaatan. Allah adalah sumber berkat
dan hanya dirasakan oleh orang yang takut kepada-Nya. Berkat adalah Kekuatan dari
Allah yang datang dari Allah yang mendatangkan keberuntungan dan kekayaan bagi
manusia.
Pendalaman Konteks
Gereja Protestan Indonesia di Papua melalui Sidang Sinode IX tahun 2018 di
Jayapura mengarakan warganya memberi persembahan persepuluhan. Pemberian
persembahan persepuluhan itu dialokasikan untuk membayar gaji para pegawai
Gereja ( Pendeta, Pengajar dan staf yang bekerja ditiap lingkup). Mengapa
demikian ? sebab hamba-hamba Tuhan inilah yang keseharian melaksanakan
tugas keimamatan melalui panggilan pelayanannya.
Umat diarahkan untuk memberi persembahan persepuluhan secara rutin, utuh,
penuh keikhlasan dan terfokus pada jemaat setempat. Rutin artinya berapapun
penghasilan umat dalam sebulan rutin memberi sepersepuluh kepada Tuhan
melalui GerejaNya. Utuh artinya tidak membagi-bagikan sepersepuluh
penghasilannya itu untuk pemberian pengucpan syukur atau kolekta atau untuk
sumbangan pembangunan dan lainnya tetapi seluruh nilai persepuluhan itu
diberikan sekaligus ke pos / kotak yang telah ditentukan. Keikhlasan artinya
tidak lagi mempersoalkan pemberian itu sebab lembaga GPI Papua telah
menentukan mekanisme dan tujuan dari pemberian persepuluhan dimaksud
sehingga pengunaannya tertanggung jawab. Fukus pada jemaat setempat bahwa
dimana kita terdaftar dan terlayani di jemaat setempat, maka pemberian
persepuluhan kita harus juga tertujuh kesitu, bukan sebaliknya kita terdaftar dan
terlayani di Jemaat A selanjutnya memberikan persepuluhan di Jemaat B yang jauh
disana.

Pertanyaan untuk didiskusikan :


1. Apakah anda secara rutin sudah memberi persembahan persepuluhan kepada
Tuhan melalui GerejaNya ?
2. Faktor apa saja yang menghambat kita untuk belum atau masih ragu memberikan
persembahan persepuluhan secara rutin ?

Selamat Berdiskusi
TUHAN YESUS MEMBERKATI
MATERI PEMBERITAAN FIRMAN UNTUK WADAH PERPRI
MINGGU PERTAMA - JUNI 2023

Tema : Pendewasaan melalui ujian iman


Sub Tema : Pemberian Persembahan Persepuluhan
Bacaan : Maleakhi 3 : 6 - 12
Fokus : Tematis
Metode : Diskusi

Pengantar
Pendalaman Teks
Persembahan Persepuluhan adalah salah satu bentuk pemberian yang diwajibkan
Allah bagi umat Istael. Kitab Maleakhi menyatakan ketertinggalan bangsa Israel dalam
mewujudkan ketaatannya kepada Allah. Meskipun demikian Allah tetap mengasihi
mereka. Maleakhi mengajak bangsa ini untuk memulihkan hubungan mereka dengan
Tuhan dengan cara memulihkan kerohanian mereka. Tidak hanya kepada seluruh
suku, tetapi juga sampai kepada pelayan Tuhan yaitu Lewi dan Imam. Persepuluhan
adalah bentuk peribadatan dan wujud keaktifan dalam mendukung kegiatan
keimamatan dalam bait Allah.
Pengabaian persepuluhan berdampak kepada terhambatnya pelayanan karena para
imam bekerja bagi nafkah mereka masing-masing. Perbuatan baik adalah penting,
tetapi persepuluhan juga penting. Tidak boleh mengabaikan salah satunya. Suku Lewi
tidak menerima persepuluhan sebagai upah, tetapi sebagai warisan. Persepuluhan
adalah wajib. Tidak memandang pekerjaan ataupun tingkat penghasilan. Suku Lewi
hidup dari persepuluhan, namun mereka juga memberikan persepuluhan terbaik
mereka kepada para imam. Bangsa Israel telah menghina Tuhan, khususnya para
imam dengan tidak hormat dan tidak takut kepada Tuhan, mereka mengabaikan
persembahan persepuluhan.
Maleakhi menyerukan pertobatan dan supaya bangsa Israel mengingat kembali akan
kesetiaan Tuhan. Mereka dituduh telah merampok milik Tuhan karena lalai pada
persepuluhan dan persembahan khusus yang adalah nafkah para imam. Persepuluhan
adalah serius, sehingga dengan tidak memberikannya sama saja dengan merampok
milik Tuhan. Cara untuk kembali kepada Tuhan di antaranya adalah dengan
menghiraukan persepuluhan. Bangsa Israel tidak memberikan persepuluhan atau
memberikan namun tidak sebagaimana seharusnya. Kesulitan ekonomi menjadi
alasan bangsa Israel untuk tidak memberikan persepuluhan. Mereka merasa dirinya
begitu susah sehingga layak jika bertindak tidak hormat kepada Tuhan. padahal justru
pengabaiannya terhadap persepuluhan itulah yang membuat berkat mereka
terhambat. Mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka justru memperburuk keadaan
karena mendatangkan pengadilan, peringatan dan kutuk dari Tuhan. “Dengan
kutukan kamu terus menerus dikutuk, tetapi masih tetap terus menerus merampok
Tuhan”. Kutuk itu mengikat dan membatasi berkat. Bangsa Israel menjadi bangsa
yang besar karena Tuhan, namun mereka tetap merampok milik Tuhan.
Ketaatan umat Israel memenuhi persembahan persepuluhan adalah wujud ketaatan
kepada Allah. Ada jaminan bagi yang taat. “Ujilah Aku” perintah Tuhan sebagai bukti
kesetiaan-Nya. Bangsa Israel meragukan pemeliharaan Tuhan dalam ketidaktahuan
mereka, karena itu tantangan dari Tuhan ini muncul. Mereka bertanggungjawab jika
Imam dan Lewi kelaparan karena absen nya persepuluhan. Karena memberi
persepuluhan semata-mata karena menghormati Tuhan. Kegagalan persepuluhan
sebenarnya berakar kepada kekikiran karena tidak percaya/ meragukan Allah.
Memberikan Persepuluhan merupakan bentuk ketaatan. Allah adalah sumber berkat
dan hanya dirasakan oleh orang yang takut kepada-Nya. Berkat adalah Kekuatan dari
Allah yang datang dari Allah yang mendatangkan keberuntungan dan kekayaan bagi
manusia.
Pendalaman Konteks
Gereja Protestan Indonesia di Papua melalui Sidang Sinode IX tahun 2018 di
Jayapura mengarakan warganya memberi persembahan persepuluhan. Pemberian
persembahan persepuluhan itu dialokasikan untuk membayar gaji para pegawai
Gereja ( Pendeta, Pengajar dan staf yang bekerja ditiap lingkup). Mengapa
demikian ? sebab hamba-hamba Tuhan inilah yang keseharian melaksanakan
tugas keimamatan melalui panggilan pelayanannya.
Umat diarahkan untuk memberi persembahan persepuluhan secara rutin, utuh,
penuh keikhlasan dan terfokus pada jemaat setempat. Rutin artinya berapapun
penghasilan umat dalam sebulan rutin memberi sepersepuluh kepada Tuhan
melalui GerejaNya. Utuh artinya tidak membagi-bagikan sepersepuluh
penghasilannya itu untuk pemberian pengucpan syukur atau kolekta atau untuk
sumbangan pembangunan dan lainnya tetapi seluruh nilai persepuluhan itu
diberikan sekaligus ke pos / kotak yang telah ditentukan. Keikhlasan artinya
tidak lagi mempersoalkan pemberian itu sebab lembaga GPI Papua telah
menentukan mekanisme dan tujuan dari pemberian persepuluhan dimaksud
sehingga pengunaannya tertanggung jawab. Fukus pada jemaat setempat bahwa
dimana kita terdaftar dan terlayani di jemaat setempat, maka pemberian
persepuluhan kita harus juga tertujuh kesitu, bukan sebaliknya kita terdaftar dan
terlayani di Jemaat A selanjutnya memberikan persepuluhan di Jemaat B yang jauh
disana.

Pertanyaan untuk didiskusikan :


1. Apakah anda secara rutin sudah memberi persembahan persepuluhan kepada
Tuhan melalui GerejaNya ?
2. Faktor apa saja yang menghambat kita untuk belum atau masih ragu memberikan
persembahan persepuluhan secara rutin ?

Selamat Berdiskusi
TUHAN YESUS MEMBERKATI
MATERI PEMBERITAAN FIRMAN UNTUK WADAH PERLANSIA
MINGGU PERTAMA - JUNI 2023

Tema : Pendewasaan melalui ujian iman


Sub Tema : Pemberian Persembahan Persepuluhan
Bacaan : Maleakhi 3 : 6 - 12
Fokus : Tematis
Metode : Diskusi

Pengantar
Pendalaman Teks
Persembahan Persepuluhan adalah salah satu bentuk pemberian yang diwajibkan
Allah bagi umat Istael. Kitab Maleakhi menyatakan ketertinggalan bangsa Israel dalam
mewujudkan ketaatannya kepada Allah. Meskipun demikian Allah tetap mengasihi
mereka. Maleakhi mengajak bangsa ini untuk memulihkan hubungan mereka dengan
Tuhan dengan cara memulihkan kerohanian mereka. Tidak hanya kepada seluruh
suku, tetapi juga sampai kepada pelayan Tuhan yaitu Lewi dan Imam. Persepuluhan
adalah bentuk peribadatan dan wujud keaktifan dalam mendukung kegiatan
keimamatan dalam bait Allah.
Pengabaian persepuluhan berdampak kepada terhambatnya pelayanan karena para
imam bekerja bagi nafkah mereka masing-masing. Perbuatan baik adalah penting,
tetapi persepuluhan juga penting. Tidak boleh mengabaikan salah satunya. Suku Lewi
tidak menerima persepuluhan sebagai upah, tetapi sebagai warisan. Persepuluhan
adalah wajib. Tidak memandang pekerjaan ataupun tingkat penghasilan. Suku Lewi
hidup dari persepuluhan, namun mereka juga memberikan persepuluhan terbaik
mereka kepada para imam. Bangsa Israel telah menghina Tuhan, khususnya para
imam dengan tidak hormat dan tidak takut kepada Tuhan, mereka mengabaikan
persembahan persepuluhan.
Maleakhi menyerukan pertobatan dan supaya bangsa Israel mengingat kembali akan
kesetiaan Tuhan. Mereka dituduh telah merampok milik Tuhan karena lalai pada
persepuluhan dan persembahan khusus yang adalah nafkah para imam. Persepuluhan
adalah serius, sehingga dengan tidak memberikannya sama saja dengan merampok
milik Tuhan. Cara untuk kembali kepada Tuhan di antaranya adalah dengan
menghiraukan persepuluhan. Bangsa Israel tidak memberikan persepuluhan atau
memberikan namun tidak sebagaimana seharusnya. Kesulitan ekonomi menjadi
alasan bangsa Israel untuk tidak memberikan persepuluhan. Mereka merasa dirinya
begitu susah sehingga layak jika bertindak tidak hormat kepada Tuhan. padahal justru
pengabaiannya terhadap persepuluhan itulah yang membuat berkat mereka
terhambat. Mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka justru memperburuk keadaan
karena mendatangkan pengadilan, peringatan dan kutuk dari Tuhan. “Dengan
kutukan kamu terus menerus dikutuk, tetapi masih tetap terus menerus merampok
Tuhan”. Kutuk itu mengikat dan membatasi berkat. Bangsa Israel menjadi bangsa
yang besar karena Tuhan, namun mereka tetap merampok milik Tuhan.
Ketaatan umat Israel memenuhi persembahan persepuluhan adalah wujud ketaatan
kepada Allah. Ada jaminan bagi yang taat. “Ujilah Aku” perintah Tuhan sebagai bukti
kesetiaan-Nya. Bangsa Israel meragukan pemeliharaan Tuhan dalam ketidaktahuan
mereka, karena itu tantangan dari Tuhan ini muncul. Mereka bertanggungjawab jika
Imam dan Lewi kelaparan karena absen nya persepuluhan. Karena memberi
persepuluhan semata-mata karena menghormati Tuhan. Kegagalan persepuluhan
sebenarnya berakar kepada kekikiran karena tidak percaya/ meragukan Allah.
Memberikan Persepuluhan merupakan bentuk ketaatan. Allah adalah sumber berkat
dan hanya dirasakan oleh orang yang takut kepada-Nya. Berkat adalah Kekuatan dari
Allah yang datang dari Allah yang mendatangkan keberuntungan dan kekayaan bagi
manusia.
Pendalaman Konteks
Gereja Protestan Indonesia di Papua melalui Sidang Sinode IX tahun 2018 di
Jayapura mengarakan warganya memberi persembahan persepuluhan. Pemberian
persembahan persepuluhan itu dialokasikan untuk membayar gaji para pegawai
Gereja ( Pendeta, Pengajar dan staf yang bekerja ditiap lingkup). Mengapa
demikian ? sebab hamba-hamba Tuhan inilah yang keseharian melaksanakan
tugas keimamatan melalui panggilan pelayanannya.
Umat diarahkan untuk memberi persembahan persepuluhan secara rutin, utuh,
penuh keikhlasan dan terfokus pada jemaat setempat. Rutin artinya berapapun
penghasilan umat dalam sebulan rutin memberi sepersepuluh kepada Tuhan
melalui GerejaNya. Utuh artinya tidak membagi-bagikan sepersepuluh
penghasilannya itu untuk pemberian pengucpan syukur atau kolekta atau untuk
sumbangan pembangunan dan lainnya tetapi seluruh nilai persepuluhan itu
diberikan sekaligus ke pos / kotak yang telah ditentukan. Keikhlasan artinya
tidak lagi mempersoalkan pemberian itu sebab lembaga GPI Papua telah
menentukan mekanisme dan tujuan dari pemberian persepuluhan dimaksud
sehingga pengunaannya tertanggung jawab. Fukus pada jemaat setempat bahwa
dimana kita terdaftar dan terlayani di jemaat setempat, maka pemberian
persepuluhan kita harus juga tertujuh kesitu, bukan sebaliknya kita terdaftar dan
terlayani di Jemaat A selanjutnya memberikan persepuluhan di Jemaat B yang jauh
disana.

Pertanyaan untuk didiskusikan :


1. Apakah anda secara rutin sudah memberi persembahan persepuluhan kepada
Tuhan melalui GerejaNya ?
2. Faktor apa saja yang menghambat kita untuk belum atau masih ragu memberikan
persembahan persepuluhan secara rutin ?

Selamat Berdiskusi
TUHAN YESUS MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai