Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

KELOMPOK ANAK USIA SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANGEL CHARLA DE FRETES


NIM : 202114201007A

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA(YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAPUA(STIKES)
PRODI ILMU KESEHATAN PAPUA ( STIKES )
TAHUN 2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH

Asuhan keperawatan anak sekolah yang dilakukan di SDN 48 KabupateSorong menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah,

perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan

keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak sekolah dan orang tua,

dan kepala sekolah.

Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas anak usia sekolah di SDN 48 KabupateSorong..

Luas wilayah komunitas 700 m2 dengan batas wilayah sebelah utara rumah penduduk RT.5

sebelah selatan rumah penduduk RT.4 sebelah Barat Masjid dan sebelah timur rumah penduduk

RT.4.

Komunitas anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD

dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123 (Data SDN 48 Juli 2023)

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di

sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya.

Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan dengan

peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor risiko

tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya sakit

atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi. Anak usia sekolah

merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

 Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah

 Aktivitas fisik anak semakin meningkat


I. Pengkajian

Pengkajian pada anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner

meliputi : data inti komunitas dan subsystem.

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1.Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN 48

Kabupaten Sorong untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah

menurut jenis kelamin dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di


SDN 48 Kabupaten Sorong bulan juli tahun 2023

3
30
25
20
15 Perempuan
10 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun
tahun

Dari 123 siswa SDN 48 Kabupaten Sorong antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9

tahun dan anak perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama

yaitu 20.5 % dan 20 %.

2. Status perkawinan

100% dari anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :

Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di bawah ini :

Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di SDN 48 Kabupaten


Sorong

Kristen

3.1%

Islam

96.9%

4
Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Islam yaitu 96,9 %.

Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tidak tersedia musala

untuk tempat beribadah karena letak SD bersebelahan dengan masjid, kegiatan keagamaan

dilaksanakan di masjid tersebut. Di sekolah terdapat mata pelajaran Agama.

Sedangkan dari hasil wawancara , menyatakan bahwa nilai/norma/budaya yang dianut anak-

anak SD baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan anak- anak rajin dan

antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.

B. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.

Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1

kantin di dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin

kebersihannya. Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang

sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin kebersihannya.

Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki

dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.

Auskultasi : Hasil wawancara di sekolah SDN 48 Kabupaten Sorong terdapat kegiatan

ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti olahraga meliputi sepak

bola dan senam, kesenian meliputi tari danmusik dan kegiatan keagamaan

seperti pengajian.

5
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik

bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang

membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini

diikuti oleh anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekolah SDN 48 Kabupaten Sorong terdapat UKS untuk

tempat istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang

BK (Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.

3. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa

mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.

4. Keamanan dan Transportasi

a. Keamanan

Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,

akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :

1) Kebiasaan jajan sembarangan

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan

sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SDN 48 Kabupaten Sorong

6
Kebiasaan Jajan Sembarangan

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan

sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang negatif bagi

kesehatan anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi

yang ada di dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam

masalah kesehatan untuk anak usia sekolah.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan

sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

Diagram 4 : Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah SDN 48


Kabupaten Sorong

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Permen Coklat Snack

7
Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah

permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi

kesehatan gigi anak usia sekolah karena dalam permen mengandung

kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah di SDN 48 Kabupaten Sorong

3) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

Diagram 5 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang dilakukan oleh


anak usia sekolah di sekolah SDN 48 Kabupaten Sorong

Kebiasaan Menggosok Gigi

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi

sebelum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi

perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak

dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai

macam masalah kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa anak-anak

SDN 48 Kabupaten Sorongo sudah mendapat pengetahuan tentang cara

menggosok

8
gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi sebelum tidur dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN 48 Kabupaten Sorong tidak menggosok gigi
sebelumtidur

Alasan tidak gosok gigi Jumlah Persentase


Malas 50 40.6 %
Tidak disuruh ortu 60 48.7 %
Lupa 13 10.5 %
Total 123 100 %

b. Transportasi

Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN 48 Kabupaten Sorong adalah

sepeda,jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.

5. Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut

sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap

masalah yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di

sekolah yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.

6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil

pengkajian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

Diagram 6 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah untuk


memperoleh pengetahuan tentang gosok gigi di sekolah SDN 48
Kabupaten Sorong

9
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Media Ortu Guru

Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui mengenai informasi

tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang

iklan pasta gigi sebesar 45%. Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai

dampak positif dan negatif.

b. Komunikasi informal

Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN 48

Kabupaten Sorong meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang

tua, peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan

orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya

dapat dilihat pada uraian dibawah ini :

Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan orang tua di
sekolah SDN 48 Kabupaten Sorong

10
60

50

40

30

20

10

0
Sering Jarang Tidak Pernah

Berdasarkan diagram di atas, maka mayoritas anak menjawab jarang

mengadakan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar

74 responden (60%). Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak

untuk mencari informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu

kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai pendengar aktif dan

pemberi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh anaknya.

Diagram 8 : Perlunya orang tua membantu mengatasi masalah anak di sekolah SDN
48 Kabupaten Sorong

Tidak perlu

1.0%

Perlu

99.0%

11
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden menyatakan

perlu mendapatkan bantuan orang tua untuk mengatasi masalah yang terjadi pada

dirinya.

7. Pendidikan

Semua anak bersekolah di sekolah SDN 48 Kabupaten Sorong

8. Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke

Pantai Kasuari ( tanjung ), Alum-alun Pantai Kenjeran, Untuk pengembangan bakat anak

di bidang olah raga dan seni di sekolah SDN 48 Kabupaten Sorong terdapat lapangan

sepak bola, sanggar senam, dan tari.

12
C. Analisa Data

Data Masalah

1. Lingkungan fisik :

- Adanya kebiasaan pada lingkungan


anak usia sekolah yang kurang baik
Defisit kebersihan diri pada anakusia
bagi perkembangan anak yaitu orang
sekolah
tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini
diikuti oleh anak usia sekolah

2. Keamanan dan transportasi:


a. Kebiasaan jajan sembarangan
- 80% anak usia sekolah memiliki Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada
anak usia sekolah
kebiasaan jajan sembarangan
- mayoritas jenis jajanan anak usia
sekolah adalah permen sebanyak
50 anak (40,6 %)
- 45 murid yang bermasalah pada
gigi dengan persentase 36.5 %
b. Kebiasan menggosok gigi sebelum
tidur
- 75% anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur
- Alasan tidak menggosok gigi
karena tidak disuruh oleh orang
tuanya (48.7%)

13
3. Komunikasi Risiko penyalahgunaan media cetak dan
a. Komunikasi Formal elektronik pada anak untuk memperoleh
Anak mengetahui mengenai informasi yang tidak sesuai dengan
informasi tentang gosok gigi perkembangannya
sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta
gigi sebesar 45%
b. Komunikasi Informal
- Sebesar 60% anak sekolah jarang Ketidakefektifan komunikasi anak dengan
diskusi dengan orang tua untuk orang tua
menyelesaikan masalah
- Sebesar 99% anak usia sekolah
menganggap perlu peran ortu
untuk mengatasi masalah anak

II. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Defisit kebersihan diri pada anak usia sekolah b/d kebiasaan pada lingkungan anak

usia sekolah yang kurang baik

2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada anak usia sekolah b/d kebiasaan anak usia

sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis jajanan

anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang

bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia

sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya

3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk memperoleh

informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d sumber informasi yang

digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang gosok gigi sebelum tidur

bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%

14
4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi dengan

orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya peran ortu untuk

mengatasi masalah anak sebesar 99%

III. Perencanaan

a. Prioritas masalah

Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnosa

keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah

ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa

keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan

masyarakat.

Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di SDN 48

Kabupaten Sorong adalah sebagai berikut :

Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total


penyelesaian positif untuk untuk score
Diagnosa keperawatan pada masalah penyelesaian Peningkatan
anak usia sekolah di komunitas kualitas
1 : rendah hidup
0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada
1 : rendah
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi
Defisit kebersihan diri pada 3 2 3 8
anak usia sekolah

Risiko terjadinya kejadian 3 3 3 9


karies gigi pada anak usia
sekolah

15
Risiko penyalahgunaan 2 1 1 4
media cetak dan elektronik
pada anak untuk
memperoleh informasi yang
tidak sesuai dengan
perkembangannya

Ketidakefektifan 2 1 2 5
komunikasi anak dengan
orang tua

Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah upaya

preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian karies gigi pada anak usia

sekolah diSDN 48 Kabupaten Sorong

16
b. Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan
Tujuan Rencana Tindakan
1. Risiko terjadinya kejadian karies gigi 1. Jangka panjangTerbentuknya 1. Lakukan pendekatan secara formal
padaanak usia sekolah kelompok anakusia sekolah yang dengankepala sekolah, guru,dan petugas
peduli terhadap kesehatan gigi UKS
2. Jangka pendek 2. Berikan penyuluhan kesehatan tentang
- anakusia sekolah tidak karies gigi pada kelompok anakusia sekolah
mengalami karies gigi 3. Demonstrasikan cara menggosok gigi
- anakusia sekolah denganbaik dan benar pada kelompok anak
mendapatkanpengetahuan usia sekolah
yang cukup tentang 4. Beri kesempatan pada kelompok anak usia
pencegahan masalah karies sekolah untuk bersama- sama mempraktikan
gigi caramenggosok gigi dengan baik dan benar
5. Lakukan kerjasama dengan puskesmas
setempat untuk melakukan monitoring
terhadap kelompok anakusia sekolah di
SDN 48 Kabupaten Sorong

17
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Dx. Keperawatan Kegiatan


1. Risiko terjadinya kejadian 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru, danpetugas UKS.
karies gigi pada anakusia Kepala sekolah, seluruh guru, dan petugas UKS mendukung diadakannyapenyuluhan kesehatan tentang
sekolah karies gigi di SDN 48 Kabupaten Sorong

2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada kelompokanak usia sekolah.
Seluruh anak antusias dan semangat untuk mengikuti kegiatanpenyuluhan kesehatan.

3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar padakelompok anak usia sekolah
Seluruh anak antusias dan semangat untuk cara menggosok gigi denganbaik dan benar

4. Memberi kesempatan pada kelompok anak usia sekolah untuk bersama-sama mempraktikan cara
menggosok gigi dengan baik dan benar Seluruh anak antusias dan semangat untuk bersama-sama
mempraktikancara menggosok gigi dengan baik dan benar Melakukan kerjasama dengan puskesmas
setempat untuk melakukan monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah di SDN 48 Kabupaten
Sorong
5. Pihak Puskesmas datang ke SDN 48 Kabupaten Sorong untuk melakukanmonitoring terhadap
kelompok anak usia sekolah

18
IV. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses dari

pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di SDN 48 Kabupaten Sorong adalah 100%

peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan

sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah melalui peningkatan

pengetahuan kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi dengan baik dan

benar yang dapat dilihat dari antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan cara

menggosok gigi dengan baik dan benar.

19
SIMPULAN

A. Simpulan

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem

sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Salah

satu di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko

(at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang

menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun

berjumlah 123 siswa.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak usia sekolah menggunakan

pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan

sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan

8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan

kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan,

komunikasi, pendidikan dan rekreasi

B. Saran

 Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan

masalahkesehatan pada komunitas anak usia sekolah

 Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk

mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas anak

usia sekola

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai