Gimanaaa, Mo Ada Revisi GGG
Gimanaaa, Mo Ada Revisi GGG
Diusulkan oleh:
E1A020266
FAKULTAS HUKUM
2023
2
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini telah menyelesaikan skripsi dengan judul:
NIM E1A020266
Disetujui oleh
Pembimbing 1 Pembimbing 2
3
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, kejahatan di Indonesia semakin
meningkat.. Salah satu bentuk kejahatan yang saat
ini terus meningkat dan memperihatinkan adalah Tindak Pidana
Pembunuhan yang dilakukan oleh perseorangan atau kelompok,
berencana dan tidak berencana, sengaja dan tidak disenaga. Tindak pidana
pembunuhan merupakan permasalahan yang urgent untuk masa ini, tindak
pidana ini sangat membahayakan keamanan masyaraka dan dapat merusak
nilai– nilai demokrasi dan moralitas karena dengan menghilangkan nyawa
manusia sama dengan melanggar HAM.
1
Menurut Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
pembunuhan berencana adalah barang siapa sengaja dan dengan rencana
lebih dahulu merampas nyawa orang lain. Selain itu pembunuhan
dianggap perbuatan yang sangat tidak berkeprimanusiaan. Dalam tindak
pidana pembunuhan, yang menjadi sasaran adalah nyawa seseorang yang
tidak dapat diganti dengan apapun. Serta perampasan itu sangat
bertentangan dengan Undang-Undang 1945 yang berbunyi : “setiap orang
berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya”.2
Pada proses pembuktian tindak pidana, terdapat sebuah hambatan
yang dinamakan obstruction of justice. Di KUHP, obstruction of justice
sudah diatur dalam peraturan hukum melalui Pasal 221 KUHP dan pasal
21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan
TIPIKOR, obstruction of justice adalah tindak pidana yang dilakukan oleh
pelaku yang terbukti berusaha untuk menghambat suatu proses hukum.
Secara formil, 3OOJ merupakan perbuatan yang dilarang dan memiliki
1
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
2
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3
Ahmad Safaat Talib M.”TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERINTANGAN PENYIDIKAN
(OBSTRUCTION OF JUSTICE) DALAM PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI YANG
DILAKUKAN OLEH ADVOKAT”.2019.Makassar.Hlm 21
4
sanksi pidana. Tindakan ini biasanya terjadi saat proses peradilan sedang
berlangsung, termasuk dalam proses penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan sidang.
Dalam penjatuhan putusan pidana hakim memang mempunyai
pertimbangan, namun harus mempunyai keadilan di dalamnya karena hal
ini menyangkut terdakwa, korban bahkan lingkungan masyarakat. Karena
suatu putusan hakim juga merupakan cerminan dalam lingkungan
masyarakat dan harus sesuai dengan apa yang diamanatkan undang-
undang. Dari hal yang dipaparkan diatas , timbul niat penulis untuk
melakukan sebuah penelitian dengan judul : PERINTANGAN
PENYIDIKAN (OBSTRUCTION OF JUSTICE) DALAM
PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
YANG DILAKUKAN OLEH FERDY SAMBO (Studi Kasus Putusan
Nomor 796/Pid.B/2022/PN Jkt.Sel.).
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan bahan masukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Hukum Acara Pidana
Khususnya mengenai perintangan penyidikan (obstruction of justice)
dalam penanganan perkara tindak pidana pembunuhan. Selain itu,
diharapkan dapat memberikan gambaran secara
komprehensif mengenai pengaturan perintangan penyelidikan dan
penyidikan dalam penanganan perkara tindak pidana pembunuhan.
6
V. KERANGKA TEORI
5
Perbuatan menghalangi proses hukum atau obstruction of justice
termasuk suatu perbuatan jahat yang bertujuan mengganggu fakta materiil,
baik dari segi isinya maupun penyampaiannya, yang akan mengganggu
proses mencapai putusan yang adil, sehingga menghalangi tercapainya
keadilan, lalu menguntungkan pelaku secara melawan hukum. 6Istilah
obstruction of justice merupakan terminologi hukum yang berasal dari
literature Anglo Saxon, yang dalam doktrin ilmu hukum pidana di
Indonesia sering diterjemahkan sebagai “tindak pidana menghalangi
proses hukum.”
4
Ichsan Saidiqi.” Obstruction of Justice dalam Teori dan Hukum Pidana di
Indonesia”.2022.Jakarta.Hlm 01
5
Johan Dwi Junianto.“Obstruction of Justice dalam Pasal 21 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi”.2020.Surabaya.Hal 339
6
Shinta Agustina dan Saldri Isra.”Obstruction of Justice”.Jakarta, 2015. Hal 29.
7
Adapun salah satu data kasus yang termasuk dalam tindak pidana
obstruction of justice yaitu pada kasus pembunuhan Brigadir J, pada kasus
ini Ferdy Sambo melakukan Tindakan obstruction of justice untuk
menghalangi penyidikan dan penyelidikan. Fakta-fakta yang diungkap,
seperti hambatan penyidikan yang berupa intimidasi, intervensi, dan
tekanan untuk menghilangkan barang bukti. Dalam SPDP tersebut, Ferdy
Sambo diduga melanggar 7Pasal 49 jo. Pasal 33 dan/atau Pasal 48 ayat (1)
jo. Pasal 32 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
dan/atau Pasal 221 ayat (1) ke 2 dan 233 KUHP jo. Pasal 55 KUHP
dan/atau Pasal 56 KUHP.
METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan
7
Kompas.com. “Ferdy Sambo Ditetapkan Sebagai Tersangka "Obstruction of Justice" di Kasus
Brigadir J”. https://nasional.kompas.com/read/2022/09/01/19445271/ferdy-sambo-ditetapkan-
sebagai-tersangka-obstruction-of-justice-di-kasus. Diakses pada 12 Juni 2023.
8
Adinda Titania. “ATIO DECIDENDI HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA BEBAS PELAKU
OBSTRUCTION OF JUSTICE PADA TINDAK PIDANA KORUPSI”.Palembang.2023.Hlm 12
8
B. Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analitis, yaitu penelitian yang menggambarkan peraturan
perundang-undangang yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori
hukum positif yang menyangkut permasalahan yang sedang diteliti.
Dalam spesifikasi penelitian yang menggunakan penelitian deskriptif
analitis ini berusaha menguraikan hasil penelitian sesuai permasalahan
yang diangkat sehingga diharapkan mendapatkan gambaran yang jelas,
rinci, dan sistematis.
C. Sumber Data
1.) Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil
penelitian di lapangan, yaitu dilakukan dengan cara mewawancarai
langsung petugas kepolisian terkait dan petugas pengadilan terkait,
hal tersebut untuk memperoleh informasi guna melengkapi data.
9
Gamal Thabroni. “Metode Penelitian Kualitatif: Pengertian, Karakteristik &
Jenis”.2021.Jakarta.Hal 162
10
E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Pertimbangan penulis memilih lokasi penelitian tersebut berhubungan
dengan tersedianya data yang relevan dengan masalah yang diteliti
karena data penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam suatu
penelitian.
F. Analisa Data
11
DAFTAR PUSTAKA
WEBSITES
Kompas.com. “Perbedaan Penyidikan dan Penyelidikan, Apa Saja?”.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/25/150500565/perbedaan-
penyelidikan-dan-penyidikan-apa-saja- Diakses pada 11 Juni 2023.
JURNAL ILMIAH
Johan Dwi Junianto, 2019 “Obstruction of Justice dalam Pasal 21
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi”
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
- Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
- Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana;
- Pasal 5 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
PUTUSAN PENGADILAN
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor:
796/Pid.B/2022/PN Jkt.Sel.
BUKU
14
Dr. Jonaedi Efendi, S.H.I., M.H., Prof. Dr. Johnny Ibrahim, S.H., S.E.,
M.M., M.Hum. (2020). Metode penelitian hukum normatif dan
empiris. Jakarta: Kencana.