Anda di halaman 1dari 37

R E G U L A T O R Y I M PA C T A N A L Y S I S D A L A M P E N Y U S U N A N P E R D A

PUGUH INDRA WARDANA (E1A019197)​


PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

- KONSEP DAN DEFENISI REGULATORY IMPACT ANALYSIS

- TAHAPAN METODE RIA (REGULATORY IMPACT ANALYSIS)


DALAM PENYUSUNAN PERDA

- PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI KONSEP RIA DI


INDONESIA

- PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI KONSEP RIA DI


AMERIKA SERIKAT

- PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI KONSEP RIA DI INGGRIS

- PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI KONSEP RIA DI


2
CANADA

- KEKUATAN DAN KELEMAHAN METODE REGULATORY


KONSEP DAN DEFENISI
REGULATORY IMPACT ANALYSIS
K O N S E P D A N D E F E N I S I R E G U L ATO RY I M PA C T
A N A LY S I S
KONSEP DEFINISI

• RIA (Regulatory Impact Assessment) adalah sebuah metode yang secara


RIA

sistematis dan konsisten mengkaji pengaruh yang ditimbulkan oleh tindakan


pemerintah, mengkomunikasikan informasi kepada para pengambil
keputusan.
• Dengan menggunakan metode RIA diharapkan regulasi yang ada semakin
baik, mendukung bagi iklim usaha khususnya bagi regulasi terkait usaha dan
menciptakan keserasian regulasi secara umum yang pada akhirnya
memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat

4
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN RIA
KONSEP DEFINISI RIA

5
PRESENTATION TITLE
TU J U A N R I A
Click icon to add picture Terciptanya good regulatory governance – tata kelola
pemerintahan yang mengembangkan perumusan
peraturan yang efektif, berorientasi pasar, melindungi
lingkungan dan kehidupan sosial.

P RI N S I P RI A
Click icon to add picture -Minimum Efective Regulation. Regulasi bibuat
apabila benar-benar diperlukan.
-Competitive Neutrality. Netralitas terhadap
persaingan dengan menggunakan mekanisme pasar.

TUJUAN DAN
-Transparancy & Participation. Transparan dengan
pelibatan stakeholder (Ida Nurseppy, Paryadi, dan
David Ray, 2002).

PRINSIP RIA
6
KONSEP DEFINISI

7
RIA
TAHAPAN METODE RIA
(REGULATORY IMPACT ANALYSIS)
DALAM PENYUSUNAN PERDA
TA H A P 1

PERUMUSAN MASALAH
PRESENTATION TITLE

Dalam tahap ini analis kebijakan antara lain ingin


mengetahui: Apakah dalam mengeluarkan kebijakan,
pemerintah telah memahami masalah yang
sebenarnya? Apakah masalah yang ingin diselesaikan
benar-benar ada? Atau hanya gejalanya? Apakah tidak
terdapat masalah yang lebih mendasar? Apakah akar
penyebab timbulnya masalah? Dan bagaimana
persepsi para stakeholders (fihak yang terkait)
terhadap masalah tersebut?
TA H A P 2

IDENTIFIKASI TUJUAN (SASARAN)


KEBIJAKAN.

Dalam tahap ini analis kebijakan berusaha


mengetahui sasaran yang ingin dicapai pemerintah
melalui penerbitan kebijakan.
TA H A P 3
TA H A PA N M E T O D E R I A I D E N T I F I K A S I A LT E R N AT I F ( O P S I )
( R E G U L AT O RY I M PA C T PENYELESAIAN MASALAH.
A N A LY S I S ) D A L A M Pada tahap ini, analis kebijakan mereview
pengembangan alternatif tindakan (opsi) yang dapat
PENYUSUNAN PERDA digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah diidentifikasi. Fokus review dalam tahap ini
9
adalah melihat apakah pemerintah telah
mempertimbangkan seluruh opsi (alternatif tindakan)
yang tersedia.
TA H A P 4

A N A L I S I S M A N FA AT D A N B I AYA .
PRESENTATION TITLE

Dalam tahap ini, analis kebijakan melakukan


assessment atas manfaat dan biaya (keuntungan dan
kerugian) untuk setiap opsi atau alternatif tindakan
yang penting, dilihat dari sudut pandang pemerintah,
masyarakat, konsumen, pelaku usaha, dan ekonomi
secara keseluruhan.
TA H A P 5

K O M U N I K A S I ( K O N S U LT A S I ) D E N G A N
S TA K E H O L D E R S .

Konsultasi pada tahap ini bertujuan untuk


memastikan bahwa pemerintah menangani masalah
yang tepat, dan bahwa persepsi pemerintah terhadap
masalah yang dihadapi sama dengan persepsi
masyarakat, pelaku usaha, maupun stakeholders
lainnya.
TA H A P 6
TA H A PA N M E T O D E R I A P E N E N T U A N O P S I ( A LT E R N AT I F
( R E G U L AT O RY I M PA C T KEBIJAKAN) TERBAIK.

A N A LY S I S ) D A L A M Dalam tahap ini memilih opsi tindakan yang terbaik


untuk mencapai sasaran dan menyelesaikan masalah
PENYUSUNAN PERDA yang telah dirumuskan sebelumnya. Fungsi analis
dalam tahap ini adalah memastikan bahwa
10
pemerintah telah membandingkan semua
costs/benefits dan memilih opsi yang paling efisien
dan efektif.
PRESENTATION TITLE

TA H A P 7

P E R U M U S A N S T R AT E G I I M P L E M E N T A S I
KEBIJAKAN.

Setelah opsi dipilih, tahap selanjutnya adalah


merumuskan startegi untuk mengimplementasikan
kebijakan di lapangan.

TA H A PA N M E T O D E R I A
( R E G U L AT O RY I M PA C T
A N A LY S I S ) D A L A M
PENYUSUNAN PERDA
11
PEMBENTUKAN PERATURAN
DAERAH
PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERATURAN DAERAH
PEMBENTUKAN

• Dari sisi prosesnya, pembentukan perundang-undangan secara garis besar


meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Tahap perancangan dan persiapan;


2) Tahap pembahasan;
3) Tahap penetapan dan atau pengesahan; dan
4) Tahap pengundangan atau pengumuman.

Proses pembentukan Perda di atas diterjemahkan dalam UU Nomor 10 Tahun


2004.
13
PERATURAN DAERAH
PEMBENTUKAN

• Berdasarkan ketentuan UU tersebut dapat kita ketahui tahapan dalam legislasi


Perda sebagai berikut:
1. Perencanaan.
2. Persiapan.
3. Pembahasan dan Penetapan/Pengesahan.
4. Pengundangan dan penyebarluasan.
5. Partisipasi masyarakat. Sedangkan jika mengacu pada proses pembentukan
peraturan perundangundangan yang ditetapkan dalam UU Nomor 12 Tahun
2011, makan proses ini mencakup tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan;
2. Penyusunan; 3. Pembahasan; 4. Pengesahan atau penetapan; dan 5.
Pengundangan

14
PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI
KONSEP RIA DI INDONESIA
PENERAPAN & IMPLEMENTASI P E N E R A PA N D A N I M P L E M E N TA S I K O N S E P R I A D I
KONSEP RIA DI INDONESIA

INDONESIA
Tahapan dalam RIA Tahapan dalam UU No.12 tahun 2011

Mendefinisikan konteks kebijakan dan tujuan khususnya Penyusunan prolegnas yang memuat konsepsi RUU yang
mengidentifikasi secara sistemik masalah yang menyebabkan meliputi:
diperlukannya pengaturan oleh pemerintah 1) latar belakang dan tujuan penyusunan;
2) sasaran yang akan diwujudkan;
3) pokok-pokok pikiran, lingkup atau obyek yang akan diatur;
dan
4) jangkauan dan arah pengaturan

Mengidentifikasi dan mendefinisikan semua opsi peraturan dan Penyusunan RUU yang memuat pokok pikiran dan materi muatan
kebijakan lain untuk mencapai tujuan kebijakan yang akan yang diatur dan penyusunan Naskah Akademik. Naskah
ditetapkan Akademik memuat:
1. Pendahuluan: Latar Belakang, Identifikasi Masalah,Tujuan,
Mengidentifikasi dan mengkuantifisir dampak dari opsi yang Metode
dipertimbangkan, termasuk efek biaya, manfaat dan 2. Kajian Teoretis dan Praktik Empiris
pendistribusian 3. Evaluasi Dan Analisis Peraturan Perundangundangan Terkait
4. Landasan Filosofis, Sosiologis, Dan Yuridis
Membangun strategi penegakan hukum dan kepatuhan dari setiap 5. Jangkauan, Arah Pengaturan, Dan Ruang Lingkup Materi
opsi, termasuk mengevaluasi efektivitas dan efisisensi tiap Muatan Undang-Undang, Peraturan Daerah Provinsi, Atau
pilihan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
16 Membangun mekanisme monitoring untuk mengevaluasi
keberhasilan kebijakan yang dipilih dan memberi masukan
informasi untuk respon pengaturan di masa mendatang
PENERAPAN & IMPLEMENTASI
KONSEP RIA DI INDONESIA

(Lanjutan dari table slide sebelumnya)


Konsultasi publik secara sistematis untuk memberi Penyebarluasan sejak penyusunan Prolegnas,
kesempatan kepada semua pemangku kepentingan penyusunan RUU, pembahasan RUU, hingga
untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan Pengundangan UU memberikan informasi dan/atau
peraturan. Tahap ini memberikan informasi yang memperoleh masukan masyarakat serta para
penting akan biaya dan manfaat dari semua pemangku kepentingan. Masyarakat berhak
alternatif. memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis
dalam Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.

17
PENERAPAN & IMPLEMENTASI
KONSEP RIA DI INDONESIA

• Di Indonesia penerapan RIA dalam melakukan proses pembentukan peratura


daerah telah banyak dilakukan. Antara lain di beberapa daerah terkait. Kota
Gorontalo misalnya telah membentuk tim penasihat RIA yang berada di
bawah nauangan BAPPEDA dan melakukan serangkaian revisi terkait dengan
pencabutan dan juga peraturan-peraturan yang tidak sesuai lainnya.

• Selain itu, daerah berikut bahkan telah melembagakan RIA baik melalui
kebijakan maupun pembentukan institusi antra lain Kota Pare-Pare telah
melembagakan dan metode RIA dalam RPMJMD dan juga telah mewajibkan
dalam pemakaian metode RIA dalam permusan kebijakan suatu negara yang
ada.

18
PENERAPAN & IMPLEMENTASI
KONSEP RIA DI INDONESIA

• Penerapan RIA di Kota Yogyakarta di bermula dari program “Peningkatan


Kualitas Regulasi dalam Rangka Penataan Iklim Usaha yang Kondusif di
Kota Yogyakarta” yang dimulai sejak tahun 2004. Program ini merupakan
program kerja sama antara Gatra Tri Brata (Gerakan Kemitraan Bisnis
Beretika Berkelanjutan), PKPEK (Perhimpunan untuk Pengkajian Ekonomi
Kerakyatan), Swisscontact Indonesia dan Pemeritah Kota Yogyakarta.
• Selain itu, beberapa lembaga seperti The Asia Foundation-USAID-CIDA,
Swisscontact-ADB, dan GTZ-red juga melaksanakan program RIA di
Indonesia. Sampai saat ini kegiatan program RIA tersebut sudah meliputi
Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Program ini dilakukan di
tingkat nasional dan juga daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi dengan
berbagai model pengenalan dan adopsinya.
19
PRESENTATION TITLE

• The Asia Foundation telah melaksanakan program RIA sejak tahun 2004 dan
berlokasi di 9 (sembilan) provinsi yang mencakup 28 (duapuluh delapan)
Kabupaten/Kota yang antara lain: Minahasa, Gorontalo, Pinrang, Pare-Pare,
Makassar, Palembang, Sragen, Purwakarta, Cirebon, Pekalongan, Semarang,
Salatiga, Demak, Kendal, Grobogan, Sidoarjo, Solok, Aceh Besar, Bireuen,
Bener Meriah, Aceh Tanggara, Aceh Barat Daya, dan Timor Tengah Utara.
Dari sejumlah Perda yang menjadi bahan kajian di beberapa termpat di atas,
telah tersusun dalam bentuk laporan RIAS (Regulatory Impact Assessment
Statement). Kemudian hampir setengahnya telah disusun menjadi draft
rancangan Perda (Raperda). Bahkan sudah ada yang diajukan ke DPRD dan
telah mendapatkan persetujuan DPRD untuk disahkan.

20
PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI
KONSEP RIA DI AMERIKA SERIKAT
PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI KONSEP
PRESENTATION TITLE

RIA DI AMERIKA SERIKAT


• Dalam perjalanan sejarahnya, RIA pertama kali dipergunakan oleh
Pemerintahan Jimmy Carter di USA sejak tahun 1978 sebagai alat analisa
dampak inflasi.
• Pada Pemerintahan Ronald Reagon, RIA dikembangkan dengan memasukkan
analisis manfaat-biaya/Benefit-Cost Analisys (BCA) dalam Inflation Impact
Assessment.
• Pada tahun 1981, RIA secara penuh mejadi keharusan bagi eksekutif untuk
semua peraturan sosial dengan kelembagaan Office of Management and
Budget (OMB) yang bertanggungjawab sebagai pengendali mutu kebijakan.
RIA menjadi sangat lengkap secara metodologis dalam proses penentuan
kebijakan publik setelah diintegrasikan ke dalam proses konsultasi public.

22
PRESENTATION TITLE

• Kebijakan penerapan RIA di Amerika dilakukan dengan Instruksi Presiden


dan merupakan amanat dari beberapa Undang-Undang.
• Prosedur RIA di AS menuntut bahwa Laporan RIA baik untuk usulan regulasi
maupun regulasi yang sudah diputuskan harus dibuka kepada publik. Hal ini
dilakukan untuk meyakinkan bahwa lembaga terkait bertanggungjawab
terhadap mutu dan relevansi RIA dalam proses pengambilan kebijakan. Selain
transparansi dalam prosedur pengambilan kebijakan, RIA di AS juga
melakukan uji asumsi dan data dengan malakukan konsultasi publik dan
publikasi.
• RIA di Amerika Serikat dituntut untuk dibuka kepada publik baik pada tahap
pengusulan proposal maupun pada tahap keputusan final sebagai bagian dari
catatan dan masukan (notice and comment) yang memungkinkan semua
23 anggota masyarakat yang berkepentingan untuk memberikan komentar
terhadap asumsi dan hasil analisis dampak regulasi .
PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI
KONSEP RIA DI INGGRIS
PRESENTATION TITLE

• Kebijakan yang diterapkan di Inggris mensyaratkan bahwa setiap undang-


undang maupun regulasi baru yang memiliki dampak yang cukup besar
terhadap dunia usaha dan sektor sosial harus direview dengan proses
Regulatory Impact Assessment (RIA).
• Di Inggris, semua regulasi yang diajukan kepada parlemen dan kabinet harus
dilampiri dengan laporan RIA. Menteri harus menandatangani RIA yang
menjadi tanggungjawabnya dan melaporkan secara periodik kepada Panel for
Regulatory Accountability (PRA). Sebagai usaha untuk mensosialisasikan dan
mem-familier-kan metode RIA kepada semua kalangan, khusunya regulator,
di Inggris banyak tersedia pedoman penyusunan RIA yang berkualitas.

25
PRESENTATION TITLE

• Selain itu, Metode RIA juga telah disebarluaskan kepada semua regulator.
Dari sisi kelembagaan, di Inggris menggunakan strategi pengawasan dari luar
institusi departemen. Hal ini diasumsikan bahwa sangat sulit bagi kementrian
untuk mereformasi dirinya sendiri. Oleh karenanya dibentuk lembaga-
lembaga oversight (lembaga independen di luar struktur pemerintah) untuk
meningkatkan dan mereview proses reformasi regulasi. Beberapa lembaga
oversight penting adalah sebagai berikut:
1. PRA didirikan pada tahun 1999 dengan ketugasan melakukan evaluasi
menyeluruh terhadap regulasi yang diusulkan dan untuk memastikan adanya
peningkatan dalam sistem pembuatan regulasi dan setiap kinerja
departemen.

26
PRESENTATION TITLE

2. The Regulatory Impact Unit (RIU) RIA bertugas melakukan monitoring,


melaporkan dan mendorong progres dalam reformasi regulasi pada semua
lembaga pemerintahan. Lembaga ini juga memberikan pedoman dan mereview
proses dan laporan RIA. RIU terdiri dari 1 sampai 4 orang staff yang bertugas
memberikan arahan dan meminimalisir regulasi yang jelek maupun penyusunan
RIA yang kurang baik.
3. The Small Business Services (SBS) SBS didirikan pada tahun 2000 sebagai
satu-satunya organisasi yang sepenuhnya ditugaskan untuk membantu UKM
dan mewakili mereka di pemerintahan. Setiap kebijakan yang mempengaruhi
UKM harus dikonsultasikan kepada lembaga ini.a. The Panel for Regulatory
Accountability (PRA)

27
PRESENTATION TITLE

4. The Better Regulation Task Force (BRTF) BRTF adalah lembaga advisory
independen yang didirikan pada tahun 1977, dengan 16 anggota sukarelawan
(tidak dibayar). Tujuan dari lemabaga ini adalah untuk memberikan nasihat
kepada pemerintah untuk meningkatkan efektivitas dan kredibilitas regulasi
pemerintah dengan memastikan adanya kebutuhan, keadilan, kemampuan dan
kesederhanaan dalam pemahaman dan pengelolaan regulasi, dengan
menitikberatkan pada kebutuhan pengusaha kecil dan masyarakat. Anggota
BRTF ditunjuk oleh Perdana Menteri dari berbagai kalangan (misalnya
pengusaha kecil dan besar, serikat pekerja, kelompok konsumen dan LSM)

28
PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI
KONSEP RIA DI KANADA
PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI KONSEP
PRESENTATION TITLE

RIA DI KANADA
• Di Canada, prinsip dan proses pengelolaan kualitas regulasi telah
diintegrasikan dalam proses pembuatan kebijakan dan ditanamkan dalam
budaya admninitrasi para pembuat kebijakan. Analisa dampak sosio-ekonomis
secara profesional terhadap regulasi yang besar, pertama kali diharuskan pada
tahun 1978.
• Pada tahun 1986, pemerintah mewajibkan RIA bagi semua proposal regulasi.
Adapun strategi reformasi regulasi yang diterapkan pemerintah Canada antara
lain:
a. Membangun peran penting pasar yang efisien;
b. Keharusan untuk membatasi pertumbuhan regulasi baru;
c. Bahwa benefit harus melebihi costs;
30
d. Bahwa masyarakat harus memiliki akses yang lebih besar terhadap proses
pembuatan regulasi; dan
PRESENTATION TITLE

• Untuk meningkatkan kualitas regulasi, Pemerintah Canada membentuk


beberapa lembaga oversight sebagai berikut:
1. The Special Committee of Council (SCC) SCC adalah komite kabinet yang
bertanggungjawab untuk mengawasi, mereview dan mengkoordinasikan
regulasi pada pemerintahan secara keseluruhan.
2. The Regulatory Affairs and Orders in Council Secretariate (RAOICS)
Lembaga ini berada di Kantor Kabinet dan memiliki tanggungjawab
fungsional untuk kebijakan pembuatan regulasi. Selain itu, juga bertugas
untuk mengawasi dan menilai RIA dan mendukung pengambilan keputusan
kabinet dalam berbagai masalah.

31
PRESENTATION TITLE 1. Wnk
2. Rsrs
3. The Deputy Minister Challenge Team on Law-Making and Governance
(DMCT) DMCT merupakan tink-tank konsultan bagi pemerintah dalam
pembuatan kebijakan. Lembaga ini didirikan pada tahun 1996 dan telah
berkembang sebagai forum penting pejabat senior untuk membahas
kebijakan pembuatan regulasi dan rencana pengembangannya.
4. Treasury Board Secretariate (TBS) TBS bertanggungjawab memberikan
pedoman kepada semua departemen tentang laporan kinerjanya dan juga
memastikan bahwa regulator menunjukkan efektivitas dalam pelaksanaan
programnya.
5. Standing Joint Committee for the Security of Regulation (SJC) SJC bertugas
melakukan pengawasan kepada parlemen terhadap regulasi subordinate,
terutama mengenai legalitas dan drafting-nya

32
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
METODE REGULATORY IMPACT
ANALYSIS
34
PRESENTATION TITLE

6
5
4
3
2
PRESENTATION TITLE

Adanya kerangka berpikir yang logis, sistematis dan


terukur yang diterjemahkan dalam 6 (enam) tahapan
pemikiran yang meliputi rumusan masalah, rumusan
tujuan identifikasi alternatif tindakan, analisis biaya
manfaat, strategi implementasi, dan penulisan laporan
RIA.

RIA harus dibangun dengan didasarkan pada data dan


fakta, bukan berdasarkan asumsi dari pembuat
peraturan semata.

KELEBIHAN Adanya tuntutan untuk melakukan konsultasi publik


dalam setiap tahapan yang melibatkan key

METODE RIA
stakeholders yang akan terkena dampak dari hadirnya
sebuah peraturan.

35
Keterbatasan kompetensi tenaga ahli perancang
peraturan daerah (Perda) yang menguasai metode
PRESENTATION TITLE

RIA, khususnya ketika berkaitan dengan aspek


ekonomi dan data kuantitatif.

Keterbatasan Tim Pengkajian Perda baik dari sisi


tenaga maupun waktu untuk mengkaji Perda yang
telah ada maupun mengkaji terhadap setiap inisiasi
Raperda yang dihadirkan.

Keterbatasan waktu dalam perancangan peraturan


daerah juga membuat implementasi metode RIA
seakan ”dikejar-kejar”.
Memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam
memilih target audiens yang dapat merepresentasikan
key stakeholders atas isu Perda yang akan digarap.

Keterbatasan anggaran bagi pemerintah daerah


apabila menerapkan metode RIA secara konsisten
KEKURANGAN pada setiap Perda yang disusun yang mensyaratkan
seluruh tahapan harus dilalui disertai konsultasi

METODE RIA publik secara masif kepada stakeholders juga menjadi


kendala yang mungkin terjadi dalam implementasi
metode RIA.
36
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai