Laporan Akhir Nsi Puskemas Sei Keranji Jafis Adha Ridha Mahayusman 2021
Laporan Akhir Nsi Puskemas Sei Keranji Jafis Adha Ridha Mahayusman 2021
NUSANTARA SEHAT
INDIVIDU PUSKESMAS
SUNGAI KERANJI,
KECAMATAN SINGINGI,
KABUPATEN KUANSING
Apt. JAFIS ADHA RIDHA MAHAYUSMAN, S.Farm.
TENAGA KEFARMASIAN
NRPK. 04.7.0507389
1
LAPORAN AKHIR
NUSANTARA SEHAT INDIVIDU
APOTEKER
UPTD PUSKESMAS SUNGAI KERANJI
KECAMATAN SINGINGI
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
PROVINSI RIAU
2
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Akhir Nusantara Sehat Individu Puskesmas Sungai Keranji Kabupaten Kuantan
Singingi Provinsi Riau telah disusun dan di setujui oleh Kepala UPTD Puskesmas Sungai
NRPK : 04.7.0507389
3
I. IDENTITAS
NRPK : 04.7.0507389
Asal Domisili : Jl. Nener No 25 RT/RW 006/002 Kel. Tanjung, Kec. Rasanae Barat, Kota BIma
d. Jaringan internet : 4G
1
II. PROFIL PUSKESMAS
1. KEADAAN GEOGRAFIS
UPTD Kesehatan Sungai Keranji merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah
Kecamatan Singingi, terletak di sebelah Timur Kecamatan Singingi kurang lebih berjarak + 20
km tepatnya berada di Desa Sungai Keranji. Jumlah wilayah kerjanya meliputi 4 desa, yaitu Desa
Air Emas, Desa Pasir Emas, Desa Sungai Keranji dan Desa Sumber Datar dengan batasannya :
Gambar Peta wilayah Kerja UPTD Kesehatan Sungai Keranji
Tabel Luas Wilayah Desa (km2) yang ada di UPTD Kesehatan Sungai Keranji Tahun 2020
2
Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa wilayah terluas adalah Desa Air Emas, lalu
Desa Sungai Keranji, Desa Pasir Emas, dan terakhir Desa Sumber Datar. Dengan total wilayah
seluas 56,15 km2.
2. KEADAAN PENDUDUK
Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan, dan juga merupakan
beban dalam pembangunan, karenanya pembangunan diarahkan kepada peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Tabel Jumlah Penduduk Menurut Desa di UPTD Kesehatan Sungai Keranji Tahun
2020
Dari tabel di atas memperlihatkan jumlah penduduk terbanyak adalah di desa Sungai
Keranji (2.735 jiwa), paling sedikit Desa Sumber Datar (2.090 jiwa)
Dari data di atas terlihat bahwa mata pencaharian sebagian besar masyarakat di
wilayah UPTD Kesehatan Sungai Keranji adalah petani Kebun Kelapa sawit Ex.
Transmigrasi.
3
3. SARANA PENDIDIKAN
Adapaun sarana pendidikan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Keranji
adalah sebagai berikut :
1. PAUD : 4 Sekolah
2. TK : 4 Sekolah
3. SD : 6 Sekolah
4. SMP/MTs : 2/1 Sekolah
5. SMA/MA : 0/1 Sekolah
4. SARANA KESEHATAN
4
Grafik 2 .1. Kunjungan Pasien
U P T D K e s e h a t a n Puskesmas Sungai Keranji Tahun 2020
Kunjungan Pasien
uptd Kesehatan Puskesmas Sei. Keranji
Tahun 2020
8,726
Untuk Posbindu di wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Sungai Keranji Sebanyak
4 Posbindu yang terdiri dari 1 Pos Masing-masing Desa.
5
5. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
A. KETENAGAAN
Situasi ketenagaan di UPTD Kesehatan Puskesmas Sungai Keranji 2021.
Nusantara Keterangan
PNS TKS
No Jenis Ketenagaan Sehat
6
15 Tenaga Tata Usaha 1 0
16 Supir Ambulans 0 0
17 Petugas Kebersihan 0 1
JUMLAH 18 6 11
Informasi yang dapat dipetik dari tabel di atas bahwa ketenagaan di UPTD Kesehatan
Puskesmas Sungai Keranji berjumlah 33 org terdiri dari : PNS 16 org (10 org di Puskesmas dan
6 org di Desa), 4 org (Nusantara sehat) dan 13 org TKS (Tenaga Sukarela).
6. PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Pembiayaan Kesehatan
tersebut brsumber dari : Dana BOK dan Dana Kapitasi JKN. Selengkapnya sumber
Sumber Dana
uptd Kesehatan Puskesmas Sei. Keranji
Tahun 2020
BOK
JKN
397,413,178 444,821,000
7
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sumber anggaran terbesar
berasal dari dana bantuan operasional kesehatan (BOK) yaitu sebesar Rp.
UPTD Kesehatan Puskesmas Sungai Keranji dan dana Kapitasi JKN sebesar Rp
397.413.178.
A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Kesehatan Ibu
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil yaitu meliputi Pemeriksaan Ibu Hamil K1,
K4, Persalinan ditolong tenaga kesehatan, Pemberian tablet Fe1 dan Fe3 untuk ibu
hamil. Cakupan pemeriksaan ibu hamil K1 pada tahun 2020 dilaporkan sebesar
89,95%.
Cakupan pemeriksaan Ibu Hamil tahun 2020 dilaporkan sebesar 89,95% mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya tetapi belum mencapai target K4 95%.
2. Kesehatan Anak
8
Balita di UPTD Kesehatan Puskesmas Sungai Keranji tahun 2020 dilaporkan
Sungai Keranji tahun 2020 dilaporkan sebanyak 81,82% atau mengalami kenaikan.
Bayi dan Balita yang sudah diberikan vitamin A sebanyak 2 kali yaitu saat
bulan Februari dan Agustus adalah sebanyak 99,241%. Dalam rangka penentuan
status gizi balita, dilaporkan bahwa 71,09% balita di UPTD Kesehatan Puskesmas
Sungai Keranji ditimbang, dari balita yang ditimbang hasilnya 73,33% naik berat
badannya dan 0,51% balita berada di bawah garis merah. Semua balita bawah
B. PENGENDALIAN PENYAKIT
9
PEMBERANTSAN PENYAKIT MENULAR
a. Penyakit TB paru Penyakit TB paru dapat disembuhkan bukan sebagai penyakit turunan
tetapi sebagai penyakit menular. Jumlah penderita BTA (+) baru yang ditemukan pada
tahun 2019 sebanyak 10 kasus dengan notifikasi kasus (CNR-Case Notification Rate)
sebanyak 89%. Upaya untuk meningkatkan cakupan adalah menjalin kemitraan LSM
keagamaan atau Aisyah Jombang dan membuka pelayanan P2 di pustu. Angka
keberhasilan pengobatan (succes rate-SR) mengindikasikan presentasi pasien TB paru
BTA (+) yang menyelesaikan pengobatan. Capaian SR di Puskesmas Sungai Keranji tahun
2020 adalah 100%. Upaya yang dilakukan antara lain melatih PMO (Pengawas Minum
Obat).
b. Kusta Kusta merupakan penyakit yang bisa disembuhkan, bukan sebagai penyakit turunan
tetapi sebagai penyakit menular. Indikator penemuan kasus baru (New Case Detection
Rate-NCDR) menggambarkan jumlah kasus baru terhadap 100.000 penduduk. Capaian
NCDR di Puskesmas Sungai Keranji tahun 2020 adalah 0% karena tidak ditemukan kasus
kusta baru. Proporsi cacat tingakt II menunjukan adanya keterlambatan dalam penemuan
penderita di Puskesmas Sungai Keranji tahun 2020 adalah 0%. Proporsi anak menunjukan
masih adanya sumber penularan di masyarakat. Di wilayah Puskesmas Sungai Keranji
tahun 2019 tidak ditemukan kusta pada anak. Untuk pencegahan dan penanggulangan
penyakit kusta upaya yang dilakukan di Puskesmas Sungai Keranji adalah penemuan
penderita secara aktif dan pasif, pengibatan dengan MDT, untuk mencegah kecacatan
dilakukan POD, Penyuluhan kusta melalui lintas sektor dan masyarakat secara individu
dan kelompok.
c. Penyakit HIV/AIDS Upaya yang dilakukan selain penanganan juga pencegahan terhadap
HIV/AIDS melalui penemuan penderita secara dini yaitu pemeriksaan HIV/AIDS pada ibu
hamil, penderita TB, Hepatitis, Penyuluhan dan Pembentukan FPA (Forum Peduli Aids) di
desa wilayah kerja Puskesmas Sungai Keranji. Di wilayah Puskesmas Sungai Keranji
tahun 2020 tidak ditemukan penderita positf HIV, demikian kasus AIDS.
10
d. Pneumonia pada balita Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru
(alveoli). Pneumonia merupakan penyebab kematian bayi dan balita. Jumlah perkiraan
balita pneumonia 10% dari jumlah balita adalah 127 balita. Cakupan penemuan penderita
pneumonia balita di Puskesmas Sungai Keranji tahun 2019 adalah 37,74% cakupan ini
masih dibawah target sebesar 10% hal ini dikarenakan kasus yang rendah walaupun
pencatatan dan pelaporan P2 pneumonia sudah optimal terutama dari RS, BP, BPM
maupun masyarakat.
11
(menguras, menutup, mengubur), mengaktifkan kader Jumantik, Penyuluhan DBD
di lintas sektor dan masyarakat baik perorangan maupun kelompok, melakukan
fogging focus, pemberian abate pada masyarakat.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah UPTD Kesehatan Sungai
Keranji pada tahun 2020 tidak ada.
b. Malaria
Tidak ditemukan adanya kasus malaria di wilayah UPTD Kesehatan Sungai
Keranji. Wilayah UPTD Kesehatan Sungai Keranji bukan termasuk daerah endemis
malaria.
c. Filariasis
Kasus penyakit Filariasis di UPTD Kesehatan Sungai Keranji pada tahun 2020
sebanyak 0 Orang.
C. KESEHATAN LINGKUNGAN
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator
presentasi rumah sehat, tempat-tempat umum dan depot air minum.
A. Rumah Sehat
12
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Pada tahun 2020 dari jumlah rumah 2.233
terdapat rumah sehat 2.083 atau 93,3 %.
D. PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan, akan disajikan indikator Posyandu, presentase rumah tangga berperilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), presentase penduduk yang terlindungi Jaminan Kesehatan.
A. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang paling dikenal yaitu Posyandu. Posyandu menyelenggarakan beberapa
kegiatan. Posyandu dikelompokkan menjadi 4 (empat) tingkat perkembangan yaitu pratama,
madya, purnama dan mandiri.
13
Dari 7 posyandu yang ada di wilayah UPTD Kesehatan Sungai Keranji, 0 Pratama, 0
Madya, 7 Purnama, 0 Mandiri.
14
III. TUGAS INDIVIDU
8. Melakukan Pelayanan
Kefarmasian
15
PENUGASAN KE 1. Apoteker 1. Melaksanakan pelayanan
II TAHUN 2. Pemegang Program
Kefarmasian.
2020 Kesehatan Tradsional
2. Melakukan pelayanan terhadap
pasien PRB (Program Rujuk
Balik).
3. Membuat surat permintaan
pengadaan obat dan BMHP
melalui anggran kapitasi
4. Membuat dan Menyusun Formlarium
Obat Puskesmas
5. Membuat dan Menyusun
Formularium Obat Herbal Puskesmas
Sungai Keranji
6. Mendesain Lemari Psikotropika
Nakotika, Lemari Obat dan Rak Obat
di gudang dan kamar obat Apotek
7. Melakukan Penataan Obat digudang
obat puskesmas berdasarkan
stabilitas, jenis sediaan dan alfabetis
8. Melaukan Penataan Obat di kamar
obat Apotek berdasarkan Stabilitas,
jenis sediaan, efek farmakologi,
LASA, High Aler Medicine, serat
alfabetis.
9. Membuat dan mengisi Form
pemantauan Suhu.
10. Membuat dan menjalank Kartu Stock
di gudang Obat dan Kamar Obat
Apotek
11. Membuat Penanda waktu Kadaluarsa
Obat di gudang Obat
16
12. Membuat Alur Pelayanan Resep
13. Mendesain Ulang Resep puskesmas
14. Membuat Apoghrap, etiket obat
dalam dan etiket obat luar dan etiket
kotak obat.
15. Membuat Buku Register pencatatn
obat harian, LPLPO, Buku
Monitoring Efek Samping Obat
(MESO), Buku keluar dan masuk
Obat dan BMHP di Gudang dan
Kamar Obat Apotek
16. Membuat Etiket Obat Herbal
17. Melaksanakan pencatatan dan
pelaporan kegiatan Kefarmasian
18. Melakukan pemantau ESO dan
Reaksi alergi pada pasien yang
betul-betul baru menerima terapi
obat untuk pertama kalinya.
19. Menyusun Rencana Kebutuhan
Obat (RKO) Tahunan yang
disesuaikan dengan kondisi
pandemi covid-19.
20. Melakuan usulan pengadaan
obat melalui anggaran kapitasi.
21. Bergotong royong mendirkan
COTOGA (Contoh Tanaman
Ibat Keluarga) Puskesmas
22. Melakukan persiapan Akreditasi
23. Menyusun dan menyiapkan SOP
dan Dokumen serta SK terkait
Pelayanan Obat dan Manajemen
17
SDM
24. Melakukan Permintaan Obat dan
BMHP rutin
25. Melakukan Permintaan Obat dan
BMHP selama pandemi covid-
19
26. Menjalankan kegiatan
Pengelolaan Perbekaln Farmasi
mulai dari perencanaan,
permintaan, penerimaan,
pendistribusian, pencatatn dan
pelaporan.
27. Melakukan Stock Opname 3
bulanan.
28. Menusulkan dan merumuskan
Motto dan Tata Nilai Puskesmas
29. Memusyawarahkan Visi dan
Misi Puskesmas
30. Mengusulkan dan melatih serta
membuat larutan disinfektan
menggunakn natrium hipoklorit
yang terkandung dalam Larutan
pemutih yang dikenal sebagai
Bleaching Solution 10%.
31. Melakukan Sosialisasi ke desa
desa terkait pembuatan dan
penggunaan bleach solution10%
sebagai disinfektan di masa
pandemi covid-19
32. Melakukan penyemprotan
Bleaching Solution 10% di
18
Puskesmas di tiap awal dan
akhir pelayanan.
33. Ikut serat bersama Petugas Desa
melakuan penyemprotan
disinfektan di TTU seperti pasar,
Masjid, Gereja, Sekolah dll
34. Menjadi TIM Penilai yang
diutus Puskesmas sebagai Juri
dalam Lomba Tanaman Herbal
yang diadakan di 2 Desa.
35. Melakukan Evaluasi
Ketersediaan Obat dan BMHP
dan melaukan pengusulan
segera.
36. Melakukan Pendataan Pengobat
tradisonal di 4 desa wilayah
kerja.
37. Menyusun Laporan KESTRAD
19
BMHP rutin.
6. Melakukan Penerimaan Obat
dan BMHP melalui pencocokan
jumlah fisik dan spesifikasinya
yang datang dengan SBBK dan
Surat amprahan/permintaan
7. Melakukan Stok Opname
berkala
20
terima pasien.
17. Mengusulkan perbaikan terapi
pasien ke dokter penulis Resep.
21
1. UKP
1. Sarana Prasarana yg sesuai belum 1. Ada peningkatan pemenuhan
tersedia (seperti, kotak, ac, kulkas, sarana dan prasarana secara
rak, lemari, etalase obat) berkala
2. Belum tersedia Formularium Obat 2. Sudah dilakukan penyusunan
Puskesmas dan Formularium Obat Formularium Obat Puskesmas
Herbal yang bisa di jadikan dan Formularium Obat Herbal,
sebagai acuan perencanaan dan agar obat medis yang
permintaan kebutuhan obat disediakan sesuai dengan
(RKO), dan sebagai acuan kebutuhan terapi yang
penggunaan obat dalam pelayanan digunakan dokter, sehingga
terapi medis maupun herbal. meminimalkan obat yang
sangat jarang digunakan.
22
dan Pasien sebagai bukti TTD serah terima informasi obat
Pemberian Obat dan PIO oleh dan obat dari petugas ke pasien.
petugas dan juga sebagai Tanda
bukti Penerimaan obat dan
informasi obat oleh pasien dari
petugas.
7. Penataan Obat belum sesuai 7. Telah disediakan kotak
standar, sehingga menimbulkan penyimpanan obat disertai etiket,
resiko kesalahan dalam dan di tata berdasarkan stabilitas,
pengambilan obat dan kerusakan bentuk sediaan, efek
persediaan obat yang disimpan. farmakologis, alfabetis, lalu
untuk obat LASA (NORUM) dan
High alert medicine ditempeli
stiker LASA dan High alert
dikotak obatnya.
8. Masih minim nya informasi terkait 8. Setiap obat yang diterima pasien
aturan pakai obat yang diterima telah disertai dengan etiket yang
pasien,membuat beberapa pasien berisi info lemgkap mengenati
bingung ketika akan menggunakan aturan pakai obat yang akan
obatnya di rumah digunakan.
9. Kesesuaian Ketersediaan Obat 9. Dengan adanya Formularium
dibanding Formularium masih
Puskesmas sebagain acuan,
rendah
kesesuaian ketersediaan obat
mulain meningkat
10. Tidak ada pencatatan Obat 10. Dilakukan pembuatan BA serah
Kadaluarsa serat obat kadaluarsa
terima Obat kadaluarsa dan rusak,
dan tidak Kadaluarsa masih
disimpan satu dengan melampirkan daftar nama,
no batch , tanggal kadaluarsam
serta jumlah obat obat tersebut. Dan
di tempatkan terpisah dengan obat
lain
23
11. Penyimapan obat golongan 11. Dilakukan pembuatn lemari
Psikotropika dan narkotika masih
psikotropika dan narkotika dengan
satu dengan obat golongan lain
model doble lock
12. Sistem FIFO dan FEFO belum 12. Sistem FIFO dan FEFO mulai
sepenuhnya diketahui dan
dijalankan dan pendistribusian dan
dijalankan pada proses distribusi
dan penggunaan obat, sehingga penggunaan obat dan BMHP
berdampak pada tingginya jumlah
obat dan BMHP kadaluarsa
13. Dokuemen pencatatan pemasukan, 13. Di buat dokumen pencatatan
pengeluaran dan penggunaan obat
pemasukan, pengeluaran dan
belum ada
penggunaan obat, melalui buku
register resep harian, LPLPO haria,
Buku keluar masuk Obat &BMHP
Gudang dan Kamar Obat, Buku
Monitoring Efek Samping Obat
(MESO) dan KTD (Kejadian Tida
Diharapkan)
14. Belum tersedia nya data 10 14. Telah dilaukan pencatatan
pemakaian Obat terbanyak setiap
pengeluaran obat melalaui LPLPO
bulan
harian, untuk menyusun data 10
pemakaian Obat terbanyak setiap
bulan
15. Belum tersedia nya data % 15. Telah dilakukan perhitungan %
kesesuaian Peresepan dengan
kesesuaian peresepan dengan
Formularium.
formularium dengan mengambil 5
sampel resep setiap hari nya.
16. Pasien yang betul betul baru 16. Untuk pasien tersebut, di lakukan
pertama kali menerima terapi obat,
pemantauan (Follow Up) melalui
belum ada pemantauan (Follow-
Up) setelah minum obat untuk telpon seluler pada waktu 2-4 jam
mengetahui ESO atau Reaksi alergi
yang mungin muncul. setelah mengkonsumsi obat
pertamanya.
2. UKM
24
1. Minimnya referensi herbal 1. Penyusunan Formularium Obat
sehingga penggunaannya Herbal Puskesmas. Dan
sebagai terapi alternatif dan dilakukannya lomba tanaman
komplementer masih kurang herbal antar dusun di tiap desa.
2. Puskesmas belum memiliki 2. Dilakukan gotong royong
COTOGA (Contoh Tanaman bersama semua tenaga kesehatan
Obat Keluarga)
puskesmas sungai keranji, dalam
pembeuatan COTOGA
Puskesmas.
25
No. Masalah Akar Masalah Alternatif Masalah.
1 Beberapa jenis obat dan Kekosongan stok di Koordinasi dengan bendahara terkait
BMHP mengalami IF Dinkes dengan pemenuhan
kekosongan kebutuhan Obat dan BMHP melalui
Pengadaan anggaran kapitasi
NO PROGRAM/KEGIATAN DOKUMENTASI
1. Melakukan Pendataan dan
pemisahan serta menyiapkan
Berita Acara (BA) serah
terima Obat dan BMHP yang
rusak dan Kadaluarsa.
26
2. Melakukan Penataan kembali
obat dan bmhp yang ada di
gudang obat dan kamar obat
Apotek berdasarkan Stabilitas
– Bentuk Sediaan – Efek
Farmakologis – Alfabetis.
27
3. Mendesain, mencetak, dan
menyiapkan Etiket Obat dalam
dan Luar, Etiket Kotak Obat,
Etiket Obat Herbal, Copy
Resep (Apoghrap), Resep,
Brosur cara pembuatan
disinfektan.
Serta menyiapkan Buku
Register yang dibutuhkan
seperti (Register Obat Harian,
LPLPO, Buku Keluar masuk
Obat dan BMHP Gudang Obat,
Buku Keluar masuk Obat dan
BMHP Kamar Obat, Buku
Register MESO dan KTD
28
29
30
31
32
4. Melakukan Pengkajian,
Pelayanan dan Pemberian
Informasi Obat terhadap
Resep Umum, Resep
Program (TB), Resep PRB
(Pasien Rujuk Balik),
maupun Resep Covid-19
17.Menyusun Rencana
Kebutuhan Obat (RKO)
Tahunan
33
Obat Herbal Puskesmasn
34
10. Memberkan edukasi pembuatan
Larutan belach sebagai
disinfektan sederhana di Desa
dan Tempat Makan.
35
12. Melaukan Sosialisasi
Penyediaan Tempat Cuci
Tangan dan Cara CTPS di
Tempat tempat makan.
36
14. Melakukan PE (penyelidikan
Epidemiologi) terhadap warga
yang datang dari luar wilayah
37
15. Melakukan Perencanaan
Pengadaan Obat dan BMHP
melalui anggaran Kapitasi
38
39
17. Menjadi Tim penilaian Kebun
Toga di dusun dan desa.
40
19. Penginputandan pembuatan
LPLPO dan % kesesuaian
peresepan dengan
FORNAS, serta 10
pemakaian obat terbanyak
tiap bulan.
41
20. Rapat dan musyawarah
pembentukan Moto, Tata
Nilai, Visi dan Misi
Puskesmas
a. Tingkat Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat dapat menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat serta
makan makanan bergizi seimbang dalam upaya pencegahan penyakit menular dan tida
menular.
Diharapkan kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap
aktivitas.
Diharapkan kepada masyarakat untuk aktif berperan serta dalam upaya pencegahan dan
pengandalian penyakit, terutama Covid 19 baik ditingkat keluarga maupun kelompok
masyarakat.
42
b. Tingkat Puskesmas
Diharapkan kepada puskesmas untuk selalu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan
optimal, selalu mengikuti dan menjalankan visi dan misi, serta moto puskesmas, dan
proaktif terhadap permasalahan kesehatan yang ada di wilayah puskesmas.
Diharapkan kepada puskesmas untuk selalu melakukan upaya untuk meningkatkan mutu
manajemen dan pelayanan kesehatan wilayah kerja puskesmas.
Diharapkan kepada puskesmas untuk selalu berperan aktif dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan Covid 19.
c. Tingkat Kabupaten
Diharapkan kepada dinas kesehatan kabupaten untuk selalu mendukung dan berpatisipasi
serta meberikan pembinaan dan arahan kepada petugas puskesmas.
Diharapkan kepada dinas kesehatan untuk selalu berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan
puskesmas dalam menjalankan pelayanan kesehatan.
d. Tingkat Pusat
1) Kemenkes
Diharapkan agar Program Nusantara Sehat Individual dapat terus berlanjut dalam
pemenuhan tenaga yang ada di puskesmas, sehingga perlu di tingkatkan kualitas dan
kemampuannya dalam melaksanakan pelayanan di puskesmas.
Untuk Program Nusantara Sehat Individual perlu dilakukan kegiatan Evaluasi Monitoring
sekiranya 1 tahun sekali, untuk melihat kinerja dan capaian yang telah dilakukan selama
mengabdi.
Demi untuk tercapainya target setiap program dan pemenuhan tenaga Promosi Kesehatan
khususnya diharapkan agar Program Nusantara Sehat Individual ini sekiranya dapat
dibuat regulasi yang lebih baik dan jelas juga lebih memudahkan tenaga Nusantara Sehat
Individual dalam proses lanjutan, misanya proses perpanjangan masa kontrak /
pengabdian yang bisa dilakukan secara otomatis khususnya bagi peserta yang berminat
untuk melanjutkan penugasan di tempat yang sama.
43
2) Lintas Sektor
Diharapkan kepada lintas sektor untuk selalu mendukung program-progam puskesmas
dan aktif berperan serta dalam upaya kerjasama khususnya dalam bidang kesehatan di
wilayah kerja puskesmas Sungai Keranji
Demikian laporan akhir ini saya sampaikan dengan sebenar-benarnya sebagai dokumen
pertanggung-jawaban saya bertugas sebagai NSI periode VIII (Batch 10) tahun 2019
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
44