Anda di halaman 1dari 4

Puji dan syukur Alhamdulillah marilah kita sampaikan kehadirat Allah

Robbul’izzati, pada kesempatan “Sayyidul Ayyam” (induk dari segala hari),


yakni hari Jumat ini kita kembali dapat melaksanakan kewajiban sebagai
seorang muslim yaitu shalat Jumat secara berjamaah di Masjid Azzia yang
kita cintai ini. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun
hasanah kita yaitu baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada
segenap keluarga dan sahabatnya, semoga kita semua yang hadir di Masjid
Azzia ini, kelak di hari qiyamat mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin YRA
Mengawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib
berwasiat kepada diri pribadi saya dan kepada seluruh jamaah, marilah kita
terus tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan senantiasa
istiqamah dalam taqwa, dengan sebenar-benarnya Taqwa yakni secara
bersungguh-sungguh melaksanakan segala perintah Allah SWT dan sunnah-
sunah Nabi-Nya, serta semaksimal mungkin menjauhi segala larangan-Nya
dan hal-hal yang tidak disukai Nabi-Nya.
Tahun demi tahun, bulan demi bulan, pekan demi pekan, hari demi hari, jam
demi jam, menit demi menit, detik demi detik silih berganti, waktu demi
waktu berlalu begitu cepat, rasa-rasanya baru saja kita memasuki hari
pertama tahun 2020, hari ini kita sudah berada pada Jumat terakhir tahun
2020 ini, karena Jum’at yang akan datang kita sudah berada pada Tahun
2021. Hari ini Jum’ah 10 Jumadil Awwal 1442 H bertepatan dengan 25
Desember 2020 M dan tinggal beberapa hari lagi kita akan mengakhiri tahun
2020. Tentu perjalanan menapaki hidup selama setahun ini banyak peristiwa
yang kita alami. Ada susah ada senang, ada pahit ada manis, ada sedih ada
gembira, demikian seterusnya terpadu menjadi satu. Berdasarkan
pengalaman-pengalamn ini, ada beberapa hal penting yang mesti kita
perhatikan sebagai evaluasi dan instrospeksi diri yaitu:
Pertama, diantara peristiwa yang besar terjadi tahun ini adalah adanya
wabah pandemi covid-19 yang sangat dahsyat menimpa seluruh dunia
dengan korban meninggal jutaan orang tepatnya 1.7 Juta jiwa dari 79,3
juta Jiwa yang terkonfirmasi. Di Indonesia sendiri ada 20 ribu lebih yang
meninggal dari 686.000 jiwa yang terpapar. Termasuk di Kompleks kita
Cahaya Garuda Residence, saat ini ada 2 keluarga yang sedang melakukan
isolasi Mandiri serta ada 3 orang yang sedang menjalani perawatan di
Rumah Sakit. Semua peristiwa yang kita alami mengandung banyak hikmah
dan pembelajaran yang sangat berharga menuju proses kematangan dalam
kedewasaan, kita dituntut untuk selalu mendisiplinkan diri kita masing-
masing dengan selalu menjalankan 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan,
dan Menjaga Jarak), selain itu pemerintah juga gencar melakukan 3 T
(Tracing, Testing dan Treatment), dimana 3 T ini sama pentingnya dengan
penerapan 3M. Kedua hal tersebut adalah upaya untuk memutus mata
rantai penularan COVID-19. Mari dukung Gerakan 3T, 3M tersebut sebagai
bukti kita saling bergotong-royong, berkolaborasi, dan bersatu untuk
melawan COVID-19.

Kedua, dalam hal sikap dan perilaku, mungkin banyak kekurangan dan
kesalahan yang kita lakukan, entah disengaja atau tidak. Sehingga banyak
diantara saudara kita yang tersakiti akibat sikap dan perilaku kita yang
kurang baik. Lebih-lebih kita hidup sebagai makhluk social yang saling
bertetangga dan bermasyarakat, sudah barang tentu dalam aktifitas dan
pergaulan sehari-hari, sebagai manusia biasa, tentu kita tidak bisa berlepas
diri dari keadaan ini, dimana kita senantiasa berbuat salah dan khilaf. Maka
mari kita banyak beristigfar, memohon maaf dan memohon ampun kepada
Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan selama
setahun ini.
Ketiga, dalam hal ibadah, mungkin banyak ibadah yang kita lakukan belum
sesuai dengan syarat dan rukunnya, sehingga ibadah tersebut tidak
menimbulkan dampak positif bagi peningkatan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Mungkin juga ibadah yang kita laksankan selama 1 tahun
ini masih banyak kekurangan dan kealfaan, Kadang Subuh kesiangan, Zuhur
kerepotan, Ashar di perjalanan, Maghrib kecapekan, Isya ketiduran. Maka di
penghujung tahun ini sudah selayaknya kita bermuhasabah dan menghitung
diri, kita melakukan introspeksi diri, maka dengan segala kekurangan yang
kita miliki, mari kita bertekad untuk memperbaiki dan menyempurnakan
ibadah-ibadah tersebut, demi kesempurnaan hubungan spiritual kita
kepada-Nya.
Keempat, dalam hal ekonomi, mungkin kita banyak mengalami kesulitan,
sehingga pendapatan mengalami penurunan yang drastis. Tidak sedikit
saudara kita yang kehilangan mata pencaharian, untuk itu kita patut
bersyukur atas apa yang kita peroleh saat ini, selain itu mari kita bertekad
untuk memperbaiki keadaan ekonomi kita, dengan lebih giat lagi bekerja
mencari nafkah dibarengi doa, semoga Allah berkenan membuka pintu rizki
dari arah yang tidak disangka-sangka, bagi saudara2 kita yang sedang
kesulitan, kita doakan semoga Allah SWT senantiasa memberikan jalan
keluar yang sebaik-baiknya.
Kelima, dalam hal pendidikan, mungkin kita belum maksimal belajar
berbagai ilmu yang kita butuhkan untuk peningkatan kualitas kehidupan di
dunia ini. Terutama ilmu agama yang mesti kita perdalam secara terperinci
agar kehidupan kita menjadi lebih tertata dalam hal sikap dan perbuatan
sehari-hari. Maka mari kita prioritaskan pendidikan ini baik untuk kita sendiri
dengan memperbanyak mempelajari ilmu-ilmu agama maupun untuk
keluarga dan anak2 kita, dengan memberikan Pendidikan dan dasar ilmu
agama yang baik, agar kelak kita dapat mencapai hidup penuh makna,
berarti dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Keenam, dalam hal politik berbangsa dan bernegara, mungkin banyak cara
yang kurang baik dengan mengahalalkan segala cara, sehingga orang-orang
yang berseberangan dengan kita merasa kecewa dan sakit hati. Maka mari
kita hentikan perilaku berpolitik secara kurang baik tersebut dengan
berpolitik yang bersifat mendidik, beradab dan berakhlak mulia. Kita berharap
agar corak keislaman di Indonesia ini jauh dari kata ekstrem bahkan sebaliknya, lebih
tenang dan damai dan sesuai dengan akhlak mulai Rasulullah SAW. "Corak keislaman
di Indonesia identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif dan damai,
tidak menebar kebencian, jauh dari karakter ekstrem,". "Semangat dakwah keislaman
kita adalah "Merangkul, bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik
bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati,
membela bukan mencela.

Ketujuh, dalam hal berkeluarga, mungkin keluarga kita belum benar-benar


bahagia sehingga tidak tercapai suasana sakinah, mawaddan warahmah
dalam arti yang sebenar-benarnya. Maka mari kita menata ulang sistem
berkeluarga yang Islami sebagaimana yang dicontohkan oleh baginda
Rasulullah SAW, agar keluarga tersebut laksana surga yang penuh nikmat,
bahagia dan berkah.

Kedelapan evaluasi tersebut kita lakukan dalam rangka menjaga diri dan
keluarga dari siksa api neraka. Jangan sampai akibat keteledoran dan
kesalahan kita menyebabkan Allah murka di akhirat nanti. Sebagaimana
firman Allah berikut dalam surat At Tahrim ayat 6 yaitu :

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari


api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan”. (QS. At Tahrim 66:6)

Demikian juga apa yang disampaikan oleh sahabat Umar Bin Khtab yang
sangat terkenal ;

“Hisablah dirimu semua sebelum (nanti) dihisab. Dan timbanglah diri kamu
semua sebelum (nanti) ditimbang. Karena nanti hisabmu akan lebih mudah
jika engkau evaluasi dirimu sekarang. Dan hiaslah dirimu untuk pertemuan
akbar (besar) di hari akan ditampakkan semua dari kamu dan tidak ada
yang tersembunyi.” (HR. Ibnu Abi Dunya di Muhasabatun Nafsi, hal. 22)

Semoga khutbah jumat yang singkat ini, besar arti dan manfaatnya untuk
kita semua, sehingga kedepan hidup kita menjadi lebih baik dan berkualitas
dan membawa keberkahan di Sisi Allah SWT. Aamin YRA.

Anda mungkin juga menyukai