Anda di halaman 1dari 17

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jppm

JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat)


6 (1), 2019, 61-77

Analisis kebutuhan pemberdayaan ibu rumah tangga miskin


melalui usaha kerajinan tangan khas Gorontalo “Mohalamu Tiohu”
Lian Gafar Otaya *, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Jalan Gelatik No. 1, Kota Gorontalo, Indonesia
* Corresponding Author. Email: lianotaya82@iaingorontalo.ac.id
Received: 27 October 2018; Revised: 13 March 2019; Accepted: 4 April 2019
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pemberdayaan ibu rumah tangga miskin
melalui usaha kerajinan tangan khas Gorontalo yang dikenal dengan “Mohalamu Tiohu” atau
anyaman mendong sebagai upaya pendampingan dengan menggunakan pendekatan
Participatory Action Research (PAR) melalui 4 strategi yaitu: seleksi wilayah sasaran program,
sosialisasi program, pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi program. Data dikumpulkan
melalui teknik observasi, Focused Group Discussion (FGD), wawancara dan teknik dokumentasi.
Hasil temuan diperoleh permasalahan yang dihadapi adalah pengetahuan tentang desain
produk dan pemasaran masih sangat terbatas, usahanya masih bersifat industri rumah, padahal
mereka tergolong terampil dalam membuat berbagai jenis kerajinan tangan dalam jumlah
banyak, tidak memiliki modal usaha, penghasilannya tidak sebanding dengan waktu dan
tenaganya, padahal sifat bahan baku mudah didapatkan dan mampu mengikuti trend dengan
teknik dasar menganyam yang hanya dapat dilakukan secara manual. Untuk starategi
pengembangannya diperlukan adanya pembinaan secara berkala dan pemberian modal usaha
secara merata kepada semua kelompok pengrajin ibu rumah tangga miskin, mempatenkan hasil
karya dan menggalakkan kecintaan masyarakat terhadap kerajinan tersebut.
Kata Kunci: pemberdayaan, ibu rumah tangga miskin, participatory action research

The need analysis of poor housewives empowerment in the


development of Gorontalo special handicraft business “Mohalamu
Tiohu”
Abstract
This study aims to analyze the needs of poor housewives through the development of Gorontalo’s
special handicraft product design which is well known as “Mohalamu Tiohu” or mendong
(Fimbrystlis Globulosa) plait as the guidance effort. The method used in this research was
Participatory Action Research (PAR) through the observation and Focused Group Discussion
(FGD). Based on the finding of this research, the problems faced by craftsman were the limited
knowledge about product design and marketing, the problem that the business still in home
business scale, there was no enough venture capital, the income was not comparable with the time
and effort that they used. This fact was very ironic where the raw material was very easy to be
found and also it was able to follow the current trend by using plait basic technique which could
only be done manually. For the business development, it was urgently needed the continual
guidance and the giving of venture capital evenly to the all craftsman group of poor housewives.
Besides that, it was important to the craftsman to have patent and improved public love to their
craft product.
Keywords: empowerment, poor housewives, the need analysis, participatory action research
How to Cite: Otaya, L., Tjabolo, S., & Husain, R. (2019). Analisis kebutuhan pemberdayaan ibu rumah
tangga miskin melalui usaha kerajinan tangan khas Gorontalo “Mohalamu Tiohu”. JPPM (Jurnal
Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6(1), 61-77. doi:https://doi.org/10.21831/jppm.v6i1.21736

https://doi.org/10.21831/jppm.v6i1.21736
__________________________________________________________________________________

This is an open access article under the CC–BY-SA license.


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 62
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

PENDAHULUAN dalam memberdayakan ibu rumah tangga


miskin di salah satu desa di Kabupaten Bone
Kemiskinan hingga saat ini tetap men-
Bolango Provinsi Gorontalo yaitu Desa
jadi masalah kompleks dan menjadi masalah
Bulotalangi Timur.
global yang dihadapi hampir semua negara
Sehubungan dengan pentingnya prog-
serta menjadi masalah besar di dunia
ram pemberdayaan tersebut, diperlukan ada-
(Ahmadi, 2012, Armoyu, 2013). Berbagai
nya analisis kebutuhan untuk memberdaya-
upaya dan program kebijakan telah dilakukan
kan ibu rumah tangga miskin di Desa
untuk mengentaskan trend kemiskinan,
Bulotalangi Timur yang terletak di sebelah
namun tingkat kemiskinan hingga saat ini
timur Kecamatan Bulango Timur yang jarak-
termasuk di Indonesia masih cenderung ting-
nya + 1,5 km2 dari pusat kecamatan dengan
gi, karena permasalahan kemiskinan bersifat
luas wilayah + 3,2 km2 . Desa ini memiliki
multi dimensional dan semakin disadari tidak
banyak potensi untuk diberdayakan baik dari
hanya sekedar masalah ekonomi keuangan
sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
namun juga ketidakberdayaan masyarakat
perdagangan, jasa, maupun industri kerajin-
(Asril, 2013). Kesulitan untuk memenuhi ke-
an tangan. Program pemberdayaan yang
butuhan hidup yang dialami oleh masyarakat
dilakukan difokuskan pada pengembangan
menimbulkan kemiskinan (Wesa & Suryono,
usaha kerajinan tangan khas Gorontalo
2014). Umumnya kemiskinan selalu meng-
“mohalamo tiohu” bagi ibu-ibu rumah tangga
arah kepada tingkat kesejahteraan masyara-
pengrajin yang hidup di bawah garis kemis-
kat yang rendah (Harahap, 2018).
kinan. Kerajinan tangan ini terbuat dari
Kemiskinan salah satunya dipengaruhi
anyaman mendong yang lebih dikenal masya-
oleh ketidakberdayaan masyarakat ditandai
rakat Gorontalo dengan istilah “tiohu”.
dengan lemahnya daya dukungan, daya
Kerajinan tangan “mohalamo tiohu”
dorong nilai kultural terhadap usaha pening-
banyak ditekuni sebagai sumber penghasilan
katan kondisi kehidupannya (Ras, 2013).
dan kehidupan ibu rumah tangga miskin di
Selain itu rendahnya penghasilan masyarakat
Desa Bulotalangi Timur. Namun hingga kini
membuat mereka tidak mampu memenuhi
masyarakat Gorontalo hampir tidak menge-
kebutuhan hidup dan pasrah akan keadaan
nal dan kurang berminat terhadap kerajinan
yang ada. Pemberdayaan masyarakat meru-
ini terutama sebagian masyarakat perkotaan
pakan salah satu alternatif yang menghen-
yang cenderung menyukai produk luar atau
daki agar masyarakat mampu mandiri dalam
yang dihasilkan pabrik. Perkembangan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya (Asfi &
perubahan gaya hidup masyarakat modern
Wijaya, 2015).
saat ini yang lebih senang membeli barang-
Konsep pemberdayaan dalam wacana
barang mewah, eksklusif dan elegan, atau
masyarakat selalu dihubungkan dengan kon-
adanya kecenderungan pola mengkonsumsi
sep mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan
masyarakat perkotaan yang lebih menyukai
keadilan (Prihatin & Fauziah, 2013). Semen-
produk impor dibanding produk local atau
tara pemberdayaan dalam konteks kemiskin-
berbahan baku tradisional, telah mengubah
an adalah suatu kondisi yang penting untuk
citra produk kerajinan anyaman mendong ini
memperbaiki kehidupan masyarakat miskin
kurang diminati oleh masyarakat dan pasar.
dari perspektif ekonomi, yang berfokus ter-
Hal ini yang menyebabkan kerajinan tangan
utama pada mereka yang mampu mengambil
tersebut tidak mampu bersaing, sehingga
keputusan dan membuat pilihan yang stra-
kurang dapat diterima di masyarakat. Sebagai
tegis (Alvarez, van Leeuwen, Montenegro‐
upaya meningkatkan produksi dan memper-
Montenegro, & van Vugt 2018). Menurut
tahankan kerajinan tangan khas Gorontalo
Armoyu (2013) pemberdayaan adalah serang-
“mohalamo tiohu” kembali diterima masya-
kaian kegiatan pembangunan aset dan kapa-
rakat, perlu mendapatkan dukungan melalui
sitas masyarakat yang memungkinkan ma-
program pendampingan bagi ibu rumah
syarakat itu berkemampuan untuk memilih
tangga pengrajin kerajinan tersebut, teruta-
dan menentukan tindakan-tindakan ke arah
ma dalam upaya pengembangan desain
pencapaian tujuan hidupnya, termasuk
produknya menjadi berbagai macam jenis

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 63
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

kerajinan anyaman yang memiliki daya jual


yang sangat tinggi seperti: tas, topi, dompet,
tempat tisu, sandal, bingkai foto, taplak meja,
tempat sampah, kaligrafi dan sebagainya,
dengan mencoba mengikuti trend pasar dan
mengenalkan berbagai bentuk varian atau
desain anyaman mendong yang lebih mena-
rik dan unik. Oleh karena itu, penting dilaku-
kan analisis kebutuhan untuk memberdaya-
kan Ibu rumah tangga miskin yang menjadi
sasaran utama dampingan, sehinga mereka
mampu menggali dan mengidentifikasi
permasalahan serta mencari pemecahan
Gambar 1. Participation, Action, Research
masalah karena mereka tahu persis apa yang
(Chevalier & Bukles (2013, p. 10)
mereka butuhkan dan harapkan ke arah
pencapaian tujuan hidup yang lebih baik. Penelitian ini mendorong praktisi
untuk berpartisipasi dalam mengembangkan
METODE
bentuk-bentuk aksi dan interaksi untuk
Penelitian ini secara metodologis ditin- mengembangkan masyarakat, karena peneli-
jau dari jenis data termasuk penelitian kua- tian ini umumnya memiliki agenda aksi demi
litatif. Penelitian ini menggunakan pende- reformasi yang diharapkan dapat mengubah
katan Participatory Action Research (PAR) kehidupan para partisipan, institusi-institusi
sebagai strategi pemberdayaan yang dilaku- di mana mereka hidup dan bekerja (Kemmis,
kan untuk mencapai kondisi yang diharap- Taggart & Nixon, 2013, p. 5, Darwis, 2016,).
kan. PAR merupakan salah satu jenis pene- Selain itu, PAR berakar pada prinsip-prinsip
litian kualitatif yang melibatkan tindakan inklusi (desain penelitiannya melibatkan
peneliti dan anggota masyarakat atau orang, proses, dan hasil); adanya partisipasi;
organisasi yang berusaha untuk memperbaiki menghargai semua pendapat komunitas; dan
situasi mereka (Macdonald, 2012). Hal ini adanya hasil pada perubahan yang berkelan-
menunjukkan bahwa PAR memberikan solusi jutan (Kidwai, et.al., 2017, p. 14). Berbagai
dalam menemukan upaya-upaya yang perlu pendapat tersebut, menunjukkan bahwa PAR
dilakukan dalam mewujudkan perubahan adalah proses dan praktik penelitian yang
baru pada masyarakat yang sesuai dengan diarahkan pada perubahan sosial dari para
kondisi dan kebutuhannya. partisipan atau peserta yang dilibatkan secara
PAR disebut sebagai proses penyelidik- individu dalam komunitas, berorientasi aksi
an sosial yang edukatif dan dinamis untuk dan interpretatif dalam mengubah kehidup-
mengambil tindakan dalam mengatasi an para partisipan sesuai dengan kondisi dan
masalah atau untuk terlibat dalam aksi sosial kebutuhan yang diharapkan.
(Koch, Selim, & Kralik, 2002). Menurut Dengan demikian pendekatan PAR
Chevalier & Bukles (2013, p. 9) PAR meng- dipilih sesuai dengan tujuan diadakan prog-
integrasikan tiga komponen penting yaitu ram pemberdayaan ini tercapainya kondisi
partisipasi (participation), tindakan (action), ideal komunitas dampingan yang berdaya
dan penelitian (research) sebagai upaya melalui pengembangan desain produk usaha
memberikan kontribusi dalam proses mene- kerajinan tangan anyaman khas Gorontalo
mukan solusi perubahan sistem sosial “Mohalamu Tiohu”. Keberhasilan pember-
(komunitas) untuk bertindak berdasarkan dayaan ini sangat tergantung dari strategi
faktor-faktor kompleks yang berpengaruh yang dilakukan untuk mewujudkan kondisi
pada ketidakberdayaan hidup yang tidak yang diharapkan dari sasaran utama dam-
manusiawi sejalan dengan gerakan revolusi pingan. Menurut Hadiyanti (2011) strategi
industri modern. Hubungan tiga komponen dalam pemberdayaan dilakukan melalui be-
tersebut, oleh Chevalier & Bukles (2013, p. 10) berapa tahapan yaitu: seleksi wilayah sasaran,
diilustrasikan pada Gambar 1. sosialisasi pemberdayaan, pelaksanaan prog-

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 64
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

ram pemberdayaan, monitoring dan evaluasi untuk mengembangkan desain produk usaha
penyelenggaraan program pemberdayaan. kerajinan tangan anyaman khas Gorontalo
Selanjutnya menurut Wrihatnolo & “mohalamu tiohu”.
Dwidjowito membagi tiga tahapan strategi Teknik analisis data dalam penelitian
pemberdayaan (Wahyuni, 2018) yaitu: tahap terdiri dari alur kegiatan yang terjadi secara
penyadaran, tahap pengkapasitasan atau bersamaan meliputi reduksi data, penyajian
disebut dengan capacity building, dan tahap data, dan penarikan kesimpulan. Menurut
pendayaan yaitu masyarakat diberikan daya, Miles, Humerman, & Saldana (2014, p. 33)
otoritas atau peluang untuk berkembang bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
mencapai kemandirian. Mengacu kepada secara interaktif dan berlangsung secara
kedua pendapat ini, maka strategi yang akan terus-menerus pada setiap tahap penelitian
dilakukan dalam program pemberdayaan ini, hingga sampai tuntas, dan datanya sampai
yaitu: (1) seleksi wilayah sasaran program; (2) jenuh. Dengan demikian, untuk melakukan
sosialisasi program pemberdayaan, (3) pelak- penarikan kesimpulan, diperoleh dari kegiat-
sanaan program pemberdayaan dan (4) an refleksi sebagai proses analisis akhir dari
monitoring dan evaluasi program hasil perolehan data otentik di lapangan
pemberdayaan. untuk mendalami kebutuhan ibu rumah
Sasaran utama pemberdayaan yang tangga miskin yang menjadi sasaran utama
dimaksud dalam penelitian ini adalah para dampingan, sehingga dapat menemukan
ibu-ibu rumah tangga yang tergolong miskin strategi pemberdayaan yang sesuai kondisi
dan masih usia produktif memiliki keahlian dan kebutuhannya untuk mengembangkan
dalam mengayam mendong (mohalamu desain produk usaha kerajinan tangan
tiohu). Adapun jumlah ibu rumah tangga anyaman khas Gorontalo “mohalamu tiohu”.
miskin yang dilibatkan dalam program
HASIL DAN PEMBAHASAN
pendampingan di Desa Bulotalangi Timur
Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Strategi Pemberdayaan
berjumlah 20 orang ibu rumah tangga yang Kerajinan tangan khas Gorontalo
sudah lama menjadi pengrajin kerajinan ini. “mohalamo tiohu” menjadi sumber peng-
Ibu rumah tangga tersebut ditetapkan secara hasilan dan kehidupan ibu rumah tangga
partisipatif bersedia meluangkan waktunya miskin, khususnya di salah satu desa yang
untuk mengikuti program ini, serta men- menjadi sasaran utama dampingan ini yaitu
dampingi kelompok-kelompok ibu rumah di Desa Bulotalangi Timur Kabupaten Bone
tangga lainnya yang dibentuk sebagai sasaran Bolango Provinsi Gorontalo. Desa ini
utama dampingan dari program pemberda- memiliki penduduk berjumlah 832 jiwa yang
yaan ini. terdiri dari laki-laki berjumlah 412 jiwa dan
Data penelitian ini dikumpulkan mela- perempuan berjumlah 420 jiwa yang tersebar
lui teknik observasi lapangan, Focused Group pada 214 kepala keluarga (kk). Dari jumlah
Discussion (FGD), wawancara dan teknik kepala keluarga tersebut, hanya terdapat 39
dokumentasi. Menurut Gay, Mills, & Airasian KK yang tergolong mampu, selebihnya terda-
(2012, p. 210) semua teknik pengumpulan pat 49 KK tergolong miskin, dan 125 KK ter-
jenis data yang digunakan dalam penelitian golong sangat miskin. Hal ini menggambar-
kualitatif memiliki aspek kunci secara umum kan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa
pada analisisnya terutama tergantung pada Bulotalangi Timur tergolong miskin dan
keterampilan integratif dan interpretatif dari memprihatinkan, karena sebagian besar mata
peneliti, interpretasi diperlukan karena data pencaharian mereka bersumber dari pekerja-
yang dikumpulkan kaya akan rincian. Kedu- an sebagai buruh tani dengan tingkat pendi-
dukan strategis dari penelitian ini dapat dikan tidak tamat SD, sebagaimana disajikan
memberi konstribusi positif dalam mengana- pada Tabel 1.
lisis kebutuhan ibu rumah tangga miskin
yang menjadi sasaran utama dampingan

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 65
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

Tabel 1. Kondisi Masyarakat Dampingan


Kondisi Masyarakat Menurut Mata Pencaharian Kondisi Masyarakat Menurut Tingkat Pendidikan
Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)
Buruh Tani 175 Tidak/Belum Sekolah 98
Petani 98 Tidak Tamat SD 380
Peternak 60 Tamat SD 188
Pedagang 8 Tamat SMP 84
PNS 10 Tamat SMU 67
Jasa 30 Tamat Perguruan Tinggi
TNI/Polri 1 10
Lain-Lain 79

Berdasarkan kondisi masyarakat terse- buhkan inisiatif atau prakarsa untuk men-
but, upaya pendampingan di Desa ciptakan lapangan kerja baru sesuai dengan
Bulotalangi Timur perlu dilakukan agar potensi yang ada di Desa Bulotalangi Timur
mampu memberdayakan masyarakat melalui melalui pengembangan produk kerajinan
pengembangan kerajinan tangan khas yang memenuhi selera dan kebutuhan kon-
Gorontalo “mohalamo tiohu” menuju per- sumen atau pasar. Mengingat suatu produk
ubahan hidup yang sesuai dengan kondisi anyaman mendong (mohalamu tiohu) yang
dan kebutuhannya, sehingga diharapkan dikembangkan harus mempunyai keunggul-
dapat memberikan kontribusi yang besar bagi an supaya bisa bersaing dan memiliki nilai
peningkatan kesejahteraan hidup mereka dan jual yang tinggi.
mendukung laju pertumbuhan pembangun- Menurut Darwis (2016) keberhasilan
an dalam mendukung potensi desa yang pemberdayaan masyarakat memiliki empat
dapat menjamin kemajuan ekonomi dan dimensi kekuasaan, yaitu: (1) kekuasaan
kestabilan masyarakatnya. Hal ini sejalan dalam (power within); (2) kekuasaan untuk
dengan visi dari Desa Bulotalangi Timur (power to); (3) kekuasaan atas (power over),
“Terwujudnya masyarakat Desa Bulotalangi dan (4) kekuasaan dengan’ (power with).
Timur yang maju, mandiri, religius yang Keempat dimensi tersebut menunjukkan
dilandasi oleh kekeluargaan dan kerukunan keberdayaan masyarakat terkait dengan ke-
menuju kehidupan yang sejahtera”. Lebih mampuan ekonomi, kemampuan mengakses
lanjut visi tersebut dijabarkan pada salah satu manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kul-
misi yang diusung pemerintah Desa Bulo- tural dan politis. Dari keempat dimensi yang
talangi Timur bidang pemberdayaan “me- ingin dicapai dalam program pemberdayaan
ngembangkan industri rumah tangga untuk ini difokuskan pada dua dimensi yaitu
meningkatkan usaha ekonomi produktif”. kemampuan ekonomi dan kemampuan
Oleh karena itu, diharapkan melalui program mengakses manfaat kesejahteraan dari hasil
pendampingan ini, visi dan misi tersebut dampingan yang dilakukan.
akan terwujud. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Dengan demikian pemberdayaan ibu diperoleh hasil temuan yang dapat meng-
rumah tangga miskin yang menjadi sasaran gambarkan kondisi ibu rumah tangga miskin
utama dampingan melalui pengembangan yang menjadi sasaran utama dampingan saat
usaha kerajinan tangan khas Gorontalo ini, dengan melakukan strategi pemberdaya-
“mohalamu tiohu” di Desa Bulotalangi Timur an sebagai berikut:
Bone Bolango merupakan salah satu upaya
Seleksi Wilayah Sasaran
pendampingan yang perlu dilakukan dalam
membantu ibu rumah tangga miskin sebagai Wilayah sasaran yang menjadi lokasi
pengrajin kerajinan tersebut, agar membawa program pemberdayaan yaitu Desa
dampak multiplier yang luas terhadap per- Bulotalangi Timur Bone Bolango, memenuhi
tumbuhan perekonomian ibu rumah tangga kriteria pemilihan lokasi berdasarkan tujuan
miskin pada khususnya dan masyarakat dari program pemberdayaan ini, karena hasil
umumnya. Selain itu, diharapkan menum- temuan awal terungkap bahwa di desa ini

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 66
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

terdapat banyak ibu rumah tangga miskin pingan adalah terwujudnya ibu rumah tangga
yang memiliki keahlian sebagai pengrajin yang berdaya secara ekonomi dan memiliki
anyaman mendong (mohalamu tiohu), na- kemandirian dalam hal kemampuan dan
mun belum diberdayakan karena dipenga- kemauan untuk mengembangkan diri.
ruhi berbagai faktor yang membuat mereka Mengingat harapan dari ibu rumah tangga
tidak mampu berkembang dan berkreasi miskin yang menjadi sasaran utama
sesuai dengan kemampuan yang mereka mi- dampingan berharap dapat mengembangkan
liki terutama dalam menghasilkan berbagai berbagai desain produk kerajinan tangan
jenis produk kerajinan anyaman mendong anyaman khas Gorontalo “mohalamu tiohu”
(tiohu). Hal ini secara garis besar diperoleh seperti: tas, topi, dompet, tempat tisu, sandal,
hal menarik dari hasil temuan FGD dengan bingkai foto, taplak meja, tempat sampah,
ibu rumah tangga miskin yang menjadi kaligrafi dan sebagainya. Sedangkan secara
sasaran utama dampingan bahwa kerajinan spesifik, kondisi yang diharapkan adalah: (1)
tangan khas Gorontalo “mohalamo tiohu” ibu rumah tangga miskin yang menjadi
hanya dikreasikan menjadi tikar, seperti yang sasaran utama dampingan memiliki pengeta-
ditunjukkan pada Gambar 2. huan dan kemampuan memadai dalam
membuat berbagai jenis kerajinan tangan
anyaman khas Gorontalo “mohalamu tiohu”
dengan model yang bervariasi dan dalam
jumlah yang banyak; (2) dengan mengem-
bangkan berbagai desain produk kerajinan
tangan anyaman khas Gorontalo “mohalamu
tiohu” seperti: tas, topi, dompet, tempat tisu,
sandal, bingkai foto, taplak meja, tempat
Gambar 2. Hasil Kerajinan Pengrajin sampah, kaligrafi dan sebagainya yang
Berdasarkan hasil temuan tersebut, memiliki daya jual tinggi, diharapkan mampu
menunjukkan belum pernah dibuat produk membawa perubahan pada kehidupan eko-
yang lain, yang memiliki daya tarik dan nilai nomi masyarakat di Desa Bulotalangi Timur
jual tinggi seperti: tas, topi, dompet, tempat pada umumnya dan khususnya pada ibu
tisu, sandal, bingkai foto, taplak meja, tempat rumah tangga miskin yang menjadi sasaran
sampah, kaligrafi dan sebagainya. Padahal di utama dampingan; (3) ibu rumah tangga mis-
Desa Bulotalangi Timur ini terdapat kurang kin yang menjadi sasaran utama dampingan
lebih 20 orang ibu-ibu rumah tangga yang dapat mengakses pinjaman modal untuk
tergolong terampil dan masih usia produktif mengembangkan usaha mereka; (4) ibu ru-
memiliki keahlian dalam mengayam men- mah tangga miskin yang menjadi sasaran
dong (mohalamu tiohu), tidak diberdayakan. utama dampingan memiliki jiwa kemandirian
Setiap harinya mereka menghabiskan waktu dan wirausaha sehingga mampu mandiri
dengan sia-sia, karena tidak ada pekerjaan secara ekonomi, seiring dengan berkem-
sampingan selain mengurus rumah tangga. bangnya usaha mereka dalam memproduksi
Sementara tuntutan kebutuhan hidup keluar- berbagai jenis kerajinan tangan anyaman
ga sangat banyak mulai dari makan sehari- yang berbahan baku mendong (tiohu).
hari, menyekolahkan anak, membeli seragam Sosialisasi Program Pemberdayaan
dan perlengkapan sekolah dan keperluan
mendesak lainnya. Bahkan rata-rata mereka Sosialisasi program pemberdayaan
seringkali terlambat memasukkan anaknya dilakukan, agar maksud dan tujuan program
duduk di bangku sekolah, hanya karena pemberdayaan yang dilakukan melalui
alasan tidak ada biaya, tidak ada uang untuk pengembangan usaha kerajinan tangan khas
membeli seragam maupun perlengkapan Gorontalo “mohalamu tiohu” di Desa
sekolah lainnya. Bulotalangi Timur Bone Bolango diketahui
Dengan demikian, secara umum kon- oleh ibu rumah tangga miskin yang menjadi
disi yang diharapkan dari ibu rumah tangga sasaran utama dampingan. Esensi dari kegiat-
miskin yang menjadi sasaran utama dam- an ini adalah untuk melakukan penyamaan

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 67
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

persepsi maksud dan tujuan dari kegiatan orang, Dusun III berjumlah 7 orang dan
pemberdayaan yang dilakukan dalam Dusun IV sejumlah 4 orang. Berdasarkan
mengembangkan berbagai desain produk kegiatan tersebut, juga dilakukan pembagian
kerajinan anyaman mendong seperti: tas, jenis produk kerajinan anyaman mendong
topi, dompet, tempat tisu, sandal, bingkai yang akan dibuat oleh masing-masing kelom-
foto, taplak meja, tempat sampah, kaligrafi pok, agar masing-masing kelompok memiliki
dan sebagainya untuk mewujudkan keman- produk andalan dengan ciri khas produk yang
dirian ibu rumah tangga miskin dalam berbeda. Adapun jenis produk kerajinan
merubah kehidupan ekonominya menjadi anyaman mendong (tiohu) yang akan dibuat
lebih baik dari sebelumnya. dan dikembangkan pada masing-masing ke-
Sosialisasi program pemberdayaan lompok yang telah terbentuk adalah sebagai
kepada sasaran utama dampingan ini sangat berikut.
penting untuk dilakukan, sesuai dengan Kelompok 1: Jenis produk kerajinan yang akan
pendapat Hadiyanti (2011) kegiatan ini ber- dikembangkan adalah sandal dengan bebe-
manfaat dapat menciptakan komunikasi rapa varian mulai dari sandal main, sandal
serta dialog yang interaktif dengan masya- santai, sampai sandal hotel seperti yang
rakat. Selain itu, meningkatkan pengertian ditunjukkan Gambar 3.
pada masyarakat terkait program pemberda-
yaan yang akan dilakukan dan kegiatan ini
sangat menentukan ketertarikan masyarakat
untuk berperan dan terlibat didalam program
pemberdayaan tersebut. Oleh karena itu,
untuk sosialisasi program pemberdayaan ini
dilakukan dengan tahapan yaitu: (1) meng-
hadirkan semua ibu rumah tangga di Desa
Bulotalangi Timur yang menjadi sasaran
utama dampingan untuk menyampaikan
maksud dan tujuan program pemberdayaan Gambar 3. Jenis Kerajinan Sandal
melalui pengembangan desain produk usaha Kelompok 2: Jenis produk kerajinan yang
kerajinan tangan anyaman khas Gorontalo akan dikembangkan terdiri dari: tas santai,
“mohalamu tiohu”; (2) mengadakan pertemu- tas seminar, dan tas make up, dompet seperti
an dengan masyarakat, aparat pemerintah pada Gambar 3.
dan tokoh masyarakat yang ada di desa
tersebut untuk meminta izin dan dukungan
dalam pelaksanaan program pemberdayaan
serta mengidentifikasi kondisi sasaran utama
dampingan; (3) melakukan kunjungan dan
diskusi kelompok untuk menggugah kesadar-
an sasaran utama dampingan agar berpartisi-
pasi aktif dalam program pemberdayaan yang
dilakukan.
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Gambar 3. Jenis Kerajinan Tas
Pelaksanaan program pemberdayaan Jenis produk lainnya yang akan dikem-
ini, diawali dengan pembentukan kelompok bangkan pada Kelompok 2 adalah Kotak tisu
dari ibu rumah tangga yang menjadi sasaran yang dihasilkan berbagai bentuk anyaman
utama dampingan. Terkait dengan pemben- dan corak warna yang berbeda dengan con-
tukan kelompok dari program pemberdayaan toh produk seperti yang ditunjukkan pada
ini, tersebar di empat dusun Desa Bulotalangi Gambar 4.
Timur, maka pembentukan kelompok dilaku-
kan di masing-masing dusun yaitu Dusun I
berjumlah 4 orang, Dusun II berjumlah 5

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 68
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

masyarakat dampingan merupakan pemberi-


an daya kepada mereka untuk berkembang
mencapai kemandirian yaitu masyarakat
dampingan yang mampu membangun diri-
nya dan memperbaiki kehidupannya melalui
potensi yang dimiliki. Hal ini sangat tergan-
tung dari seberapa besar wujud partisipasi
yang diberikan oleh individu atau masyarakat
dampingan dalam setiap tahapan kegiatan
Gambar 4. Jenis Kerajinan Tempat Tisu yang dilakukan tim fasilitator.
Kelompok 3: Jenis produk kerajinan tangan Monitoring dan Evaluasi Program
yang akan dikembangkan adalah berbagai
Keberhasilan suatu program pember-
hiasan seperti buku cacatan harian, taplak
dayaan dapat diukur dan dinilai dari kegiatan
meja, tempat sampah, figura foto,dan lain-
monitoring dan evaluasi program. Menurut
lain seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
Hadiyanti (2011) monitoring dan evaluasi
program pemberdayaan merupakan kegiatan
yang sangat penting dilakukan dalam meng-
ukur keberhasilan program pemberdayaan
masyarakat, karena dengan adanya evaluasi,
dapat diketahui sejauhmana efektivitas dan
efisiensi program pemberdayaan yang dilaku-
kan terhadap proses, pencapaian dan dampak
proses pemberdayaan. Adapun aspek-aspek
yang dimonitoring dan dievaluasi dalam
Gambar 5. Jenis Kerajinan Kelompok 3 program pemberdayaan ini masih sebatas
Selanjutnya dilakukan pengembangan pada komponen konteks, input, dan proses
kapasitas dari sasaran utama dampingan me- pelaksanaan, untuk evaluasi pada komponen
lalui pemberian pengetahuan dan pendam- pencapaian dan dampak proses pemberdaya-
pingan pelatihan baik secara individu mau- an belum dapat dilakukan, karena dalam
pun kelompok tentang manajemen berwira- penelitian ini hanya mengidentifikasi kebu-
usaha, peluang dan tantangan dalam berwira- tuhan ibu rumah tangga miskin yang menjadi
usaha serta kiat-kiat dalam mendesain sasaran utama dampingan dalam mengem-
produk yang mampu memiliki nilai jual ting- bangkan desain produk usaha kerajinan
gi. Selain itu, dirumuskan strategi pencapaian tangan anyaman khas Gorontalo “mohalamu
pengembangan usaha produk yang dilaku- tiohu”.
kan, dengan membangun organisasi kelem- Komponen konteks yang dievaluasi
bagaan dengan sistem nilai yang ditaati ber- dalam program pemberdayaan ini meliputi
sama. Sebagaimana dikemukakan Wahyuni aspek: tujuan program, keadaan geografis,
(2018) bahwa dalam program pemberdayaan, kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran
masyarakat penting dibuatkan wadah organi- dampingan dari program, dukungan atau
sasi dalam pengkapasitasan sistem nilai yang partisipasi masyarakat pada perumusan
harus dipatuhi semua pihak terkait untuk program pemberdayaan, aspirasi masyarakat
membantu mereka menyusun aturan main, terhadap perencanaan program dan status
seperti: peraturan usaha bersama, sistem dan sosial ekonomi masyarakat terkait pelak-
prosedur usaha dan sebagainya. sanaan pemberdayaan.
Selanjutnya penguatan kapasitas sasar- Berdasarkan hasil evaluasi dari kom-
an utama dampingan melalui pemberian ponen konteks pada aspek tujuan program
kredit modal yang dibutuhkan untuk me- sudah sesuai dengan tingkat kepentingan dan
ngembangkan usahanya. Menurut Wahyuni kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran
(2018) pemberian kedit modal usaha kepada utama dampingan dengan selalu menjalin
kerjasama dengan pemerintah setempat.

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 69
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

Pada aspek kondisi geografis sangat men- berdayaan masih kurang, karena sebagian
dukung, karena masyarakat mendukung besar masyarakat memiliki tingkat pendidik-
pelaksanaan program pemberdayaan ini an yang rendah yaitu tidak tamat SD,
secara positif yang ditunjukkan dari partisi- sehingga dalam menyampaikan aspirasi dan
pasi dan keterlibatannya dalam setiap perte- informasi sesuai dengan kebutuhan penge-
muan yang diadakan mulai dari pemben- tahuannya masih terbatas. Sementara pada
tukan kelompok dampingan hingga sosial- aspek status sosial dan ekonomi masyarakat
isasi program. Aparat pemerintah, tokoh memiliki pengaruh yang besar terhadap ke-
masyarakat dan masyarakat serta berlangsungan program ini. Dengan mem-
stakeholders terkait sangat mendukung baiknya status sosial dan ekonomi masyara-
pelaksanaan program pemberdayaan ini, kat, cenderung ibu rumah tangga yang
karena mereka merasa ikut memiliki dan menjadi sasaran utama dampingan untuk
perhatian kepada masyarakat yang menjadi mengembangkan usaha kerajinannya. Meng-
sasaran utama dampingan, dukungan iklim ingat status sosial ekonomi sasaran damping-
komunikasi dan hubungan yang baik dengan an rata-rata tergolong ekonomi menengah ke
masyarakat, serta adanya keyakinan yang bawah, maka sangat membutuhkan program
kuat dari masyarakat terhadap keberhasilan ini dalam meningkatkan kondisi perekono-
dari program pemberdayaan ini mampu miannya menuju kehidupan yang layak dan
membawa perubahan hidupnya ke arah yang sejahtera.
lebih baik. Dengan demikian, secara kese- Dengan demikan secara keseluruhan
luruhan daya dukung latar geografis terhadap evaluasi pada komponen konteks ditinjau
keberlangsungan program pemberdayaan ini dari penilaian berdasarkan aspek maupun
sangat baik. penilaian berdasarkan sumber data adalah
Selanjutnya pada aspek kebutuhan berada pada kategori baik dalam mendukung
masyarakat terhadap keberadaan program pelaksanaan program pemberdayaan ibu
pemberdayaan ini juga sangat baik, karena rumah tangga miskin yang menjadi sasaran
motivasi ibu rumah tangga miskin yang men- utama dampingan.
jadi sasaran utama dampingan pada program Evaluasi pada komponen input dari
pemberdayaan ini sangat tinggi, yang pelaksanaan program pemberdayaan ini,
dibuktikan dari kehadirannya pada setiap dilakukan untuk melihat kesiapan dari tim
kunjungan atau undangan yang diberikan. fasilitator dan para stakeholder yang memiliki
Demikian halnya, pada aspek dukungan peran aktif dalam pelaksanaan program.
masyarakat secara umum sudah baik dalam Kesiapan yang dievaluasi adalah kesiapan
mendukung pelaksanaan program pember- motivasi, kemampuan para pengelola prog-
dayaan ini dalam bentuk usul, saran maupun ram pemberdayaan dan kesiapan infra-
kritik dalam perencanaan program pember- struktur dan sistim administrasi pendukung
dayaan. Meskipun masih ada beberapa kegiatan program pemberdayaan yaitu pada
masyarakat dalam hal ini suami dari ibu-ibu aspek organisasi pelaksana program berada
rumah tangga yang menjadi sasaran utama pada kategori baik, karena tim fasilitator
dampingan masih terkesan setengah hati dampingan yang ditunjuk memiliki kapabi-
atau kurang percaya dengan keberhasilan litas yang baik dalam menjalankan program
program pemberdayaan ini. Namun sekecil yang sesuai dengan sistem pengelolaan yang
apapun dukungan yang diberikan oleh efektif dan efisien.
masyarakat adalah sebagai bentuk partisipasi. Pada aspek sosialisasi program pember-
Dukungan tersebut tidak hanya direpresen- dayaan juga berada pada kategori baik, sasar-
tasikan dalam bentuk tenaga dan material, an program dan indikator keberhasilannya
tetapi juga dukungan moril kepada ibu-ibu sangat penting untuk diketahui dan dipahami
rumah tangga yang menjadi sasaran utama oleh sasaran utama dampingan, karena dari
dampingan juga sangat bermakna bagi efek- sanalah arah dukungan dan partisipasinya
tivitas pelaksanaan program pemberdayaan. diberikan. Hal ini perlu mendapat perhatian
Selanjutnya pada aspek aspirasi masya- dari fasilitator program untuk meningkatkan
rakat terhadap perencanaan program pem- sosialisasi tujuan program pemberdayaan.

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 70
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

Pada aspek sumber daya hasil temuan berada mufakat dan demokratis. Hal ini sesuai
pada kategori baik, karena keberadaan bahan dengan wawancara dengan aparat desa dan
baku utama “tanaman mendong” (tiohu) beberapa tokoh masyarakat mengemukakan
sangat tersedia dan mudah dibudidayakan. secara garis besar bahwa dalam pembuatan
Selain itu, di desa ini terdapat 20 orang ibu dan perumusan rencana program pember-
rumah tangga miskin yang sudah lama dayaan, tim fasilitator selalu mengundang
menekuni usaha ini, meskipun hasil pro- mereka dalam rapat untuk merumuskan
duksinya masih sangat terbatas. Hal ini rencana program pemberdayaan yang sesuai
didasarkan dari hasil temuan FGD yang dengan kondisi dan kebutuhan sasaran
menemukan bahwa ibu-ibu rumah tangga utama dampingan. Hal ini dibuktikan dengan
tersebut memiliki keterampilan dalam meng- dokumentasi tentang administrasi proses
ayam mendong (mohalamu tiohu), meskipun pengambilan keputusan, seperti: notulen ra-
hanya dalam bentuk jenis anyaman tikar dan pat, dan hasil pembahasan dalam pengam-
tas sederhana. Hal ini dipengaruhi oleh bilan keputusan tersedia secara lengkap.
sumber dana, jumlah dana, usaha-usaha Aspek proses pengelolaan program
untuk memperoleh tambahan dana, serta pemberdayaan secara kelembagaan dibentuk
penggunaannya yang belum efektif. Kalau tim fasilitator program dan pembentukan
dicermati berdasarkan hasil observasi keber- ketua-ketua kelompok pada setiap dusun
adaan bahan baku utama mendong (tiohu) yang ada di Desa Bulatolangi Timur, hal ini
tergolong sangat cukup tersedia untuk untuk memudahkan garis koordinasi dalam
mengembangkannya menjadi berbagai memperlancar pelaksanaan program pem-
desain produk yang sesuai dengan kebutuhan berdayaan. Mengenai pelaksanaan sosialisasi
pasar. Namun untuk peralatan dan bahan program diatur oleh tim fasilitator yang
penunjang yang masih terbatas jumlahnya ditunjuk sebagai penanggungjawab program.
dan belum memadai, sehingga hal ini akan Hal ini menjadi sangat penting dalam
menjadi kendala para ibu rumah tangga mempercepat pencapaian sasaran program
dalam mengembangkan usahanya. pemberdayaan.
Evaluasi pada komponen pelaksanaan Mengenai proses kerjasama dan
program pemberdayaan, berdasarkan hasil partisipasi dalam pelaksanaan program
observasi, wawancara dan pencatatan doku- pemberdayaan ini juga berada pada kategori
men, maka dapat dideskripsikan hasil baik. Hal ini disebabkan karena adanya
evaluasi pelaksanaan program pemberdayaan pengalaman tim fasilitator yang dilibatkan
ini ditinjau dari aspek proses pengambilan dalam mengelola program yang membutuh-
keputusan, pengelolaan kelembagaan dan kan kerjasama dengan pihak terkait terutama
pengelolaan program, proses kerjasama dan pemerintah setempat. Oleh karena itu, proses
partisipasi, akuntabilitas, kemandirian, kerjasama dan penggalangan partisipasi dari
keterbukaan dan keberlanjutan yaitu: pihak pemerintah setempat terus-menerus
Pada aspek proses pengambilan diupayakan.
keputusan berdasarkan penilaian sasaran Aspek akuntabilitas, kemandirian dan
utama dampingan berada pada kategori baik. proses keterbukaan juga berada pada kategori
Artinya proses pengambilan keputusan dari baik. Hal ini sesuai dengan wawancara de-
segala atribut yang berkaitan dengan ngan beberapa ibu rumah tangga yang men-
pelaksanaan program pemberdayaan sudah jadi sasaran utama dampingan mengungkap-
melibatkan stakeholders terkait. Aparat kan bahwa tim fasilitator selalu transparan
pemerintah, aparat desa, tokoh masyarakat, dan terbuka dalam segala hal, sehingga
dan masyarakat yang menjadi sasaran utama menggugah kesadaran mereka untuk ber-
dampingan menilai bahwa setiap keputusan partisipasi sepenuhnya yang ditunjukkan dari
yang diambil dalam pelaksanaan program kemauan mereka yang tinggi untuk
pemberdayaan ini selalu berdasarkan hasil melakukan perubahan pada diri mereka.
pertemuan/rapat baik berupa usul, kritik,
pendapat dan lain-lain, bentuk pengambilan
keputusan didasarkan atas asas musyawarah,

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 71
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

Analisis Kebutuhan dilakukan dengan sangat baik. Salah satu


kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemi-
Berdasarkan strategi pemberdayaan ibu
lihan lokasi dampingan adalah adanya
rumah tangga miskin yang dilakukan melalui
masyarakat yang hidup dalam kondisi keku-
pengembangan desain produk usaha kerajin-
rangan (marjinal) dan kriteria ini terpenuhi,
an tangan anyaman mendong (mohalamu
karena di Desa Bulotalangi Timur terdapat
tiohu) di Desa Bulotalangi Timur Bone
banyak ibu-ibu rumah tangga miskin yang
Bolango diperlukan suatu analisis untuk
terampil dalam membuat berbagai jenis
mengetahui gambaran mengenai kekuatan
kerajinan tangan dari anyaman mendong dan
yang dimiliki dan kelemahan yang dihadapi
dalam jumlah banyak, namun tidak diber-
(analisis internal), serta peluang dan tantang-
dayakan secara optimal dikarenakan faktor
an (analisis eksternal) yang akan muncul
keterbatasan modal dalam mengembangkan
yaitu sebagai berikut:
usahanya.
Analisis Internal Kedua, ketersedian bahan baku
Analisis internal dilakukan untuk “tanaman mendong (tiohu)” yang mudah
menemukan strategi yang perlu dilakukan didapat dan sifat bahan sangat ramah ling-
dalam memberdayakan ibu rumah tangga kungan serta mudah dibudidayakan, sangat
miskin yang dilakukan dengan menganalisis menunjang ibu rumah tangga miskin yang
kekuatan (strength) yang dimiliki dan menjadi sasaran utama dampingan ini dalam
kelemahan (weakness) yang dihadapi sesuai mengembangkan usaha kerajinannya, karena
dengan kondisi dan kebutuhan dampingan bahan baku ini selalu tersedia dan tidak sulit
dalam mengembangkan desain produk usaha untuk mendapatkannya.
kerajinan tangan anyaman mendong Ketiga, usaha kerajinan ini perlu untuk
(mohalamu tiohu) di Desa Bulotalangi Timur dikembangkan, karena memiliki keunikan
Bone Bolango. tersendiri dalam hal teknik produksi yaitu
Berdasarkan hasil temuan yang diper- teknik dasar menganyam yang hanya dapat
oleh selama melakukan dampingan pada ibu dilakukan secara manual, dan hal ini menjadi
rumah tangga miskin yang menjadi sasaran daya tarik dalam meningkatkan kualitas dan
utama dari kegiatan ini, dapat diidentifikasi desain produk kerajinan ini agar memiliki
beberapa hal yang menjadi kekuatan dan nilai jual yang tinggi.
kelemahan dari program dampingan yang Keempat, tampilan visual (tekstur) dari
dilakukan yaitu: produk kerajinan ini memiliki bentuk pola
anyaman yang indah dan dikreasi dengan
Kekuatan (Strength) kombinasi warna yang menarik. Hal ini ten-
Pertama, lokasi Desa Bulotalangi Timur tunya menjadi keunggulan dalam mengem-
cukup strategis dan mudah untuk akses bangkan produk kerajinan dari ibu rumah
kendaraan. Selain itu, kondisi alam subur dan tangga miskin tersebut, menuju ke arah
asri dikarenakan terletak di daerah perubahan yang diharapkan.
pegunungan dan lembah dan dilalui sungai. Kelemahan (Weakness)
Tersedianya infrastruktur berupa jalan raya
yang menghubungkan Desa Bulotalangi Kelemahan yang dihadapi dalam mem-
Timur dengan Kecamatan Bulango Timur, berdayakan ibu rumah tangga miskin yang
Kabupaten Bone Bolango dan dengan Kota menjadi sasaran utama dampingan adalah:
Gorontalo, serta jalan desa dalam kondisi Pertama, tingkat pendidikan rendah meng-
baik untuk memudahkan akses dengan akibatkan pengetahuan mereka juga rendah
kelompok-kelompok yang menjadi sasaran terkait dengan program pemberdayaan. Fak-
utama dampingan. Pemilihan lokasi ini, tor ini, tentunya mempengaruhi keberhasilan
sejalan dengan Hadiyanti (2011) bahwa pe- pemberdayaan yang dilakukan, sehingga
milihan lokasi dampingan, penting dilakukan perlu dilakukan sosialisasi program pember-
agar tujuan dalam memberdayakan masyara- dayaan. Hal ini sesuai pendapat Hadiyanti
kat akan tercapai serta pemilihan lokasi (2011) bahwa sosialisasi program pemberda-
yaan pada masyarakat diperlukan untuk

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 72
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

meningkatkan pengertian pada masyarakat tersebut membutuhkan waktu yang lama


dan pihak terkait dengan program serta antara 3 hari sampai seminggu. Tentunya, hal
kegiatan ini sangat menentukan ketertarikan ini yang membuat ibu rumah tangga miskin
masyarakat untuk berperan dan terlibat da- yang menjadi sasaran dampingan, kurang
lam program pemberdayaan yang dilakukan. termotivasi mengembangkan usaha kerajinan
Kedua, diversifikasi dan inovasi produk ini dan sebagian besar mereka hanya
kerajinan anyaman yang juga masih rendah. menjadikannya sebagai pengisi waktu luang,
Ibu rumah tangga miskin yang menjadi sasar- jika tidak ada pekerjaan rumah tangga yang
an utama dampingan ini, dalam membuat dikerjakan.
produk anyaman masih sangat terbatas dan
Analisis Eksternal
terfokus pada produk kerajinan anyaman
tikar dan tas sederhana, belum berani men- Analisis eksternal dilakukan untuk
coba bentuk produk anyaman lainnya yang mengidentifikasi peluang (opportunity) dan
lebih menarik, unik dan sesuai kebutuhan tantangan (threat) dalam melakukan prog-
pasar. ram dampingan. Adapun peluang dan
Ketiga, usaha kerajinan yang ditekuni tantangan yang akan muncul yaitu:
masih bersifat industri rumah, belum ada Peluang (Opportunity)
pengembangan produksi pada usaha dalam
skala luas, meskipun didukung dengan Berdasarkan kekuatan dan kelemahan
ketersediaan bahan baku mendong (tiohu) yang dimiliki dalam program pemberdayaan
yang mudah didapat dan dibudidayakan serta yang dilakukan, dapat diidentifikasi yang
ditunjang dengan keahlian yang terampil menjadi peluang dalam mengembangkan
dalam mengayam. usaha kerajinan tangan anyaman mendong
Keempat, adanya budaya meniru (mohalamu tiohu) di Desa Bulotalangi Timur
(plagiat) bentuk produk diantara ibu rumah Bone Bolango yaitu:
tangga miskin yang menjadi perajin masih Pertama, adanya inovasi dari desain
ditolerir, karena selama ini produk kerajinan berbagai jenis produk kerajinan anyaman
yang dihasilkan sebagian besar hanya dalam mendong yang unik dan menarik akan selalu
satu produk kerajinan anyaman tikar. diminati pasar, karena memiliki keunikan
Kelima, keterbatasan modal dalam dan kekhasannya sebagai produk kerajinan
mengembangkan usahanya, karena adanya anyaman tangan yang hanya dilakukan secara
sistem peminjaman modal yang dan tidak manual. Kedua, dengan adanya desain
adanya koperasi di desa tersebut. Hal ini produk jenis kerajinan anyaman mendong
berakibat pada keterbatasan ibu-ibu rumah yang unik dan menarik tentunya akan
tangga miskin dalam menghasilkan produk berdampak pada daya beli pasar meningkat
kerajinan dalam jumlah yang banyak. Semen- dan kemungkinan pasar luar negeri terbuka
tara dalam membuat produk kerajinan ini lebar. Ketiga, sifat bahan baku utama dari
memiliki nilai jual yang tinggi membutuhkan tanaman mendong (tiohu) yang memiliki
modal dalam membeli bahan baku pen- tekstur mudah dibentuk dan diberi warna
dukung seperti: karton, cat warna, kain, dan yang menarik memiliki kemampuan untuk
lain-lain. Mengingat sifat bahan baku utama mengikuti trend yang sifatnya situasional.
mendong (tiohu) yang tidak kuat untuk Tantangan (Threat)
konstruksi dasar produk kerajinan.
Keenam, penghasilan ibu rumah tangga Tantangan yang dihadapi dalam
miskin sebagai pengrajin usaha kerajinan ini mengembangkan usaha kerajinan tangan
tidak sebanding dengan waktu dan tenaga- anyaman mendong (mohalamu tiohu) di Desa
nya, karena harga jual dari produk kerajinan Bulotalangi Timur Bone Bolango yaitu: Per-
yang dibuat selama ini berbentuk tikar atau tama, ibu rumah tangga miskin yang menjadi
tas sederhana dibeli masyarakat dengan sasaran dampingan, selain sebagai pengrajin
harga yang sangat rendah yaitu berkisar juga bekerja sebagai ibu rumah tangga yang
antara Rp. 15.00o s/d Rp. 25.000. Sementara melaksanakan tugas rumah dan mengurus
untuk menghasilkan satu produk kerajinan keluarganya mengakibatkan terhambatnya

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 73
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

proses produksi kerajinan anyaman mendong potensi untuk berkontribusi nyata dalam
dalam jumlah banyak dengan waktu produksi memperkuat kemampuan manusia dan
yang tidak efisien atau membutuhkan waktu mempromosikan tindakan yang dapat meng-
yang lama. ubah status masa depannya sebagai penerima
Kedua, berkembangnya produk kerajin- pelatihan. Meskipun hasil pelatihan perlu
an anyaman yang berkualitas baik, kuat dan ditafsirkan dengan hati-hati karena ukuran
tahan lama yaitu berbahan lain seperti: sampel kecil dari orang-orang yang menerima
pandan, rotan, dan bambu, berakibat pada pelatihan. Walton (2014) pelatihan akan
menurunnya daya beli masyarakat dan ku- memberikan hasil konsisten dalam waktu
rang tertarik dengan produk kerajinan tangan jangka waktu pendek jika dilaksanakan seca-
anyaman mendong (mohalamu tiohu). ra "bijaksana" dalam memberikan pengaruh
Mengingat sifat bahan mendong (tiohu) tidak secara psikologis bagi penerima pelatihan
sekuat bahan rotan ataupun bambu bahkan yang didukung dengan penguatan kelem-
dari bahan komposit seperti plastik dan bagaan ekonomi yang memadai. Namun oleh
logam, serta berbahan kulit yang meng- Mckenzie & Woodruff (2014) perlu dilakukan
akibatkan penurunan nilai jual dari pada nilai pengujian terhadap berbagai bentuk pelatih-
estetika. Ketiga, sifat tekstur bahan mendong an untuk menentukan unsur-unsur dari
(tiohu) yang dalam pengerjaannya dianyam usaha pemberian keterampilan yang me-
dengan menggunakan tangan, tidak dapat miliki pengaruh terbesar dan apakah
digantikan dengan mesin untuk mengejar pelatihan harus fokus pada pembentukan
jumlah produksi yang besar. kepribadian dalam berwirausaha.
Kedua, berusaha menumbuhkan keper-
Strategi Pencapaian
cayaan masyarakat terhadap program pem-
Berdasarkan hasil analisis internal dan berdayaan ini, karena kepercayaan merupa-
eksternal yang telah dikemukakan tersebut, kan modal utama untuk mendapatkan
secara esensial disimpulkan bahwa dalam dukungan terhadap keberhasilan suatu
memberdayakan ibu rumah tangga miskin di program pemberdayaan. Sebuah kepercayaan
Desa Bulotalangi Timur melalui pengem- akan bisa didapatkan bila dibangun dengan
bangan usaha kerajinan tangan khas keterbukaan. Keterbukaan yang dimaksud
Gorontalo “mohalamo tiohu” diperlukan adalah kemauan untuk berpartisipasi sesuai
adanya pembinaan yang berkelanjutan bagi dengan kesadarannya. Selain itu adanya
ibu rumah tangga miskin yang menjadi pengetahuan, persepsi dan sikap yang baik
sasaran utama dampingan, khususnya me- akan memunculkan tindakan yang sesuai
ngenai kemampuan berinovasi menciptakan yaitu adanya inisiatif yang muncul dari
berbagai jenis produk kerajinan anyaman masyarakat sendiri (Ristianasari, Muljono, &
yang memiliki nilai jual yang tinggi melalui Gani, 2013). Dengan adanya inisiatif Ibu
berbagai strategi pemberdayaan yang sesuai rumah tangga miskin mereka bisa memu-
dengan kondisi dan kebutuhannya yaitu: tuskan sendiri hal apa yang harus mereka
Pertama, strategi yang dilakukan lakukan berkaitan dengan pengembangan
melalui kegiatan pelatihan yang diberikan usaha kerajinan ini dalam meningkatkan
kepada ibu rumah tangga miskin yang kesejahteraan hidup mereka.
menjadi sasaran utama dampingan seperti: Ketiga, pemberian modal usaha kepada
pelatihan kemandirian menjadi masyarakat semua kelompok ibu rumah tangga miskin
mandiri; dan pelatihan atau bimbingan sebagai pengrajin dan dibekali dengan
secara terus menerus, menciptakan inovasi pengetahuan berwirausaha yang baik. Hal ini
baru dalam desain produk anyaman men- sejalan dengan temuan Drexler, Fischer, &
dong sehingga lebih variatif. Beberapa studi Schoar (2014) bahwa untuk mendukung
telah menunjukkan banyak manfaat yang pengembangan sebuah usaha diperlukan
diperoleh dari pelatihan diantaranya adanya sumber daya keuangan (microcredits)
Blattman, Fiala, & Martinez (2013), Hansen atau dengan pengetahuan berwirausaha yang
(2015), Frese, Gielnik, & Mensmann (2016) lebih baik. Selain itu oleh Ahmadi (2012)
menyatakan bahwa pelatihan memiliki menyatakan modal manusia adalah pengeta-

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 74
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

huan, keterampilan, dan motivasi yang keberhasilan pemberdayaan ibu rumah tang-
dimiliki oleh masyarakat miskin sebagai ga miskin di Desa Bulotalangi Timur melalui
modal untuk keluar dari kemiskinan secara usaha kerajinan tangan khas Gorontalo
berkelanjutan dan kemampuan itu diperoleh “mohalamo tiohu” ini sangat tergantung dari
melalui proses pendidikan atau pelatihan. kemandirian mereka untuk mengerahkan
Tentunya ini sangat tergantung dari peran segala kemampuannya menjadi masyarakat
lembaga pemberdayaan melalui program mandiri yang tidak hanya memiliki
pendampingan. kemampuan saja dan menikmati hasilnya,
Keempat, membangun kemandirian namun juga memiliki kemauan untuk
ibu rumah tangga miskin sebagai sasaran mengembangkannya secara terus-menerus.
utama dampingan dalam mengembangkan Dengan demikian pemberdayaan Ibu
usaha kerajinannya yang mampu merubah rumah tangga miskin penting untuk dilaku-
hidupnya menjadi lebih baik sesuai dengan kan. Menurut Hermawan & Suryono, (2016)
yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan dengan adanya pemberdayaan masyarakat,
temuan Pratama (2014) bahwa peran lembaga mereka mampu menggali permasalahan,
pemberdayaan yang menjadikan dirinya mampu mengidentifikasi, merencanakan
sebagai mediator, fasilitator sekaligus sebagai sekaligus mencari pemecahan masalah kare-
perwakilan bagi masyarakat yang mengupa- na mereka tahu persis apa yang mereka
yakan agar masyarakat sebagai penerima butuhkan dan harapkan.
program dampingan berdaya dalam
SIMPULAN
membangun hidup mereka secara layak dan
mandiri. Pemberdayaan ibu rumah tangga
Keempat, hendaknya mengotimalkan miskin di Desa Bulotalangi Timur melalui
partisipasi aktif dari ibu rumah tangga itu usaha kerajinan tangan khas Gorontalo
sendiri, untuk ikut terlibat dalam setiap “mohalamo tiohu” diperlukan suatu analisis
prosesnya mulai dari perencanaan, pelaksa- kebutuhan untuk mengetahui gambaran
naan maupun implementasi dan evaluasi mengenai potensi yang dimiliki sentra
serta tindak lanjut pengambilan keputusan industri dan peluang yang mungkin terjadi
perbaikan ke arah yang lebih baik. Seperti (analisa internal), serta permasalahan dan
yang dikemukakan Imron, Soeaidy, & ancaman (analisa eksternal) yang perlu
Ribawanto, (2011) di dalam pengembangan ditangani dan dipecahkan. Analisis ini juga
kapasitas kelembagaan masyarakat sasaran bermanfaat pengembangan usaha ibu rumah
pemberdayaan atau anggota dari kelompok tangga miskin untuk dapat menyusun stra-
usaha bersama seharusnya memiliki kebera- tegi dalam menjalankan usahanya di masa
nian untuk mengungkapkan berbagai perma- yang akan datang berdasarkan permasalahan
salahan-permasalahan yang dialami kepada umum yang dihadapinya adalah pengetahuan
pendamping lapangan bukan sebaliknya, tentang pemasaran dan desain produk masih
sehingga dapat diketahui bagaimana cara sangat terbatas, sehingga diversifikasi dan
untuk menyelesaikannya. Selain itu, menurut inovasi produk kerajinan ini juga masih
Zuliyah (2018) berbagai upaya pemberdayaan rendah. Selain itu masih bersifat industri
yang dilakukan pada masyarakat desa tanpa rumah dan budaya meniru produk di antara
didukung kemampuan maupun kemauan un- perajin hanya dalam satu produk kerajinan
tuk maju menjadi masyarakat yang mandiri anyaman tikar dan tas sederhana padahal
akan kurang bermanfaat, sehingga bantuan mereka tergolong terampil dalam membuat
ekonomis saja tidak cukup. Jika bantuan berbagai jenis kerajinan tangan dalam jumlah
tersebut habis, maka kegiatan tersebut akan banyak, adanya sistem peminjaman modal
terhenti. Menurut Theresia, Andini, Nugraha, yang rumit karena tidak adanya koperasi di
& Mardikanto (2014, p. 93) bahwa dengan desa tersebut, penghasilan perajin tidak
memberdayakan masyarakat berarti meman- sebanding dengan waktu dan tenaganya,
dirikan masyarakat melalui perwujudkan padahal sifat bahan memiliki kemampuan
potensi kemampuan yang mereka miliki. untuk mengikuti trend dengan teknik dasar
Oleh karena itu, untuk menunjang menganyam yang hanya dapat dilakukan

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 75
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

secara manual, memiliki tampilan visual Jurnal Perspektif, 6(2), 124–136.


(tekstur) pola anyaman yang indah dan ber-
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (2006).
variasi. Untuk pengembangan dan keberlan-
Qualitative research for education an
jutan usaha diperlukan adanya pembinaan
introduction to theory and methods.
secara berkala pada ibu rumah tangga
Boston: Aliyn and Bacon, Inc.
pengrajin dan pemberian modal usaha yang
diberikan secara merata kepada semua Blattman, C., Fiala, N., & Martinez, S. (2013).
kelompok ibu rumah tangga miskin sebagai Generating skilled self-employment in
pengrajin, upaya untuk mempatenkan hasil developing countries: experimental
karya mereka perlu dilakukan dan meng- evidence from Uganda *. Quarterly
galakkan kecintaan masyarakat terhadap Journal of Economics Abstract:, (510), 1–
produk kerajinan tersebut. Selain itu, Peme- 39.
rintah perlu meningkatkan penyelenggaraan Chevalier, J. M., & Buckles, D. J.
pendidikan dan pelatihan teknis yang (2013). Participatory action research:
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan Theory and methods for engaged
kuantitas, maupun pemasaran produk hasil inquiry. New York: Routledge.
kerajinan tersebut. Upaya ini dilakukan
terutama sebagai terobosan pengembangan Darwis, R. S. (2016). Membangun desain dan
usaha kerajinan ini yang sedang mengalami model action research dalam studi dan
stagnasi atau kurang diminati konsumen atau aksi pemberdayaan masyarakat.
pasar. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan
Komunikasi, 10(1), 142-153.
DAFTAR PUSTAKA
Drexler, B. A., Fischer, G., & Schoar, A. (2014).
Ahmadi, R. (2012). Pemberdayaan masyarakat Keeping it simple: Financial literacy
miskin : pendekatan modal manusia. and rules of thumb. American
Jurnal Administrasi Publik, 10(2), 16–31. Economic Journal: Applied Economics,
Alvarez, K., van Leeuwen, E., Montenegro‐ 6(2), 1–31. Retrieved from
Montenegro, E., & van Vugt, M. (2018). http://dx.doi.org/10.1257/app.6.2.1
Empowering the poor: A field study of Frese, M., Gielnik, M. M., & Mensmann, M.
the social psychological consequences (2016). Psychological training for
of receiving autonomy or dependency entrepreneurs to take action :
aid in Panama. British Journal of Social contributing to poverty reduction in
Psychology, 57(2), 327-345. developing countries. Psychological
https://doi.org/10.1111/bjso.12234 Science, 25(3), 196–202.
Armoyu, M. (2013). Pemberdayaan https://doi.org/10.1177/09637214166369
masyarakat miskin melalui pendekatan 57.
modal sosial. Jurnal Lisan Al-Hal, 5(2), Gay, L., Mills, G. E., & Airasian, P. (2012).
281–299. Educational research: competencies for
Asfi, N., & Wijaya, H. B. (2015). Efektivitas analysis and applications. Boston:
pemberdayaan masyarakat dalam Pearson Education, Inc.
pengentasan kemiskinan pada program Hadiyanti, P. (2011). Penerapan strategi
gerdu kempling di Kelurahan Kemijen pemberdayaan masyarakat melalui
Kota Semarang. JUrnal Teknik PWK, program keterampilan produktif di
4(2), 253–268. Retrieved from PKBM Rawasari. Jurnal Ilmiah
http://ejournal- Visi, 6(2), 126-135.
s1.undip.ac.id/index.php/pwk
Hansen, N. (2015). The development of
Asril, D. (2013). Pemberdayaan masyarakat psychological capacity for action: The
miskin melalui pengembangan sistem empowering effect of a microfinance
pendukung bagi usaha mikro kecil programme on women in Sri Lanka.
menengah (UMKM) Kota Medan. Journal of Social Issues, 71(3), 597–613.

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 76
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

https://doi.org/10.1111/josi.12130 are we learning from business training


and entrepreneurship evaluations
Harahap, F. (2018). Dampak pemberdayaan
around the developing world ? The
masyarakat melalui program biogas
Work Bank Research Observer, 29(1),
dalam mewujudkan kemandirian
48–82.
energi. JPPM (Jurnal Pendidikan dan
https://doi.org/10.1093/wbro/lkt007.
Pemberdayaan Masyarakat), 5(1), 41-50.
doi:https://doi.org/10.21831/jppm.v5i1.1 Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J.
8634 (2014). Qualitative data analysis: A
methods sourcebook. Thousand Oaks,
Hermawan, Y., & Suryono, Y. (2016).
California: Sage Publications, Inc.
Partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan program-program Pratama, B. R. S. (2014). Peran lembaga rumah
pusat kegiatan belajar masyarakat pemberdayaan masyarakat melalui
Ngudi Kapinteran. JPPM (Jurnal pendampingan keluarga miskin (P2KM)
Pendidikan dan Pemberdayaan Di Pamulang Permai I Tangerang
Masyarakat), 3(1), 97-108. Selatan. UIN Syarif Hidayatullah.
doi:https://doi.org/10.21831/jppm.v3i1.8
Prihatin, S. N., & Fauziah, L. (2013).
111
Pemberdayaan ekonomi masyarakat
Imron, I., Soeaidy, M. S., & Ribawanto, H. miskin berbasis UPKU Panca Usaha di
(2011). Pemberdayaan masyarakat Desa Mojoruntut Kecamatan
miskin melalui kelompok usaha Krembung. Jurnal Kebijakan Dan
bersama (Studi pada kelompok usaha Manajemen Publik (JKMP), 1(2), 111–236.
bersama di Desa Dawuhan, Kecamatan
Ras, A. (2013). Pemberdayaan masyarakat
Poncokusumo, Kabupaten Malang).
sebagai upaya pengentasan
Jurnal Administrasi Publik (JAP), 2(3),
kemiskinan. Socius, XIV, 56–63.
485–491.
Ristianasari, Muljono, P., & Gani, D. S. (2013).
Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R.
Dampak program pemberdayaan
(2013). The action research planner:
model desa konservasi terhadap
Doing critical participatory action
kemandirian masyarakat: kasus di
research. New York: Springer Science &
taman nasional bukit barisan selatan
Business Media.
Lampung. Jurnal Penelitian Dan
Kidwai, H., Iyengar, R., Witenstein, M. A., Ekonomi Kehutanan, 10(3), 173–185.
Byker, E. J., & Setty, R. (Eds.).
Theresia, A., Andini, K. S., Nugraha, P. G., &
(2017). Participatory action research
Mardikanto, T. (2014). Pembangunan
and educational development: South
berbasis masyarakat: acuan bagi
Asian perspectives. Palgrave Macmillan:
praktisi, akademisi, dan pemerhati
Springer.
pengembangan masyarakat. Penerbit
Koch, T., Selim, P., & Kralik, D. (2002). Alfabeta.
Enhancing lives through the
Wahyuni, D. (2018). Strategi pemberdayaan
development of a community-based
masyarakat dalam pengembangan Desa
participatory action research
Wisata Nglanggeran. Jurnal
programme. Journal of Clinical Nursing,
Aspirasi, 9(1), 85-102.
11, 109–117.
Walton, G. M. (2014). The new science of wise
Macdonald, C. (2012). Understanding
psychological interventions.
participatory action research: a
Psychological Science, 23(1), 73–82.
qualitative research methodology
https://doi.org/10.1177/096372141351285
option. Canadian Journal of Action
6.
Research, 13(2), 34–50.
Wesa, A., & Suryono, Y. (2014). Kesejahteraan
Mckenzie, D., & Woodruff, C. (2014). What
ekonomi masyarakat peserta pelatihan

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 6 (1), 2019 - 77
Lian Gafar Otaya, Siti Asiah Tjabolo, Rahmin Talib Husain

kelompok prakoperasi di Kecamatan Zuliyah, S. (2018). Strategi pemberdayaan


Namlea Kabupaten Buru. JPPM (Jurnal masyarakat desa dalam menunjang
Pendidikan dan Pemberdayaan pembangunan daerah. Journal of Rural
Masyarakat), 1(2), 149 - 159. and Development, 1(2), 151-160.
doi:https://doi.org/10.21831/jppm.v1i2.2
685

Copyright © 2019, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)

Anda mungkin juga menyukai