3 PB
3 PB
php/jppm
https://doi.org/10.21831/jppm.v6i1.21736
__________________________________________________________________________________
ram pemberdayaan, monitoring dan evaluasi untuk mengembangkan desain produk usaha
penyelenggaraan program pemberdayaan. kerajinan tangan anyaman khas Gorontalo
Selanjutnya menurut Wrihatnolo & “mohalamu tiohu”.
Dwidjowito membagi tiga tahapan strategi Teknik analisis data dalam penelitian
pemberdayaan (Wahyuni, 2018) yaitu: tahap terdiri dari alur kegiatan yang terjadi secara
penyadaran, tahap pengkapasitasan atau bersamaan meliputi reduksi data, penyajian
disebut dengan capacity building, dan tahap data, dan penarikan kesimpulan. Menurut
pendayaan yaitu masyarakat diberikan daya, Miles, Humerman, & Saldana (2014, p. 33)
otoritas atau peluang untuk berkembang bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
mencapai kemandirian. Mengacu kepada secara interaktif dan berlangsung secara
kedua pendapat ini, maka strategi yang akan terus-menerus pada setiap tahap penelitian
dilakukan dalam program pemberdayaan ini, hingga sampai tuntas, dan datanya sampai
yaitu: (1) seleksi wilayah sasaran program; (2) jenuh. Dengan demikian, untuk melakukan
sosialisasi program pemberdayaan, (3) pelak- penarikan kesimpulan, diperoleh dari kegiat-
sanaan program pemberdayaan dan (4) an refleksi sebagai proses analisis akhir dari
monitoring dan evaluasi program hasil perolehan data otentik di lapangan
pemberdayaan. untuk mendalami kebutuhan ibu rumah
Sasaran utama pemberdayaan yang tangga miskin yang menjadi sasaran utama
dimaksud dalam penelitian ini adalah para dampingan, sehingga dapat menemukan
ibu-ibu rumah tangga yang tergolong miskin strategi pemberdayaan yang sesuai kondisi
dan masih usia produktif memiliki keahlian dan kebutuhannya untuk mengembangkan
dalam mengayam mendong (mohalamu desain produk usaha kerajinan tangan
tiohu). Adapun jumlah ibu rumah tangga anyaman khas Gorontalo “mohalamu tiohu”.
miskin yang dilibatkan dalam program
HASIL DAN PEMBAHASAN
pendampingan di Desa Bulotalangi Timur
Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Strategi Pemberdayaan
berjumlah 20 orang ibu rumah tangga yang Kerajinan tangan khas Gorontalo
sudah lama menjadi pengrajin kerajinan ini. “mohalamo tiohu” menjadi sumber peng-
Ibu rumah tangga tersebut ditetapkan secara hasilan dan kehidupan ibu rumah tangga
partisipatif bersedia meluangkan waktunya miskin, khususnya di salah satu desa yang
untuk mengikuti program ini, serta men- menjadi sasaran utama dampingan ini yaitu
dampingi kelompok-kelompok ibu rumah di Desa Bulotalangi Timur Kabupaten Bone
tangga lainnya yang dibentuk sebagai sasaran Bolango Provinsi Gorontalo. Desa ini
utama dampingan dari program pemberda- memiliki penduduk berjumlah 832 jiwa yang
yaan ini. terdiri dari laki-laki berjumlah 412 jiwa dan
Data penelitian ini dikumpulkan mela- perempuan berjumlah 420 jiwa yang tersebar
lui teknik observasi lapangan, Focused Group pada 214 kepala keluarga (kk). Dari jumlah
Discussion (FGD), wawancara dan teknik kepala keluarga tersebut, hanya terdapat 39
dokumentasi. Menurut Gay, Mills, & Airasian KK yang tergolong mampu, selebihnya terda-
(2012, p. 210) semua teknik pengumpulan pat 49 KK tergolong miskin, dan 125 KK ter-
jenis data yang digunakan dalam penelitian golong sangat miskin. Hal ini menggambar-
kualitatif memiliki aspek kunci secara umum kan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa
pada analisisnya terutama tergantung pada Bulotalangi Timur tergolong miskin dan
keterampilan integratif dan interpretatif dari memprihatinkan, karena sebagian besar mata
peneliti, interpretasi diperlukan karena data pencaharian mereka bersumber dari pekerja-
yang dikumpulkan kaya akan rincian. Kedu- an sebagai buruh tani dengan tingkat pendi-
dukan strategis dari penelitian ini dapat dikan tidak tamat SD, sebagaimana disajikan
memberi konstribusi positif dalam mengana- pada Tabel 1.
lisis kebutuhan ibu rumah tangga miskin
yang menjadi sasaran utama dampingan
Berdasarkan kondisi masyarakat terse- buhkan inisiatif atau prakarsa untuk men-
but, upaya pendampingan di Desa ciptakan lapangan kerja baru sesuai dengan
Bulotalangi Timur perlu dilakukan agar potensi yang ada di Desa Bulotalangi Timur
mampu memberdayakan masyarakat melalui melalui pengembangan produk kerajinan
pengembangan kerajinan tangan khas yang memenuhi selera dan kebutuhan kon-
Gorontalo “mohalamo tiohu” menuju per- sumen atau pasar. Mengingat suatu produk
ubahan hidup yang sesuai dengan kondisi anyaman mendong (mohalamu tiohu) yang
dan kebutuhannya, sehingga diharapkan dikembangkan harus mempunyai keunggul-
dapat memberikan kontribusi yang besar bagi an supaya bisa bersaing dan memiliki nilai
peningkatan kesejahteraan hidup mereka dan jual yang tinggi.
mendukung laju pertumbuhan pembangun- Menurut Darwis (2016) keberhasilan
an dalam mendukung potensi desa yang pemberdayaan masyarakat memiliki empat
dapat menjamin kemajuan ekonomi dan dimensi kekuasaan, yaitu: (1) kekuasaan
kestabilan masyarakatnya. Hal ini sejalan dalam (power within); (2) kekuasaan untuk
dengan visi dari Desa Bulotalangi Timur (power to); (3) kekuasaan atas (power over),
“Terwujudnya masyarakat Desa Bulotalangi dan (4) kekuasaan dengan’ (power with).
Timur yang maju, mandiri, religius yang Keempat dimensi tersebut menunjukkan
dilandasi oleh kekeluargaan dan kerukunan keberdayaan masyarakat terkait dengan ke-
menuju kehidupan yang sejahtera”. Lebih mampuan ekonomi, kemampuan mengakses
lanjut visi tersebut dijabarkan pada salah satu manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kul-
misi yang diusung pemerintah Desa Bulo- tural dan politis. Dari keempat dimensi yang
talangi Timur bidang pemberdayaan “me- ingin dicapai dalam program pemberdayaan
ngembangkan industri rumah tangga untuk ini difokuskan pada dua dimensi yaitu
meningkatkan usaha ekonomi produktif”. kemampuan ekonomi dan kemampuan
Oleh karena itu, diharapkan melalui program mengakses manfaat kesejahteraan dari hasil
pendampingan ini, visi dan misi tersebut dampingan yang dilakukan.
akan terwujud. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Dengan demikian pemberdayaan ibu diperoleh hasil temuan yang dapat meng-
rumah tangga miskin yang menjadi sasaran gambarkan kondisi ibu rumah tangga miskin
utama dampingan melalui pengembangan yang menjadi sasaran utama dampingan saat
usaha kerajinan tangan khas Gorontalo ini, dengan melakukan strategi pemberdaya-
“mohalamu tiohu” di Desa Bulotalangi Timur an sebagai berikut:
Bone Bolango merupakan salah satu upaya
Seleksi Wilayah Sasaran
pendampingan yang perlu dilakukan dalam
membantu ibu rumah tangga miskin sebagai Wilayah sasaran yang menjadi lokasi
pengrajin kerajinan tersebut, agar membawa program pemberdayaan yaitu Desa
dampak multiplier yang luas terhadap per- Bulotalangi Timur Bone Bolango, memenuhi
tumbuhan perekonomian ibu rumah tangga kriteria pemilihan lokasi berdasarkan tujuan
miskin pada khususnya dan masyarakat dari program pemberdayaan ini, karena hasil
umumnya. Selain itu, diharapkan menum- temuan awal terungkap bahwa di desa ini
terdapat banyak ibu rumah tangga miskin pingan adalah terwujudnya ibu rumah tangga
yang memiliki keahlian sebagai pengrajin yang berdaya secara ekonomi dan memiliki
anyaman mendong (mohalamu tiohu), na- kemandirian dalam hal kemampuan dan
mun belum diberdayakan karena dipenga- kemauan untuk mengembangkan diri.
ruhi berbagai faktor yang membuat mereka Mengingat harapan dari ibu rumah tangga
tidak mampu berkembang dan berkreasi miskin yang menjadi sasaran utama
sesuai dengan kemampuan yang mereka mi- dampingan berharap dapat mengembangkan
liki terutama dalam menghasilkan berbagai berbagai desain produk kerajinan tangan
jenis produk kerajinan anyaman mendong anyaman khas Gorontalo “mohalamu tiohu”
(tiohu). Hal ini secara garis besar diperoleh seperti: tas, topi, dompet, tempat tisu, sandal,
hal menarik dari hasil temuan FGD dengan bingkai foto, taplak meja, tempat sampah,
ibu rumah tangga miskin yang menjadi kaligrafi dan sebagainya. Sedangkan secara
sasaran utama dampingan bahwa kerajinan spesifik, kondisi yang diharapkan adalah: (1)
tangan khas Gorontalo “mohalamo tiohu” ibu rumah tangga miskin yang menjadi
hanya dikreasikan menjadi tikar, seperti yang sasaran utama dampingan memiliki pengeta-
ditunjukkan pada Gambar 2. huan dan kemampuan memadai dalam
membuat berbagai jenis kerajinan tangan
anyaman khas Gorontalo “mohalamu tiohu”
dengan model yang bervariasi dan dalam
jumlah yang banyak; (2) dengan mengem-
bangkan berbagai desain produk kerajinan
tangan anyaman khas Gorontalo “mohalamu
tiohu” seperti: tas, topi, dompet, tempat tisu,
sandal, bingkai foto, taplak meja, tempat
Gambar 2. Hasil Kerajinan Pengrajin sampah, kaligrafi dan sebagainya yang
Berdasarkan hasil temuan tersebut, memiliki daya jual tinggi, diharapkan mampu
menunjukkan belum pernah dibuat produk membawa perubahan pada kehidupan eko-
yang lain, yang memiliki daya tarik dan nilai nomi masyarakat di Desa Bulotalangi Timur
jual tinggi seperti: tas, topi, dompet, tempat pada umumnya dan khususnya pada ibu
tisu, sandal, bingkai foto, taplak meja, tempat rumah tangga miskin yang menjadi sasaran
sampah, kaligrafi dan sebagainya. Padahal di utama dampingan; (3) ibu rumah tangga mis-
Desa Bulotalangi Timur ini terdapat kurang kin yang menjadi sasaran utama dampingan
lebih 20 orang ibu-ibu rumah tangga yang dapat mengakses pinjaman modal untuk
tergolong terampil dan masih usia produktif mengembangkan usaha mereka; (4) ibu ru-
memiliki keahlian dalam mengayam men- mah tangga miskin yang menjadi sasaran
dong (mohalamu tiohu), tidak diberdayakan. utama dampingan memiliki jiwa kemandirian
Setiap harinya mereka menghabiskan waktu dan wirausaha sehingga mampu mandiri
dengan sia-sia, karena tidak ada pekerjaan secara ekonomi, seiring dengan berkem-
sampingan selain mengurus rumah tangga. bangnya usaha mereka dalam memproduksi
Sementara tuntutan kebutuhan hidup keluar- berbagai jenis kerajinan tangan anyaman
ga sangat banyak mulai dari makan sehari- yang berbahan baku mendong (tiohu).
hari, menyekolahkan anak, membeli seragam Sosialisasi Program Pemberdayaan
dan perlengkapan sekolah dan keperluan
mendesak lainnya. Bahkan rata-rata mereka Sosialisasi program pemberdayaan
seringkali terlambat memasukkan anaknya dilakukan, agar maksud dan tujuan program
duduk di bangku sekolah, hanya karena pemberdayaan yang dilakukan melalui
alasan tidak ada biaya, tidak ada uang untuk pengembangan usaha kerajinan tangan khas
membeli seragam maupun perlengkapan Gorontalo “mohalamu tiohu” di Desa
sekolah lainnya. Bulotalangi Timur Bone Bolango diketahui
Dengan demikian, secara umum kon- oleh ibu rumah tangga miskin yang menjadi
disi yang diharapkan dari ibu rumah tangga sasaran utama dampingan. Esensi dari kegiat-
miskin yang menjadi sasaran utama dam- an ini adalah untuk melakukan penyamaan
persepsi maksud dan tujuan dari kegiatan orang, Dusun III berjumlah 7 orang dan
pemberdayaan yang dilakukan dalam Dusun IV sejumlah 4 orang. Berdasarkan
mengembangkan berbagai desain produk kegiatan tersebut, juga dilakukan pembagian
kerajinan anyaman mendong seperti: tas, jenis produk kerajinan anyaman mendong
topi, dompet, tempat tisu, sandal, bingkai yang akan dibuat oleh masing-masing kelom-
foto, taplak meja, tempat sampah, kaligrafi pok, agar masing-masing kelompok memiliki
dan sebagainya untuk mewujudkan keman- produk andalan dengan ciri khas produk yang
dirian ibu rumah tangga miskin dalam berbeda. Adapun jenis produk kerajinan
merubah kehidupan ekonominya menjadi anyaman mendong (tiohu) yang akan dibuat
lebih baik dari sebelumnya. dan dikembangkan pada masing-masing ke-
Sosialisasi program pemberdayaan lompok yang telah terbentuk adalah sebagai
kepada sasaran utama dampingan ini sangat berikut.
penting untuk dilakukan, sesuai dengan Kelompok 1: Jenis produk kerajinan yang akan
pendapat Hadiyanti (2011) kegiatan ini ber- dikembangkan adalah sandal dengan bebe-
manfaat dapat menciptakan komunikasi rapa varian mulai dari sandal main, sandal
serta dialog yang interaktif dengan masya- santai, sampai sandal hotel seperti yang
rakat. Selain itu, meningkatkan pengertian ditunjukkan Gambar 3.
pada masyarakat terkait program pemberda-
yaan yang akan dilakukan dan kegiatan ini
sangat menentukan ketertarikan masyarakat
untuk berperan dan terlibat didalam program
pemberdayaan tersebut. Oleh karena itu,
untuk sosialisasi program pemberdayaan ini
dilakukan dengan tahapan yaitu: (1) meng-
hadirkan semua ibu rumah tangga di Desa
Bulotalangi Timur yang menjadi sasaran
utama dampingan untuk menyampaikan
maksud dan tujuan program pemberdayaan Gambar 3. Jenis Kerajinan Sandal
melalui pengembangan desain produk usaha Kelompok 2: Jenis produk kerajinan yang
kerajinan tangan anyaman khas Gorontalo akan dikembangkan terdiri dari: tas santai,
“mohalamu tiohu”; (2) mengadakan pertemu- tas seminar, dan tas make up, dompet seperti
an dengan masyarakat, aparat pemerintah pada Gambar 3.
dan tokoh masyarakat yang ada di desa
tersebut untuk meminta izin dan dukungan
dalam pelaksanaan program pemberdayaan
serta mengidentifikasi kondisi sasaran utama
dampingan; (3) melakukan kunjungan dan
diskusi kelompok untuk menggugah kesadar-
an sasaran utama dampingan agar berpartisi-
pasi aktif dalam program pemberdayaan yang
dilakukan.
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Gambar 3. Jenis Kerajinan Tas
Pelaksanaan program pemberdayaan Jenis produk lainnya yang akan dikem-
ini, diawali dengan pembentukan kelompok bangkan pada Kelompok 2 adalah Kotak tisu
dari ibu rumah tangga yang menjadi sasaran yang dihasilkan berbagai bentuk anyaman
utama dampingan. Terkait dengan pemben- dan corak warna yang berbeda dengan con-
tukan kelompok dari program pemberdayaan toh produk seperti yang ditunjukkan pada
ini, tersebar di empat dusun Desa Bulotalangi Gambar 4.
Timur, maka pembentukan kelompok dilaku-
kan di masing-masing dusun yaitu Dusun I
berjumlah 4 orang, Dusun II berjumlah 5
Pada aspek kondisi geografis sangat men- berdayaan masih kurang, karena sebagian
dukung, karena masyarakat mendukung besar masyarakat memiliki tingkat pendidik-
pelaksanaan program pemberdayaan ini an yang rendah yaitu tidak tamat SD,
secara positif yang ditunjukkan dari partisi- sehingga dalam menyampaikan aspirasi dan
pasi dan keterlibatannya dalam setiap perte- informasi sesuai dengan kebutuhan penge-
muan yang diadakan mulai dari pemben- tahuannya masih terbatas. Sementara pada
tukan kelompok dampingan hingga sosial- aspek status sosial dan ekonomi masyarakat
isasi program. Aparat pemerintah, tokoh memiliki pengaruh yang besar terhadap ke-
masyarakat dan masyarakat serta berlangsungan program ini. Dengan mem-
stakeholders terkait sangat mendukung baiknya status sosial dan ekonomi masyara-
pelaksanaan program pemberdayaan ini, kat, cenderung ibu rumah tangga yang
karena mereka merasa ikut memiliki dan menjadi sasaran utama dampingan untuk
perhatian kepada masyarakat yang menjadi mengembangkan usaha kerajinannya. Meng-
sasaran utama dampingan, dukungan iklim ingat status sosial ekonomi sasaran damping-
komunikasi dan hubungan yang baik dengan an rata-rata tergolong ekonomi menengah ke
masyarakat, serta adanya keyakinan yang bawah, maka sangat membutuhkan program
kuat dari masyarakat terhadap keberhasilan ini dalam meningkatkan kondisi perekono-
dari program pemberdayaan ini mampu miannya menuju kehidupan yang layak dan
membawa perubahan hidupnya ke arah yang sejahtera.
lebih baik. Dengan demikian, secara kese- Dengan demikan secara keseluruhan
luruhan daya dukung latar geografis terhadap evaluasi pada komponen konteks ditinjau
keberlangsungan program pemberdayaan ini dari penilaian berdasarkan aspek maupun
sangat baik. penilaian berdasarkan sumber data adalah
Selanjutnya pada aspek kebutuhan berada pada kategori baik dalam mendukung
masyarakat terhadap keberadaan program pelaksanaan program pemberdayaan ibu
pemberdayaan ini juga sangat baik, karena rumah tangga miskin yang menjadi sasaran
motivasi ibu rumah tangga miskin yang men- utama dampingan.
jadi sasaran utama dampingan pada program Evaluasi pada komponen input dari
pemberdayaan ini sangat tinggi, yang pelaksanaan program pemberdayaan ini,
dibuktikan dari kehadirannya pada setiap dilakukan untuk melihat kesiapan dari tim
kunjungan atau undangan yang diberikan. fasilitator dan para stakeholder yang memiliki
Demikian halnya, pada aspek dukungan peran aktif dalam pelaksanaan program.
masyarakat secara umum sudah baik dalam Kesiapan yang dievaluasi adalah kesiapan
mendukung pelaksanaan program pember- motivasi, kemampuan para pengelola prog-
dayaan ini dalam bentuk usul, saran maupun ram pemberdayaan dan kesiapan infra-
kritik dalam perencanaan program pember- struktur dan sistim administrasi pendukung
dayaan. Meskipun masih ada beberapa kegiatan program pemberdayaan yaitu pada
masyarakat dalam hal ini suami dari ibu-ibu aspek organisasi pelaksana program berada
rumah tangga yang menjadi sasaran utama pada kategori baik, karena tim fasilitator
dampingan masih terkesan setengah hati dampingan yang ditunjuk memiliki kapabi-
atau kurang percaya dengan keberhasilan litas yang baik dalam menjalankan program
program pemberdayaan ini. Namun sekecil yang sesuai dengan sistem pengelolaan yang
apapun dukungan yang diberikan oleh efektif dan efisien.
masyarakat adalah sebagai bentuk partisipasi. Pada aspek sosialisasi program pember-
Dukungan tersebut tidak hanya direpresen- dayaan juga berada pada kategori baik, sasar-
tasikan dalam bentuk tenaga dan material, an program dan indikator keberhasilannya
tetapi juga dukungan moril kepada ibu-ibu sangat penting untuk diketahui dan dipahami
rumah tangga yang menjadi sasaran utama oleh sasaran utama dampingan, karena dari
dampingan juga sangat bermakna bagi efek- sanalah arah dukungan dan partisipasinya
tivitas pelaksanaan program pemberdayaan. diberikan. Hal ini perlu mendapat perhatian
Selanjutnya pada aspek aspirasi masya- dari fasilitator program untuk meningkatkan
rakat terhadap perencanaan program pem- sosialisasi tujuan program pemberdayaan.
Pada aspek sumber daya hasil temuan berada mufakat dan demokratis. Hal ini sesuai
pada kategori baik, karena keberadaan bahan dengan wawancara dengan aparat desa dan
baku utama “tanaman mendong” (tiohu) beberapa tokoh masyarakat mengemukakan
sangat tersedia dan mudah dibudidayakan. secara garis besar bahwa dalam pembuatan
Selain itu, di desa ini terdapat 20 orang ibu dan perumusan rencana program pember-
rumah tangga miskin yang sudah lama dayaan, tim fasilitator selalu mengundang
menekuni usaha ini, meskipun hasil pro- mereka dalam rapat untuk merumuskan
duksinya masih sangat terbatas. Hal ini rencana program pemberdayaan yang sesuai
didasarkan dari hasil temuan FGD yang dengan kondisi dan kebutuhan sasaran
menemukan bahwa ibu-ibu rumah tangga utama dampingan. Hal ini dibuktikan dengan
tersebut memiliki keterampilan dalam meng- dokumentasi tentang administrasi proses
ayam mendong (mohalamu tiohu), meskipun pengambilan keputusan, seperti: notulen ra-
hanya dalam bentuk jenis anyaman tikar dan pat, dan hasil pembahasan dalam pengam-
tas sederhana. Hal ini dipengaruhi oleh bilan keputusan tersedia secara lengkap.
sumber dana, jumlah dana, usaha-usaha Aspek proses pengelolaan program
untuk memperoleh tambahan dana, serta pemberdayaan secara kelembagaan dibentuk
penggunaannya yang belum efektif. Kalau tim fasilitator program dan pembentukan
dicermati berdasarkan hasil observasi keber- ketua-ketua kelompok pada setiap dusun
adaan bahan baku utama mendong (tiohu) yang ada di Desa Bulatolangi Timur, hal ini
tergolong sangat cukup tersedia untuk untuk memudahkan garis koordinasi dalam
mengembangkannya menjadi berbagai memperlancar pelaksanaan program pem-
desain produk yang sesuai dengan kebutuhan berdayaan. Mengenai pelaksanaan sosialisasi
pasar. Namun untuk peralatan dan bahan program diatur oleh tim fasilitator yang
penunjang yang masih terbatas jumlahnya ditunjuk sebagai penanggungjawab program.
dan belum memadai, sehingga hal ini akan Hal ini menjadi sangat penting dalam
menjadi kendala para ibu rumah tangga mempercepat pencapaian sasaran program
dalam mengembangkan usahanya. pemberdayaan.
Evaluasi pada komponen pelaksanaan Mengenai proses kerjasama dan
program pemberdayaan, berdasarkan hasil partisipasi dalam pelaksanaan program
observasi, wawancara dan pencatatan doku- pemberdayaan ini juga berada pada kategori
men, maka dapat dideskripsikan hasil baik. Hal ini disebabkan karena adanya
evaluasi pelaksanaan program pemberdayaan pengalaman tim fasilitator yang dilibatkan
ini ditinjau dari aspek proses pengambilan dalam mengelola program yang membutuh-
keputusan, pengelolaan kelembagaan dan kan kerjasama dengan pihak terkait terutama
pengelolaan program, proses kerjasama dan pemerintah setempat. Oleh karena itu, proses
partisipasi, akuntabilitas, kemandirian, kerjasama dan penggalangan partisipasi dari
keterbukaan dan keberlanjutan yaitu: pihak pemerintah setempat terus-menerus
Pada aspek proses pengambilan diupayakan.
keputusan berdasarkan penilaian sasaran Aspek akuntabilitas, kemandirian dan
utama dampingan berada pada kategori baik. proses keterbukaan juga berada pada kategori
Artinya proses pengambilan keputusan dari baik. Hal ini sesuai dengan wawancara de-
segala atribut yang berkaitan dengan ngan beberapa ibu rumah tangga yang men-
pelaksanaan program pemberdayaan sudah jadi sasaran utama dampingan mengungkap-
melibatkan stakeholders terkait. Aparat kan bahwa tim fasilitator selalu transparan
pemerintah, aparat desa, tokoh masyarakat, dan terbuka dalam segala hal, sehingga
dan masyarakat yang menjadi sasaran utama menggugah kesadaran mereka untuk ber-
dampingan menilai bahwa setiap keputusan partisipasi sepenuhnya yang ditunjukkan dari
yang diambil dalam pelaksanaan program kemauan mereka yang tinggi untuk
pemberdayaan ini selalu berdasarkan hasil melakukan perubahan pada diri mereka.
pertemuan/rapat baik berupa usul, kritik,
pendapat dan lain-lain, bentuk pengambilan
keputusan didasarkan atas asas musyawarah,
proses produksi kerajinan anyaman mendong potensi untuk berkontribusi nyata dalam
dalam jumlah banyak dengan waktu produksi memperkuat kemampuan manusia dan
yang tidak efisien atau membutuhkan waktu mempromosikan tindakan yang dapat meng-
yang lama. ubah status masa depannya sebagai penerima
Kedua, berkembangnya produk kerajin- pelatihan. Meskipun hasil pelatihan perlu
an anyaman yang berkualitas baik, kuat dan ditafsirkan dengan hati-hati karena ukuran
tahan lama yaitu berbahan lain seperti: sampel kecil dari orang-orang yang menerima
pandan, rotan, dan bambu, berakibat pada pelatihan. Walton (2014) pelatihan akan
menurunnya daya beli masyarakat dan ku- memberikan hasil konsisten dalam waktu
rang tertarik dengan produk kerajinan tangan jangka waktu pendek jika dilaksanakan seca-
anyaman mendong (mohalamu tiohu). ra "bijaksana" dalam memberikan pengaruh
Mengingat sifat bahan mendong (tiohu) tidak secara psikologis bagi penerima pelatihan
sekuat bahan rotan ataupun bambu bahkan yang didukung dengan penguatan kelem-
dari bahan komposit seperti plastik dan bagaan ekonomi yang memadai. Namun oleh
logam, serta berbahan kulit yang meng- Mckenzie & Woodruff (2014) perlu dilakukan
akibatkan penurunan nilai jual dari pada nilai pengujian terhadap berbagai bentuk pelatih-
estetika. Ketiga, sifat tekstur bahan mendong an untuk menentukan unsur-unsur dari
(tiohu) yang dalam pengerjaannya dianyam usaha pemberian keterampilan yang me-
dengan menggunakan tangan, tidak dapat miliki pengaruh terbesar dan apakah
digantikan dengan mesin untuk mengejar pelatihan harus fokus pada pembentukan
jumlah produksi yang besar. kepribadian dalam berwirausaha.
Kedua, berusaha menumbuhkan keper-
Strategi Pencapaian
cayaan masyarakat terhadap program pem-
Berdasarkan hasil analisis internal dan berdayaan ini, karena kepercayaan merupa-
eksternal yang telah dikemukakan tersebut, kan modal utama untuk mendapatkan
secara esensial disimpulkan bahwa dalam dukungan terhadap keberhasilan suatu
memberdayakan ibu rumah tangga miskin di program pemberdayaan. Sebuah kepercayaan
Desa Bulotalangi Timur melalui pengem- akan bisa didapatkan bila dibangun dengan
bangan usaha kerajinan tangan khas keterbukaan. Keterbukaan yang dimaksud
Gorontalo “mohalamo tiohu” diperlukan adalah kemauan untuk berpartisipasi sesuai
adanya pembinaan yang berkelanjutan bagi dengan kesadarannya. Selain itu adanya
ibu rumah tangga miskin yang menjadi pengetahuan, persepsi dan sikap yang baik
sasaran utama dampingan, khususnya me- akan memunculkan tindakan yang sesuai
ngenai kemampuan berinovasi menciptakan yaitu adanya inisiatif yang muncul dari
berbagai jenis produk kerajinan anyaman masyarakat sendiri (Ristianasari, Muljono, &
yang memiliki nilai jual yang tinggi melalui Gani, 2013). Dengan adanya inisiatif Ibu
berbagai strategi pemberdayaan yang sesuai rumah tangga miskin mereka bisa memu-
dengan kondisi dan kebutuhannya yaitu: tuskan sendiri hal apa yang harus mereka
Pertama, strategi yang dilakukan lakukan berkaitan dengan pengembangan
melalui kegiatan pelatihan yang diberikan usaha kerajinan ini dalam meningkatkan
kepada ibu rumah tangga miskin yang kesejahteraan hidup mereka.
menjadi sasaran utama dampingan seperti: Ketiga, pemberian modal usaha kepada
pelatihan kemandirian menjadi masyarakat semua kelompok ibu rumah tangga miskin
mandiri; dan pelatihan atau bimbingan sebagai pengrajin dan dibekali dengan
secara terus menerus, menciptakan inovasi pengetahuan berwirausaha yang baik. Hal ini
baru dalam desain produk anyaman men- sejalan dengan temuan Drexler, Fischer, &
dong sehingga lebih variatif. Beberapa studi Schoar (2014) bahwa untuk mendukung
telah menunjukkan banyak manfaat yang pengembangan sebuah usaha diperlukan
diperoleh dari pelatihan diantaranya adanya sumber daya keuangan (microcredits)
Blattman, Fiala, & Martinez (2013), Hansen atau dengan pengetahuan berwirausaha yang
(2015), Frese, Gielnik, & Mensmann (2016) lebih baik. Selain itu oleh Ahmadi (2012)
menyatakan bahwa pelatihan memiliki menyatakan modal manusia adalah pengeta-
huan, keterampilan, dan motivasi yang keberhasilan pemberdayaan ibu rumah tang-
dimiliki oleh masyarakat miskin sebagai ga miskin di Desa Bulotalangi Timur melalui
modal untuk keluar dari kemiskinan secara usaha kerajinan tangan khas Gorontalo
berkelanjutan dan kemampuan itu diperoleh “mohalamo tiohu” ini sangat tergantung dari
melalui proses pendidikan atau pelatihan. kemandirian mereka untuk mengerahkan
Tentunya ini sangat tergantung dari peran segala kemampuannya menjadi masyarakat
lembaga pemberdayaan melalui program mandiri yang tidak hanya memiliki
pendampingan. kemampuan saja dan menikmati hasilnya,
Keempat, membangun kemandirian namun juga memiliki kemauan untuk
ibu rumah tangga miskin sebagai sasaran mengembangkannya secara terus-menerus.
utama dampingan dalam mengembangkan Dengan demikian pemberdayaan Ibu
usaha kerajinannya yang mampu merubah rumah tangga miskin penting untuk dilaku-
hidupnya menjadi lebih baik sesuai dengan kan. Menurut Hermawan & Suryono, (2016)
yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan dengan adanya pemberdayaan masyarakat,
temuan Pratama (2014) bahwa peran lembaga mereka mampu menggali permasalahan,
pemberdayaan yang menjadikan dirinya mampu mengidentifikasi, merencanakan
sebagai mediator, fasilitator sekaligus sebagai sekaligus mencari pemecahan masalah kare-
perwakilan bagi masyarakat yang mengupa- na mereka tahu persis apa yang mereka
yakan agar masyarakat sebagai penerima butuhkan dan harapkan.
program dampingan berdaya dalam
SIMPULAN
membangun hidup mereka secara layak dan
mandiri. Pemberdayaan ibu rumah tangga
Keempat, hendaknya mengotimalkan miskin di Desa Bulotalangi Timur melalui
partisipasi aktif dari ibu rumah tangga itu usaha kerajinan tangan khas Gorontalo
sendiri, untuk ikut terlibat dalam setiap “mohalamo tiohu” diperlukan suatu analisis
prosesnya mulai dari perencanaan, pelaksa- kebutuhan untuk mengetahui gambaran
naan maupun implementasi dan evaluasi mengenai potensi yang dimiliki sentra
serta tindak lanjut pengambilan keputusan industri dan peluang yang mungkin terjadi
perbaikan ke arah yang lebih baik. Seperti (analisa internal), serta permasalahan dan
yang dikemukakan Imron, Soeaidy, & ancaman (analisa eksternal) yang perlu
Ribawanto, (2011) di dalam pengembangan ditangani dan dipecahkan. Analisis ini juga
kapasitas kelembagaan masyarakat sasaran bermanfaat pengembangan usaha ibu rumah
pemberdayaan atau anggota dari kelompok tangga miskin untuk dapat menyusun stra-
usaha bersama seharusnya memiliki kebera- tegi dalam menjalankan usahanya di masa
nian untuk mengungkapkan berbagai perma- yang akan datang berdasarkan permasalahan
salahan-permasalahan yang dialami kepada umum yang dihadapinya adalah pengetahuan
pendamping lapangan bukan sebaliknya, tentang pemasaran dan desain produk masih
sehingga dapat diketahui bagaimana cara sangat terbatas, sehingga diversifikasi dan
untuk menyelesaikannya. Selain itu, menurut inovasi produk kerajinan ini juga masih
Zuliyah (2018) berbagai upaya pemberdayaan rendah. Selain itu masih bersifat industri
yang dilakukan pada masyarakat desa tanpa rumah dan budaya meniru produk di antara
didukung kemampuan maupun kemauan un- perajin hanya dalam satu produk kerajinan
tuk maju menjadi masyarakat yang mandiri anyaman tikar dan tas sederhana padahal
akan kurang bermanfaat, sehingga bantuan mereka tergolong terampil dalam membuat
ekonomis saja tidak cukup. Jika bantuan berbagai jenis kerajinan tangan dalam jumlah
tersebut habis, maka kegiatan tersebut akan banyak, adanya sistem peminjaman modal
terhenti. Menurut Theresia, Andini, Nugraha, yang rumit karena tidak adanya koperasi di
& Mardikanto (2014, p. 93) bahwa dengan desa tersebut, penghasilan perajin tidak
memberdayakan masyarakat berarti meman- sebanding dengan waktu dan tenaganya,
dirikan masyarakat melalui perwujudkan padahal sifat bahan memiliki kemampuan
potensi kemampuan yang mereka miliki. untuk mengikuti trend dengan teknik dasar
Oleh karena itu, untuk menunjang menganyam yang hanya dapat dilakukan