Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU

NOMOR 4 TAHUN 2019

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN TERA / TERA ULANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAMUJU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib ukur untuk menjamin kebenaran


dalam pengukuran serta terciptanya ketertiban dan kepastian
hukum, perlu dilakukan tera dan tera ulang alat-alat ukur,
takar, timbang dan perlengkapannya;
b. bahwa sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, maka
pelaksanaan metrologi legal berupa tera/tera ulang beserta
pengawasannya merupakan kewenangan Pemerintah
Kabupaten /Kota;
c. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 110 ayat (1) huruf l dan
pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak dan retribusi Daerah atas pelayanan tera/tera
ulang ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Tarif Retribusi Pelayanan Tera/ Tera Ulang
pada Kemetrologian Legal Dinas Perdagangan Kabupaten
Mamuju.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3193);
4. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3821);
5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4422);

1
6. Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5049);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 tentang Tarif
Biaya Tera (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983
Nomor 35 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3257, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 1986 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 tentang Tarif
Biaya Tera (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986
Nomor 22 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3329);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan
Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ulang serta syarat-syarat
bagi alat-alat Ukur, Takar, dan Perlengkapannya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1985 No 4 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 3283);
11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 80
Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara tahun 2015 Nomor 2036).
12.Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAMUJU


Dan
BUPATI MAMUJU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN


TERA /TERA ULANG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Mamuju

2
2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsif Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah;
5. Bupati adalah Bupati Mamuju.
6. Dinas perdagangan Kabupaten Mamuju yang selanjutnya disebut Dinas
adalah perangkat daerah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dibidang
Perdagangan;
7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju.
8. Unit Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD) adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
Perdagangan Kabupaten Mamuju yang tugas Pokok dan Fungsinya
menyelenggarakan kegiatan Operasional/teknis yang berkaitan dengan
menera dan tera ulang alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya
(UTTP) kalibrasi UTTP serta pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus
(BDKT).
9. Kepala UPTD adalah Kepala UPTD Kemetrologian Legal pada Dinas
Perdagangan.
10. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan Lainnya,
Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama atau organisasi yang
sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.
11. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
12. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
13. Retribusi Pelayanan Tera, Tera Ulang dan Kalibrasi alat-alat Ukur, Takar,
Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) serta Pengujian Barang Dalam
Keadaan Terbungkus (BDKT) yang selanjutnya disebut retribusi adalah
retribusi yang dipungut oleh daerah sebagai pembayaran atas Pelayanan
Tera, Tera Ulang dan Kalibrasi Alat-alat Ukur, Takar, Tmbang dan
Perlengkapannya serta Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku diselenggarakan oleh
pemerintah Daerah.
14. Biya penggantian adalah biaya yang harus dibayar oleh
pemilik/pemegang/pemakai alat ukur takar timbang dan perlengkapannya
karena sudah dilaksanakan tera-tera ulang atas UTTP.
15. Alat Ukur adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran
kuantitas dan atau kualitas.
16. Alat Takar adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi Pengukuran
Kuantitas atau penakaran.
17. Alat Timbang adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran
massa atau penimbangan.
18. Alat Perlengkapan adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai sebagai
pelengkap atau tambahan pada alat-alat ukur, takar, atau timbangan yang
menentukan hasil pengukuran, penakaran, atau penimbangan.
19. Pelayanan Metrologi Legal adalah segala kegiatan pelayanan yang
diselenggarakan oleh UPTD Metrologi Kabupaten Mamuju yang meliputi Tera,
dan Tera Ulang alat-alat ukur, takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP).

3
20. Tera adalah suatu kegiatan menandai dengan tanda tera sah atau tera batal
yang berlaku, atau memberikan Keterangan-keterangan tertulis yang
bertanda tera sah atau berlaku, dilakukan oleh Pegawai yang berhak
melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat UTTP
yang belum dipakai, sesuai persyaratan ada atau ketentuan yang berlaku.
21. Tera Ulang adalah suatu kegiatan menandai berkala dengan tanda tera sah
atau tera batal yang berlaku, dilakukan oleh Pegawai yang berhak
melakukannya berdasarkan Pengujian yang dijalankan atas alat-alat UTTP.
22. Pegawai yang berhak adalah Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di unit
Metrologi Legal, telah lulus Pendidikan dan Pelatihan Kemetrologian sebagai
Penera yang mempunyai keahlian khusus dan diberi tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan kemetrologian.
23. Pengujian adalah keseluruhan tindakan sesudah UTTP lulus dalam
pemeriksaan berupa membandingkan penunjukannya dengan standar yang
dilakukan oleh pegawai yang berhak menera dan atau menera ulang agar
dapat diketahui apakah sifat-sifat ukur UTTP tersebut lebih besar, sama atau
lebih kecil dari batas kesalahan yang diijinkan.
24. Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjuk alat ukur dan bahan ukur dengan membandingkan standar ukur
yang mampu telusur ke Standar Nasional atau Internasional untuk satuan
ukuran.
25. Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang selanjutnya disingkat BDKT adalah
barang yang ditempatkan dalam bungkusan atau kemasan tetutup yang
untuk mempergunakannya harus merusak pembungkusnya dan atau segel
pembungkusnya.
26. Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus adalah Pengujian kuanta
ukuran, isi atau berat bersih barang dan jumlah barang dalam hitungan.
27. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKRD,
adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok
Retribusi.
28. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD adalah
surat yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukan Pembayaran
atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat
pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati.
29. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD, adalah
surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi
berupa bunga dan/atau denda.
30. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang retribusi.
31. Penyidik tindak pidana dibidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut
Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
32. Kas Daerah adalah Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Mamuju.

BAB II
NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB RETRIBUSI

Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang dipungut Retribusi sebagai
Pembayaran atas pelayanan tera/tera ulang yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah.

4
Pasal 3
Objek Retribusi adalah
a. Pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya; dan
b. Pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undang.

Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau
menikmati pelayanan tera / tera ulang dari Pemerintah Daerah.

Pasal 5
Wajib Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah orang pribadi atau badan
yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi
pelayanan tera /tera ulang.

BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 6
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

BAB IV
PERHITUNGAN DAN TARIF RETRIBUSI

Bagian Kesatu
Pengukuran Tingkat Retribusi

Pasal 7
Tingkat Penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang dihitung
berdasarkan tingkat kesulitan, karakteristik, jenis, kapasitas dan peralatan yang
digunakan.

Bagian Kedua
Prinsif dan Sasaran Penetapan Retribusi

Pasal 8
Prinsip dan Sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,
kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektifitas pengendalian atas
pelayanan tersebut.

Bagian Ketiga
Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 9
Struktur dan besaran tarif retribusi pelayanan tera/tera ulang ditetapkan
berdasarkan pelayanan tera/tera ulang sebagaimana dimakasud dalam pasal 7

Pasal 10
(1) Besaran tarif retribusi pelayanan tera/tera ulang tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
(2) Besaran tarif retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditinjau kembali paling
lama 3 (tiga) tahun sekali.
(3) Peninjauan kembali tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan
perekonomian daerah.

5
(4) Besaran tarif retribusi hasil peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
(5) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sampai
ditetapkannya Peraturan Bupati tentang besaran tarif hasil peninjauan ulang.

BAB V
MASA RETRUBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 11
Masa retribusi meliputi :
a. masa retribusi tera dan/atau tera ulang atas UTTP berdasarkan masa berlaku
tanda tera sah;
b. masa berlaku retribusi kalibrasi atas UTTP, sesuai jangka waktu masa
kalibrasi yang ditetapkan dalam Surat Keterangan Hasil Pengujian Kalibrasi
dengan berpedoman pada penggunaan dan kelayakan alat.

Pasal 12
Masa retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, tidak berlaku apabila UTTP
mengalami perubahan fisik dan non fisik sehingga mengalami perubahan sifat
ukurnya.

Pasal 13
Saat Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan.

BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 14
(1) Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan
diberikan,
(2) Setiap alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya sebelum
dipergunakan oleh orang pribadi atau Badan diwajibkan melakukan tera.

BAB VII
TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 15
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(3) Pembayaran retribusi oleh wajib retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilakukan secara tunai, dengan menggunakan SSRD.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang Tata Cara Pemungutan datur dengan
Peraturan Bupati.

BAB VIII
TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN, TEMPAT PEMBAYARAN,
ANGSURAN, PENNUNDAAN PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN RETRIBUSI

Pasal 16
(1) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran, angsuran, dan
penundaaan pembayaran retribusi diatur dalam Peraturan Bupati.
(2) Semua penerimaan retribusi disetor ke Kas Daerah.

Pasal 17
(1) Penagihan retribusi yang tidak atau kurang bayar dilakukan dengan
menggunakan STRD.

6
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului
dengan surat teguran.
(3) Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis sebagai
tindakan awal pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh)
hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran.
(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran /
peringatan / surat lain yangb sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusi
yang terutang.
(5) Surat teguran atau surat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
(6) Tata cara penagihan dan penerbitan surat teguran / peringatan / surat lain
yang sejenis diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati

BAB IX
KEBERATAN

Pasal 18
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau pejabat
yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai
alas an-alasan yang jelas.
(3) Dalam hal wajib retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi,
wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran atas ketetapan
retribusi tersebut.
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan diterbitkan,
kecuali jika wajib retribusi dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak
dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
(5) Keadaan diluar kekuasaanya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah
suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak atau kekuasaan wajib retribusi.
(6) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3), tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak
dipertimbangkan.
(7) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan
pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 19
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterima wajib memberi keputusan atas keberatan yang diajukan
dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau
sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.
(3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) telah terlewati dan
Bupati tidak memberikan Keputusan, maka keberatan yang diajukan
dianggap dikabulkan

Pasal 20
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan
pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar
2 % (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan
pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB .

7
BAB X
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 21
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, wajib Retribusi dapat mengajukan
dapat permohonan pengembalian kepada Bupati .
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya
permohonan pengembalian pembayaran Retribusi sebagaiman dimaksud
pada ayat (1) harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui
dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonanan pengembalian
pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan
pembayaran Retribusi sebagaimana pada ayat (1) langsung diperhitungkan
untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak di
terbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat 2
(dua) bulan, Bupati memberikan Bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas
keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di atur dengan peraturan Bupati.

BAB XI
KERINGANAN, KERUGIAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 22
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan
retribusi.
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi antara
lain dapat diberikan kepada wajib retribusi/masyarakat kurang mampu untuk
mengangsur.
(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain dapat
diberikan kepada wajib retribusi yang ditimpah bencana alam atau kerusuhan
dan/atau masyarakat tidak mampu.
(4) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi,
diatur dengan peraturan bupati.

BAB XII
KADALUARSA PENAGIHAN

Pasal 23
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluarsa setelah
melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi,
kecuali jika wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.
(2) Kedaluarsa penagihan retribusi sebagaimana yang di maksud pada ayat (1)
trtangguh jika:
a. diterbitkan surat teguran ; atau
b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi, baik langsung maupun
tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagai mana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, kedaluarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya surat
teguran tersebut.

8
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung bagaimana dimaksud pada ayat
dua uruf b adalah wajib retribusi yang belum dilunasinya kepada pemerintah
daerah.
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran
atau penundaan pembayaran dan pemohonan keberatan oleh wajib retribusi.

Pasal 24
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan retribusi yang sudah kedaluarsa, dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi daerah yang
sudah kadaluarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kadaluarsa diatur
dengan Peraturan Bupati.

BAB XIII
PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 25
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban retribusi daerah dalam rangka melaksanakan
Peraturan Perundang-undangan dibidang retribusi daerah.
(2) Wajib retribusi yang diperiksa berkewajiban :
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen
yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek
Pajak atau objek Retribusi yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan;
dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Pajak dan Retribusi
diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIV
INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 26
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberi insentif atas
dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan.

BAB XV
SANKSI ADMINISTRATIF

Bagian Kesatu
Jenis Sanksi Administrasi

Pasal 27
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 %
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih menggunakan STRD.

9
Bagian Kedua
Wewenang Pemberi Sanksi Administrasi

Pasal 28
(1) Bupati berwenang mengenakan sanksi administrasi
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan terhadap wajib
retribusi.

Pasal 29
(1) Bupati dalam mengenakan sanksi administrasi sebagaimana dimakasud pada
pasal 23 dapat mendelegasikan kepada pejabat yang tunjuk.
(2) Bupati dapat mendelegasikan kewenangan pengenaan sanksi administrasi
kepada pejabat lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XVI
KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 30
(1) Pejabat Pegawai Negeri sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Kabupaten
diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana dibidang retribusi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pejabat negeri sipil
tertentu dilingkungan Pemerintah Kabupaten Mamuju yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas.
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang peribadi
atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana dibidang retribusi.
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi.
d. Memeriksa bukti, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana dibidang retribusi.
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan
dan catatan dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap
barang bukti tersebut.
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang retribusi.
g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggakan tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas
orang, benda dan/atau dokumen yang dibawah.
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang
retribusi.
i. Memanggil orang untuk didengar keterangan untuk didengar dan diperiksa
sebagai tersangka/saksi.
j. Menghentikan penyidikan dan/atau.
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana dibidang retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya
penyidikan dan menyampaikan hasil kepada penuntut umum melalui
penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

10
BAB XVII
KETENTUAN PIDANA

Pasal 31
(1) Wajib retribusi yangt tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama tiga (3) bulan atau
pidana denda paling banyak tiga (3) kali jumlah retribusi terutang yang tidak
atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) merupakan Penerimaan
Daerah.
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah pelanggaran.

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32
Peraturan Pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 6
(enam) bulan sejak tanggal diundangkannya Peraturan Daerah ini

Pasal 33
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju

Ditetapkan di Mamuju
Pada Tanggal 11 Maret 2019

BUPATIMAMUJU,

ttd

H. HABSI WAHID
Diundangkan di Mamuju
Pada Tanggal 11 Maret 2019

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAMUJU

ttd

H. S U A I B

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU TAHUN 2019 NOMOR 97

NOMOR REGISTER PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 9 TAHUN 2019

11
Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju
Nomor : 4 Tahun 2019
Tanggal : 11 Maret 2019

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI TERA / TERA ULANG

TARIF
PENGUJIAN DAN
N SATUA PENGAWASAN
JENIS ALAT UTTP
O N TERA
TERA
ULANG
(Rp)
(Rp)
BIAYA TERA DAN TERA ULANG
1 UKURAN PANJANG
a. Sampai dengan 2 m buah 4.000,- 2.000,-
b. Lebih dari 2 m s/d 10 m buah 9.000,- 4.500,-
c. Lebih panjang dari 10 m, tarif 10 m ditambah untuk buah 9.000,- 4.500,-
tiap 10 m atau bagiannya dengan
d. Ukuran panjang Jenis :
1) Salib Ukur Buah 8.000,- 4.000,-
2) Blok Ukur buah 10.000,- 10.000,-
3) Mikrometer buah 12.000,- 6.000,-
4) Jangka Sorong buah 12.000,- 6.000,-
5) Alat Ukur Tinggi Orang buah 10.000,- 5.000,-
6) Counter Meter buah 10.000,- 10.000,-
7) Rol Tester buah 50.000,- 50.000,-
8) Komparator buah 50.000,- 50.000,-

2. ALAT UKUR PERMUKAAN (Level Gauge)


a. Mekanik buah 62.500,- 62.500,-
b. Elektronik buah 125.000, 125.000,-
-
3. TAKARAN (BASAH/KERING)
a. Sampai dengan 2 liter buah 1.000,- 500,-
b. Lebih dari 2 liter sampai 25 liter buah 3.000,- 1.500,-
c. Lebih dari 25 liter buah 6.000,- 3.000,-

4. TANGKI UKUR
a. Bentuk Selinder Tegak
1) Sampai dengan 500 kl Buah 250.000, 250.000,-
2) Lebih dari 500 kl dihitung sbb: -
a) 500 kl pertama Buah 250.000,-
b) Lebih dari 500 kl sampai 1.000 kl setiap 1 kl Buah 250.000, 2.000,-
c) Lebih dari 1.000 kl sampai 2.000 kl setiap 1 Buah - 1.500,-
kl Buah 2.000,- 500,-
d) Lebih dari 2.000 kl sampai 10.000 kl setiap 1 Buah 1.500,- 250,-
kl Buah 500,- 100,-
e) Lebih dari 10.000 kl sampai 20.000 kl setiap1 250,-
kl 100,-
f) Lebih dari 20.000 kl, setiap 1 kl
b. Bentuk Bola Speroidal
1) Sampai dengan 500 kl Buah 400.000, 400.000,-
2) Lebih dari 500 kl dihitung sbb: -
a) 500 kl pertama Buah 400.000,-
b) Lebih dari 500 kl sampai 1.000 kl setiap 1 kl Buah 400.000, 3.000,-
c) Lebih dari 1.000 kl, setiap 1 kl Bagian dari kl Buah - 2.000,-
dihitung 1 kl 3.000,-
2.000,-

12
TARIF
PENGUJIAN DAN
N SATUA PENGAWASAN
JENIS ALAT UTTP
O N TERA
TERA
ULANG
(Rp)
(Rp)
c. Bentuk Silinder Datar
1) Sampai dengan 10 kl Buah 400.000, 400.000,-
2) Lebih dari 10 kl dihitung sbb: -
a) 10 kl pertama Buah 400.000,-
b) Lebih dari 10 kl sampai 50 kl setiap 1 kl Buah 400.000, 5.000,-
c) Lebih dari 50 kl, setiap 1 kl Bagian dari kl Buah - 3.000,-
dihitung 1 kl 5.000,-
3.000,-
5. TANGKI UKUR GERAK
a. Tangki ukur Mobil dan Tangki ukur Wagon
1) Kapasitas Sampai dengan 5 Kl Buah 100.000, 100.000,-
2) Lebih dari 5 Kl di hitung sbb : -
a) 5 Kl Pertama Buah 100.000,-
b) Lebih dari 50 kl, setiap 1 kl Bagian dari kl Buah 100.000, 30.000,-
dihitung 1 kl -
30.000,-

b. Tangki Ukur Tongkang dan Tangki Ukur Pindah dan


Tangki Ukur Apung dan Kapal

1) Sampai dengan 50 Kl Buah 400.000, 400.000,-


2) Lebih dari 50 Kl dihitung sbb : -
a) 50 Kl Pertama Buah 400.000,-
b) Lebih dari 50 Kl sampai dengan 75 Kl, setiap Buah 400.000, 4.000,-
1 kl Buah - 3.000,-
c) Lebih dari 75 kl sampai dengan 100kl, setiap Buah 4.000,- 2.000,-
1 kl Buah 3.000,- 1.000,-
d) Lebih dari100 kl sampai dengan 250 kl,setiap 2.000,-
1 kl Buah 1.000,- 700,-
e) Lebih dari 250 kl sampai dengan 500 kl,
setiap 1 kl Buah 700,- 500,-
f) Lebih dari 500 kl sampai dengan 1000
kl,setiap 1 kl 500,-
g) Lebih dari 1000kl sampai dengan 5000
kl,setiap 1 kl Bagian dari kl dihitung 1 kl
Tangki Ukur Gerak yang mempunyai dua
kompartemen atau lebih, setiap kompartemen
dihitung satu alat ukur

6. ALAT UKUR DARI GELAS


a. Labu ukur, Buret, dan Pipet Buah 10.000,-
b. Gelas Ukur Buah 8.000,-
c. Alat Suntik Buah 300,-

7. BELANA UKUR
a. Sampai dengan 50 L Buah 30.000,- 30.000,-
b. Lebih dari 50 L sampai dengan 200 L Buah 45.000,- 45.000,-
c. Lebih dari 200 L sampai dengan 500 L Buah 60.000,- 60.000,-
d. Lebih dari 500 L sampai dengan 1.000 L Buah 90.000,- 90.000,-
e Lebih dari 1.000 L biaya pada huruf d Angka ini Buah 10.000,- 10.000,-
ditambah tiap 1.000 L Bagian-bagian dari 1.000 L
dihitung dari 1.000 L

13
TARIF
PENGUJIAN DAN
N SATUA PENGAWASAN
JENIS ALAT UTTP
O N TERA
TERA
ULANG
(Rp)
(Rp)
8. METER TAXI Buah 30.000,- 20.000,-
9. SPEEDOMETER Buah 15.000,- 7.500,-
10. METER REM Buah 15.000,- 7.500,-
11. TACHOMETER Buah 30.000,- 15.000,-
12. THERMOMETER Buah 15.000,- 10.000,-
13. DENSIMETER Buah 6.000,- 3.000,-
14. VISKOMETER Buah 6.000,- 3.000,-
15. ALAT UKUR LUAS Buah 5.000,- 2.500,-
16. ALAT UKUR SUDUT Buah 5.000,- 2.500,-
17. ALAT UKUR CAIRAN MINYAK
Meter bahan bakar minyak
a. Meter induk Untuk setiap media Uji
1) Sampai dengan 25 m3/h Buah 100.000, 100.000,-
2) Lebih dari 25 m3/h dihitung sbb: -
a) 25 m3/h pertama Buah 10.000,-
b) Selebihnya dari 25 m3/h sampai dengan 100 Buah 10.000,- 4.500,-
m3/h setiap m3/h 4.500,-
c) Selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan 500 Buah 2.200,-
m3/h Setiap m3/h 2.200,-
d) Selebihnya dari 500 m3/h, setiap m3/h Buah 1.100,-
Bagian dari m3/h dihitung satu m3/h 1.100,-
b. Meter Kerja Untuk setiap jenis media Uji
1) Sampai dengan 15 m3/h Buah 50.000,- 50.000,-
2) Lebih dari m3/h dihitung sbb:
a) 15 m3/h pertama Buah 50.000,- 50.000,-
b) Selebihnya dari 15 m3/h sampai dengan 100 Buah 2.500,- 2.500,-
m3/h Setiap m3/h
c) Selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan 500 Buah
m3/h Setiap m3/h 1.100,- 1.100,-
d) Selebihnya dari 500 m3/h, setiap m3/h Buah 550,- 550,-
Bagian dari m3/h dihitung satu m3/h
c. Pompa Ukur Untuk setiap bahan ukur Nozle 100.000, 100.000,-
-
18. ALAT UKUR GAS
a. Meter induk
1) Sampai dengan 100 m3/h Buah 100.000, 100.000,-
2) Lebih dari 100 m3/h dihitung sbb : -
a. 100 m3/h pertama Buah 50.000,-
b. Selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan 500 Buah 50.000,- 50.000,-
m3/h Setiap 10 m3/h 50.000,-
c. Selebihnya dari 500 m3/h sampai dengan 100 Buah 1.000,-
m3/h Setiap 10 m3/h 1.000,-
d. Selebihnya dari 1000 m3/h, sampai dengan Buah 500,-
2000 m3/h setiap 10 m3/h 500,-
e. Selebihnya dari 2000 m3/h, setiap 10 m3/h Buah 200,-
f. Bagian dari 10 m3/h dihitung 10 m3/h Buah 200,- 100,-
100,-
b. Meter kerja
1) Sampai dengan 50 m3/h Buah 5.000,- 5.000,-
2) Lebih dari 100 m3/h dihitung sbb:
a. 50 m3/h pertama Buah 5.000,- 5.000,-
b. Selebihnya dari 50 m3/h sampai dengan 500 Buah 200,- 200,-
m3/h Setiap 10 m3/h

14
TARIF
PENGUJIAN DAN
N SATUA PENGAWASAN
JENIS ALAT UTTP
O N TERA
TERA
ULANG
(Rp)
(Rp)
c. Selebihnya dari 500 m3/h sampai dengan Buah 150,- 150,-
1000 m3/h Setiap 10 m3/h
d. Selebihnya dari 1000 m3/h, Sampai dengan Buah 100,- 100,-
2000 m3/h setiap 10 m3/h
e. Selebihnya dari 2000 m3/h, setiap 10 m3/h Buah 50,- 50,-
Bagian dari 10 m3 dihitung 10 m3/h

c. Meter Gas orifice dan sejenisnya ( merupakan satu Buah 150.000, 150.000,-
sistem/unit alat Ukur ) -
d. Perlengkapan Meter Gas orifice ( jika diuji Buah 30.000,- 30.000,-
tersendiri ), setiap alat perlengkapan
e. Pompa Ukur Bahan Bakar Gas ( BBG ), elpiji, untuk Buah 50.000,- 50.000,-
setiap badan ukur

19. METER AIR


a. Meter induk
1) Sampai dengan 15 m3/h Buah 30.000,- 30.000,-
2) Lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h Buah 60.000,- 60.000,-
3) Lebih dari 100 m3/h Buah 75.000,- 75.000,-
b. Meter Kerja
1) Sampai dengan 10 m3/h Buah 3.000,- 3.000,-
2) Lebih dari 10 m3/ sampai dengan 100 m3/h Buah 6.000,- 6.000,-
3) Lebih dari 100 m3/h Buah 75.000,- 75.000,-

20. METER CAIRAN MINUM SELAIN AIR


a. Meter Induk
1) Sampai dengan 15 m3/h Buah 45.000,- 45.000,-
2) Lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h Buah 75.000,- 75.000,-
3) Lebih dari 100 m3/h Buah 90.000,- 90.000,-
b. Meter Kerja
1) Sampai dengan 15 m3/h Buah 2.250,- 2.250,-
2) Lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h Buah 7.500,- 7.500,-
3) Lebih dari 100 m3/h Buah 18.000,- 18.000,-

21. PEMBATAS ARUS AIR ALAT KOMPENSASI : Buah 1.500,- 1.500,-


22. SUHU (ATC)/TEKANAN/KOMPENSASI LAINNYA Buah 15.000,- 15.000,-
23 METER PROVER
a. Sampai dengan 2000 L Buah 100.000, 100.000,-
-
b. Lebih dari 2000 L Sampai dengan 10000 L Buah 200.000, 200.000,-
-
c. Lebih dari 10000 L Buah 300.000, 300.000,-
-
Meter prover yang mempunyai 2 ( dua ) seksi atau lebih,
setiap di hitung sebagai alat ukur

24. METER ARUS MASSA


Untuk setiap jenis media Uji
a. Sampai dengan 10 kg/min Buah 60.000,- 60.000,-
b. Lebih dari 10 kg/min dihitung sbb :
1) 10 kg/min dihitung sbb : Buah 60.000,- 60.000,-
2) Selebihnya dari 10 kg/min sampai dengan 100 Buah 500,- 500,-
kg/min, setiap kg/min

15
TARIF
PENGUJIAN DAN
N SATUA PENGAWASAN
JENIS ALAT UTTP
O N TERA
TERA
ULANG
(Rp)
(Rp)
3) Selebihnya dari 100 kg/min sampai dengan 500 Buah 200,- 200,-
kg/min
4) Selebihnya dari 500 kg/min sampai dengan Buah 100,- 100,-
1000kg/min, setiap kg/min
5) Selebihnya dari 1.000 kg/min, setiap kg/min Buah 50,- 50,-
Bagian dari kg/min dihitung satu kg/min

25. ALAT UKUR PENGISI ( FILLING MACHINE )


Untuk setiap jenis media :
a. Sampai dengan 4 alat pengisi Buah 40.000,- 40.000,-
b. Selebihnya dari 4 alat pengisi, setiap alat pengisi Buah 5.000,- 5.000,-

26. METER LISTRIK ( Meter Kwh )


a. Kelas 0,2 atau kurang
1) 3 (tiga) Phasa Buah 55.000,- 55.000,-
2) 1 (satu) Phasa Buah 17.000,- 17.000,-
b. Kelas 0,5 atau kelas 1
1) 3 (tiga) Phasa Buah 7.000,- 7.000,-
2) 1 (satu) Phasa Buah 4.200,- 4.200,-
c. Kelas 2
1) 3 (tiga) Phasa Buah 5.000,- 5.000,-
2) 1 (satu) Phasa Buah 3.000,- 3.000,-
Meter energi listrik lainnya, biaya pemeriksaan,
pengujian peneraan atau penera ulangnya dihitung sesuai
dengan jumlah kapasitas menurut tarif pada angka 26
huruf a, b, dan c.

27. PEMBATAS ARUS LISTRIK Buah 1.500,- 1.500,-


28. STOP WATCH Buah 3.000,- 3.000,-
29. METER PARKIR Buah 15.000,- 15.000,-
30. ANAK TIMBANGAN
a. Ketelitian sedang dan biasa ( Kelas M2 dan M3 )
1) Sampai dengan 1 kg Buah 800,- 600,-
2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Buah 1.500,- 1.000,-
3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Buah 4.000,- 2.000,-
4) Lebih dari 50 kg, tarif 50 kg ditambah untuk tiap Buah 1.000,- 1.000,-
10 kg atau bagiannya
b. Ketelitian Halus ( kelas F2 dan M1 )
1) Sampai dengan 1 kg Buah 1.500,- 1.000,-
2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Buah 3.000,- 1.500,-
3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Buah 7.500,- 3.500,-
c. Ketelitian khusus ( kelas E2 dan F1 )
1) Sampai dengan 1 kg Buah
2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Buah
3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Buah

31. TIMBANGAN
a. Sampai dengan 3000 kg
1) Ketelitian Sedang dan biasa ( kelas III dan IV )
a. Sampai dengan 25 kg Buah 3.500,- 2.000,-
b. Lebih dari 25 kg sampai deengan 100 kg Buah 4.500,- 3.000,-
c. Lebih dari 100 kg sampai dengan 500 kg Buah 6.500,- 4.000,-
d. Lebih dari 500 kg, sampai dengan 1000 kg Buah 7.500,- 6.500,-

16
TARIF
PENGUJIAN DAN
N SATUA PENGAWASAN
JENIS ALAT UTTP
O N TERA
TERA
ULANG
(Rp)
(Rp)
e. Lebih dari 1000 kg, sampai dengan 3000 kg Buah 16.000,- 13.000,-
2) Ketelitian Halus ( kelas II )
a. Sampai dengan 1 kg Buah 15.000,- 14.000,-
b. Lebih dari 1 kg sampai dengan 25 kg Buah 18.000,- 16.000,-
c. Lebih dari 25 kg sampai dengan 100 kg Buah 21.000,- 18.000,-
d. Lebih dari 100 kg sampai dengan 1000 kg Buah 24.000,- 20.000,-
e. Lebih dari 1000 kg sampai dengan 3000 kg Buah 30.000,- 25.000,-

3) Ketelitian Khusus ( kelas I )


a. Lebih dari 3000 kg
1) Ketelitian sedang dan biasa, setaip ton Buah 8.000,- 7.000,-
2) Ketelitian Khusus dan halus, setiap ton Buah 8.500,- 7.500,-
b. Timbangan Ban Berjalan
1) Sampai dengan 100 ton/h Buah 200.000, 200.000,-
2) Lebih dari 100 ton/h sampai dengan 500 Buah - 300.000,-
ton/h Buah 300.000, 450.000,-
3) Lebih Besar dari 500 ton/h -
c. Timbangan dengan dua skala ( Multi Range ) 450.000,
atau lebih dan dengan sebuah alat petunjuk -
yang penujukannya dapat di program untuk
penggunaan setiap skala timbang, biaya,
pengujian, peneraan atau penera ulangnya
dihitung sesuai dengan lantai timbangan dan
kapasitas Masing – Masing serta menurut
tarif pada angka 32 a,b,dan c
b. Dead weight testing machine
1) Sampai dengan 100 kg/cm2 Buah 9.000,- 9.000,-
2) Lebih dari 100 kg/cm2 sampai dengan 1000 Buah 10.000,- 10.000,-
kg/cm2 Buah 15.000,- 15.000,-
3) Lebih dari 1000 kg/cm2
c. 1) Alat ukur tekanan darah Buah 10.000,- 7.500,-
2) Manometer Minyak
a) Sampai dengan 100 kg/cm2 Buah 10.000,- 7.500,-
b) Lebih dari 100 kg/cm2 sampai dengan 1000 Buah 10.500,- 7.500,-
kg/cm2
c) Lebih dari 1000 kg/cm2 Buah 15.000,- 10.500,-
3) Pressure Calibrator Buah 35.000,- 35.000,-
4) Pressure Recorder
a) Sampai dengan 100 kg/cm2 Buah 9.000,- 9.000,-
b) Lebih dari 100 kg/cm2 sampai dengan 100 Buah 15.000,- 15.000,-
kg/cm2
c) Lebih dari 1000 kg/cm2 Buah 22.500,- 12.500,-

32. PENCAP KARTU ( Printer/Recorder ) OTOMATIS 20.000,-

33. METER KADAR AIR


a. Untuk biji – bijian tidak mengandung minyak, setiap Buah 25.000,- 20.000,-
komoditi
b. Untuk biji – bijian mengandung minyak, kapas dan Buah 40.000,- 25.000,-
tekstill setiap komoditi
c. Untuk Kayu dan komoditi lain, setiap komoditi Buah 50.000,- 30.000,-
Selain UTTP tersebut pada angka 1 sampai dengan 33 Buah 25.000,- 20.000,-
atau benda/barang bukan UTTP, dihitung berdasarkan

17
TARIF
PENGUJIAN DAN
N SATUA PENGAWASAN
JENIS ALAT UTTP
O N TERA
TERA
ULANG
(Rp)
(Rp)
lamanya pengujian dengan minimum 2 jam setiap jam
bagian dari jam dihitung 1 jam

BIAYA PENELITIAN
Atau pertimbangan lainnya, yang sejenis tercantum pada jam 25.000.-
point A minimal 4

BIAYA TAMBAHAN
1. UTTP yang memiliki konstruksi tertentu yaitu:
A Timbangan Milisimal, Sentisimal, desimal, bobot Buah 100%
ingsut dan timbangan pegas yang kapasitasnya sama dari
dengan atau lebih 4 kg tercantu
m pada
huruf A
B Timbangan cepat pengisi (curah) dan timbangan Buah 150%
pencampuran untuk semua kapasitas dari
tercantu
m pada
huruf A
C Timbangan elektronik untuk semua kapasitas Buah 200%
dari
tercantu
m pada
huruf A
2. UTTP yang memerlukan pengujian tertentu, disamping Buah 100%
pengujian yang biasa dilakukan terhadap UTTP tersebut dari
tercantu
m pada
huruf A
3 UTTP yang ditanam Buah 10% dari
tercantu
m pada
huruf A
4 UTTP yang mempunyai sifat dan konstruksi khusus Buah 25% dari
tercantu
m pada
huruf A
5 UTTP termasuk anak timbangan yang tidak ditanam Buah 50% dari
terkumpul dalam suatu tempat tercantu
m pada
huruf A
6 UTTP termasuk anak timbangan yang akan ditanam tetapi Buah 50% dari
terdapat ditempat UTTP yang mempunyai sifat dan atau tercantu
konstruksi khusus m pada
huruf A
BIAYA PENGUJIAN BDKT
Biaya Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus Unit 20.000,-
(BDKT)
UTTP TERTENTU YANG DIKENAKAN BIAYA
TERA/TERA ULANG BATAL
1. Meter alur listrik Unit Tarif
retribusi
2. Meter arus kerja Unit tera/tera
3. Pompa ukur BBM Unit ulang

18
TARIF
PENGUJIAN DAN
N SATUA PENGAWASAN
JENIS ALAT UTTP
O N TERA
TERA
ULANG
(Rp)
(Rp)
4. Mater air Unit dihitung
berdasarkan
5. Kwh Meter Unit point A dan
6. Meter prover Unit point C
7. Meter gas Unit
8. Bejana ukur Unit
9. Tangki ukur mobil Unit
10 Tangki ukur wagon Unit
11 Tangki ukur tongkang Unit
12 Meter taksi Unit
13 Timbangan ban berjalan Unit
14 Timbangan jembatan Unit
15 Timbangan AMP Unit
16 Timbangan batching plant Unit

BUPATI MAMUJU’

ttd

H. HABSI WAHID

19

Anda mungkin juga menyukai