Anda di halaman 1dari 16

BUPATI TANAH BUMBU

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU


NOMOR 3 TAHUN 2014

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU,

Menimbang : a. bahwa retribusi pemakaian kekayaan daerah merupakan


salah satu sumber pendapatan asli daerah guna
membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan
kemandirian daerah;
b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pemerintah Daerah dapat memungut retribusi atas
pemakaian kekayaan daerah, dengan tarif retribusi
didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang layak;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor
3209);
2. Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten
Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4265);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor
4438);
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor
5049);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik
Indonesia Nomor 5234);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negaa
Republik Indonesia Nomor 4575);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan keuangan daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negaa Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negaa Republik Indonesia Nomor 4593);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negaa Republik Indonesia Nomor 4609)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negaa Republik Indonesia Nomor 4855);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata
Cara pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Pemerintah Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 4
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi
Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah
Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 20);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 15
Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun
2009 Nomor 15);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU
dan
BUPATI TANAH BUMBU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN


KEKAYAAN DAERAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Tanah Bumbu.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah
sebagai Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Tanah Bumbu.
4. Dinas adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Bumbu.
5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi persero
terbatas, persero komanditer, persero lainnya, badan usaha
Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun,
persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan
atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk
usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.
6. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
7. Pemanfaatan barang milik daerah adalah pendayagunaan
barang milik Negara/Daerah yang tidak dipergunakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya lembaga/satuan kerja
perangkat daerah, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama
pemanfaatan dan bangun serah guna/bangun guna serah
dengan tidak mengubah status kepemilikan.
8. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
9. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan
pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau
kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan.
10. Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena
pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
11. Kekayaan Daerah adalah semua barang milik daerah baik yang
bergerak maupun tidak bergerak berupa tanah,
gedung/bangunan termasuk rumah dinas, alat/perlengkapan,
dan barang daerah lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam
bentuk sewa, kerja sama pemanfaatan, bangun guna serah dan
bangun serah guna
12. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kenderaan di
ruang lalu lintas jalan.
13. Kendaraan adalah suatu sarana angkut dijalan yang terdiri atas
kenderaan bermotor dan kenderaan tidak bermotor
14. Mobil bus adalah setiap kenderaan bermotor yang diengkapi
lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat
duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan
pengangkutan bagasi.
15. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah
yang ditentukan yang ditentukan oleh Bupati untuk
menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran daerah.
16. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
Peraturan Perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran Rertribusi termasuk pemungut atau
pemotong retribusi tertentu.
17. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi wajib retribusi untuk melakukan pembayaran
atau setoran retribusi yang terutang.
18. Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah yang dapat disingkat
SKRD, adalah surat keputusan yang menentukan besarnya
jumlah retribusi yang terutang.
19. Surat Ketetapan retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
dapat disingkat SKRDLB, adalah surat keputusan yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusinya lebih
dari pada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya
terutang.
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang
selanjutnya disingkat SKRDKB adalah Surat Keputusan yang
menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang, jumlah
kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok
retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih
harus dibayar.
21. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan
atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.
22. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas
keberatan terhadap SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh wajib
retribusi.
23. Pemeriksaan adalah serangkaian untuk mencari,
mengumpulkan dan mengelola data dan atau keterangan
lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan
kewajiban retribusi daerah berdasarkan peraturan perUndang-
Undangan daerah.
24. Penyelidikan Tindak Pidana dibidang retribusi daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
tenang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang terjadi
serta menemukan tersangkanya.
25. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi
wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan
penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah.

BAB II
NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN RETRIBUSI

Pasal 2

(1) Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut


retribusi atas pemakaian barang milik daerah/kekayaan daerah
(2) Objek retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah pemakaian
kekayaan daerah.
(3) Dikecualikan dari pengertian pelayanan pemakaian kekayaan
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penggunaan
tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut.
(4) Subjek retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah orang
pribadi atau badan yang memanfaatkan/memakai barang milik
daerah/kekayaan daerah.
(5) Wajib retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah orang pribadi
atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi pemakaian kekayaan daerah, termasuk pemungut atau
pemotong retribusi pemakaian kekayaan daerah.
(6) Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten
Tanah Bumbu tidak dikenakan Retribusi Pemakaian kekayaan
Daerah.

BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 3

Retribusi pemakaian kekayaan daerah digolongkan sebagai retribusi


jasa usaha

BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 4

(1) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dihitung berdasarkan lama


pengguna jasa yaitu :
a. untuk barang bergerak, berdasarkan jangka waktu pemakaian
dengan batas waktu jam, hari, minggu, bulan atau tahun;
b. untuk barang tidak bergerak berdasarkan klasifikasi, fungsi
dan lokasi serta jangka waktu pemakaian dengan batas waktu,
jumlah kali pemakaian jam harian, mingguan, bulanan dan
tahunan.

(2) Pemungutan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ditetapkan


berdasarkan prinsip komersial

BAB V
PRINSIP DAN BESARNYA TARIF

Pasal 5

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi


Pemakaian Kekayaan Daerah didasarkan pada tujuan untuk
memperoleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha
tersebut dilakukan secara efesien dan berorientasi pada harga
pasar g Penetapan besarnya Tarif Retribusi ditentukan menurut
jenis dan ruang lingkup retribusi jasa usaha dengan
memperhatikan tingkat/derajat jasa yang diberikan dan
berorientasi pada harga pasar.
Pasal 6

(1) Besarnya tarif retribusi pemakaian kekayaan daerah untuk barang


bergerak dan barang tidak bergerak adalah sebagaimana
tercantum pada Lampiran Peraturan Daerah ini.

(2) Terhadap pemakaian barang bergerak sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), Sopir, Operator
ditanggung oleh pemakai/penyewa.

(3) Satuan Kerja Perangkat Daerah pemerintah kabupaten Tanah


Bumbu yang menggunakan gedung pertemuan tidak dikenakan
retribusi pemakaian kekayaan daerah.

Pasal 7

Bilamana masih terdapat aset Pemerintah daerah yang belum


menjadi bagian yang ada dalam Peraturan Daerah ini akan diatur
tersendiri dalam Peraturan Bupati dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) baik dalam pengelolaannya
maupun penetapan tarifnya.

BAB VI
MASA RETRIBUSI

Pasal 8

Masa retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah dalam jangka


waktu tertentu yang lamanya ditetapkan dalam perjanjian dan
kesepakatan sewa menyewa

BAB VII
KEWENANGAN PEMUNGUTAN

Pasal 9

(1) Kewenangan untuk melaksanakan pemungutan retribusi


sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah pengguna barang terkait
(2) Semua hasil penerimaan dari pemungutan retribusi
sebagaimana dimaksud disetorkan ke Kas Daerah dan
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 10
Retribusi yang terutang dipungut di daerah.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 11
(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan .
(3) Pelaksanaan teknis pemungutan sepenuhnya dilakukan oleh
Dinas.

BAB X
SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 12

Saat retribusi terutang adalah pada saat dibebankannya Ketetapan


Retribusi Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XI
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN

Pasal 13

(1) Pembayaran Retribusi Daerah dilakukan di Kas Daerah atau


ditempat yang ditunjuk sesuai dengan waktu yng ditentukan
dengan menggunakan Ketetapan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan antara lain dalam bentuk kwitansi atau bukti
pembayaran sah yang lainnya.
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk,
maka hasil penerimaan Retribusi Daerah harus disetor ke Kas
Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Apabila pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat waktu
yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) dengan menerbitkan SKRD.

Pasal 14

(1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai / lunas.


(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberi izin kepada
Wajib Retribusi untuk mengangsur Retribusi terutang dalam
jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(3) Tata Cara Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Pasal ini ditetapkan oleh Bupati.
(4) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat mengizinkan Wajib
Retribusi untuk menunda pembayaran retribusi sampai batas
waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 15

(1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


Peraturan Daerah ini diberikan tanda bukti pembayaran.
(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaaan.
(3) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku, dan tanda bukti pembayaran
Retribusi ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 16

(1) Pengeluaran Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis


sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi
dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo
pembayaran.
(2) Dalam Jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat
teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib Retribusi
harus melunasi Retribusinya yang terutang.
(3) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan
oleh Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 17

Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan


penagihan Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XII
TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN,
DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 18

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan,dan


pembebasan Retribusi.
(2) Tata Cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan
Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XIII
KADALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 19
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa
setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat
terutangnya Retribusi, kecuali jika wajib Retribusi melakukan
tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tertangguh jika :
a. diterbitkan Surat Teguran; dan atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik
langsung maupun tidak Langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak
tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan
kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi
dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan
permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan
permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi

Pasal 20
(1) Piutang Pajak dan/atau Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi
karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa
dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak
dan/atau Retribusi Kabupaten yang sudah kedaluwarsa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang pajak dan/atau retribusi yang
sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIV
SANKSI ADMINISTRASI DAN PEMERIKSAAN

Pasal 21

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari besarnya Retribusi yang
terutang, atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan
STRD.

Pasal 22

(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji


kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka
melaksanakan peraturan perundang-undangan retribusi
(2) Wajib retribusi yang diperiksa wajib :
a. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang
berhubungan dengan objek retribusi yang terutang;
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna
kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. Memberikan keterangan yang diperlukan
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan retribusi
diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XV
KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 23

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah


Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara
Pidana yang berlaku.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:


a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan
atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang
Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih
lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai
orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang
dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-
dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang
Retribusi;
e. melakukan penggeledahahan untuk mendapatkan bahan
bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain,
serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan
sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
Retribusi;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan;dan
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi menurut
hukum yang bertanggung jawab.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan


dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA

Pasal 24
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga
merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling
lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali
jumlah Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
merupakan penerimaan negara.

BAB XVII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 25
(1) Pembinaan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan
oleh Bupati
(2) Pengendalian dan Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan
Daerah ini dilakukan oleh Wakil Bupati, Inspektorat, Kepala
Satuan Polisi Pamong Praja dan Bagian Hukum Sekretariat
Daerah

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

Ditetapkan di Batulicin
pada tanggal 30 Januari 2015
BUPATI TANAH BUMBU,

ttd
MARDANI H. MAMING

Diundangkan di Batulicin
pada tanggal 30 Januari 2015
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU,

ttd
SAID AKHMAD
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2014 NOMOR 3

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU,


PROVINSI KALIMANTAN SELATAN : (113/2014)
LAMPIRAN ii PERATURAN DAERAH
KABUPATEN TANAH BUTVIBU
NOMOR :
A!CUUHL I
-Af,IAA
I "

KIMIA !-INGKUNGAN

iasa Biaya I ant


Jenis Perneriksaan Satuar: Pelayanan Sarana + Bahan Pemeriksaan
{ Rp.) ( Rp.) ( Rp.l
a
J J
l
A.! $mrP ft=.,lEe
1l Bau Per pemenksaan " R-tn I 7.000 10.000
11 Eae=. Dr-. naryrar,l ,::ar' a n',{1 I -r$.{!!
I
-:l tirihlr Pei pemeriksaan 3 '-rcO I 10.000
AA EAA
\fuarne Per pemeriksaan 7r50 I 18 55C
^ - ^- 5 ',lll
2l i.-;'i;arla antar listri k
DH h Per peiteriksaair
L-, a'la,
!

i
1 22 AAA

el
TSiSiZai iei-siispersl
tl TDS/Zat paCat terlarut
ql iie!1,.i;ian
Pei- Lremerik.saai
Per pemeriksaan ;;;
?lt,
9
I
i
25.AAA
zi
34.000
JJ, UUU
Pel rremertksaan I
UU
1f I i;.a. atqa A q. fl.n41
al il-r llrr.a<ivca+r. ^1^

,u-ng"n Per Pemeriksaan 15.ooo 5C.000 65.000


I
reI
ril a;r : Pel Per,:ei'iksaai r., - iLr i]3 UUU
A( nnrl
E

,^ l Pei'lerneiiksaan " r r.r.t I


3U LtLlU
tt I ill-,r r;a,
.i5
.- i ?^-i^^^
I trr1ruogo Pe;'Pemeriksaan !J0 i 50 000 65.000
i; +e Per Femeri!.saan n"...
l-'uru I 50 c00 A6 nnn
I Crori. ,--
i
;:L-!l^^,- E

75 i,,10 00.000
ls l Fe;" Ferrertksaai': I
1

Ii .^
iui ID rl e:. , -: I
=,iri:,ilr--::
l"-t Per Penrerikeaan la aTr i i t\t) lu _ Oi], UUU
.: I^l
I l;
i
I -,J ljj Fer' PEi:ei'iksaa;:
ir^^^^^i,,- 15 coo 50 000 AE NNN
I rs i!,ld'-., rtrDrur;i Per Pemeriksaan I
I
(,.-:--, Per Pemeriksaan ,"""-|
.-.- ,.
-,n
i a, t-\t- a 50 000
Pei'Pcrneri'rlsaan rEn
ta.iJU I
s0 000 n4 nnn
l-;11 3()a I

I ttt Fenol Per Pemerii<saan 35 000 48.500


[.. I .n^, n-.., ^-li.-.--."-
ii =: - Ei' '=: ii\sd=i:
t::??
4r _!i_j!
i
i
4E d^n
! -i i
r". nn,^, 7a ,icO 100 000
I zolrl.l,l tl t] l, Per- Ferneiiksaan I
t-.j I-n
l^ -""""i
lzsi Sta r-r .: ir' lPe r Herfie:lKSaail
i_
15 C00
q ,^,na.
|
I

lroi - iar .. '


t ^- i
iHe, P?n-i'{s;aa
)
r
irl. I ,.,\)
fa
!

i :,i aa. o3. uu-il


3ai-t',rr-;t ii:ei-Feri-er <saair |

I
.,, n"n ?< nnn
l;Li Flo u rid a iPei' Pemeriksaan
1n a-rn
I 47.000
65.000
l:tl f;actil ,|r rsaan 5C 0ur0
i

l;:-rir-qr iU L,L,!
i ij ; : r-,cu ;'.-l
-
ar -j-<ua
l_ at nnn 47.004
atriu lPer PemeflKsaan l:
l:il
i-n
!'rl
??: I
47.ACIA
i
'li! dl
lP--i i,eme i':h:=aan
t-^ i.r li-ll
I

ll-'ei l-enierik)rei 11 ann .it uur- 47.400


!ri i
1 i n^rn 411 nnn 65.000
134 Perak lPer Pemeriksaan
135
I

p! lPe , Perrrerrksaan 5 610 't5 4AA 22.404


lrn S.rliat iF rr Pe,.,el,nsaan t1) -)- 35 rl00 47 AAA
l^: J:iiit
t-
Ii-er -e;li-ei
In]dJii i2 oio 4i .UUU

i;; i3
iDOiO<s ger iei'larut lPe i Perrerrirsaan
t_-
? 1 nnar

65 CiC
JU.UUU
80 000
lsg r
T,_r a'
J!, l-=
T_
ai-,4 ' ir 1?2n i
'i
i-ru!-

lqo lirlin'yakiler ak lPe i' Pemerihsaan


i_
IIT n. lBcrcn I
I
Per Per't-rir iS2:n !5 I -1L n-l ?;!-i 5U,5UL,
lat Iti,tei IFe' F.i-i-:r : :;al
t_ qn nnn
65 000
la:
t.. Kooal lHet' i-irneiii.sa3i
l-.
15 0J0 65.000
I
it - i.. - -. 5 . ;. ,iri. Fu,ia'.-rii i; 4taj
I**
I AE
I

oiqa; t
i
iHer F-erner i-.3-;i O OiJU :8 00c JI+ OUU
t--al
i

Pemeriksaan 12.*;iA -ic 000 42.AAA


lou lAmoniai. lFer
t* 47 000
lat ln r -.-*^r
Il!- iJLd. ltrer 7ei'iei'lKSa6a, 35 C00
'llr Lfifl 44 c}a
lFoima in iPer Fei,rer,(saai- 13 2JC
loe l_ 40.000
Iag !cul.i* !Per Pemei'rKSaan 12.0t0 Z5 UUU
t^, !_
:Her F',.;meriKteen i a :14 30 8C0 44 0AA
ipnosp.,cl
lrq
i3'r
I
i )ri..:3i.-l;ji
I-
r
i E: -i;il'iaiii<Saail i f ;ari--- 3* 2uu 5e t00
snn
lsz
t-^ iSakarin
EPer Pemeriksaan
t_ FreiruflKSae-t
tJ-LNV
"n
44.AAA
t35 t-- -._... i:-:i 1; :,10 J',-r 44 AAA
t=t:4.\
E_
=!u
lsa lD+:eroer '') t
I
.- iPai l"€rr:ifii(Szzn if rlltLl 35 ree 50.000
t_ ,n nnn
iss i-^.^, i,,_^,
I rurdr nrnd r
lHer r emerrKSaan
A 111n 14 000
! I:r Penrer lsaan
lso lq .r at r) nlil 28.40C 40 000
:_ A rrin 'j 4 ,_1,,10
lA:0lI-- l'-at leltel)<saa.t
lz, t-
I 'rri 1 )i +=' 2-- ) r,-;-;.2^
t_
I "er l-:ner KS53i-i
-l 1 -)-:'i 44.AAA
t--' t_
t;; t-.-,---
i:r ..,- l-?- -ar =- -=:t=" '-, !--,
'f,
Jil! ?n nnn
Jasa Biaya Tarif
No Jenis Pemeriksaan Satuan Pelayanan Sarana + Bahan Pemeriksaan
(Rp.l {Rp.} {Rp.l
I
a
L J 4 5 6

B. FiqLkaAir
4
Kecepatan arus Pe i" pemei'iksaan 9 000 2i 000 30 000
a tir'.cu4ic!ildti
^;.-l-^^^ Per" pen:+riksaait 20 CCO
1A .l.ln 20 Occ
3 Pasang surut Pei-pemeiiksaan 6 CCC

Gelombang Pei'pemeriksaan 6.00c 14 000 20 000


a l:, ' ,;,,rr::: i;*-.r,

a Sedimen Per scirie rtksaaii I 010 ) r nnrl 30 000

Festisida Kuaiitatif
i^^
rcr/ r dr.;t Z iU,UUU 300 000
lGol. t_)rgano hosial
-^-/ Tdf,Ul
-crl -,^1.^+ 90 000 2flll flfli'r
iGoi Oroano 1'.lorin
i!rL-r, t\il li4tlt4l =1i,1 Paket 2'ra 0il0 iuu.'-,r-ru
-i=.iro*urir"n fe r-r'Far.ei JJU, UUU
ieoi
t^ Per/ Paket 90 000 210 0c0 3C0 0c0
lGo Feslis ca Laln
i

I Udara Anr bienltlts lEmisi


jPer Pen,eriksaan ?{ rlOO 215 AAA
itotat Srrpendeds Partical (debu) 24 1am
i nC nfio 125 000
(Cebu) '1 iam - lPer Pemerli(saafrl ZJ UL]I.]
lTotal Susoendeds Parttcai t_
ln^- r,,,r^+ ,-[r 4A\
li-d, trfttrldi \rrvr rul i :- -l- 3f
ri-rE r-t KSa6 i 35 001'i 215 0{i0 250 CiC
i,-^-,^*^,
qlta--ddrr 35 it00 I i :. i.,uu
iPantn.r ar t?it"i 2 5) l"-r --
,n
i
t_ .tnn 55 000 170 0c0
lPer Pemeriksaan
lParlrKulat emtst
- 1
t^ r , l la ri5 000 f
lla':on mcnoksida iCo) i ie i- -e fai ei'i i(:-a a I 5 00t-l
!
E ;: t;,;:;,-,1. q; -: l 1 a' i,i,lj .i5 CLla
i-;aaa,, art(SiUa r'-uri r_"_--l'"*-
I

lPei PemenKsaan Q}aa 60 00c 7) !^,irfi


lSutlur moncksida iSOl t_ -r ili^ia 77
lSu iur dio,,sida ;SJ ) !Hei -ernelil('r;irn
1 if .J, UUU AAA
t^ lPor f-1-'11rii,.;=n 12 ,-t"ael 6! Q,1,1
lt )7ar:,4_)<l c3n i t__r:
i_.
luksrgen (ur)
)
i

lPer Pemeriksaan fi aa} hU, UUU


. lt iiiti
i aoa
!L;:i i.:iTa-lri.at:i 72 000
llt r':g.n ,".::oksida INO)
12 CCr--r
i
i--: pam:ril-,c::n i2 60 t00 72
it l :'ogen : coksida (l'jo:, ca{)
lL
CAA
;--
lHydrocaroon 'LrC, THC Cr-l<; i I
I
iei- Pe.rn eii l-.saait Q
.i2 000
ACA 6C OCO 72 A0A

i;c:ai Hy,d-ccaroon :-'/4!:: I lPe'


i
Peni-.rt<saan 611 flOir 72 A0A
H:S !ler Peme:ii,saan 12 CCO e0 c00 72 0AA
ir-liCrocensulfiCa ( r

l') i^ialfl ;- flr)ar


iAmorrra (i\ri. r
iPer Perncrit<saari
t- I
An nnrl 71 f\fr^\
lr lrQ kln rrn il ll i
lPet Pemeriksaan I1.t,.)u\)
r [jerner-r ].,saan 000 An nnr, 7' r)nn
iliOrogen klorida (HCI)
,12
iulug=rri iuilud il'i /
t--__-_,._-
I F

ii- trr a'=r


t-
jsi ij'..s+sr
r r
,'.' UUU

!Per Pem;rtksaar' a I -an 121.O00


Logam-logam dalam debu I
relilel-1KSa'3 20 c00 21 fiCt(t
Laju altr lrtl' ,

t, !i.--ef Pernei-rksaal 12 OAA 2A OAO 32 000


t^ '..erte rrLl5aat 18 000 45 000 A? a-rfilr
Kebisrnga n (sd b) lPr",
ll:t r r= n lr'- a=: il-i
rP rli,n 43 Lr_' G? ni^rn
":-:ar .-,

i*
l?af - 2k.?l ?i nnn 77.044 110 000
Arah Angin, Kecepatair Angtn,
SL-rhL; uCata dan Kelembaban
24.A40 tra nT,r\ 6U UUU
Emisi kendaraan bermotor,;r Per Pemeriksaan
LAFTPIRA N iil : P=RATURAN DA=RAH
KABUPATEN TANAH BUMBU
i{oMoR :

tiiri^Al .
i L ,
-!rlug,i

MIKROBIOLOGI / TOKSIKOLOGI

Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan 50 820 72.A00


I Coliform +",'
Z Coii-iiqe Feiitetiksa=i:i z t.iau ';:i.6Zii i-2.'LiiTj
2 plate count (TPC) Pemeriksaan 21.780 50.820 72 640
Pemeriksaan 50 820 72 6CA
4
Penreriksaan 5A.824 72.604
5
Pemeriksaan 50.820 l l.ouu
6

Anda mungkin juga menyukai