Anda di halaman 1dari 28

SISTEM KENDALI NUTRISI PADA TANAMAN HIDROPONIK

(Makalah Mata Kuliah Sistem Kendali)

Oleh

Dendi Rosandi 1817041051


Dimas Hartadi 1817041079

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
PENDAHULUAN

Teknologi semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun, salah satunya dapat
terlihat pada dunia pertanian. Perkembangan tersebut mengakibatkan lahan
bercocok tanam semakin berkurang, terkhusus pada daerah sekitar perkotaan.
Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, membuat kebutuhan akan
pangan juga meningkat. Sehingga ada beberapa inovasi yang muncul untuk
menambah produktivitas tanaman. Hidroponik merupakan salah satu inovasi yang
cukup familiar dilingkungan masyarakat. Pengertian hidroponik sendiri yakni
media bercocok tanam yang menggunakan air dan tanpa menggunakan tanah.
Dengan metode hidroponik, kita dapat memanfaatkan lahan sempit yang berada di
sekitar kita, sangat cocok untuk mereka yang tinggal di daerah perkotaan.

Salah satu hal yang paling penting dalam proses hidroponik agar tumbuhan
tumbuh dengan baik adalah dengan pemberian nutrisi. Nutrisi dibutuhkan agar
tumbuhan dapat tumbuh dengan baik. Dengan memperhatikan waktu dari nutrisi
yang akan ditambahkan ke dalam tanaman, itu akan membuat hasil panen lebih
maksimal.

Dari penelitian sebelumnya yang dibuat oleh Nadia Al Karina dalam jurnal yang
berjudul “Perancangan Sistem Alir Larutan Nutrisi Otomatis pada Tanaman
Hidroponik dengan Mikrokontroler Arduino Uno Berbasis Android” penelitian ini
membuat sebuah alat alir larutan nutrisi ke tanaman hidroponik secara otomatis
menggunakan mikrokontroler Arduino Uno yang dapat mengalirkan larutan
nutrisi secara otomatis dengan logika if else serta mengirimkan data berupa
ketinggian larutan dan suhu sekitar tanaman ke smart phone android yang
terhubung. Penelitian lainnya oleh Muhammad Ikhlas, Sony Sumaryo, Estananto
yang berjudul “Perancangan Kendali Nutrisi pada Hidroponik NFT dengan
Metode PID” dalam penelitian ini menggunakan sensor EC untuk mengukur nu-
trisi yang terkandung dalam air dan mengalirkan air ke bak penampungan dengan
menggunakan metode PID.

Dari penelitian diatas, maka pada judul yang saya ajukan ini adalah saya akan
membuatnya dengan menggunakan ESP8266 karena ESP8266 ini merupakan
modul wifi dimana modul wifi ini berfungsi untuk berkomunikasi melalui jarin-
gan internet yang sama. Dan hasil output dari penelitian ini berupa nilai dari
cairan nutrisi yang di dapat melalui sensor TDS EC Meter dan TDS Meter,
kemudian akan di tampilkan melalui layar handphone Android atau komputer
yang dikirim menggunakan ESP8266.

LANDASAN TEORI

2.1. Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan salah satu dari bagian sistem komputer yang


mempunyai bentuk lebih kecil dibandingkan dengan komputer pribadi serta
dibangun berdasarkan elemen-elemen dasar yang sama. Sederhananya adalah
dengan menggunakan mikrokontroler, user dapat melihat output berdasarkan apa
yang diinput dan program apa yang dikerjakan.
Mikrokontroler dapat diprogram secara berulang kali karena mikrokontroler
merupakan IC (Integrated Circuit) single chip yang didalamnya terkandung RAM
(Random Access Memory), ROM (Read Only Memory), microprosessor, dan
piranti I/O (Input/Output) yang saling terkoneksi. Dibawah ini merupakan gambar
dari blok diagram yang terdapat pada mikrokontroler yang dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 2.1. Diagram Mikrokontroler (Atmel Official Website)

Dalam sistem terkomputerisasi ada bagian terpenting yakni sebuah program. Jadi
dapat dikatakan bahwa mikrokontroler ini memiliki input dan output serta kendali
program yang dapat dihapus atau ditulis secara khusus. Secaraumum dapat disebut
sebagai “pengendali kecil” maksudnya adalah sebuah sistem yang memerlukan
komponen pendukung untuk dapat direduksi atau diperkecil sehingga dapat
dikendalikan.

2.2. Manfaat Mikrokontroler

Salah satu kit mikrokontroler berbasis ATmega328 adalah arduino uno. Untuk
menjalankannya cukup dengan sambungkan power supply atau kabel USB ke PC,
maka Arduino Uno sudah siap untuk di program lebih lanjut. Beberapa hal yang
dimiliki Arduino Uno yakni 14 pin digital input dan output, ICSP header, 6
analog input, koneksi USB, sebuah resonator keramik 16MHz, sebuah tombol
reset, dan colokan power input.

Mikrokontroler sering dijumpai di sekeliling kita seperti televisi, handphone,


DVD, MP3 player, AC dan lain-lain. Mikrokontroler digunakan untuk
pengendalian robot mainan ataupun robot industri. Mikrokontroler juga digunakan
dalam produk atau alat yang dapat dikendalikan secara otomatis seperti pada
mesin sistem kantor, remote control, sistem kontrol mesin, peralatan rumah
tangga, dan alat berat. Dengan penggunaan mikrokontroler ini, maka :

1. Sistem elektronika menjadi lebih ringkas.


2. Perangkat lunak mudah dimodifikasi karena rancangan sistem elektronik
yang lebih cepat dari sistem.
3. Gangguan pada sistem dapat dengan mudah ditelusuri.

Namun demikian, tidak sepenuhnya mikrokontroler dapat mereduksi komponen,


diperlukan komponen eksternal seperti sistem minimal yang dengan rangkaian
eksternal tersebut mikrokontroler dapat beroperasi. Sistem minimal yang
dimaksud adalah komponen lain atau rangkaian mikrokontroler untuk
menjalankan aplikasi.
2.3. Perkembangan Mikrokontroler

Pada tahun 1974, mikrokontroler untuk pertama kali diperkenalkan oleh Texas
Instrument dalam seri TMS 1000. Ini merupakan mikrokontroler 4 bit pertama.
Kemudian di 1971 muncul mikrokontroler berbentuk sebuah chip dan telah
dilengkapi dengan RAM dan ROM. Kemudian muncul mikrokontroler dari
keluarga MCS 48 di tahun 1976, dan menjadi populer dengan sebutan 8748 yang
merupakan mikrokontroler 8 bit.
Dipasar banyak beredar varian dari keluarga MCS51 (CISC) yakni mikrokontroler
8 bit yang dikeluarkan oleh Atmel dalam seri AT89Sxx, dan juga mikrokontroler
AVR dari mikrokontroler RISC dalam seri ATMEGA8535. Dengan
mikrokontroler tersebut, pengguna yang merupakan pemula sudah dapat membuat
sistem yang berguna untuk kebutuhan sehari-hari seperti radio frekuensi,
pengendali peralatan rumah tangga jarak jauh menggunakan remote control
televisi, membuat jam digital, termometer digital dan lain sebagainya.

2.4. Jenis-jenis Mikrokontroler

Terdapat 2 jenis mikrokontroler secara teknis. Pembagian ini berdasarkan


kompleksitas intruksi-intruksi yang diterapkan di mikrokontroler tersebut.
Pembagian itu terdiri dari RISC dan CISC.
RISC merupakan singkatan dari Reduced Instruction Set Computer yang artinya
memiliki fasilitas yang banyak tetapi intruksi yang terbatas. Sebaliknya CISC
adalah singkatan dari Complex Intrusction Set Computer, dimana intruksi yang
dimiliki lebih lengkap dan memiliki fasilitas yang cukup. Ada beberapa jenis
mikrokontroler yang umum digunakan yakni :

1. Keluarga MCS51
Mikrokontroler ini merupakan keluarga dari CISC dan sebagian besar intruksinya
dieksekusi dalam 12 siklus clock. Berdasarkan arsitekur Harvad, mikrokontroler
ini memiliki kemampuan pemrosesan boolean yakni operasi logika tingkatan bit
secara langsung dan efisien dalam register internal dan RAM. Oleh sebab itu,
MCS51 merupakan rancanganawal PLC (Programmable Logic Control).
2. AVR
AVR merupakan mikrokontroler RISC 8 bit dan merupakan singkatan dari
Mikrokontroler Alv and Vegard’s Risc processor. Mikrokontroler ini sering
digunakan dalam bidang instrumentasi dan elektronika.
3. PIC
PIC merupakan singkatan dari Programmable Interface Controller yang
berkembang menjadi Programmable Intelligent Computer. PIC dibuat oleh
Microchip yang merupakan keluarga mikrokontroler yang berarsitektur Harvard.
Di kalangan developer, PIC cukup populer karena ketersediaan dan
penggunaannya luas, biaya yang rendah, pemrograman melalui hubungan serial
pada komputer dan database aplikasi yang besar.
4. Arduino
Arduino memiliki chip mikrokontroler jenis AVR dari perusahaan Atmel, serta
arduino juga memiliki rangkaian elektronik yang open source.
5. ARM Cortex-M0
Advanced RISC Machine merupakan singkatan dari ARM. Memiliki arsitektur set
intruksi 32 bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan
oleh ARM Holdings.

2.5. Modul Relay

Modul relay merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk menjadi


pemutus arus atau menjadi saklar penghubung yang dikontrol menggunakan sinyal
listrik yang memiliki arus yang kecil. Prinsip kerja modul relay secara umum
adalah sama dengan kontraktor magnet yaitu berdasarkan kemagnetan yang
didapat dari kumparan coil yang telah diberikan arus listrik. Kumparan coil
merupakan sebuah komponen yang telah tersusun menjadi lilitan kawat. Saat
lilitan kawat tersebut mendapatkan energi listrik, maka akan terlihat gaya
elektromagnet yang menarik armature berpegas dan contract menutup.

2.6. Media Tanam Hidroponik

Hidroponik merupakan teknik penanaman menggunakan media tanah yang


penggunaannya dapat dilakukan pada lahan yang sempit, serta memiliki kuantitas
dan kualitas produk lebih tinggi dan bersih. Tetapi, sistem hidroponik
membutuhkan modal yang cukup besar.
Menurut Sutiyoso (2004), hidroponik memiliki beragam sistem antara lain sistem
substrat, Nutriet Film Technique (NFT), Floating Raft Hydroponic atau
Hidroponik Rakit Apung, kombinasi NFT-Rakit Apung, Aeoroponik dan
kombinasi Aeroponik-Rakit Apung. Sedangkan di Indonesia, ada beberapa model
dasar yang dikembangkan antara lain : Sistem sumbu (Wick System), Kultur air
(Water Culture), Pasang surut (Ebb and Flow), Irigasi tetes (Drips System), NFT
(Nutriet Film Technique), DFT (Deep Flow Technique), Rakit apung (Floating)
dan Kultur udara/kabut (Aeroponic).
Untuk kasus ini akan menggunakan sistem hidroponik dari DFT karena termasuk
sistem ini cukup banyak dilakukan. Pada sistem Hidroponik DFT ini, peletakan
akar tanaman pada lapisan air berkisar 4-6 cm. Keunggulan dari sistem ini adalah
tanaman tidak akan kering atau layu ketika sistem tidak bekerja karena pasokan
listrik mati, nutrisi selalu tersedia dalam jumlah yang cukup dan tidak selalu
membutuhkan listrik selama 24 jam.

2.7. Cairan Nutrisi

Agar tanaman dapat tubuh dengan baik dibutuhkan nutrisi untuk menghasilkan
zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan. Ada berbagai macam nutrisi yang dapat
digunakan, salah satunya adalah AB-Mix. Nutrisi yang terkandung pada AB-Mix
adalah nitrogen, phospor, kalium, kalsium dan mangan. Adapun manfaat dari AB-
Mix yang dibagi menjadi unsur hara mikro dan unsur hara makro. Pada unsur hara
makro bagi tanaman, AB memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Unsur nitrogen, agar proses pertumbuhan tanaman menjadi vegetatif.
2. Phospor, digunakan pada tanaman untuk proses pembentukan benih,
akar, buah dan bunga.
3. Kalium, pada tanaman berguna untuk karbohidrat dan pemenuhan air
dan ke seluruh bagian tanaman.
4. Magnesium, dibutuhkan pada tanaman ketika fotosintesis.
5. Kalsium, dibutuhkan untuk menjaga kekuatan pada dinding sel dan
proses pertumbuhan akar.
6. Sulfur, dibutuhkan untuk pembuatan protein.

Selain unsur diatas, ada unsur lain yakni unsur mikro, AB-Mix jugamengandung
unsur hara mikro yang gunanya adalah sebagai berikut :
1. Boron, berguna dalam perkembangan sel tanaman.
2. Zinc, berperan untuk mengaktifkan enzim tanaman saat fotosintesis.
3. Besi, digunakan dalam pembuatan protein dan juga proses fotosintesis.
4. Tembaga, berperan pada saat reproduksi tanaman dan fotosintesis.
5. Unsur Mo, dibutuhkan pada proses fiksasi nitrogen.
6. Klor, digunakan dalam proses fotosintesis.

Kepekaan sebuah nutrisi dilihat dari nilai PPM (Part Per Million) dan
penambahan atau peningkatan nutrisi tersebut berdasarkan umur tanaman,
semakin tua usia tanaman maka semakin tinggi pula nilai PPM yang dibutuhkan.
PPM merupakan satuan yang digunakan pada konsentrasi larutan atau kelimpahan
partikel yang sangat kecil. Pada penelitian ini akan menggunakan tanaman selada,
dimana nilai PPM dari selada adalah 560 - 840. Setiap tumbuhan seperti sayuran
daun memiliki nilai ppm yang berbeda-beda. Adapun terlampir pada Gambar 2.2
berikut ini.

Gambar 2.2. Gambar tabel PPM sayuran daun (sumber :hidroponikpedia.com)

2.8. Internet of Things

Internet of Things merupakan sebuah konsep dimana terdapat objek yang akan
mentransfer data melalui jaringan tanpa perlu interaksi antara manusia dengan
perangkat komputer. Menurut (Burange dan Misalkar, 2015) Internet of Things
(IOT) adalah struktur di mana objek, orang disediakan dengan identitas eksklusif
dan kemampuan untuk pindah data melalui jaringan tanpa memerlukan dua arah
antara manusia ke manusia yaitu sumber ke tujuan atau interaksi manusia ke
komputer. Untuk menghasilkan interaksi mesin tanpa campur tangan manusia
dibutuhkan argumentasi pemrograman, ini cara Internet of Things bekerja.
Manusia dalam Internet of Things bertugas untuk mengatur dan mengawas dari
mesin-mesin yang bekerja secara langsung.
Pada mulanya internet dikenal pada tahun 1989. Seorang peneliti bernama John
Romkey di tahun 1990 membuat sebuah perangkat pemanggang roti yang dapat
dijalankan melalui internet. Awal kepopuleran IoT muncul di tahun 1999 yakni
dengan ditemukannya sebuah mesin berbasis Radio Frequency Identification
(RFID). Sebuah perusahaan meluncurkan IPSO di tahun 2008 untuk memasarkan
IP dalam jaringan “Smart Object” yang bertujuan untuk mengaktifkan internet of
things itu sendiri. Dengan berkembangnya infrastruktur internet tersebut, akan ada
berbagai macam benda nyata yang dapat terkoneksi dengan internet, tidak hanya
komputer atau smartphone saja. Sebagai contohnya adalah mesin produksi, mobil,
benda nyata yang telah terhubung ke dalam jaringan lokal atau global, peralatan
yang dikenakan manusia (wearables).
Ada beberapa unsur yang membentuk Internet of Things yakni kecerdasan buatan,
konektivitas, sensor, dan pemakaian perangkat berukuran kecil. Pengendalian
otomatis atau nirkabel merupakan metode yang digunakan pada Internet of
Things. Pengimplementasian Internet of Things biasanya mengikuti keinginan
developer untuk mengembangkan aplikasi yang diciptakan si developer. Untuk
penelitian ini, penulis mengimplementasikan Internet of Things untuk mengontrol

nutrisi pada tanaman hidroponik menggunakan modul ESP8266. Dimana data


yang didapat dari sensor larutan nutrisi dikirimkan ke website menggunakan
modul ESP8266 dan saling terhubung menggunakan internet. Banyak manfaat
yang di dapat ketika menggunakan Internet of Things, salah satunya yakni
pekerjaan yangdilakukan menjadi cepat, mudah dan efisien.
Internet of things telah di terapkan ke berbagai macam bidang seperti pertanian,
energi, lingkungan, otomatisasi rumah, medis dan kesehatan, serta transportasi.
Internet of things akan meningkatkan perekonomian dan meningkatkan
kehidupan warga negara (Mário Campolargo, 2013). Internet of things memiliki
potensi untuk mengubah dunia seperti pernah dilakukan oleh internet, bahkan
mungkin lebih baik (Ashton, 2009).

2.9. ESP8266

ESP8266 adalah sebuah modul wifi yang membuat koneksi TCP/IP dan berguna
sebagai perangkat tambahan dalam mikrokontroler. Modul wifi ini memiliki tiga
mode wifi yaitu Station, Access Point dan Both (Keduanya) serta membutuhkan
daya sekitar 3.3 Volt. Modul wifi ini dapat dijalankan sendiri tanpa menggunakan
mikrokontroler apapun karena sudah memiliki perlengkapan layaknya
mikrokontroler yakni ada prosesor, GPIO yangjumlah pinnya tergantung dari jenis
ESP8266 dan juga memiliki memori..
Untuk pemrogramannya sendiri, kita dapat menggunakan putty sebagai terminal
control untuk AT Command dan ESPlorer untuk Firmware berbasis NodeMCU.
Selain itu, bisa juga memprogram perangkat ini dengan menggunakan Arduino
IDE dengan menambahkan library modul ESP8266 di board manager. Ada juga
beberapa macam jenis ESP8266 yang terdiri dari :
1. ESP8266 Module Series
Pada bagian ini, ada berbagai macam model mulai dari esp-01 sampai esp-14. Pada
semua seri tersebut tidak ada tambahan board dan hanya dilengkapi modul saja,
oleh sebab itu boardnya harus dibuat sendiri.
2. Wemos
Pada bagian ini terdapat perbedaan dari perangkat ESP8266 di series sebelumnya
yakni di wemos sudah terdapat board. Perangkat ini juga telah embeded dengan
board dan usb uart, jadi tidak terlalu sulit dalam memasangkan board dan
menyediakan usb loader untuk upload program pada perangkat ESP8266 tersebut.

3. NodeMCU
Keistimewaan dari NodeMCU ini adalah perangkat yang lebih detail dari wemos
dan board yang digunakan lebih nyaman. ESP yang terpasang pada perangkat ini
menggunakan ESP-12E. Dan untuk penelitian ini penulis menggunakan
NodeMCU.
4. ESPDuino
Bentuk ESPDuino jika dilihat sekilas akan terlihat mirip dengan ardunio. Akan
tetapi, perangkat ini hanya memiliki board desain yang mirip dengan perangkat
arduino, meski begitu perangkat ini tetap original ESP8266 tanpa ada chip
tambahan dari arduino uno. Dan secara fungsi, perangkat ini memiliki fungsi yang
sama dengan wemos dan NodeMCU.
Spesifikasi ESP8266 :

Tegangan : 3.3V
Konsumsi Arus : 10uA - 170mA
Flash Memory : 16MB max (512K normal)
Prosesor : Tensilica L106 32 bit
Kecepatan Prosesor : 32K + 80K
GPIOs (General Purpose : 17 (dapat berlipat ganda dengan
Input/Output) fungsi lain)
Analog ke Digital : 1 input dengan 1024 langkah (10bit)
resolusi
802.11 support : b/g/n/d/e/i/k/r
Koneksi maksimum TCP : 5

2.10. Sejarah NodeMCU

NodeMCU merupakan platform Internet of Things yang open source. Pada


penelitian ini akan menggunakan ESP8266 yang merupakan bagian dari
NodeMCU. Secara umum, istilah NodeMCU sebenarnya mengacu pada firmware
yang digunakan dari pada perangkat keras development kit. Yang terdiri dari
perangkat keras berupa System On Chip ESP8266 dari ESP8266 buatan Espressif
System, juga firmware yang digunakan, yang menggunakan bahasa pemrograman
scripting Lua.
Board arduino-nya ESP8266 dapat dianalogikan sebagai NodeMCU. Terdapat
sebuah board yang memiliki berbagai fitur seperti mikrokontroler dan akses
terhadap WiFi serta chip komunikasi USB ke serial. Dengan kabel charging atau
kabel data USB, kita sudah dapat melakukan pemrograman.
30 Desember 2019 meru pakan sejarah lahirnya NodeMCU bertepatan dengan
munculnya ESP8266. ESP8266 merupakan SoC WiFi yang terintegrasi dengan
prosesor tensilica mulai diproduksi oleh Espressif System selaku pembuat
ESP8266. Pada 13 Oktober 2014 Hong meng- commit file pertama nodemcu-
firmware ke Github. Dua bulan kemudian project tersebut dikembangkan ke
platform perangkat keras ketika Huang R meng-commit file dari board ESP8266,
yang diberi nama devkit v.0.9.
Karena jantung NodeMCU adalah ESP8266 (khususnya seri ESP-12, termasuk
ESP-12E) maka fitur-fitur yang dimiliki NodeMCU akan kurang lebih sama
dengan ESP-12 (juga ESP-12E untuk NodeMCU v.2 dan v.3). Beberapa fitur
tersebut antara lain :
1. 10 Port GPIO dari D0 - D10

2. Funsionalitas PWM

3. Antarmuka I2C dan SPI

4. Antarmuka 1 Wire

5. ADC
Gambar 2.3. Posisi pin-pin dari ESP-12E

Gambar berikut menjelaskan fungsi pin yang terdapat pada ESP-12E

1. RST : Berfungsi mereset modul


2. ADC : Analog digital converter dengan rentang tegangan masukan 0-1v,
dengan skup nilaidigital 0-1024
3. EN : chip enable, active high
4. IO16 : GPIO16, untuk membangung chipset dari mode
deep sleep
5. IO14 : GPIO14; HSPI_CLK
6. IO12 : GPIO12; HSPI_MISO
7. IOI3 : GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS
8. VCC : Catu daya 3.3V (VDD)
9. CS0 : Chip selection
10. MISO : Slave output, main input
11. IO9 : GPIO9
12. IO10 : GPIO10
13. GND : Ground
14. RXD : UART0_RXD; GPIO3
15. TXD : UART0_TXD; GPIO1

Adapun beberapa versi NodeMCU sebagai berikut :

1. Generasi pertama/board v.0.9 (biasa disebut V1)


Berdimensi 47mm x 31mm dan memiliki inti ESP-12 dengan flash memory
berukuran 4MB. Berikut pinout dari board v.0.9.
Gambar 2.4. Skematik posisi Pin NodeMCU Devkit v1

2. Generasi kedua/board v.1.0 (biasa disebut V2)


Generasi kedua adalah pengembangan dari versi sebelumnya dengan chip yang
ditingkatkan dari sebelumnya ESP12 menjadi ESP12E. Dan IC Serial diubah dari
CHG340 menjadi CP2120.

Gambar 2.5. Skematik posisi Pin NodeMCU Devkit v2

3. Generasi ketiga/board v.1.0 (biasa disebut V3 Lolin)


Versi ini diciptakan oleh produsen LoLin dengan perbaikan minorterhadap V2
dan memiliki antarmuka USB yang lebih cepat.

Gambar 2.6. Skematik posisi Pin NodeMCU Dev Kit v3

2.11. Sensor Larutan Nutrisi

Sensor larutan nutrisi ini digunakan untuk mengetahui nilai Electrical


Conductivity (EC) dari larutan nutrisi. Nilai ppm dihitung dari EC larutan,
dimana EC merupakan penghantar listrik yang ada pada cairan. Nilai EC atau ppm
di dapat dari pengukuran perlawanan antara dua pin steker ketika steker terendam
dalam cairan.

Gambar 2.7. Sensor Larutan Nutrisi

Spesifikasi :

1. Water quality probe, TDS conductivity, water quality testing tds probe

2. Tripartite-joints G14 PE interface

3. Probe diameter : 6.35mm

4. Insulation resistance >50M

5. Medium temperature 0-70C

6. Operating voltage-Working current -HX socket plug : 2P pitch 2.54mm

2.12. Logika If Else

Pada ilmu komputer, ada beberapa jenis logika yang bisa digunakan. Salah satu
logika yang digunakan dalam penelitian ini adalah logika if else. Untuk pengertian
logika sendiri yakni merupakan suatu pemikiran yang identik dengan nalar dan
akal. Pada logika if else, pemikiran ini digunakan untuk melihat suatu kondisi
apakah kondisi tersebut benar atau tidak. Logika if else memiliki ciri khas untuk
menyeleksi suatu pernyataan. Adapun di perlukannya operator dalam menyeleksi
suatu pernyataan. Pengertian operator sendiri yakni sebuah simbol atau tanda yang
terdapat pada sebuah data untuk mendapatkan sebuah hasil. Berikut ini adalah
beberapa jenis operator yang biasa digunakan dalam logika if else :

1. Binary Operator
Untuk pengoperasian pada binary operator biasanya digunakan untuk
mengoperasikan dua buah operand (data). Binary operator ini berbentuk variabel
atau konstanta, dimana pengertian variabel sendiri adalah nilaiyang dapat berubah
dan tidak tetap, sedangkan konstanta kebalikan dari pengertian variabel yakni
memiliki nilai tetap dan tidak dapat di ubah. Tabel 2.1 Binary Operator
Operator Operasi
* Perkalian
DIV Pembagian bulat
/ Pembagian real
MOD Modulus
+ Pertambahan
/ Pengurangan
2. Relational Operator
Operator ini biasanya digunakan untuk menghasilkan sebuah pernyataanyang
memiliki keluaran true atau false.

Tabel 2.2 Relational Operator


Operator Operasi
= Sama dengan
<> Tidak sama dengan
> Lebih besar dari
>= Lebih besar sama dengan dari
< Lebih kecil dari
<= Lebih kecil sama dengan dari
IN Seleksi dari anggota himpunan

Logika if else merupakan bagian dari struktur pemilihan dalam logika komputer.
Oleh karena itu pernyataan dapat diproses jika sebuah kondisi telah terpenuhi atau
tidak terpenuhi. Hal itu terjadi jika pada setiap baris algoritma telah berjalan.
Artinya logika if else dapat menghasilkan pernyataan pengambilan keputusan
berdasarkan operand dan akan di prosesketika algoritma tersebut akan dikerjakan.

2.13. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
penulis adalah sebagai berikut:

1. Dian Pancawati dan Andik Yulianto (2016) pada penelitian berjudul


“Implementasi Fuzzy Logic Controller Untuk Mengatur PH Nutrisi pada Sistem
Hidroponik Nutriet Film Technique (NFT)” menjelaskan bahwa bagaimana
merancang sistem kontrol PH nutrisi otomatis dengan menerapkan metode Fuzzy
Logic Controller menggunakan sistem kontrol Arduino Mega2560 dengan Analog
pH Meter Kit sebagai masukan, serta solenoid valve sebagai aktuator pada sistem
kontroltersebut.

2. Muhammad Ikhlas, Sony Sumaryo dan Estananto (2018) pada penelitian


berjudul “Perancangan Kendali Nutrisi pada Hidroponik NFT (Nutriet Film
Technique) dengan Metode PID”. Hasil akhir dari perancangan sistem ini adalah nutrisi
tersebut akan mengalir pada Hidroponik dan dapat dikontrol dengan mengukur nilai EC
serta dengan menggunakan kandungan A dan B mix yang bernilai 3 ms/cm.
3. Yuga Hadfridar Putra, Dedi Triyanto, dan Suhardi (2018) pada penelitian
yang berjudul “Sistem Pemantauan dan Pengendalian Nutrisi,Suhu, dan Tinggi Air
pada Pertanian Hidroponik Berbasis Website” menjelaskan bahwa sistem
pemantau dan pengendali diterapkan pada sistem hidroponik dengan metode NFT.
4. Wahyu Rilo Pambudi (2018) pada penelitian yang berjudul “Prototype
Sistem Pemeliharaan Otomatis pada Pertanian Hidroponik Menggunakan Metode
Aeroponik”. Pada penelitian ini kuantitas nutrisi dikontrol menggunakan flow
sensor.
5. Sotyohadi, Wahyu Surya Dewa, I Komang Somawirata (2020) pada
penelitian yang berjudul “Perancangan Pengatur Kandungan TDS dan PH pada
Larutan Nutrisi Hidroponik Menggunakan Metode Fuzzy Logic”. Pada penelitan
ini fuzzy logic digunakan melalui arduino uno dan output yang dihasilkan di
tampilkan menggunakan LCD.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem


Untuk membangun sebuah sistem, diperlukan analisis sistem untuk membantu
dalam proses perancangan sebuah sistem. Menurut Al Fatta, analisis sistem adalah
teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian- bagian komponen dengan
mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka. Adapun dalam fungsi analisis sistem
tersebut dapat memilih metode alternatif yang dimana kita dapat memecahkan
masalah pada sistem. Pada tahapan ini akan dilakukan pembagian menjadi bagian-
bagian kecil yang lebih sederhana dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah
yang akan diselesaikan. Dari hasil identifikasi tersebut akan diperoleh gambaran
dari sebuah komponen yang akan digunakan sebagai acuan perancangan sistem.

3.1.1. Analisis Masalah


Sebuah masalah dapat terjadi karena masalah memiliki sebab dan akibat. Untuk
menganalisis masalah tersebut, maka digunakan diagram ishikawa atau dikenal
dengan fishbone diagram yang berbentuk seperti tulang ikan. Diagram ini pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1968 oleh Koaru Ishikawa. Dengan menggunakan
diagram ini, dapat menunjukkan penyebab dari masalah yang terjadi serta dapat
mengidentifikasi faktor-faktor tersebut sehingga memberikan efek kedalam
masalah yang akan diselesaikan.
Di zaman ini, kita dapat memanfaatkan teknologi untuk mempermudah tugas kita.
Salah satunya adalah dengan cara memanfaatkan teknologi di bidang pertanian. Di
februari 2017, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa penduduk
Indonesia paling banyak bekerja di sektor pertanian. Penduduk yang bekerja
pada sektor pertanian berjumlah 39,68 juta atau 31,86 persen dari jumlah
penduduk yang jumlahnya 124,54 juta orang menurut Kepala BPS Suhariyanto
pada Jum’at, 5 Mei 2017. Dari data tersebut membuktikan bahwa pertanian
merupakan pekerjaan yang cukup banyak di lakukan. Dan untuk mempermudah
pekerjaan tersebut, dimanfaatkan teknologi salah satunya adalah dengan
menggunakan sistem pengontrolan nutrisi tanaman. Pada diagram ishikawa di
Gambar 3.1 akan menjelaskan tentang implementasi dari sistem pengontrolan
nutrisi tanamanhidproponik berbasis Internet of Thing.

Gambar 3.1. Diagram Ishikawa


3.1.2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan terbagi atas dua bagian, yakni analisis kebutuhan fungsional
dan analisis kebutuhan non-fungsional. Pada tahapan ini dibutuhkan untuk
mendukung kinerja sistem yang dibuat, apakah sesuai kebutuhan atau belum
sesuai, karena kebutuhan sistem ini akan mendukungtercapainya tujuan.

3.1.2.1. Analisis Kebutuhan Fungsional


Kebutuhan yang terdiri dari proses-proses yang akan disediakan pada sistem,
seperti bagaimana sistem akan bereaksi terhadap input tertentu atau bagaimana
cara perilaku sistem terhadap situasi tertentu disebut kebutuhan fungsional.
Adapun kebutuhan fungsional dalam penelitian ini mencakup beberapa hal berikut
ini :
a. Sistem harus memiliki ESP8266 sebagai modul komunikasi wifi antara
mikrokontroler dan internet.
b. Sistem harus memiliki kuota internet untuk menjalankan sistem tersebut.
c. Sistem harus memiliki smartphone atau komputer agar user dapat
mengontrol sistem yang telah dibuat.

3.1.2.2. Analisis Kebutuhan Non-fungsional

Kebutuhan non-fungsional merupakan kebutuhan yang digunakan sebagai


pendukung agar sistem berjalan dengan lancar. Berikut beberapa kebutuhan non-
fungsioanl agar sistem dapat berfungsi dengan baik antara lain, sebagaiberikut :
a. Sistem dapat terhubung dengan internet dengan menggunakan modul
ESP8266.
b. Sistem dapat membaca larutan nutrisi menggunakan sensor larutannutrisi.
c. Sistem menggunakan bahasa C untuk memprogram ESP8266.
d. Sistem haruslah user friendly agar user dapat dengan mudah
menggunakan sistem tersebut.
e. Sistem membutuhkan power supply sebagai sumber tegangan.

3.1.3. Diagram Umum

Diagram umum dari penelitian ini diberikan seperti pada Gambar 3.2.
Cara kerja sistem sesuai dengan diagram umum adalah sebagai berikut ini :

Gambar 3.2. Diagram Umum


Cara kerja sistem sesuai dengan diagram umum adalah sebagai berikut ini :
1. Relay digunakan sebagai delay time untuk memompa larutan nutrisi agarair
nutrisi dapat mengalir.
2. Sensor larutan nutrisi untuk mengecek nilai nutrisi dalam satuan PPM.
3. Modul ESP8266 sebagai modul wifi atau penghubung yang dapat
mengkomunikasikan relay ke website.

3.1.4. Pemodelan Sistem


Pada penelitian ini akan menggunakan pemodelan sistem yang dimana sistem ini
berguna untuk menggambarkan atau merancang sistem sebelum memasuki tahap
coding. Diagram yang akan digunakan adalah Use case dan activity diagram, yang
akan di bahas selanjutnya.
3.1.4.1. Diagram Use Case

Pada diagram Use Case ini mendeskripsikan interaksi sistem yang dibuat untuk
mempermudah user memahami kegunaan sistem tersebut. Diagram use case juga
bermanfaat untuk mengetahui fungsi dari sebuah komponen yang digunakan
dalam sebuah sistem dan siapa yang berhak menggunakan fungsi tersebut.
Diagram use case diberikan seperti pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Use case Diagram Sistem Pengontrolan Nutrisi Tanaman

Tabel 3.1. Naratif Use Case Proses Menghubungkan Komputer denganEsp8266


Nama Use case Menghubungkan komputer dengan Esp8266
Actors Petani Hidroponik
Description Use case ini menghubungkan komputer menggunakan
Esp6266
Pre-Condition Komputer sudah terhubung dengan koneksi internet
Kegiatan pengguna Respon system
Mengkoneksikan alatdengan Menampilkan data di
modul komputer dan
Basic Flow WiFi Esp8266 menghubungkan
komputer dengan
Esp8266
Alternate Flow Actor tidak mengkoneksikan Sistem tidak terhubung
Internet dengan komputer
Post-Condition Sistem terhubung dengan komputer pengguna

3.1.4.2. Diagram Activity

Diagram activity adalah sebuah diagram yang menjelaskan proses kerja sistem
dari awal sampai akhir aktifitas yang dilakukan oleh pengguna. Proses kerja
sistem pengontrolan nutrisi tanaman hidroponik diawali dengan menghidupkan
sistem dengan cara menghubungkan dengan power supply sehingga sistem dapat
melakukan perintah melalui komputer yang digunakan user. Dimana proses ini
akan menampilkan interface kepada user,agar mudah mengontrol nutrisi tanaman.
Diagram activity tersebut akan terlihat seperti pada Gambar 3.4 berikut ini.

Gambar 3.4. Diagram Activity


3.1.5. Flowchart

Flowchart adalah bagan atau suatu diagram alir yang mempergunakan simbol atau
tanda untuk menyelesaikan suatu masalah (Sariadin Siallagan, 2009). Simbol pada
flowchart berfungsi untuk menggambarkan proses tertentu, sedangkan proses
tertentu tersebut digambarkan dengan garis penghubung. Kegunaan dari flowchart
adalah untuk mempermudahkan dalam melakukan proses pengecekan pada bagian
yang terlupakan dalam anilisi masalah.
Gambar 3.5. Flowchart Sistem

3.2. Perancangan Sistem

Di tahap perancangan sistem akan terdapat 2 tahap yaitu perancangan sistem pada
perangkat keras dan perancangan sistem pada perangkat lunak. Perangkat keras
yang dimaksud ini yakni berupa komponen fisik yang akan digunakan untuk
membentuk rangkaian elektronik sistem.

Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat sistem terdiri
atas beberapa bagian utama yaitu sirkuit utama (main board), sensor, relay dan
pompa untuk menjalankan larutan nutrisi. Perancangan antarmukadilakukan sebaik
mungkin agar user dapat dengan mudah mengoperasikannya. Kemudian
perancangan perangkat keras dirancang sesimpel mungkin untuk tidak
mengganggu proses pertumbuhan tanaman.Dalam perancangan sistem ada 2 hal
yang perlu diperhatikan yaitu, perancangan perangkat keras dan perancangan
perangkat lunak yang akan dirincikan sebagai berikut.

3.2.1. Perancangan Perangkat Keras

Pada sistem pengontrolan nutrisi tanaman hidroponik berbasis IoT (Internet of


Things), terdapat komponen utama dalam sistem ini agar dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan, yaitu modul ESP8266, sensor larutan nutrisidan relay.
3.2.1.1. Main Board (ESP8266)

Komponen utama dalam sistem ini adalah ESP8266 sebagai main board, karena
alat ini akan menjadi inti yang akan menghubungkan satu komponen dengan
komponen lain.
Gambar 3.6. Bentuk Fisik ESP8266

Rangkaian ESP8266 pada robot beserta komponen-komponen yang terhubung


dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.2. Rancangan Board Modul Wifi ESP8266

Nama
No Banyak Fungsi Keterangan
Barang

1 ESP8266 1 Prosesor Utama

· Sensor larutan
Tegangan Positif nutrisi
2 VCC 2
(5V)
· Relay

· Sensor larutan
Tegangan Negatif nutrisi
3 GND 2 (0V)
· Relay

Mengeluarkan
4 D1 1 Relay
tegangan (Output)

Mendapatkan Sensor Larutan


5 A0 1
tegangan (Input) Nutrisi

3.2.1.2. Sensor Larutan Nutrisi


Agar dapat menampilkan nilai larutan nutrisi, maka dibutuhkan sensor yangdapat
menampilkan nila tersebut. Sensor yang digunakan pada sistem ini adalah TDS
EC Meter.

Gambar 3.7. Sensor Larutan Nutrisi


3.2.1.3. Relay

Relay berfungsi sebagai saklar atau switch listrik. Pada sistem ini, relay
digunakan untuk menggerakkan pompa.

Gambar 3.8. Relay

3.2.2. Perancangan Perangkat Lunak


Perangkat lunak yang digunakan pada sistem ini adalah sebuah program dari
website. Program ini memiliki kemampuan untuk menghubungkan sistem dengan
website dengan menggunakan modul ESP8266.

Gambar 3.9. Rancangan Layout Website

Keterangan :

1. Menampilkan nilai dari jumlah padatan terlarut


2. Button yang berisi perintah ON
3. Button yang berisi perintah OFF

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem sesuai pada analisis dan
perancangan yang sudah ditentukan dan kemudian melakukan pengujian sistem.

4.1. Implementasi Sistem

Pada tahap implementasi sistem dilakukan pembuatan sistem yang sesuai dengan
rancangan. Di tahap ini dibagi menjadi dua sub bagian, yakni konstruksi perangkat
keras dan konstruksi perangkat lunak.
4.1.1. Konstruksi Utama

Kerangka utama dari sistem ini berupa sebuah modul WiFi ESP8266 karena ini
akan menjadi pengontrol utama. Kemudian ada PCB yang berguna sebagai tempat
penghubung antara sensor dan modul WiFi ESP8266. Pada Gambar 4.1
menunjukkan bentuk fisik dari papan protoboard yang telah terhubung ke modul
WiFi ESP8266.

Gambar 4.1. PCB dengan Modul WiFi ESP8266

Fungsi untuk PCB (Printed Circuit Board) atau biasa disebut Papan Sirkuit Cetak
ini berguna untuk menghubungkan semua komponen elektronik menjadi satu
kesatuan rangkaian elektronika.
4.1.2. Sensor TDS EC Meter
Alat ini digunakan sebagai sensor Nutrisi yang diletakkan di kerangka utama.
Terdapat tiga kabel yang akan dihubungkan dengan modul WiFi ESP8266, yaitu
terdiri dari kabel power, kabel ground, dan kabel output. Kabel output pada sensor
ini akan terhubung ke pin A0 pada modul WiFi ESP8266. Di bawah ini adalah
gambar 4.2 yang menunjukkan bentuk fisik dari sensor EC Meter untuk Nutrisi.

Gambar 4.2. Sensor TDS EC Meter

4.1.3. Relay
Pada relay, penggunaan perangkat ini bertujuan untuk mengatur waktu atau
kecepatan pompa. Perangkat ini memiliki tiga kabel yang terdiri dari ground, power,
dan output. Pada output relay, pin D1 yang terdapat pada modul WiFi ESP8266
akan dihubungkan. Gambar 4.3 dibawah ini menunjukkan bentukfisik dari relay.

Gambar 4.3. Relay


4.1.4. Pompa
Pompa ini diletakkan di dalam wadah berisi cairan larutan nutrisi. Nantinya pompa
akan bekerja sesuai dengan intruksi dari relay yang telah terkontrol waktu atau
kecepatannya. Gambar 4.4 dibawah ini menunjukkan bentuk fisik dari pompa
yang telah terhubung ke relay.

Gambar 4.4. Pompa dengan relay

4.1.5. Daya Listrik


Alat ini menggunakan kabel usb yang biasa digunakan pada charging handphone.
Guna dari kabel usb ini untuk menghantarkan arus listrik dan menjalankan sistem.
Adapun gambar 4.5 di bawah ini merupakan bentuk fisik dari kabel USB.

Gambar 4.5. Kabel USB


4.2. Penggabungan Perangkat Keras

Perangkat keras dihubungkan diimplementasikan dengan ESP8266 dan perangkat


lainnya yang telah dipaparkan diatas. Pada ESP8266 bertindak sebagai komponen
sistem utama, karena komponen ini akan memproses data dan proses input/output
yang terjadi di unit ini. Gambar 4.6 dibawah ini menunjukkan penggabungan
seluruh komponen perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem.

Gambar 4.6. Perangkat Keras Sistem

4.2.1. Experimental Setup


Gambar 4.7. dibawah ini menunjukkan experimental setup, yaitu alat dan bahan
yang diperlukan dalam percobaan dibawah ini.
Gambar 4.7. Experimental setup Wadah Penampung Cairan Nutrisi

Gambar 4.8. Sensor TDS EC Meter


4.3. Pembuatan Perangkat Lunak

Pada tahap pembuatan perangkat lunak, tahap ini dibagi menjadi dua yaitu
perangkat lunak Arduino dan perangkat lunak Internet of Things.
4.3.1. Perangkat Lunak Arduino
Papan ESP8266 diprogram menggunakan Bahasa pemrograman C dan aplikasi
Arduino sebagai compiler-nya. File program dari compiler nya berekstensi .ino
yang kemudian ditanamkan pada ESP8266 melalui kabel USB. Gambar 4.8
dibawah ini merupakan tampilan dari Arduino IDE.

Gambar 4.9. Source code Arduino


4.3.2. Perangkat Lunak Internet of Things
Pada perangkat lunak ini akan menampilkan informasi dari pemrograman yang
telah dilakukan melalui perangkat lunak Arduino. Implementasinya menampilkan
halaman activity. Berikut adalah rinciannya:
4.3.2.1. Menu Utama
Menu utama adalah tampilan yang berisikan informasi jumlah padatan terlarut
dengan satuan PPM dan dua button yang berfungsi untuk menjalankan dan
menghentikan sistem. Untuk mengoperasikannya pengguna harus
mengkoneksikan komputer dengan WiFi atau koneksi internet yang sama dengan
sistem yang dibuat. Gambar 4.9 menunjukkan layout dari menu utama yang telah
terkoneksi dengan jaringan WiFi yang sama.

Gambar 4.10. Layout yang telah terkoneksi dengan jaringan WiFi


4.4. Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan agar dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat
akan bekerja sesuai dengan analisis dan perancangan sistem yang telah dilakukan
sebelumnya dan untuk mengetahui apakah sistem telah bekerja dengan baik atau
tidak. Pada sistem ini, akan mengontrol larutan nutrisi yang telah tercampur
dengan air menggunakan modul ESP8266. Dimana akan menghasilkan output
berupa nilai dari perbandingan antara sensor TDS EC Meter dengan TDS Meter.
Pada tahap ini, pengujian yang dilakukan mencakup pengujian sensor TDS EC
Meter, pengujian relay dan pengujian konektifitas modul WiFi ESP8266.
4.4.1. Pengujian Sensor TDS EC Meter
Sensor TDS EC Meter merupakan komponen utama yang dipakai dalam
menentukan jumlah padatan larutan cairan nutrisi Hidroponik. TDS singkatan dari
Total Dissolved Solids yang artinya jumlah padatan terlarut. Sedangkan EC
singkatan dari Electrical Conductivity yang artinya konduktivitas listrik. Sensor
ini bekerja dengan cara menampilkan nilai melalui proses program yang
dilakukan di software arduino. Pengujian dilakukan apakah sensor dapat
mendeteksi jumlah padatan larutan cairan nutrisi atau tidak, yang
perbandingannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Output Sensor TDS EC Meter dengan TDS Meter

Banyak Nilai Sensor


Jam Nilai TDS
Pengujian TDS EC Meter
Meter
1 13:00 824 812
2 14:00 829 807
3 15:00 830 809
4 16:00 833 802
5 17:00 837 787
6 18:00 825 779
7 19:00 826 771
Gambar 4.18. Grafik Perbandingan nilai dari Sensor TDS EC Meterdengan TDS
Meter
Dari grafik diatas menampilkan nilai antara sensor TDS EC Meter dengan TDS
Meter. Untuk sensor TDS EC Meter dikontrol menggunakan modul ESP8266.
Sedangkan TDS Meter digunakan untuk membandingkan nilai antara keduanya.
Hasil perbandingan ini membuktikan bahwa sensor TDS EC Meter hampir
mendekati nilai dari TDS Meter. TDS Meter adalah alat yang telah di rancang
untuk mengukur nilai ppm dari suatu tumbuhan. TDS Meter tidak menggunakan
koneksi internet, tetapi menggunakan baterai. Sedangkan untuk sistem yang saya
rancang menggunakan modul wifi ESP8266 untuk mengontrol sensor TDS EC
Meter.

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Nilai larutan Nutrisi

Banyak Nilai Nilai TDS


Jam Persentase
Penguji Sensor Meter
error
an TDS EC
Meter
1 13:00 824 812 12 1,456
2 14:00 829 807 22 2,653
3 15:00 830 809 21 2,530
4 16:00 833 802 31 3,721
5 17:00 837 787 40 4,778
6 18:00 825 779 46 5,575
7 19:00 826 771 55 6,658
Rata-rata 32,57 3,910

Dari tabel diatas menunjukkan perbandingan antara TDS Meter dengan Sensor
TDS EC Meter yang menunjukkan rata-rata dari
adalah32,57 dan pada persentase error nilai rata-ratanya sebesar 3,910.
4.4.2. Pengujian Pompa

Pompa yang digunakan ini memiliki tegangan 220 Volt. Guna dari pompa ini
adalah untuk menjalankan dan menghentikan aliran cairan nutrisi melalui website.
Pada gambar 4.9 terlihat ada dua button yang bertuliskan ON dan OFF.

4.4.3. Pengujian Modul WiFi ESP8266

Tujuan dari Modul WiFi ini adalah akan mengkoneksikan seluruh komponen
dengan jaringan internet yang sama dengan output tampilan website. Link atau
alamat untuk membuka website ini menggunakan alamat IP yang telah ditentukan
oleh user melalui program. Proses output yang di dapat diperoleh dari sensor TDS
EC Meter yang telah terkoneksi dengan jaringan internet. Jaringan internet ini
diperoleh dari modul WiFi ESP8266.

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan dan hasil dari penelitian tersebut, maka
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Seluruh komponen alat pengontrol nutrisi tanaman Hidroponik dapat


berjalan sesuai perencanaan.
2. Cairan nutrisi yang di kontrol menggunakan TDS EC Meter dengan TDS
Meter mendapatkan persentase error dengan nilai rata-ratanya sebesar 3,910.
3. Alat akan tetap bekerja selama terhubung dengan arus listrik, saat tidak
terhubung dengan aliran listrik maka larutan cairan nutrisi tetap tergenang di pipa
sekitar 1/3 bagian pipa.
4. Data yang ditampilkan di website mengandalkan kekuatan sinyal dari
Hotspot Wifi menggunakan jaringan yang sama untuk mengirimkan data larutan
cairan nutrisi.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian tersebut, ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk
penelitian atau pengembangan dari hasil penelitian ini agar penelitian ini dapat
dikembangkan lebih lanjut, yakni:
1. Pada penelitian ini, data yang diambil adalah jumlah padatan terlarut dan
membandingkan nilai dari sensor TDS EC Meter dengan TDS Meter. Diharapkan
untuk pengembangan selanjutnya dapat menggunakan sensor lain dan
membandingan dengan sensor lain juga.
2. Pada penelitian ini, sistem yang ditampilkan menggunakan website yang
dapat dibuka melalui browser Handphone atau Laptop dengan tampilan interface
yang di program menggunakan HTML dan link berupa IP. Diharapkan pada
penelitian lanjutan, link untuk mengakses dapat menggunakan hosting.

3. Pada penelitian ini, sensor yang digunakan adalah sensor TDS EC Meter,
diharapkan ada sensor lain yang dapat digunakan untuk penelitian lanjutan.
Daftar Pustaka

Hidroponikuntuksemua. 2017. Cara Mengecek Nutrisi Tanaman Cabe Hidroponik


di http://hidroponikuntuksemua.com (di akses 24 Januari2019).
Sihombing Poltak. Karina N A. Tarigan J T. Syarif M I. 2018. Design of
Automated Hydroponic Nutrition Plants System Using Arduino Uno
Microcontroller Based on Android. Jurnalof Physics : Conference Series. 978
012014.
Agus Faudian. 2017. Apa itu Modul ESP8266 di https://www.nyebarilmu.com (di
akses 24 Januari 2019).
Yuda Hadfridar Putra. Dedi Triyanto. Suhardi. 2018. Sistem Pemantauan dan
Pengendalian Nutrisi, Suhu, dan Tinggi Air pada Pertanian Hidroponik Berbasis
Website. Jurnal Koding, Sistem Komputer Untan. 06(03): 128-138.
Ignatius. 2016. Hidroponik Sistem Deep Flow Technique Sederhana di
http://www.mediahidroponik.com (di akses 24 Januari 2019).
Tresna Widiyaman. 2018. Beginner’s Guide - Belajar ESP8266 IoT dari Dasar di
https://www.warriornux.com (di akses 18 Maret 2019).
Sihombing Poltak. Astuti T P. Herriyance. Sitompul D. 2018. Microcontroller
Based Automatic Temperature Control for Oyster Mushroom Plants. Jurnal of
Physics : Conference Series. 978 012031.
Sihombing Poltak. Y M Siregar. J T Tarigan. I Jaya. A Turnip. Development of
Building Security Integration System Using Sensors, Microcontroller and GPS
(Global Positioning System) Based Android Smartphone. Jurnal of Physics :
Conference Series. 978 012105.

Pancawati Dian. Andik Yulianto. 2016. Implementasi Fuzzy Logic Controller


Untuk Mengatur PH Nutrisi pada Sistem Hidroponik Nutriet Film Technique
(NFT). Jurnal Nasional Teknik Elektro. 5(2).
Rifai Faqih Aulia. 2016. Sistem Pendeteksi dan Monitoring Kebocoran Gas
(Liquefied Petrolum Gas) Berbasis Internet of Things. JISKa. 1(1).
Muhammad ikhlas. Sony Sumaryo. Estananto. 2018. Perancangan Kendali Nutrisi
pada Hidroponik NFT (Mutriet Film Technique) denganmetode PID. 5(1).
Syahwill, Muhammad. 2013. Panduan Mudah Simulasi dan Praktik
Mikrokontroler Arduino. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Wardoyo, Siswo dan Anggoro Suryo Pramudyo. 2015. Pengantar Mikrokontroler
dan Aplikasi pada Arduino. Yogyakarta : Teknosain.
Ovidiu Vermesan. 2013. Internet of Things: Teknologi Konvergensi untuk
Lingkungan Cerdas dan Ekosistem Terpadu : River Publishers.

Anda mungkin juga menyukai