Anda di halaman 1dari 6

INDIVIDU SOSIOPATIK

Diana Septi Rahayu


Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang berpikir dan merasa serta berkehendak dimana
perilakunya mencerminkan apa yang dipikir, yang dirasa dan yang dikehendakinya,
disamping ia dapat memahami karakterisitik kepribadian yang ada pada dirinya, dia juga
mampu untuk menilai perilaku kehidupan seseorang. Manusia merupakan makhluk individu
dan sosial yang memiliki karakteristik yang berbeda.
Dalam kehidupannya manusia hidup bersama dengan manusia lain yang juga memiliki
sifat dan karakter yang berbeda pula. Tidak hanya karakter, manusia memiliki latar belakang
hidup yang berbeda, kecerdasan, kebutuhan hidup, dan sebagainya. Dalam hidupnya manusia
pasti memiliki permasalahan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Setiap manusia memiliki
kemampuan yang berbeda sehingga dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan-
permasalahan hidupnya pun dengan cara yang berbeda, ada dengan cara-cara yang positif dan
ada juga yang menanggapinya dengan respon yang negatif tergantung karakter, pola asuh
maupun keadaan sosial emosional dari karakteristik individu yang bersangkutan.
Nilai dan norma adalah suatu pedoman untuk mengatur perilaku manusia. Dalam
internalisasi nilai dan norma ini, terjadi proses sosialisasi dalam diri seseorang. Dengan
demikian, pembentukan perilaku menyimpang merupakan suatu proses yang dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dan salah satu masalah yang sering muncul yaitu sosiopatik yang
merupakan tingkah laku yang berbeda dan menyimpang dari kebiasaan serta tata tertib, yang
pada satu tempat dan waktu tertentu sangat ditolak, sekalipun tingkah laku tersebut berada di
lain waktu dan tempat yang bisa diterima oleh masyarakat lainnya.

JENIS DAN PENDEKATAN


Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research). Penelitian
kepustakaan (library research) adalah sebuah penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur guna memperoleh informasi dan data
secara jelas tentang sosiopatik.

1
PEMBAHASAN
1. Definisi Sosiopatik
Sosiopatik adalah perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang yang melanggar
aturan-aturan sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Tingkah laku
sosiopatik dapat muncul karena faktor-faktor fisiologis dan struktur jasmaniah seseorang,
juga dapat cacat jasmaniah yang dibawa sejak lahir. Gejala sosiopatik menurut kaum
sosiolog adalah tingkah laku yang berbeda dan menyimpang dari kebiasan serta norma
umum, yang pada tempat dan waktu tertentu sangat ditolak, sekalipun tingkah laku tersebut
berada dilain waktu dan tempat yang bisa diterima oleh masyarakat lainnya. Pada
umumnya, tingkah laku yang sosiopatik itu mendapatkan reaksi dari masyarakat berupa
hukuman, penolakan, segregasi (pemisahan atau pengasingan) dan pengucilan (Kartono,
Kartini. 2013).
Istilah psikopat yang sejak 1952 diganti dengan Sosiopat dan dalam Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) II 1968 resmi dinamakan Sosiopat. Istilah
psikopat yang sudah sangat dikenal masyarakat justru tidak ditemukan dalam DSM IV.
Artinya, psikopat tidak tercantum dalam daftar penyakit, gangguan atau kelainan jiwa di
lingkungan ahli kedokteran jiwa Amerika Serikat. Psikopat dalam kedokteran jiwa masuk
dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial. Psikopat tak sama dengan skizofrenia
karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Pengidap psikopat juga
sering disebut sebagai sosiopat karena prilakunya yang antisosial dan merugikan orang-
orang terdekatnya. Sikap antisosial yang ada pada seorang sosiopat bukanlah sikap
“antisosial” yang sering digunakan untuk menyebut orang yang tidak mau bergaul dan
suka menyendiri. Sikap antisosial di sini adalah sikap tidak mau mematuhi aturan sosial
yang berlaku di lingkungan sekitarnya.
Menurut kaum sosiolog tingkah laku sosiopatik adalah tingkah laku yang berbeda dan
menyimpang dari kebiasaan serta norma umum, yang ada pada suatu tempat dan waktu
tertentu yang ditolak sekalipun tingkah laku tersebut di tempat dan waktu lain bisa diterima
oleh masyarakat lainnya. Sosiopatik atau dapat pula disebut psikopatik adalah tingkah laku
yang menyimpang dari aturan-aturan dimana pelakunya bukanlah pengidap penyakit
mental dan tidak mempedulikan keadaan sekitar (anti sosial) Kartono, Kartini (2013).
Pribadi Sosiopatik yang setel (adjusted) adalah seorang yang dengan sadar dan ikhlas
menerima statusnya, juga menerima peranan dan pendefinisian diri sendiri. Perbedaan

2
sosiopat dan psikopat. Psikopat biasanya cenderung tidak bisa berempati dan peduli ke
orang lain.
Contohnya Jim Moriarty membunuh dirinya sendiri yang katanya adalah hal yang
wajar karena manusia ditakdirkan untuk meninggal. Sedangkan sosiopat sendiri masih
dapat berempati dan peduli kepada oranglain walaupun samar-samar atau lemah dan
mereka sadar atas hal itu.

2. Ciri-ciri Perilaku Sosiopatik


a. Hare mengungkapkan empat ciri karakter, yakni antisosial (antisocial), pribadi yang
sulit diduga (borderlne), pandai bersandiwara (histrionic), dan egois (narcisstic).
1) Seseorang yang antisosial biasanya cuek pada norma-norma sosial, tak peduli pada
aturan, dan pemberontak. Kepribadiannya yang sulit ditebak (borderlne), bisa terlihat
dari ketidakstabilannya dalam hubungan interpersonal, citra diri, serta selalu
bertindak menuruti kata hati. Tanpa peduli perbuatannya itu salah atau benar,
mengganggu orang atau tidak.
2) Orang seperti ini cenderung impulsif (melakukan sesuatu tanpa pikir panjang), dan
berpikiran negatif. Ia juga memiliki sifat pendendam. Sedikit saja Anda melakukan
kesalahan, seumur hidup diingat dan suatu saat akan diungkit lagi. Sedangkan
pribadi histrionic, emosinya tak terkendali alias meledak-ledak, dan selalu ingin
menarik perhatian.
3) Kepribadian narcisstic, yang ditunjukkan dengan sikapnya yang selalu ingin
dikagumi, serta minimnya empati. Ia selalu berusaha membuat hanya dirinya satu-
satunya lelaki dalam hidup. Hanya dialah yang boleh di puja.
b. Tidak pernah merasa menyesal, meski telah menyakiti orang lain. Bila ketahuan
bersalah, wajahnya akan tetap seperti tak berdosa.
c. Sering berbohong, fasih dan dangkal.
d. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
e. Sosiopatik juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian.
f. Manipulatif dan curang.

3. Teori-teori Mengenai Terjadinya Sosiopatik


Menurut beberapa teori perilaku menyimpang dalam ilmu sosiologi yaitu :

3
a) Teori Differencial Association
Edwin H. Sutherland mengungkapkan bahwa Teori Differencial Association merupakan
perilaku menyimpang yang disebabkan karena adanya hubungan diferensiasi.
b) Teori Labelling
Edwin M. Lemert mengungkapkan bahwa teori lebelling merupakan perilaku yang
menyimpang karena adanya pemberian julukan.
c) Teori Fungsi
Teori fungsi diutarakan oleh Emile Durkheim yang mengungkapkan bahwa
keseragaman dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkin tiap
individu berbeda satu dengan lainnya.

Healy dan Bronner banyak mendalami sebab-sebab sosiogenis kemunculan kejahatan


seseorang. Mereka menyatakan, frekuensi kejahatan seseorang sangat tinggi di kota-kota
besar. Jadi ciri-ciri karakteristik sosio-kultural yang stereotypis itu selalu saja berkaitan
dengan kualitas kejahatan tingkat ringgi yang pada umumnya dilakukan secara bersama-sama.
Jadi sebab-sebab kejahatan seseorang itu tidak hanya terletak pada lingkungan keluarga dan
tetangga saja, akan tetapi, terutama sekali, disebabkan oleh konteks kulturalnya. Maka karier
kejahatan seseorang itu jelas dipupuk oleh lingkungan sekitar yang buruk dan jahat.

4. Faktor Penyebab Sosiopatik


a. Faktor genetik dan lingkungan juga berperan besar melahirkan karakter sosiopatik.
Stres atau tekanan hidup yang besar bisa pula merubah perilaku seseorang menjadi
brutal. Namun bila sifatnya sementara, karena ada pemicu yang masuk akal, maka
tidak bisa dikatakan sosiopatik. Ciri sosiopatik sebenarnya bisa dideteksi sejak kanak-
kanak melalui berbagai perilaku yang tidak biasa. Perilaku antisosial pada anak-anak
ternyata merupakan warisan genetik.
b. Faktor lingkungan fisik dan sosial yang beresiko berkembangnya seorang sosiopatik
menjadi kriminal adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak
usia anak, penelantaran anak, perceraian orang tua, kesibukan orangtua, faktor
pemberian nutrisi tertentu, dan kehidupan keluarga yang tidak mematuhi etika hukum,
agama dan sosial. Lingkungan yang beresiko lainnya adalah hidup ditengah
masyarakat yang dekat dengan perbuatan kriminal seperti pembunuhan, penyiksaan,
kekerasan dan lain sebagainya.

4
PENUTUP
Kesimpulan
Sosiopatik adalah tingkah laku yang menyimpang dari norma masyarakat dimana
pelakunya bukanlah pengidap penyakit mental dan tidak memperdulikan keadaan sekitar (anti
sosial). Pada tahap faktor penyebab perilaku menyimpang (sosiopatik) pada peserta didik
cenderung berasal dari faktor internal seperti kurangnya perhatian dari keluarga dan orang tua
yang terlalu sibuk bekerja dan pengaruh orang tua yang broken home serta pengaruh dari
dalam diri peserta didik itu sendiri dalam mencari jati diri. Selain faktor internal dipengaruhi
juga oleh faktor eksternal nya seperti pengaruh lingkungan masyarakat, dan teman-teman
yang menyebabkan anak ikut-ikutan dalam melakukan sebuah tindakan menyimpang.

5
DAFTAR PUSTAKA

Amaria, H. (2007). Hubungan Tingkat Keberagamaan Dengan Perilaku Sosiopatik


Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta (Doctoral dissertation,
UIN Sunan Kalijaga).
Baharudin, P., Zakarias, J. D., & Lumintang, J. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kenakalan remaja (suatu studi di kelurahan kombos barat kecamatan singkil
kota Manado). HOLISTIK, Journal Of Social and Culture.
Dirdjosisworo, Soedjono (1982). Patologi Sosial. Bandung : Alumni
FITRIYAH-NIM, I. D. A. (2011). PERILAKU SOSIOPATIK DI KALANGAN MAHASISWA
MUSLIM (Doctoral dissertation, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Gerungan (2002). Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama
Kartono,Kartini. 2013. Patologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Rajawali Pers
Khairuddin (1997). Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty.
Sadli, Saparinah (1977). Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang. Jakarta : Bulan
Bintang
Santrock (2003) John W. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Setiawan, Y. (2018). PROSES PENDAMPINGAN ANAK SOSIOPATIK DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MORAL DAN SOSIAL EMOSIONAL (Studi
Kasus di Panti Sosial Marsudi Putra Dharmapala Indralaya). Jurnal Pendidikan dan
Pemberdayaan Masyarakat (JPPM), 5(2), 45-53.
Soedjono Dirjisisworo, Pathologi Sosial, (Bandung: Alumni, 1974), 10.
Soedjono Dirjisisworo, Patologi Sosial, (Bandung: Alumni, 1982)
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982), 199

Anda mungkin juga menyukai

  • Pendekatan Narsis & Narkoba
    Pendekatan Narsis & Narkoba
    Dokumen4 halaman
    Pendekatan Narsis & Narkoba
    DIANA SEPTI RAHAYU Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
    Belum ada peringkat
  • Kasus Sosiopatik Diana
    Kasus Sosiopatik Diana
    Dokumen3 halaman
    Kasus Sosiopatik Diana
    DIANA SEPTI RAHAYU Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
    Belum ada peringkat
  • Modul Ajar
    Modul Ajar
    Dokumen10 halaman
    Modul Ajar
    DIANA SEPTI RAHAYU Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
    Belum ada peringkat
  • 4 Diana-Profesi BK
    4 Diana-Profesi BK
    Dokumen6 halaman
    4 Diana-Profesi BK
    DIANA SEPTI RAHAYU Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Konflik
    Manajemen Konflik
    Dokumen9 halaman
    Manajemen Konflik
    DIANA SEPTI RAHAYU Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
    Belum ada peringkat
  • Konsep Supervisi Pendidikan
    Konsep Supervisi Pendidikan
    Dokumen12 halaman
    Konsep Supervisi Pendidikan
    DIANA SEPTI RAHAYU Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bki
    Makalah Bki
    Dokumen16 halaman
    Makalah Bki
    DIANA SEPTI RAHAYU Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelompok 9 Trauma Duka Cita
    Makalah Kelompok 9 Trauma Duka Cita
    Dokumen15 halaman
    Makalah Kelompok 9 Trauma Duka Cita
    DIANA SEPTI RAHAYU Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
    Belum ada peringkat