Anda di halaman 1dari 48

Currents with Friction:

Wind-driven Circulation
EKMAN LAYER AT THE SEA SURFACE
Nansen’s qualitative argument
Observasi Nansen: Bongkahan es hanyut tidak persis
searah dengan angin, tetapi cenderung ke arah kanan dari
arah tiupan angin di BBU
Ft

3 forces are:

wind 1) Wind stress (W)


Vo 2) Friction (F)
3) Coriolis Force (C)

Fb
Fc
EKMAN LAYER AT THE SEA SURFACE
1. Drag must be opposite the direction of the ice’s
velocity
2. Coriolis force must be perpendicular to the velocity
3. The forces must balance for steady flow
W+F+C=0 All forces are equal
No acceleration

Ekman’s solution to the


equation of motion with
friction present
Asumsi : steady, homogenous, horizontal friction
flow with friction on a rotating earth

 penyederhanaan pers. gerak

1) Laut sangat luas:


tepi berada pada jarak tidak terhingga
 tidak ada tepi

2) Laut sangat dalam:


dasar mendekati tidak terhingga

3) Az : konstan dan transfer energi gesekan


dominan arah vertikal
Asumsi :

4) Permukaan air datar:


permukaan geopotensial sejajar permukaan
isobar  tidak ada gradien tekanan

5) Angin bertiup lama

6) Untuk penyederhanaan :
percepatan kecil ditiadakan
Dengan asumsi tersebut,
pers. gerak pada bidang horizontal menjadi:
 2u
fv  Az 2
z
(E-1)
 2v
- fu  Az 2
z

Kondisi batas:
1) z → ∞ : u,v → 0
2) z = 0 (permukaan laut):

u v 
Az   x ; Az y    xiˆ   y ˆj Gesekan angin
z z
Jawaban pers.gerak (E-1):

( )z  
u  V0 e DE
cos(  z)
4 DE

( )z  
v  V0 e DE
sin(  z)
4 DE
+ di BBU dan – di BBS

ARUS SPIRAL
EKMAN
dimana:
2 Az
DE   : kedalaman Lapisan Ekman
f (Ekman layer depth)
( 2 ) : magnitude Arus Ekman
V0 
( DE  f ) permukaan total
  magnitude gesekan angin τ = ρair CD U210
f  parameter coriolis |f|= |2Ω sin θ|

Kecepatan arus Ekman di permukaan tergantung


kecepatan angin pada ketinggian 10 m:
0.0217 Rumus ini berlaku untuk
V0  U 10 lintang >  10o LU/LS
sin 
Jawaban diatas mempunyai arti:
1) Pada permukaan (z = 0), jawaban menjadi:
u = ± V0 cos 45o dan v = V0 sin 45o
Arus Ekman yang ditimbulkan angin mengalir 45o ke kanan
(BBU) atau ke kiri (BBS) dari arah angin

2) Semakin masuk ke dalam air, arus Ekman makin lemah dan


arahnya berbelok ke kanan di BBU dan ke kekiri di BBS dari
arah angin. Dari permukaan ke arah kolom air: arus berputar
ke kanan (BBU) atau ke kiri (BBS) seperti spiral: ARUS
SPIRAL EKMAN

3) Pada z = -DE, arah arus Ekman akan persis berlawanan


dengan arah arus Ekman di permukaan dan kecepatannya
berkurang menjadi hanya
0,04 (e- ) kali kecepatan di permukaan
ARUS SPIRAL EKMAN
Besarnya DE (kedalaman lapisan Ekman) tergantung
kecepatan angin di permukaan:

4.3W
DE  W = kecepatan angin (m/det)
sin  θ = lintang

  udaraCDW 2
τ : gesekan angin,
dimana CD = 1.4 x 10-3
Teori Ekman di perairan pesisir
Pantai timur benua atau pantai barat Samudera di BBU

Bidang datar
Q = transport g Lap perm Ekman
Grad. tekanan
x
1 2 Lap Interior
Arus geostrofik
Lap Dasar
Dasar perairan
Pantai timur benua atau pantai barat Samudera di BBU:

(1) Pada Lapisan Permukaan Ekman:


Keseimbangan gaya : Gaya Coriolis ~ Gesekan angin

(2) Pada Lapisan Interior:


Keseimbangan gaya : Gradien tekanan ~ Gaya Coriolis

(3) Pada Lapisan Dasar:


Keseimbangan gaya: Gradien tekanan ~ Gaya Coriolis +
friksi dasar
BOTTOM FRICTION AND SHALLOW WATER EFFECTS
v
pantai

GT CF

Fr

v
CF
pantai

GT

Fr
Jenis-jenis upwelling menurut mekanisme pembentukannya:
1) EKMAN PUMP:

Angin  Transpor Ekman  Kekosongan  Upwelling


EKMAN PUMP
Ada dua jenis:
1.1 Sekitar Pantai
Pada lintang pertengahan pantai barat benua atau pantai
timur Samudera. Pada daerah ini bertiup angin pasat
timur laut (northeast trade) di BBU dan pasat tenggara
(southeast trade) di BBS secara tetap ke arah ekuator
Akibatnya terjadi transpor Ekman (Q) menjauhi pantai.
Kekosongan di pantai diisi massa air dari lapisan dalam
 upwelling

Misalnya: Pantai Peru (Amerika Selatan), Pantai Oregon


dan California (Amerika Serikat) dan Pantai Senegal
(Barat daya Afrika)
1.2 Laut Terbuka (jauh dari pantai)
Arah dan Kecepatan angin
bervariasi menurut lintang:

Ekuator – Subtropis:
Angin Pasat (Trade winds)

Lintang sedang (Mid-latitude):


Angin baratan (Westerlies)

Lintang Tinggi – Kutub :


Angin timuran kutub
(Polar easterlies)
Kecepatan angin dengan arah yang sama juga bervariasi 
sebagai akibatnya: transpor Ekman bervariasi menurut
lintang

Ekuator: Ekman Transpor (Q) ke utara  paras laut drop 


divergence  up-welling

Sub-tropis (batas Trade dan Westerlies): pertemuan Ekman


Transport (Q) dari selatan dan Utara  paras laut tinggi 
Convergence  downwelling (sinking)

Lintang pertengahan (daerah Westerlies): Q ke selatan 


paras laut drop  divergence  upwelling
Upwelling and downwelling away from boundaries

Convergences and divergences related to wind shear and associated geostrophic


flow, North Atlantic Ocean (source: Pond and Pickard, 1987).
Schematic representation view for eastern equatorial Pacific Ocean of (b) wind
system and © currents; (d) vertical section for same region showing circulation,
convergences and divergences (source: Pond & Pickard, 1987)
2. Defleksi (deflection)  Ada dua jenis:
2.1. Punggung di dasar samudera (misal: Mid-Ocean Ridge)
Arus dalam terhalang punggung dasar samudera 
arus terpaksa naik menyusuri punggung  upwelling

punggung
dasar samudera
2.2 Tanjung (Cape)
Arus yang mengalir sejajar pantai terhalang tanjung
(ridge). Arus mengalami defleksi ke laut lepas  ada
kekosongan di bagian hilir tanjung (cape) atau
tonjolan (head land)  lalu diisi massa air dari
lapisan bawah (upwelling) yang intensif. Massa air
yang dingin dan kaya zat hara tersebut ikut juga
menyebar ke laut lepas  daerah upwelling
demikian disebut: squirt atau jet.

Misalnya: pantai Peru dan pantai Senegal


Pantai Peru (BBS)

Up-welling

tonjolan
Pantai Senegal (BBU)

tonjolan

Up-welling
3. Akibat pusaran siklon:
Pusaran siklon (berlawanan j.j.)
di BBU atau searah j.j. di BBS 
massa air menjauhi pusat pusaran
 terjadi kekosongan  diisi
massa air dari lap bawah 
divergence  up-welling.
Siklon (pusaran) dapat terjadi
karena adanya pusaran angin yg
menyeret massa air  up-welling
ini bersifat temporer

Ini bisa dilihat dari citra altimeter


Topex/Poseidon dimana terdapat
pusat muka air yg rendah

Pusaran anti-siklon (searah j.j. di


BBU) atau berlawanan j.j. di BBS
 massa air menuju pusat 
convergence  down-welling
(sinking)
Tipe Up-welling:
1. Tipe Stasioner (stationary type)
Terjadi sepanjang tahun, intensitas berfluktuasi.
Misal: Pantai Peru (Am Sel), Pantai California (USA),
Pantai Senegal (Afrika)

2. Tipe Berperiode (Periodic Type)


Pada daerah ini arah angin berubah sesuai dengan musim
sehingga upwelling terjadi secara musiman
Misal: Pantai selatan Jawa – Sumbawa

3. Tipe bergantian (alternating type)


Tergantung arah angin yang sesuai dengan musim,
upwelling dan downwelling
Misal: L. Banda dan L. Arafura.
Sirkulasi Dorongan Angin (WIND DRIVEN CIRCULATION)

Angin secara langsung telah dianggap yang


membangkitkan sirkulasi (arus) lautan tetapi
kadang-kadang ada ketidakcocokan:

- Arus kuat seperti arus sakal


(counter-current) di ekuator yang melawan
arah angin

- Arus yang kuat dan menyempit di sisi barat


samudera  tidak berkaitan dengan angin
secara langsung
Alasannya ini terdapat pada 3 publikasi:
Sverdrup (1947); Stommel (1948) dan Munk (1950)

Harald Sverdrup (1947) showed that the circulation in


the upper kilometer or so of the ocean is directly related
to the curl of the wind stress.

Henry Stommel (1948) showed that the circulation in


oceanic gyres is asymmetric because the Coriolis force
varies with latitude.

Walter Munk (1950) added eddy viscosity and calculated


the circulation of the upper layers of the Pacific
TEORI SVERDRUP: WIND-DRIVEN CIRCULATION
Terinspirasi untuk menjelaskan hasil observasi
arus di ekuator timur Pasifik

Asumsi:
- aliran stasioner, friksi lateral dan
viskositas molekuler kecil

- aliran bersifat baroclinic (= velositas


tergantung kedalaman;isobar berpotongan dengan
permukaan geopotensial)

- Sirkulasi akibat dorongan angin hilang pada


kedalaman yang disebut no motion pada
kedalaman ~ 1000 m
Dengan asumsi ini, komponen horizontal pers.
gerak (momentum):
1 p  u 1 p  v
 fv  ( Az );   fu  ( Az ) (Sv-1)
 x z z  y z z

Lalu pers. (Sv-1) diintegralkan dari permukaan (z


= 0) sampai kedalaman (z = -D) dimana tidak ada
aliran akibat dorongan angin (gradien tekanan = 0)

Pengintegralan komponen velositas dari permukaan


sampai kedalaman – D  Transpor (M)
0 0

 u ( z )dz  M
D
x  v( z )dz  M
D
y (Sv-2)

Gesekan turbulen pada permukaan = gesekan angin


dan pada kedalaman –D = nol
Transport = the mass of water passing through
a vertical plane one meter wide that is
perpendicular to the transport and extending
from the surface to depth −d
u v
x: ( Az )0   x y: ( Az )0   y
z z
u v (Sv-3)
( Az ) D  0 ( Az ) D  0
z z

Pers. kontinuitas untuk transpor massa air:


M x M y
 0 (Sv-4)
x y
Setelah melalui beberapa manipulasi matematika
terhadap pers. (Sv-1 s/d Sv-4)  Pers. Sverdrup:
 y
 x  f 2 cos 
M y    curl z ( )   
x y y R
β = variasi parameter coriolis f berdasarkan lintang θ = lintang
R = jari-jari bumi
Karena pada sebagian besarlautan terbuka, terutama
di daerah tropis, gesekan angin sepanjang x kecil
 y
 kecil
x
1  x
Maka transpor arah U – S : M y  
 y

Dengan menggunakan pers. kontinuitas transpor


(Sv-4), maka transpor arah T – B :
x   x  2 x 
Mx    tan   2 R 
2 cos   y y 
For derivation of the Sverdrup transport on the east side of
an ocean (source: Pond & Pickard, 1986)

x = jarak dari pantai sisi timur samudera (U-S)


Sverdrup’s solution explains the existence of an equatorial current system
Secara kualitatif, solusi pers. Sverdrup
menjelaskan terdapatnya sistem arus ekuator,yakni:

(1) ke utara 15o N dan ke selatan 2o N, Mx negatif


 aliran ke barat  arus ekuator utara
(NEC = North Equator Current) dan arus ekuator
selatan (SEC = South Equator Current)

(2) Antara 15o N – 2o N, Mx positif


 aliran ke timur  arus sakal
(NECC = North Equator Counter Current)
(2) Teori Stommel:
Western Boundary Current
(Western Intensification)

Adanya fenomena western intensification (aliran


menyempit dan kuat pada sisi barat Samudera di
BBU) dijelaskan pertama kali secara memadai
oleh Stommel (1948)
Teori Stommel diaplikasikan di Atlantik Utara
menggunakan pers. Sverdrup, tetapi ditambahkan
friksi dasar yang besarnya proporsional dengan
velositas
u u v v
x: ( Az ) 0   x ; ( Az )  D   Ku y: ( Az ) 0   y  0; ( Az )  D   Kv
z z z z

dimana K adalah konstanta


Stommel menentukan solusi steady-state untuk aliran
pada basin persegi empat,dimensi: 0  y  b
0  x  
kedalaman D konstan
ρ(densitas) konstan

Solusi 1: bumi tidak berputar


 aliran simetris
tidak ada western intensification

Solusi 2: bumi berputar + Gaya Coriolis konstan


 aliran simetris
tidak ada western intensification
Stream function for flow in a basin as calculated by
Stommel (1948)

Flow for non-rotating basin or flow for a basin with


constant rotation
Solusi 3: bumi berputar + Gaya Corilis
bervariasi dengan lintang
 aliran tidak simetris
terdapat western intensification

Flow when rotation varies linearly with y


(3) Solusi Munk

Munk menggabungkan basic features berupa


kontribusi dari Ekman, Sverdrup dan Stommel
 menghasilkan solusi untuk aliran
(sirkulasi) dorongan angin yg mencakup
seluruh basin lautan

Kontribusi utama Munk adalah menambahkan


gesekan turbulen lateral sehingga sirkulasi
lautan tetap dalam kondisi steady state
 eddy koefisien lateral (A H = Ax = Ay) yang
konstan
Pers gerak Munk:

1 p  u  2u
 fv  ( Az )  AH ;
 x z z x 2

1 p  v  2v
 fu  ( Az )  AH
 y z z y 2

Pers. ini dimanipulasi dengan mencari fungsi


stream dari transpor massa ():
   4
 4
 4
AH    
4
 curl z , dimana 4  4  2 2 2  4
x x x y y
Operator Biharmonik
friksi Pers Sverdrup
u ≡ ∂ψ v ≡ −∂ψ
∂y ∂x
The solution for a rectangular basin (From Munk, 1950)

Left: Mean annual wind stress (y) over the Pacific and the curl of the wind stress.
Right: The mass transport stream function for a rectangular basin calculated by Munk
(1950) using observed wind stress for the Pacific. Contour interval is 10 × 106 m3/s = 10
Sverdrups. The total transport between the coast and any point x, y is ψ(x, y).The
transport in the relatively narrow northern section is greatly exaggerated.
North-South component of the mass transport

The solution for a triangular basin (From Munk, 1950)


Friksi besar dekat batas lateral, tetapi kecil di
interior lautan.
Solusi diterapkan pada basin dengan dimensi dari
x = 0 sampai x = r dan y = - s sampai y = + s.

Selain itu angin bersifat zonal


Solusi Munk: feature yang dominan berupa sirkulasi
skala gyre yang mencakup semua basin.
- Ada kesamaan dgn solusi Sverdrup pada bagian
timur basin lautan dan arus tepi barat
(western intensification) yang kuat.
- Dengan menggunakan AH = 5 x 103 m2/det, maka
lebar arus tepi barat ~ 225 km; dengan bentuk
mirip dengan Gulf Stream dan Kuroshio

Anda mungkin juga menyukai