Anda di halaman 1dari 10

MODUL 12.

GELOMBANG

TUJUAN PRAKTIKUM
- Mahasiswa dapat memahami dan proses pembentukan gelombang dan menghitung
perubahan parameter gelombang saat gelombang merambat menuju pantai.
- Mahasiswa dapat memahami dan menghitung proses abrasi dan sedimentasi akibat
aktivitas gelombang.

I. Pendahuluan
Gelombang merupakan suatu fenomena naik-turunnya permukaan laut, dimana
energinya bergerak dari suatu wilayah pembentukan gelombang ke arah pantai. Kata
gelombang umumnya digunakan untuk gelombang yang dibangkitkan oleh angin.
Gelombang yang dibangkitkan angin terbentuk di perairan dalam kemudian bergerak ke
perairan dangkal yang mengalami deformasi (refraksi, difraksi, refleksi) dan pada akhirnya
pecah di dekat pantai. Parameter gelombang seperti tinggi, periode, sudut refraksi dan tipe
gelombang sangat penting diketahui untuk mempelajari gelombang yang ada di laut.
Aktivitas gelombang menentukan transpor sedimen yang terjadi di pantai dan perubahan
garis pantai.

Bentuk dari sebuah gelombang dan rentetan diagram yang menunjukkan gerakan
partikel-partikel air yang ada di dalam gelombang. Walaupun gelombang bergerak makin
maju ke depan, partikel-partikel di dalam gelombang akan meninggalkan jejak yang
membentuk lingkaran. Jejak lingkaran yang dibuat oleh partikel-partikel akan menjadi lebih
kecil sesuai dengan makin besarnya kedalaman di bawah permukaan gelombang.
Gelombang memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat dipengaruhi oleh 3 bentuk angin :
1. Kecepatan angin, umumnya makin kencang angin bertiup maka makin besar
gelombang yang terbentuk dan gelombang ini mempuyai kecepatan yang tinggi
dan panjang gelombang yang besar.
2. Ketika angin sedang bertiup, tinggi, kecepatan dan panjang gelombang
seluruhnya cenderung meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu pada
saat angin pembangkit gelombang mulai bertiup.
3. Jarak tanpa rintangan ketika angin bertiup (fetch). Fetch di lautan lebih besar
daripada fetch di danau sehingga panjang gelombang yang terbentuk di lautan
lebih panjang hingga mencapai ratusan meter.
Klasifikasi gelombang berdasarkan ukuran dan penyebabnya:

Praktikum Oseanografi
1
1. Riak (ripples) / gelombang kapiler (capillary wave) dengan panjang gelombang 1,7 m
dan periode kurang dari 0,2 detik disebabkan oleh adanya tegangan permukaan dan
tiupan angin yang tidak terlalu kuat pada permukaan laut.
2. Gelombang angin (wind waves) dengan panjang gelombang sampai kira-kira 130 m
dan periode 0,2-9 detik ditimbulkan angin
3. Alun (swell) dengan panjang gelombang sampai ratusan meter dan periode 9-15
detik ditimbulkan oleh angin yang bertiup lama
4. Gelombang pasang surut (tidal wave) dengan panjang gelombang ribuan kilometer
dengan periode 12,5 jam, 25 jam dan seterusnya oleh fluktuasi gaya gravitasi
matahari dan bulan.
Pengukuran parameter gelombang dapat dilakukan secara visual maupun dengan
instrumen. Pengukuran secara visual biasanya hanya dapat dilakukan pada kondisi sesaat,
biasanya alat yang digunakan adalah View Box (sudut refraksi), papan berskala (tinggi
gelombang) dan stop watch untuk pengukuran periode gelombang. Pengukuran parameter
gelombang dengan instrumen wave gauge yang didasarkan pada perubahan tekanan pada
kolom air yang nantinya akan dikonversi menjadi parameter tinggi dan periode gelombang.
Manfaat mempelajari gelombang adalah dalam perencanaan wilayah pantai (pelabuhan dan
bangunan pantai lainnya), pariwisata (surfing), sumber energi alternatif, dan untuk budidaya
perikanan (rumput laut) dsb.
Altimetri adalah salah satu teknik untuk mengukur ketinggian gelombang laut pada
koordinat tertentu. Satelit altimetry mengambil data pada waktu tertentu dengan
menggunakan radar mengelilingi angkasa dari satelit antena ke permukaan laut dan
dikembalikan lagi ke satelit penerima. Pada tahun 1970 altimetri mulai melakukan
pengukuran data fisik, kimia, keadaan dinamis dari daratan lautan, atmosfer dan biosphere.
Beberapa satelit yang telah diluncurkan oleh altimetry dianteranya adalah ERS (1991-1996),
Topex atau Poseidon (sejak 1992), ERS-2 (sejak 1995), dan Jason-1. Satelit-satelit ini
menyediakan data lokasi, pengumpulan data, mengukur suhu, konsentrasi klorofil dan
kecepatan angin di permukaan laut. Pengamatan secara umum untuk memahami secara
lebih baik dari kejadian di lautan, iklim dalam waktu yang lampau ataupun waktu yang akan
datang.

II. Metode
1. Alat dan bahan
a. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Kalkulator, penggaris, busur
derajat, dan pensil.
2. Prosedur kerja :
a. Menentukan klasifikasi wilayah perambatan gelombang berdasarkan rasio
kedalaman perairan dan panjang gelombang (D/LD) dan cepat rambatnya (c).

- Perairan dalam : D/ LD ≥ 0.5 ................

- Perairan transisi : 0.05 < D/ LD ≤ 0.5 ................

- Perairan dangkal : D/ LD ≤ 0.05 ................


b. Menghitung perubahan parameter gelombang berdasarkan grafik hubungan antara
nilai D/ Ld dengan nilai Hs/Hd.
Praktikum Oseanografi
2
c. Mengihtung sudut refraksi gelombang dari perairan dalam hingga mendekati pantai
berdasarkan persamaan Snellius.
d. Mengitung koefisien energi gelombang (e) berdasarkan garis ortogonal dan
penentuan wilayah abrasi dan sedimentasi.
e = Ss/SD
Ss merupakan jarak antara garis orthogonal yang berdekatan di pantai (perairan
dangkal) dan SD merupakan jarak antara garis orthogonal yang berdekatan di pantai
dalam.
e>1 : artinya energi gelombang yang sampai ke pantai kecil, sehingga kemungkinan
terjadinya sedimentasi lebih besar dibanding abrasi.
e<1 : artinya energi gelombang yang sampai ke pantai terkonsentrasi (besar),
sehingga kemungkinan terjadinya abrasi lebih besar dibanding sedimentasi.

Praktikum Oseanografi
3
III. Tugas

1. Diberikan satu set data dari parameter gelombang air dalam, menghasilkan gambaran
bahwa terjadi perubahan perbandingan antara panjang gelombang di perairan dangkal
(Ls) dan panjang gelombang dalam (L D) (Gambar 1). Bila diketahui parameter
gelombang, LD = 150 m, kedalaman awal (D) = 95 m dan periode gelombang (T) = 10
detik. Lengkapilah tabel di bawah ini :
Tabel 1. Beberapa parameter gelombang di laut dalam, transisi dan dangkal.
Depth (m) D/LD LS/LD LS C HS/HD Keterangan
95 1.2
85 1
75 0.93
65 0.91
55 0.91
45 0.95
25 0.85
15 0.76
6 0.52
3 0.21

Gambar 1. Grafik hubungan antara nilai D/ Ld dengan nilai Hs/Hd.

Perhitungan :

Praktikum Oseanografi
4
.......................Lanjutan perhitungan no. 1

Praktikum Oseanografi
5
.......................Lanjutan perhitungan no. 1

Interpretasi :

Praktikum Oseanografi
6
2. Hitung nilai Ls dari perbandingan Ls/LD pada masing-masing kedalaman, apakah yang
dapat disimpulkan terhadap panjang gelombang dari gelombang yang bergerak ke
perairan dangkal? Jelaskan sebabnya!
Jawaban :

Praktikum Oseanografi
7
3. Bila kecepatan gelombang C = L/T (untuk berbagai kedalaman) kemudian Cs = Ls/T dan
periode (T) tetap, buktikan bahwa Cs/CD = Ls/LD !
Jawaban :

Praktikum Oseanografi
8
4. Jika diketahui :
Sin s/Sin D = Cs/CD dimana s sudut refraksi pada berbagai kedalaman dan D sudut
refraksi di air dalam, hitunglah sudut refraksi gelombang pada berbagai kedalaman
(Gambar 2) ! (data Ls/LD didapat dari no.1)

α0 = 45o
D = 95, α1 =

D = 75, α2 =

D = 55, α3 =

D = 25, α4 =

D = 6, α5 =

Gambar 2. Refraksi gelombang pada berbagai kedalaman.

Perhitungan :

Praktikum Oseanografi
9
.......................Lanjutan perhitungan no. 4

Praktikum Oseanografi
10

Anda mungkin juga menyukai