SOP Migrain
SOP Migrain
Nomor :
Dokumen
SOP Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1/4
1. Pengertian Migrain adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer dengan
kualitas vaskular (berdenyut), diawali unilateral yang diikuti oleh mual,
fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi. Serangan seringkali
berulang dan cenderung tidak akan bertambah parah setelah bertahun-tahun.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi dokter dan praktisi kesehatan di Klinik Pratama Amira
dalam menangani kasus Migrain
3. Kebijakan
4. Referensi Buku panduan praktek klinis bagi dokter di Klinik Pratama Amira.
5. Prosedur 5.1 Anamnesa Keluhan :
Suatu serangan migren dapat menyebabkan sebagian atau seluruh
tanda dan gejala, sebagai berikut:
5.1.1 Nyeri moderat sampai berat, kebanyakan penderita migren
merasakan nyeri hanya pada satu sisi kepala, namun sebagian
merasakan nyeri pada kedua sisi kepala.
5.1.2 Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
5.1.3 Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik.
5.1.4 Rasa nyerinya sedemikian rupa sehingga tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari.
5.1.5 Mual dengan atau tanpa muntah.
5.1.6 Fotofobia atau fonofobia.
5.1.7 Sakit kepalanya mereda secara bertahap pada siang hari dan
setelah bangun tidur, kebanyakan pasien melaporkan merasa
lelah dan lemah setelah serangan.
5.1.8 Sekitar 60 % penderita melaporkan gejala prodormal, seringkali
terjadi beberapa jam atau beberapa hari sebelum onset dimulai.
Pasien melaporkan perubahan mood dan tingkah laku dan bisa
juga gejala psikologis, neurologis atau otonom.
1/5
5.2.6 Faktor herediter.
5.2.7 Faktor kepribadian.
5.4 Diagnosis
5.4.1 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan
pemeriksaan fisik umum dan neurologis.
5.4.2 Kriteria Migren:
5.4.3 Nyeri kepala episodik dalam waktu 4-72 jam dengan gejala dua
dari nyeri kepala unilateral, berdenyut, bertambah berat dengan
gerakan, intensitas sedang sampai berat ditambah satu dari mual
atau muntah, fonopobia atau fotofobia.
5.5 Diagnosis Banding
5.5.1 Arteriovenous Malformations.
5.5.2 Atypical Facial Pain.
5.5.3 Cerebral Aneurysms.
5.5.4 Childhood Migraine Variants.
5.5.5 Chronic Paroxysmal Hemicrania.
5.5.6 Cluster-type hedache (nyeri kepala kluster).
5.6 Penatalaksanaan
5.6.1 Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari
stimulasi sensoris berlebihan.
5.6.2 Bila memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang
dengan dikompres dingin.
5.6.2.1 Perubahan pola hidup dapat mengurangi jumlah dan
tingkat keparahan migren, baik pada pasien yang
menggunakan obat-obat preventif. atau tidak.
5.6.2.2 Menghindari pemicu, jika makanan tertentu
menyebabkan sakit kepala, hindarilah dan makan
makanan yang lain. Jika ada aroma tertentu yang
dapat memicu maka harus dihindari. Secara umum
pola tidur yang reguler dan pola makan yang reguler
dapat cukup membantu.
5.6.2.3 Berolahraga secara teratur, olahraga aerobik secara
teratur mengurangi tekanan dan dapat mencegah
migren.
5.6.2.4 Mengurangi efek estrogen, pada wanita dengan migren
dimana estrogen menjadi pemicunya atau
menyebabkan gejala menjadi lebih parah, atau orang
dengan riwayat keluarga memiliki tekanan darah tinggi
atau stroke sebaiknya mengurangi obat-obatan yang
2/5
mengandung estrogen.
5.6.2.5 Berhenti merokok, merokok dapat memicu sakit kepala
atau membuat sakit kepala menjadi lebih parah
(dimasukkan di konseling).
5.6.2.6 Penggunaan headache diary untuk mencatat frekuensi
sakit kepala.
5.6.2.7 Pendekatan terapi untuk migren melibatkan
pengobatan akut (abortif) dan preventif (profilaksis).
3/5
bahkan tahun tergantung respon pasien.
Obat pencegah migren : propranolol, amitriptilin,
fluoksetin,valproat, verapamil, nimodipin.
4/5