LP Osteoartritis
LP Osteoartritis
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi
yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis (OA) yang dalam bahasa awam masyarakat kita sering
dinamakan pekapuran sendi, adalah proses degenerasi atau penuaan sendi
(Ahmad Aby, 2014)
Osteoarthritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai
oleh pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago
sebagai penyangga, maka tulang dibawahnya akan mengalami iritasi, yang
menyebabkan degenerasi sendi (Elizabeth J.Corwin, 2009)
2.2 Klasifikasi Osteomielitis
a. Osteoarthritis primer
b. Osteoarthritis Sekunder
Tulang mandibula
(1 tlng)
1. Tulang telinga Malleus 2 6 tulang
tengah Incus 2
Stapes 2
2.3.5 Ligament
Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke
tulang, biasanya di sendi. Ligament memungkinkan dan membatasi
gerakan sendi.
2.3.6 Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringan ikat. Dibatasi oleh
membran sinovial dan mengandung cairan sinovial. Bursae
merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang bergerak seperti
pada olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit.
2.4 Etiologi
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
a. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan
bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air,
dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
b. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan
sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi
karena bahan yang harus dikandungnya.
c. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan.
d. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma
yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan
biomekanik sendi tersebut.
e. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang
biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya
terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang
tuanya yang terkena.
f. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan
reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks
rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
g. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan
sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak
stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.
h. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan
yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak
sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada
diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
i. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat
dapat mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam
hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.
2.5 Gejala klinis / manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-
lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang
dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi
terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain;
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih
dibandingkan gerakan yang lain.
b. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau
tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
f. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan
gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk
kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
2.6 Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses
penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai
dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit
yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga
diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom
menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di
sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan.
Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung
berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi
interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan
terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang
dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang
digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena
peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas
congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan
trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme
sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi
dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga
sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya
hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995)
2.7 Pemeriksaan Penunjang / Evaluasi Diagnostik
a. Pemeriksaan diagnostic
Pada penderita OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi pada sendi
yang terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran
diagnostik. Gambaran Radiografi sendi yang menyokong diagnosis
OA adalah :
Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat
pada bagian yang menanggung beban seperti lutut ).
Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis ).
Kista pada tulang
Osteofit pada pinggir sendi
Perubahan struktur anatomi sendi.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak
berguna. Pemeriksaan darah tepi masih dalam batas – batas normal.
Pemeriksaan imunologi masih dalam batas – batas normal. Pada OA
yang disertai peradangan sendi dapat dijumpai peningkatan ringan sel
peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai protein
2.8 Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya
sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu
menghentikan proses patologis
1) Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan
pada sendi yang sakit.
2) Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
3) Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
4) Dukungan psikososial
5) Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program
latihan yang tepat
6) Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya
keluhan
b. Diet Rendah Purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan
asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal.
Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada
penderita osteoartritis:
Penyempitan Deformitas
MK: Kurang rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
Penurunan MK:
Kekuatan Kerusakan
nyeri mobilytas fisik
MK: Hipertrofi
MK: Kurang Gangguan
perawatan diri Citra tubuh
Distensi
Cairan
MK: Nyeri
akut
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 60tahun
Agama :-
Pekerjaan :-
Pend. Terakhir :
Suku/Bangsa :-
gol. Darah :-
Alamat :-
Diagnose mendis : Osteoarthritis
Tanggal masuk RS :-
Tgl. Pengkajian :-
b. Identitas penanggung jawab
Nama :-
Umur :-
Alamat :-
Pekerjaan :-
7. Pola aktifitas
No Jenis Aktivitas Saat di Di RS
Rumah
1. Nutrisi :
a. Frekuensi dan porsi - -
b. Jenis makanan - -
c. Pola makan - -
d. Nafsu makan - -
e. Pantangan - -
f. Alergi - -
g. Kesulitan/hambatan -
2. Minum :
a. Jenis air minum - -
b. Frekuensi dan porsi - -
c. Kesulitan - -
3. Personal hygine :
a. frekuensi mandi - -
b. frekuensi keramas - -
c. oral hygine - -
4. Eliminasi :
a. Eliminasi fecal
1) Frekuensi BAB - -
2) Warna feces - -
3) Konsistensi - -
b. Eliminasi Urin :
1) Frekuensi BAK - -
2) Warna urin - -
3) Konsistensi - -
5. Istirahat/tidur :
a. Kualitas - -
b. Kuantitas - -
c. Konsistensi - -
6. Latihan/olah raga
a. Jenis kegiatan - -
b. Sikap - -
8. Pemeriksaan Head to toe (berfokus pada salah satu organ yang terdapat
gangguan)
No Jenis Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi
1 Kepala - - - -
2 Wajah - - - -
Mata - - - -
3 Leher - - - -
4 Dada - - - -
5 Abdomen - - - -
6 Eksremitas
a. Atas - - - -
b. Bawah Pasien - - -
tampak
kesakitan
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai Normal Interpretasi
b. Radiologi
Diperoleh hasil adanya penyempitan pada area sendi kaki, adanys osteofil,
peningkatan densitas tulang serta perubahan struktur anatomi sendi
c. Terapi Obat – obatan
- Acetaminophen
- Prednisone
d. Terapi Lain
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa data
NoMasalah Etiologi Data
1. Nyeri akut Perubahan fungsi sendi DS :
Pasien mengeluh nyeri
Hipertropi dibagian sendi dan
tulang kaki
Distensi cairan DO :
Pasien tampak
Nyeri akut kesakitan terutama
dibagian ekstremitas
bawah, ekpresi wajah
meringis menahan
sakit, skala nyeri 7
2. Hambatan Perubahan fungsi sendi DS :
mobilitas fisik Pasien mengeluh nyeri
Deformitas tulang semakin hebat saat
melakukan aktivitas
Hambatan mobilitas fisik dan berkurang saat
istirahat
DO :
Pasien kesulitan
beraktifitas sehingga
sebagian perawatan
harus dbantu keluarga
dan perawat. Pasien
menghabiskan
waktunya ditempat
tidur. Pasien tampak
lemah, pucat dan
tampak kotor .
3. Deficit Proses penuaan DS :
perawatan diri Pasien mengeluh nyeri
Pemecahan kondrosit semakin hebat saat
melakukan aktivitas dan
Pengeluaran enzim berkurang saat istirahat
lisosom DO :
Pasien menghabiskan
Kerusakan matrik waktunya ditempat
kartilago tidur. Pasien tampak
lemah, pucat dan
Penebalan tulang sendi tampak kotor . Saat ini
pasien dibantu dengan
Penyempitan rongga penggunaan kursi roda
sendi untuk melakukan
aktivitasnya.
Penurunan kekuatan,
nyeri
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan NOC NIC
dengan penurunan Pain level Pain management
fungsi tulang ditandai Pain control Kaji nyeri secara
dengan pasien tampak Comfort level komprehensif termsuk
kesakitan Kriiteria hasil lokasi, karakteristik,
Mampu durasi, frekuensi,
mengontrol nyeri skala dan faktor
Melaporkan presipitasi.
bahwa nyeri Observasi reaksi
berkurang nonverbal dari
dengan ketidaknyamanan
menggunakan Kaji kultur yang
manajemen nyeri mempengaruhi respon
Menyatakan rasa nyeri.
nyaman saat Kurangi faktor
nyeri berkurang presipitasi nyeri
Berkolaborasi dengan
dokter untuk peberian
obat analgetik
Tingkatkan istirahat
2. Hambatan mobilitas NOC NIC
fisik berhubungan Joint movement : - Monitoring vital sign
dengan perubahan Active sebelum/sesudah latihan
struktur anatomi sendi Mobility level dan lihat respon pasien saat
ditandai dengan pasien Self care : ADLs latihan
D. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Implementasi Paraf
1. Nyeri akut Pain management
berhubungan Mengkaji nyeri secara
dengan komprehensif termsuk
penurunan fungsi lokasi, karakteristik,
tulang ditandai durasi, frekuensi, skala
dengan pasien dan faktor presipitasi.
tampak kesakitan Mengobservasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Mengkaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri.
Mengurangi faktor
presipitasi nyeri
Melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk
peberian obat analgetik
Meningkatkan istirahat
2. Hambatan - Memonitoring vital sign
mobilitas fisik sebelum/sesudah latihan dan
berhubungan lihat respon pasien saat latihan
E. Evaluasi keperawatan
1. Nyeri pasien berkurang
2. Pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri
3. Pasien dapat membersihkan dirinya secara mandiri
4. Pasien dapat bergerak secara bebas
5. Pasien dapat mengetahui mengenai pengobtan yang diberikan
6. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi secara cukup
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi
yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087).
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-
lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang
dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan.
4.2 Saran
1. Diharapkan pembaca makalah ini dapat memahami tentang asuhan
keperawatan Osteoatritis pada lansia.
2. Diharapkan penulis dan calon perawat lainnya dapat memberikan
penyuluhan atau pemahaman mengenai penyakit Osteoatritis pada
lansia.
DAFTAR PUSTAKA