Anda di halaman 1dari 6

RESUME MATERI

HUKUM DALAM JAGAD KETERTIBAN


Pendidikan Keilmuan

• Tidak cukup hukum positif atau tata hukum yg berlaku (seperti pendidikan profesional)
Namun, sampai pada pencarian kebenaran. Kebenaran mengenai hukum, termasuk
kebenaran serta ketepatan pengetahuan ttg tempat hukum dlm masyarakat. Pencarian
persis ordinat dari hukum itu.

Hukum Adalah Ketertiban

• Hukum berurusan dengan ketertiban


• Hukum menempatkan diri sebagai penjaga, pengatur dan produsen ketertiban.
• Hukum tampil dengan membuat macam-macam peraturan, suruhan, dan larangan.
• Hukum menjadi institusi normatif

Benarkah Hukum Memonopoli Pengaturan Masyarakat

• Untuk dapat menjawabnya, hukum harus ditempatkan pada jagad yg lebih luas, yaitu :
Jagad ketertiban
• Hukum hanya menempati sudut kecil dalam jagad ketertiban. Hukum yang ingin
memegang hegemoni ketertiban, tidak pernah terlaksana olehnya.

Hukum Bukan Produsen Otentik

• Sebagai produsen ketertiban, hukum bukanlah produsen yg otentik, Masih banyak


komunitas lainnya dalam masyarakat yg bisa memeproduksi ketertiban dengan lebih
otentik.

Hukum Modern Sebagai Pendatang Baru

• Posisi demikian serba delimatis, Pada satu sisi menginginkan hegemoni, pda sisi lain
didesak oleh kehadiran kekuatan lain yg tampil lebih dahulu. \
• Hukum modern hadir di abad 18, karena ia harus melalui berbagai transformasi sosial,
politik, ekonomi, dan kultural sebelumnya.
Hukum Modern Bergandeng Dengan Negara Modern

• Hukum modern bergandeng tangan dengan kekuatan dan komunitas politik baru:
negara modern. Negara modern bersifat spasial-teritorial dan dilengkapi dg instrumen
kekuasaan yg lebih hebat dibanding sebelumnya.
• Identitas teritorial, tidak membiarkan komunitas lain hadir di wilayhnya. Ini
memunculkan konsep: kedaulatan negara

Kompleksitas Jagad Ketertiban

• Jagad ketertiban meliputi dan menerima kehadiran komunitas yg sangat majemuk,


sehingga menjadi kompleks. Jagad ketertiban yg kompleks, menjadi basis dari
ketertiban hukum, seperti juga ia menjadi basis dari ketertiban yg lain.
• Ketertiban ekonomi, tidak dapat meminggirkan ketertiban lain, seperti hukum dan
politik. Keteriban ekonomi beroperasi dan berlayar di lautan ketertiban yang luas.

Hukum Tak Mampu Merebut Hegemoni

• Aliran positivisme, gagal merebut hegemoni. Misal, peraturan di jaman kolonial “ adat
itu hanya berlaku sepanjang diakui oleh hukum negara” Aturan demikian tidak serta
merta memiliki kekuatan absolut, melainkan menunjukkan adanya adu kekuatan.

Kompleksitas

• Hasil studi Stewart Macaulay 1963 di US, adanya kegagalan hukum negara untuk
memonopoli praktek pelaksanaan kontrak tertulis, pada komunitas bisnis di US. •
Banyak kontrak tertulis diabaikan oleh pelaku bisnis. Terdapat beda persepsi antara ahli
hukum dan pelaku bisnis tentang makna kontrak.
Beda Persepsi

• Bagi ahli hukum, kontrak yg disepakati adalah dokumen yg harus dilaksanakan. Bagi
pelaku bisnis, kontrak hanyalah alat mencapai tujuan bisnis. Maka kontrak tunduk
pada logika dan tujuan bisnis.
• Kalau logika dan tujuan bisnis menghendaki, maka kontrak yg telah disepakati dapat
diabaikan. Negara tidak bisa memaksa komunitas bisnis untuk tunduk sepenuhnya pada
hukum kontrak yg dibuat negara.

Kekuatan Hukum Negara

• Komunitas-komunitas lain (kaedah-kaedah sosial yg berkreatif yang didukung


komunitas masing-masing) tidak dapat ditundukkan sepenuhnya oleh kekuasaan dan
kekuatan hukum negara.
• Mereka tetap bertahan, kendatipun tetap juga mengakui otoritas hukum negara.
Sekalipun terbatas, komunitas tersebut memiliki otonomi.
• Contoh, kontrak bisnis di US, Pecalang di Bali, Subak di Bali

Hukum Dipengaruhi Masyarakat

• Het recht hinkt achter de feiten aan. Hukum itu ketinggalan dari peristiwanya. Artinya,
ketika suatu peristiwa hukum terjadi dan tak ada aturannya dalam hukum positif maka
serta merta penguasa akan membuat hukumnya.

Hukum Mempengaruhi Masyarakat

• Teori hukum Pembangunan.


Kontrol Sosial Memudar

• Bicara mengenai sistem, hukum baru akan dijalankan bila sistem lain dalam masyarakat
gagal menciptakan ketertiban dan keteraturan. Sistem itu bernama kontrol sosial.
Kontrol sosial menciptakan ketertiban di masyarakat dengan norma-normanya.
Parahnya, sistem kontrol sosial ini di masyarakat sudah memudar dan kehilangan
kesaktiannya.

Hukum Adat

• Pasal 598 RUU KUHP


1) Setiap Orang, yang melakukan perbuatan yang menurut hukum yang hidup dalam
masyarakat dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang, diancam dengan pidana.
2) Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemenuhan kewajiban adat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) huruf f.

Hukum Tidak Seperkasa Yang Dibayangkan

• Ellickson, banyak segmen kehidupan sosial itu tidak dibentuk oleh/atau merupakan
karya hukum, tapi oleh komunitas itu sendiri. Tidak benar, negara mengontrol perilaku
anggota masyarakat. Ketertiban lebih sering muncul secara serta merta. Peraturan yang
dibuat negara akan dilengkapi, bahkan isinya bisa diganti dengan aturan mereka sendiri.

Rakyat Seringkali Menyelesaikan Persoalan Hukumnya Sendiri

• Rakyat desa seringkali menyelesaikan persoalanpersoalan antar tetangga, tanpa


menyadari tentang adanya peraturan per-uu-an pemerintah yang mengatur. Sesuatu
yang mestinya dibawa di muka pengadilan, diselesaikan sendiri oleh warga masyarakat,
tanpa ada yang merasa dikalahkan atau disalahkan.
• Menurut, Auerbach (1983) mempercayakan perkara perkara untuk diselesaiakan di
pengadilan tidak selalu membawa kebaikan untuk masyarakat.
Fukuyama, Tentang Slugs

• Pada jam sibuk, mobil harus berisi tiga orang.Tradisi Slugs, memunculkan praktik,
kelancaran lalu lintas dan saling menolong, saling menguntungkan antara pengemudi mobil
dan rakyat untuk bisa sampai ke kota, tanpa memberikan imbalan, dilarang merokok, dilarang
membicarakan hal-hal yg kontroversial

Anda mungkin juga menyukai