01 Agil Rafiah Afandi S022302001
01 Agil Rafiah Afandi S022302001
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Promosi, Perilaku dan
Sosiologi Kesehatan
Oleh
S022302001
SURAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Promosi Kesehatan Dalam Program Pencegahan Stunting Terhadap Balita Dan Ibu Hamil
Di Puskesmas Rokan Hilir. Makalah ini secara garis besar berisi informasi tentang visi,
misi, dan tujuan dari pencegahan stunting; pencapaian program, strategi, dan sasaran
penyusunan makalah ini kami telah berupaya optimal, walaupun masih ditemukan banyak
kendala dalam penyusunannya. Oleh karena, itu kami berharap masukan dan saran yang
konstruktif untuk perbaikan serta penyempurnaan. Akhir kata, semoga makalah ini
i
DAFTAR ISI
B. Tujuan .................................................................................................................. 3
C. Manfaat ................................................................................................................ 3
A. Kesimpulaan ........................................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAH ULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang
ini jika tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang
Pemerintah Indonesia menetapkan 100 Kabupaten atau Kota prioritas penanganan stunting.
Berdasarkan penetapan tersebut Rokan Hilir masuk dalam Kabupaten prioritas dikarenakan
pada tahun 2013 angka prevalensi stunting mencapai angka 59% (Sekretariat Wakil
terus meningkat dari tahun 2014 - 2018. Pada tahun 2014 mencapai angka 28,9% meningkat
hingga tahun 2018 menjadi 30,8% (Kementrian Kesehatan, 2018). Berdasarkan hal itu,
Stunting (Puring).
Berdasarkan atas SK menteri Kesehatan Nomor 585 Tahun 2007 tentang Pedoman
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan melalui sumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
1
Menurut Sutomo, (dalam Hairat Nurul et al., 2020) Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 telah menjamin hak setiap warga Negara untuk
mendapatkan pelayanan dasar termasuk pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah
berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelayanan publik
dibidang kesehatan, salah satunya adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang
Puskesmas menjadi salah satu tanggungjawab yang wajib di laksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dibidang
Selain itu, Puskesmas juga memberi pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap
Puskesmas tidak membedakan strata sosial dan penghasilan, apalagi biaya pengobatan di
Puskesmas relatif lebih terjangkau bila dibandingkan dengan perawatan atau pengobatan
kesehatan tingkat pertama, promotif dan preventif kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Idealnya puskesmas memiliki sedikitnya satu bidan yang salah satu tugasnya memberikan
pelayanan pemeriksaan berkala kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Posyandu juga
berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan balita di tingkat
kelurahan atau desa. Beberapa kegiatannya termasuk memberikan imunisasi kepada balita,
pengukuran tinggi badan, dan penimbangan berat badan secara berkala. Berdasarkan latar
2
belakang di atas, tujuan dari makalah ini adalah untuk mendeskripsikan strategi promosi
kesehatan dalam program pencegahan stunting terhadap Keluarga 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) terhadap Ibu Hamil dan Balita di Puskesmas Kabupaten Rokan Hilir.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa saja visi, misi, dan tujuan dari pencegahan stunting
B. Manfaat
1. Bagi Pemerintah
Makalah ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan serta evaluasi bagi
Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi atau literatur tambahan bagi
institusi dalam melihat berbagai kondisi yang dihadapi, untuk menjalankan program
3. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menjadi perluasan ilmu pengetahuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting
Stunting merupakan istilah dari badan kerdil atau pendek, dimana anak usia
dibawah 5 tahun mengalami kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang yang terjadi selama masa periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
yaitu dari janin hingga anak berusia 24 bulan. Anak dikatakan stunting jika hasil
pengukuran antropometri dari panjang atau tinggi badan per usianya dibawah -2 SD (The
untuk waktu yang lama (kronis). Kondisi malnutrisi kronis yang terjadi selama bertahun-
tahun menyebabkan timbulnya stunting. Stunting diartikan sebagai nilai-z tinggi badan per
usia yang didapatkan dari grafik pertumbuhan yang sudah dipergunakan secara global
(Aryu, 2020). Sedangkan menurut Permatasari (2022), Stunting adalah kekurangan asupan
makanan dalam jangka panjang dan menyebabkan masalah kekurangan gizi kronis. Oleh
karena itu, anak-anak mungkin mengalami masalah peningkatan tinggi badan. Artinya,
anak-anak lebih kecil atau lebih kecil dari rata-rata. Pengaruh dari stunting ini terjadi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi stunting antara lain yaitu penyakit
infeksi, pemberian ASI eksklusif, inisiasi menyusui dini, dan pernikahan dini yang masih
menjadi perhatian masyarakat luas (Windasari et al., 2020). Hal ini didukung dengan
penelitian yang menjelaskan bahwa anak pertama yang lahir dari ibu hamil berusia muda
atau dibawah usia 20 tahun akan menderita perkembangan fisik dan penurunan
pertumbuhan. Fitriahadi (2018) menjelaskan bahwa 60% usia muda pada ibu hamil
beresiko tinggi terhadap timbulnya penyakit stunting. Dengan demikian dapat ditarik
4
kesimpulan bahwa 2:3 ibu hamil yang berusia muda atau berusia 20 tahun kebawah
berpotensi lebih besar dengan kejadian stunting pada anaknya (Permatasari, 2022).
Visi pencegahan stunting adalah terwujudnya keluarga 1.000 HPK (Ibu hamil dan
anak balita) yang berkalitas, yang memilki perilaku pola hidup sehat, dan sadar akan
bahaya stunting. Misi pencegahan stunting adalah menndorong sinergi program untuk
kepada ibu, bayi, yang bermutu, merata, dan terjangkau; memelihara dan meningkatkan
memastikan agar semua sumber daya diarahkan dan dialokasikan untuk mendukung dan
pelayanan gizi pada rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhadap ibu
komitmen dan dukungan dari pihak terkait agar masyarakat berdaya untuk
5
c. Kampanye dilakukan untuk perubahan perilaku terhadap masyarakat.
Pemberian Tablet Tambah Darah (ITD) pada remaja putri dan ibu
3. Sasaran Pencegahan Stunting diarahkan terutama pada keluarga 1.000 HPK (Ibu
Hamil dan Balita) dan keluarga yang sangat beresiko stunting, diantaranya
sebagai berikut :
a. Ibu hamil dan Ibu menyusui :
1) Pemeriksaan kehamilan
kurang mampu
6
4) Promosi dan konseling terhadap ibu menyusui
D. Indikator Keberhasilan
kepada seluruh ibu hamil yang berhak menerima suplemen tambahan, baik
Tablet Tambah Darah (TTD) maupun makanan pendamping Air Susu Ibu
penurunan stunting.
7
peraturan Bupati mengenai peran Desa dalam penurunan stunting, serta
kolaborasi SDM antara tenaga kesehatan, ekonomi, sosial, dan dinas terkait.
stunting.
3. Ketepatan Sasaran
mempertahankan hal ini dan juga pada saat pemberian gizi selama fase ibu
hamil dan menyusui. Sangat ditekankan harus diberikan pada ibu hamil, ibu
terlaksananya program diperlukan koordinasi dengan aparat terkait yang terlibat dalam
terhadap keluarga 1.000 HPK (Ibu Hamil dan Balita). Apakah semua itu sudah dikonsumsi
dengan benar dan memberikan manfaat kepada keluarga 1.000 HPK (Ibu Hamil dan
Balita). Apabila masih menemukan kasus gizi buruk terhadap ibu hamil dan menyusui,
baru promosi konseling terhadap ibu menyusui, promosi dan konseling pemberian makan
bayi dan anak (PMBA) yang diberikan tidak terlambat diterima oleh sasaran.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persoalan stunting adalah isu yang sangat mendesak untuk segera ditagani
secara serius karena menyangkut kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa
masyarakat, masih banyak sekali masyarakat yang asing mendengar istilah stunting.
Hal ini menjadi persoalan tersendiri sebab anak stunting menjadi sulit terdeteksi
karena tidak disadari. Maka, salah satu strategi uatama yang perlu dilakukan adalah
dengan mengkampanyekan isu stunting secara komprehensif dan massif, baik melalui
media masa, maupun melalui komunikasi dan sosialisasi kepada keluarga, terutama
kaum perempuan (ibu dan calon ibu), serta melakukan advokasi secara berkelanjutan.
B. Saran
9
Daftar Pustaka
Development Initiatives. (2018). Global Nutrition Report: Shining a light to spur action on
2020.
Fitriahadi, E. (2018). The relationship between mother’s height with stunting incidence in
children aged 24-59 months. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan Aisyiyah, 14(1), 15–
24.
Hairat Nurul & M. Gazali Suyuti. (2020). Implementasi Standar Pelayanan Menurut Undang-
Hidayat Mahyuni, et al. (2021). Peran Promosi Kesehatan Dalam Edukasi Tenaga Kesehatan
Di Masa Pasca Vaksinasi Covid-19 Di Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Sains Sosio
Arsayd.
Kementrian Kesehatan. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Pusat Data dan
Informasi.
Ode, La Reskiaddin. (2022). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Bandung : Media Sains
Indonesia.
10
Pati, MGMP Korwil, Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk SMK Farmasi 1, (Yogyakarta. Budi
Utama, 2019).
Permatasari, claudia. (2022). Pernikahan Usia Dini dan Risiko Terhadap Kejadian Stunting
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. (2017). 100 Kabupaten atau Kota Prioritas
Windasari, D. P., Syam, I., & Kamal, L. S. (2020). Faktor hubungan dengan kejadian stunting
di Puskesmas Tamalate Kota Makassar. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 5(1), 27.
https://doi.org/10.30867/action.v5i1.193
11