3/9/2019
3/9/2019
Public Health Challenges
• Infectious and non infectious diseases
• Natural disaster
• Chronic diseases across all age groups
• Environmental threats
• Miss management and inequity
• Violence
• Accident
• Bioterorism
• Substance abuses
ASPH (Association School of Public Health)
Core Areas in Public Health
1. Epidemiology (“the core science of public health”)
2. Biostatistics
3. Behavioral Science/ Health Education
4. Health Services Administration/Management
5. International/ Global Health
6. Maternal and Child Health
7. Public Health Nutrition
8. Health Policy
9. Environmental Health/ Occupational Health
Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat
Indonesia
Sehat
MASUKAN &
PROSES
KEADAAN DERAJAT
1. SUMBERDAYA LINGKUNGAN KESEHATAN
KESEHATAN MORBIDI
2. PELAYANAN
KESEHATAN
PERILAKU HIDUP TAS
MOR
3. MANAJEMEN MASYARAKAT MENUJU TA
KESEHATAN STA
4. KONTRIBUSI TUS GIZI LI
SEKTOR TERKAIT AKSES & MUTU TAS
PELAYANAN
KESEHATAN
Tabel 1 : Kondisi Kesehatan Indonesia Sebelum
Era Reformasi dan Era Reformasi
Sebelum
Kondisi kesehatan Masa Reformasi
Reformasi
334 (1997) Angka Kematian Ibu (AKI) 228 (SDKI, 2007);
359 (SDKI, 2012)
346 (SP, 2010)
305 (SUPAS 2015)
46 (1997) Angka Kematian Bayi (AKB) 26 (SP, 2000)
32 (SUPAS, 2005)
32 (SDKI, 2012)
22 (SUPAS, 2015)
Angka Kematian Anak (1-4 4,03 (SUPAS, 2015)
tahun)
58 (1997) Kematian Balita (0-4 tahun 40 (SDKI, 2012)
25,74 (SUPAS, 2015)
Tabel 1 : Kondisi Kesehatan Indonesia Sebelum
Era Reformasi dan Era Reformasi
Sebelum
Kondisi kesehatan Masa Reformasi
Reformasi
Kematian dewasa SUPAS, 2010: Laki-laki:
(usia 15-45 tahun) 180,36 per 1000 penduduk
SUPAS 2015: Laki-laki:
171,06 per 1000 penduduk;
Perempuan: 122,03 per
1000 penduduk
53,87 % % Persalinan 81,25 % (2011)
(1997) ditolong tenaga
kesehatan
Tabel 1 : Kondisi Kesehatan Indonesia Sebelum
Era Reformasi dan Era Reformasi
Sebelum
Kondisi kesehatan Masa Reformasi
Reformasi
10,51% (1998) Prevalensi gizi buruk 4,9% (2010)
81% (1997) Bayi mendapat imunisasi 89,07 % (2011)
DPT
62,87 % (1997) Bayi mendapat imunisasi 76,88 % (2011)
campak
64,25 tahun Angka Harapan Hidup (AHH) 70,6 tahun (2010)
(1997) 72,1 tahun (2015): 74,36 untuk
perempuan 70,26 tahun untuk laki-laki;
72,1 (SUPAS 2015):
74,36 tahun untuk perempuan
70,26 tahun untuk laki-laki
250.282 (1997) Jumlah Posyandu 275.942 (2012)
Pengantar
• Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam
perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku
aneh, dan perilaku menyimpang.
• Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu
yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh
karenanya merupakan suatu tindakan sosial.
• Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku
sosial, karena perilaku sosial adalah perilaku yang
secara khusus ditujukan kepada orang lain.
• Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur
relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh
berbagai kontrol sosial.
Pengantar (lanjutan)
• Dalam IKM, perilaku seseorang,
keluarga, dan masyarakat dipelajari
untuk mengidentifikasi faktor
penyebab, pencetus atau yang
memperkuat timbulnya masalah
kesehatan.
• Intervensi terhadap perilaku dilakukan
melalui penatalaksanaan yang holistik
dan komprehensif
Pengantar (lanjutan)
• Perhatian utama pendidikan dan promosi
kesehatan adalah perilaku kesehatan (health
behavior).
• Setiap pendidikan dan promosi kesehatan
merupakan variabel dependen yang sangat
penting dalam sebagian besar penelitian
tentang dampak intervensi pendidikan
kesehatan.
Pengantar (lanjutan)
• Perubahan positif dalam perilaku kesehatan
biasanya merupakan tujuan akhir dari
program pendidikan dan promosi kesehatan.
• Jika perilaku berubah tetapi kesehatan tidak
meningkat, hasilnya adalah paradoks perlu
memeriksa masalah lain, seperti hubungan
antara perilaku dan status kesehatan atau
cara-cara perilaku dan kesehatan (atau
keduanya) diukur.
Pengantar (lanjutan)
• Pengambilan keputusan adalah titik akhir yang
diinginkan untuk masalah yang melibatkan
ketidakpastian medis,
• Studi menunjukkan bahwa pengambilan
keputusan dapat menyebabkan peningkatan
kepuasan pasien (patient satisfaction) dan
hasil kesehatan [health outcome] (Rimer B.K.
et al., 2004).
Pengantar (lanjutan)
• Intervensi mengubah lingkungan atau
struktural sebagai penentu lingkungan sosial
(social environmental determinant) dari
perilaku kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan kesehatan dengan mengubah
perilaku (Smedley B.D. dan Syme S.L., 2000;
Story M. et al., 2008).
Pengantar (lanjutan)
• Upaya untuk memperbaiki lingkungan dan
kebijakan perlu dievaluasi efeknya pada
perilaku kesehatan.
• Jika kebijakan berubah tetapi tidak mengarah
pada perubahan perilaku yang dapat diukur,
terlalu lemah atau terlalu pendek, atau bisa
jadi hanya faktor penentu perilaku yang
terbatas.
Pengertian Perilaku Manusia
Perilaku manusia
adalah sekumpulan
perilaku yang dimiliki
oleh manusia dan
dipengaruhi oleh
adat, sikap, emosi,
nilai, etika,
kekuasaan, persuasi,
dan/atau genetika
Pengertian Perilaku
• Perilaku manusia: sekumpulan perilaku yang
dimiliki oleh manusia.
• Perilaku manusia: hasil daripada segala
macam pengalaman serta interaksi dengan
lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. (Sarwono,
2007)
Pengertian Perilaku
• Perilaku : respon individu yang diamati dalam
situasi tertentu sehubungan dengan target
perilaku yang diberikan;
• Perilaku adalah fungsi dari niat untuk
melakukan rutinitas (Ajzen, 1988, 1991, 2002)
• Perilaku: kegiatan manusia yang dapat dilihat
secara langsung pada waktu tertentu (Green
et al., 2005).
Definisi Perilaku (Skinner)
• Perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan
(stimulus) dan tanggapan (respon).
• Perilaku kesehatan (healthy behavior) : Respon seseorang
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-
sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi
kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan
pelayanan kesehatan
• Perilaku kesehatan : aktivitas seseorang, baik yang dapat
diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
– Pemeliharaan kesehatan : mencakup mencegah atau melindungi diri
dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan,
dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah
kesehatan
Definisi Perilaku (Skinner)
• Adanya dua bentuk tanggapan, yakni :
– Respondent response (reflexive response) : Tanggapan
yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Rangsangan
semacam ini disebut eliciting stimuli karena
menimbulkan tanggapan yang relatif tetap.
– Operant response (instrumental response) : Tanggapan
yang timbul dan berkembang sebagai akibat dari oleh
rangsangan tertentu, yang disebut reinforcing stimuli
atau reinforcer. Rangsangan tersebut dapat memperkuat
respons yang telah dilakukan oleh organisme.
Rangsangan ini mengikuti atau memperkuat sesuatu
perilaku tertentu yang telah dilakukan
Definisi Perilaku Kesehatan (Solita)
Gochman Atribut pribadi seperti kepercayaan, harapan, motif, nilai, persepsi, dan
D.S. elemen kognitif lainnya; karakteristik kepribadian, termasuk keadaan dan
(1997) sifat afektif dan emosional; dan pola perilaku, tindakan, dan kebiasaan yang
jelas terkait untuk pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, dan
peningkatan kesehatan.
Perilaku kesehatan
Pengertian perilaku kesehatan
Sumber (Tahun) Definisi
WHO (1998) Setiap kegiatan yang dilakukan oleh individu, terlepas dari
status kesehatan yang nyata atau dirasakan, untuk tujuan
mempromosikan, melindungi atau menjaga kesehatan, apakah
ada atau tidak perilaku ini efektif objektif terhadap tujuan.
Skinner T.C. Respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
(2000) berhubungan dengan sehat-sakit dan penyakit, serta faktor-
faktor yang memengaruhi kesehatan seperti lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.
Albarracín D. Semua aktivitas seseorang, baik yang dapat diamati (observable)
et al. (2005) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan
dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Perilaku kesehatan
Pengertian perilaku kesehatan
Sumber (Tahun) Definisi
Green L.W dan Kegiatan manusia yang dapat dilihat secara langsung pada
Kreuter M.W. waktu tertentu.
(2005)
Sarwono S. Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam
(2007) pengalaman serta interaksi dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan;
sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu
dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya
yang berhubungan dengan kesehatan. Perilaku kesehatan
sebagai perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum
menunjukkan gejala (asymptomatic stage).
Definisi Perilaku (WHO, Health
Promotion Glossary, 1986)
• Any activity undertaken by an individual, regardless
of actual or perceived health status, for the purpose
of promoting, protecting or maintaining health,
whether or not such behaviour is objectively
effective towards that end (Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh individu, terlepas dari status
kesehatan yang nyata atau dirasakan, untuk tujuan
meningkatkan, melindungi atau menjaga
kesehatan, apakah ada atau tidak perilaku ini
secara objektif efektif terhadap tujuan itu)
Definisi Perilaku (WHO, Health
Promotion Glossary, 1986)
• Hampir setiap perilaku atau kegiatan seorang individu
memiliki dampak pada status kesehatannya.
• Dalam konteks ini sangat berguna untuk membedakan
antara perilaku yang sengaja diadopsi untuk meningkatkan
atau melindungi kesehatan (seperti dalam definisi di atas),
dan orang-orang yang dapat diadopsi tanpa konsekuensi
pada kesehatan.
• Perilaku kesehatan dibedakan dari perilaku risiko yaitu
perilaku yang terkait dengan peningkatan kerentanan
terhadap penyebab spesifik dari sakit.
• Perilaku kesehatan dan perilaku risiko sering terkait dalam
kelompok dalam pola yang lebih kompleks dari perilaku yang
menunjuk pada gaya hidup.
Gambar. Faktor-faktor predisposisi yang memengaruhi
perilaku (Kepmkenes RI. Nomor. 585
Menkes/SK/V/2000)
Pembentukan Perilaku
• Perilaku terbentuk dari dua faktor utama, yaitu stimulus yang
merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan
respon yang merupakan faktor dari dalam diri orang yang
bersangkutan (faktor internal).
• Genetika
• Sikap : suatu ukuran tingkat kesukaan
seseorang terhadap perilaku tertentu.
• Norma sosial : pengaruh tekanan sosial.
• Kontrol perilaku pribadi (self efikasi):
kepercayaan seseorang mengenai sulit
tidaknya melakukan suatu perilaku, dll
Faktor-faktor pembentuk perilaku
1. Faktor internal : kumpulan dari unsur-unsur kepribadian
yang secara simultan mempengaruhi perilaku manusia,
yaitu:
a. Instink Biologis :
– Lapar mendorong manusia untuk makan dan minum;
Dorongan makan yang berlebihan sifat rakus;
berlangsung lama dan terus menerus perilaku tetap
disebut akhlak atau karakter;
– Jika dorongan makan berlebihan itu tidak terpenuhi,
misalnya karena kemiskinan, sementara sifat rakus itu
telah melekat dalam jiwanya, mendorong melakukan
tindakan mencuri berlangsung lama karakter
pencuri.
– Nafsu seks mendorong manusia melakukan hubungan
seksual.
b. Kebutuhan Psikologis
• Seperti kebutuhan akan rasa aman, penghargaan,
penerimaan, dan aktualisasi diri.
• Kebutuhan itu tidak muncul secara merata dan dengan
kadar yang sama pada setiap orang Kebutuhan jiwa
melahirkan perilaku yang berbeda Jika perilaku yang
ditimbulkannya itu berlangsung lama dan tetap,
disebut karakter jiwa.
• Kebutuhan akan rasa aman mendorong orang
menghindari semua sumber ancaman. Kebutuhan itu
selanjutnya mendorongnya memiliki sumber-sumber
pembelaan diri, seperti kekuatan, sekaligus
mendorongnya bersikap hati-hati dan protektif.
• Jika kebutuhan itu berlebihan, kecemasan; Jika
kecemasan itu menguat ketakutan; Jika berlangsung
lama dan tetap, penakut. Tapi, jika kebutuhan akan
rasa aman berada pada garis yang wajar, disebut
antisipatif.
c. Pikiran : yaitu akumulasi informasi yang
membentuk cara berpikir.
–Pengetahuan, mitos, agama yang
masuk ke dalam benak seseorang itu
akan mempengaruhi cara berpikir dan
selanjutnya cara bertindak dan
berperilakunya.
• Faktor internal
terbentuk
sebagiannya secara
genetis atau
dibawah dari sifat-
sifat turunan
keluarga, baik sifat
fisik maupun sifat
jiwa.
Perilaku "diwariskan" ke anak lewat DNA
• Percobaan : Tikus yang menjadi
bahan percobaan dikondisikan untuk
takut pada wangi bunga sakura.
• Perilaku bisa diturunkan melalui
sebuah bentuk ingatan genetis dari
pengalaman yang dialami oleh
generasi sebelumnya.
• Percobaan ini menunjukan bahwa
sebuah pengalaman traumatis dapat
memengaruhi DNA pada sperma dan
mengubah otak dan perilaku generasi
berikutnya.
• Tikus menghindari bau itu ternyata
menurunkan perilakunya tersebut
kepada cucu-cucunya.
Tim dari Emory University School of Medicine
Amerika Serikat : melihat apa yang terjadi
dalam sperma tikus
• Ada bagian di DNA yang bertanggung jawab
atas perilaku sensitif terhadap bau, dan ini
lebih aktif bekerja dalam sperma tersebut.
• Anak dan cucu tikus terbukti "sangat
sensitif" terhadap sakura dan akan
menghindari bau itu, walau tidak memiliki
pengalaman negatif langsung dalam
hidupnya.
• Perubahan struktur otak juga ditemukan.
• Hasil riset ini sangat penting untuk
menjelaskan fobia dan penyakit
kecemasan pada manusia.
• "Pengalaman orang tua, bahkan
yang terjadi sebelum kehamilan,
ternyata mempengaruhi struktur
dan fungsi dalam sistem saraf
generasi berikutnya".
• Bukti adanya "warisan epigenetik
transgenerasi" - bahwa lingkungan
dapat mempengaruhi genetika
individu, yang nantinya dapat
diwariskan ke anak-anaknya.
• "Ini mungkin salah satu mekanisme bahwa keturunan
menunjukkan jejak dari nenek moyang mereka.”
• “Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi pada
sperma dan sel telur akan memengaruhi generasi
berikutnya“ (Dr Brian Dias)
• Temuan itu "sangat relevan dengan fobia, kecemasan
dan gangguan stres pasca-trauma" dan memberikan
"bukti kuat" bahwa bentuk ingatan bisa diturunkan
antara generasi“ (Prof Marcus Pembrey, dari
University College London)
2. Faktor eksternal : faktor yang berada di luar diri manusia,
namun secara langsung mempengaruhi perilaku, yaitu :
– Lingkungan keluarga : Nilai-nilai dalam keluarga, sikap
kedua orang tua terhadap anak akan mempengaruhi
perilaku dalam tahap pertumbuhan.
– Lingkungan sosial : Nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat membentuk sistem (sosial, ekonomi,
politik, dsb) serta mengarahkan perilaku umum
disebut budaya.
– Lingkungan pendidikan : Institusi pendidikan mengambil
banyak waktu pertumbuhan setiap orang; Institusi
pendidikan informal seperti media massa dan masjid,
mempengaruhi perilaku seseorang sesuai dengan nilai-
nilai dan kecenderungan yang berkembang. Nilai
konsumerisme lewat media massa yang telah menjadi
corong industri membuat menjadi konsumtif dan
hedonis.
Apakah pengaruh faktor-faktor itu bersifat mutlak?
•Kognitif :
•Afektif :
•Psikomotor :
Tiga tingkat domain perilaku (Bloom )
• Pengetahuan (knowledge) : Hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek
melalui indera yang dimilikinya.
• Sikap (attitude) : Respons tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan.
• Tindakan atau praktik (practice) : Perilaku yang
diekspresikan dalam bentuk tindakan, sebagai bentuk
nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki
Tiga domain/dimensi Perilaku Kesehatan (Becker)
1. Pengetahuan kesehatan : Mencakup apa yang diketahui oleh
seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan,
seperti pengetahuan tentang penyakit menular,
pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau
memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari
kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan : sikap yang sehat dimulai dari diri
sendiri, dengan memperhatikan kebutuhan kesehatan
dalam tubuh dibanding keinginan.
3. Praktek kesehatan (untuk hidup sehat) : semua aktivitas
seseorang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit, tindakan terhadap faktor-faktor
yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk
menghindari kecelakaan.
• Perilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan
bahwa ada hubungan antara perilaku manusia dengan
peristiwa lingkungan.
• Perubahan perilaku dapat diciptakan dengan merubah
peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku
tersebut
• Perilaku dapat bersifat covert ataupun overt
– Overt artinya nampak (dapat diamati dan dicatat)
– Covert artinya tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang
melakukannya)
• Fokus pengubahan perilaku ditujukan pada perilaku yang
dapat diamati (perilaku overt)
PENGUBAHAN PERILAKU
• Pengubahan perilaku : suatu bidang psikologi yang
berkaitan dengan analisis dan pengubahan perilaku
manusia (Miltenberger, 2001)
– Analisis : mengidentifikasi hubungan fungsional antara
lingkungan dengan perilaku tertentu untuk memahami
alasan suatu perilaku terjadi
– Pengubahan : mengembangkan dan
mengimplementasikan prosedur pengubahan perilaku
untuk membantu orang merubah perilakunya (merubah
peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempengaruhi
perilaku)
Pengubahan perilaku
(Fisher & Gochros, 1975)
• Penerapan yang terencana dan sistematis dari
prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk
mengubah perilaku maladaptif
• Perilaku maladaptif adalah perilaku yang
mempunyai ciri sebagai berikut:
– menimbulkan akibat yang tidak menyenangkan bagi
pelaku maupun lingkungannya,
– tidak sesuai dengan peranan dan fungsi individu
pelakunya,
– tidak sesuai dengan stimulus yang dimunculkan oleh
lingkungannya
Karakteristik Pengubahan Perilaku