Anda di halaman 1dari 114

MK.

DASAR-DASAR PROMOSI, PERILAKU DAN


SOSIOLOGI KESEHATAN
PERTEMUAN 3: DASAR-DASAR PERILAKU KESEHATAN

Prof. Dr. Endang Sutisna Sulaeman, dr., M.Kes, FISPH, FISCM


Bagian IKM Fakultas Kedokteran & Sekolah Pascasarjana UNS
CURRICULUM VITAE
Nama : Prof. Dr. Endang Sutisna Sulaeman,dr. M.Kes, FISPH, FISCM
Jenis Kelamin : Laki - Laki
NIP : 19560320 1983 12 1 002
Tempat dan Tgl. Lahir : Majalengka, 20 Maret 1956
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pangkat dan Golongan : Pembina Utama Muda/IVc
Jabatan Akademik : Guru Besar
Bidang keahlian : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kedokteran
Perguruan tinggi : Universitas Sebelas Maret
Alamat Kantor : Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret, Gedung Baru Lantai 7 Jl. Ir. Sutami No. 36 A
Kentingan Surakarta 57126

Tlp Kantor : 0271-664178


Alamat Rumah : Perumahan Josroyo Indah Jl Raharja Raya C.41 RT 05 RW 15 Jaten
Karanganyar 57771
Telp : 081230545707; 0817774236; 0271- 8205017
Alamat Email : sutisnaend_dr@yahoo.com
endangsutina@staff.uns.ac.id
KONTRAK PEMBELAJARAN
6 Pertemuan
A. Kuliah: 4 kali pertemuan
B. UTS: Pertemuan Terakhir (Pertemuan ke-5 dan 6):
Presentasi Bedah Buku:
1. Buku Pendidikan dan Promosi Kesehatan Teori dan
Implementasi di Indonesia: 1/2 jumlah mahasiswa
2. Buku Model dan Teori Perilaku Kesehatan Konsep dan
Aplikasi: 1/2 jumlah mahasiswa
C. UAS: Makalah:
– “APLIKASI PROMOSI KESEHATAN DI…………………..
(Institusi Kesehatan: Klinik, Puskesmas, RS)”
– Hard dan soft copy dikopi dalam CD, Diantar ke rumah;
Pada Minggu II Desember 2022
Presentasi UTS: Bedah Buku
Materi UTS: Bedah Buku

3/9/2019

3/9/2019
Public Health Challenges
• Infectious and non infectious diseases
• Natural disaster
• Chronic diseases across all age groups
• Environmental threats
• Miss management and inequity
• Violence
• Accident
• Bioterorism
• Substance abuses
ASPH (Association School of Public Health)
Core Areas in Public Health
1. Epidemiology (“the core science of public health”)
2. Biostatistics
3. Behavioral Science/ Health Education
4. Health Services Administration/Management
5. International/ Global Health
6. Maternal and Child Health
7. Public Health Nutrition
8. Health Policy
9. Environmental Health/ Occupational Health
Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat
Indonesia
Sehat

LINGKUNGAN PERILAKU SEHAT :


SEHAT : Proaktif memelihara dan PELAYAN KESEHATAN:
Kondusif bagi meningkatkan kesehatan; Bermutu, adil,
keadaan sehat: Mencegah
Bebas polusi; risiko terjadinya penyakit; merata,
Tersedia air bersih; Melindungi diri dari dan terjangkau oleh
Sanitasi lingkungan ancaman seluruh
memadai; penyakit; Berperan aktif
Perumahan dalam gerakan sehat  masyarakat
pemukiman sehat, dll PHBS

Visi Promosi Kesehatan: Terkendalinya determinan


kesehatan dan terwujudnya PHBS dan pemberdayaan
Gambar : Visi, misi dan strategi program
kesehatan masyarakat
MISI :
• Menggerakkan bangnas
waskes
STRATEGI : • Mendorong kemandirian
• Pembangunan masyarakat untuk hidup
nasional berwawasan sehat (PHBS) VISI :
kesehatan • Meningkatkan yankes Indonesia
• Profesionalisme bermutu, merata Sehat
• JPKM  SJSN terjangkau
• Desentralisasi • Meningkatkan kesehatan
individu, keluarga,
masyarakat, dan
lingkungan
Proporsi RT melakukan PHBS menurut 10 indikator,
2013 (Riskesdas, 2013)
Skema Hubungan antar Indikator Kesehatan
HASIL ANTARA

MASUKAN &
PROSES

KEADAAN DERAJAT
1. SUMBERDAYA LINGKUNGAN KESEHATAN
KESEHATAN MORBIDI
2. PELAYANAN
KESEHATAN
PERILAKU HIDUP TAS
MOR
3. MANAJEMEN MASYARAKAT MENUJU TA
KESEHATAN STA
4. KONTRIBUSI TUS GIZI LI
SEKTOR TERKAIT AKSES & MUTU TAS
PELAYANAN
KESEHATAN
Tabel 1 : Kondisi Kesehatan Indonesia Sebelum
Era Reformasi dan Era Reformasi
Sebelum
Kondisi kesehatan Masa Reformasi
Reformasi
334 (1997) Angka Kematian Ibu (AKI) 228 (SDKI, 2007);
359 (SDKI, 2012)
346 (SP, 2010)
305 (SUPAS 2015)
46 (1997) Angka Kematian Bayi (AKB) 26 (SP, 2000)
32 (SUPAS, 2005)
32 (SDKI, 2012)
22 (SUPAS, 2015)
Angka Kematian Anak (1-4 4,03 (SUPAS, 2015)
tahun)
58 (1997) Kematian Balita (0-4 tahun 40 (SDKI, 2012)
25,74 (SUPAS, 2015)
Tabel 1 : Kondisi Kesehatan Indonesia Sebelum
Era Reformasi dan Era Reformasi
Sebelum
Kondisi kesehatan Masa Reformasi
Reformasi
Kematian dewasa SUPAS, 2010: Laki-laki:
(usia 15-45 tahun) 180,36 per 1000 penduduk
SUPAS 2015: Laki-laki:
171,06 per 1000 penduduk;
Perempuan: 122,03 per
1000 penduduk
53,87 % % Persalinan 81,25 % (2011)
(1997) ditolong tenaga
kesehatan
Tabel 1 : Kondisi Kesehatan Indonesia Sebelum
Era Reformasi dan Era Reformasi
Sebelum
Kondisi kesehatan Masa Reformasi
Reformasi
10,51% (1998) Prevalensi gizi buruk 4,9% (2010)
81% (1997) Bayi mendapat imunisasi 89,07 % (2011)
DPT
62,87 % (1997) Bayi mendapat imunisasi 76,88 % (2011)
campak
64,25 tahun Angka Harapan Hidup (AHH) 70,6 tahun (2010)
(1997) 72,1 tahun (2015): 74,36 untuk
perempuan 70,26 tahun untuk laki-laki;
72,1 (SUPAS 2015):
74,36 tahun untuk perempuan
70,26 tahun untuk laki-laki
250.282 (1997) Jumlah Posyandu 275.942 (2012)
Pengantar
• Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam
perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku
aneh, dan perilaku menyimpang.
• Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu
yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh
karenanya merupakan suatu tindakan sosial.
• Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku
sosial, karena perilaku sosial adalah perilaku yang
secara khusus ditujukan kepada orang lain.
• Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur
relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh
berbagai kontrol sosial.
Pengantar (lanjutan)
• Dalam IKM, perilaku seseorang,
keluarga, dan masyarakat dipelajari
untuk mengidentifikasi faktor
penyebab, pencetus atau yang
memperkuat timbulnya masalah
kesehatan.
• Intervensi terhadap perilaku dilakukan
melalui penatalaksanaan yang holistik
dan komprehensif
Pengantar (lanjutan)
• Perhatian utama pendidikan dan promosi
kesehatan adalah perilaku kesehatan (health
behavior).
• Setiap pendidikan dan promosi kesehatan
merupakan variabel dependen yang sangat
penting dalam sebagian besar penelitian
tentang dampak intervensi pendidikan
kesehatan.
Pengantar (lanjutan)
• Perubahan positif dalam perilaku kesehatan
biasanya merupakan tujuan akhir dari
program pendidikan dan promosi kesehatan.
• Jika perilaku berubah tetapi kesehatan tidak
meningkat, hasilnya adalah paradoks perlu
memeriksa masalah lain, seperti hubungan
antara perilaku dan status kesehatan atau
cara-cara perilaku dan kesehatan (atau
keduanya) diukur.
Pengantar (lanjutan)
• Pengambilan keputusan adalah titik akhir yang
diinginkan untuk masalah yang melibatkan
ketidakpastian medis,
• Studi menunjukkan bahwa pengambilan
keputusan dapat menyebabkan peningkatan
kepuasan pasien (patient satisfaction) dan
hasil kesehatan [health outcome] (Rimer B.K.
et al., 2004).
Pengantar (lanjutan)
• Intervensi mengubah lingkungan atau
struktural sebagai penentu lingkungan sosial
(social environmental determinant) dari
perilaku kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan kesehatan dengan mengubah
perilaku (Smedley B.D. dan Syme S.L., 2000;
Story M. et al., 2008).
Pengantar (lanjutan)
• Upaya untuk memperbaiki lingkungan dan
kebijakan perlu dievaluasi efeknya pada
perilaku kesehatan.
• Jika kebijakan berubah tetapi tidak mengarah
pada perubahan perilaku yang dapat diukur,
terlalu lemah atau terlalu pendek, atau bisa
jadi hanya faktor penentu perilaku yang
terbatas.
Pengertian Perilaku Manusia
Perilaku manusia
adalah sekumpulan
perilaku yang dimiliki
oleh manusia dan
dipengaruhi oleh
adat, sikap, emosi,
nilai, etika,
kekuasaan, persuasi,
dan/atau genetika
Pengertian Perilaku
• Perilaku manusia: sekumpulan perilaku yang
dimiliki oleh manusia.
• Perilaku manusia: hasil daripada segala
macam pengalaman serta interaksi dengan
lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. (Sarwono,
2007)
Pengertian Perilaku
• Perilaku : respon individu yang diamati dalam
situasi tertentu sehubungan dengan target
perilaku yang diberikan;
• Perilaku adalah fungsi dari niat untuk
melakukan rutinitas (Ajzen, 1988, 1991, 2002)
• Perilaku: kegiatan manusia yang dapat dilihat
secara langsung pada waktu tertentu (Green
et al., 2005).
Definisi Perilaku (Skinner)
• Perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan
(stimulus) dan tanggapan (respon).
• Perilaku kesehatan (healthy behavior) : Respon seseorang
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-
sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi
kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan
pelayanan kesehatan
• Perilaku kesehatan : aktivitas seseorang, baik yang dapat
diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
– Pemeliharaan kesehatan : mencakup mencegah atau melindungi diri
dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan,
dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah
kesehatan
Definisi Perilaku (Skinner)
• Adanya dua bentuk tanggapan, yakni :
– Respondent response (reflexive response) : Tanggapan
yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Rangsangan
semacam ini disebut eliciting stimuli karena
menimbulkan tanggapan yang relatif tetap.
– Operant response (instrumental response) : Tanggapan
yang timbul dan berkembang sebagai akibat dari oleh
rangsangan tertentu, yang disebut reinforcing stimuli
atau reinforcer. Rangsangan tersebut dapat memperkuat
respons yang telah dilakukan oleh organisme. 
Rangsangan ini mengikuti atau memperkuat sesuatu
perilaku tertentu yang telah dilakukan
Definisi Perilaku Kesehatan (Solita)

• Perilaku kesehatan : Segala bentuk


pengalaman dan interaksi individu
dengan lingkunganya, khususnya
yang menyangkut pengetahuan dan
sikap tentang kesehatan, serta
tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
Definisi Perilaku Kesehatan (Cals dan Cobb)

• Perilaku kesehatan : perilaku


untuk mencegah penyakit
pada tahap belum
menunjukkan gejala
(asymptomatic stage).
Definisi Perilaku (Lainnya)
• Perilaku : Perbuatan/tindakan dan perkataan
seseorang yang sifatnya dapat diamati,
digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun
orang yang melakukannya
• Dimensi Perilaku :
- Fisik : dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik
frekuensi, durasi dan intensitasnya
- Ruang : suatu perilaku mempunyai dampak
kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana
perilaku itu terjadi
- Waktu : suatu perilaku mempunyai kaitan dengan
masa lampau maupun masa yang akan datang
Perilaku Kesehatan (Becker)
• Konsep perilaku sehat merupakan pengembangan
dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom.
• Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga
domain/ dimensi, yakni :
– Pengetahuan kesehatan (health knowledge),
– Sikap terhadap kesehatan (health attitude),
– Praktik kesehatan (health practice).
• Berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat
perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis
penelitian.
Pengertian Perilaku Kesehatan
(health behavior)
• Perilaku kesehatan: semua aktivitas atau kegiatan
seseorang, baik yang dapat diamati (observable)
maupun yang tidak dapat diamati (unobservable)
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. (Albarracín et al., 2005)
• Perilaku kesehatan: setiap kegiatan yang dilakukan
oleh individu, terlepas dari status kesehatan yang
nyata atau dirasakan, untuk tujuan mempromosikan,
melindungi atau menjaga kesehatan, apakah ada atau
tidak perilaku ini efektif objektif terhadap tujuan
(WHO, 1986).
Pengertian Perilaku Kesehatan
(health behavior)
• Perilaku kesehatan: respon seseorang terhadap
stimulus atau objek yang berhubungan dengan
sehat-sakit dan penyakit, serta faktor-faktor yang
memengaruhi kesehatan seperti lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan
• Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati
(observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Skinner,
2000).
Pengertian Perilaku Kesehatan
(health behavior)
• Perilaku kesehatan: sifat pribadi seperti
kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan
elemen kognitif lainnya yang mendasari
tindakan yang dilakukan individu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan,
termasuk pencegahan penyakit, perawatan
kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui
olah raga dan makanan bergizi.
Pengertian Perilaku Kesehatan
Sumber
Definisi
(Tahun)
Kasl S.V. dan (i)Perilaku kesehatan preventif (preventive health behavior):
Cobb S. (1966) aktivitas apa pun yang dilakukan oleh seseorang yang
menganggap dirinya sehat, dengan tujuan mencegah atau
mendeteksi penyakit dalam keadaan tanpa gejala; (ii)
Perilaku sakit (illness behavior): setiap kegiatan yang
dilakukan oleh seorang individu yang menganggap dirinya
sakit, untuk menentukan kondisi kesehatan, dan untuk
menemukan obat yang cocok; (iii) Perilaku peran sakit
(sick-role behavior): aktivitas apa pun yang dilakukan oleh
seseorang yang menganggap dirinya sakit untuk tujuan
penyembuhan; termasuk menerima perawatan dari penyedia
medis.
Ajzen I. (1991) Respon individu yang diamati dalam situasi tertentu
sehubungan dengan target perilaku yang diberikan
Perilaku kesehatan
Pengertian perilaku kesehatan
Sumber
Definisi
(Tahun)
Parkerson G. Dalam arti luas, perilaku kesehatan mengacu pada tindakan individu,
et al. kelompok, dan organisasi, serta faktor penentu, berkorelasi, dan
(1993) konsekuensinya, termasuk perubahan sosial, pengembangan dan
implementasi kebijakan, peningkatan keterampilan koping, dan peningkatan
kualitas hidup.
Mantra I.B. Respon individu terhadap stimulasi, baik yang berasal dari luar maupun
(1997) dari dalam dirinya.

Gochman Atribut pribadi seperti kepercayaan, harapan, motif, nilai, persepsi, dan
D.S. elemen kognitif lainnya; karakteristik kepribadian, termasuk keadaan dan
(1997) sifat afektif dan emosional; dan pola perilaku, tindakan, dan kebiasaan yang
jelas terkait untuk pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, dan
peningkatan kesehatan.
Perilaku kesehatan
Pengertian perilaku kesehatan
Sumber (Tahun) Definisi

WHO (1998) Setiap kegiatan yang dilakukan oleh individu, terlepas dari
status kesehatan yang nyata atau dirasakan, untuk tujuan
mempromosikan, melindungi atau menjaga kesehatan, apakah
ada atau tidak perilaku ini efektif objektif terhadap tujuan.
Skinner T.C. Respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
(2000) berhubungan dengan sehat-sakit dan penyakit, serta faktor-
faktor yang memengaruhi kesehatan seperti lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.
Albarracín D. Semua aktivitas seseorang, baik yang dapat diamati (observable)
et al. (2005) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan
dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Perilaku kesehatan
Pengertian perilaku kesehatan
Sumber (Tahun) Definisi
Green L.W dan Kegiatan manusia yang dapat dilihat secara langsung pada
Kreuter M.W. waktu tertentu.
(2005)
Sarwono S. Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam
(2007) pengalaman serta interaksi dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan;
sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu
dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya
yang berhubungan dengan kesehatan. Perilaku kesehatan
sebagai perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum
menunjukkan gejala (asymptomatic stage).
Definisi Perilaku (WHO, Health
Promotion Glossary, 1986)
• Any activity undertaken by an individual, regardless
of actual or perceived health status, for the purpose
of promoting, protecting or maintaining health,
whether or not such behaviour is objectively
effective towards that end (Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh individu, terlepas dari status
kesehatan yang nyata atau dirasakan, untuk tujuan
meningkatkan, melindungi atau menjaga
kesehatan, apakah ada atau tidak perilaku ini
secara objektif efektif terhadap tujuan itu)
Definisi Perilaku (WHO, Health
Promotion Glossary, 1986)
• Hampir setiap perilaku atau kegiatan seorang individu
memiliki dampak pada status kesehatannya.
• Dalam konteks ini sangat berguna untuk membedakan
antara perilaku yang sengaja diadopsi untuk meningkatkan
atau melindungi kesehatan (seperti dalam definisi di atas),
dan orang-orang yang dapat diadopsi tanpa konsekuensi
pada kesehatan.
• Perilaku kesehatan dibedakan dari perilaku risiko yaitu
perilaku yang terkait dengan peningkatan kerentanan
terhadap penyebab spesifik dari sakit.
• Perilaku kesehatan dan perilaku risiko sering terkait dalam
kelompok dalam pola yang lebih kompleks dari perilaku yang
menunjuk pada gaya hidup.
Gambar. Faktor-faktor predisposisi yang memengaruhi
perilaku (Kepmkenes RI. Nomor. 585
Menkes/SK/V/2000)
Pembentukan Perilaku
• Perilaku terbentuk dari dua faktor utama, yaitu stimulus yang
merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan
respon yang merupakan faktor dari dalam diri orang yang
bersangkutan (faktor internal).

– Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik


lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk sosial budaya,
ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor eksternal yang paling besar
perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial
dan budaya.
– Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari
luar adalah perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi,
sugesti dan sebagainya.
Ditinjau dari bentuk respon terhadap
stimulus, perilaku dibedakan menjadi dua:
1. Perilaku tertutup (convert behavior): respon seseorang
terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior): respon seseorang
terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Konsep perilaku sehat
(Becker et al.,1977)

• Pengembangan dari konsep perilaku yang


dikembangkan Bloom.
• Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan
menjadi tiga ranah, yakni:
– Pengetahuan kesehatan (health knowledge),
– Sikap terhadap kesehatan (health attitude)
– Praktik kesehatan (health practice).
• Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar
tingkat perilaku kesehatan individu
Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia

• Genetika
• Sikap : suatu ukuran tingkat kesukaan
seseorang terhadap perilaku tertentu.
• Norma sosial : pengaruh tekanan sosial.
• Kontrol perilaku pribadi (self efikasi):
kepercayaan seseorang mengenai sulit
tidaknya melakukan suatu perilaku, dll
Faktor-faktor pembentuk perilaku
1. Faktor internal : kumpulan dari unsur-unsur kepribadian
yang secara simultan mempengaruhi perilaku manusia,
yaitu:
a. Instink Biologis :
– Lapar  mendorong manusia untuk makan dan minum;
Dorongan makan yang berlebihan  sifat rakus; 
berlangsung lama dan terus menerus  perilaku tetap
disebut akhlak atau karakter;
– Jika dorongan makan berlebihan itu tidak terpenuhi,
misalnya karena kemiskinan, sementara sifat rakus itu
telah melekat dalam jiwanya,  mendorong melakukan
tindakan mencuri  berlangsung lama  karakter
pencuri.
– Nafsu seks  mendorong manusia melakukan hubungan
seksual.
b. Kebutuhan Psikologis
• Seperti kebutuhan akan rasa aman, penghargaan,
penerimaan, dan aktualisasi diri.
• Kebutuhan itu tidak muncul secara merata dan dengan
kadar yang sama pada setiap orang  Kebutuhan jiwa
melahirkan perilaku yang berbeda  Jika perilaku yang
ditimbulkannya itu berlangsung lama dan tetap, 
disebut karakter jiwa.
• Kebutuhan akan rasa aman  mendorong orang
menghindari semua sumber ancaman. Kebutuhan itu
selanjutnya mendorongnya memiliki sumber-sumber
pembelaan diri, seperti kekuatan, sekaligus
mendorongnya bersikap hati-hati dan protektif.
• Jika kebutuhan itu berlebihan,  kecemasan; Jika
kecemasan itu menguat  ketakutan; Jika berlangsung
lama dan tetap,  penakut. Tapi, jika kebutuhan akan
rasa aman berada pada garis yang wajar, disebut
antisipatif.
c. Pikiran : yaitu akumulasi informasi yang
membentuk cara berpikir.
–Pengetahuan, mitos, agama yang
masuk ke dalam benak seseorang itu
akan mempengaruhi cara berpikir dan
selanjutnya cara bertindak dan
berperilakunya.
• Faktor internal
terbentuk
sebagiannya secara
genetis atau
dibawah dari sifat-
sifat turunan
keluarga, baik sifat
fisik maupun sifat
jiwa.
Perilaku "diwariskan" ke anak lewat DNA
• Percobaan : Tikus yang menjadi
bahan percobaan dikondisikan untuk
takut pada wangi bunga sakura.
• Perilaku bisa diturunkan melalui
sebuah bentuk ingatan genetis dari
pengalaman yang dialami oleh
generasi sebelumnya.
• Percobaan ini menunjukan bahwa
sebuah pengalaman traumatis dapat
memengaruhi DNA pada sperma dan
mengubah otak dan perilaku generasi
berikutnya.
• Tikus menghindari bau itu ternyata
menurunkan perilakunya tersebut
kepada cucu-cucunya.
Tim dari Emory University School of Medicine
Amerika Serikat : melihat apa yang terjadi
dalam sperma tikus
• Ada bagian di DNA yang bertanggung jawab
atas perilaku sensitif terhadap bau, dan ini
lebih aktif bekerja dalam sperma tersebut.
• Anak dan cucu tikus terbukti "sangat
sensitif" terhadap sakura dan akan
menghindari bau itu, walau tidak memiliki
pengalaman negatif langsung dalam
hidupnya.
• Perubahan struktur otak juga ditemukan.
• Hasil riset ini sangat penting untuk
menjelaskan fobia dan penyakit
kecemasan pada manusia.
• "Pengalaman orang tua, bahkan
yang terjadi sebelum kehamilan,
ternyata mempengaruhi struktur
dan fungsi dalam sistem saraf
generasi berikutnya".
• Bukti adanya "warisan epigenetik
transgenerasi" - bahwa lingkungan
dapat mempengaruhi genetika
individu, yang nantinya dapat
diwariskan ke anak-anaknya.
• "Ini mungkin salah satu mekanisme bahwa keturunan
menunjukkan jejak dari nenek moyang mereka.”
• “Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi pada
sperma dan sel telur akan memengaruhi generasi
berikutnya“ (Dr Brian Dias)
• Temuan itu "sangat relevan dengan fobia, kecemasan
dan gangguan stres pasca-trauma" dan memberikan
"bukti kuat" bahwa bentuk ingatan bisa diturunkan
antara generasi“ (Prof Marcus Pembrey, dari
University College London)
2. Faktor eksternal : faktor yang berada di luar diri manusia,
namun secara langsung mempengaruhi perilaku, yaitu :
– Lingkungan keluarga : Nilai-nilai dalam keluarga, sikap
kedua orang tua terhadap anak akan mempengaruhi
perilaku dalam tahap pertumbuhan.
– Lingkungan sosial : Nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat  membentuk sistem (sosial, ekonomi,
politik, dsb) serta mengarahkan perilaku umum 
disebut budaya.
– Lingkungan pendidikan : Institusi pendidikan mengambil
banyak waktu pertumbuhan setiap orang; Institusi
pendidikan informal seperti media massa dan masjid, 
mempengaruhi perilaku seseorang sesuai dengan nilai-
nilai dan kecenderungan yang berkembang. Nilai
konsumerisme lewat media massa yang telah menjadi
corong industri  membuat menjadi konsumtif dan
hedonis.
Apakah pengaruh faktor-faktor itu bersifat mutlak?

• Para psikolog modern umumnya menganggap sebagian dari


faktor itu bersifat mutlak sehingga mereka menyebutnya
determinan, dan tidak dapat diubah sama sekali.
– Determinan genetis : sifat-sifat bawaan dari sejak lahir.
Orang mempunyai sifat keras yang dibawa secara genetis
tidak akan bisa menjadi lembut suatu saat.
– Determintan psikologis : pola didik dan perlakuan
keluarga yang diperoleh pada masa kecil akan menetap
sampai tua dan tidak dapat diubah.
– Determinan sosial : pola kehidupan sosial suatu
masyarakat selamanya akan membentuk sifat-sifat dasar
seseorang yang kelak tidak dapat diubah.
Ruang lingkup Perilaku
(Benjamin Bloom)

•Kognitif :
•Afektif :
•Psikomotor :
Tiga tingkat domain perilaku (Bloom )
• Pengetahuan (knowledge) : Hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek
melalui indera yang dimilikinya.
• Sikap (attitude) : Respons tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan.
• Tindakan atau praktik (practice) : Perilaku yang
diekspresikan dalam bentuk tindakan, sebagai bentuk
nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki
Tiga domain/dimensi Perilaku Kesehatan (Becker)
1. Pengetahuan kesehatan : Mencakup apa yang diketahui oleh
seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan,
seperti pengetahuan tentang penyakit menular,
pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau
memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari
kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan : sikap yang sehat dimulai dari diri
sendiri, dengan memperhatikan kebutuhan kesehatan
dalam tubuh dibanding keinginan.
3. Praktek kesehatan (untuk hidup sehat) : semua aktivitas
seseorang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit, tindakan terhadap faktor-faktor
yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk
menghindari kecelakaan.
• Perilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan
bahwa ada hubungan antara perilaku manusia dengan
peristiwa lingkungan.
• Perubahan perilaku dapat diciptakan dengan merubah
peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku
tersebut
• Perilaku dapat bersifat covert ataupun overt
– Overt artinya nampak (dapat diamati dan dicatat)
– Covert artinya tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang
melakukannya)
• Fokus pengubahan perilaku ditujukan pada perilaku yang
dapat diamati (perilaku overt)
PENGUBAHAN PERILAKU
• Pengubahan perilaku : suatu bidang psikologi yang
berkaitan dengan analisis dan pengubahan perilaku
manusia (Miltenberger, 2001)
– Analisis : mengidentifikasi hubungan fungsional antara
lingkungan dengan perilaku tertentu untuk memahami
alasan suatu perilaku terjadi
– Pengubahan : mengembangkan dan
mengimplementasikan prosedur pengubahan perilaku
untuk membantu orang merubah perilakunya (merubah
peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempengaruhi
perilaku)
Pengubahan perilaku
(Fisher & Gochros, 1975)
• Penerapan yang terencana dan sistematis dari
prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk
mengubah perilaku maladaptif
• Perilaku maladaptif adalah perilaku yang
mempunyai ciri sebagai berikut:
– menimbulkan akibat yang tidak menyenangkan bagi
pelaku maupun lingkungannya,
– tidak sesuai dengan peranan dan fungsi individu
pelakunya,
– tidak sesuai dengan stimulus yang dimunculkan oleh
lingkungannya
Karakteristik Pengubahan Perilaku

• Fokus pada perilaku (prosedur pengubahan


perilaku dirancang untuk merubah perilaku
bukan merubah karakter atau sifat
seseorang)
• Perilaku yang diubah disebut target perilaku
meliputi perilaku yang berlebihan atau
perilaku yang tidak/ kurang dimiliki oleh
orang
• Prosedur : didasarkan kepada prinsip-prinsip
behavioral.
Pengubahan perilaku
• Penerapan prinsip-prinsip dasar yang
awalnya berasal dari penelitian
eksperimental dengan binatang di
laboratorium (Skiner, 1938).
• Studi ilmiah tentang perilaku disebut
analisis eksperimental perilaku atau
analisis perilaku (Skiner, 1956)
Pengubahan perilaku
• Penekanan pada peristiwa di dalam lingkungan.
• Pengubahan perilaku meliputi asesmen dan
pengubahan peristiwa lingkungan yang mempunyai
hubungan fungsional dengan perilaku
• Treatment dilakukan oleh orang di dalam kehidupan
sehari-hari (Kazdin, 1994).
– Pengubahan perilaku akan lebih efektif apabila
dikembangkan oleh orang-orang yang berada di
lingkungan individu yang perilakunya menjadi target
pengubahan seperti guru, orangtua atau orang lain yang
dilatih tentang pengubahan perilaku
Pengubahan perilaku
• Pengukuran perubahan perilaku :
Melakukan pengukuran sebelum dan
sesudah intervensi dilakukan untuk
melihat perubahan perilaku
• Asesmen terus dilakukan setelah
intervensi untuk melihat apakah
perubahan perilaku yang sudah terjadi
dapat terjaga.
Pengubahan perilaku
• Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai
penyebab perilaku.
• Penekanan pengubahan perilaku kepada peristiwa
lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku
sebagai dasar pemilihan intervensi pengubahan
perilaku yang tepat.
• Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku.
• Skiner (1974) : dugaan terhadap penyebab yang
mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau
dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional
perilaku.
Tujuan pengubahan perilaku
• Membentuk atau meningkatkan perilaku yang
tidak ada atau kurang dimiliki oleh individu

• Mengurangi atau menghentikan perilaku yang


berlebihan (behavioral excesses)

• Mengurangi atau menghentikan perilaku


maladaptif dan memelihara atau meningkatkan
perilaku adaptif
Bidang-bidang penerapan pengubahan perilaku

• Cacat perkembangan : memiliki masalah perilaku


(agresif, melukai diri, merusak) dan perlu diajarkan
berbagai ketrampilan untuk mengatasi
kekurangannya
• Sakit mental (di seting institusi) : Untuk mengajarkan
ketrampilan hidup sehari-hari, ketrampilan kerja dan
perilaku sosial, menghilangkan perilaku agresif dan
keluhan
• Pendidikan khusus : Interaksi guru – siswa di kelas
dapat meningkatkan metoda pembelajaran dan
mengurangi perilaku bermasalah di kelas
Bidang-bidang penerapan pengubahan perilaku

• Psikologi komunitas : Intervensi perilaku digunakan


untuk membentuk perilaku yang dapat bermanfaat
bagi setiap orang, seperti mengurangi penggunaan
obat ilegal, meningkatkan penggunaan seat belt,
menghentikan pengemudi yang ngebut

• Psikologi klinis - disebut terapi perilaku:


Menggunakan terapi individual atau kelompok untuk
membantu mengatasi berbagai masalah manusia
Bidang-bidang penerapan pengubahan perilaku

• Pelayanan manusia, industri dan usaha


(Disebut dengan pengubahan perilaku
organisasi atau manajemen perilaku
organisasi) : Digunakan untuk meningkatkan
pelaksanaan tugas dan keamanan kerja,
mengurangi absensi pegawai dan kecelakaan
kerja sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan keuntungan organisasi dan
meningkatkan kepuasan para pekerja/staf
Bidang-bidang penerapan pengubahan perilaku

• Self-Management : Digunakan untuk membantu


orang mengatur perilakunya sendiri seperti
mengendalikan kebiasaan negatif, meningkatkan
perilaku sehat
• Child-Management : Digunakan untuk mengatur
perilaku anak;
– Orangtua dan guru dapat diajarkan prosedur pengubahan
perilaku untuk membantu mengatasi perilaku
bermasalah anak-anak seperti agresif, menggigit kuku,
ngompol
Bidang-bidang penerapan pengubahan perilaku

• Pencegahan : Dapat digunakan untuk


pencegahan masalah pada masa kanak-
kanak, misalnya pelecehan seksual,
keterlantaran, kecelakaan dirumah,
penculikan
• Psikologi sport : Digunakan untuk
meningkatkan kemampuan atlit selama
latihan maupun pertandingan
Bidang-bidang penerapan pengubahan perilaku

• Perilaku yang berkaitan dengan kesehatan :


Digunakan untuk meningkatkan gaya hidup
sehat seperti olah raga teratur dan
mengkonsumsi makanan yang sehat serta
mengurangi perilaku yang tidak sehat seperti
merokok, minum alkohol, makan berlebih.
– Digunakan juga untuk merubah perilaku yang
dapat mengatasi masalah kesehatan seperti diet
untuk sakit diabet, mag, tekanan darah, ginjal
Bidang-bidang penerapan pengubahan perilaku

• Gerontologi : Digunakan untuk membantu


mengatur perilaku orang-orang yang sudah
lansia melalui perawatan di rumah ataupun
di fasilitas-fasilitas perawatan bagi orang
lansia. Misalnya membantu lansia mengatasi
menurunnya kemampuan fisik,
menyesuaikan dengan lingkungan rumah
perawatan, meningkatkan interaksi sosial
Mengubah Perilaku melalui
Pendidikan Kesehatan
Promosi Kesehatan
SAMPAI DI SINI
Pengertian Pendidikan Kesehatan
• “Rangkaian kesatuan pembelajaran yang
membuat orang mampu, sebagai individu
dan sebagai anggota dari struktur
masyarakatnya, untuk secara sukarela
membuat keputusan, memodifikasi perilaku,
dan mengubah kondisi sosial dalam rangka
meningkatkan kesehatan". (Komite Bersama
dalam Terminologi Pendidikan Kesehatan,
Amerika Serikat, 1991)
Pengertian Pendidikan Kesehatan
(Green, Kreuter, Deeds, dan Partridge, 1980)

• Pendidikan Kesehatan : "berbagai kombinasi pengalaman


belajar yang didesain untuk memfasilitasi penyesuaian
perilaku secara sukarela yang kondusif bagi kesehatan".
– Pengalaman belajar tidak terukur, dan dapat ditempatkan
pada rangkaian kesatuan yang dihasilkan oleh pengalaman
belajar-mengajar sendiri dan oleh orang yang berpengalaman
tinggi, yang sepenuhnya direncanakan, pengalaman belajar
berbagai aktivitas pada yang lainnya,
– Secara nyata, setiap tipe pengalaman belajar memiliki potensi
untuk mendidik target populasi yang diharapkan dan memiliki
beberapa kekuatan dan kelemahan sendiri.
Tujuh area utama tanggungjawab pendidik
kesehatan (Role Delineation Project, 1978)
1. Menilai kebutuhan individu dan masyarakat terhadap
pendidikan kesehatan.
2. Merencanakan program pendidikan kesehatan yang efektif.
3. Melaksanakan program pendidikan kesehatan yang efektif.
4. Evaluasi efektifitas program pendidikan kesehatan.
5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan pendidikan
kesehatan.
6. Bertindak sebagai nara sumber dalam pendidikan
kesehatan.
7. Mengkomunikasikan kesehatan dan kebutuhan pendidikan
kesehatan, perhatian, dan sumber daya
(National Task Force, 1985)
Asumsi Pada Pendidikan Kesehatan

• Pendidikan kesehatan bukan jawaban satu-


satunya untuk masalah kesehatan masyarakat
atau jawaban satu-satunya untuk mendapatkan
seorang perokok agar berhenti merokok atau
orang yang tak pernah berolahraga untuk
berolahraga.
• Pendidikan kesehatan merupakan bagian yang
penting dari sistem pemeliharaan kesehatan
tetapi ia mempunyai keterbatasan-keterbatasan.
Dengan ………..Asumsi-asumsi sbb :
Asumsi Pada Pendidikan Kesehatan
1. Status kesehatan dapat berubah.
2. Teori tentang terjadinya dan prinsip-prinsip penyakit
dapat dipelajari/ dipahami (Bates and Winder, 1984)
3. Strategi pencegahan yang tepat dapat dikembangkan
dengan mengidentifikasi permasalahan kesehatan.
4. Kesehatan individual dipengaruhi oleh berbagai
faktor, bukan hanya gaya hidup, termasuk di
dalamnya herediter, lingkungan, dan sistem
pemeliharaan kesehatan.
Asumsi Pada Pendidikan Kesehatan
5. Merubah perilaku kesehatan individual dan sosial serta gaya
hidup akan berpengaruh positif pada status kesehatan
individu (Bates and Winder, 1984)
6. Individu, keluarga, kelompok kecil dan masyarakat dapat
diajarkan untuk memahami tanggung jawab terhadap
kesehatan mereka, yang selanjutnya dapat merubah tingkah
laku kesehatan dan gaya hidup mereka (Bates and Winder,
1984)
7. Tanggung jawab individu seharusnya tidak menggambarkan
sebagai kesalahan korban.
8. Agar perubahan perilaku kesehatan menjadi tetap, individu
harus dimotivasi dan siap untuk diubah.
Asumsi Pada Pendidikan Kesehatan
• Pentingnya asumsi ini disusun lebih jelas jika kita merujuk pada
definisi pendidikan kesehatan.
• Secara implisit definisi-definisi pendidikan kesehatan tersebut
terdapat tujuan untuk mendorong para partisipan program
pendidikan kesehatan agar secara sukarela mengadopsi perilaku
kesehatan yang meningkat.
• Untuk mencapai tujuan ini, asumsi-asumsi ini harus sungguh-
sungguh ditempatkan pada posisinya.
• Agar para pendidik kesehatan dapat menolong orang untuk
mencapai tujuan tersebut, mereka perlu memiliki pengetahuan
dan keterampilan merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi program-program yang tepat.
Pengantar
• Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang
diarahkan pada perubahan perilaku individual dan
masyarakat, baik sasaran program/klien maupun
petugas kesehatan/penyedia (provider).
• Pendidikan kesehatan diakui mampu merubah
perilaku individual dan masyarakat.
• Perubahan perilaku yang dikehendaki oleh
pendidikan kesehatan adalah yang didasari oleh
kesadaran, Oleh karena itu diperlukan suatu proses
yang disebut proses belajar.
Pengantar
• Sehubungan perilaku manusia khususnya
perilaku kesehatan juga dipengaruhi oleh
faktor sosial, budaya, ekonomi dan
sebagainya, maka diperlukan komitmen dan
dukungan kebijakan untuk perubahan
perilaku individual dan masyarakat.
Pengantar
• Perubahan adalah merupakan suatu proses dimana
terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis,
artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang ada.
• Hal yang penting dalam kesehatan masyarakat
adalah masalah pembentukan dan perubahan
perilaku. Untuk itu, perubahan perilaku merupakan
tujuan dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan
sebagai penunjang program-program kesehatan.
Pengantar
• Keberhasilan pelaksanaan suatu program kesehatan banyak
dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor perilaku, dan
menempatkan faktor perilaku sebagai hambatan utama
pencapaian target.
• Seperti program peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),
peningkatan jamban masyarakat, peningkatan peran serta
masyarakat, dan lain sebagainya,
• Diantara alasan pembenar yang sering diungkapkan (atas
kegagalan mencapai tujuan), bahwa merubah perilaku seseorang
memang sulit, diperlukan waktu panjang (bahkan beberapa
generas) untuk melakukannya.
Pengantar
• Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat
terjadi melalui proses belajar.
• Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku
yang didasari oleh perilaku terdahulu.
• Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang
saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan
keluaran (output).
• Untuk merubah perilaku individu atau masyarakat
perlu memahami faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku
tersebut.
Pengantar
• Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku seseorang,
sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut
faktor intern dan sebagian terletak di luar dirinya yang
disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
• Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat bawaan. Misalnya, tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. Faktor eksternal
yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, kimiawi, biologik,
ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
sering menjadi faktor yang dominan yang mewarnai perilaku
seseorang .
Tahapan perubahan perilaku.
Tahap-tahap tersebut antara lain :
• Mengetahui,
• Memahami,
• Mempraktekkan,
• Merangkum,
• Evaluasi.
1. Tahap : pengetahuan (knowledge)
• Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga).
• Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut ditentukan oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek.
• Komponen kognitif merupakan representasi yang dipercaya oleh
individu.
• Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan mengenai
sesuatu kepercayaan yang datang melalui penginderaan,
kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau
karakteristik suatu objek.
1. Tahap : pengetahuan (knowledge)

• Bila kepercayaan telah terbentuk, akan menjadi


dasar pengetahuan seseorang terhadap suatu objek
tertentu.
• Kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak
terlalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan
tersebut terbentuk justru dikarenakan kurang atau
tidak adanya informasi yang benar mengenai objek.
• Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan
dengan pandangan atau opini.
2. Tahap memahami (comprehension)

• Merupakan tahap memahami suatu


objek bukan sekedar tahu atau
dapat menyebutkan, tetapi juga
dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek.
3. Tahap aplikasi (application)
• Yaitu jika orang yang telah
memahami objek yang dimaksud
dapat mengaplikasikan prinsip yang
diketahui pada situasi yang lain.
4. Tahap analisis (analysis)

• Yaitu kemampuan seseorang menjabarkan


dan/atau memisahkan suatu objek
pengetahuan atau informasi.
• Indikasi bahwa pengetahuan seseorang
sudah sampai pada tingkat analisis jika dapat
membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, membuat diagram pada
pengetahuan atas objek tersebut.
5. Tahap sintesis (synthesis)
• Menunjukkan kemampuan seseorang
untuk merangkum suatu hubungan logis
dari komponen pengetahuan yang
dimiliki.
• Sintesis merupakan kemampuan untuk
menyusun formulasi baru.
6. Tahap evaluasi (evaluation)
• Berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek.
Teori Perubahan Perilaku
Teori umum (generic theory) perubahan
perilaku dapat merujuk pada 3 (tiga) teori,
yaitu :
• Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR),
• Teori Ketidaksesuaian/Cognitive Dissonance
Theory (Festinger, 1957),
• Teori Fungsional.
1. Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)

• Teori ini mendasarkan pada asumsi bahwa


penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang
berkomunikasi dengan organisme (manusia).
• Kualitas stimulus sebagai sumber komunikasi
(sources) seperti kredibilitas, kepemimpinan, gaya
berbicara sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku seseorang, kelompok atau
masyarakat.
Gambar: Proses perubahan perilaku berdasarkan teori
S-O-R
Proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama
dengan proses belajar (Hosland, et al, 1953) :
• Stimulus (rangsang, dorongan) yang diberikan pada organisme
(individu) dapat diterima atau ditolak :
– Stimulus tidak diterima/ditolak  stimulus itu kurang efektif.
– Stimulus diterima  stimulus tersebut efektif.
• Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme
(diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada
proses berikutnya. Setelah itu organisme mengolah stimulus
tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak sesuai stimulus
yang telah diterimanya (bersikap dan berperilaku).
• Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan
maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu
tersebut sebagai perubahan perilaku.
2. Teori Ketidaksesuaian Kesadaran/Cognitive
Dissonance Theory (Festinger, 1957)

• Merujuk pada konsep ketidakseimbang (imbalance)


kognitif (cognitive dissonance) sebagai
ketidakseimbangan psikologis yang diliputi oleh
ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai
keseimbangan kembali.
• Apabila terjadi keseimbangan dalam diri individu, maka
terjadi keseimbangan kognitif (consonance).
• Ketidakseimbangan terjadi karena dalam diri individu
terdapat dua elemen kognisi yang saling bertentangan,
yaitu elemen pengetahuan, pendapat dan keyakinan.
Teori Ketidaksesuaian Kesadaran/Cognitive
Dissonance Theory (lanjutan)
• Apabila individu menghadapi suatu stimulus atau
objek, dan stimulus tersebut menimbulkan
pendapat atau keyakinan yang berbeda/
bertentangan di dalam diri individu itu sendiri
maka terjadi ketidakseimbang kognitif (cognitive
dissonance).
• Keberhasilan yang ditunjukkan dengan
tercapainya keseimbangan menunjukkan adanya
perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi
perubahan perilaku.
3. Teori Fungsional (Katz, 1960)
• Berdasarkan asumsi bahwa perubahan
perilaku individu itu tergantung pada
kebutuhan.
• Stimulus yang dapat mengakibatkan
perubahan perilaku seseorang apabila
stimulus tersebut dapat dimengerti dalam
konteks kebutuhan orang tersebut.
• Teori ini berpendapat bahwa perilaku itu mempunyai fungsi
untuk menghadapi dunia luar individu dan senantiasa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya menurut
kebutuhannya. Oleh sebab itu di dalam kehidupan manusia,
perilaku itu tampak berubah terus-menerus secara relatif.
• Perilaku merupakan faktor penentu (determinan) penting dari
kesehatan, dan juga dari penggunaan pelayanan kesehatan.
Setengah dari saran medis tidak dilakukan. Setidaknya, jutaan
resep obat dibuang setiap tahun, karena ketiadaan perubahan
perilaku. Kepatuhan melalui skrining atau program
pencegahan sangat penting untuk efektivitas program
perubahan perilaku.
Perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu
(Katz, 1960)

a. Perilaku itu memiliki fungsi instrumental :


Artinya dapat berfungsi dan memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan.
– Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif
terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.
– Sebaliknya bila informasi, pendidikan dan
pembelajaran untuk perubahan yang ia diterima
tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka ia
akan menolak perubahan dan berperilaku negatif.
b. Perilaku dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri
(defence mechanism) dalam menghadapi lingkungannya :
Artinya dengan perilaku dan tindakannya, manusia dapat
melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.
c. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan
arti. : Dalam peranannya melalui tindakan, seseorang
senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Melalui
tindakan sehari-hari, seseorang telah melakukan keputusan
sehubungan dengan objek atau stimulus yang diterima.
Pengambilan keputusan yang mengakibatkan tindakan
tersebut dilakukan secara spontan dan dalam waktu yang
singkat.
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif diri
seseorang dalam menjawab suatu situasi :
Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang
dan merupakan pencerminan dari hati sanubari.
Oleh sebab itu perilaku dapat merupakan “layar
penampilan” dimana segala ungkapan isi hati individu
dapat dilihat.
Misalnya orang yang sedang marah, senang, gusar,
dan sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau
tindakannya.
Tabel: Resume Teori dan Model Pendidikan dan Promosi Kesehatan
Level
Interpersonal
No Modern
Intrapersonal (individual) (kelompok, Komunal
organisasi)
1 Health Belief Model (HBM) Social Cognitive Community Tannahill (1985)
Theory Organization Model
2 Transtheoretical Model Theory of Reasoned Organizational French dan
(TTM) Action (TRA) Change Theory Adams (1986)
3 Protection Motivation Theory of Planned Ecological Tones (1990)
Theory (PMT) Behavior (TPA) Approaches Model
4 Precaution Adoption Process Social Support Caplan dan
Model (PMPM) Model Holland (1990)
5 Elaboration Likelihood Diffusion of Beattie (1991)
Model (ELM) Innovation
6 Information Motivation Natural-Helper Ewles dan
Behavioral Skills Model Model Simnet (2003)
(IMBSM)
7 Relapse Prevention Model
(RPM)
8 Information Processing
Paradigm (IPP)
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA
Perubahan Perilaku
PROMOSI KESEHATAN PADA LEVEL
INTRAPERSONAL (INDIVIDU)
PROMOSI KESEHATAN PADA LEVEL INDIVIDU
1. Model Kepercayaan Kesehatan (health belief model),
2. Model lintas teori (transtheoretical model), tahapan
perubahan dan proses perubahan (stages of change and
processes of change)
3. Teori motivasi-perlindungan (protection-motivation theory),
4. Model Informasi Motivasi Ketrampilan Perilaku (Information
Motivation Behavioral Skills Model )
5. Model Proses Adopsi Pencegahan (Precaution Adoption
Process Model)
6. Model Pencegahan Kekambuhan (Relapse Prevention)
7. Model Kemungkinan Elaborasi (Elaboration Likelihood
Model)
8. Paradigma pemrosesan informasi (information processing
paradigm) - Teori pemrosesan informasi (information
processing theory)
3/9/2019

Anda mungkin juga menyukai