Anda di halaman 1dari 4

PROBLEM

Atribut produk yang dapat mempengaruhi pembeli dapat membeli keripik tempe terdiri
dari kemasan dan harga keripik tersebut yang dapat di jangkau oleh kalangan anak – anak sampai
kalangan dewasa maupun orang tua. Dan Kemasan merupakan faktor yang cukup berpengaruh
dalam membeli suatu produk karena kemasan merupakan variabel stimulus yang berguna untuk
merangsang atau mendorong konsumen untuk melakukan pembelian keripik tempe tersebut,
sehingga penting bagi para pelaku agro industri keripik tempe untuk membuat kemasan yang
bervariasi dan disesuaikan dengan pendapatan konsumen ataupun target pasar yang dituju yaitu
anak – anak sampai kalangan dewasa maupun orang tua. Apalagi kalau kemasan tersebut ada
yang bebaan platik kotak atau berbaan kaleng maka dapat meningkatkan keinginan pembeli
untuk membeli keripik tempe tersebut dikarenakan kalau kemasan plastik kotak stsu berbahan
kaleng akan lebih awet dan terjaga kwalitasnya maupun kuwalitas renyahnya kripik tempe
tersebut.

Meluncurkan keripik tempe yang tidak itu-itu saja atau disebut rasa original, maka dapat
menciptakan kripik tempe yang banyak rasa yang dapat menjadikan kostumer bias memilih
antara rasa balado, manis, maupun asin, dan rasa pedas.

Harga yang mmmerupakan juga menjadi salah satu faktor yang sangat diperhatikan oleh
konsumen. Hal ini dapat dikarenakan konsumen harus menyesuaikan dengan pendapatannya
dengan sesuai target pasar yang di tuju yaitu anak – anak sampai kalangan dewasa maupun orang
tua. Apabila dari harga keripik tempe yang terjangkau dapat mencapai target penjualan membuat
semua kalangan masyarakat dapat menikmatinya, baik yang mempunyai pendapatan rendah
maupun yang mempunyai pendapatan tinggi.

Faktor pribadi yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian terdiri
dari pendapatan dan pelayanan. Pendapatan merupakan sejumlah uang yang dimiliki oleh
konsumen dan bisa digunakan untuk melakukan pembelian keripik tempe serta menggambarkan
kondisi ekonomi konsumen. Konsumen tentunya akan menyesuaikan dengan pendapatan yang
dimiliki untuk melakukan pembelian keripik tempe tersebut. Selain itu, faktor pribadi yang
mempengaruhi keputusan konsumen yaitu pelayanan. Pelayanan yaitu perlakuan yang diterima
oleh konsumen pada saat membeli keripik tempe tersebut. Konsumen yang melakukan
pembelian keripik tempe menginginkan pelayanan yang baik dan ramah dari pemilik toko.

Memudakan konsumen untuk dapat membeli kripik tempe dengan lokasi yang mudah
dijumapai untuk bisa dapat membeli kripik tempe seperti yang konsumen inginkan, anatar lain
yaitu pasar tradisional, kios-kios kecil maupun online.

COSTUMER SEGMEN

Seperti yang dicantumkan di problem kripik tempe memiliki customer segments yang
termasuk ke dalam segmen pasar tradisional, kios-kios kecil maupun online yang dimana
segmentasi dari kripik tempe tidak mengelompokkan pelanggan dalam berbagai kelompok (tidak
memiliki segmen kusu) atau semua kalangan anak – anak sampai kalangan dewasa maupun
orang tua. Sehingga segmentasi konsumen dari krpik tempe ini yaitu seluruh masyarakat yang
berdomisili di Kota dan Kabupaten setempat yang sudah dilakukan dalam lokasi serta wisatawan
yang datang ke daerah tersebut.

Segmentasi berdasar kan perilaku, ini didasarkan oleh perilaku pelanggan itu sendiri dan
banyak dipengaruhi oleh kebiasaannya dalam membeli atau mengkonsumsi produk maupun
barang. Contohnya pada konsumen wanita bekerja yang banyak beraktivitas di dalam ruangan.
Umumnya mereka memiliki makanan ringan di meja atau laci mereka masing-masing.
Sedangkan para pegawai yang banyak beraktivitas di luar ruangan atau kerja lapangan lebih
memilih untuk membawa makanan mereka sendiri atau membeli makanan di lokasi yang
ditemuinya di lapangan. Hal ini dilakukan atas dasar praktis dan tidak tersedianya tempat
bagi ,mereka untuk menyimpan makanan kecil dan sejenisnya selama mereka bekerja di
lapangan. Dan juga seorang penjaga keamanan dalam posronda hal ini sangat pas mengingat
makanan ini praktis dan cepat saji karena untuk membantu teman disaat ngobrol atau sedang
kegitan lainnya supaya mengurangi rasa ngantuk dan bosan disaat menjaga keamanan dalam
desa tersebut.

Segmentasi ini dikategorikan berdasarkan lokasi konsumennya. Konsumen yang berbeda


lokasi, baik itu kota atau pulau pasti memiliki pola konsumsi yang berbeda. Contohnya dalam hal
citarasa, masyarakat Minang dan Jawa memiliki perbedaan dalam hal seberapa pedas dan
manisnya produk makanan. Masyarakat Minang lebih menyukai pedas tapi tidak bercitarasa
manis. Sebaliknya masyarakat Jawa cenderung menyukai makanan dengan diwarnai citarasa
manis. Maka segmen tersebut cocok untuk yang lebih suka membedakan rasa dalam makanan
karena kripik tempe yang di produksi memliki varian rasa, untuk itu costumer bisa memilih rasa
yang disukai.

Segmentasi berdasarkan aktifitas di internet, Channel era sekarang di Indonesia banyak


didominasi oleh media internet dan lebih bersifat private baik melalui website, aplikasi chat
(whatsapp dan telegram), media sosial (instagram, facebook, dan tiktok), marketplace(tokopedia,
shopee, bukalapak, dan lazada), hingga aplikasi transportasi online (go-jek atau grab), dengan
adanya media tersebut dapat memudakan untuk pembelian kripik tempe yang dijual.

UNIQUE VALUE PROPOSITION

Pertama, tak seperti keripik tempe tradisional lainyya, keripik-keripik modern ini
memiliki gradasi rasa. Misalnya dalam menggunakan kata istilah “sakit perut” untuk
menunjukkan tingkat kepedasan. Adapun tingkat kemanisan ditunjukkan dengan “Sakit perut”.
Jadi, jangan heran kalau suatu saat Anda mendengar ungkapan “sakit perut Satu” atau “sakit
perut Dua” dan “sakit perut Tiga” artinya dengan menambahkan level dengan isilah “sakit perut“
untuk dapat menyesuaikan teradap penyuka pedas. “Kata-kata yang nyeleneh ini biasanya sering
dipakai untuk dapat meningkatkan pengenalan jadi saya harap bisa produk saya bisa cepat
meningkatkan penjualan.

Tak hanya namanya saja yang di unggulkan, kualitas pembuatan juga menggunakan
bahan – bahan yang benar – benar berkualitas dan terjamin karena untuk menjaga citra rasa
kripik tempe tersebut agar tetap digemari dan dicari, dan kemasan yang menjadi daya saing
untuk menjamin kerenyahan dan ketahanan kripik tempe agar supaya tetap dinikmati dalam
beberpa waktu, adapun penerapan penyimpanan maupun pengelolaan konsumen tentang kripik
tempe agar tetap renyah yaitu dengan menyimpan di tempat yang tidak basah maupun tidak
dalam keadaan yang mudah lembab dan menutup kembali kemasan yang habis dibua supaya
tidak membiarkan kripik tempe tersebut akan dapat mengurangi kerenyahan.

Yang ketiga, dapat meningkatkan daya saing dengan kripik – kripik yang lain atau
dengan kripik sejenis, agar supaya kripik tempe ini bisa di jumpai di pasar tradisional, kios-kios
kecil maupun online. Dan bisa dinikmati kapan saja karena muda di jumpai di temat – tempat
yang ditentukan tersebut.

Yang keempat, harga yang dibilang dinamis anatar Rp. 10.000 rupiah sampai dengan
20.000 rupiah mampu dijangkau oleh kalangan segmentasi yang di tentukan diawal yaitu anak –
anak sampai kalangan dewasa maupun orang tua. Karena harga tersebut bisa di jangkau oleh
kalangan menengah maupun ke atas.

Anda mungkin juga menyukai