Anda di halaman 1dari 22

Metode defleksi kemiringan

(slope-deflection method)

Metode defleksi kemiringan (slope-deflections) dapat dipakai untuk menganalisa semua


jenis balok atau portal statis tak tentu. Pada metode ini semua sambungan dianggap kaku, yaitu
sudut sambungan utama batang tidak berubah harganya bila pembebanan diberikan pada struktur
tersebut. Jadi sambungan di sebelah dalam balok menerus dianggap kaku dengan sudut 180 .
Pada portal yang mengalami deformasi, sambungan kakunya dianggap berputar secara
keseluruhan. Dengan kata lain sudut garis singgung sebagai batang disuatu sambungan tetap
sama sebelum dan setelah terjadi deformasi.
Dalam metode slope – deflection, rotasi sudutnya dianggap tidak diketahui. Untuk satu
batang yang dibatasi oleh dua sambungan / perletakkan, momen ujungnya dapat dinyatakan
dalam suku-suku rotasi sambungan. Tetapi untuk memenuhi syarat kesetimbangan, jumlah
momen ujung pada pertemuan batangnya harus sama dengan nol. Persamaan kesetimbangan ini
menghasilkan syarat yang perlu dipenuhi oleh rotasi sambungan, dan bila rotasi sudut pada
sambungan sudah didapatkan, momen-momen ujung / tumpuan tersebut dapat dihitung dari
persamaan defleksi sambungan.
Teori di atas dapat diperjelas dengan contoh berikut ini: misalkan akan dianalisa suatu
portal kaku seperti pada gambar (a) yang menerima beban terpusat. Portal ini merupakan struktur
statis tak tentu tingkat enam. Portal ini tidak mengalami pergoyangan ke samping karena
decegah perletakan jepit di A dan tidak mengalami pergerakan ke bawah karena dicegah oleh
perletakan jepit di D dan E sehingga deformasi diabaikan. Rotasi sudut pada sambungan yang
terjadi dianggap positif bila putarannya searah jarum jam (gambar b)
Bentuk free body diagram di perlihatkan pada gambar di bawah ini :

P P
1 2
B C
A
ӨB ӨC

D E

Gambar a) Portal Kaku


P
MBA
MAB ӨB MBC ӨC MCB
A B C

MBD MC
E
ӨC
ӨB

MDB ME
C
E
D

Gambar b) Free Body Diagram Batang

Pada masing-masing ujung balok bekerja tiga gaya normal tarik atau tekan, gaya lintang
dan momen ujung (momen tumpuan). Misalkan pada batang AB momen ujung yang bekerja di A
adalah MAB dan pada ujung B adalah MBA. Dalam melakukan analisa dilakukan perjanjian tanda
yaitu momen ujung yang arahnya berlawanan dengan jarum yang diberi tanda positif dan
sebaliknya momen ujung yang arahnya searah dengan jarum jam diberi tanda negative.
Untuk kesetimbangan, jumlah momen yang bekerja pada setiap sambungan harus sama dengan
nol.
Syarat sambungan di B : MBA + MBC + MBD = 0
Syarat sambungan di C : MCB + MCE = 0
Dua persamaan di atas dapat dipakai untuk menentukan harga θB dan θC. Momen ujung
dapat dicari dengan memasukkan harga rotasi sudut yang diketahui ke persamaan defleksi
kemiringan (slope – deflection). Dengan prinsip statika, diagram gaya normal, gaya lintang (gaya
geser) serta momen untuk setiap batang dapat dicari.

Penurunan persamaan defleksi kemiringan (slope – deflection)


Dalam persamaan-persamaan slope – deflection, momen ujung yang bekerja pada ujung
batang dinyatakan dalam suku-suku rotasi ujung pembebanan pada batang tersebut yang
diperlihatkan pada gambar c.
MAB MBA a) Balok AB, MBA dan MBA dinyatakan
dalam rotasi sudut θA dan θB akibat
ӨB
beban P.
A ӨA B

P MFB
b) Momen ujung pada pendekatan jepit
MFA A
akibat beban P.
B
A B

+
MA’

ӨA1 ӨB1 c) Momen tambahan MA’ yang


A B menyebabkan rotasi sudut sebesar θA1
diujung A dan θB1 diujung B.

+ MB’

d) Momen tambahan MB’ yang


ӨA2 ӨB2 menyebabkan rotasi sudut sebesar θA2 di
ujung A dan θB2 di ujung B.

Gambar c) Rotasi Ujung Dan Pembebanan Pada Batang

Momen-momen tambahan MA, dan MB, harus sedemikian rupa besarnya sehingga
menyebabkan rotasi sebesar θA dan θB. Jika θA1 dan θB1 menyebabkan momen tambahan sebesar
MA1, θA2 dan θB2 menyebabkan momen tambahan sebesar MB2 maka bentuk persamaan yang
diperlukan adalah :
θA = - θA1 + θA2
θB = + θB1 - θB2 ………………………………………………..(1)
Momen ujung
MAB = MFAB + MA’
MBA = MFBA + MB’ ……………………………………………...(2)

Besarnya rotasi sudut (menurut balok konjugasi)


MA'L MA'L
θA1 = - 3 EI dan θB1 = 6 EI

M B' L M B' L
θA2 = 6 EI dan θB2 = - 3 EI ……………………………(3)

Dengan memasukkan persamaan (3) ke persamaan (1) maka :


M A ' L MB' L
+
θA = 3 EI 6 EI

M B' L M A' L
+
θB = 3 EI 6 EI ……………………………………..(4)
Dengan menyelesaikan persamaan (4) maka didapat :

2 EI
(−2 θ A −θB )
MA’ = L

2 EI
(−2 θ B−θ A )
MB’ = L …………………………………(5)

2 EI
Koefisien L dapat berbeda untuk setiap bentang.
2 EI
Harga L hanya berpengaruh terhadap harga Ө tetapi tidak mempengaruhi geraknya momen
ujung.
I
Bila harga relatif dari L disebut kekakuan relatif k, maka persamaan (5) menjadi :
MAB = MFAB + KAB (-2ӨA - ӨB)
MBA = MFBA + KAB (-2ӨB - ӨA)
Dengan memasukkan persamaan (5) persamaan (2) maka didapat :

MBA = MFAB + KAB (-2ӨA - ӨB)


Persamaan umum slope deflection
MBA = MFBA + KAB (-2ӨB - ӨA)

I
K = L ; L = Bentang balok

Prosedur pemakaian slope deflection untuk analisa balok statis tak tentu.
(1) Tentukan momen ujung / tumpuan jepit dengan rumus :
a) Untuk Beban Merata : (momen primer)

q kg/m2
MFA
B 1 2
gL
MFAB = + 12

A B 1 2
MFA gL
B MFBA = - 12

EI tetap

b) Beban Titik

a b
P
MFA MFA Pab
2

B B 2
MFAB = + L
Pa b
2

A L B 2
MFBA = - L

EI tetap
1
c) Beban Terbagi Rata 2 Bentang

MFA q kg/m2 MFA


B B 11
+ gL 2
MFAB = 192
5
− gL 2
1 L 1 L MFBA = 192
2 2
EI tetap

(2) Nyatakan semua momen ujung dalam suku momen-momen ujung terjepit dan rotasi
sudut pada sambungannya dengan persamaan slope deflection
(3) Pernyataan jumlah momen yang bekerja pada sambungan sama dengan nol
(4) Hitung rotasi sudut pada setiap perletakkan
(5) Masukkan kembali rotasi sudut yang sudah diketahui kepersamaan dan hitung momen-
momen ujungnya
(6) Hitung reaksi perletakkan dan gambarkan bidang gaya lintang dan bidang momen serta
kurva elastiknya.

Contoh 1 :
Analisa balok menerus ke bawah ini dengan menggunakan slope deflection dan gambarkan
bidang momen serta gaya lintangnya.

P = 6t q = 3 tm’ P = 8t
q = 2 t/m’

E F

A(I) B (2I) C (I) D

6m 5m 5m 2m 4m

Kekakuan batang :

2 I 2 ( 1)
KAB= = =0 , 33
Batang AB = L 6

2. . 2 I 2 ( 2 )
KBC= = =0 , 40
Batang BC = L 10

2 I 2 ( 1)
KCD= = =0 ,33
Batang CD = L 6
Momen Primer :
1
+ ( 2 )( 6 )2 =+6 tm
MAB = 12
MBA = - 6 tm
1 1
+ ( 3 ) (10 )2 + ( 6 )( 10 ) =+32 , 5 tm
MAB = 12 8
MCB = - 32,5tm
2
8 ( 2 )( 4 )
M CD =+ =+7 ,11 tm
62
2
8 ( 4 )( 2 )
M DC =− =−3 , 56 tm
62

Persamaan Momen :
Persamaan umum :
MAB= MFAB + KAB (-2ӨA - ӨB)
MBA = MFBA + KAB (-2ӨB - ӨA)
Maka :
MAB = + 6 + 0,33 (- 2ӨA - ӨB) = 6 - 0,66 ӨA – 0,33 ӨB
MBA = - 6 + 0,33 (- 2ӨB - ӨA) = - 6 - 0,33 ӨA – 0,66 ӨB
MBC = + 32,5 + 0,4 (- 2ӨB - ӨC) = 32,5 - 0,8 ӨB – 0,4 ӨC
MCB = - 32,5 + 0,4 (- 2ӨC – ӨB) = - 32,5 – 0,4 ӨB – 0,8 ӨC
MCD = 7,11 + 0,33 (- 2ӨC - ӨD) = 7,11 - 0,66 ӨC – 0,33 ӨD
MDC = - 3,56 + 0,167 (-ӨC - 2ӨD) = - 3,56 - 0,33 ӨC – 0,66 ӨD
Persyaratan pada sambungan / perletakkan :
1. MA = 0 ……………… - 0,66 ӨA - 0,33 ӨB = - 6
2. MBA + MBC = 0 …….. - 0,33 ӨA - 1,46 ӨB - 0,4 ӨC = - 26,5
3. MCB + MCD = 0 …….....................– 0,46 ӨB - 1,46 ӨC - 0,33 ӨD = + 25,39
4. MDC = 0 ……………………………. ………- 0,33 ӨC - 0,66 ӨB = + 3,56

Untuk mendapatkan nilai θ dilakukan dengan eliminasi persamaan (1) sampai dengan (4) :
a) Mengurangkan persamaan 1 dengan 2 x persamaan 2
(1) -0,66 ӨA – 0,33 ӨB =-6
(2) x 2 -0,66 ӨA – 2,92 ӨB – 0,8 ӨC = -53 -

2,59 ӨB + 0,8 ӨC = + 47 ……….(5)

b) Mengurangkan 2 x persamaan 3 dengan persamaan 4


(3) x 2 - 0,88 ӨB – 2,92 ӨC – 0,66 ӨD = 50,78
(4) - 0,33 ӨC – 0,66 ӨD = 3,56 -

- 0,88 ӨB + 2,59 ӨC = + 47,22 …….(6)


c) Menambahkan 3,2375 x persamaan (5) dengan persamaan (6)
(5) x 3,2375 – 8,385 ӨB + 2,59 ӨC = 152,1625
(6) - 0,8 ӨB – 2,59 ӨC = 43,67 -

7,585 ӨB = + 199,3825

ӨB = + 26,286 rad

47−0 , 259 (−26 , 3825 )


=−26 ,35 rad
Dari persamaan (5) ӨC = 0,8
−0 . 33 (−26 ,35 )−3 ,56
θ D= =+ 7 ,78 rad
Dari persamaan (4) 0 , 66
−0. 33 ( 26 , 286 ) +6
θA = =−4 , 052 rad
Dari persamaan (1) 0 , 66

Momen ujung / momen tumpuan :

MAB = + 6 -0,66(- 4,052) – 0,33(26,286) = 0


MBA = - 6 – 0,33(-4,052) – 0,66(26,286) = - 22,01 tm
MBC = 32,5 – 0,8(26,286) – 0,4(- 26,35) = + 22,06 =22,01 tm
MCB = - 32,5 – 0,4(26,286) – 0,8(- 26,35) = - 21,934 tm
MCD = 7,11 + 0,66(- 26,35) – 0,33(7,78) = +21,934 tm
MDC = _3,56 – 0,33(- 26,35) – 0,66(7,78) = 0

Gambar vector momen ujung / tumpuan : dari hasil perhitungan momen ujung, maka dapat
digambarkan vector momen tumpuan dimana momen yang bertanda positif arah putarnya
berlawanan dengan arah jarum jam sedangkan momen yang bertanda negatif arah putarnya
searah dengan jarum jam seperti gambar dibawah ini :

22.01 tm 21.934 tm

A MB B MB MC C MC
A C B D
6m 10m 6m

Reaksi Perletakkan :
Untuk menghitung reaksi perletakkan dilakukan dengan membuat free body diagram yaitu
dengan cara memisahkan batang-batang pada struktur satatis tak tentu menjadi struktur
satatis tertentu seperti gambar dibawah ini :
P = 6t P = 8t
q = 2t/m 5m q = 3t/m
MCD
MBA MBC MCB 4m
A B C D

22 tm 22 tm 22 tm 22 tm

RAB1 = 6t RBA = 6t RBC = 18t RCB = 18t RCD = RDC =


5,33t 2,67t

RAB2 = 3,67t RBA = RBC = 0 + RCB = 0 + RCD = 3,66t + RDC = 3,66t +


3,67t

RAB = RBA = 9,67t RBC = 18t + RCD = 18t RCD = RDC = 1t


2,33t 9t +

RA = 2,33t RB = 27,67t RC = 27t RD = 1t

Gambar Free Body Diagram Batang

Momen lapangan :
Batang AB
1
Mx = 2,33 (x) - 2 (2) x2

dmx 2 ,33
=0 , maka. x= =1 , 165 m≈1 ,17 m
Momen maximum (Mmax) = dx 2
Mmax = 2,33(1,17) – (1,17)2 = + 1,36 tm
Batang BC
1
ME = 18(5) - 2 (3).(5)2 – 22 = + 30,5 tm

Batang CD :
MF = 9(2) – 22 = -4tm
Titik balik momen
Batang AB :
1
Mx = 0 maka 2,33 x - 2 (2) (X)2 = 0

X (2,317 – X) = 0, maka X =2,33 m (dari A)


Batang BC : (dari B)
1
Mx = 0 maka 18 X - 2 (3) (X)2 – 22 = 0

1,5 X2 – 18X + 22 = 0 (dengan persamaan ABC maka didapatkan)


X1 = 1,38 m dari B (dipakai)
X2 = 10,62 m > L = 10 m (tidak dipakai)
Gambar bidang momen :
22tm
22tm
1,16m 4tm
(-) (-)
D
A B (+ ) C
1,36tm

2,33m 1,38m 1,38m

30,5 tm
18t

9t
2,33t
(+) 1t

(-) (-)
9,67t
18t
Gambar bidang lintang (bidang D)

Batang BC : (dari C)
1
18X - 2 (3) (X)2 -22 = 0

1,5X2 – 18X +22 = 0


Dengan persamaan ABC maka didapatkan :
X1 = 1,38 m dari C (dipakai)
X1’ = 10,62 m > L 10 m (tidak dipakai)

Contoh 2 :
Analisa balok menerus di bawah ini dengan menggunakan metode slope deflection dan
gambarkan bidang momen serta gaya lintangnya.

q1
P1 P2 q2 P3

EI
3EI E
A 2EI B C D
12m
6m 3m 3m 6m 2m

P1 = 12t ; P2 = 8t ; P3 = 4t
q1 = 4t/m’ ; q2 = 1,5 t/m’
Factor kekakuan batang :

2(21 )
K AB = =0 . 44
9

2(31)
K BC = =0 .50
12
2(1)
K CD= =0 . 33
6

Momen Primer

12(6 )(3)2
M AB =+ =+8 tm
92
12(6 )2 (3 )
M BA =− =−16 tm
92
1
M BC = (4 )(12)2 =+ 48 tm
12
M CB=−48tm
1 1
M CD= PL= (8 )(6 )=+6 tm
8 8
M DC =−6 tm
M DE =4(2 )+1. 5(2)=+11 tm

Persamaan Momen :

MAB = 8 + 0.44(-2θA – θB) = 8 – 0.88 θA – 0.88 θB


MBA = -16 + 0.44(-θA - 2θB) = -16 -0.44 θA – 0.88 θB
MBC = 48 + 0.5 (-2 θB – θC) = 48 – θB – 0.5 θC
MCB = -48 + 0.25 (-θB – 2 θC) = - 48 – 0.5 θB – θC
MCD = 6 + 0.167 (-2 θC – θD) = 6 – 0.66 θC – 0.33 θD
MDC = -6 + 0.167 (-θC – 2 θD) = -6 0.33 θC – 0.66 θD
MDE = + 11tm, maka MDC = -11tm (prinsip kesetimbangan)
Harga θA = 0 (perletakkan jepit)

Persyaratan Pada Sambungan / Perletakkan


(1) titik A : MAB = 8 -0.44θB
(2) titik B : MBA + MBC = 0 …… - 1.88 θB – 0.5 θC = - 32
(3) titik C : MCB + MCD = 0…… - 0.5 θB – 1.66 θC – 0.33 θD = + 42
(4) titik D : MDC + MDE = 0……. - 0.33 θC – 0.66 θD = -5

a. Mengurangkan 2 x persamaan (3) dengan persamaan 4


(3) x 2 : -θB – 3.32 θC - 0.66 θD = 84
(4) x 1 : - 0.33 θC – 0.66 θD = -5 -
- θB – 2.99 θC = 89 ………………. (5)
b. Mengurangkan 5,98 x persamaan 1 dengan 2 x persamaan 2
(2) x 5,98 : -11.24 θB – 2.99 θC = - 191.36
(5) x 1 : - θB – 2.99 θC = + 89 -
-10.24 θB = -280.36

θB = + 27.38 rad

Dari persamaan 5 : θC = - 38.92 rad


Dari persamaan 4 : θD = + 27.036 rad
Momen ujung / tumpuan
MAB = 8 -0.444(0) – 0.44 (27.38) = -4.047 tm
MBA = -16 – 0.66 (27.38) = -40.1 tm
MBC = 48 – (66.75) – 0.5 (-38.92) = +40.1 tm
MCB = -48 – 0.5 (27.38) – (38.92) = -22.77 tm
MCD = 6 – 0.66 (-38.92) – 0.33(27.036) = +22.77 tm
MDC = -6 – 0.33(-38.92) – 0.66(27.036) = -11 tm
MDE = +11 tm

4.047 tm 40.1tm 22.77tm 11tm

A MABMBA B MBC MCB C MCD MDC D MDE

Reaksi peletakkan
Untuk menghitung reaksi perletakkan dicari dengan membuat free body diagram

6m P = 12t q1 = 4t/m P = 8t q2 = 1.5t/m P =4t

MBA MBA MBC MCB MCD MDC MDE


A B C D

4.047 40.1tm 40.1tm 22.77 tm 22.77 tm 11tm 11 tm

RAB1 = 4t RBA = 8t RBC = 24t RCB = 24t RCD = 4t RDC = 4t


RDE = 7t

RAB2 = 4.9t RBA = 4.9t RBC = 1.44t RCB=1.44t RCD=1.308t RDC=1.308t


RDE = 0

RAB = 0.9t RBA =12.09t RBC =25.44t RCB=22.56t RCD=5.308t RDC=2.69t


RDE = 7t

RA = 0.9t RB=37.53t RC=27.868t RD = 9.69t


Momen Lapangan :
Batang AB :
ME = -0.9(6) + 4.077 = -1.353 tm
Batang BC :
1
MX = 25.44(X) - 2 (4) (X)2 – 40.1

dmx
=0
Mmax = dx maka 25.44 – 4x = 0 sehingga harga x = 6.360 m

Batang CD :
MF = 5.308 (3) – 22.77 = -6.846 tm
Gambar bidang momen dan gaya lintang
a. Gambar bidang momen

40.1 22.77
10.77 m 11
4.047 1.353 1.734 m 6.846

A E B C F D

6.36 m 40.8

b. Gambar bidang lintang

25.44t
5.308t 5.308t 7t

4t

0.9t 6.36 m 2.692t 2.692t

12.9t 12.9t 22.56t

Titik Balik Momen :


Batang BC :
MX = 0 maka persamaan titik balik momen
1
25.44x - 2 (4)(x)2 – 40.1 = 0

2x2 – 25.44x + 40.14 = 0


25 . 438±√(25 , 44 )2 −4 . 2. 40 ,11
X 12=
2(2) didapat : X1 = 1.374 m (dari B) dan
X2 = 10.77 m (dari B)

Soal-soal :
Analisa balok menerus di bawah ini dengan menggunakan metode slope deflection dan
gambarkan momen serta gaya lintangnya.
a)

q1 = 2 t/m’ q2 = 3t/m’ P = 6t

A B C D
I 2I I

3m 6m 12m 6m 3m

q2 = 4t/m’ P = 12t
b) q1 = 2t/m’ 4m P = 10t

A B E C D
I 4I 3I
6m 12m 10m

Persamaan slope deflection balok menerus yang menerima pembebanan dan


mengalami penurunan pada perletakkan

Jika suatu batang AB disamping menerima pembebanan yang diberikan, salah satu
ujungnya mengalami penurunan dalam arah tegak lurus sumbu batang, maka akan
diinduksikan momen ujung jepit (momen ujung) tambahan akibat penurunan sebesar MFAB’
dan MFBA’ yang bekerja pada batang tersebut untuk menahan garis singgung di ujung.
Kemudian momen MA’ dan MB’ akibat rotasi sudut harus sedemikian besarnya agar
menyebabkan rotasi sudut sebesar θA dan θB. Syarat-syarat persamaan yang diperlukan :
θA = - θA1 + θA2
θB = + θB1 - θB2
Momen ujung :
MAB = MFAB + MFAB1 + MAB1
MBA = MFBA + MFBA1 + MBA1

Dimana :
2 EI
(−2θ A −θ B )
MAB1 = L
2 EI
(−θ A −2θ B )
M BA
1
= L

P
MAB

A B a) Batang AB yang menerima pembebanan P


dan penurunan ujung batang sebesar Δ (di
θA titik B)
Δ

EI trtap θB MBA

MFAB
P b) Momen ujung / momen primer akibat
beban yang diberikan
B
MFB
A

+
MFAB
c) Momen ujung /momen primer akibat
Δ turunnya ujung batang

MFAB

θ θ
A L B d) Momen ujung akibat rotasi sudut di A
MA’

θ θ e) Momen ujung akibat rotasi sudut di B


A B MB’

Untuk menentukan MFAB’ dan MFBA’ dilakukan dengan menggunakan cara luasan bidang
momen bila adalah sudut yang dicari dari batang AB semula ke garis batang akibat
pergeseran AB’. Sudut Ф adalah positif bila searah jarum jam, maka :
Δ
Q= L
Menurut teorema luasan bidang momen, perubahan kemiringan antara garis singgung di A
dan di B’ sama dengan luas diagram M/EI antara A dan B’ atau MFAB’ = MFBA’

MFAB’

A Φ B

Φ
B’

MFAB’

2/3 L
MFBA’
Diagram Momen

Defleksi B’ dan garis singgung di A :

Δ=
EI 4 [
1 M FAB ' ( L) 2
3
L=]( )
M FAB ' L2
6 EI

Atau

6 EI 6 EI θ
M FAB ' =M FBA ' = =
L2 L

Persamaan momen ujung akibat penurunan batang :

MAB = MFAB + MF’AB + MA’


6 EI φ 2 EI
+ (2θ A−θ B )
= MFAB + L L
2 EI
(−2θ A −θ B +3 φ )
= MFAB + L

MBA = MFAB + MFAB’ + MB’


6 EI φ 2 EI
+ (θ −2θ B )
= MFAB + L L A
2 EI
(−θ A −2θ B +3 φ )
= MFAB + L

Δ 2
= =+ 0 ,0025 rad
ΦAB =
L AB 800
Δ 2
= =−0 , 00167 rad
Φ =
L BC 1200
BC
Contoh :
Analisa balok menerus pada gambar di bawah ini yang mengalami penurunan pondasi di B
sebesar 2 cm dengan menggunakan metode slope deflection. Gambar diagram momen, gaya
lintang serta garis elastis balok menerus tersebut.

A B C D

2 cm

B’

8m 12 m 6m

Dimensi balok : b(cm) h(cm)


Balok AB 40 70
Balok BC 50 100
Balok CD 30 60
Bahan : beton bertulang E = 100000 kg/cm2

Penyelesaian :
Momen inersia balok :
1
(40 )(703 )
IAB = 12 = 1143333 cm4 = 1143000 cm4
1
(50)(1003 )
IBC = 12 = 4166667 cm4 = 4166000 cm4
1
(30)(60 3 )
ICD = 12 = 540000 cm4 = 54000 cm4

Kekakuan batang (k) :


2 EI AB 2 x 100000 x 1143000 cm 4
= =285 , 75 x 106 Kg. cm 2
KAB = L AB 800
2 EI BC 2 x 100000 x 4166000 cm 4
= =694 ,3 x 10 6 Kg. cm2
K = LBC 1200
BC
2 EI CD 2 x 100000 x 540000 cm 4
= =180 x 106 Kg. cm2
KCD = L CD 600
Δ 2
= =+ 0 ,0025 rad
Ф = AB
L 800
AB
− Δ −2
= =−0 , 00167 rad
L
ФBC = BC
1200
Persamaan momen :

MAB = 285,75 . 106[-2θA - θB + 3(0,0025)]


= -571,5 . 106 θA - 285,75 . 106 θB + 2,143 . 106
MBA = 285,75 . 106[-θA - 2θB + 3(0.0025)]
= -285,75 . 106θA - 571,5 . 106θB + 2,143 . 106
MBC = 694,3 . 106[-2θB - θC + 3(-0.00167)]
= -1388,6 . 106θB - 694,3 . 106θC - 3,478 . 106
MCB = 694,3 . 106[-θB - 2θC + 3(-0,00167)]
= -694,3 . 106θB - 1388,6 . 106θC - 3,478 . 106
MCD = 180 . 106[-2θC - θD + 3(0)]
= -360 . 106θC - 180 . 106θD
MDC = 180 . 106[-θC - θD + 3(0)]
= -180 . 106θC - 360 . 106θD

Syarat-syarat sambungan :
Titik A : MBA = 0
: -571,5 . 106 . θA – 1690,1 .106 θB = - 2,143 . 106 ……………(1)
Titik B : MBA + MBC = 0
: -285,75 . 106 . θA – 1690,1 .106 θB – 694,3 . 106 θC = + 1,275 . 106 ..(2)
Titik C : MCB + MCD = 0
: -694,3 . 106 . θB – 1748,6 .106 θC – 180 . 106 θD = 3,478 . 106 ……..(4)
Titik D : -180 . 106 θC – 360 . 106 θD = 0
: θD = -0,5 θC …………....(4)

Persamaan (4) dimasukkan ke persamaan (3) dibagi 106


-694,3 θB – 1658,6 θC = 3,478 ……………………….(5)

Eliminasi persamaan (1) dan (2) masing-masing dibagi 106


(1) -571,5 θA – 285,75 θB = 2,143
(2) X 2 -571,5 θA – 3920,2 θB – 1338,6 θC = 2,143 -

3634,45 θB + 1338,6 θC = -4,693 ……..(6)

Eliminasi persamaan (5) dan (6)


(5) -694,3 θB – 1658,6 θC = +3,476
(6)X 1,239 4503,29 θB + 1658,6 θC = -5,815 +

6808,99 θB = -2,339
θB = -0,000614 rad

Dari persamaan 6 : θC = -0,00184 rad


Dari persamaan 4 : θD = -0,5 (-0,00184) = + 0,060919 rad
Dari persamaan 1 : θA = +0,0040567 rad
Momen ujung /momen daerah tumpuan :
MAB = -571,2 . 106 (0,004057) – 571,5 (-0,000614) + 2,143 . 106 = 0
MBA = [-285,75 (0,004057) – 571,5 (-0,000614) + 2,143] . 106
= 1334613 kg cm = +13,346 tm
MBC = [-1388,6 . (-0,000614) – 694,3 (-0,00184) - 3,478 . 106
= -1347888 kg cm = - 13,478 tm
MCB = [-694,3 . (-0,000614) – 1388,6 (-0,00184) - 3,478 . 106
= -496676 kg cm = - 0,497 tm
MCD = [-360 . (-0,00184) – 180 (-0,000919) . 106
= +497880 kg cm = +0,498 tm
MBC = [-1388,6 . (-0,000614) – 694,3 (-0,00184) - 3,478 . 106
= -1347888 kg cm = - 13,478 tm
MDC = [-180 . (-0,00184) – 360 (0,000919) . 106 = 0

Penyesuaikan momen akibat perbedaaan momen ujung :


MA =0
285 ,75
13 ,346 + (13 ,478−13 ,376 )=+ 13 , 384 tm
MBA = 285 ,75+694 , 3
694, 3
13 ,378− (13 , 478−13 ,376 )=−13 ,384 tm
MBC = 285, 75+694, 3
MCB = - 0,497 tm
MCD = + 0,497 tm dan MD = 0

Gambar bidang momen dan gaya lintang


a. Gambar bidang momen

0,497 tm

A B (-)
C D
(+)

13,384 tm

b. Gambar bidang D (gaya lintang)

1,673 t 1,673 t 0,083 t 0,083 t

A B C D

1,157 t 1,157 t
Contoh 2: analisa balok menurun dibawah ini dengan menggunakan metode slope deflection
q = 4t/m
P = 10t

E = 1000.000kg/cm2
A D B C
I = 900000cm4

(I) B’ (I)
4m 4m 8m

Kekakuan batang :
2 EI 2 .100 . 000 x 900 . 000
k AB =k BC = = =255 .106 kgcm2
L 800

Rotasi sudut akibat penurunan pondasi di B sebesar 4 cm


Δ 4
φ AB = = =0 , 005 rad
L AB 800
Δ 4
φ BC= = =−0 , 005 rad
LBC 800

Momen primer
Momen primer akibat beban luar
1 1
+ PL= (10)(8 )=+ 10 tm≈0,1. 106 kgcm
MFAB = 8 8
6
MFBA = −M AB=−10tm≈−0,1 . 10 kgcm

1 2 1
+ gL =+ (4 )(8 )2 =+ 21, 33 tm≈2, 133 kgcm
MFBC = 12 12

MFCB =
−M BC =−21 ,33 tm=−2 ,133 kgcm

Perhitungan momen ujung / tumpuan


MAB = MFAB + K (-2θA – θB + 3 ΦAB)
= 0,1.106 + 225.106[-2 θA – θB + 3 (0,005)]
= [0,1 - 450 θA - 225 θB + 3,375 106
= (3,475 - 450 θA - 225 θB).106
MBA = MFBA + K (-θA – 2θB + 3 ΦAB)
= -0,1.106 + 225.106[- θA – 2θB + 3 ΦAB]
= [-0,1 - 225 θA - 250 θB ].106
= (3,275 - 225 θA - 250 θB).106
MBC = MFBC + K (-2θB – θC + 3 ΦBC)
= +2,133.106 + 225.106[-2 θB – θC + 3 (-0,005)]
= [2,133 - 450 θB - 225 θA + 3,375]
= (-1,242 - 450 θB - 225 θA).106
MCB = -2,133.106 + 225.106[- θB – 2θC + 3 (-0,005)]
= [-2,133 - 450 θB - 450 θC - 3,375] 106
= (-5,508 - 225 θB - 450 θC).106

Syarat-syarat sambungan

Tumpuan A :
MBA = (3,475 – 450 θA – 225 θB) .106

Perletakkan jepit θA = 0
MAB = (3,475 – 225 θB) . 106 ………………..(1)

Tumpuan B :
MBA + MBC = 0
[3,275 – 225 θA – 450 θB] . 106 + [-1,242 – 450 θB – 225 θC] . 106
(2,033 – 225 θA – 900 θB -225 θC) . 106 = 0
225 (0) + 900 θB + 225 θC = 2,033
900 θB + 225 θC = 2,033

Tumpuan C :
MCB = 0 (sendi)
(-5,508 – 225 θB – 450 θC) . 106 = 0
225 θB + 450 θC = -5,508 ……………….(3)
(2) X 2 180 θB + 450 θC = 4,066
(3) 225 θB + 450 θC = -5,508 -

1578 θB = 9,574
θB = 0,006079
Dari pers.2 θC = -0,01528
θA =0

Momen tumpuan :
MAB = [3,475 – 225 (0,006075)] . 106 = 2108125 kg cm
= 21081,25 kjm
= 21081 kg m
MBA = [3,275 – 225 (0) – 450(0,006079] . 106
= 539450 kg cm ≈ +5395 kg m
MBC = [-1,242 – 450 (0,006079) – 225 (-0,01528)] .106
-539550 kg cm = -5395,5 kg m ≈ - 5395 kg m
Putaran momen berdasarkan perjanjian tanda :

2395 kg m

A 2181 kg m B C

Reaksi perletakkan :

21081 kgm 5395 kgm q = 4000 kg / m’

A B C
5395 kg m

RAB = 3309,5 kg RBA = 3309,5 kg RBC = 15325,6 kg RCB = 16674,4 kg

RA = 3309,5 kg RB = 12016,1 kg RC = 16674,4 kg

Perhitungan :
∑ MB = 0
RA(8) – 21081 – 5395 = 0
RA = 3309,5 kg ( )
∑ MA = 0
RA(8) – 21081 – 5395 = 0
RBA = -3309,5 kg ( )
∑ MC = 0
RBC (8) + 5395 – 4000 (8) (4) = 0
RBA = 15325,6 kg ( )
Reaksi di B = PB = -3309,5 + 15325,6 = 12016,1 kg ( )
∑ MB = 0
RC (8) – 4000 (8) (8)(4) – 5395 = 0
RC = 16674,4 kg

Momen lapangan BC :
x
MX = 15325,6 (X) – 4060 (X) ( 2 ) + 5395
= 15325,6 x – 2060 X2 + 5395

Letak momen maksimum


dmx
=0
dx
15325,6 – 4060 X = 0

15325 ,6
X= =3 , 8314 M
4060
Momen lapangan maksimum
Mmax = 15325,6 (3,8314) – 2000 (3,8314)2 + 5395
= + 34487,58 kg m

Gambar bidang momen dan gaya lintang

21081
3,8314 m
Bidang M
(-) B C
A 5395 kgm

(+)

34487,58 kgm

Gaya lintang

15325,6

3309,5
Bidang D
(+) 3309,5 kg (+ )

3,8314 m (-)

16325,6 kg

Anda mungkin juga menyukai