Anda di halaman 1dari 18

SURVEILANS KESEHATAN

Dosen Pengampuh : Arif Sofyandi, S.Kep.,M.K.M.

OLEH :

Kelompok 1 Kelas 4B

1. Sarwi Hafiz 21281095


2. Arya Wahyudi 21281075
3. Andi Arjuna Sakti 21281070
4. Fenny Inas Fatinah 21281069
5. Selvi Febrianingsih 21281109
6. Pairuz Zilal 21281086
7. Dania Kirani Pratiwi 21281076

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Suveilans Kesehatan “.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Surveilans Kesehatan.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arif Sofyandi,
S.Kep.,M.K.M, selaku dosen mata kuliah Surveilans Kesehatan, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah kontribusi dalam pembuatan makalah ini

Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini oleh sebab itu saran dan kritik
senantiasa diharapkan lebih baik kan karya penulis penulis juga berharap semoga makalah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang Surveilans Kesehatan.

Mataram, 5 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Istilah Surveilans ini (Surveillance) sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti
mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang penyelidikan atau
intelligent untuk memata - matai orang yang dicurugai, yang dapat membahayakan. Surveilans
kesehatan masyarakat awalnya hanya dikenal dalam bidang epidemiologi, namun dengan
berkembangnya berbagai macam teori dan aplikasi diluar bidang epidemiologi, maka surveilans
menjadi cabang ilmu tersendiri yang diterapkan luas dalam kesehatan masyarakat. Surveilans
sendiri mencakup masalah borbiditas, mortalitas, masalah gizi, demografi, Penyakit Menular,
Penyakit Tidak menular, Demografi, Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja, dan beberapa faktor resiko pada individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Demikian pula perkembangan Surveilans Epidemiologi dimulai dengan surveilans
penyakit menular, lalu meluas ke penyakit tidak menular, misalnya cacat bawaan, kekurangan
gizi dan lain-lain. Bahkan baru-baru ini, surveilens epidemiologi digunakan untuk menilai,
memonitor, mengawasi dan merencanakan program-program kesehatan pada umumnya.
(Wuryanto, A.2010).

Istilah Surveilans sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya banyak
orang menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan penyelidikan
Kejadian Luar Bisa (KLB), hal inilah yang menyebabkan aplikasi sistem surveilans di Indonesia
belum berjalan optimal, padahal sistem ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah kesehatan
(Wuryanto, A.2010).

Surveilens epidemiologi pada umumnya digunakan untuk, mengetahui dan melengkapi


gambaran epidemiologi dari suatu penyakit, untuk menentukan penyakit mana yang
diprioritaskan untuk diobati atau diberantas, untuk meramalkan terjadinya wabah, untuk menilai
dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular, dan program-program
kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatan gigi, program gizi,
untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan (Wuryanto, A.2010).
Jadi surveilans epidemiologi bukan hanya sekedar pengumpulan data dan penyelidikan
Kejadian Luar Biasa (KLB) saja tetapi kegunaan dari surveilans epidemiologi lebih dari itu
misalnya untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan, untuk meramalkan terjadinya
wabah dan masih banyak lagi manfaat dari surveilans epidemiologi, untuk itu penulis terdorong
untuk melakukan penulisan mengenai surveilans epidemiologi agar mengubah pemikiran
masyarakat akan arti dan kegunaan dari surveilans epidemiologi serta pentingnya mengetahui
pengertian, tujuan, jenis-jenis, prinsip, fungsi, langkah, dan ruang lingkup dari surveilans
epidemologi tersebut.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar Surveilans Epidemologi Kesehatan ?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaiaman konsep
dasar Serveilans Epidemologi Kesehatan di Indonesia.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Surveilans Kesehatan

Menurut WHO Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan


interprestasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk diambil tindakan. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu definisi
surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi serta
pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data. Sehingga dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi
adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah–
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Surveilens adalah kegiatan pengumpulan data yang sistematik dan mengahasilkan


Informasi Epidemiologi untuk perencanaan, implementasi dan penilaian pembrantasan penyakit.
(WHO, 1968). Surveilens berfungsi sebagai otak dan sistem saraf untuk program pencegahan dan
pembrantasan penyakit. (Henderson, 1976).

Epidemiologi adalah wabah penyakit terutama yang menular secara cepat dan tak terduga
pada suatu wilayah tertentu. Agar wabah tidak meluas ekskalasinya maka diperlukan sistem
monitoring untuk mengembangkan suatu metode dalam menganalisis secara sistematis keadaan
dan keberadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi dan menaggulangi secara cepat dan
terintegrasi. Untuk itu Departemen Kesehatan telah mengeluarkan keputusan menteri. (Prosiding
SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4.Fakultas Teknik – Universitas Muria
Kudus 242.No. 1479/MENKES/SK/X/2003).

Epidomologi adalah wadah penyait terutama yang menular secara cepat dan tak terduga
di suatu wilaya tertentu. Diperlukan suatu metode monitoring dalam menganalisis secara
sistematis agar suatu penyakit tidak meluas dalam suatu upaya untuk mengatasinya. Kebijakan
mentri No. 147/MENKES/SK/X/2003 tentang : pedoman penyelenggaraan sistem surveilans
Epidomologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular terpadu. Diperlukan Sistem
Surveilans Terpadu (SST) dalam suatu pengawasan utama epidomologi meliputi semua unit
pelayanan kesehatan (Puskesmas, Laboratorium, Rumah Sakit). Dinas kesehatan daerah menjadi
sistem informasi epidomologi dalam rangka mendukung pemberantasan penyakit menular dan
tidak menular secara nasional dengan menggunakan palaksaaan oprasioal SST di tingakat
pemerintah daerah (Muslih1*, Elkaf R, S.S. Nurhendratno2).

2.2.Pengertian Surveilans Epidemologi

Surveilans Epidomologi adalah proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang
outcome-spesific secara sistematik dan terus menerus yang digunakan untuk perencanaan,
implementasi, dan evaluasi praktik kesehatan masyarakat. Keputusan Mentri Kesehatan RI No
1116 tahun 2003 tentang : sistem surveilans epidomologi didefinisikan sebagai tatanan prosedur
penyelenggaraan surveilans epidomologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara
surveilans dengan laboratorium sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan
penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah
kabupaten/kota, provinsi dan pusat.

Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans


epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara Surveilans dengan laboratorium,
sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan,
meliputi hubungan Surveilans epidemiologi antar wilayah kabupaten/kota, propinsi dan pusat.

Kadang di gunakan istilah surveilans epidemiologi baik surveilans kesehatan masyarakat


maupun surveilans epidemiologi hakikatnya sama, sebab menggunakan metode yang sama dan
tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan masalah kesehatan masyarakat, sehingga
epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science of public health).
Ada beberapa definisi surveilans epidemiologi, diantaranya adalah :
 Menurut The Centers for Disease Control, surveilans kesehatan masyarakat adalah The
ongoing systematic collection, analysis and interpretation of health data essential to the
planning, implementation, and evaluation of public health practice, closely integrated with
the timely dissemination of these data to those who need to know. The final link of the
surveillance chain is the application of these data to prevention and control.
 Menurut Karyadi (1994), surveilans epidemiologi adalah pengumpulan data epidemiologi
yang akan digunakan sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan dalam bidang penanggulangan
penyakit, yaitu :
1. Perencanaan program pemberantasan penyakit. Mengenal epidemiologi penyakit
berarti mengenal masalah yang kita hadapi. Dengan demikian suatu perencanaan
program dapat diharapkan akan berhasil dengan baik.
2. Evaluasi program pemberantasan penyakit. Bila kita tahu keadaan penyakit sebelum
ada program pemberantasannya dan kita menentukan keadaan penyakit setelah
program ini, maka kita dapat mengukur dengan angka-angka keberhasilan dari
program pemberantasan penyakit tersebut.
3. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah. Suatu sistem surveilans
yang efektif harus peka terhadap perubahan-perubahan pola penyakit di suatu daerah
tertentu. Setiap kecenderungan peningkatan insidens, perlu secepatnya dapat
diperkirakan dan setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) secepatnya dapat diketahui.
Dengan demikian suatu peningkatan insidens atau perluasan wilayah suatu Kejadian
Luar Biasa (KLB) dapat dicegah.
 Menurut Nur Nasry Noor (1997), surveilans epidemiologi adalah pengamatan secara
teratur dan terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan maupun
penyabarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan
penanggulangannya.
 Surveilans epidemilogi yang terjemahan dari epidemiologi ialah pekerjaan praktis yang
utama dari “ahli epidemiologi. Perkembangan surveilans epidemiologi di mulai dengan
serveilans penyakit menular,yang meluas ke penyakit tidak menular, saat ini surveilans
epidemiologi digunakan untuk menilai, monitor, mengawasi dan merencanakan program-
program kesehatan pada umumnya.
 Dalam epidemiologi telah lama dipakai istilah “Surveilans”. Mula-mula arti yang diberikan
adalah suatu macam observasi terhadap seseorang atau orang-orang yang disangka
menderita suatu penyakit menular dengan cara mengadakan berbagai pengawasan medis,
tanpa mengawasi kebebasan gerak dari orang yang bersangkutan. (Buku ajar Epidemiologi
untuk mahasiswa kebidanan. Wahyudin Rajab M.Erid:2008: buku kedokteran
EGT.Jakarta).
 Surveilan Epidemiologi adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi
dan informasi data kesehatan secara sistematik dan terus menerus untuk secara sistematik
dan terus menerus untuk sistem kegiatan kegunaan.

Surveilans Epidemiologi mendeteksi perubahan masalah kesehatan sedini mungkin


sehingga dapat dilakukan tindakan kontrol atau preventif terhadap perubahan tersebut, deteksi
perubahan lingkungan/vektor yg dianggap dapat menimbulkan penyakit pada populasi seperti,
tes serologi. Surveilans Epidemiologi menilai kejadian penyakit pada populasi : (insiden,
prevalensi) untuk menentukan ‘population at risk’, sehingga dapat ditentukan kelompok dan
daerah yang beresiko, perjalanan penyakit menular, data surveilans dapat digunakan untuk
perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan.
(https://agus34drajat.files.wordpress.com/2011/03/dasar- surv pdf.).
 Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengumpulan data epidemiologi secara
sistimatis, teratur dan terus menerus, pengolahan analisa dan interpretasi data tersebut
hingga menghasil kan informasi, selanjutnya informasi disebarkan kepada orang atau
lembaga yang berkepentingan, dalam rangka memantau, menilai dan merencanakan
kembali program-program atau pelayanan.
 Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan yang terus – menerus, distribusi dan
kecenderungan penyakit melalui sistematik pengumpulan data, konsolidasi, dan evaluasi
laporan morbiditas dan mortalitas juga data - data lain yang sesuai. (Langmuir , 1963).
 Surveilans Epidemiologi adalah pengamatan yang terus – menerus atas distribusi, dan
kecendrungan suatu penyakit melalui pengumpulan data yang sistematis agar dapat
ditentukan penanggulangannya yang secepat – cepatnya. (Gunawan, 2007).
2.3. Ciri- ciri Surveilans Epidemolog

 Adanya keteraturan ( dalam pengumpulan dan interpretasi data )


 Adanya upaya terus – menerus ( monitoring )
 Kesederhanaan ( artinya mudah didapat dan dikerjakan )
 Harus ada kemudahan untuk dimengerti
 Adanya indicator untuk menukur keberhasilan
2.4. Tujuan Surveilans Epidemologi

Hakikatnya tujuan surveilans adalah memandu intervensi kesehatan. Karena itu sifat dari
masalah kesehatan masyarakat menentukan desain dan implementasi sistem surveilans. Sebagai
contoh, jika tujuannya mencegah penyebaran penyakit infeksi akut, misalnya SARS, maka
manajer program kesehatan perlu melakukan intervensi kesehatan dengan segera. Karena itu
dibutuhkan suatu sistem surveilans yang dapat memberikan informasi peringatan dini dari klinik
dan laboratorium.

Sebaliknya penyakit kronis dan perilaku terkait kesehatan, seperti kebiasaan merokok, berubah
dengan lebih lambat. Para manajer program kesehatan hanya perlu memonitor
perubahanperubahan sekali setahun atau lebih jarang dari itu. Sebagai contoh, sistem surveilans
yang menilai dampak program pengendalian tuberkulosis mungkin hanya perlu memberikan
informasi sekali setahun atau lima tahun, tergantung prevalensi. Informasi yang diperlukan bisa
diperoleh dari survey rumah tangga.

Tujuan surveilans epidomologi untuk menilai status kesehatan masyarakat, menentukan


prioritas kesehatan masyarakat, evalusai program, dan menyelenggarakan riset. Beberapa
komponen komponen utama dari proses surveilens epidomologi yaitu pengumpulan data,
pengolahan dan penyajian data, analisis dan interpretasi data, pelaporan, penyebarluasan
informasi, dan umpan bali (L.N.Harnaningrum1, Sigit Anggoro2, Adiyuda Prayitna3,
Syamsumin KurniaDewi4).

Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan


populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons
pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.

Tujuan khusus surveilans:


1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit
2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit untuk mendeteksi dini outbreak
3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada
populasi
4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi,
monitoring dan evaluasi program kesehatan
5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan
6. Mengidentifikasi kebutuhan riset. (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002)

Adapun tujuan lain untuk :


1. Untuk memantau kecenderungan penyakit
2. Untuk deteksi dan prediksi terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) dari sebuah penyakit
3. Memantau kemajuan suatu program pemberantasan
4. Menyediakan informasi untuk perencanaan pembangunan pelayanan kesehatan
5. Memperkirakan besarnya suatu kesakitan atau kematian yang berhubungan dengan masalah
yang sedang diamati
6. Bisa digunakan sebagai dasar penelitian untuk menentukan suatu tindakan penanggulangan
atau pencegahan penyakit
7. Mengidentifikasikan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian suatu penyakit
8. Memungkinkan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap tindakan penanggulangan
9. Mengawali upaya untuk meningkatkan tindakan-tindakan praktek klinis oleh petugas
kesehatan yang terlibat dalam sistim surveilans
10. Pembuatan policy dan kebijakan pemberantasan penyakit

Dalam menjalankan kegiatan surveilans epidemiologi, diperlukan keterpaduan satu sama


lain, untuk itu ditetapkan sebuah atribut atau pedoman dalam pelaksanaannya. Sebuah kegiatan
surveilans epidemiologi hendaknya mengikuti beberapa kriteria seperti sederhana, fleksibel, bisa
diterima (acceptability), sensitif (sesuai dengan laporan kasus, proporsi dari masalah kesehatan),
benar dan tepat waktu.

2.5. Prinsip Surveilans Epidemiologi

Prinsip bisa berarti pedoman, kaidah, pegangan. Kemudian, langkah-langkah dalam prinsip
umum surveilans epidemiologi adalah sebagai berikut : Pertama, dimulai dari data yang telah
diperoleh dari berbagai sumber. Kemudian data tersebut dikumpulkan dan diolah sehingga
menghasilkan sebuah informasi. Pengumpulan dan pengolahan data merupakan bagian dari
masyarakat atau pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan. Informasi
yang telah diperoleh akan dianalisa dan di interpretasi sehingga dapat mengambil keputusan
yang tepat sebelum melakukan aksi atau tindakan. Keputusan yang dihasilkan berupa program-
program seperti pencegahan dan pengendalian untuk melakukan intervensi dalam upaya
penyelesaian masalah kesehatan. Lalu, program tersebut akan di aplikasikan dalam bentuk suatu
tindakan. Dalam hal ini akan adanya proses feedback (umpan balik). Setelah itu, tindakan yang
telah dilakukan akan di evaluasi. Apakah program telah berhasil atau tidak sampai pencapaian
tujuan sehingga didapatkan kembali data baru untuk penelitian selanjutnya. Alur atau proses dari
awal hingga akhir tersebut berjalan secara terus-menerus tanpa memutuskan bagian yang ada
didalamnya (Murti, B. 2010).

Dalam surveilans epidemiologi, data yang di dapat biasanya berupa masalah kesehatan
seperti kesakitan, sindrom, gangguan lingkungan sekitar atau masalah kesehatan lainnya. Setelah
itu data dapat dikumpulkan dengan dukungan berbagai sumber seperti laporan puskesmas,
laporan rumah sakit, survei, laporan laboratorium. Pengumpulan data ini harus memperhatikan
beberapa indikator, diantaranya jumlah atau rate ,angka kesakitan dan angka kematian, variabel
yang diperlukan dan numerator serta denumerator yang dipakai. Setelah dikumpulkan, data akan
dilaporkan ke pemerintah bidang kesehatan masyarakat. Pelaporan data bisa dalam bentuk
laporan harian, mingguan dan bulanan (Murti, B. 2010).

Setelah data diperoleh dan telah diolah akan menghasilkan sebuah informasi. Lalu, akan
dilanjutkan dalam proses analisa dan interpretasi. Proses ini harus memperhatikan karakteristik
data (sumber data, kualitas, pembaharuan data apakah data berubah atau tidak), validasi data
(apakah ada nilai yang kurang atau data tidak lengkap, kebenaran data, duplikasi atau ada
kesamaan), analisis deskriptif (analisis berdasarkan orang, tempat ,dan waktu), dan hipotesis
mengambil keputusan yang biasanya berupa program intervensi dalam upaya penyelesaian
masalah kesehatan (Murti, B. 2010).

Keputusan yang telah diambil diharapkan dapat diaplikasikan dalam bentuk tindakan. Tindakan
bisa dilakukan dengan pengendalian (rapid response, case management, pencegahan), umpan
balik (bulletin epidemiologi, laporan, website) (Murti, B. 2010).
Prinsip – prinsip Epidemiologi
1. Pengumpulan data pencatatan insiden terhadap populasi
Pencatatan insiden berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas, dan sarana
pelayanan kesehatan lain, laporann petugas surveilans dilapangan , laporan
masyarakat, dan petugas kesehatan lain. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan wawancara dan pemerikasaan, tujuannya adalah menentukan kelompok
penyakit terbanyak, menentukan jenis dan karakteristik penyebabnya, menentukan
reservoir, transmisi, pencatatan kejadian penyakit dan Kejadian Luar Biasa (KLB).

2. Pengolahan data
Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data) yag masih
perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yang terkumpul dapat
diolah dalam bentuk tabel, bentuk grafik, maupun bentuk peta atau bentuk lainnya.
Pengolahan data tersebut harus dapat memberikan keterangan yang berarti.

3. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan.


Data yang telah disusun dan diolah, selanjutnya dianalisis dan dilakukan analisis
untuk memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yang ada dalam
masyarakat.

4. Evaluasi
Hasil evaluasi data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan,
penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk kegiatan tindak lanjut
(follow up), untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan program dan
pelaksaan program, serta untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil
kegiatan.

2.6. Fungsi Surveilans Epidemiologi

Kegunaan surveilans epidemiologi


1. Mendeteksi perubahan masalah kesehatan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan
tindakan kontrol atau preventif terhadap perubahan tersebut.
2. Deteksi perubahan lingkungan yang dianggap dapat menimbulkan penyakit pada populasi.
3. Mutlak digunakan pada program-program pemberantasan penyakit menular sebagai dasar
perencanaan, monitoring dan evaluasi program.
4. Menilai kejadian penyakit pada populasi seperti insidensi atau prevalensi.
5. Data surveilans dapat digunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan.

Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan


penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan pada setiap upaya kesehatan
masyarakat baik upaya pencegahan maupun pemberantasan penyakit menular. Secara garis
besar, tujuan surveilans epidemiologi yaitu:
1. Mengetahui distribusi geografis penyakit endemis dan penyakit yang dapat menimbulkan
epidemic.
2. Mengetahui perioditas suatu penyakit.
3. Menentukan apakah terjadi peningkatan insidensi yang disebabkan oleh kejadian luar biasa
atau karena perioditas penyakit.
4. Mengetahui situasi suatu penyakit tertentu.
5. Memperoleh gambaran epidemiologi tentang penyakit tertentu.
6. Melakukan pengendalian penyakit.
7. Mengetahui adanya pengulangan outbreak yang pernah menimbulkan endemic.

Pengamatan epidemiologi terhadap influenza untuk mengetahui adanya tipe baru dari virus
influenza (Murti, B. 2010).

2.7. Manfaat Surveilans Epidemiologi

Keuntungan dari kegiatan surveilans epidemiologi disini dapat juga diartikan sebagai
kegunaan surveilans epidemiologi, yaitu dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang
berlangsung yang dapat dikaitkan dengan tindakan – tindakan atau intervensi kesehatan
masyarakat. Dalam rangka menguraikan pola kejadian penyakit yang sedang berlangsung,
contoh kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Deteksi perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
2. Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
3. Identifikasi dan faktor risiko dan penyebab lainnya, seperi vektor yang dapat menyebabkan
sakit dikemudian hari
4. Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
5. Dapat melakukan monitoring kecenderungan penyakit endemis
6. Dapat mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologi penyakit, khususnya untuk
mendeteksi adanya KLB atau wabah

Melalui pemahaman riwayat penyakit, dapat bermanfaat sebagai berikut :


1. Membantu menyusun hipotesis untuk dasar pengambilan keputusan dalam intervensi
kesehatan masyarakat
2. Membantu untuk mengidentifikasi penyakit untuk keperluan penelitian epidemiologi
3. Mengevaluasi program-program pencegahan dan pengendalian penyakit
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk memproyeksikan kebutuhan pelayanan
kesehatan dimasa mendatang

Data dasar sangat penting untuk menyusun perencanaan dan untuk mengevaluasi hasil
akhir intervensi yang diberikan. Dengan semakin kompleksnya pengambilan keputusan dalam
bidang kesehatan masyarakat, maka diperlukan data yang cukup handal untuk mendeteksi
adanya perubahan-perubahan yang sistematis dan dapat dibuktikan dengan data (angka).
1. Dapat membantu pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan
membandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan program.
2. Membantu menetapkan masalah kesehatan dan prioritas sasaran program pada tahap
perencanaan program.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat prioritas masalah dalam kegiatan
surveilans epidemiologi adalah :
1. Frekuensi kejadian (insidens, prevalens dan mortalitas);
2. Kegawatan atau Severity (CFR, hospitalization rate, angka kecacatan);
3. Biaya (biaya langsung dan tidak langsung);
4. Dapat dicegah (preventability);
5. Dapat dikomunikasikan (communicability);
6. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat tinggal dimana
masalah kesehatan sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu (musiman, dari
tahun ke tahun), dan cara serta dinamika penularan penyakit menular.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tentang Surveilans adalah proses
pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data secara sistematik dan terus menerus
serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk diambil tindakan. Oleh karena
itu perlu dikembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan
analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan
pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data.

Sehingga dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah
kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah–masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bensimon CM, Upshur REG (2007). Evidence and effectiveness in decisionmaking for
quarantine. Am J Public Health;97:S44-48.

Conceptual framework of public health surveillance and action and its application in health
sector reform. BMC Public Health, 2:2 http://www.biomedcentral.com ( Diakses pada
tanggal 5 Maret 2023 )

DCP2 (2008). Public health surveillance. The best weapon to avert epidemics. Disease Control
Priority Project. www.dcp2.org/file/153/dcpp-surveillance.pdf. ( Diakses pada tanggal 5
Maret 2023 )
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
SurveilensEpidemiologi Penyakit Menular dn Penyakit Tidak Menular, Jakarta, 2004.
http://www.hukor.depkes.go.id/
up_prod_kepmenkes/KMK/No./1479/ttg/Pedoman/Peneyelenggaraan/Sistem/Surveilans/
Epidemiologi/Penyakit/Menular/Dan/Penyakit/Tidak/Menular/Terpadu.pdf. ( Diakses pada
tanggal 5 Maret 2023 )
Erme MA, Quade TC (2010). Epidemiologic surveillance. Enote. www.enotes.com/public-
health.../epidemiologic-surveillance. Diakses pada tanggal 5 maret 2023

Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: ECG

Giesecke J (2002). Modern infectious disease epidemiology. London: Arnold.

Gordis, L (2000). Epidemiology. Philadelphia, PA: WB Saunders Co.


JHU (Johns Hopkins University) (2006). Disaster epidemiology. Baltimore, MD: The Johns
Hopkins and IFRC Public Health Guide for Emergencies.

Anda mungkin juga menyukai