Metode Pencarian (3) - Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) - Part 2

Metode Pencarian:
Breadth-First Search (BFS) &

Depth-First Search (DFS) – [2]
KECERDASAN BUATAN
Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Metode Pencarian erwin.blog.dinus.ac.id erwin@dsn.dinus.ac.id 2021
# Latihan Sebelumnya
S
A B
C D E F
H G
• Bagaimanakah implementasi BFS dan DFS jika dalam graf terdapat

sirkuit/siklus?
Breadth-First Search (BFS)
• Prinsip utama: antrian (queue) à First In First Out (FIFO)
1. Masukkan simpul (node) akar ke dalam queue
2. Ambil node dari queue teratas, lalu cek apakah node merupakan solusi?
a. Jika node merupakan solusi, pencarian selesai, dan hasil dikembalikan
b. Jika node bukan solusi, masukkan seluruh node anak ke dalam queue
3. Jika queue kosong, dan setiap node sudah dicek, pencarian berakhir
4. Jika queue tidak kosong, ulangi pencarian mulai langkah ke-2

L Queue Simpul aktif Visited
A
G J I
F
H
K C D E
A B

L Queue Simpul aktif Visited
A A A
G J I
B, C B AB
C, E C ABC
F
H E, K, F, D E ABCE
K, F, D, H K ABCEK
K C D E F, D, H F ABCEKF
D, H, G D ABCEKFD
H, G, J H ABCEKFDH
A B G, J, I G ABCEKFDHG
J, I J ABCEKFDHGJ
• Solusi akhir: A-C-D-J

Depth-First Search (DFS)
• Prinsip utama: tumpukan (stack) à Last In First Out (LIFO)
1. Masukkan simpul (node) akar ke dalam stack
2. Ambil node dari stack teratas, lalu cek apakah node merupakan solusi?
a. Jika node merupakan solusi, pencarian selesai, dan hasil dikembalikan
b. Jika node bukan solusi, masukkan seluruh node anak ke dalam stack
3. Jika stack kosong, dan setiap node sudah dicek. Pencarian berakhir.
4. Jika stack tidak kosong, ulangi pencarian mulai langkah ke-2

L Stack Simpul aktif Visited
A
G J I
F
H
K C D E
A B

A A A
G J I
B, C B AB
E, C E ABE
F
H H, D, C H ABEH
I, D, C I ABEHI
K C D E L, J, D, C L ABEHIL
J, D, C J ABEHILJ
A B
• Solusi akhir: A-B-E-H-I-J

BFS vs DFS

• Keuntungan: • Kelemahan:
• Menjamin ditemukannya solusi • Membutuhkan memori dan waktu
yang paling baik (komplit dan yang cukup banyak
optimal)
LL Queue
Queue Simpul
Simpul aktif
aktif Visited
Visited
AA AA AA
G
G JJ II
B,
B, CC BB AB
AB
C,
C, EE CC ABC
ABC
FF
H
H E,
E, K,
K, F,F, DD EE ABCE
ABCE
K,
K, F,F, D,
D, HH KK ABCEK
ABCEK
KK CC D
D EE F,F, D,
D, HH FF ABCEKF
ABCEKF
D,
D, H,
H, G
G DD ABCEKFD
ABCEKFD
H,
H, G,
G, JJ HH ABCEKFDH
ABCEKFDH
AA BB G,
G, J,J, II G
G ABCEKFDHG
ABCEKFDHG
J,J, II JJ ABCEKFDHGJ
ABCEKFDHGJ
•• Solusi
Solusi akhir:
akhir: A-C-D-J
A-C-D-J

L Stack Simpul
A A
G J I
B, C B
E, C E
F
H H, D, C H
• Keuntungan: K C D E
I, D, C
L, J, D, C
I
L
• Membutuhkan memori dan waktu J, D, C J
yang relatif kecil karena hanya node A B

pada lintasan yang aktif saja yang
disimpan à Jumlah iterasi
• Secara kebetulan, metode ini L Stack Simpul aktif Visited
menemukan solusi tanpaG harus J I

A
B, C
A
B
A
AB
menguji lebih banyak lagi dalam E, C E ABE
F
ruang keadaan H H, D, C H ABEH
I, D, C I ABEHI
K C D E L, J, D, C L ABEHIL
J, D, C J ABEHILJ
A B

G J I
A
B, C
A
B
A
AB
• Kelemahan:
F
E, C E ABE • Memungkinkan tidak ditemukannya
H H, D, C H ABEH tujuan yang diharapkan: level bisa
I, D, C I ABEHI
L, J, D, C L ABEHIL
sangat dalam (tak terhingga)
K C D E
J, D, C J ABEHILJ à tidak komplit, karena tidak ada jaminan
L Stack Simpul aktif Visited menemukan solusi
A B
G J I
A
B, C
A
B
A
AB
• Hanya mendapat 1 solusi pada setiap
F
E, C E ABE pencarian. Jika terdapat >1 solusi
H H, D, C H ABEH yang sama tetapi berada pada level
I, D, C I ABEHI
L, J, D, C L ABEHIL
yang berbeda, maka DFS tidak
C D E
J, D, C J ABEHILJ menjamin untuk menemukan solusi
A B
yang paling baik
à tidak optimal

Catatan
• Jika representasi ruang masalah menggunakan graf keadaan yang
memiliki sirkuit/siklus, senelusuran (exploration) simpul bisa dimulai
dari node manapun
à tidak ada pedoman harus sisi kanan atau kiri dulu
• Meski demikian, prinsip utama BFS (antrian – queue) dan DFS
(tumpukan – stack) harus tetap digunakan sebagai acuan

Latihan
• Bagaimanakah implementasi BFS dan DFS dalam graf berarah atau
graf berbobot?

Referensi
• Sutojo, T., Mulyanto, E., & Suhartono, V. (2011). Kecerdasan Buatan.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
• Russel, S., & Norvig, P. (2003). Artificial Intelligence A Modern
Approach. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Terimakasih.
Adab di atas ilmu.


Metode Pencarian (3) - Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) - Part 2

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Metode Pencarian (3) - Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) - Part 2

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Metode Pencarian:

Breadth-First Search (BFS) &

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

• Bagaimanakah implementasi BFS dan DFS jika dalam graf terdapat

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

• Solusi akhir: A-B-E-H-I-J

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

• Membutuhkan memori dan waktu J, D, C J

yang relatif kecil karena hanya node A B

menemukan solusi tanpaG harus J I

• Solusi akhir: A-B-E-H-I-J

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Kecerdasan Buatan: Erwin Hidayat: Mail to: March

Anda mungkin juga menyukai