Tik Pada Anak Usia Dini
Tik Pada Anak Usia Dini
belajar, belajar seraya bermain. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi
untuk terlibat secara aktif. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
kognitif, kreatifitas, bahasa, emosi, interaksi sosial, nilai-nilai, dan sikap hidup dapat
terpenuhi. Ketika bermain, anak akan berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang
tersimpan dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki
pengertian dasar suatu pengetahuan dapat dipahami anak dengan lebih mudah.
- DEFINISI ICT
menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu system yang terdiri
dari sistem informasi dan komunikasi. Masing-masing memiliki definisi dan ruang
Lucas ( dalam munir, 2008) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala
bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirim informasi dalam
perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem, yang
elektronika dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses
komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi
informasi. Teori lain merumuskan definisi dari teknologi informasi dan komunikasi
sebagai sesuatu yang mengizinkan kita memperoleh informasi untuk berkomunikasi
dengan setiap orang atau untuk memiliki sebuah pengaruh pada lingkungan yang
ICT dalam pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Seperti yang telah
ICT juga bermanfaat sebagai media pendidikan. Pendidikan ICT bagi anak usia dini
pembelajaran. Mengkaji pendidikan ICT pada anak usia dini ini memiliki banyak
persepsi, diataranya, pemanfaatan ICT sebagai media belajar atau mengajarkan ICT
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Metode adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Pemanfaatn ICT
sebagai media pembelajaran merupakan hal yang baru dalam pendidikan. Hal
tersebut tentu diiringi oleh perkembangan zaman saat ini. Dikeluarkannya komputer
mini (netbook) oleh pabrikan komputer di dunia yang niat awalnya didistribusikan
untuk konsumsi pelajar, merupakan salah satu jalan bagi dunia pendidikan dalam
Media sebagai teknologi dan mesin, Media sebagai tutor, Media sebagai alat
sosialisasi, Media sebagai motivator dalam belajar, Media sebagai alat mental untuk
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melaluisaluran atau media tertentu
adalah sebuah informasi Menurut Rudy Bretz ciri utama media dibagi menjadi 3
unsur pokok, yaitu, suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu
gambar, garis, dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat
ditangkap dengan indra penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara
klasifikasi, yaitu : 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media
audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5)media visual diam, 6)media semi gerak,
• Media Audio
menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek pendengaran. Kita
lebih banyak menghabiskan waktu untuk mendengarkan dari pada untuk melakukan
lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Adapun kelebihannya adalah
kata-kata, bunyi, serta arti dari kata/bunyi tersebut. Sedangkan kekurangan media
audio adalah sifat komunikasinya hanya satu arah. Memiliki kekuarang dari sudut
• Media Visual
Media visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Terdapat dua
jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal.
Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan dan pesan non
verbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-
visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas
garis, bentuk, warna, dan tekstur. Pentingnya pesan verbal dalam pembelajaran
digunakan sebagai simbol verbal. ”Kata” hanya akan mempunyai ”makna” setelah ia
visual dapat dituangkan dalam bentuk: gambar, grafik, diagram, bagan, peta.
buku dan modul, komik, majalah dan jurnal, poster, papan visual. Di samping itu
pesan visual juga dapat berupa benda asli atau tiruan (miniatur).
Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi
fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual
murni, seperti film gerak, video, televisi. Jenis kedua adalah media audio visual tidak
murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, OHP dan peralatan visual lainnya bila
diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam
Salah satu media audiovisual adalah film. Dilihat dari indera yang terlibat,
film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif.
Apa
yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah
diingat dari pada apa yang hanya dilihat atau di dengar saja. Manfaat dan
karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi
dan
pendapat.
• Multimedia
Media dalam konteks pembelajaran merupakan bahasa, maka multimedia
dalam konteks tersebut adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah
dipahami oleh indra pendengaran, penglihatan, peraba dan lain sebagainya; atau
dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan
banyak indera dalam satu organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0
– 6 tahun menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara
• . Usia 0 – 2 tahun: Pada perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar
• Usia 3 – 4 tahun: Pada usia ini, anak mulai menggunakan kalimat yang hampir
lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu hal. Menurut
seorang anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua otoriter, anak
kurang belajar berbicara, ketimbang dalam keluarga yang demokratis, dimana anak
diberikan IT melalui multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2 tahun,
tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia anak yang
melafalkan ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita Kitab Suci melalui
film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat sejauh
mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak kesempatan anak belajar untuk
pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya secara
lisan.
• Usia 5 – 6 tahun: Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat.
bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse,
(learning by doing).
• Usia 7 – 8 tahun: pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat
program interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi
pembelajaran.
Penelitian tentang pengaruh komputer terhadap perkembangan intelegensi
telah banyak dilakukan oleh para pakar. Hasilnya diperoleh bahwa penggunaan
Komputer mampu memenuhi rasa ingin tahu manusia. Di samping itu, kecepatan,
produksi sel neuro glial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron, sehingga
menambah aktivitas sel neuron. Mengingat bahwa ”pabrik otak” itu diwujudkan
sebagai hasil interaksi antar cetak biru genetis dan pengaruh lingkungan.
Saat ini kita tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), karena telah menjadi bagian dari kehidupan dan
maka perlu dikenalkan sejak usia dini. Pengembangan kemampuan anak usia dini
dalam TIK harus tetap dilakukan dengan konsep pendidikan anak usia dini yaitu
belajar melalui bermain. Materi belajar yang diberikan juga harus bervariasi dengan
berbagai karakteristik TIK sebagi media pembelajaran agar imajinasi dari anak
emosional mereka.
Sebenarnya banyak sekali opini dan perdebatan tentang hal ini. Beberapa pakar
meyakini bahwa mempelajari komputer bagi anak di bawah usia 2 tahun tidak akan
terjadinya kelelahan mata (eye strain) pada balita akibat radiasi dari layar komputer.
Sementara bagi usia anak yang lebih tua (3-6 tahun misalnya) mempelajari
kemampuan bersosialisasi (social skill) dengan anak-anak seusianya. Hal ini akan
terus mengundang perdebatan bagi pemerhati pendidikan anak seperti halnya efek
televisi
pada anak-anak.
Bersumber dari beberapa literatur dan pengalaman pribadi maka berikut ini
beberapa tips yang dapat dipertimbangkan saat kita ingin memberikan kesempatan
DAFTAR RUJUKAN
Jakarta.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT INDEKS.
Sustiwi, Atik. 2008. Quantum Playing for Smart Children. Yogyakarta: Plmatera
Publishing.