Anda di halaman 1dari 16

TIK PADA ANAK USIA DINI

Pembelajaran Anak Usia Dini berpedoman pada prinsip bermain sambil

belajar, belajar seraya bermain. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi

anak usia dini, sehingga kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan berbagai

macam permainan dalam suasana yang menyenangkan dan merangsang anak

untuk terlibat secara aktif. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,

memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono,

2000).  Sedangkan belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (Darsono, 2000). 

Melalui bermain, tuntutan akan kebutuhan perkembangan dimensi motorik,

kognitif, kreatifitas, bahasa, emosi, interaksi sosial, nilai-nilai, dan sikap hidup dapat

terpenuhi. Ketika bermain, anak akan berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang
tersimpan dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki

tentang dunia sekitarnya. Melalui kegiatan bermain, anak mempunyai kesempatan

lebih banyak untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang konsep maupun

pengertian dasar suatu pengetahuan dapat dipahami anak dengan lebih mudah.

-          DEFINISI ICT

ICT (Informations and Communication Technologies) atau di-Indonesiakan

menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu system yang terdiri

dari sistem informasi dan komunikasi. Masing-masing memiliki definisi dan ruang

lingkup tersendiri. Teknologi informasi merupakan studi atau penggunaan peralatan

elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis dan

mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.

Lucas ( dalam munir, 2008) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala

bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirim informasi dalam

bentuk elektronik, micro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode,

perangkat lunak memproses transaksi, perangkat lembar kerja dan peralatan


komunikasi dan jaringan merupakan contoh teknologi informasi. Informasi yang

disampaikan berupa pesan-pesan elektronik.

Teknologi Informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemrosesan data

seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau

menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik

terutama computer. Sedangkan Teknologi komunikasi merupakan perangkat-

perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem, yang

digunakan untuk membantu proses komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi

berhasil. Teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi

elektronika dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses

komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi

harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif.

Secara singkat disimpulkan bahwa teknologi informasi lebih pada sistem

pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman

informasi. Teori lain merumuskan definisi dari teknologi informasi dan komunikasi
sebagai sesuatu yang mengizinkan kita memperoleh informasi untuk berkomunikasi

dengan setiap orang atau untuk memiliki sebuah pengaruh pada lingkungan yang

sedang menggunakan peralatan elektronik dan digital.

-           ICT DALAM PENDIDIKAN

ICT dalam pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Seperti yang telah

dijelaskan di atas bahwa di samping sebagai pendukung kinerja sistem pendidikan,

ICT juga bermanfaat sebagai media pendidikan. Pendidikan ICT bagi anak usia dini

telah membawa kita pada carayang baru dalam mengembangkan teknologi

pembelajaran. Mengkaji pendidikan ICT pada anak usia dini ini memiliki banyak

persepsi, diataranya, pemanfaatan ICT sebagai media belajar atau mengajarkan ICT

pada mereka. Namun demikian, keduanya terkadang saling berhubungan walaupun

banyak juga perbedaan dalam segi orientasi dan pemanfaatan. 

-          ICT sebagai Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Metode adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Pemanfaatn ICT

sebagai media pembelajaran merupakan hal yang baru dalam pendidikan. Hal

tersebut tentu diiringi oleh perkembangan zaman saat ini. Dikeluarkannya komputer

mini (netbook) oleh pabrikan komputer di dunia yang niat awalnya didistribusikan

untuk konsumsi pelajar, merupakan salah satu jalan bagi dunia pendidikan dalam

memanfaatkan ICT tersebut. Walaupun saat ini pemanfaatnya telah berkembang.

Clark mengklasifikasinnya media dalam pembelajaran menjadi 5 perspektif yaitu:

Media sebagai teknologi dan mesin, Media sebagai tutor, Media sebagai alat

sosialisasi, Media sebagai motivator dalam belajar, Media sebagai alat mental untuk

berpikir dan memecahkan masalah.

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

proses penyampaian pesan dari sumber pesan melaluisaluran atau media tertentu

ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan


adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang dikomunikasikan

adalah sebuah informasi Menurut Rudy Bretz ciri utama media dibagi menjadi 3

unsur pokok, yaitu, suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu

gambar, garis, dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat

ditangkap dengan indra penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara

media siar (telecomunikation) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8

klasifikasi, yaitu : 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media

audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5)media visual diam, 6)media semi gerak,

7) media audio, 8) media cetak. 

Karakteristik Menurut Munadi media terdiri dari 4 macam yaitu:

• Media Audio

Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan

menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek pendengaran. Kita

lebih banyak menghabiskan waktu untuk mendengarkan dari pada untuk melakukan

komunikasi lainnya. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses rumit yang


melibatkan empat unsur: (1) medengar, (2) memperhatikan, (3) memahami, dan (4)

mengingat. Jadi definisi mendengarkan adalah” Proses selektif untuk

memperhatikan, mendengar, memahami, dan mengingat simbol-simbol

pendengaran”. Karakteristik Media Audio mempunyai c iri utama dituangkan dalam

lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Adapun kelebihannya adalah

sebagai berikut: Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan

memungkinkan menjangkau sasaran yang luas, mampu mengembangkan daya

imajinasi pendengar, dan  mampu memusatkan perhatian anak pada penggunaan

kata-kata, bunyi, serta arti dari kata/bunyi tersebut. Sedangkan kekurangan media

audio adalah sifat komunikasinya hanya satu arah. Memiliki kekuarang dari sudut

perolehan informasi dalam belajar.

• Media Visual    

Media visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Terdapat dua

jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal.

Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan dan pesan non
verbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-

visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas

garis, bentuk, warna, dan tekstur. Pentingnya pesan verbal dalam pembelajaran

yaitu untuk melakukan pengeriman pesan melalui bahasa verbal untuk

menghasilkan makna. Kata-kata merupakan unsur dari bahasa yang dapat

digunakan sebagai simbol verbal. ”Kata” hanya akan mempunyai ”makna” setelah ia

diasosiasikan dengan ”refrensi/rujukan”. Karakteristik Media Visual ialah Pesan

visual dapat dituangkan dalam bentuk: gambar, grafik, diagram, bagan, peta.

Sedangkan penyaluranpesan visual verbal-nonverbal-grafis dapat dilakukan melalui:

buku dan modul, komik, majalah dan jurnal, poster, papan visual. Di samping itu

pesan visual juga dapat berupa benda asli atau tiruan (miniatur).

• Media Audio Visual

Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi

fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual

murni, seperti film gerak, video, televisi. Jenis kedua adalah media audio visual tidak
murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, OHP dan peralatan visual lainnya bila

diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam

satu waktu atau satu proses pembelajaran.

Salah satu media audiovisual adalah film. Dilihat dari indera yang terlibat,

film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif.

Apa

yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah

diingat dari pada apa yang hanya dilihat atau di dengar saja. Manfaat dan

karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi

proses pembelajaran, diataranya: Mengatasi keterbetasan jarak dan waktu, Mampu

menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang

singkat, Dapat diulang, untuk memperkuat pengingatan, Mengembangkan pikiran

dan

pendapat.

• Multimedia
Media dalam konteks pembelajaran merupakan bahasa, maka multimedia

dalam konteks tersebut adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah

dipahami oleh indra pendengaran, penglihatan, peraba dan lain sebagainya; atau

dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan

banyak indera dalam satu organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam hal ini Pemanfaatan Multimedia Berbasis Komputer dalam Pembelajaran

dapat berbentuk : Multimedia Presentasi, Program Multimedia Interaktif, Sarana

Simulasi, Video pelajaran/edukatif.

-  ICT DAN ANAK USIA DINI

Pada anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0

– 6 tahun menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara

mengenalkan teknologi pada anak usia dini, yaitu :

• . Usia 0 – 2 tahun: Pada perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar

mendengar dan mengenal sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang


ditimbulkan melalui gerakan, serta suara.  Kemudian anak mulai menirukan ketika

mereka mulai belajar berbicara.  Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat

melalui multimedia dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu

anak.  Mengenalkan warna juga dapat melalui multimedia dengan memutarkan film-

film kartun anak, yang tentunya mendidik.

 • Usia 3 – 4 tahun: Pada usia ini, anak mulai menggunakan  kalimat yang hampir

lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu hal. Menurut

Piaget, cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan kognitif

seorang anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua otoriter,  anak

kurang belajar berbicara, ketimbang dalam keluarga yang demokratis, dimana anak

bukan saja belajar “mendengar” tetapi juga “didengar”.   Oleh karenannya penting

diberikan IT melalui multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2 tahun,

tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia anak yang

telah dapat menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai diajarkan

melafalkan ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita Kitab Suci melalui
film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat sejauh

mana anak mampu untuk belajar.  Semakin banyak kesempatan anak belajar untuk

berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa percaya dirinya sehingga

pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya secara

lisan.

• Usia 5 – 6 tahun: Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat.

Pengenalan dapat berupa pengenalan perangkat keras komputer (hardware) yang

bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse,

Keyboard dan Printer.  Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi dengan

penjelasan fungsi dari masing-masing alat dengan cara langsung dipraktekkan

(learning by doing).

• Usia 7 – 8 tahun: pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat

program interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi

pembelajaran.
Penelitian tentang pengaruh komputer terhadap perkembangan intelegensi

telah banyak dilakukan oleh para pakar. Hasilnya diperoleh bahwa penggunaan

komputer secara cerdas akan secara timbal balik mempengaruhi kecerdasan.

Komputer mampu memenuhi rasa ingin tahu manusia. Di samping itu, kecepatan,

kecermatan, keterkinian informasi dapat diperoleh melalui sistem jaringan komputer.

Dengan demikian terjadi pengayaan fungsi otak, yang pada gilirannyameningkatkan

produksi sel neuro glial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron, sehingga

menambah aktivitas sel neuron. Mengingat bahwa ”pabrik otak” itu diwujudkan

sebagai hasil interaksi antar cetak biru genetis dan pengaruh lingkungan.

Saat ini kita tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi (TIK), karena telah menjadi bagian dari kehidupan dan

kebutuhan. Pola kehidupan tersebut berimbas pada pengembangan pendidikan

yang memanfaatkan TIK khususnya sebagai media pendidikan. Sebagai usaha

mengembangakan kemampuan individu dalam penggunaan TIK secara praktis

maka perlu dikenalkan sejak usia dini. Pengembangan kemampuan anak usia dini
dalam TIK harus tetap dilakukan dengan konsep pendidikan anak usia dini yaitu

belajar melalui bermain. Materi belajar yang diberikan juga harus bervariasi dengan

berbagai karakteristik TIK sebagi media pembelajaran agar imajinasi dari anak

tersebut berkembang. Sehingga semakin meningkatkan kemampuan intelektual dan

emosional mereka. 

·         Saran/Tips Mengenalkan Komputer pada Anak Usia Dini 

Sebenarnya banyak sekali opini dan perdebatan tentang hal ini. Beberapa pakar

meyakini bahwa mempelajari komputer bagi anak di bawah usia 2 tahun tidak akan

memberikan efek positif bagi mereka. Beberapa pakar bahkan mengkhawatirkan

terjadinya kelelahan mata (eye strain) pada balita akibat radiasi dari layar komputer.

Sementara bagi usia anak yang lebih tua (3-6 tahun misalnya) mempelajari

penggunaan komputer ditakutkan akan menyebabkan mereka kehilangan

kemampuan bersosialisasi (social skill) dengan anak-anak seusianya. Hal ini akan

terus mengundang perdebatan bagi pemerhati pendidikan anak seperti halnya efek

televisi
pada anak-anak.

Bersumber dari beberapa literatur dan pengalaman pribadi maka berikut ini

beberapa tips yang dapat dipertimbangkan saat kita ingin memberikan kesempatan

anak-anak usia dini untuk mempelajari komputer:

1.       Tunggulah hingga usia minimal 9 bulan

2.       Biarkan mereka tertarik dengan sendirinya

3.       Komputer bukan baby sitter elektronik

4.       Pilihlah program komputer yang sesuai

5.       Jadikan komputer adalah sarana bermain bagi mereka

6.       Batasi penggunaan komputer

7.       Jadilah konsumen yang bijak

8.       Berikan perhatian khusus pada penggunaan internet 

DAFTAR RUJUKAN

Adams, Ken.2006. Semua Anak Jenius. Erlangga : Jakarta. 

Isjoni. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta : Bandung. 


Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Pustekom:    

Jakarta.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:    

PT INDEKS. 

Sustiwi, Atik. 2008. Quantum Playing for Smart Children. Yogyakarta: Plmatera 

Publishing. 

Anda mungkin juga menyukai