Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

PROBLEMATIKA PELAKSANA TUGAS (PLT)


DALAM MASA TRANSISI PEMERINTAHAN
(PRA DAN PASCA PILKADA SERENTAK)
Nandang Alamsah Deliarnoor

e-mail: nandangalamsah@gmail.com

ABSTRAK

Tulisan ini menggambarkan tentang masalah yang sedang hangat-hangatnya di


Indonesia, yaitu mengenai permasalahan pelaksana tugas (plt) dalam masa transisi
pemerintahan nanti (pra dan pasca Pilkada serentak). Pilkada serentak menjadi
suatu permasalahan ketika adanya kekosongan jabatan Kepala Daerah definitif
yang nantinya akan diganti oleh pelaksana tugas, menjadi masalah karena ada
beberapa daerah yang akan dipimpin oleh plt selama kurang lebih dua tahun.
Kewenangan plt yang terbatas akan mengakibatkan terhambatnya roda pemerintahan,
sehingga perlu diatur peraturan yang tegas mengenai plt, baik itu berkaitan dengan
wewenangnya maupun perlindungan hukumnya.

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode
penelitian yuridis normatif dan kualitatif yang dikaji secara holistik kontekstual
progresif. Holistik digunakan karena peraturan-peraturan yang ada maupun yang
akan dibuat harus dikaji titik tautnya dengan peraturan dan aspek-aspek yang lain,
terutama untuk melihat apakah kelemahan dan kekuatan peraturan yang ada ketika
diimplementasikan pada kondisi nyata.

Perlu adanya kepastian hukum mengenai plt, agar roda pemerintahan tidak
terhambat. Pengaturan mengenai plt bisa dilakukan melalui Diskresi atau PP dari
UU Nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota menjadi Undang-Undang.

Kata Kunci: Kepala Daerah, Pilkada serentak, Pelaksana Tugas (plt), Kewenangan.

ABSTRACT

This writing will describe the problem that raged in Indonesia, a problem
about carateker (plt) transitional government (pre and post elections simultaneously).
The elections simultaneously become a problem when the Defenitive Regional Head

322 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

vacancy that will be replaced by carateker, a problem because there are some
regions will be led by carateker for approximately two years. Authority carateker
is limited and that will lead to delays in the wheels of government, so the need to set
strict rules regarding the carateker, whether it relates to jurisdiction or legal
protection.

The methods been using in this scientific writing is the research method of
juridical normative and the qualitative, which has been examined in holistic
contextual progressive. Holistic used because of the existing regulations nor that
will be made, need to be assessed to another constitutions and another aspects.
Especially to see the weakness and the strenght of existing regulations, when
implemented starting in real conditions.

It needs a legal certainty regarding the carateker, so that the wheels of


government are not obstructed. Settings on the carateker can be done through
discretion or PP needs to be re-depth study of Law No. 1 of 2015 concerning
Government Regulation in Lieu of Law No. 1 of 2014 concerning Election of
governors, regents, and mayors become a Law.

Keywords: Regional Head, Elections Simultaneously, The Carateker, Authority.

Pendahuluan keputusan politik yang harus


diimplementasikan99.
Permasalahan Pilkada serentak
bukan merupakan suatu hal yang baru, Dengan dikeluarkannya Peraturan
karena wacana tersebut sudah Pemerintah Pengganti Undang-
digulirkan pada masa pemerintahan Undang (Perpu) No. 1 Tahun 2014
SBY oleh wakil presiden HM Jusuf tentang Pemilihan Gurbernur, Bupati,
Kalla. Pada saat itu, rencana tersebut dan Walikota menjadi Undang-Undang
ditolak karena dianggap hanya sebatas (UU) Nomor 1 Tahun 2015 tentang
perspektif efisiensi (penghematan Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2014
anggaran) dibandingkan perspektif tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
pembangunan politik. Namun, saat dan Walikota, menjadi dasar hukum
sekarang ini wacana tersebut sudah pelaksanaan Pilkada serentak di
menjadi kenyataan dalam bentuk Indonesia. Hal ini tercantum dalam
Pasal 3 ayat (1) Perpu No 1 Tahun

99 TOR LAN RI, 2015.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 323


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

2014 yang berbunyi: Pemilihan habis masa jabatannya sebelum


dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun Pilkada serentak dimulai. Berdasarkan
sekali secara serentak di seluruh pada data Kemendagri, Pemilukada
wilayah Negara Kesatuan Republik serentak 9 Desember 2015 meng­
Indonesia (NKRI). Jadwal Pilkada akibatkan kekosongan 66 kursi kepala
serentak berubah setelah terjadi daerah, yaitu 7 Gubernur dan 59
perubahan pada UU Nomor 1 Tahun Bupati atau Walikota yang habis masa
2015 menjadi UU Nomor 8 Tahun jabatannya sebelum Pilkada dila­
2015. Jadwal Pilkada serentak yaitu: kukan100. Bandingkan dengan data
yang disampaikan Randy Ghalib:101
Tabel 1 Waktu Pelaksanaan
Pilkada Serentak “SEBENTAR lagi akan ada
Akhir Masa Waktu Pelaksanaan
sekitar 269 Kepala Daerah
Jabatan Pilkada Serentak yang habis atau ‘dihabiskan’
Kepala
Daerah
Transisi Transisi Transisi
masa jabatannya. Saya segaja
I II III menggunakan kata ‘Habis’ dan
‘Dihabiskan’ karena memang
Tahun 2015 Desember 2020
dan Januari 2015 faktanya ada kepala daerah yang
s.d. Juni masa baktinya habis di tahun
2016
2020 2015 ini, namun tak sedikit pula
Juli s.d. Februari 2022
Desember 2017 yang masa baktinya baru berakhir
2016 dan di tahun 2016. Adapun rincian
Tahun 2017
269 kepala daerah yang habis
Tahun 2018 Juni 2018 2023 dan dihabiskan masa baktinya
dan 2019 untuk keperluan pemilihan kepala
daerah secara serentak tahap
Salah satu tujuan dari dilaksanakan pertama pada 9 Desember 2015
Pilkada serentak ini adalah untuk mendatang terdiri dari 9 Pilkada
efisiensi anggaran. Namun, diber­ Gubernur, 224 Pilkada Bupati dan
lakukan Pilkada serentak ini menim­ 36 Pilkada Walikota.”
bulkan pro dan kontra dalam masya­
rakat, karena akan ada beberapa Maksud dari penunjukan plt pada
wilayah yang akan dipimpin oleh beberapa daerah untuk menggantikan
pelaksana tugas (plt) yang menggan­ Kepala Daerah definitif, agar roda
tikan Kepala Daerah definitif yang pemerintahan terus berjalan. Namun

100 http://www.otda.kemendagri.go.id/, diakses tanggal 24 Agustus 2015.


101 Randy Ghalib, Memahami Kewenangan Plt atau Pj Kepala Daerah, Diposting 07 Agustus
2015, 14:38:24 Dibaca : 302, Diunduh tanggal 10 September 2015 oleh Penulis.

324 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

pada faktanya, wewenang yang pemerintahan Prof. Dede Mariana,102


dimiliki oleh pelaksana tugas dibatasi seperti terjadi di Bandung Barat waktu
karena ia tidak boleh mengambil itu plt langsung membuat visi dan misi
tindakan atau kebijakan yang bersifat bahkan RPJP layaknya Kepala Daerah
strategis sehingga hal inilah yang definitif, bahkan RPJP-nya ini
nantinya malah menghambat jalannya dituangkan dalam Peraturan Bupati
roda pemerintahan. Melihat fakta di yang seharusnya dalam Peraturan
atas, maka perlu adanya aturan yang Daerah. Demikian pula di Kabupaten
jelas mengenai plt, baik itu berkaitan Pangandaran, plt intens mengurus
dengan wewenang, perlindungan birokrasi (padahal plt tidak berwenang
hukum, kualifikasi untuk menjadi dalam hal mutasi pegawai). Beberapa
pelak­sana tugas, serta bagi pelaksana kasus ini, yaitu tentang pembuatan
tugas yang menyalahgunakan wewe­ RPJP dan masalah pengisian birokrasi,
nangnya. Permasalahan ini menjadi telah dianggap “off side” dari tugas
sangat krusial mengingat banyaknya dan wewenang plt. Oleh karena itu
daerah yang dipimpin oleh plt, Dede Mariana setuju untuk dibuat
terutama daerah-daerah yang dijabat aturan untuk merumuskan secara jelas
oleh plt selama dua tahun, dan jangan apa yang dimaksud dengan plt tidak
sampai pengangkatan plt bermuatan boleh mengambil “kebijakan strategis”
politis karena ia adalah pejabat tersebut. Apakah membuat RPJP itu
pemerintah, yang bisa jadi menjadi termasuk kebijakan strategis katanya?
kepanjangan tangan pemerintah pusat. Lebih jauh lagi menurut Dede Mariana
bahwa persoalan pokok dari masalah
Berdasarkan fakta empiris
plt ini adalah masalah “pemerintahan
pelaksanaan plt di beberapa tempat
transisi” yang kalau tidak diatur
khususnya di Wilayah Jawa Barat,
dengan baik akan berdampak pada
walaupun penyebab adanya plt ini
proses pemerintahan itu sendiri.
adalah karena adanya pemekaran
Berdasarkan hal-hal di atas
daerah, (sebelum terpilih kepala maka beberapa pokok masalah yang
daerah definitif maka diangkat plt) hadir dari plt dalam masa transisi
seperti Kabupaten Bandung Barat dan pemerintahan itu, yaitu:
Kabupaten Pangandaran menunjukkan 1. Siapakah yang berhak meng­
adanya beberapa masalah. Berdasarkan angkat plt jika terjadi kekosongan
wawancara dengan staf Gubernur jabatan kepala daerah selama
Jawa Barat bidang hukum dan politik masa transisi?

102 Prof. Dr. H. Dede Mariana, Drs., M.Si, Staf Gubernur Jawa Barat, Wawancara dilakukan pada
hari Senin, 14 September 2015 di Bandung.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 325


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

2. Apa saja kualifikasi dari plt yang kekuasaan dipandang merupakan


diangkat? aktivitas yang menunjukkan pada
peforma pemerintah.
3. Sampai dimana batas kewenangan 2. Istilah pemerintah menunjuk
plt? pada keberadaan dimana proses
4. Apa yang dilakukan jika selama pemerintahan tersebut berlangsung.
masa transisi diperlukan suatu Seringkali penamaan suatu entitas
kebijakan strategis, namun masih pemerintah menunjukkan secara
langsung dimana pemerintah
dijabat oleh plt? tersebut berada.
5. Apa sanksi yang diberikan kepada 3. Pemerintah menunjukkan secara
plt yang melakukan sesuatu diluar langsung person (orang) yang men­
kewenangan? duduki jabatan-jabatan pemerintah
sebagai pelaksana kekuasaan.
6. Bagaimana perlindungan hukum 4. Istilah pemerintah juga mengacu
bagi plt dalam melaksanakan pada aspek bentuk, metode,
tugasnya? atau sistem pemerintahan dalam
suatu masyarakat, yakni struktur
pengelolaan badan pemerintah serta
Tinjauan Pustaka hubungan antara yang memerintah
dengan yang diperintah103.
Dalam suatu negara haruslah ada
yang namanya pemerintahan dan Adapun pemerintahan secara
pemerintah, karena pemerintah inilah etimologis berasal dari kata pemerintah
yang akan menjalankan fungsi sedangkan kata pemerintah berasal
pemerintahan untuk mencapai tujuan dari kata perintah. Pemerintahan
negara. menunjukkan pada aktivitas kekuasaan
dalam berbagai ranah publik yang
Istilah pemerintah menurut Finer tidak saja merujuk pada pemerintah itu
yang dikutip oleh Labolo menunjuk sendiri, namun juga berkaitan dengan
kepada empat pengertian pokok, yaitu: aktivitas dalam berbagai konteks
1. Pemerintah merujuk pada suatu kelembagaan dengan tujuan mengarah­
proses pemerintahan, dimana ke­
kan, mengendalikan, serta mengatur
kuasaan dioperasionalisasikan oleh
mereka yang memegang kekuasaan semua hal yang berkaitan dengan
secara sah. Dalam konteks itu, ranah publik seperti kepentingan
semua proses yang berlangsung warga negara, pemiliki suara maupun
dalam bingkai pengelolaan para pekerja.104

103 Labolo, Muhammad. Memahami Ilmu Pemerintahan (Suatu Kajian, Teori, Konsep, dan
Pengembangannya). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2013. Hlm. 15-16.
104 Ibid., hlm 21.

326 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Dalam menjalankan roda didasarkan pada falsafah hukum, asas-


pemerintahan, setiap daerah dipimpin asas hukum, dan norma-norma hukum
oleh Kepala Daerah dan wakilnya. yang berlaku. Bagir Manan menyebut
Adapun ketika Kepala Daerah dan pendekatan ini dengan metode
wakil berhalangan sementara atau penelitian normatif, yaitu penelitian
tetap maka roda pemerintahan terhadap kaidah dan asas hukum
dijalankan oleh plt sebagaimana yang (hukum positif).105 Bagir Manan juga
dimaksudkan pada UU Nomor 30 membagi dua penelitian hukum, yaitu
Tahun 2014 tentang Administrasi penelitian hukum murni dan terapan.
Pemerintahan Pasal (1) dan (2). Penelitian ini termasuk penelitian
Kewenangan plt tidak sama dengan hukum terapan terutama mengenai
kewenangan Kepala Daerah definitif. penelitian evaluasi hukum. Bagir
Manan menyebutkan bahwa evaluasi
hukum itu bisa karena ada hukumnya
Metode Kajian
tetapi tidak memadai lagi, karena
kurang tepat cara-cara pengaturannya,
Metode yang digunakan dalam atau memang belum ada aturannya.106
karya ilmiah ini adalah metode
penelitian yuridis normatif dan Secara garis besar pendekatan ini
kualitatif yang dikaji secara holistik bisa diilustrasikan berangkat dari
kontekstual progresif. Holistik kajian norma-norma, kemudian
digunakan karena peraturan-peraturan menukik ke masyarakat (objek
yang ada maupun yang akan dibuat penelitian/masalah) dan kembali nanti
harus dikaji titik tautnya dengan hasilnya norma. Jadi secara singkat
peraturan dan aspek-aspek yang lain, dirumuskan dengan :
terutama untuk melihat apakah
kelemahan dan kekuatan peraturan N---------------M--------------N
yang ada ketika diimplementasikan N = Norma
pada kondisi nyata.
M = Masyarakat
Dalam mengamati suatu masalah
hukum, seorang juris biasanya
memakai suatu pendekatan yang Penelitian kualitatif dilakukan
disebut pendekatan yuridis- untuk menganalisis dan menyajikan
normatif, artinya pengkajiannya dunia sosial, dan perspektifnya di

105 Bagir Manan. Penelitian Di Bidang Hukum, artikel dalam Jurnal Hukum Puslitbangkum
Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran Nomor Perdana : 1-1999, 1999, hlm. 9
106 Ibid`.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 327


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

dalam dunia, dari segi konsep, peri­ bahwa: “Rumusan teori dari dasar,
laku, persepsi, dan persoalan manusia yaitu teori yang berasal dari data dan
yang diteliti. Menurut pendapat diperoleh secara analitik dan sistemik
Moleong dalam bukunya Metode melalui metode komparatif”.108
Pene­litian Kualitatif menga­takan
penelitian kualitatif:
Hasil dan Pembahasan
“Penelitian kualitatif adalah
suatu penelitian dimana data
yang dikumpulkan berupa kata- Siapakah yang berhak mengang­
kata, gambar, dan bukan angka- kat plt jika terjadi kekosongan jabatan
angka. Hal ini disebabkan kepala daerah selama masa transisi?
adanya penerapan metode Pengangkatan plt Gubernur diangkat
penelitian kualitatif. Dengan oleh Presiden melalui usulan Menteri
demikian laporan penelitian akan Dalam Negeri. Sedangkan pengang­
berisi kutipan data-data untuk katan Bupati/Walikota diangkat oleh
memberikan gambaran penyajian Menteri Dalam Negeri melalui usulan
laporan tersebut. Data tersebut oleh Gubernur. Adapun pengusulan
mungkin berasal dari naskah pengangkatan penjabat sesuai dengan
wawancara, cacatan lapangan, Surat Edaran Mendagri Nomor
foto, videotape, dokumen pribadi, 120/3262/SJ, tanggal 17 Juni 2015,
catatan atau memo, dan dokumen tentang Pemberhentian Kepala Daerah
resmi lainnya”.107 dan Wakil Kepala Daerah serta
Penelitian kualitatif berlatar Pengangkatan Penjabat Kepala
ilmiah sebagai keutuhan mengandalkan Daerah, sebagai berikut:
analisis manusia sebagai alat (instru­ a. Pimpinan DPRD Provinsi
men) penelitian, memanfaatkan meto­ mengusulkan pemberhentian
de kualitatif, mengandalkan analisis Gubernur dan Wakil Gubernur
data secara induktif, mengarahkan kepada Presiden melalui
sasaran penelitian pada upaya mene­ Menteri Dalam Negeri dengan
melampirkan risalah rapat
mukan teori dasar, bersifat deskriptif,
paripurna dan keputusan DPRD
lebih mementingkan proses daripada
Provinsi tentang pengumuman
hasil. Data dikumpulkan terutama
usul pemberhentian Gubernur
melalui wawancara bebas sebagaimana
dan Wakil Gubernur;
dikemukakan Glaser dan Strauss

107 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1989, hlm 6.
108 Ibid., hml 35.

328 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

b. Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota yang berhalangan tetap atau berhenti


mengusulkan pemberhentian atau diberhentikan berdasarkan putus­
Bupati dan/atau Wakil Bupati an pengadilan yang telah memperoleh
atau Walikota dan/atau Wakil kekuatan hukum tetap untuk diangkat
Walikota kepada Menteri dan disahkan sebagai Gubernur
Dalam Negeri melalui Gubernur melalui Menteri. DPRD Kabupaten/
dengan melampirkan risalah Kota juga dapat menyampaikan
rapat paripurna dan keputusan kepada Menteri perihal penetapan
DPRD Kabupaten/Kota tentang Calon Bupati/Walikota Gubernur yang
pengumuman usul pemberhentian berhalangan tetap atau berhenti atau
Bupati dan/atau Wakil Bupati diberhentikan berdasarkan putusan
atau Walikota dan/atau Wakil
pengadilan yang telah memperoleh
Walikota;
kekuatan hukum tetap untuk diangkat
c. Gubernur menyampaikan usul dan disahkan sebagai Bupati/Walikota
pemberhentian Bupati dan/atau melalui Gubernur.
Wakil Bupati atau Walikota dan/
atau Wakil Walikota; Plt yang telah diangkat pada
d. Untuk mengisi kekosongan kenya­ taannya memiliki kekuatan
jabatan Bupati/Walikota, Guber­ politik yang sangat lemah. Hal ini bisa
nur mengusulkan 3 (tiga) orang dilihat dari contoh kasus di Kabupaten
nama calon Penjabat Bupati/ Pangandaran yang plt-nya dari Eselon
Penjabat Walikota kepada Menteri II. Plt di Kabupaten Pangandaran
Dalam Negeri yang berasal tersebut dianggap masih yunior dan
dari jabatan pimpinan tinggi tidak mampu berkoordinasi dengan
pratama, memiliki pengalaman SKPD dan masyarakat karena
di bidang pemerintahan, dan pengalaman yang kurang serta tidak
dapat menjaga netralitas PNS di memiliki kekuatan politik.
dalam penyelenggaraan Pilkada
dengan melampirkan SK Pangkat Pengangkatan plt didasarkan pada
dan SK Jabatan terakhir serta kualifikasi yang telah ditetapkan oleh
biodata calon Penjabat Bupati/ peraturan yang ada. Kualifikasi dari
Walikota; plt yang diangkat berdasarkan UU
e. Waktu pengusulan paling lambat Nomor 8 Tahun 2015 pasal 201 ayat
30 hari sebelum berakhirnya (8). Untuk mengisi kekosongan jabat­
masa jabatan kepala daerah. an Gubernur yaitu berasal dari jabatan
pimpinan tinggi madya. Dan pada
UU Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 201
Adapun berdasarkan pada Pasal
ayat (9) juga disebutkan bahwa untuk
173 ayat (2) dan (3) UU No. 8 Tahun
mengisi kekosongan jabatan Bupati/
2015 disebutkan bahwa DPRD
Walikota yaitu berasal dari jabatan
Provinsi dapat menyampaikan kepada
pimpinan tinggi pratama.
Presiden penetapan Calon Gubernur

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 329


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Sedangkan yang dimaksud (1) Badan dan/atau Pejabat Peme­


dengan jabatan tinggi tersebut bisa rintahan memperoleh Mandat
mengacu pada UU Nomor 5 Tahun apabila:
2014 Pasal 19 tentang Aparatur Sipil a. ditugaskan oleh Badan dan/
Negara (ASN), yaitu: atau Pejabat Pemerintahan di
1. Jabatan Tinggi Madya meliputi atasnya; dan
sekretaris jenderal kementerian, b. merupakan pelaksanaan
sekretaris kementerian, sekretaris tugas rutin.
utama, sekretaris jenderal (2) Pejabat yang melaksanakan tugas
kesekretariatan lembaga negara, rutin sebagaimana dimaksud pada
sekretaris jenderal lembaga ayat (1) huruf b terdiri atas:
nonstruktural, direktur jenderal,
a. pelaksana harian yang me­
deputi, inspektur jenderal,
lak­
sanakan tugas rutin
inspektur utama, kepala badan, staf
dari pejabat definitif yang
ahli menteri, Kepala Sekretariat
berhalangan sementara; dan
Presiden, Kepala Sekretariat
b. pelaksana tugas yang
Wakil Presiden, Sekretaris Militer
melaksanakan tugas rutin
Presiden, Kepala Sekretariat
dari pejabat definitif yang
Dewan Pertimbangan Presiden,
berhalangan tetap.
sekretaris daerah provinsi, dan
jabatan lain yang setara. Jabatan
tinggi madya setara dengan Dalam menjalankan roda peme­
Eselon I. rintahan, wewenang plt sangat dibatasi.
Batas kewenangan plt berdasarkan
2. Jabatan Tinggi Pratama meliputi
Pasal 132 A ayat (1), Peraturan
direktur, kepala biro, asisten
Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008
deputi, sekretaris direktorat
jenderal, sekretaris, inspektorat tentang Perubahan Ketiga atas
jenderal, sekretaris kepala badan, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
kepala pusat, inspektur, kepala 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan
balai besar, asisten sekretariat Pengangkatan, dan Pem­ berhentian
daerah provinsi, sekretaris daerah Kepala Daerah dan Wakil Kepala
kabupaten/kota, kepala dinas/ Daerah, yaitu:
kepala badan provinsi, sekretaris 1. Melakukan mutasi pegawai;
Dewan Perwakilan Rakyat 2. Membatalkan perijinan yang telah
Daerah, dan jabatan lain yang dikeluarkan pejabat sebelumnya
setara. Jabatan tinggi pratama dan/atau mengeluarkan perijinan
setara dengan Eselon II. yang bertentangan dengan yang
dikeluarkan pejabat sebelumnya;
Berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 3. Membuat kebijakan tentang pe­
2014 tentang Administrasi Pemerin­ me­karan daerah yang berten­
tahan Pasal 14 ayat (1) dan (2), bahwa: tangan dengan kebijakan pejabat
sebelumnya; dan

330 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

4. Membuat kebijakan yang ber­ Dalam UU Nomor 30 Tahun 2014


tentangan dengan kebijakan Pasal 17 ayat (2) bahwa pejabat
penyelenggaraan pemerintahan pemerintah dilarang menyalahgunakan
dan program pembangunan pe­ wewenang meliputi larangan melam­
jabat sebelumnya. paui wewenang, larangan mencam­
puradukkan wewenang, dan larangan
Namun keempat larangan tersebut
bertindak sewenang-wenang.
dapat dikecualikan bila ada izin dari
Menteri Dalam Negeri (Pasal 132 A Kewenangan plt memang dibatasi
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor pada hal-hal yang bersifat strategis
49 Tahun 2008). karena ia hanya bersifat sebagai
pelanjut roda pemerintahan bukan
Berdasarkan UU Nomor 30 tahun
Kepala Daerah Definitif. Adanya
2014 tentang Administrasi Pemerin­
batasan kewenangan tersebut nantinya
tahan Pasal 14 ayat (7) bahwa Badan
akan berakibat pada terhambatnya
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
roda pemerintahan, apalagi akan ada
memperoleh Wewenang melalui
beberapa daerah yang akan dipimpin
Mandat tidak berwenang mengambil
oleh plt selama kurang lebih dua tahun.
Keputusan dan/atau Tindakan yang
bersifat strategis yang berdampak Jika selama masa transisi
pada perubahan status hukum pada diperlukan suatu kebijakan strategis
aspek organisasi, kepegawaian, dan yang harus diambil oleh plt, maka
alokasi anggaran. Dalam penjelasan Pasal 132 A ayat (2) Peraturan
Pasal 14 ayat (7) dinyatakan bahwa Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008
yang dimaksud dengan “Keputusan bisa dijadikan dasar untuk mengambil
dan/atau Tindakan yang bersifat kebijakan tersebut setelah meminta
strategis” adalah Keputusan dan/atau izin terlebih dahulu dari Menteri
Tindakan yang memiliki dampak besar Dalam Negeri. Namun, Pasal 132 A
seperti penetapan perubahan rencana ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor
strategis dan rencana kerja pemerintah. 49 Tahun 2008 masih belum terlalu
Yang dimaksud dengan “perubahan jelas membahas mengenai wewenang
status hukum organisasi” adalah mene­ plt sehingga perlu adanya suatu aturan
tap­kan perubahan struktur organisasi. agar plt dapat mengambil kebijakan
Yang dimaksud dengan “perubahan strategis dalam pemerintahan terutama
status hukum kepegawaian” adalah plt yang akan menjalankan tugas
mela­kukan pengangkatan, pemin­ selama atau lebih dari dua tahun.
dahan, dan pemberhentian pegawai. Pemerintah bisa saja mengeluarkan
Yang dimaksud dengan “perubahan Diskresi atau PP untuk mengatur
alokasi anggaran” adalah melakukan masalah plt agar adanya kewenangan
perubahan anggaran yang sudah plt dalam pengambilan kebijakan
ditetapkan alokasinya. strategis tetapi jangan sampai

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 331


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

kepentingan politik pemerintah pusat dipublikasikan di media massa;


masuk ke dalamnya. atau
4. pemberhentian tetap tanpa
Pada dasarnya pemerintah pusat
memperoleh hak-hak keuangan
diuntungkan dengan adanya plt karena
dan fasilitas lainnya serta
plt dapat membantu tugas pemerintah
dipublikasikan di media massa.
pusat dan juga bertanggung-jawab ke­
pa­da pemerintah pusat. Dengan Pemberian sanksi berat dijatuhkan
banyak plt yang ditunjuk oleh peme­ setelah dilakukan proses pemeriksaan
rintah pusat, maka ditakutkan kepen­ internal (Pasal 83 ayat (4) UU Nomor
tingan politik dari pemerintah pusat 30 Tahun 2014).
masuk melalui plt yang telah diangkat.
Plt jikalau bersifat pemberian
Mengenai sanksi bagi plt yang mandat, maka ia dilindungi oleh UU
menyalahgunakan wewenang, sebe­ Nomor 30 Tahun 2014, karena ia
narnya belum ada pengaturan yang bertanggung-jawab kepada pemberi
jelas, namun berdasarkan UU Nomor mandat. Dalam hal ini pun sebenarnya
30 tahun 2014 tentang Adminis­ trasi dibutuhkan peraturan yang jelas untuk
Pemerintahan Pasal 80 ayat (3) bahwa melindungi plt.
penyalahgunaan wewenang yang
Dikaitkan dengan situasi terakhir
dilakukan oleh pejabat pemerintah
perekonomian Indonesia, telah terjadi
sesuai dengan Pasal 17 UU Nomor 30
melemahnya dorongan ekspor, tekanan
Tahun 2014, akan dikenai sanksi
pada stabilitas ekonomi, dan rendahnya
administratif berat. Sanksinya sesuai
penyerapan anggaran yang akan
dengan pasal 81 ayat (3) UU Nomor
berpengaruh terhadap perlambatan
30 Tahun 2014, yaitu:
ekonomi.109 Bila dikaitkan dengan plt
1. pemberhentian tetap dengan
kepala daerah ini yang tidak boleh
memperoleh hak-hak keuangan
melakukan tindakan stategis, tentu
dan fasilitas lainnya;
akan menambah buruk situasi
2. pemberhentian tetap tanpa ekonomi Indonesia dengan banyaknya
memperoleh hak-hak keuangan anggaran yang tidak terserap. Potensi
dan fasilitas lainnya;
belanja negara yang mengendap ini
3. pemberhentian tetap dengan menurut Hefrizal Handra110, di antara
memperoleh hak-hak keuangan penyebabnya adalah karena juknis dan
dan fasilitas lainnya serta juklak yang terlalu rinci. Namun

109 Bambang Prijambodo, Catatan Singkat Tantangan Perekonomian Global dan Percepatan
Pembangunan Daerah, Kertas Kerja dalam Seminar Budget Office DPD RI, 3 September 2015.
110 Hefrizal Handra, Analisis Ekonomi Makro dan RAPBN 2016, kertas kerja dalam Seminar Budget
Office DPR RI, Jakarta 3 September 2015.

332 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

menurut penulis justru dalam persoalan 4. Jika selama masa transisi diper­
plt ini regulasinya yang belum ada dan lukan suatu kebijakan strategis
perlu dirumuskan dengan jelas. yang harus diambil oleh plt,
maka diatur oleh Pasal 132 A
ayat (2) Peraturan Pemerintah
Kesimpulan Nomor 49 Tahun 2008 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan
Kesimpulan yang dapat diambil Pemerintah Nomor 6 Tahun
dari uraian di atas adalah: 2005 tentang Pemilihan, Penge­
1. Pengangkatan plt Gubernur sah­an Pengangkatan, dan Pem­
diangkat oleh Presiden melalui berhentian Kepala Daerah dan
usulan Menteri Dalam Negeri. Wakil Kepala Daerah, yaitu harus
Sedangkan pengangkatan Bupati/ seizin Mendagri.
Walikota diangkat oleh Menteri 5. Mengenai sanksi bagi plt yang
Dalam Negeri melalui usulan menyalahgunakan wewenang,
oleh Gubernur. sebenarnya belum ada pengaturan
2. Kualifikasi dari plt yang diangkat yang jelas seiring ketidakjelasan
berdasarkan UU Nomor 8 jenis kewenangan yang diberikan
Tahun 2015 pasal 201 ayat (8) kepada plt.
untuk mengisi kekosongan 6. Bilamana kewenangan plt ber­
jabatan Gubernur yaitu berasal si­fat pemberian mandat, maka
dari jabatan pimpinan tinggi ia dilindungi oleh UU Nomor
madya. Dan pada UU Nomor 8 30 Tahun 2014, karena ia
Tahun 2015 pasal 201 ayat (9) bertanggung-jawab kepada pem­
bahwa untuk mengisi kekosongan beri mandat.
jabatan Bupati/Walikota yaitu
berasal dari jabatan pimpinan
tinggi pratama. Saran
3. Batas kewenangan plt terdapat
dalam Pasal 132 A Peraturan Problematika plt kalau tidak cepat
Pemerintah Nomor 49 Tahun diatur, bisa menjadi bom waktu yang
2008 tentang Perubahan Ketiga dapat menghambat jalannya roda
atas Peraturan Pemerintah Nomor pemerintahan dan berpengaruh ter­
6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, hadap perlambatan ekonomi. Peme­
Pengesahan Pengangkatan, dan rintah seharusnya membuat peraturan
Pemberhentian Kepala Daerah yang khusus dan jelas mengenai plt
dan Wakil Kepala Daerah dan UU ini jangan seperti sekarang tersebar
Nomor 30 tahun 2014 tentang dalam berbagai aturan, pemerintah
Administrasi Pemerintahan Pasal bisa saja mengeluarkan Diskresi atau
14 ayat (7). PP jikalau seandainya Perpu belum
dianggap penting untuk dikeluarkan.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 333


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Bisa pula dilakukan Perubahan Kedua anggaran yang tidak terserap/


atas UU No. 1 Tahun 2015 (Perubahan mengendap di daerah maka
Pertama UU No. 8 Tahun 2015) yang persoalan kewenangan plt tentang
penting materi muatan PP khusus anggaran ini harus didudukkan
tentang Pelaksana Tugas ini atau secara khusus sekaligus menjadi
Perubahan Kedua UU harus secara perlindungan hukum bagi plt
tegas mengatur: dalam melaksanakan tugasnya.
a. Pejabat yang berhak mengangkat
plt jika terjadi kekosongan Daftar Pustaka
jabatan kepala daerah selama
masa transisi. Buku:
b. Kualifikasi dari plt yang diangkat.
Labolo, Muhammad, 2013.
c. Batas kewenangan plt.
Memahami Ilmu Pemerintahan
d. Apa yang harus dilakukan oleh (Suatu Kajian, Teori, Konsep, dan
plt jika selama masa transisi Pengembangannya). Jakarta: PT.
diperlukan suatu kebijakan Raja Grafindo Persada.
strategis.
Moleong, 2006. Metodologi Penelitian
e. Kejelasan secara terinci apa Kualitatif. Bandung: PT Remaja
saja yang merupakan kebijakan Rosdakarya.
strategis tersebut (perluasan Pasal
132 A ayat (1)
f. Demikian pula rincian Keputusan Sumber Lain:
dan/atau Tindakan yang bersifat
Bambang Prijambodo, Catatan Singkat
strategis yang berdampak pada
Tantangan Perekonomian Global
perubahan status hukum pada
dan Percepatan Pembangunan
aspek organisasi, kepegawaian,
Daerah, Kertas Kerja dalam
dan alokasi anggaran itu seperti
Seminar Budget Office DPD RI 3
apa saja.
September 2015.
g. Sanksi yang diberikan kepada plt
Hefrizal Handra, Analisis Ekonomi
yang melakukan sesuatu diluar
Makro dan RAPBN 2016,
kewenangan (bila produk hukum
kertas kerja dalam Seminar
yang dipilih UU Perubahan).
Budget Office DPR RI, Jakarta 3
h. Perlindungan hukum bagi plt
September 2015.
dalam melaksanakan tugasnya.
Manan, Bagir, 1999. Penelitian Di
i. Ketegasan pelimpahan wewenang
Bidang Hukum, artikel dalam
atribusi, delegasi, atau mandat
Jurnal Hukum. Puslitbangkum
bagi si plt.
Lembaga Penelitian Universitas
j. Agar tidak terjadi kekhawatiran Padjadjaran Nomor Perdana:
dari para ahli ekonomi tentang 1-1999.

334 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Randy Ghalib, Memahami Kewe­ TOR LAN RI, 2015. Hasil Wawancara
nangan Plt atau Pj Kepala dengan staf Gubernur Jawa Barat,
Daerah, Diposting 07 Agustus Prof. Dr. H. Dede Mariana, Drs.,
2015, 14:38:24 Dibaca: 302 M.Si., 14 September 2015.
pertama publish di Group
Facebook Aku Cinta Maluku
Utara (ACMU), Diunduh tanggal
10 September 2015 oleh Penulis.
http://www.otda.kemendagri.
go.id/.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 335

Anda mungkin juga menyukai