ID Pengaruh Pemberian Berbagai Komposisi Ba
ID Pengaruh Pemberian Berbagai Komposisi Ba
ABSTRAK ABSTRACT
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui The objective of the research was to
pengaruh bahan organik dan komposisinya observe the effect of organic matter and the
yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil best compositions on plant growth and yield
tanaman bawang merah. Penelitian ini telah of shallot. The research was conducted at
dilaksanankan pada bulan Mei-Juli 2012 di Pandanrejo village, Bumiaji, Batu. The
Desa Pandanrejo, Kota Batu. Penelitian ini design of the research was Randomized
menggunakan rancangan acak kelompok Block Design (RBD) non factorial with 3
(RAK) non faktorial yang diulang 3 kali. replications. The treatment was P0 =
-1 -1
P0=Pupuk anorganik (170 kg N ha , 150 kg inorganic fertilizers (170 N kg ha , 150 P2O5
-1 -1
P2O5, 150 kg K2O) sebagai kontrol. P1= kg ha , 150 K2O kg ha ) as control; P1 =
-1 -1
Kompos kotoran sapi 14,28 ton ha ; P2= 14.28 ton ha cow manure; P2 = 19.75 ton
-1 -1 -1
Paitan 19,75 ton ha ; P3= Kompos azolla ha paitan; P3 = 14.4 tons ha compost
-1
14,4 ton ha; P4= Kompos kotoran sapi 7,14 azolla; P4 = 7.14 ton ha cow manure +
-1 -1 -1
ton ha + Paitan 9,88 ton ha ; P5= Kompos 9.88 ton ha paitan; P5 = 7.14 tons ha cow
-1 -1
kotoran sapi 7,14 ton ha + kompos azolla manure + 7.2 tons ha compost azolla; P6 =
-1 -1 -1
7,2 ton ha ; P6= Kompos kotoran sapi 3,57 3.57 tons ha cow manure +14.81 ton ha
-1 -1 -1
ton ha + paitan 14,81 ton ha ; P7= paitan; P7 = 3.57 ton ha cow manure +
-1 -1
Kompos kotoran sapi 3,57 ton ha + 10.8 tons ha compost azolla. The results
-1
kompos azolla 10,8 ton ha . Hasil penelitian showed that combination of organic matter
menunjukkan bahwa pemberian bahan on a various treatment have the same effect
organik pada berbagai perlakuan in all parameters of growth and yield. The
menunjukkan pengaruh yang sama pada dried tuber produced in this research was
-1 -1
pada semua parameter pertumbuhan dan about 14.29 tons ha to 16.01 tons ha .
panen. Umbi kering matahari yang Based on the analysis of R/C ratio showed
dihasilkan dalam penelitian ini adalah 14,29 that the treatment of organic matter
– 16,01 ton ha . Berdasarkan hasil analisa
-1 -1
applications 7.14 ton ha cow manure +
-1
R/C rasio menunjukkan bahwa perlakuan 9.88 ton ha paitan have R/C ratio higher
-1
aplikasi bahan organik 7,14 ton ha kompos than other treatments that was 2.95.
-1
kotoran sapi + 9,88 ton paitan ha
mempunyai R/C rasio yang lebih tinggi Keywords: Shallot, Organic matter, organic
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, matter, inorganic, yield
yaitu 2,95.
PENDAHULUAN
Kata kunci: Bawang merah, bahan organik,
bahan anorganik, hasil panen Bawang merah (Allium ascalonicum
L.) ialah komoditas hortikultura yang
tergolong sayuran rempah. Produktivitas
22
Bawang merah nasional pada tahun 2011 keberadaannya yang melimpah ini, paitan
berdasarkan data statistik adalah 9,54 ton dapat manfaatkan sebagai pupuk hijau
a
per hektar (Anonymous, 2011 ) produksi (green manure) yang dapat menyediakan
nasional di tahun yang sama adalah ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
b
893.124 ton (Anonymous, 2011 ). Dengan Berdasarkan penelitian Faqihuddin (2011),
produktivitas 9,54 ton per hektar, data penggunaan kompos paitan dengan dosis
-1
tersebut menurun dari tahun 2010 dimana 20,75 ton ha menghasilkan produksi umbi
-
produksi nasional mencapai 1.048.934 ton kering bawang merah sebesar 10,51 ton ha
1
dengan produktivitas 9,57 ton per hektar. dan dapat meningkatkan produksi umbi
Bisa dikatakan bahwa produktivitas bawang kering 13,13% lebih besar dibandingkan
merah nasional masih rendah, sedangkan pemupukan anorganik dengan dosis 0,16 N
-1
kebutuhan bawang merah secara nasional ton; 0,1 ton P2O5 ton ha ; dan 0,16 K2O ton
-1
terus mengalami peningkatan seiring ha .
dengan laju pertambahan jumlah penduduk, Salah satu bahan organik yang juga
sehingga perlu dilakukan optimalisasi dalam dapat menyediakan unsur hara bagi
budidaya bawang merah agar dapat tanaman adalah azolla. Azolla adalah jenis
meningkatkan produksi bawang merah tumbuhan paku air yang mengapung
salah satunya adalah melalui pemupukan. banyak terdapat di perairan yang tergenang
Pemberian pupuk anorganik secara terutama di sawah-sawah dan di kolam,
terus menerus dapat mengakibatkan mudah berkembang dengan cepat dan
produktivitas lahan menurun, salah satu hidup bersimbosis dengan Anabaena
cara untuk mengatasi dampak lebih lanjut azollae yang dapat memfiksasi Nitrogen
yang akan timbul dari penggunaan pupuk (N2) dari udara. Hasil penelitian di desa
anorganik adalah melalui pemberian bahan Jatiguwi kecamatan Sumberpucung,
organik. Pemberian pupuk anorganik yang kabupaten Malang menunjukkan bahwa
berlebihan di tingkat petani menyebabkan tanaman padi yang ditebari Azolla dan tidak
produktivitas lahan menurun, Rerata dipupuk urea dapat meningkatkan hasil 12,9
penggunaan pupuk anorganik dikalangan % dari tanaman padi yang diberi pupuk urea
-
petani pada umumnya adalah 200 kg N ha (Hidayat dan Rosliani, 1996). Dari uraian
1 -1 -
, 110 kg P2O5 ha , dan 396 kg K2O ha 1, tersebut, diharapkan dengan demikian
337 S dan 100 kg MgO per hektar tanpa aplikasi berbagai macam jenis dan dosis
penggunaan bahan organik (Hidayat dan bahan organik pada tanaman bawang
Rosliani, 1996). Oleh karena itu peran merah dapat mengatasi penggunaan pupuk
bahan organik yang berfungsi sebagai anorganik berlebih di kalangan petani.
bahan penyeimbang yang dapat menyerap
sebagian zat sehingga senyawa yang BAHAN DAN METODE
berlebihan tidak merusak tanaman.
Bahan organik banyak dijumpai di Penelitian dilaksanakan pada bulan
lingkungan sekitar. Penggunaan bahan Mei - Juli 2012 di Desa Pandanrejo,
organik berupa kotoran sapi secara Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Alat-alat
ekonomis murah, mudah diperoleh yang digunakan dalam penelitian ini
sehingga relatif mudah dijangkau oleh meliputi: gembor, cangkul, timbangan
petani. Menurut Agustina (2011) kompos analitik, Leaf Area Meter (LAM), penggaris,
kotoran sapi mengandung N 0,7% dan K 2O oven, meteran, kamera, dan alat tulis.
0,58% dan urinnya mengandung 0,6% N Bahan-bahan yang digunakan adalah bibit
dan 0,5% K. Berdasarkan penelitian Mayun bawang merah kultivar Filipina, kompos
(2007) penggunaan kompos kotoran sapi kotoran sapi, kompos azolla, paitan, pupuk
-1
dengan dosis 30 ton ha dapat ZA, pupuk SP36, pupuk KCl, dan pestisida
meningkatkan bobot umbi pada bawang hayati dan kimia.
merah. Penelitian menggunakan Rancangan
Paitan (Tithonia diversifolia) Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan
merupakan tumbuhan yang tumbuh liar dan 8 perlakuan dan diulang 3 kali, sehingga
terutama berlimpah di dataran. Karena diperoleh 24 petak percobaan. Perlakuan
23
terdiri atas P0=Pupuk anorganik (170 kg N yang sangat nyata pada komponen
-1
ha , 150 kg P2O5, 150 kg K2O) sebagai perbandingan P2 vs P3 (Tabel 1).
kontrol. P1= Kompos kotoran sapi 14,28 ton
-1 -1
ha ; P2= Paitan 19,75 ton ha ; P3= 1.3 Luas Daun
Kompos azolla 14,4 ton ha; P4= Kompos Pengamatan luas daun dilakukan
kotoran sapi 7,14 ton ha + Paitan 9,88 ton pada saat umur tanaman 14, 28, 42, dan 56
-1 -1
ha ; P5= Kompos kotoran sapi 7,14 ton ha HST. Hasil analisis ragam menunjukkan
-1
+ kompos azolla 7,2 ton ha ; P6= Kompos bahwa pemberian bahan organik pada
-1
kotoran sapi 3,57 ton ha + paitan 14,81 ton berbagai komposisi tidak berpengaruh
-1 -1
ha ; P7= Kompos kotoran sapi 3,57 ton ha nyata pada semua perbandingan yang
-1
+ kompos azolla 10,8 ton ha . sama parameter luas daun bawang merah
Pengamatan dilakukan secara non pada semua umur pengamatan.
destruktif dan destruktif serta pengamatan
panen. Pengamatan pertumbuhan meliputi 1.4 Jumlah Anakan
panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, Pengamatan luas daun dilakukan
jumlah anakan per rumpun, jumlah umbi per pada saat umur tanaman 14, 28, 42, dan 56
rumpun, bobot kering umbi oven per HST. Hasil analisis ragam menunjukkan
rumpun, bobot kering total tanaman oven, bahwa pemberian bahan organik pada
dan indeks luas daun. Pengamatan panen berbagai komposisi tidak berpengaruh
meliputi jumlah umbi panen, bobot segar nyata pada semua perbandingan yang
umbi panen, bobot kering umbi matahari, sama parameter jumlah anakan bawang
bobot kering matahari total tanaman dan merah pada semua umur pengamatan
indeks panen. (Tabel 2).
Data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dianalisis dengan analisis 1.5 Jumlah Umbi
ragam (uji F) pada taraf 5%. Dengan Pengamatan jumlah umbi dilakukan
perbandingan Ortogonal Kontras. pada saat umur tanaman 14, 28, 42, dan 56
HST. Hasil analisis ragam menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa pemberian bahan organik pada
berbagai komposisi tidak berpengaruh
1. Pertumbuhan nyata pada semua perbandingan yang
1.1 Panjang Tanaman sama parameter jumlah umbi bawang
Pengamatan panjang tanaman merah pada semua umur pengamatan
dilakukan pada saat umur tanaman 14, 28, (Tabel 3).
42, dan 56 HST. Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa pemberian bahan 1.6 Bobot Segar Umbi
organik pada berbagai komposisi tidak Pengamatan bobot segar umbi dilakukan
berpengaruh nyata pada semua pada saat umur tanaman 14, 28, 42, dan 56
perbandingan yang sama parameter HST. Hasil analisis ragam menunjukkan
panjang tanaman bawang merah pada bahwa pemberian bahan organik pada
semua umur pengamatan. berbagai komposisi tidak berpengaruh
nyata pada semua perbandingan yang
1.2 Jumlah Daun sama parameter bobot segar umbi bawang
Pengamatan jumlah daun dilakukan merah pada semua umur pengamatan.
pada saat umur tanaman 14, 28, 42, dan 56
HST. Hasil analisis ragam menunjukkan 1.7 Bobot Kering Umbi
bahwa pemberian bahan organik pada Pengamatan bobot kering umbi
berbagai komposisi tidak berpengaruh dilakukan pada saat umur tanaman 14, 28,
nyata pada semua perbandingan yang 42, dan 56 HST. Hasil analisis ragam
sama parameter jumlah daun bawang menunjukkan bahwa pemberian bahan
merah pada semua umur pengamatan, organik pada berbagai komposisi tidak
hanya pada 42 HST terdapat perbedaan berpengaruh nyata pada semua
perbandingan yang sama parameter bobot
24
Tabel 1 Rerata Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah Umur 14 sampai 56 HST
Komponen Jumlah Daun (helai) Umur (hari)
No.
Pembanding 14 28 42 56
P0 vs 10,60 vs 10,51 20,47 vs 20,81 43,40 vs 40,63 54,53 vs 52,45
1
P(1,2,3,4,5,6,7) tn tn tn tn
P(1,2,3) vs 10,53 vs 10,50 20,44 vs 21,08 36,69 vs 41,34 53,21 vs 51,87
2
P(4,5,6,7) tn tn tn tn
10,00 vs 10,80 20,27 vs 20,53 39,67 vs 39,70 54,60 vs 52,52
3 P1 vs P(2,3)
tn tn tn tn
10,73 vs 10,87 20,93 vs 20,13 33,80 vs 45,60 48,77 vs 56,27
4 P2 vs P3
tn tn ** tn
10,53 vs 10,49 21,40 vs 20,99 39,90 vs 41,82 51,03 vs 52,16
5 P4 vs P(5,6,7)
tn tn tn tn
10,53 vs10,47 20,93 vs 21,00 44,27 vs 40,60 53,47 vs 51,50
6 P5 vs P(6,7)
tn tn tn tn
10,07 vs 10,87 21,00 vs 21,00 37,07 vs 44,13 49,20 vs 53,80
7 P6 vs P7
tn tn tn tn
Tabel 2 Rerata Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah Umur 14 sampai 56 HST
Komponen Jumlah Anakan Umur (hari)
No.
Pembanding 14 28 42 56
3,33 vs 3,19 7,00 vs 7,64 12,33 vs 11,45 13,50 vs 12,83
1 P0 vs P(1,2,3,4,5,6,7)
tn tn tn tn
3,11 vs 3,25 7,39 vs 7,83 12,39 vs 10,75 13,11 vs 12,62
2 P(1,2,3) vs P(4,5,6,7)
tn tn tn tn
3,00 vs 3,16 8,17 vs 7,00 13,33 vs 12,58 14,00 vs 12,66
3 P1 vs P(2,3)
tn tn tn tn
3,33 vs 3,00 7,00 vs 7,00 11,83 vs 13,33 11,33 vs 14,00
4 P2 vs P3
tn tn tn tn
2,83 vs 3,39 7,83 vs 7,83 10,00 vs 10,99 12,83 vs 12,55
5 P4 vs P(5,6,7)
tn tn tn tn
3,67 vs 3,25 9,00 vs 7,25 11,33 vs 10,83 13,83 vs 11,95
6 P5 vs P(6,7)
tn tn tn tn
3,33 vs 3,17 7,00 vs 7,50 9,33 vs 12,33 10,83 vs 13,00
7 P6 vs P7
tn tn tn tn
25
Tabel 3 Rerata Jumlah Umbi Tanaman Bawang Merah Umur 14 sampai 56 HST
Tabel 4 Rerata Bobot Kering Umbi Tanaman Bawang Merah Umur 14 sampai 56 HST
bobot segar umbi panen bawang merah. Pertumbuhan Tanaman Pada Berbagai
Rerata bobot segar umbi daun bawang Macam dan Kombinasi Bahan Organik
merah disajikan pada Tabel 5. Versus Tanpa Bahan Organik.
Berdasarkan hasil analisa ragam
2.3 Bobot Kering Umbi Matahari pada parameter pertumbuhan seperti
Hasil analisis ragam pada komponen panjang tanaman, jumlah daun, jumlah
panen menunjukkan bahwa pemberian anakan, luas daun, bobot segar umbi, bobot
bahan organik pada berbagai komposisi kering matahari total tanaman menunjukkan
tidak berpengaruh nyata pada semua tidak berbeda nyata antara perlakuan bahan
perbandingan yang sama pada parameter organik pada semua level komposisi P
bobot kering umbi matahari bawang merah. (1,2,3,4,5,6,7 ) dibandingkan dengan
Rerata bobot kering umbi matahari bawang perlakuan tanpa penggunaan bahan organik
merah disajikan pada Tabel 5. atau kontrol (P0). Hanya jumlah daun pada
umur 42 HST pada komponen pembanding
2.4 Bobot Kering Matahari Total P2 vs P3 yang memiliki perbedaan sangat
Tanaman nyata.
Hasil analisis ragam pada komponen Perluasan helai daun pada tanaman
panen menunjukkan bahwa pemberian adalah peran nitrogen, sehingga
bahan organik pada berbagai komposisi berpengaruh terhadap proses fotosintesis
tidak berpengaruh nyata pada semua tanaman. Menurut Sudartiningsih, Utami
perbandingan yang sama pada parameter dan Prasetya (2002) Nitrogen merupakan
bobot kering matahari total tanaman penyusun dari semua protein dan asam
bawang merah. Rerata bobot kering nukleat.
matahari total tanaman bawang merah Tanaman yang cukup mendapat
disajikan pada Tabel 5. suplai N akan membentuk helai daun yang
luas dengan kandungan klorofil yang tinggi,
PEMBAHASAN sehingga tanaman dapat menghasilkan
asimilat dalam jumlah cukup untuk
a. Parameter Pertumbuhan Tanaman menopang pertumbuhan vegetatifnya
(Wijaya, 2008).
27
penelitian, aplikasi bahan organik pada menunjukkan tidak berbeda nyata antara
berbagai komposisi dapat meningkatkan perlakuan penggunaan bahan organik baik
kandungan nitrogen tanah yang semula kompos kotoran sapi, kompos azolla, paitan
0,16 % menjadi 0,17 %- 0,24 %. Peran pada semua level P (1, 2, 3) dibandingkan
bahan organik dapat dilihat dari dua aspek perlakuan penggunaan komposisi bahan
yaitu aspek tanah dan tanaman. Dari aspek organik antara kompos kotoran sapi,
tanah, pelapukan bahan organik dapat kompos azolla dan paitan pada semua level
memberikan unsur N, P, dan K dalam tanah P (4, 5, 6, 7).
yang dibutuhkan tanaman, memperbaiki Kandungan unsur N yang tinggi
struktur tanah melalui agregasi, aerasi membuat tanaman lebih hijau sehingga
tanah , memperbaiki sifat fisik tanah dalam proses fotosintesis dapat berjalan sempurna
hubungannya dengan kapasitas menahan yang berpengaruh terhadap kualitas dan
air. Sedangkan dari aspek tanaman, hasil kuantitas hasil akhir panen dengan
pelapukan bahan organik dapat kandungan unsur N yang lebih banyak
mengandung asam organik yang dapat maka akan merangsang tumbuhnya anakan
meningkatkan ketersediaan hara bagi sehingga akan diperoleh hasil panen
tanaman dan dapat diserap tanaman dengan jumlah umbi yang lebih banyak
dengan segera. karena faktor anakan berpengaruh terhadap
Bahan organik yang ditarnbahkan ke jumlah umbi. Dijelaskan Setamidjaya (1986)
dalarn tanah akan mengalami perornbakan bahwa unsur N dapat membuat tanaman
oleh mikroorganisme dalarn tanah yang lebih hijau karena banyak mengandung
rnenghasilkan perbaikan sifat fisik, kirnia butir-butir hujau daun yang penting dalam
dan biologi tanah. Jika bahan organik yang proses fotosintesa dan dapat merangsang
ditambahkan mempunyai nisbah C/N tumbuhnya anakan.
rendah, mineralisasi N akan terjadi lebih Secara umum bobot ekonomi yang
dominan daripda Imobilisasi N sehingga dihasilkan pada tanaman bawang merah
2
bahan organik tersebut dapat menjadi adalah 1,79 - 2,00 kg.m- . Berdasarkan
sumber N bagi tanarnan (Idawati dan hasil analisa usaha tani menunjukkan
-1
Haryanto, 2001) aplikasi bahan organik 7,14 ton ha kompos
-1
kotoran sapi + 9,88 ton ha paitan diperoleh
b. Parameter Hasil Panen laba tertinggi yaitu sebesar Rp. Rp
-1
Hasil Panen pada Berbagai Komposisi 52.898.000. Sedangkan pada 14,4 ton ha
Bahan Organik Versus Tanpa Bahan kompos azolla memberikan laba terendah
Organik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Berdasarkan hasil analisis ragam Berdasarkan analisa R/C, bahwa
pada parameter hasil panen seperti jumlah pada perlakuan P4 mempunyai nilai R/C
umbi, bobot segar panen, bobot kering yang lebih tinggi dibanding perlakuan
panen menunjukkan tidak berbeda nyata lainnya berarti bahwa dari biayanya
antara perlakuan penggunaan bahan dikeluarkan sebesar Rp. 27.152.000 akan
organik baik kompos kotoran sapi, kompos diperoleh penerimaan sebesar 2,95 kali
azolla, paitan atau kombinasi antara lipatnya.
kompos kotoran sapi dengan paitan atau
kompos azolla pada semua level KESIMPULAN
(P1,P2,P3,P4,P5,P6,P7) dibandingkan
perlakuan tanpa penggunaan bahan organik Pemberian pupuk anorganik, kompos
atau kontrol (PO). kotoran sapi, kompos azolla, paitan, serta
kombinasi kompos kotoran sapi dengan
Hasil Panen pada Berbagai Macam kompos azolla atau paitan pada komposisi
Komposisi Bahan Organik Diantara yang berbeda-beda memberikan pengaruh
Bahan Organik yang sama terhadap semua perlakuan pada
Berdasarkan hasil analisis ragam parameter pertumbuhan dan hasil tanaman
pada parameter hasil seperti jumlah umbi, bawang merah.
bobot segar panen, bobot kering panen
29