Anda di halaman 1dari 15
E. YANG MEMBATALKAN, DUA KALIMAH SYAHADAH Menurut Sa’id Hawwa dalam bukunya Al-Islam, banyak orang yang keliru mengira, bahwa kalau sudah mengucapkan dua kalimah syahadah atau sudah memiliki nama yang Islami, maka tidak ada satu pun sikap atau perbuatan yang bisa mem- batalkan keislaman atau membatalkan dua kalimah syahadah- nya. Sebenarnya banyak sikap atau perbuatan seorang muslim yang bisa membatalkan dua kalimah sahadahnya. Lalu Sa’id Hawwa menyebut dua puluh di antaranya, dan menguraikan satu per satu. Dalam kesempatan ini penulis ringkaskan dua puluh hal yang diterangkan oleh Sa’id Hawwa tersebut sebagai berikut: 1. Bertawakkal bukan kepada Aliah SWT Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berusaha dan berikhtiar. Tapi melarang kita bertawakkal kepada usaha atau ikhtiar tersebut. Kita harus bertawakkal kepada Allah SWT semata. Allah berfirman: % 22:99, 1196, en N ee SNES NS, «__.., Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakckal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Al-Maidah 5: 23). Di sinilah perbedaan antara seorang kafir dengan seorang mukmin. Seorang kafir berusaha maksimal dan menggantung- kan harapan sepenuhnya kepada usaha itu. Sedangkan seorang muksmin juga berusaha maksimal tapi hanya menggantungkan harapan sepenuhnya kepada Allah SWT. 2. Tidak mengakui bahwa semua nikmat lahir maupun batin — adalah karunia Allah SWT. Setiap muslim wajib mengakui bahwa semua nikmat yang dia peroleh di dunia ini dari Allah SWT. PD ae nay" CJR CE Ome At bk es ae ols i Sa Dg 5h PO Ei AON EL Kl EL a. Z y 5 7 9 Abby Tans Sees “Tidakkah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah me- nundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin...” (Luqman 31: 20). Manusia tidak boleh mengklaim bahwa nikmat yang dia peroleh itu hanyalah semata-mata karena usahanya, sebab ba- gaimanapun dia berusaha kalau Allah SWT tidak berkenan, dia tidak akan mendapatkannya. Dalam konteks inilah Allah SWT membinasakan Qarun yang menafikan karunia Allah kepadanya dengan menyombongkan usahanya (ilmunya). 9s 8) iy IEE EI a ede fede ESI J6 “Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” (Al-Qashash 28: 78). Baar 8 Aue 6 FAA Le a a et 4_ Sp pang 3 wes ps casepys Alt eae Sow et cape sp Woe AN 93 e “Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang meno- longnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang- orang yang dapat membela dirinya.” (Al-Qashash 28: 81). 3. Beramal dengan tujuan selain Aliah Seorang muslim harus beramal karena Allah SWT: 4 Be WIA OES. fhm. AG Sees ists 29% Eze sed “Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, ssa dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya...” (Al-An’am 6: 162-163). Tbadah di sini tidak terbatas pada shalat, puasa, zalcat dan haji semata, tetapi mencakup semua amalan yang dikerjakan karena Allah. Dengan demikian seorang muslim tidak boleh berbuat karena sesuatu yang lain, misalnya karena nasionalis- me, hidup matinya untuk nasionalisme. Benar salah dia tetap membela nasionalismenya. Pernyataan ini bukan berarti tidak boleh membela negaranya, bukan begitu. Tapi yang dilarang di sini adalah bila menjadikannya sebagai “isme”, karena bila sudah menjadi isme dia akan menomersatukannya dari segala- galanya, termasuk melebihi agamanya (Islam). Masuk juga da- lam kategori ini semboyan-semboyan: Ilmu untuk ilmu, seni untuk seni, hukum untuk hukum dan lain sebagainya. 4. Memberikan hak menghalalkan dan mengharamkan, hak memerintah dan melarang, atau hak menentukan syar?at atau hukum pada umumnya kepada selain Allah SWT. Hak menentukan hukum atau syari’at hanyalah milik Allah: SA 40 4 vy Cc . Aa “Hak menentukan hukum itu hanyalah milik Allah semata.” (Al- An’am 6: 57). Dalam konteks ini Allah menilai orang-orang Yahudi dan Nasrani telah mempertuhan rahib-rahib dan pendeta-pendeta mereka, karena mereka mematuhi ajaran-ajaran rahib-rahib dan pendeta-pendeta tersebut secara membabi-buta biarpun mereka menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal: bow Arg Vee retry 4 ls B99 ILS pal \\5acc\ “Mereka menjadi orang-orang alim dan rahib-rahib mereka se- bagai tuhan selain Allah...” (At-Taubah 9: 31). Kaum muslimin hanya diberi hak menetapkan hukum — melalui ijtihad — untuk segala sesuatu yang belum ditetapkan oleh nash (Al-Qur’an dan Sunnah). 5. Taat secara mutlak kepada selain Allah dan Rasul-Nya. Seorang muslim hanya dibenarkan taat secara mutlak ke- pada Allah dan Rasul-Nya (karena taat kepada Rasul-Nya ber- arti taat kepada-Nya). Sedangkan taat kepada Ulil Amri harus- lah terbatas, selama masih dalam ruang lingkup taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW menegaskan: I a RIE i CA TOEE Bit 3 2 less delle “Tidak ada ketaatan kepada makhluk mana pun dalam mendurha- kai Khaliq.” Allah berfirman: Bil Let Yaa Ca. DE kh 1 2 nh peg pd wind AS, Alec ds 99, °F y Osa 39 “Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang me- lewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (Asy-Syu’ara 26: 151-152). 6. Tidak menegakkan hukum Allah SWT. Berdasarkan firman Allah SWT: op ltt RAE De ALES fief KIC _ BE NGASES eK KLIN “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang ditu- el runkan Allah mereka adalah orang-orang kafir.” (Al-Maidah 5: 44). “ae VAs 4 © SE ‘at LY ee 44 Crewe RB ZEE Sig 85 B85 Ca 0 9° CBE 5 SEES gaa S awa “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisih- kan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima de- ngan sepenuhnya.” (An-Nisa’ 4: 65). 7. Membenci Islam, seluruh atau sebagiannya. Allah berfirman: af of (SGC we 4:5 mh as. ahs S55 aC ole UA AG \OIR, ah AOE CD ence aes ee “Dan orang-orang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Alla menghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah Cs na sesungguhnya mereka benci kepada : apa yang diturunkan Allah, lalu Allah menghapuskan (pahala) amal-amal mereka.” (Muham- mad 47: 8-9). Termasuk dalam kategori ini adalah membenci salah satu hukum Islam baik yang menyangkut ekonomi, politik, sosial maupun aspek lainnya. 8. Mencintai kehidupan dunia melebihi akhirat atau men- jadikan dunia segala-galanya. Allah berfirman: LEI SIG senses es IMAGES ice SEa% 4. p33 Je ye aT GA anyod ips, “Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih. Yaitu orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan menghalang-halangi (manusia) dart jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.” (Ibrahim 14: 2-3). 9. Memperolok-olok Al-Qur’an dan Sunnah, atau orang- orang yang menegakkan keduanya, atau memperolok- olok hukum Allah atau syi’ar Islam. Allah SWT menjelaskan di dalam Al-Qur’an bahwa orang- orang munafiklah yang suka memperolok-olok Islam: 3 AH ath PSs 32 ty ALL IDG CA IIL Oy or a HOS CES Blea S25 eA slaps AA 66 fe 2th ae we Oe 2 er? £9 LF Se < Se gaYz CG a 4 ne 39 Oa iZle tM hs ais 4 7 ZL © e1h SW%K, BGK Le 4 ER AR G7 AYN alls so CL 5 oad IC Le wie Le ots Wwe Sehr sen ae pi 5 ya dl oer9 dnt “Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah olok-olokanmu itu. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat- Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (At-Taubah 9: 64-65). 10.Menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah, dan mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya. Perbuatan menghalalkan yang diharamkan oleh Allah dan sebaliknya itu termasuk kebohongan terhadap Allah. Allah berfirman: BLM Ie Cy Ae 8 bee 1g PL ITD \ ( a Mae Ee pip seo Sle Na SiS S bie) 9235 2 2922 ony § ALeve & GARE i Aye EA ASTANS en eS Gaeta se G8 wn, YG rte 3 “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut- sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang: orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” (An-Nahl 16: 116). Dan orang-orang yang berdusta kepada Allah itu adalah orang yang tidal: beriman dengan ayat-ayat-Nya: Let S64 ate 3S Moe ot oan ea ISHN chose bod SAM NAR Sgleal 2 “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan me- reka itulah orang-orang pendusta.” (An-Nahl 16: 105). 11. Tidak beriman dengan seluruh nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah. Nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah adalah suatu kesatuan yang wajib diimani keseluruhannya. Menolak sebagian berarti menolak keseluruhannya. Allah berfirman: DILL) AA of “us “tA 5 ° oy fy 3% er led aad ASN paises) foe 7 Ay. ope, B22 eG AO a ae Coo CNN BAAS EM ee Ns ne Lae A gt ca ee ee S a4 \ SAS Dx A Nie LAE yl ay abies rlLaiyoss 2 Aga Apt ee Q “Apakah kamu beriman kepada sebagian isi Kitab dan inglar ter- hadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang ber- buat demikian, melainkan kehinaan dalam kehidupan dunia im dan pada Hari Kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Al-Bagarah 2: 85). Termasuk juga dalam kategori ini orang-orang yang me- nambah-nambah Al-Qur’an dan Sunnah, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW: af as IAT» ey eae SAG iE Bp 3 A SEY SesiGoh 2 “Barangsiapa yang berucap tentang haditsku dan ternyata ia dusta, maka ia dianggap sebagai salah seorang pembohong.” (HR. Mus- fim dan Tirmizi). 12.Mengangkat orang-orang kafir dan munafik menjadi pemimpin dan tidak mencintai orang-orang yang ber- aqidah Islam. Allah berfirman: ae eZ 2 S04 py Ie, 4) “we, 1997 oa” sis BAN As mai AMA SLA tS SS G2? RA Doe, gg hes pte IK gh ISO é . a 3 > Ob EOL egies caer A eZas0 eee tk ha eg a Liz aS! Xe 3 dil eee Me = = 4 “Han orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang- orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Ba- rangstapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Se- sungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah 5: 51). aa rd oe aed SS Cx Kite fe AEE 19 Lr Zine le EEN OSA EN CIM S saan Bice {ILL 9 LLU, Ho 7 a9 om ye Oo 2 > _all pad gisgst al Ipoe 93 Spots WS aceies tl “Kabarkanlah kepada oraug-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. Yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan mening- galkan orang-orang Mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang-orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (An-Nisa’ 4: 138-139). 13. Tidak beradab dalam bergaul dengan Rasulullah SAW. Allah berfirman: SBI sop Sic BEEN CAGH EG Vas eVRak Ee ee ber LES Sis A%5% ae “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepa- danya dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmy, sedangkan kamu tidak menyadari.” (Al-Hujurat 49: 2). Ancaman penghapusan pahala amalan adalah indikator kemurtadan karena sanksi yang sama dijatuhkan Allah kepada orang-orang yang murtad. A TAL G AI WACK 2 LOL a4 4 eae BBBCS oe FE Beh S70 , OS 5) Tats SENG CoN pa e> “19 SSye\es eases “Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, Talu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amal- annya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah 2: 217). Kalau meninggikan suara saja di hadapan Rasulullah sudah menyebabkan hapus amalan, betapa lagi kalau memperoleh olokkan diri dan amalan beliau. 14. Tidak menyenangi Tauhid, malah menyenangi kemu- syrikan. Allah berfirman: 7 9e “ay 2 Hse EICN ES ESAS a Webby 192 Dee NG Neen: C5 paren p13) Ng aie Soe “Dan apabila nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang- orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.” (Az-Zumar 39: 45). 15. Menyatakan bahwa makna yang tersirat (batin) dari sua- tu ayat bertentangan dengan makna yang tersurat (se- suai dengan pengertian bahasa). Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dalam bahasa Arab yang bisa dimengerti maknanya. Oleh sebab itu penafsiran suatu ayat tidak boleh lari dari konteks bahasa Arab itu sen- diri. Allah berfirman: weg Bgl oe CG, 2454 4 Ng iG “Sesungguhnya kami turunkan Al-Qur’an dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya.” (Yusuf 12: 2). We, WR ee ee ee ee eS p—erlee! oa5l ow SG 20S BZ 29 “77 “fey aye? Ze aa ee BUS eM Dal NS BILCLS “Dan demikianlah, kami telah menurunkan Al-Qur’an itu sebagai peraturan dalam bahasa Arab, Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada perlindungan terhadap (siksa) Allah.” (Ar- Ra’du 13: 37), Karena apabila Al-Qur’an ditafsirkan lari dari konteks bahasa atau tidak mengikuti kaidah-kaidah bahasa Arab, maka akan terjadilah penyelewengan-penyelewengan penafsiran yang sangat berbahaya bagi orisinalitas Islam. 16. Memungkiri salah satu asma, sifat dan afal Allah SWT Allah berfirman: SG a cee RA age oy eg v9secb UeNIN9535 (Qs2ge-5\8 Eee ACL 45 Anrewes Ly tl OBIE SG SEE 4S “Hanya milik Allah al-Asma-ul Husna, maka bermohonlah ke- pada-Nya dengan menyebut al-Asma-ul Husna itu dan tinggal- kanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (me: nyebut) nama-nama-Nya.” (Al-A’raf 7: 180). FeAl pth ea eth g 2 AI tg Be Ada Ble sSE Loy go al glabijgs alo 72 J\ “Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-Asma-ul Hus- na.” (Al-Isra’ 17: 110). Pai Sy ay th Sol ea eS elses hah ot) “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura 42: 11). & of, Sain A “Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (Al-Ikhlas 112: 1). Seorang muslim harus meng-Imani segala asma, sifat dan afal (perbuatan) Allah SWT yang sesuai dengan zat-Nya se- bagaimana telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. 17. Memungkiri salah satu sifat Rasulullah SAW yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, atau memberinya sifat yang tidak baik, atau tidak meyakininya sebagai contoh tela- dan utama bagi umat manusia. Allah berfirman: IAL FIG Beh: 194 het se 2K spo GLAS 35 NI 30053 Slee) bene oi fecer 7 S\tfey (24 = ‘ \ Vie) 59 “ele asta a) “Sesungguhnya telah ada para diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (AL-Abzab 33: 21). AOD A Ee ee ane BS RS NGG IS 5.5 ote CMR ae: : UL Gey “eZ, ae Fea Bh, (Uert eVEY SNES Lu 78 Wy SSL eae Lhe osrall ot Os ness kd “Nun, demi kalam apa yang mereka tulis, Berkat nikmat Tu- hanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak ada putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar ber- budi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat. Siapa di antara kamu yang gila.” (Al-Qalam 68: 1-6). es ney 42? 464GEr, 4g 7 Bh 2 0 pens SoA SE Bp. 4 Le Ars O ‘A4t i AZ. Osha Be gh Sy Ns Haslsy “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi- Nabi.” (Al-Ahzab 33: 40). *, Bre ° 7. GAD IS BU OSS Se “Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya 21: 107). LOW Ail G17 Ay SS Sh rie eee ee Si Poe gS) Ea PA SS 44 A Lo CK “Dan kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.” (Saba’ 34: 28). 18. Mengkafirkan orang Islam atau menghalalkan darah- nya, atau tidak mengkafirkan orang kafir. Rasulullah SAW bersabda: eel ~ ar FIZ. Urs 7 284 e839 bho dole “Mencaci orang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya ada- lah kekufuran.” (HR. Bukhari Muslim) 7700 m age of? oe ah SAC SSEAT SUS gL EBS LN Zs é Lf? Wik Leo Sy “Jika seseorang menuduh orang lain fasik atau kafir padahal ti- daklah dia mempunyai sifat seperti itu, maka kefasikan dan keku- furan akan kembali kepadanya (orang yang menuduh).” (HR. Bukhari). 19. Beribadah bukan kepada Allah SWT. Seperti misalnya: menyembelih binatang untuk dipersem- bahkan kepada Allah, ruku’ dan sujud kepada selain Allah, tawaf tidak di Baitullah, meminta atau berdo’a kepada selain Allah dan bentuk-bentuk ibadah lainnya yang dipersembahkan bukan kepada Allah SWT. Allah berfirman: TD Doh IPL 9 TARA Le AXLES Cg eei 9 399 ye G35 GANG FFI agead a 4B. UA i fet 1 os \ S&, ME oS gts ot 4 4, ees BLICC a ee jing wy Sip coles dase “Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do’a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do’a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia- sia belaka.” (Ar-Ra’du 13-14). SOR ALD (xg ol_s gt Ter 20. Melakukan syirik kecil. Yang dimaksud dengan syirik kecil adalah syirik yang tidak membatalkan dua kalimah syahadah secara menyeluruh, tetapi membatalkan dua kalimah syahadah dalam amalan itu saja. Misalnya: Mengerjakan shalat karena ingin dipuji orang, atau berjihad ingin mencari kedudukan bukan mencari ridha Allah dan lain-lain. Rasulullah bersabda: ASI ge GOS BG 6 ES es 7% “Maukah kalian aku beritahu apa yang paling aku takutkan terjadi pada kalian melebihi kepada dajal, mereka menjawab: Tentu ya Rasulullah. Lalu Rasul mengarakan: yaitu syirik kecil: yaitu se- orang shalat dan membaguskan shalatnya di kala dia tahu orang memperhatikan shalatnya.” (HR. Achmad). Catatan: Demikianlah beberapa hal yang membatalkan dua kalimah sya- hadah menurut Said Hawwa. Tentu hal yang demikian bulcaniah dimaksudkan untuk dipakai menghakimi orang lain, tetapi untuk menjadi peringatan bagi diri masing-masing agar selalu menjaga kemurnian dua kalimah syahadahnya. Perlu juga dicatat bahwa kafir tidaknya seseorang sangat tergan- tung pada keimanannya. Apabila dia misalnya tidak melaksanakan hukum Allah bukan karena tidak mengimaninya tetapi karena lalai atau memperturutkan hawa nafsu tentulah orang seperti itu bukan- lah kafir. Sesuai dengan kaidah yang dibuat Ulama Tauhid bahwa: Bin Wg FOO, Gy in TE, ae Ee etn Cate et ep) orga g eo APR LA94A ZY 27 eG ses he so ORS Ny BY, = “Mengerjakan kemaksiatan dengan tetap meyakininya sebagai kemaksiatan adalah dosa, sedangkan mengerjakan kemaksiatan dengan tidak meyakininya sebagai kemaksiatan adalah kufur.”

Anda mungkin juga menyukai