Anda di halaman 1dari 27

INTERAKSI GEN DAN PERUBAHAN

RASIO MENDEL
Interaksi Gen
• Pewarisan sifat Mendel tidak selalu menghasilkan turunan
dengan rasio yang tetap.
• Tidak semua gen bersegregasi bebas menjadi kelas-kelas yang
jelas.
• Sebagian besar fenotipe dikendalikan oleh banyak gen. Gen-
gen saling berinteraksi membentuk protein dan fenotipe.
• Interaksi antar gen dan pengaruh lingkungan berperan dalam
penampilan fenotipe yang kemudian dapat mengakibatkan
perubahan rasio Mendel
Tipe Interaksi Gen
1. Alelik (intra alelik) : interaksi antar alel pada lokus
yang sama.
2. Inter alelik (interaksi antar lokus) :
• Interaksi suatu gen pada suatu lokus terhadap
ekspresi gen pada lokus lain.
• Aksi gen-gen dari satu lokus dapat menutupi
pengaruh dari gen-gen pada lokus yang lain.
• Dikenal dengan istilah “epistasis”
Alelik (Intra Alelik)
1. Dominan tak lengkap / Parsial dominan
Dua alel (dominan dan resesif) menghasilkan hasil yang sama,
kecuali dalam keadaan tertentu alele resesif tidak menghasilkan
sesuatu.
Contoh: genotipe heterozigot
Persilangan pada bunga pukul empat berwarna merah (MM) dan
bunga berwarna putih (mm) akan menghasilkan penotipe F2
berwarna merah (MM) : merah muda / putih bercak merah (Mm)
: putih (mm) = 1:2:1
Alelik (Intra Alelik)
2. Kodominan
Dua alel menghasilkan produk berbeda yang kerjanya berlainan
dan dapat diketahui pada heterozigot.
3. Alel ganda
Terdapat tiga atau lebih bentuk alel dari suatu gen pada lokus
tertentu.
Alelik (Intra Alelik)
4. Iso alel
Alele yang menghasilkan fenotipe yang hanya dapat dibedakan
dengan analisis sangat teliti seperti elektroforesis dan
spektrofotometer
5. Gen letal
Alel yang menghasilkan suatu produk, atau tidak ada produk yang
dihasilkan dan menghalangi suatu individu untuk berkembang biak
atau menyebabkan kematian.
Gen letal menyebabkan kematian pada kondisi homozigot dominan
atau resesif
Inter Alelik (Interaksi Antar Lokus)
1. Gen Koepistatis
Terjadi apabila dua gen yang berbeda alelnya (pada lokus yang
berbeda) memiliki kerja yang berlainan, seperti pada alele kodominan
Contoh:
Persilangan antara mawar merah (AAbb) dengan mawar kuning
(aaBB) akan menghasilkan F1 dengan fenotipe baru yaitu mawar
orange. Populasi F2 menghasilkan bunga berwarna orange : merah :
kuning : putih = 9 : 3 : 3 : 1
Gen koepistatis

P1 AAbb x aaBB
merah kuning
F1 AaBb
orange
F2 9 A_B_ 3 A_bb 3 aaB_ aabb
9 orange 3 merah 3 kuning 1 putih

Perbandingan Fenotipe = 9:3:3:1


Inter Alelik (Interaksi Antar Lokus)
2. Gen Semi Koepistatis
Terjadi apabila dua gen berbeda alele bekerja saling menambah atau
bersifat kumulatif (mempunyai pengaruh aditif) untuk menimbulkan
suatu karakter (fenotipe baru).
Contoh:
Bentuk buah pada squash; dua gen dominan jika berdiri sendiri dan
menghasilkan bentuk buah bulat (sphere), tapi jika bersama-sama
akan memiliki pengaruh aditif dan membentuk buah bulat pipih (disk)
Gen Semi Koepistatis

P1 AAbb x aaBB
Bulat Bulat
F1 Aa Bb
Bulat Pipih
F2 9 A_B_ 3 A_bb 3 aaB_ aabb
9 Bulat 6 Bulat 1
pipih memanjang

Perbandingan Fenotipe = 9:6:1


Inter Alelik (Interaksi Antar Lokus)
3. Iso Epistatis
Dua gen berperan sama dan mengatur sifat yang sama, salah satu
dapat menggantikan yang lain
Contoh:
Bentuk polong pada Shepreds purse (sejenis gulma). A dan B
merupakan gen dominan untuk bentuk polong segitiga; a dan b
merupakan gen resesif bentuk polong bulat telur. Persilangan antara
polong segitiga (AABB) dan dan polong bulat telur (aabb) akan
menghasilkan fenotipe polong segitiga : bulat telur = 15:1
Iso Epistasis
P1 AABB x aabb
segitiga Bulat
telur
F1 AaBb
segitiga
F2 9 A_B_ 3 A_bb 3 aaB_ aabb
15 segitiga 1 bulat telur

Perbandingan Fenotipe = 15:1


Inter Alelik (Interaksi Antar Lokus)
4. Epistasis Dominan
Dua pasang gen dominan lengkap mengatur sifat yang sama tetapi
satu alele dominan pada satu lokus dapat menghasilkan fenotipe
tertentu tidak tergantung gen pada lokus lain atau menutup efek gen
lain
Contoh: Warna buah pada squash
A = gen warna putih dominan terhadap kuning dan hijau
B = gen warna kuning dominan terhadap hijau tapi dihambat oleh A
(putih)
b = alel resesif, jika homozigot menghasilkan warna hijau
Epistasis Dominan

P1 AABB x aabb
Putih Hijau
F1 AaBb
putih
F2 9 A_B_ 3 A_bb 3 aaB_ aabb
12 Putih 3 kuning 1 hijau

Perbandingan Fenotipe = 12:3:1


Inter Alelik (Interaksi Antar Lokus)
5. Epistasis Resesif
Kedua pasang gen dominan lengkap tetapi gen resesif pada satu lokus
(mis Lokus A) menekan penampakan alele pada lokus lain (mis Lokus
B)
Contoh: Warna kulit pada bawang merah
A = gen dominan untuk menghasilkan warna
a = gen resesif menghambat pembentukan warna
B = gen dominan untuk warna merah
b = gen resesif untuk warna kuning
Epistasis Resesif

P1 AAbb x aaBB
Kuning Putih
F1 AaBb
Merah
F2 9 A_B_ 3 A_bb 3 aaB_ aabb
9 merah 3 kuning 4 putih

Perbandingan Fenotipe = 9:3:4


Inter Alelik (Interaksi Antar Lokus)
6. Epistasis Resesif Ganda
Fenotipe yang sama dihasilkan oleh kedua genotipe homozigot resesif.
Kedua gen resesif bersifat epistatik terhadap alele dominan
contoh:
Warna bunga pada kapri
A = gen dominan untuk pembentukan warna
a = gen resesif penghambat pembentukan warna
B = gen dominan untuk warna ungu
b = gen resesif menhasilkan bunga tidak berwarna (putih)
Epistasis Resesif Ganda

P1 AAbb x aaBB
Putih Putih
F1 AaBb
ungu
F2 9 A_B_ 3 A_bb 3 aaB_ aabb
9 ungu 7putih

Perbandingan Fenotipe = 9:7


Inter Alelik (Interaksi Antar Lokus)
7. Epistasis Dominan dan Resesif
Satu gen dominan pada satu lokus dan homozigot resesif pada lokus
lain bersifat epistatik, yaitu bila terdapat salah satu itu akan mencegah
pembuatan hasil akhir gen
Contoh:
Warna kulit pada bawang merah
A = gen dominan penghambat pembentukan warna
B = gen dominan pembentuk warna
b = gen resesif penghambat pembentukan warna
Epistasis Dominan dan Resesif

P1 AABB x aabb
Putih Putih
F1 AaBb
Putih
F2 9 A_B_ 3 A_bb 3 aaB_ 1 aabb
12 putih 3 berwarna 1 putih

Perbandingan Fenotipe = 13:3

Anda mungkin juga menyukai