Anda di halaman 1dari 11

RESUME MANAJEMEN RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
Dosen Pengampu: Dr. Ir. Hj. Marhawati., M.Si

Disusun Oleh:
Mursadilla
210903501072

Kelas Manajemen E
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Risiko, satu kata yang menakutkan bagi Sebagian orang, seolah-olah sesuatu yang tabu dan
harus dihindari. Namun, bukankah hidup yang kita jalani juga perjalanan risiko? Jika kita
ingin hidup, itu berarti kita harus berani mengambil risiko.
Bagaimana cara terbaik untuk menghindari risiko? Jawabannya adalah tidak melalkukan apa-
apa, tidak menjadi apa-apa, dan tidak memikirkan apa-apa, cara terbaik untuk menghindari
risiko adalah tidak hidup di dunia ini.
Pada prinsipnya kehidupan adalah sebuah risiko. Jika ingin hidup yang lebih baik, kita harus
berani mengambil risiko. Jika ingin sukses, kita harus berani mengambil risiko. Jika ingin
melihat hidup yang penuh dengan kesuksesan, kita harus berani melihat risiko yang mungkin
terjadi dalam perjalanan menuju kesusksesan tersebut. Oleh sebab itu, kita harus mengerti
bahwa dalam hidup ini tidak akan pernah ada tempat dan aktivitas yang bebas risiko. Karena
hidup adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi, hadapilah dengan penuh keberanian diri.
Kejadian kadang-kadang menyimpang dari perkiraan pada salah satu dari dua arah. Artinya,
ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan ada pula penyimpangan yang
merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang, sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan
akibat yang merugikann dikenal dengan istilah risiko.
Dalam menjalankan atau menghadapi risiko tentu kita tidak dapat menduga hal apa yang
terjadi kedepannya. Itu sebabnya kita harus siap menghadapinya. Namun di dalam sebuah
manajemen risiko adapula pengendalian risiko. Pengendalian risiko bertujuan agar kitab isa
meminimalisir dampak risiko yangsudah diambil dalam menjalankan sesuatu. Pada resume
ini akan dijelaskan ap aitu pengendalian risiko dalam manajemen risiko.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Risiko
Kecelakaan kerja adalah sesuatu yang tidak terencana, tidak terkontrol, dan sesuatu
hal yang tidak diperkirakan sebelumnya sehingga mengganggu efektivitas kerja
seseorang, keselamatan dan kesehatan kerja sebagai suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainnya yang mungkin terjadi (Wijaya, 2015).
Menurut OHSAS 18001, risiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya
kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan cidera atau gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh kejadian (Socrates, 2013). Risiko adalah manifestasi atau
perwujudan potensi bahaya yang mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi
lebih besar. Tergantung dari cara pengelolaannya, tingkat resiko mungkin berbeda dari
yang paling ringan atau rendah sampai ke tahap yang paling berat atau tinggi. Melalui
analisis dan evaluasi semua potensi bahaya dan resiko, diupayakan tindakan
minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana atau kerugian lainnya
(Ramli, 2010).
Risiko diukur dalam kaitannya dengan kecendrungan terjadinya suatu kejadian dan
konsekuensi atau akibat yang dapat ditimbulkannya. Definisi tersebut maka diperoleh
pengertian bahwa suatu resiko diperhitungkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian
serta konsekuensi yang ditimbulkan. Tidak selamanya risiko diartikan sebagai sesuatu
yang negatif.
Risiko merupakan suatu keadaan atau kejadian yang memiliki ketidakpastian dan
risiko terjadi karena adanya penyebab dan memunculkan konsekuensi ketika terjadi.
Risiko dapat terjadi pada setiap kegiatan sehingga risiko perlu dilakukan identifikasi
dan dilakukan suatu perencanaan yang baik yang bertujuan untuk meminimalisir
sampai batas yang dapat di toleransi (Asiyanto, 2009).
Menurut Darmawi dalam Marginingsih (2017) ada beberapa definisi dari risiko, yaitu:
1. Risk is the changes of loss (Risiko adalah peluang terjadinya kerugian). Risiko
seperti ini biasanya digunakan untuk menunjukkan keadaaan dimana
keterbukaan terhadap kerugian atau peluang kerugian.
2. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian). Risiko
seperti ini menunjukkan bahwa risiko dapat mei=nmbulkan kerugian apabila
tidak diatasi.
3. Risk is uncertainty (Risiko adalh ketidakpastian). Risiko dalam hal ini dapat
dipahami bahwa risiko ada hubungannya dengan ketidakpastian, risiko terjadi
karena adanya ketidakpastian
Dapat disimpulan bahwa risiko merupakan suatu keadaan yang harus dihadapi dann
memiliki unsur ketidakpastian. Risiko dapat terjadi selama selang waktu tertentu yang
dapat menimbulkankerugian baik kecil maupun kerugian besar.

B. Manajemen Risiko
Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses, mengidentifikasi,
mengukur, dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk mengolah
risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses,
metode dan Teknik yang membantu manajer proyek memaksimumkan probabilitas
dann konsekuensi dari event positif dan meminimalisasi probabilitas dan konsekuensi
event yang berlawanan (Soputan, 2014)
Menurut AS/NZS 4360:2004 dalam Ratnasari (2009) keuntungan yang diperoleh jika
menerapkan manajemen risiko, adalah:
1. Fewer surprise. Pengendalian yang tidak diinginkan, yaitu dengan cara
mengidentifikasi dan melakukan usaha untuk menurunkan probailitas untuk
mengurangi efek buruk. Meskipun risiko tidak dapat dihindari namun mampu
untuk menghadapinya dengan malakukan perencanaan dan persiapan
2. Explottaion of opportunity. Merupakan sikap untuk mencari kemungkian
untuk meningkatkan kepercayaan diri dan pengetahuan tentang risiko dan
mampu untuk mengendalikannya.
3. Improved planning, pertabelence anad effectiveness. Akses intabelasi yang
strategis tentang suatu organisasi, proses serta lingkungan yang membuka
kesempatan untuk munculnya ide baru, dan rencana yang lebih efektif yang
dapat meningkatkan kemampuan dan mengurangi hasil negative dan mencapai
pertabela yang lebih baik
4. Economy and efficiency. Keuntungan dalam hal ekonomi dana efisiensi yang
dicapai lebih terfokus kepada sumber daya manusia, asset, dan terhindar dari
biaya kesalahan
5. Improved stakeholder relationship. Manajemen rsiko yang mengutamanakan
komunikasi anatara organiasasi stakeholder tentang alasan pengambilan
keputusan untuk menciptakan komunikasi dua arah
6. Improved intabelation for decision making. Manajemen risiko yang
menyediakan sumber intabelasi dan memiliki analisi yang akurat untuk
menunjang pengambilan eputusan didalam investasi dan merger
7. Enhanced reputation. Investor atau pelanggan yang lebih tertarik pada
perusahaan yang melakukan manajemen risiko dengan baik.
8. Director protection. Pekerja akan bekerja dengan waspada karena manajemen
risiko yang baik maka akan terhindar dari risiko
9. Accountability, assurance, and governance. Keuntungan yang diperoleh karena
mendokumentasikan penedekatan yang dilakukan oleh perusahaan.
10. Personal welbing. Manajemen risiko yang mengendalikan risiko untuk
meningkatkan Kesehatan dan kesejahteraan pribadi
AS/NZS 4360:2004 mengeluarkan komponen utama tentang manajemen risiko, yaitu:
1. Komunikasi dan distribusi. Pada saat mengambil keputusan baik secara
internal maupun eksternal perlu adanya komunikasi dan kosultasi tentang
proses manajemen risiko secara keseluruhan. Komunikasi dan konsultasi
berperan dalam tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan
untuk tahap pengembangan
2. Penetapan tujuan. Langkah awal penerapan manajemen risiko penetapan
tujuan bertujuan untuk menentukan indicator proses didalam kriteria risiko
yang dilakukan untuk penilaian. Hal yang dilakukan yaitu menetapkan
strategi, kebijakan organisasi, dan ruang lingkup manajemen risiko yang
dilaksanakan
3. Identifikasi risiko. Melakukan identifikasi faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terjadinya sebuah risiko yang selanjutnya dilakukan analisis
4. Analisis risiko. Melakukan identifikasi dan evaluasi dari pengendalian untuk
menentukann tingkat kemungkinan dan dampak yang akan terjadi dan
kemudian menentukann tingkat risikonya
5. Evaluasi risiko. Melakukan perbandingan tngkat risiko dengan krteria standar
yang ada . tujuan dilakukannya evaluasi untuk penentuan prioritas dalam
pengambilan keputusn pengendalian.
6. Pengendalian risiko. Tujuan dilakukannya pengendalian risko untuk
menurunkan tingkat kemungkinan dan dampak dari risio dengan
menggunkana alternatif metode yang ada
7. Monitor dan review. Malakukan monitoring dan review dari hasil manajemen
risiko dengan malakukan identifikasi terhadap perubahan yang dilakukan

C. HIRADC
Metode HIRARC adalah metode yang terdiri dari identifikasi bahaya (hazard
identification), penilaian risiko (risk assessment), dan pengendalian risiko (risk
control). Potensi penurunan yang dapat terjadi juga perlu dibuat setelah membuat
pengendalian risiko. Potensi penurunan dibuat sebagai acuan atau target dari
pengendalian yang diterapkan. HIRARC dimulai dari menentukan jenis kegiatan kerja
yang kemudian diidentifikasikan sumber bahayanya sehingga didapatkan risikonya,
kemudian akan dilakukan penilaian risiko yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan
(Wijaya, 2015).
a) Identifikasi bahaya
Bahaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau
kerusakan pada alat atau lingkunagn. Macam-macam kategori hazar adalah
bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya mekanik, bahaya elektrik, bahaya
ergonomic, bahaya kebiasaan, bahaya lingkungan dan bahaya psikoogi.
Identifikasi bahaya merupakan Langkah awal dalam mengembangkan
manajemen risiko K3. Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis untuk
mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas organisasi (Wijaya, 2015)
Salah satu metode untuk mengidentifikasi bahaya yaitu hazard and operability
suatu metode standar Teknik analisis bahaya yang digunakan dalam persiapan
penetapan keamanan dalam system baru atau modifikasi untuk suatu
keberadaan potensi bahaya atau masalah operabilitasnya. Analisis hasil akhir
dengan metode Hazard and Operability menunjukkan bahwa faktor bahaya
kerja yang terapat pada bagian produksi adalah hasil dari Hacop Worksheet
dapat menunjukkan bahwa risiko pertama yang memiliki nilai “tinggi” yaitu
berasal dari sumber hazard (sikap pekerja) yang tidak memenuhi persyaratan
standar dalam kesalamatan kerja (Livinston, 2001).
b) Penilaian risiko
Risk assessment adalah proses penilaian yang digunakan untuk
mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi. Tujuan dari risk
assessment adalah memastikan kontrol resiko dari proses, operasi atau
aktivitas yang dilakukan berada pada tingkat yang dapat diterima. Penilaian
dalam risk assessment yaitu Likelihood dan severity. Likelihood menunjukkan
seberapa mungkin kecelakaan itu terjadi, Severity menunjukkan seberapa
parah dampak dari kecelakaan tersebut. Nilai dari likelihood dan severity akan
digunakan untuk menentukan risk rating. Risk rating adalah nilai yang
menunjukkan resiko yang ada berada pada tingkat rendah, menengah, tinggi,
atau ekstrim (AS/NZS,[4]). Istilah terminologi yang dipakai untuk
mempermudah pelaksanaan HAZOP antara lain sebagai berikut (Wijaya,
2015) :
1) Proses. Proses apa yang sedang terjadi atau lokasi dimana proses
tersebut berlangsung
2) Sumber hazard. Sumber bahaya (hazard) yang ditentukan di lapangan
3) Deviation (penyimpangan). Hal-hal apa saja yang berpotensi untuk
menimbulkan risiko
4) Cause(penyebab) adalah sesuatu yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan penyimpangan
5) Consequence. Akibat dari deviation yang terjadi yang harus diterima
oleh system
6) Action (Tindakan). Tindakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
Tindakan yag mengurangi atau menghilangkan akibat (konsekuensi).
Sedangkan apa yang telebih dahulu diputuskan hal ini tidak selalu
memungkinkan terutama ketika berhadapan dengan kerusakan
peralatan. Namun, pada awalnya selal diusahakan untuk
menyingkirkan penyebabnya dan hanya di bagain mana perlu
mengurangi konsekuensi
7) Severity. Merupakan Tindakan keparahan yang diperkirakan dapat
terjadi.
8) Likelihood. Adalah kemungkinan terjadinya konsekuensi dengan
system pengaman yang ada
9) Risk. Merupakan nilai risiko yang didapatkan dari kombinasi
kemungkinan likelihood dan severity
Langkah-langkah untuk melakaukan identifikasi hazard dengan menggunkan
HAZOP worksheet dan risk assessment adalah sebagai berikut (Wijaya, 2015):
1. Mengetahui urutan proses yang ada pada are penelitian
2. Mengidentifikasi hazard yang ditemukan pada area penelitian
3. Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP worksheet dengan urutan
sebagai berikut
 Mengklasifikasikan hazard yang ditemukan
 Mendeskripsikan deviation atau penyimpangan yang terjadi
selama proses operasi
 Mendeskripsikan penyebab terjadinya penyimpangan
 Mendeskripsikan apa yang dapat ditimbulkan dari
penyimpangan tersebut
 Menentukan action atau Tindakan sementara yang dapat
dilakukan
 Menilai risiko yang timbul dengan mendefinisikan kriteria
likelihood dan consequences
 Melakukan perangkaian dari hazar yang telah diidentifikasi
menggunkana worksheet HAZOP dengan memperhitungkan
likelihood dan consequence, kemudia menggunkan risk matrix
untuk mengetahui prioritas hazard yag harus diberi prioritas
untuk diperbaiki
 Merancang perbaikan untuk risiki yang memiliki level ekstrim
kemudian melakukan rekomendasi perbaikan untuk proses
c) Pengendalian risiko
Pengendalian resiko adalah cara untuk mengatasi potensi bahaya yang terdapat
dalam lingkungan kerja. Potensi bahaya tersebut dapat dikendalikan dengan
menentukan suatu skala prioritas terlebih dahulu yang kemudian dapat
membantu dalam prioritas terlebih dahulu yang kemudian dapat membantu
dalam pemilihan pengendalian resiko yang disebut hirarki pengendalian
resiko. Hirarki pengendalian resiko menurut OHSAS 18001,terdiri dari lima
hirarki peng-endalian sebagai berikut (Soputan, 2014):
1. Eliminasi
Bahaya yang ada harus dihilangkan pada saat proses pembuatan atau
desain yang dibuat. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan suatu system
karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya
merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya
mengandalakan prilaku pekerja dalam menghindari resiko, namun
demikian penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu
praktis dan ekonomis.
2. Subtitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses,
operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak
berbahaya, dengan pengendalian ini akan menurunkan bahaya dan
resiko melalui sistem ulang maupun desain ulang
3. Engineering control
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya
dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau
peralatan.
4. Warning system
Pengendalian bahaya yang dilakukan dengan memberikan peringatan,
intruksi, tanda, label yang membuat orang waspada akan adanya
bahaya dilokasi tersebut.
5. Administrative control
Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi
pekerja dengan lingkungan kerja, seperti rotasi kerja, pelatihan,
pengembangan SOP, shif kerja dan housekeeping.
6. Alat pelindung diri
Alat pelindung diri dirancang untuk melindungi diri dari bahaya
dilingkungan kerja serta zat pencemar, agar tetap selalu aman dan sehat
D. Upaya Pengendalian Risiko
Untuk mengendalikan risiko ada beberapa langkah yang harus ditempuh:
a) Mengindari risiko adalah salah satu cara dalam mengendalikan suatu risiko
murni adalah menghindari harta, orang, atau kegiatan dari exposure terhadap
risiko dengan Langkah menolak untuk memiliki, menerima, atau
melaksanakan kegiatan walaupun hanya untuk sementara dan menyerahkan
kembali risiko terlanjur diterima atau segera menghentikan kegiatan begitu
diketahui mengandung risiko.
b) Mengendalikan kerugian. Langkah yang dilakukan untuk mengendalikan
kerugian dengan berusaha menguraikan da menghilangkan kans (chace)
kerugian. Program pengurangan kerugian bertujuan untuk mengurangi
keparahan potensial dari kerugian
c) Pemisahan, agar risiko dapat dikurangi dilakukan dengan pemisahan yaitu
menyebabkan harta yang menghadapi risiko yang sama, mengaitkan
penerapan dalam suatu lokasi. Misalnya menetapkan barang persediaan dalam
satu Gudang saja, tetapi dipisahkan dalam dua atau lebih. Dengan demikian,
tujuan pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu peristiwa.
Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maa probabilitas
kerugian harapan diperkecil. Jadi memperbaiki kemampuan perusahaan usaha
dagang untuk meramalkan kerugian yang dialami.
d) Kombinasi atau poling. Kombinasi atau poling adalah menambah banyaknya
exposure unit dalam batas kendali perusahaan/usaha dagang yang
bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat
diramalkan sehingga risiko adalah dengan pengembangan internal. Misalnya,
perusahaan/usaha dagang angkutan memperbanyak jumlah truknya satu
perusahaan/usaha dagang merger dengan perusahaan/usaha dagang asuransi
mengombinasikan risiko murni dengan jalan menangunng risiko sejumlah
besar orang atau perusahaan/usaha dagang
e) Memindahkan risiko. Dapat dilakukan dengan cara pertama, harta milik atau
kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan kepada pihak lain, baik
dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan berbagai transaksi atau
kontrak. Contohnya perusahaan/usaha dagang yang menjual gedungnya, maka
dengan sendirinya telah memindahkan risiko yang berhubungan pemilikan
Gedung itu kepada pemilik baru
f) Menanggung risiko sendiri. Pada dasarnya adalah melakukan asuransi sendiri.
Hal ini dilakukan karena adanya anggapan bahwa kemungkinan risiko tersebut
terjadi sangat kecil walaupun terjjadi maka kerugian finansial yang disertai
tidak berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan. Alasan lain untuk
menanggung risiko sendiri adalah untuk menghimpun dana atau tidak
tersedianya cukup dana untuk membayar premi asuransi.
Ada dua pendekatan dasar pengendalian risiko, yaitu:
 Pengendalian risiko
 Pembiayaan risiko
BAB 3
RANGKUMAN MATERI
Risiko adalah manifestasi atau perwujudan potensi bahaya yang mengakibatkan
kemungkinan kerugian menjadi lebih besar. Tergantung dari cara pengelolaannya, tingkat
resiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai ke tahap yang paling
berat atau tinggi. Melalui analisis dan evaluasi semua potensi bahaya dan resiko, diupayakan
tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana atau kerugian lainnya.
Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses, mengidentifikasi, mengukur,
dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk mengolah risiko tersebut. Dalam
hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode dan Teknik yang membantu
manajer proyek memaksimumkan probabilitas dann konsekuensi dari event positif dan
meminimalisasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.
Metode HIRARC adalah metode yang terdiri dari identifikasi bahaya (hazard identification),
penilaian risiko (risk assessment), dan pengendalian risiko (risk control). Potensi penurunan
yang dapat terjadi juga perlu dibuat setelah membuat pengendalian risiko. Potensi penurunan
dibuat sebagai acuan atau target dari pengendalian yang diterapkan. HIRARC dimulai dari
menentukan jenis kegiatan kerja yang kemudian diidentifikasikan sumber bahayanya
sehingga didapatkan risikonya, kemudian akan dilakukan penilaian risiko yang terdapat pada
setiap jenis pekerjaan
Upaya untuk pengendalian risiko antara lain:

 Menghindari risiko
 Mengendalikan kerugian
 Pemisahan
 Kombinasi atau poling
 Menanggung risiko sendiri
 Memindahkan risiko

PERTANYAAN/EVALUASI
1. Apa yang dimaksud dengan risiko?
2. Apa manfaat pengendalian risiko dalam manajemen risiko?
3. Sebutkan dan jelaskan istilah terminologi dalam mempermudah pelaksanaan
HAZOP?
4. Jelaskan bagaimana mengendalikan kerugian dalam upaya pengendalian risiko!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode HIRAC?
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.).

Asiyanto. (2009). Manajemen Risiko untuk Kontraktor. Jakarta: Pradya.

Marginingsih, R. (2017). Penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan analisa rasio keuangan
pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Jurnal Humaniora Universitas Bina Sarana
Informatika, Vol. 17.

Ramli, S. (2010). Pedoman praktis manajemen bencana (sisaster management). Kalimantan Tengah:
Dian Rakyat.

GLOSARIUM

Ergonomi Ilmu yang mempelajari interaksi kompleks antara aspek


pekerjaan yang meliputi peralatan kerja, tatacara kerja, proses
atau system kerja dan lingkungan kerja dengan kondisi fisik,
fisiologis dan psikis manusia / karyawan untuk menyesuaikan
aspek pekerjaan dengan kondisi pekerjaab, sehingga karyawan
dapat bekerja denga naman, nyaman, efisien, dan lebih
produktif
Exposure Atensi yang didapatkan oleh perusahaan atau brand dari
informasi yang tersebar di dunia
Hirerarki Suatu susunan hal di mana hal-hal tersebut dikemukakan
sebagai berada di “atas”, “bawah”, atau “pada tingkat yang
sama” dengan yang lainnya.
Kans Peluang atau kesempatan
Merger Penggabungan dua atau lebih perusahaan yang me-merger
mengambil alih semua asset dan kewajiban perusahaan yang
me-merger
Poling Pengambilan suaranya bisa melalui telepon, internet, atau
media lain
Probabilitas Peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran
tentang kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu
peristiwa (event) yang akan terjadi di masa mendatang
Severity rate Tingkat keparahan kecelakaan adalah perhitungan dimana
perhitungan di mana jumlah total hari pekerja yang hilang
dibagi dengan jumlah kecelakaan yang recordable

Anda mungkin juga menyukai