Anda di halaman 1dari 5

Peranan Audit Investigasi Dalam Mendeteksi Tindakan Korupsi Dan Pengadaan Barang

Dan Jasa

The Role of Investigative Audit in Detecting Corruption and Procurement of Goods and
Services

Muhamad Alif Aulia Rochman


202010300167
Dina Dwi Oktavia Rini, SE., MSA
709107801

LAPORAN AUDIT INVESTIGASI 2023

Program Studi Akuntansi


Fakultas Bisnis, Hukum & Ilmu Sosial
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Juni,
2023
Peranan Audit Investigasi Dalam Mendeteksi Tindakan Korupsi Dan Pengadaan Barang
Dan Jasa
Muhamad Alif Aulia R1
Program Studi Akuntansi , Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial, Universias Muhammadiyah Sidoarjo
Email: alifrock544@gmail.com

Abstrak, Audit investigasi adalah metode untuk mengumpulkan data dan menjalankan pengujian atas
kejadian penipuan dan ketidakberesan yang mungkin merupakan indikasi dan terbukti berbahaya
bagi bisnis untuk mendukung proses hukum dan tindakan perbaikan manajemen. karena masih
banyak penipuan manajemen keuangan, seperti korupsi, di Indonesia. Menentukan peran audit
investigatif dalam tindak pidana korupsi dan pengadaan barang dan jasa merupakan tujuan dari
penelitian ini. Penelitian kualitatif digunakan dalam metodologi penelitian ini. Temuan analisis
tersebut menunjukkan bahwa audit investigatif mampu mendeteksi tindakan korupsi dan pembelian
barang dan jasa .

Kata Kunci : Audit Investigasi Dalam Mendeteksi Tindakan Korupsi Dan Pengadaan Barang Dan Jasa

Abstact, An investigative audit is a method of gathering data and conducting tests on incidents of fraud and
irregularities that may be indicative of and may prove harmful to the business in order to support legal
process and management remedial action. because there are still many financial management frauds,
such as corruption, in Indonesia. Determining the role of investigative audit in corruption and
procurement of goods and services is the aim of this research. Qualitative research is used in this
research methodology. The findings of the analysis show that investigative audits are capable of
detecting acts of corruption and purchases of goods and services.

Keywords : Investigative Audit in Detecting Corruption and Procurement of Goods and Services

BAB I

PENDAHULUAN
Karena ekspansi sektor bisnis yang semakin pesat, para pelaku bisnis harus terus bersaing agar
perusahaannya tetap dikenal publik. Informasi utama yang menjadi perhatian pengguna informasi adalah
pelaporan keuangan. Alhasil, laporan keuangan dapat memberikan informasi yang akurat, dan tidak boleh
mengandung kesalahan atau mengungkapkan fakta penting lainnya sehingga keberadaannya dapat dipercaya.
Ada dua kategori kecerobohan atau kesalahan dalam akuntansi: kesalahan dan korupsi. Sementara
korupsi didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagai perbuatan melawan hukum yang
dilakukan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri dengan mengorbankan keuangan negara atau
perekonomian nasional, kesalahan adalah kesalahan yang biasanya mengandung unsur kebetulan dan biasanya
tidak ada buktinya. yang menguntungkan pihak tertentu. Korupsi merupakan masalah global yang ada dimana-
mana, termasuk Indonesia yang sudah lama menjadi masalah. Penyalahgunaan wewenang, insiden suap atau
gratifikasi, pungutan liar, memberikan uang pelicin untuk proyek tertentu sebagai bagian dari kolusi dan
nepotisme, penyalahgunaan aset dan uang tunai, atau penganggaran untuk pemerintah daerah dan negara bagian
adalah contoh perilaku korupsi yang sering terjadi. Korupsi (kecurangan) berdampak baik pada Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah, dan terjadi hampir di setiap wilayah Indonesia, mulai dari kejadian kecil hingga
kejadian yang cukup pelik. Menurut statistik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ada hingga 10 kabupaten
atau tempat yang paling banyak terjadi korupsi antara tahun 2004 dan 2019.
Perencanaan, persiapan, dan pengadaan seringkali merupakan langkah pertama dalam proses pengadaan
barang atau jasa. (Pemilihan penyedia), melaksanakan kontrak, dan mentransfer barang atau jasa. Aktivitas
internal melibatkan identifikasi kebutuhan, melakukan riset pasar, memilih pemasok, mendapatkan penawaran,
menilai penyedia, memilih pemenang, dan melaksanakan kontrak dan penyerahan. (Febriani 2021). Menurut
(Kuntadi, Isnaini, and Pramukty 2022) Audit investigasi adalah aktivitas proses untuk mengumpulkan data dan
melakukan investigasi terhadap kasus penipuan, potensi penyimpangan yang terbukti merugikan bisnis, dan lokasi
untuk dukungan litigasi dan tindakan perbaikan manajemen. Menggunakan teknik dan pendekatan dalam
investigasi dan investigasi penipuan, audit investigasi adalah jenis pemeriksaan yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengungkapkan penipuan. (Kristanti and Kuntadi 2022).

BAB II
Kajian Teori
Audit Investigasi
Menurut (Achyarsyah and Rani 2018) ,audit investigasi merupakan metode pendekatan, atau metode
yang biasanya digunakan dalam melacak atau melacak kesalahan, untuk mengidentifikasi dan mengungkap
penipuan atau kesalahan.
Jika terdapat dasar yang kuat untuk melakukan penyelidikan, audit investigatif dapat dilakukan (Arifina and
Adinugraha 2022). Menurut KH Spencer Pickett dan Jennifer Pickett (Makhmuro and Nurcahya 2023), terdapat
standar audit investigatif untuk melakukan investigasi kecurangan. Standar tersebut adalah sebagai berikut:
a) Semua pemeriksaan diselesaikan sesuai dengan standar yang berlaku;
b) Semua hasil pemeriksaan harus dikumpulkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c) Semua berkas harus terjamin keamanannya;
d) Mematuhi peraturan yang ada;
e) Ada bukti kuat (minimal 2 alat bukti);
F) Memiliki keterampilan yang diperlukan untuk pemeriksaan yang dilakukan;
g) Wajib mencatat setiap tindakan yang dilakukan.
Menurut (Makhmuro and Nurcahya 2023), tujuan audit investigatif adalah untuk menemukan dan mengungkap
penipuan atau aktivitas kriminal lainnya. Akibatnya, pendekatan, prosedur, dan teknik yang digunakan dalam
audit investigatif agak berbeda dengan yang digunakan dalam audit keuangan, audit kinerja, atau audit dengan
tujuan khusus lainnya.

Korupsi
Kata latin corruptio atau corruptus yang memiliki beberapa arti antara lain perbuatan atau penghancuran,
dari sinilah asal kata korupsi. Selain korupsi menurut (Toeweh 2022), definisi korupsi lainnya adalah kebusukan,
keburukan, kebobrokan, ketidakjujuran, penyuapan, asusila, penyimpangan dari kesucian, dan ucapan atau ucapan
yang menyinggung atau memfitnah. Istilah corruptio diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai corruptio dan
menjadi corruptie dalam bahasa Belanda, yang kemudian diterjemahkan menjadi corruption dalam bahasa
Indonesia. Korupsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pencurian atau penyalahgunaan dana
masyarakat (oleh badan usaha, yayasan, dan lain-lain) untuk kepentingan sendiri atau kepentingan orang lain.
Bank Pembangunan Asia (ADB) mendefinisikan korupsi sebagai tindakan termasuk aktivitas yang tidak pantas
dan ilegal oleh personel sektor publik dan swasta dengan tujuan memperkaya individu dan orang-orang terdekat
mereka. Menurut perspektif ADB, orang-orang ini juga membujuk orang lain untuk melakukan kejahatan serupa
dengan menyalahgunakan kekuasaan mereka. Menurut Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999, seseorang yang
menyalahgunakan kekuasaan, akses, atau sumber dayanya karena jabatan atau kedudukannya yang berpotensi
merugikan keuangan negara atau perekonomian bangsa dianggap melakukan korupsi.

Pengadaan Barang dan Jasa


Anggaran negara sebagian besar bocor melalui pengadaan barang-barang yang memungkinkan terjadinya
inkonsistensi berupa korupsi dan kolusi.(Francesco and Hastuti 2022). Sejumlah produk, bahan, dan jasa
digunakan dalam pengadaan barang dan jasa. Organisasi biasanya mengkategorikan berbagai jenis produk dan
layanan berdasarkan sifatnya, persyaratan penanganan, pelaksanaan kegiatan layanan, dan kompetensi manajemen
yang diperlukan untuk mengelola pengadaan barang dan jasa. Klasifikasi jenis pengadaan sering dilakukan
berdasarkan seberapa sebanding pasokan, konsumen, permintaan, dan pemasok. Misalnya, pembelian pulpen,
kertas, tempat duduk, dan mobil dapat dikategorikan sebagai kategori produk, tetapi pembelian jasa konstruksi
seperti pembangunan gedung dan jembatan termasuk dalam kategori sebelumnya. (Febriani 2021). Pengadaan
barang dan jasa tersebut di atas dapat dilakukan dengan dua cara: mandiri atau bersama-sama dengan integrasi,
yang mencakup pembelian barang, jasa lain, dan pekerjaan bangunan sekaligus. (Febriani 2021).

Penelitian Terdahulu
1. (Prasetiyo et al. 2023)
Dalam penelitiannya, “Integrasi Penerapan Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif dalam Mendeteksi
Kecurangan: Studi Literatur”, Yudhi Prasetiyo, Diky Paramitha, Etik Ipda Riyani, dan Faizul Mubaro berusaha
untuk mengetahui kontribusi akuntansi forensik dan audit investigatif terhadap identifikasi dan deteksi
penipuan. Pendekatan literature review digunakan untuk melakukan penelitian secara eksploratif dan
observasional. Pendekatan literature review digunakan untuk melakukan penelitian secara eksploratif dan
observasional. Menurut temuan penelitian, akuntansi forensik dan audit investigasi bekerja sama untuk
berhasil menemukan kecurangan.
2. (Sakinah, Kurniawan, and Furqon n.d.)
Tujuan penelitian Nur Shihatus Sakinah, Pratomo Cahyo Kurniawan, Imahda Khoiri Furqon, dan Ina
Mutmainah, Peran Akuntan Forensik dan Teknik Audit Investigatif dalam Pengungkapan Fraud di Indonesia,
adalah untuk mengetahui bagaimana kontribusi kedua profesi tersebut terhadap pengungkapan penipuan di
Indonesia.Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data.
Temuan studi menunjukkan bahwa ketika kecurangan terungkap di Indonesia, fungsi akuntan forensik lebih
penting di sektor publik daripada di sektor swasta. Ini karena sebagian besar masalah yang dihadapi sektor
swasta ditangani di luar sistem hukum. Melakukan audit investigatif terhadap kegiatan kriminal merupakan
salah satu metode yang digunakan oleh akuntansi forensik untuk menemukan kejadian penipuan di suatu
organisasi atau instansi.
3. (Anggraini, Triharyati, and Novita 2019)
Akuntansi forensik dan audit investigatif digunakan untuk menguji pengungkapan kecurangan dalam
penelitian Dewi Anggraini, Eri Triharyati, dan Helen Anggia Novita dengan judul “Akuntansi Forensik dan
Audit Investigatif dalam Pengungkapan Kecurangan”. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif, dan dilakukan dengan metode analitik dengan menggunakan akuntansi forensik dan audit
investigatif. Temuan studi observasional menunjukkan bahwa akuntansi forensik mengkaji isu-isu dalam hal
akuntansi dan akan berdampak pada siapa yang ditanya terlebih dahulu atau dokumen apa yang perlu
dikumpulkan terlebih dahulu. Selain itu, auditor dapat, dengan izin, menggunakan metode dan taktik yang
sering digunakan dalam pemeriksaan dan pemeriksaan kejahatan, seperti pengintaian dan penggeledahan.

BAB III
Metode Peneltian
Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data. Sedangkan
penelitian kualitatif digambarkan sebagai penyelidikan terhadap sifat interaksi, pengejaran, keadaan, atau berbagai
jenis bahan. Untuk mengumpulkan informasi dan data untuk penelitian ini, literatur yang ada ditinjau dan dicari.

Daftar Pustaka

Achyarsyah, Padri, and Mirantika Rani. 2018. “Pengaruh Akuntansi Forensik Dan Audit
Investigatif Terhadap Pengungkapan Kecurangan Pelaporan Keuangan.” Jurnal
manajemen/akuntansi 5(2): 1–27.
Anggraini, Dewi, Eri Triharyati, and Helen Anggia Novita. 2019. “Akuntansi Forensik Dan
Audit Investigatif Dalam Pengungkapan Fraud.” Journal of Economic, Bussines and
Accounting (COSTING) 2(2): 372–80.
Arifina, Maulida, and Hendri Hermawan Adinugraha. 2022. “Analisis Kinerja Ekspor
Terhadap Pemulihan Ekonomi Indonesia.” Ekopem: Jurnal Ekonomi Pembangunan 4(3):
21–30.
Febriani, Yosi. 2021. “Modul Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa (PBJP) Tingkat DasarMateri
1 - Ketentuan Umum PBJP- Versi 4.” : 20.
https://virtual-library.lkpp.go.id/id/eprint/23/1/Materi 1 - Ketentuan Umum - Versi 4.pdf.
Francesco, Immanuel Milenius, and Hastuti Hastuti. 2022. “Pengaruh Penerapan E-
Procurement Dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Terhadap Pencegahan
Fraud Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Survei Pada Pejabat Pengadaan Di Kota
Cimahi).” Indonesian Accounting Research Journal 2(3): 237–43.
Kristanti, Oktavilia, and Cris Kuntadi. 2022. “Literature Review: Pengaruh Audit Forensik,
Audit Investigatif, Dan Kompetensi Auditor Terhadap Pengungkapan Fraud.” SENTRI:
Jurnal Riset Ilmiah 1(3): 840–48.
Kuntadi, Cris, Rachma Syah Fitri Isnaini, and Rachmat Pramukty. 2022. “Pengaruh
Akuntansi Forensik, Audit Investigatif, Independensi, Dan Skeptisme Profesional
Terhadap Pengungkapan Fraud.” SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah 2(1): 250–59.
Makhmuro, Amin, and Yulida Army Nurcahya. 2023. “Literature Review of Audit Investigation
Role and Whistleblowing System in Efforts To Fraud Disclosure.” Jurnal Transpublika
2(2): 360–65.
Prasetiyo, Yudhi, Diky Paramitha, Etik Ipda Riyani, and Faizul Mubarok. 2023. “Integrasi
Penerapan Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif Dalam Mendeteksi Fraud : Studi
Literatur.” 8(1): 16–29.
Sakinah, Nur Shihatus, Pratomo Cahyo Kurniawan, and Imahda Khoiri Furqon. “Peran
Akuntan Forensik Dan Teknik Audit Investigatif Dalam Pengungkapan Fraud Di
Indonesia.” 2(1): 82–88.
Bobby Hartadhy Toeweh. 2022. “Literature Review: Akuntansi Forensik Untuk Deteksi
Korupsi.” Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen 2(2): 135–46.

Anda mungkin juga menyukai